• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMPLING & DISTRIBUSI SAMPLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMPLING & DISTRIBUSI SAMPLING"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)SAMPLING & DISTRIBUSI SAMPLING.

(2) Sampel Vs Populasi populasi  parameter. sampel  statistik.

(3) Populasi dan Sampel  Populasi : totalitas dari semua objek/ individu yg memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti  Sampel : bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yg juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yg dianggap bisa mewakili populasi.

(4) Parameter vs statistik  Parameter : peubah acak yang menjelaskan ciri populasi  Statistik : peubah acak yang menjelaskan ciri sampel.

(5)  Ukuran pemusatan : rataan/mean, median, modus  Ukuran keragaman : variansi, rentangan.

(6) Ukuran pemusatan  Mean.  Median.  Modus.

(7) contoh.

(8) Ukuran keragaman  Sample variance.  Standard deviation.  Range.

(9) Contoh.

(10) Beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi Ukuran/Ciri. Parameter Populasi. Rata-Rata Selisih 2 Rata-rata. Statistik Sampel. µ 1  2 :. nilai mutlak. x x1  x2. : nilai mutlak. Standar Deviasi = Simpangan Baku. σ. S. Varians = Ragam. σ². s². Proporsi. ρ : phi atau p. Selisih 2 proporsi. Distribusi Sampling-Statistika 2. 1  2:. nilai mutlak.  p atau p p1  p2. : nilai mutlak. 10.

(11) DISTRIBUSI SAMPLING  Distribusi Sampling merupakan distribusi teoritis (distribusi kemungkinan) dari semua hasil sampel yang mungkin, dengan ukuran sampel yang tetap n, pada statistik (karakteristik sampel) yang digeneralisasikan ke populasi.  Merupakan jembatan, karena melalui distribusi sampling dapat diketahui karakteristik populasi.

(12) Distribusi sampling suatu statistik bergantung pada :.  Ukuran populasi  Ukuran sampel  cara penarikan sampel.

(13) Penarikan Sampel Acak dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :  Penarikan sampel tanpa pemulihan/tanpa pengembalian : setelah didata, anggota sampel tidak dikembalikan ke dalam ruang sampel.  Penarikan sampel dengan pemulihan : bila setelah didata, anggota sampel dikembalikan ke dalam ruang sampel..

(14) Berdasarkan Ukurannya, maka sampel dibedakan menjadi  Sampel Besar jika ukuran sampel (n) ≥ 30  Sampel Kecil jika ukuran sampel (n) < 30.

(15) Distribusi Penarikan Sampel = Distribusi Sampling  Jumlah Sampel Acak yang dapat ditarik dari suatu populasi adalah sangat banyak.  Nilai setiap Statistik Sampel akan bervariasi/beragam antar sampel.  Suatu statistik dapat dianggap sebagai peubah acak yang besarnya sangat tergantung dari sampel yang kita ambil.  Karena statistik sampel adalah peubah acak maka ia mempunyai distribusi yang kita sebut sebagai : Distribusi peluang statistik sampel = Distribusi Sampling = Distribusi Penarikan Sampel.

(16) DISTRIBUSI SAMPLING  Distribusi dari besaran-besaran statistik seperti rata-rata, simpangan baku, proporsi yg mungkin muncul dr sampel-sampel  1. 2. 3.. Jenis-jenis Distribusi Sampling Distribusi Sampling Rata-rata Distribusi Sampling Proporsi Distribusi Sampling yang Lain.

(17) DISTRIBUSI SAMPLING BAGI MEAN  Populasi : 0, 1, 2, 3  Keempat obsv. tsb menyusun populasi nilainilai sebuah var. Random x yang memiliki dist. Peluang F(x) = ¼ ; x = 0, 1, 2, 3 3.  = E(x) =  x f ( x ) x 0 =(0).(1/4) +...+ (3)(1/4) = 3/2 2 = E[ (X) -  ]2 (0  3 / 2) 2  (1  3 / 2) 2  (2  3 / 2)2  (3  3 / 2) 2 ( x   ) f ( x)  =  4 x 0 3. 2. = 5/4.

(18) Ambil sampel berukuran 2 (dengan pemulihan ). No. Sampel. x. No. Sampel. x. 1 2 3 4 5 6 7 8. 0,0 0,1 0,2 0,3 1,0 1,1 1,2 1,3. 0 0.5 1.0 1.5 0.5 1.0 1.5 2.0. 9 10 11 12 13 14 15 16. 2,0 2,1 2,2 2,3 3,0 3,1 3,2 3,3. 1.0 1.5 2.0 2.5 1.5 2.0 2.5 3.0.

(19) Distribusi sampling bagi x dgn pemulihan. x 0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0. f 1 2 3 4 3 2 1. F(x) 1/16 2/16 3/16 4/16 3/16 2/16 1/16. f(x) 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0. 0.5. 1. 1.5. 2. 2.5. 3.

(20) 3. x = E(x) =  x 0 = (0).(1/16) + (0.5)(2/16)+ …. + (3)(1/16) = 3/2 x =  x f ( x). 3.  x2. 2 ( x   ) f ( x) = E[X - ]2 =  x 0. =(0-3/2)2(1/16)+(0.5-3/2)2(2/16)+..+(3-3/2)2(1/16) =5/8. x2 =2/ n.

(21) Teorema 1 : populasi tak terhingga  Bila semua kemungkinan random sampel berukuran n dengan pemulihan dari suatu populasi terhingga berukuran N yang mempunyai mean  dan simpangan baku , maka untuk n yang cukup besar,  Distribusi sampling bagi mean x akan menghampiri normal dengan mean x=  dan simpangan baku x =/n . Sehingga :. x z / n. Merupakan suatu nilai bagi variabel random normal baku z..

(22) Misalkan sampel berukuran 2 diambil tanpa pemulihan. No 1 2 3 4 5 6. Sample 0,1 0,2 0,3 1,2 1,3 2,3. x 0.5 1.0 1.5 1.5 2.0 2.5. No. 7 8 9 10 11 12. Sampel 1,0 2,0 3,0 2,1 3,1 3,2. x 0.5 1.0 1.5 1.5 2.0 2.5.

(23) Distribusi sampling bagi x tanpa pemulihan. x 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5. f 2 2 4 2 2. F(x) 1/6 1/6 1/3 1/6 1/6.

(24)  x = E(x) =  x f ( x) x. = (0.5).(1/6) + .+ (2.5)(1/6) = 3/2  x =   2x = E[ (X) -  ]2 =(0.5-3/2)2(1/6) +..+ (2.5 - 3/2)2(1/6) = 5/12  2x. 5/ 4 4  2  2  N  n     2  4 1  n  N  1 .

(25) Teorema- 2 : populasi terhingga  Bila semua kemungkinan sampel random berukuran n diambil tanpa pemulihan dari suatu populasi terhingga berukuran N yang mempunyai mean  dan simpangan baku  maka distribusi sampling bagi x akan menghampiri normal dengan mean dan simpangan baku : x =  2 2   x   N  n n  N  1 .

(26) . N n N 1. disebut sebagai FAKTOR KOREKSI populasi. terhingga.  Faktor Koreksi (FK) akan menjadi penting jika sampel berukuran n diambil dari populasi berukuran N yang terhingga/ terbatas besarnya..  Jika sampel berukuran n diambil dari populasi berukuran N yang sangat besar maka FK akan mendekati 1 hal ini mengantar kita pada dalil ke-3 yaitu Dalil limit pusat. Distribusi Sampling-Statistika 2. 26.

(27)  Dalil Limit Pusat berlaku untuk : - penarikan sampel dari populasi yang sangat besar, - distribusi populasi tidak dipersoalkan  Beberapa buku mencatat hal berikut : Populasi dianggap BESAR jika ukuran sampel KURANG DARI 5 % ukuran populasi atau n  5% N.

(28) Teorema 3. DALIL LIMIT PUSAT.  Bila sampel random berukuran n ditarik dari suatu populasi yang besar atau tak hingga dengan mean  dan ragam 2 maka mean sampel x akan menyebar menghampiri distribusi normal dengan mean x =  dan simpangan baku 2x =2/n . Sehingga : x z / n.

(29) DISTRIBUSI SAMPLING BAGI BEDA DUA MEAN.  Populasi 1 : 3, 5, 7  Populasi 2 : 0,3 1 = 3  5  7  5 2 = 1  2. 3 (3  5) 2  (5  5) 2  (7  5) 2. 3. 8  3. 2. 2. 03 3  2 2. (0  3 / 2) 2  (3  3 / 2) 2 9   2 4.

(30) Sampel diambil dari populasi 1  n1 =2 Sampel diambil dari populasi 2  n2 =3. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9. Dari Populasi 1 Sampel X1 3,3 3 3,5 4 3,7 5 5,3 4 5,5 5 5,7 6 7,3 5 7,5 6 7,7 7. No. 1 2 3 4 5 6 7 8. Dari Populasi 2 Sampel 0,0,0 0,0,3 0,3,0 3,0,0 0,3,3 3,0,3 3,3,0, 3,3,3. X2 0 1 1 1 2 2 2 3.

(31) x1–x2 = x1 - x2 = 1 - 2 2x1- x2 = 2x1 + 2x2 = 12/n + 22/n.  Selisih Dua Nilai mean X2 0 1 1 1 2 2 2 3. 3 3 2 2 2 1 1 1 0. 4 4 3 3 3 2 2 2 1. 5 5 4 4 4 3 3 3 2. 4 4 3 3 3 2 2 2 1. X1 5 5 4 4 4 3 3 3 2. 6 6 5 5 5 4 4 4 3. 5 5 4 4 4 3 3 3 2. 6 6 5 5 5 4 4 4 3. 7 7 6 6 6 5 5 5 4.

(32) Distribusi sampling bagi x1-x2 dengan pemulihan. x1-x2 0 1 2 3 4 5 6 7. f 1 5 12 18 18 12 5 1. F(x1-x2) 1/72 5/72 12/72 18/72 18/72 12/72 5/72 1/72.

(33) x1 – x2 =  (x1-x2) f(x1-x2) = (1).(1/72)+……+ (7)(1/72) = 3.5 2x1- x2 = [(x1-x2)- 3.5]2 f(x)  hitung !!! x1 – x2 = x1 - x2 = 1 - 2 = 5 – 3/2 = 3.5 2x1- x2 =2x1+2x2=22/n1+12/n2= 8/3 + 9/4 = 25/12 2 3.

(34) Teorema 5  Bila sampel independen berukuran n1 dan n2 diambil dari dua populasi yang besar atau tak hingga, masingmasing dengan mean 1 dan 2 dan ragam 12 dan 22, maka kedua mean sampel x1-x2 akan menyebar menghampiri distribusi normal dengan mean dan simpangan baku :   x1 – x2 = 1 - 2 dan 2x1- x2 = n  n 2.  Dengan demikian z. :. ( x1  x 2)  ( 1   2 ) ( 1 / n1 )  ( 2 / n2 ) 2. 2. 2. 1. 2. 1. 2.

(35) Contoh 4 : Sebuah sampel berukuran n1 = 5 diambil secara random dari sebuah populasi yang menyebar normal dengan mean 1 = 50 dan ragam 12 = 9 dan diperoleh mean sampel x1. Sebuah sampel random yang kedua yang berukuran n2 = 4 diambil independen dari sampel pertama, dari populasi lain yang juga menyebar normal tetapi dengan mean 2 = 40 dan ragam 22 = 4 dan diperoleh mean sampelnya x2. Berapa P(x1-x2 < 8.2) ?.

(36) Jawab : x1 – x2 = 1 - 2 = 50 – 40 = 10 2x1- x2 = 22/n + 12/n =9/5 + 4/4 = 2.8 x1 –x2 = 8.2 (8.2  10) z  1.08 (2.8) P(x1-x2 < 8.2) = P(z<-1.08) = 0.1401.

(37) Dalam pengerjaan soal DISTRIBUSI SAMPLING RATA-RATA perhatikan asumsi-asumsi dalam soal sehingga anda dapat dengan mudah dan tepat menggunakan dalil-dalil tersebut! Contoh 1: PT AKUA sebuah perusahaan air mineral rata-rata setiap hari memproduksi 100 juta gelas air mineral. Perusahaan ini menyatakan bahwa rata-rata isi segelas AKUA adalah 250 ml dengan standar deviasi = 15 ml. Rata-rata populasi dianggap menyebar normal.. 1.. 2.. Jika setiap hari diambil 100 gelas AKUA sebagai sampel acak DENGAN PEMULIHAN, hitunglah : a. standard error atau galat baku sampel tersebut? b. peluang rata-rata sampel akan berisi kurang dari 253 ml? Jika sampel diperkecil menjadi 25 gelas, hitunglah : a. standard error atau galat baku sampel tersebut? b. peluang rata-rata sampel akan berisi lebih dari 255 ml?. Distribusi Sampling-Statistika 2. 37.

(38) JAWAB : SOAL 1 Diselesaikan dengan DALIL 1 Diselesaikan dengan DALIL 3. Diketahui: N = 100 000 000  = 250 P( < 253) = P(z < ?). GALAT BAKU =. karena PEMULIHAN karena POPULASI SANGAT BESAR.  = 15. n = 100.  15 15 x     15 . 10 n 100. 253  250 3 z   2.0 15 . 15 . Jadi P( < 253) = P(z < 2.0) = 0.5 + 0.4772 = 0.9772. Distribusi Sampling-Statistika 2. 38.

(39) Soal 2 Diselesaikan dengan DALIL 3 karena POPULASI SANGAT BESAR. Diketahui: N = 100 000 000.  = 250.  = 15. n = 25. P( > 255) = P(z > ?).  15 15    30 . GALAT BAKU = x  n 25 5 255  250 5 z   167 . 30 . 30 . Jadi P( > 255 ) = P(z > 1.67) = 0.5 - 0.4525 = 0.0475 Distribusi Sampling-Statistika 2. 39.

(40) Teorema-4. (Bila ukuran sampel kecil (n < 30)  Bila x dan s2 masing-masing adalah mean dan ragam suatu sampel random berukuran n yang diambil dari suatu populasi normal dengan mean  dan ragam 2maka t . x s/ n.  merupakan sebuah nilai variabel random X yang mempunyai distribusi T dengan v = n – 1 derajat bebas..

(41) Sampel Kecil: Student’s t Distribution . Pada banyak kasus sering dijumpai tidak tersedia informasi tentang variansi populasi, sehingga dipergunakan variansi yg berasal dari sampel sebagai pengganti S. Bilamana sampel berukuran besar (n≥30) maka penggantian σ dengan S cukup baik dan kita bisa mempergunakan variabel normal Z spt biasa dalam perhitungan: X . Z. . S/ n. Jikalau sampel kecil (n<30) maka S2 akan berfluktuasi cukup besar dari sampel ke sampel sehingga perlu statistik yg lebih baik. Jika sampel kecil akan tetapi berasal dari distribusi normal, maka statistik T berikut ini: X . T. S/ n.

(42) Sampel Kecil: Student’s t Distribution . Variabel T tsb akan mengikuti distribusi probabilitas yg disebut Distribusi Student T (Student adalah nama samaran dari penemu distribusi ini yg bernama Gosset), dengan derajat kebebasan v=n1. Distribusi ini bentuknya serupa sekali dengan distribusi normal: rata-rata=0 dan bentuknya simetrik. Akan tetapi untuk sampel kecil maka ekor distribusinya lebih tinggi dibandingkan distribusi normal, jadi bentuknya ditentukan oleh derajat kebebasan. ν=∞. ν=2. 0. t.

(43) Tabel Student’s t Distribution . Tabel distribusi student diberikan untuk nilai kritis t yg terkait dengan luas ekor kanan dari distribusi t, untuk berbagai nilai derajat kebebasan yg berbeda..

(44) Distribusi Sampling Variansi S2  Bilamana ingin dipelajari variasi dari data maka fokus studi adalah pada distribusi variansi sampel S2 untuk mendapatkan kesimpulan tentang variansi populasi σ2.  Sampel random berukuran n diambil dari populasi normal dengan rata-rata μ dan variansi σ2. Diperolah bahwa variansi sampel S2. Maka statistik :.   2. (n  1) S 2. . 2. n.  k 1. ( X k  X )2. 2.  Akan memiliki distribusi chi-squared dengan derajat kebebasan ν=n-1..

(45) Distribusi Chi-Squared  Ditabelkan nilai variabel χ2 yang terkait dengan luas (α) ekor kanan dari distribusi chi-squared untuk berbagai derajat kebebasan..   2. (n  1) S 2. 2. α χα2. χ2.

(46) Tabel Distribusi Chi-Squared  Tabel nilai kritikal χ2α yang terkait dengan luas (α) ekor kanan dari distribusi chi-squared untuk berbagai derajat kebebasan (v).

(47) Distribusi F Salah satu perbandingan yg dilakukan dalam statistik adalah perbandingan variabilitas atau variansi dari dua buah sampel. Statistik yg dipergunakan dalam membandingkan variansi 2 buah sampel dinamakan distribusi F. Jika S12 dan S22 adalah variansi dari 2 buah sampel random yg tak saling bergantung (independen) dengan ukuran n1 dan n2 yg diambil dari populasi normal dengan variansi σ12 dan σ22, maka statistik F: 2 2. S1 /  1 F 2 2 S2 /  2. Mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan v1=n1-1 dan v2=n2-1. Distribusi F bersifat asimetrik . bentuknya bergantung pada derajat kebebasannya.

(48) Perbandingan Variansi: Distribution F ν=(10,30). ν=(6,10). 0. α f. 0. fα. Jika fα (v1,v2) menyatakan nilai kritis f dengan luas ekor kanan α untuk derajat kekebasan v1,v2, maka: (perhatikan urutan v1 dan v2) f1 ( 2 , 1 ) . 1 f ( 1 , 2 ).

(49) Tabel Distribusi F Karena ada dua derajat kebebasan yg menentukan bentuk Distribusi F maka, tabel distribusi lebih terbatas, hanya ditabelkan nilai kritis F untuk beberapa nilai luas ekor kanan yg populer dipakai (misalnya α=5%).

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan berkat rahmat dan hidayahnya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua

peny ampaian pemberitahuan rel aas putusan tepat wak tu, tempat dan para pihak. Persentase

Hasil penelitian ini memunjukkan bahwa Tuna Madidihang di Selat Makassar telah mengalami lebih tangkap yang ditandai dengan nilai mortalitas penangkapan lebih

Berdasarkan hasil kajian reproduksi ikan kurisi yang didaratkan di PPN Karangantu Banten, maka pengelolaan yang dapat dilakukan adalah selektivitas alat tangkap, pengaturan

Penelitian tentang ragam kesulitan belajar Protista dan faktor penyebabnya penting dilakukan agar pada pembelajaran yang akan datang guru diharapkan dapat menyusun

Produk, Promosi, Rekening Tabungan, Jarak Lokasi, Bonafiditas Bank menjadi faktor yang dipilih untuk mengetahui faktor paling dominan konsumen/nasabah memilih untuk menabung

Pelaksanaan Program Gerakan Makassar Ta tidak Rantasa memiliki tujuan untuk merubah pola pikir masyarakat agar tidak rantasa dalam kehidupan sehari-hari dan selalu