• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arti dari Kualitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arti dari Kualitas"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arti dari Kualitas

Berikut ini adalah arti dari kualitas yang dirangkum dari beberapa sumber :

¾ Joseph Juran & Frank Gryna

"Quality is fitness for use."

¾ Robert Peach, The ISO 9000 Handbook

"...the totality of characteristics of an entity that bear on its ability to satisfy stated or implied needs."

¾ Armand Feigenbaum

"Quality is a customer determination based upon a customer's actual experience with a product or service, measured against his or her requirements -stated or unstated, conscious or merely sensed, technically operational or entirely subjective -and always representing a moving target in a competitive market."

¾ American Society for Quality (ASQ)

"Quality denotes an excellence in goods and services, especially to the degree they conform to requirements and satisfy customers."

¾ Peter Senge et al, The Fifth Discipline Fieldbook

"Quality is a transformation in the way we think and work together, in what we value and reward, and in the way we measure success. All of us collaborate to design and operate a seamless value-adding system that incorporates quality control, customer service, process improvement, supplier relationships, and good relations with the communities we serve and in which we operate - all optimizing for a common purpose."

¾ British Defence Industries Quality Assurance Panel

"Quality is conformance to specifications."

¾ Philip Crosby

"Quality is conformance to requirements."

(2)

¾ Ashford (1989)

"Quality is a summation of all those characteristics which together make a product acceptable to the market. It follows that products that are lacking in quality will in the long term prove unmarketable, and that the purveyors of such products will go out of business. The truth applies not just to manufactured articles it is equally valid when applied to services and the construction industry. So the need to promote and control quality is of fundamental importance to any enterprise." (Ashford, 1989:1).

¾ Webster Dictionary

"That which makes something what it is; characteristic element; basic nature, kind; the degree of excellence of a thing; excellence, duperiority."

2.2. Berbagai Sudut Pandang Terhadap Definisi Kualitas

D.A. Garvin membagi definisi kualitas ke dalam 5 sudut pandang dan kemudian dikembangkan oleh Dr. David M. Dilts, dengan menggabungkan definisi Garvin tersebut dengan definisi para ahli yang lain.

1. Transcendent Definition (Relative Quality)

“Quality is universally recognizable; it is related to a comparison of features and caracteristics of products.”

Beberapa definisi yang termasuk dalam sudut pandang ini adalah :

¾ "Quality is neither mind nor matter, but a third entity independent of the two…even through Quality cannot be defined, you know what it is." (R.M.

Pirsig, Zen and the Art of Motorcycle Maintenance, halaman185-213).

¾ "…a condition of excellence implying fine quality as distinct from poor quality … Quality is achieving or reaching for the highest standard as against begin satisfied with the sloppy or fraudulent." (B.W. Tuchman,

"The Decline of Quality”, New York Times Magazine, 2 November 1980, halaman 38).

2. Product-Based Definition

“Quality is a precise and measurable variable. Differences in quality reflect differences in quantity of some product attribute.”

(3)

Beberapa definisi yang termasuk dalam sudut pandang ini adalah :

¾ "Differences in quality amount to differences in the quality of some desired ingredient or attribute." (L. Abbott, Quality and Competition, halaman 126-127).

¾ "Quality refers to the amounts of the unpriced attributes contained in each unit of the priced attribute." (K. B. Leifler, "Ambiguous Changes in Product Quality”, American Economic Review, Desember 1982, halaman 956).

3. User-Based Definition

“Quality is “fitness for intended use”. Customer-Based Fitness for use, meeting customer expectations.”

Beberapa definisi yang termasuk dalam sudut pandang ini adalah :

¾ "Quality Consists of the capacity to satisfy wants." (C. D. Edwards, "The Meaning of Quality," Quality Progress, Oktober 1968, halaman 37)

¾ "Quality is the degree to which a specific product satisfies the wants of a specific consumer." (H.L. Gilmore, "Product Conformance Cost," Quality Progress, Juni 1974, halaman 16).

¾ "Quality is any aspect of a product, including the services included in the contract of sales, which influences the demand curve." (R. Dortman dan P.O. Steiner, "Optimal Advertising and Optimal Quality," American Economic Review, Desember 1954, halaman 831).

¾ "In the final analysis of the marketplace, the quality of a product depends on how well it fits patterns of consumer preferences." (A.A. Keuhn dan R.L. Day, "Strategy of Product Quality," Harvard Business Review, November-Desember 1954, halaman 831).

¾ "Quality consists of the extent to which a specimen [a product-brand- model-seller combination] possesses the service characteristics you desire." (E.S. Maynes, "The Concept and Measurement of Product Quality," in Household Production and Consumption, halaman 542).

¾ "Quality is fitness for use." (J.M. Juran, ed., Quality Control Handbook, halaman 2).

(4)

4. Manufacturing-Based Definition

“Quality is “conformance to spesifications”. Manufacturing-Based Conforming to design, specifications, or requirements. Having no defects.“

Beberapa definisi yang termasuk dalam sudut pandang ini adalah :

¾ "Quality [means] conformance to requirements." (P.B. Crosby, Quality Is Free, halaman.15).

¾ "Quality is the degree to which a specific product conforms to a design or specification." (Gilmore, Juni 1974, halaman.16).

5. Value-Based Definition

“Quality is defined in terms of cost and prices. A Quality product is one that provides performance at an acceptable price or conformance at an acceptable cost.”

Beberapa definisi yang termasuk dalam sudut pandang ini adalah :

¾ "Quality is the degree of excellence at an acceptable price and the control of variability at an acceptable cost." (R.A. Broh, Managing Quality for Higher Profits, 1982, halaman.3).

¾ "Quality means best for certain customer conditions. These conditions are (a) the actual use and (b) the selling price of the product." (A.V.

Feigenbaum, Total Quality Control, halaman.1).

2.3. Dimensi Kualitas

Menurut Garvin terdapat 8 macam dimensi atau kategori kualitas, yaitu : 1. Performance

Menunjukkan bahwa fitur utama produk sesuai dengan spesifikasi.

Lebih condong pada fungsi karakteristik utama dari produk.

2. Features

Features adalah tambahan aspek dari performance. Hal ini menyangkut apakah produk tersebut memiliki fungsi lebih daripada fungsi utama. Lebih condong kepada karakteristik tambahan pada fungsi utama produk.

(5)

3. Reliability

Adalah ukuran seberapa sering (dalam jangka waktu, frekuensi digunakan, dll) produk tersebut akan mengalami kegagalan dalam kondisi yang tertentu.

4. Conformance

Adalah ukuran dari dimensi (panjang, luas, lebar, dll) yang membuat produk sesuai dengan spesifikasi. Juga merupakan perbandingan antara karakteristik desain dan operasi baik secara fisik maupun fungsi dari produk sudah sesuai dengan standar yang ada.

5. Durability

Adalah ukuran siklus hidup dari produk. Durability memiliki dimensi ekonomi dan teknis. Secara teknis, durability dapat didefinisikan sebagai seberapa lama pengguna dapat menggunakan produk tersebut sebelum rusak atau penggantian lebih diperlukan daripada perbaikan.

6. Serviceability

Adalah ukuran dari kualitas, kecepatan, kompetensi dan kemudahan untuk perbaikan.

7. Aesthetics

Adalah ukuran yang subyektif terhadap kualitas. Bagaimana tampilan, rasa, bunyi, maupun bau dari produk adalah menyangkut keputusan pribadi dan mencerminkan refleksi individual. Dalam dimensi ini mungkin kualitas tidak dapat memuaskan semua orang.

8. Perceived Quality

Adalah reputasi dari produk, seperti misalnya merk, iklan. Dimensi ini tidak menyangkut produk secara langsung.

2.4. Statistik Deskriptif

Dalam statistika, yang paling penting adalah memahami pengolahan data baik data tunggal maupun data berkelompok.

Berikut ini adalah rumus-rumus yang digunakan untuk data tunggal :

Nilai rata rata (mean atau x ) = n

x

n

i

i

=1

(6)

Nilai Varians (S2) =

( )

1

1

2

=

n x x

n

i i

Dimana : n = banyaknya data xi = data ke i

2.5. Peta Proses Operasi

Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses mulai dari wujud bahan baku sampai barang jadi.

Kegunaan Peta Proses Operasi:

• Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin

• Perkiraan kebutuhan bahan baku

• Menetukan tata letak pabrik

• Melakukan perbaikan kerja

• Alat untuk latihan kerja

2.6. Sampling Acak

Unit yang terpilih untuk pemeriksaan harus dipilih secara acak dan harus mewakili semua benda dalam populasi. Konsep sampling acak sangat penting dalam sampling pemeriksaan. Teknik pengambilan sampel acak yang sering dianjutkan adalah dengan memberi bilangan kepada setiap benda di dalam kotak.

Kemudian n bilangan acak ditarik, yang rentang bilangan-bilangan ini dari 1 sampai dengan bilangan maksimum unit di dalam kotak. Barisan bilangan- bilangan random ini nenentukan unit-unit yang mana di dalam kotak itu yang merupakan sampel. Dalam keadaan tidak dapat memberikan bilangan kepada setiap unit, gunakan bilangan urut atau kode, atau menentukan secara acak letak unit sampel itu, suatu teknik lain harus digunakan untuk menjamin bahwa sampel itu random atau mewakili.

2.7. Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali merupakan alat untuk digunakan untuk memonitor proses.

Proses dapat dianalisa dengan tujuan untuk perbaikan. Peta ini terdiri dari garis

(7)

pusat yang mewakili nilai rata-rata dari karakteristik mutu pada kondisi stabil.

Dua garis horizontal lainnya disebut Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB).

Nilai karakteristik yang digambarkan pada peta menunjukkan keadaan proses, dimana sumbu horizontal menunjukkan uturan sampel atau subgrup dan sumbu vertikal menunjukkan nilai karakteristik kualitas sesuai dengan metode yang digunakan. Dengan mengambil N sampel acak untuk tiap variabel yang diukur dan dilakukan pengelompokan sebagai suatu subgrup maka diperoleh nilai k buah subgrup dengan masing-masing subgrup terdiri dari n buah pengamatan.

Dari masing-masing subgrup tersebut akan diperoleh rata-rata Xidan R dengan i = 1, 2,…, k. Selanjutnya X dan R untuk masing-masing subgrup dihitung X dan R secara keseluruhan. Suatu proses memiliki variasi, karenanya nilai karakteristiknya juga selalu bervariasi. Terdapat bermacam-macam variasi yang sering menyebabkan proses dalam keadaan tidak terkendali.

Variasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Penyebab kebetulan (chance cause)

Variasi yang disebabkan oleh penyebab kebetulan tidak dapat dicegah dan dihindari untuk terjadi dalam proses walaupun bila operasi telah dijalankan dengan bahan baku dan metode yang distandarkan. Adalah tidak praktis untuk menghilangkan penyebab kebetulan secara teknis dan ekonomis.

2. Penyebab yang mampu diduga (assignable causes)

Adanya variasi oleh penyebab yang mampu diterka, hal ini berarti bahwa terdapat faktor yang harus diselidiki. Hal tersebut mampu dicegah dan diawasi yaitu kasus yang disebabkan oleh pengabaian standar tertentu atau menerapkan standar yang tidak tepat. Penyimpangan ini dapat dicari sumbernya, misalnya disebabkan komponen mesin yang sudah aus, bahan baku yang berbeda, kelalaian operator, dan lain sebagainya.

Suatu proses dikatakan terkendali apabila semua titik yang ada pada peta kendali tidak melebihi batas atas dan bawah, sehingga tidak diperlukan adanya suatu tindakan. Akan tetapi selama penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh penyebab kebetulan, proses masih dikatakan terkendali.

(8)

Untuk membuat peta kendali perlu diperkirakan variasi penyebab kebetulan, karena itu perlu dilakukan pembagian data dalam satu lot, sehingga vanriasi dalam sebuah subgrup dapat mendekati kesamaan dengan variansi oleh penyebab kebetulan.

Peta kendali X dan R ini digunakan untuk mengendalikan dan menganalisis proses yang menggunakan nilai kontinyu dalam memberikan jumlah informasi terbanyak mengenai proses, dimana X menggambarkan nilai rata-rata subgrup sedangkan R menggambarkan jangkauan subgrup. Sebuah peta R biasanya digunakan dalam kombinasi dengan peta X untuk mengendalikan variansi dalam subgrup. Langkah-langkah yang diambil untuk membuat peta kendali ini adalah :

1. Mengumpulkan data dan membaginya menjadi beberapa subgrup.

2. Menghitung nilai rata-rata X untuk setiap subgrup

3. Menghitung nilai rata-rata total X dengan membagi jumlah seluruh rata-rata subgrup dengan jumlah subgrup k.

4. Menghitung range (R) setiap subgrup. Range adalah nilai maksimum dalam subgrup dikurangi dengan nilai minimum dalam subgrup.

5. Menghitung rata-rata R dari range yang ada dengan membagi penjumlahan seluru R setiap subgrup dengan jumlah k.

6. Perhitungan garis kendali yaitu menghitung setiap garis kendali untuk peta X dan peta R dengan rumus berikut :

Peta X : BKA (UCL) = X + A2. R Garis tengah (CL) = X

BKB (LCL) = X - A2. R Peta R : BKA (UCL) = D4. R

Garis tengah (CL) = R

BKB (LCL) = D3. R

Untuk nilai A2, D3 dan D4 ditentukan oleh subgrup (n). Rumus untuk mendapatkan koefisien-koefisien tersebut adalah sebagai berikut :

n d A

2 2

= 3 ;

2 3

3 1 3

d D = − d ;

2 3

4 1 3

d D = + d ;

σ σR d3 = ;

R

R d d

σ

3.

2 =

(9)

7. Menggambarkan garis kendali.

8. Membuat plot hasil perhitungan X dan R yang telah dilakukan.

Tujuan utama dari pembuatan grafik ini adalah memonitor suatu proses dan mendeteksi perubahan-perubahan dalam output, mendeteksi proses terkendali atau tidak terkendali.

2.8. Kapabilitas Proses

Sudah menjadi kebiasaan mengambil penyebaran sigma dalam distribusi karakteristik kualitas produk sebagai ukuran kemampuan proses. Hal ini berimplikasibahwa 99,74% distribusi masing-masing pengamatan akan jatuh pada batas ± 3σ. Batas atas (UCL) berada pada µ + 3σ dan batas bawah (LCL) berada pada µ + 3σ.

Presisi merupakan suatu nilai kedekatan satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Pada pengukuran presisi indeks kemampuan proses (Cp) sering disebut sebagai indeks proses dan nilainya tergantung pada variabilitas proses aktual. Nilai Cp merupakan rasio antara rentangan Batas Spesifikasi Atas (USL) dan Batas Spesifikasi Bawah (LSL) dengan penyebaran proses aktual (tingkat presisi proses). Untuk spesifikasi dua sisi dapat dirumuskan sebagai berikut :

LSL Cp=USL

Untuk spesifikasi satu sisi perumusannya adalah sebagai berikut : Spesifikasi atas :

σ 3

x CpU =USL

Spesifikasi bawah :

LSL CpL= x

Dimana σ adalah estimasi dari standar deviasi proses aktual.

Nilai Cp akan besar (tingkat presisinya tinggi) jika variabilitas proses kecil dan sebaliknya bila standard variabilitas proses besar, nilai Cp akan kecil (tingkat presisinya rendah).

Akurasi adalah kedekatan antara hasil proses dengan nilai target atau sasaran, sehingga apabila semakin dekat pengamatan dengan nilai target maka akurasinya akan semakin baik. Pada pengukuran akurasi indeks performansi (Cpk)

(10)

dapat digunakan untuk menyatakan tingkat akurasi dan presisi sekaligus, karena nilai Cpk dipengaruhi oleh rata-rata proses dan variabilitas proses. Hal ini dapat dilihat pada rumus untuk Cpk yaitu :

σ 3

)

;

minimum(USL LSL x

Cpk = −

Bila Cpk kurang dari 1 berarti kemampuan proses untuk membuat produk sesuai batas spesifikasi masih kurang. Bila Cpk lebih besar atau sama dengan 1 maka proses dikatakan sesuai dengan spesifikasi. Semakin tinggi Cpk, produk yang dihasilkan semakin seragam karena proses semakin mendekati spesifikasi.

Hal ini disebabkan variabilitas dari proses kecil. Semakin tinggi variabilitas proses maka Cpk menurun, sehingga probabilitas proses keluar dari spesifikasi meningkat.

Cpk hanya bernilai positif dan akan bernilai nol bila rata-rata proses aktual sama dengan atau keluar dari batas spesifikasi. Nilai Cpk tidak mungkin lebih besar tapi bisa sama dengan Cp. Bila Cp sama dengan Cpk maka proses dikatakan center atau berada di antara batas spesifikasi atas dan bawah.

2.9. Analisa Varian (ANOVA)

Analisa varian adalah teknik perhitungan yang memungkinkan secara kuantitatif mengestimasi kontribusi dari setiap faktor pada semua pengukuran respon. Dalam analisa ini terdapat total sum of squares (SST) dimana SST adalah jumlah dari sum of squares factor (SSTreatment) dan sum of squares error (SSE). Sum of squares error (SSE) merupakan total variasi yang tidak terhitung (error). Tabel ANOVA yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Tabel ANOVA Source of

variation

Sum of squares (SS)

Degrees of freedom

Mean Squares

(MS)

F0

Factor SSTreatment a – 1 MSTreatment

E Treatment

MS F0 = MS

Error SSE N – a MSE

Total SST N – 1

Sumber : Montgomery, 1997

(11)

2.10. Pengujian Hipotesa

Hal yang perlu diingat dalam pengujian hipotesa adalah menguji H0, bukan H1, sehingga untuk mengambil keputusan selalu dihadapkan pada dua alternatif menerima atau menolak hipotesa tersebut.

Macam Hipotesa : a. Hipotesa Matematis

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

b. Hipotesa Verbal

H0 = Rata-rata nilai populasi pertama sama dengan rata-rata nilai populasi kedua.

H1 = Rata-rata nilai populasi pertama berbeda dengan rata-rata nilai populasi kedua.

Pengujian Hipotesa yang menggunakan observasi sampling bersifat random maka kita selalu mengatakan H0 & H1. Pengertian H0 disini adalah merupakan hipotesa yang akan diuji/hipotesa nol. Sedang H1 adalah Hipotesa alternatif/hipotesa lawannya. Dalam melakukan pengujian maka ada 3 type penyelesaian yaitu :

1. H1 merupakan harga parameter yang tidak sama dengan harga yang dihipotesakan maka akan dilakukan Test dua arah.

(Selang Kepercayaan Central) H0 : γ = γ0

H1 : γ ≠ γ0

α/2

-α/2

2. H1 merupakan harga parameter yang lebih besar dari harga yang dihipotesakan maka akan dilakukan Test satu arah.

(12)

(Selang Kepercayaan Atas) H0 : γ = γ0

H1 : γ > γ0

α

3. H1 merupakan harga parameter yang lebih kecil dari harga yang dihipotesakan maka akan dilakukan Test satu arah.

(Selang Kepercayaan Bawah) H0 : γ = γ0

H1 : γ < γ0

–α

2.11. Regresi Linier

Analisa Regresi adalah untuk menaksir atau meramalkan dengan terlebih dahulu mencari pola hubungan yang dapat digambarkan secara matematis antara dua variabel atau lebih. Variabel yang digunakan ada 2 macam :

a. Variabel Independent ( X )

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau bebas karena dikendalikan oleh yang melakukan eksperimen.

b. Variabel Dependent

Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh X.

Secara metematis hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent dinyatakan dalam bentuk :

Y = f(X)

Y = f(X1, X2, X3, …, Xk) dimana : X : variabel independent

Y : variabel dependent yang merupakan fungsi dari variabel X Dalam persamaan regresi jika hanya mengandung satu variabel independent disebut Regresi Sederhana dan jika dalam model regresi tersebut mengandung lebih dari satu variabel independent disebut Regresi Berganda.

(13)

Didasarkan pada parameter (koefisien) regresinya ada 2 bentuk regresi : 1. Model regresi linier

a. Regresi linier sederhana : Yi = β0 + β1X1i + ε1

b. Regresi linier berganda : Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + … + βkXki + ε1

2. Model regresi non linier Y = αβx + ε

Y = α + β ln(X) + ε

Tujuan dan manfaat dalam analisis regresi :

1. Mendapatkan pola hubungan secara matematis antara variabel X dan Y 2. Mengetahui besarnya perubahan variabel X terhadap Y

3. Memprediksi Y jika nilai X diketahui (Range tertentu)

Gambar

Tabel 2.1. Tabel ANOVA  Source of  variation  Sum of  squares (SS) Degrees of freedom  Mean  Squares  (MS)  F 0

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini terdiri atas empat penelitian terdahulu yaitu pertama Munawir (2012) mahasiswa (S1) jurusan ilmu Ekonomi Islam dengan judul Faktor- Faktor Yang

Sementara kerbau perah yang terinfeksi oleh Coinfection ( Anaplasma sp. dan Theileria sp.) memiliki neutrofil sedikit lebih rendah dan limfosit, monosit,

Dibuatnya Panduan Pelaksanaan Magang ini merupakan upaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Menurut penelitian Utami (2013) di Pontianak, dari 1.435 resep pasien diabetes melitus rawat jalan, diperoleh bahwa interaksi obat terjadi pada 62,16% resep

Kesimpulannya adalah perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kencenderungan

Pemilihan respirator harus berdasarkan pada tingkat pemaparan yang sudah diketahui atau diantisipasi, bahayanya produk dan batas keselamatan kerja dari alat pernafasan yang

diri, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi, ide serta gagasan, tanpa batas. 2) Kita mempertahankan internet dan semua bentuk komunikasi lainnya terhadap

%omen with se'ere anemia reuiring blood transfusion, bronchial asthma and suspected acute infection were eBcluded from the study.