Volume 1, Nomor 2, (2021) pp. 112-124 ISSN : 2798-351X (Online) http://journal2.um.ac.id/index.php/promotif
Edukasi pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual berbasis media Booklet wilayah kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
Windi Chusniah Rachmawati¹*, Suci Puspita Ratih², Zubaidah Wahyuni³, Fina Adibatul Hasanah Harra4
¹ Universitas Negeri Malang, Indonesia, email: [email protected]
2Universitas Negeri Malang, Indonesia, email: [email protected]
3Universitas Negeri Malang, Indonesia, email: -
4Universitas Negeri Malang, Indonesia, email: -
*Koresponden penulis
Info Artikel Abstract
Diajukan: 7 September 2021
Diterima: 10 November 2021
Diterbitkan: 30 Desember 2021
Keywords:
Booklet; education; sexual violence; knowledge.
Kata Kunci:
Booklet; edukasi; kekerasan seksual; pengetahuan.
Sexual violence that is increasingly prevalent nowadays is quite the spotlight. Where in the city of Malang experienced an increase in cases of sexual violence against housewives (IRT) almost 3 times. So that preventive efforts are made by providing education to related groups. This research is a type of Research and Development (R&D) with a one group pre-test post-test design. The media developed was in the form of printed media for sexual violence prevention Booklets based on the results of the media assessment that had been carried out. The assessment given by the target related to the media shows positive things which in terms of appearance and content aspects have a range of values from good to very good. This means that booklets are worthy of being used as educational media. On the other hand, the target also received a pre-test and post-test where the results showed an average change after the target was given an intervention in the form of education and reading print media.
Abstrak
Kekerasan seksual yang semakin marak terjadi saat ini cukup menjadi sorotan. Dimana di Kota Malang mengalami peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap Ibu Rumah Tangga (IRT) hampir 3 kali lipat, sehingga dilakukan upaya preventif dengan memberikan edukasi terhadap kelompok terkait.Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengusung metode Research and Development (R&D) dengan desain one group pre-test post-test. Media yang dikembangkan berupa media cetak Booklet penanggulangan kekerasan seksual berdasarkan hasil media assesment yang telah dilakukan.
Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode sosialisasi terkait dengan kekerasan seksual terhadap Ibu Rumah Tangga (IRT).
Kegiatan ini membuahkan hasil positif dimana terdapat peningkatan pengetahuan ditinjau dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan.
PENDAHULUAN
Kekerasan seksual merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan oleh tingginya angka kekerasan yang terjadi khususnya terhadap perempuan. Kekerasan seksual
kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
sendiri didefinisikan sebagai kekerasan berbasis gender baik pada ruang publik/domestik yang diakibatkan adanya ketimpangan kekuasaan antara laki- laki dan perempuan disertai dengan tindakan ancaman, penaniayaan, hingga pemaksaan (Susiana, 2012). Berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Kekerasan terhadap Perempuan yang dikeluarkan oleh Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) tahun 2019 diketahui bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat dari sejak tahun 2016 (Tahunan &
Perempuan, 2019). Data dari CATAHU juga menemukan kelompok yang paling banyak mengalami kekerasan seksual adalah ibu rumah tangga (IRT). Tiga tahun berturut-turut IRT menduduki peringkat pertama sebagai kelompok korban kasus kekerasan seksual. CATAHU 2019 mencatat setidaknya sebanyak 5.114 IRT mengalami kekerasan seksual yang mana pada tahun tersebut merupakan kasus kekerasan dengan persentase tertinggi daripada kasus lainnya (Tahunan & Perempuan, 2019). Tahun 2020 ditemukan kasus kekerasan ranah domestik sebanyak 3.770 kasus dengan 4.824 IRT menjadi korban kekerasan seksual (Perempuan, 2020). Jawa Timur juga tidak luput dari sorotan Komnas Perempuan, diketahui bahwa tahun 2018 termasuk dalam provinsi dengan peringkat ketiga kasus kekerasan tertinggi di Indonesia (Tahunan & Perempuan, 2019). Salah satu kota yang juga mengalami peningkatan kasus kekerasan seksual adalah Kota Malang. Data yang dihimpun oleh Woman Criris Center (WCC) Dian Mutiara Kota Malang melalui Forum Pengada Layanan (FPL) menemukan sebanyak 10 kasus kekerasan seksual pada IRT tahun 2019 dan 23 kasus tahun 2020 (Forum Pengada Layanan, 2020). Hal ini menandakan bahwa kasus kekerasan terhadap istri di Kota Malang meningkat hampir 3 kali lipat. Tingginya angka kekerasan seksual juga diakibatkan stigma bahwa permasalahan keluarga tabu untuk dibicarakan kepada orang lain sehingga permasalahan akan sulit ditangani tanpa adanya kesadaran dari korban (Tursilarini, 2017).
Beberapa kalangan menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kondisi darurat kekerasan seksual. Pelaporan yang dilakukan oleh korban tidak sebanding dengan banyaknya kasus sebenarnya yang terjadi di lapangan, atau kerap disebut dengan iceberg phenomena. Namun dibalik tingginya angka yang terlapor, Komnas Perempuan memaknai bahwa sudah banyak korban yang berani untuk speak-up. Dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual juga cukup menghawatirkan. Korban perempuan akan mengalami efek psikologis (pemaksaan hubungan seksual, penganiayaan seksual, dll) yang lebih berat daripada efek yang ditimbulkan dari kekerasan fisik, adapun reaksi jangka panjang yang ditimbulkan dapat berupa kecemasan, perasaan takut, hingga was-was yang dapat terjadi selama 2 bulan pasca
kejadian (Fu’ady, 2011; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2020; Rahiem, Sayuti, & Rahim, 2018).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir angka kejadian kekerasan seksual adalah dengan memberikan edukasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan membekali sasaran terkait dengan kekerasan seksual agar dapat melakukan tindakan yang tepat dan aman ketika harus dihadapkan dengan situasi tersebut. Pemilihan metode dalam edukasi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, karena akan berdampak pada efektifitas peningkatan pengetahuan sasaran (Johariyah, Johariyah, & Mariati, 2018).
Penyampaian informasi juga dapat menggunakan berbagai macam media.
Media adalah alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan informasi secara baik kepada sasaran (Agustin & Kurniawan, 2021; Aidiansyah, Wiguno, Kurniawan, & Mu’arifin, 2021). Pendidikan kesehatan yang memanfaatkan adanya media sebagai alat bantu akan lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan sasaran daripada metode ceramah tanpa media (Kusumawati, Yuli & Zulaekah, 2021). Media yang sering digunakan dalam edukasi salah satunya adalah media cetak Booklet. Booklet merupakan media berbentuk buku yang terdiri atas tulisan dan gambar dengan ukuran 21 cm x 14,8 cm (Klarisya, Lara, 2019; Puspitaningrum & Wanodya, 2017). Berdasarkan media assessment yang telah dilakukan, pengabdian masyarakat ini mengembangkan media cetak berupa Booklet sebagai alat bantu edukasi kekerasan seksual terhadap IRT di wilayah kerja WCC Dian Mutiara Kota Malang, mengingat tingginya angka kekerasan seksual.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini didahului oleh proses FGD dengan konselor WCC Dian Mutiara untuk membahas permasalahan yang terjadi berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas. Terdapat beberapa permasalahan, pertama adalah masih banyaknya korban kekerasan rumah tangga berupa kekerasan fisik, kedua adalah kekerasan rumah tangga tidak hanya berupa fisik yaitu kekerasan seksual yang tidak hanya dialami oleh istri bahkan oleh anggota keluarga lain, ketiga adalah pelecehan seksual yang terjadi di kalangan perempuan dan anak-anak. Pemilihan prioritas masalah dengan metode skoring terhadap 3 masalah diatas. Hasil skoring didapatkan dengan skor yang paling tinggi berdasarkan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah permasalahan kekerasan seksual terhadap perempuan. Setelah ditemukannya prioritas masalah, tim pengabdian masyarakat melakukan analisis kebutuhan media yang dapat digunakan sebagai media pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual pada
kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
perempuan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan media, pihak WCC masih belum memiliki media cetak sebagai media edukasinya, sehingga tim pengabdian masyarakat menyusun media promosi Kesehatan dengan menggunakan metode research and development (R&D) yang mengusung desain uji coba one group pre-test post-test.
Pelaksanaan dari pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi 4 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, analisis data, dan pembuatan laporan akhir.
Kegiatan yang dilakukan tahap persiapan yaitu perijinan kepada kepala wilayah tempat pengabdian masyarakat, mempersiapkan media cetak Booklet, hingga kuesioner yang akan dibagikan kepada sasaran. Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan berisi pembagian media cetak Booklet yang sebelumnya sasaran dihimbau untuk mengisi kuesioner terkait dengan pre-test serta penilaian media. Setelah pengisian penilaian media dan pre-tests, dilakukan edukasi kemudian sasaran dapat mengisi kuesioner post-test. Tahap ketiga yang dilakukan merupakan analisis data dimana data yang dihasilkan berupa penilaian sasaran terhadap media dan pre-test post-test guna melihat perubahan pengetahuan sasaran setelah dilakukan edukasi serta membaca media. Beranjak pada tahap akhir dari pengabdian masyarakat ini yaitu penulisan laporan akhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dalam pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi beberapa aspek yaitu analisis kebutuhan media (media assesment), penilaian media, dan pre- test post-test sasaran, serta yang terakhir kegiatan edukasi. Adapun hasil dari pengabdian masyarakat ini akan dijabarkan melalui tabel dan diagram dibawah ini.
Media Assesment
Media assessment dilakukan guna mengetahui media apakah yang pernah diterima sasaran dan dibutuhkan sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Media assessment dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan terhadap 20 orang sasaran. Adapun hasilnya ditampilkan melalui tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Media Assesment (Media yang Pernah Didapatkan)
Pertanyaan Jawaban Persentase
Pernah mendapatkan media Ya 40%
Tidak 60%
Media yang didapatkan Booklet 5%
Leaflet 20%
Flyer 25%
Flipchart 5%
Pertanyaan Jawaban Persentase
Rubrik 5%
Foto 0%
Poster 40%
Tingkat kemudahan akses media
Mudah 65%
Sulit 35%
Tingkat informatif media Tidak Informatif 0%
Cukup Informatif 75%
Informatif 25%
Sangat Informatif 0%
Tulisan dalam media Tidak terbaca jelas 10%
Cukup terbaca jelas 50%
Terbaca jelas 40%
Sangat terbaca jelas 0%
Gambar dalam media Tidak jelas 5%
Cukup jelas 90%
Jelas 5%
Sangat jelas 0%
Kombinasi warna Monoton 15%
Bervariasi 85%
Ukuran huruf Terlalu kecil 5%
Terlalu besar 0%
Sudah sesuai 95%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil dari media assessment pada aspek media yang pernah didapatkan diketahui bahwa sebanyak 60% dari sasaran pernah menerima media cetak terkait kekerasan seksual. Adapun media yang diterima paling banyak adalah poster (40%). Spesifikasi media yang diterima memiliki tingkat keinformtifan yang cukup (75%), tulisan terbaca dengan cukup jelas (50%), gambar yang disajikan cukup jelas (90%) dengan gambar yang bervariasi (85%), serta ukuran huruf yang standar (95%). Aspek lain yang dinilai pada media assessment adalah media yang diinginkan pada masa mendatang guna edukasi mengenai kekerasan seksual yang dipapakan melalui tabel 2.
Tabel 2. Media Assesment (Media yang Diinginkan)
Pertanyaan Jawaban Persentase
Media yang diinginkan Booklet 80%
Poster 15%
Leaflet 5%
Flyer 0%
Gambar dalam media Nyata 40%
Ilustrasi 60%
Lanjutan Tabel 1. Media Assesment…
kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
Pertanyaan Jawaban Persentase
Ukuran huruf Kecil 5%
Besar 10%
Standar 85%
Kombinasi warna Monoton 0%
Bervariasi 100%
Informasi dalam media Panjang dan jelas 0%
Singkat dan padat 0%
Singkat, padat, dan jelas 100%
Halaman media Banyak dan tebal 0%
Tipis dan mudah dibawa 100%
Tebal dan mudah dibawa 0%
Bahasa Indonesia 95%
Lokal 5%
Jawa 0%
Sumber: Data Primer
Media assessment yang dilakukan terhadap sasaran mendapatkan hasil bahwa sebanyak 80% memilih Booklet sebagai media yang diinginkan pada masa mendatang guna edukasi kekerasan seksual. Spesifikasi yang diinginkan yaitu disertai gambar ilustrasi (60%) dengan kombinasi warna variatif (100%).
Ukuran huruf yang dipilih adalah standar (85%) dimana media ini diharapkan memiliki informasi yang singkat, padat, dan jelas (100%), halaman yang tipis dan mudah dibawa (100%) serta berbahasa Indonesia (95%).
Penilaian Media
Sebelum adanya edukasi terkait kekerasan seksual, pada pengabdian masyarakat ini sasaran akan diberikan kuesioner penilaian media. Penilaian berdasarkan atas tampilan dan isi (materi) media. Tabel 3 dan 4 akan memaparkan hasil dari penilaian sasaran atas media.
Tabel 3. Penilaian Tampilan Media
Aspek Indikator
Jawaban Sangat
tidak baik
Tidak
baik Baik Sangat baik Ukuran
Booklet Ukuran Booklet sesuai 0 0 2 18
Desain cover Booklet
Warna variatif 0 0 20 0
Huruf yang digunakan
menarik, tidak banyak 0 0 17 3
Lanjutan Tabel 2. Media Assesment…
Aspek Indikator
Jawaban Sangat
tidak baik
Tidak
baik Baik Sangat baik kombinasi huruf, dan mudah
dibaca
Ilustrasi isi Gambar dan warna yang
disajikan jelas dan menarik 0 0 15 5
Gambar dan materi sesuai 0 0 20 0
Desain isi Booklet
Tidak terlalu banyak
menggunakan jenis huruf 0 0 18 2
Jenis huruf yang digunakan
sederhana 0 0 2 18
Kualitas Booklet
Bahan isi Booklet tidak mudah sobek dan pencetakan baik
0 0 0 20
Sumber: Data Primer
Penilaian media dari segi tampilan mendapatkan respon positif dari sasaran. Dimana dapat dilihat bahwa dari 5 aspek dan 8 indikator mendapatkan nilai pada kategori baik dan sangat baik. Bahkan pada beberapa aspek mendapatkan nilai yang sangat baik. Hal ini menandakan bahwa media yang dikembangkan telah layak dari segi tampilannya.
Tabel 4. Penilaian Tampilan Materi
Aspek Indikator
Jawaban Sangat
tidak baik
Tidak
baik Baik
Sang at baik Kualitas isi Materi mudah dipahami 0 0 16 4 Kualitas
penyajian
Penyajian materi runtut
dan logis (masuk akal) 0 0 17 3
Penyajian gambar
menarik dan berwarna 0 0 20 0
Kualitas kebahasaaan
Penggunaan kalimat dalam Booklet sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
0 0 12 8
Bahasa yang
digunakan sederhana, lugas, dan mudah dipahami sasaran
0 0 13 7
Lanjutan Tabel 3. Penilaian…
kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
Aspek Indikator
Jawaban Sangat
tidak baik
Tidak
baik Baik
Sang at baik Kalimat yang
digunakan dalam materi mudah dipahami
0 0 18 2
Sumber: Data Primer
Materi dalam media juga mendapatkan penilaian yang baik dari sasaran.
Ditandai dengan hasil penilaian yang berkisar antara jawaban baik dan sangat baik. Bahkan mayoritas sasaran memberikan penilaian yang baik terhadap 3 aspek dengan 6 indikator penilaian segi materi pada media. Hal ini bermakna bahwa media telah secara baik menampilkan materi yang mudah dipahami oleh sasaran.
Peningkatan Pengetahuan
Guna mengetahui peningkatan pengetahuan dari sasaran, digunakan metode pre-test post-test. Dimana pre-test digunakan untuk melihat gambaran pengetahuan awal yang dimiliki sasaran. Post-test untuk melihat peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi. Adapun hasil rata-rata guna melihat peningkatan pengetahuan sasaran akan dijabarkan melalui tabel 5.
Tabel 5. Penilaian Pengetahuan (Rata-Rata) Rata-Rata
(n=20)
Rata-rata nilai keseluruhan
Skor peningkatan keseluruhan
Pre-test 41
61% 55
Post-test 68 Sumber: Data Primer
Berdasarkan nilai pre-test dan post-test diketahui bahwa masing- masing rata-rata adalah 41 dan 68. Dengan rata-rata nilai keseluruhan 61%.
Hal ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dari sasaran setelah diberikan edukasi dan media berupa booklet mengenai kekerasan seksual. Adapun skor peningkatan secara keseluruhan yang dicapai sebesar 55. Maknanya terdapat perubahan pengetahuan yang cukup signifikan pada sasaran setelah diberikan intervensi berupa edukasi dan media cetak Booklet.
Sehubungan dengan perbedaan prosentase jawaban antara pre-test dan post-test dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sasaran tentang pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual pada perempuan. Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk promosi kesehatan yang sederhana dan dapat mencakup sasaran yang luas. Pendidikan
Lanjutan Tabel 4. Penilaian…
kesehatan memberikan dan meningkatkan pengetahuan yang selanjutnya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu langkah untuk meningkatan pengetahuan dan pemahaman kekerasan seksual pada sasaran dapat dilakukan dengan promosi Kesehatan yang bersifat pencegahan dan anjuran. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan bantuan media sebagai alat bantu promotor kesehatan dalam menyampaikan berbagai macam informasi tentang kesehatan. Media sendiri merupakan bentuk alat bantu guna menyampaikan informasi/materi agar dapat diterima dengan baik oleh sasaran (Agustin &
Kurniawan, 2021; Aidiansyah et al., 2021).
Hasil yang didapatkan dari kegiatan sosialisasi menunjukkan bahwa media promosi kesehatan dapat menjadi salah satu upaya penunjang dalam meningkatkan pengetahuan. Sejalan dengan hasil penelitian dari Triwidiyantari, Setiawati, & Ganiem (2019) yang berjudul “Perbedaan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu Sesudah Mendapatkan Booklet Pendidikan Seksual untuk Anak Usia Dini” didapatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam hal pengetahuan setelah sasaran diberikan media. Lebih lanjut lagi peneliti menegaskan bahwa booklet cocok menjadi media promosi kesehatan karena mampu menyajikan informasi lebih terperinci dibandingkan dengan media lain.
Penelitian lain yang membahas mengenai efektivitas dari penggunaan media Booklet adalah Kusumawati & Zulaekah (2021), peningkatan pengetahuan lebih signifikan terhadap kelompok yang diberikan media berupa booklet daripada kelompok yang tidak diberikan intervensi berupa pemberian media.
Hal ini menunjukkan bahwa media adalah alat bantu yang krusial dalam meningkatkan pemahaman dari sasaran. Diperkuat dengan hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Purnamasari & Rismawati (2018) bahwa media cetak khususnya booklet menjadi salah satu hal yang potensial dalam meningkatkan pengetahuan sebab media tersebut dapat memberikan pemahaman secara lebih detail dan terperinci.
kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
Gambar 1. Cover dan salah satu isi halaman Booklet Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan pada Perempuan
Booklet digunakan sebagai media penyampaian materi dan pesan tentang penanggulangan kekerasan seksual terhadap perempuan. Isi dari Booklet tidak lebih dari 24 lembar, menampilkan tulisan dan gambar mengenai materi kekerasan seksual terhadap perempuan. Materi yang dimuat dalam booklet diantaranya adalah definisi kekerasan seksual, jenis kekerasan seksual, bentuk kekerasan seksual, dampak kekerasan seksual, penanggulangan kekerasan seksual, dan pencegahan kekerasan seksual.
Gaya bahasa, pemilihan kata, dan gambar dalam booklet disesuaikan dengan karakteristik dari sasaran. Booklet dibuat dengan kata-kata yang sopan dan diberikan keterangan tambahan untuk kata-kata yang tidak umum digunakan dalam masyarakat atau istilah-istilah baru. Booklet juga dilengkapi dengan berbagai sumber yang Menyusun, serta gambar yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat baca sasaran.
Sesuai dengan teori kerucut Edgar Dale yang menyusun fungsi alat peraga berdasarkan prinsip pengetahuan pada manusia diterima melalui panca indera dan dipengaruhi oleh intesitas alat peraga yang berbeda. Semakin banyak indera yang digunakan, semakin banyak dan jelas pengetahuan yang diperoleh. Media pendidikan kesehatan diperlukan untuk menumbuhkan minat belajar, membantu sasaran untuk mengerti lebih baik, mengingat dengan baik dan membantu mengatasi kesulitan bahasa. Sehingga dengan diberikannya media booklet yang berwarna warni, penjelasan yang singkat, padat dan jelas dapat meningkatkan pengetahuan sasaran tentang pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual pada perempuan.
Kegiatan Pengabdian masyarakat tentang edukasi pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual adalah sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada kaum perempuan tentang macam-macam kekerasan seksual dan apa yang harus dilakukan ketika menjadi korban.
Kegiatan pengabdian dilakukan dengan carat atap muka dengan menjaga protocol Kesehatan jaga jarak antar peserta. Kegiatan diawali dengan pengisian daftar hadir dan pembagian konsumsi, masker dan seminar kit. Tim mengarahkan pengisian pretest dan dilanjutkan dengan edukasi mengenai kekerasan seksual melalui metode ceramah kelompok besar dengan bantuan media booklet pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual pada perempuan oleh Tim pengabdian masyarakat UM. Materi Edukasi kedua dilanjutkan oleh Konselor WCC Dian Mutiara yang menyampaikan informasi tentang bidang dan layanan WCC Dian Mutiara beserta proses-proses jika perempuan menjadi korban kekerasan seksual dan apa yang harus dilakukan.
Kegiatan edukasi berjalan dengan lancar dan peserta aktif bertanya untuk memperoleh informasi yang lebih.
Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan
KESIMPULAN
Pengabdian masyarakat dengan sasaran perempuan tentang promosi Kesehatan Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual pada Perempuan dapat meningkatkan pengetahuan sasaran. Pada kegiatan pengabdian selanjutnya, tim pelaksana ini melakukan pengembangan booklet yang dilengkapi dengan huruf braile sehingga Booklet ini raham terhadap sasaran berkebutuhan khusus (tuna Netra).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Universitas Negeri Malang yang memberikan dana Hibah untuk pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Terima kasih juga kepada Women Cricis Center (WCC) Dian
kerja Women Crisis Center Dian Mutiara Kota Malang
Mutiara Kota Malang yang telah bersedia menjadi mitra Pengabdian Masyarakat kami. Tak lupa juga kami ucapkan kepada Tim Pengabdian Masyarakat yang telah membantu dan mensukseskan pelaksanaan Pengabdian Masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Agustin, A. N., & Kurniawan, A. W. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Variasi Permainan Senam Lantai Berbasis Aplikasi
Articulate Storyline. 3(6), 369–380.
https://doi.org/10.17977/um062v3i62021p369-380
Aidiansyah, M. R., Wiguno, L. T. H., Kurniawan, A. W., & Mu’arifin, M. (2021).
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bola Voli Berbasis Aplikasi Articulate Storyline. Sport Science and Health, 3(4), 154–166.
https://doi.org/10.17977/um062v3i42021p154-166
Forum Pengada Layanan. Data Kasus [Internet]. 2020. Available from:
https://fpl.or.id/data-kasus/.
Fu'ady, M. A. (2011). Dinamika psikologis kekerasan seksual: Sebuah studi fenomenologi. Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 8(2).
Johariyah, A., & Mariati, T. (2018). Efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan pemberian modul terhadap perubahan pengetahuan remaja. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 4(1), 38-46.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Artikel Pidana: Korban Akibat Tindak Kekerasan Fisik dalam Rumah Tangga
[Internet]. (2020). Available from:
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-pidana/650-korban-akibat- tindak-kekerasan-fisik-dalam-rumah-tangga.html
Klarisya, L., Daningsih, E., & Marlina, R. (2019). Kelayakan Booklet Submateri Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dengan Pengayaan Transpirasi Enam Tanaman Dikotil. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(2).
Kusumawati, Y., & Zulaekah, S. (2021). Booklet sebagai Media Edukasi dalam Meningkatan Pengetahuan Kesehatan Mental Ibu Hamil. Proceeding of The URECOL, 50-58.
Perempuan, K. (2020). Kekerasan meningkat: Kebijakan penghapusan kekerasan seksual untuk membangun ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan. Catahu: Catatan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan, 1-109.
Purnamasari, W. M., Gantini, D., & Rismawati, S. (2018). Upaya Meningkatkan Status Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Melalui Media Booklet Tentang Persiapan Menstruasi (Di Kelurahan Setiaratu Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Prosiding Pengabmas, 1(1), 51-56.
Puspitaningrum, W., Agusyahbana, F., Mawarni, A., & Nugroho, D. (2017).
Pengaruh media Booklet terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri terkait kebersihan dalam menstruasi di Pondok Pesantren Al-Ishlah Demak Triwulan II Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(4), 274-281.
Rahiem, M. D. H., Sayuti, W., & Rahim, H. (2019). Status dan Peran Perempuan pada Suku Besemah: Suatu upaya Mengurangi Tindak Kekerasan terhadap Perempuan melalui Pendidikan Nilai Berbasis Kearifan Lokal.
Kafaah: Journal of Gender Studies, 8(2), 169-182.
Susiana, S. (2012). Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Di Ruang Publik.
Jurnal info singkat kesejahteraan sosial, 4.
Tahunan, C., & Perempuan, T. K. T. (2019). Korban Bersuara, Data Bicara, Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai Wujud Komitmen Negara.
Triwidiyantari, Dyah., Setiawati, Elsa Pudji., dan Ganiem, A. R. (2019).
Perbedaan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu Sesudah Mendapatkan Booklet Pendidikan Seksual untuk Anak Usia Dini.
AWLADY: Jurnal Pendidikan Anak, 5(2), 34–47.
Tursilarini, T. Y. (2020). Dampak Kekerasan Seksual Di Ranah Domestik Terhadap Keberlangsungan Hidup Anak. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, 41(1), 77-92. Available from:
https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/mediainformasi/article/view/11 97