• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERAN DAN DUKUNGAN KEJAKSAAN RI TERHADAP PRIORITAS RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)

TAHUN ANGGARAN 2018 Disampaikan pada

RAPAT KERJA KEJAKSAAN RI TAHUN 2017 Jakarta, 13 Desember 2017

Yang terhormat, Jaksa Agung RI;

Para Pejabat Eselon I; serta

Bapak/Ibu dan hadirin yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Assalamual’aikum Warahmatullahi Wabarakatuh; Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

(2)

2 Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena kita masih dapat berkumpul dan diberi kesehatan yang baik untuk tetap berkarya bagi Bangsa dan Negara.

Penegakan hukum merupakan salah satu dari 7 (tujuh) misi pada RPJMN 2015-2019, yaitu mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan Negara Hukum. Misi tersebut diperkuat dengan 2 (dua) agenda pembangunan yang menekankan kehadiran negara dalam rangka penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, terpercaya dan memberikan rasa aman kepada warga negara. Saya rasa kita semua sepakat bahwa kepastian dan penegakan hukum merupakan komponen mainstraiming untuk memastikan pelaksanaan tata kelola pembangunan yang transparan dan akuntabel.

Berdasarkan hasil evaluasi paruh waktu RPJMN 2015-2019, diperkirakan sasaran pokok dapat dicapai pada tahun 2019. Khusus terkait kepastian dan penegakan hukum, terdapat kemajuan yang diperkirakan akan mendorong pencapaian sasaran pokok pembangunan hukum di tahun 2019, melalui percepatan pelaksanaannya. Beberapa diantaranya yang

(3)

3 menurut saya mempunyai multiplier effect yang signifikan adalah, upaya pengintegrasian database Sistem Peradilan Pidana Terpadu (SPPT) berbasis Teknologi Informasi (TI) melalui proses pertukaran data yang melibatkan komponen penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, Mahkamah Agung dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Kementerian Hukum dan HAM.

Dengan adanya pertukaran database tersebut diharapkan penegakan hukum dilaksanakan dengan transparan, akuntabel dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Memang masih ada tantangan yang saya yakin dapat dipenuhi pelaksanaannya adalah proses pertukaran data antar Lembaga yang membutuhkan standarisasi data; serta pelaksanaan pilot project Sistem Peradilan Pidana Terpadu (SPPT) yang berbasis informasi dan teknologi pada 5 (lima) daerah.

Hadirin yang kami hormati,

Sejalan dengan pelaksanaan PP Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran, penyusunan RKP 2018 pada tahun depan

(4)

4 telah menggunakan pendekatan perencanaan berbasis money follows program yang semula money follows function; dan dengan pendekatan tematik, holistik, integratif dan spasial (THIS). Tujuan dari perubahan pendekatan pada intinya adalah untuk memperkuat proses perencanaan dan penganggaran mulai dari hulu sampai ke hilir dengan membangun sistem E-Planning. Beberapa langkah yang telah dilakukan adalah dengan dilakukannya penajaman prioritas nasional dari 30 prioritas pada RKP 2017 menjadi 10 prioritas pada RKP 2018; pengendalian perencanaan dan penganggaran pembangunan sampai ke level proyek prioritas; serta penajaman integrasi pendanaan.

Hadirin yang kami hormati,

Sasaran penegakan dan kesadaran hukum pada RPJMN 2015-2019 selaras dengan ruang lingkup reformasi hukum yang menitikberatkan pada pembenahan Lembaga/aparat penegak hukum, penataan regulasi dan pembangunan budaya hukum. Dalam paket reformasi (revitalisasi) hukum Bapak Presiden Joko Widodo, terdapat beberapa peran penting Lembaga Kejaksaan RI, yaitu, pertama, pencegahan tindak pidana korupsi melalui penguatan fungsi

(5)

5 Tim Pengawal, Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Pusat (TP4P) dan Tim Pengawal, Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D); kedua, pembenahan manajemen perkara melalui integrasi database penanganan perkara, tata kelola benda sitaan dan barang rampasan; serta pendampingan Jaksa pada penyidikan; ketiga, penguatan SDM melalui rekrutmen dan promosi berbasis kinerja di Kejaksaan RI; dan keempat, penguatan kelembagaan dengan melakukan reorganisasi Lembaga Kejaksaan RI berdasarkan fungsi; serta penguatan Komisi Kejaksaan RI. Peran penting Lembaga Kejaksaan tersebut diharapkan akan memberikan rasa aman bagi para penyelenggara negara dalam melaksanakan tugasnya baik di pusat dan daerah.

Pada RKP 2018, melalui Program Prioritas “Kepastian Hukum”, Lembaga Kejaksaan RI diarahkan untuk berkontribusi pada 3 (tiga) kegiatan dan proyek-proyek prioritas nasional. Pertama, dalam rangka meningkatkan “penegakan hukum yang berkualitas”, Kejaksaan RI diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan biaya penanganan perkara tindak pidana umum di tahap

(6)

6 penyidikan dan penuntutan secara optimal; pelaksanaan pilot project SPPT-TI di 5 (lima) daerah bersama dengan komponen aparat penegak hukum lainnya; pelaksanaan peningkatan kapasitas Jaksa dalam menangani Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH); serta penegakan hukum di bidang Sumber Daya Alam; kedua, terkait dengan “pencegahan dan pemberantasan korupsi yang efektif”, Lembaga Kejaksaan RI diarahkan untuk melakukan pembenahan tata kelola aset hasil tindak pidana korupsi di tingkat pusat, bersinergi dengan KPK dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan); dan berperan dalam berbagai upaya pencegahan melalui kegiatan Jaksa Masuk Sekolah (JMS). Terkait dengan “penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak atas keadilan”, Lembaga Kejaksaan RI bersama dengan aparat penegak hukum lainnya, diarahkan untuk mendorong penguatan Sistem Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, melalui Sistem Peradilan Pidana Terpadu – Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan (SPPT-PKKTP) dan penguatan peran Jaksa dalam pelaksanaan pengalihan penyelesaian perkara dari

(7)

7 proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan (Diversi) pada kasus anak yang berhadapan dengan hukum.

Dari kegiatan-kegiatan prioritas di atas, saya berharap Lembaga Kejaksaan RI dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam pembangunan nasional, sehingga dapat dihindari inefisiensi pembiayaan dan penyalahgunaan kewenangan yang seringkali memberikan dampak terhambatnya pencapaian pembangunan.

Hadirin yang kami hormati,

Pada perencanaan dan penganggaran Kejaksaan RI Tahun Anggaran (TA) 2018 target dan alokasi anggaran untuk mendukung pelaksanaan proyek prioritas yang telah teralokasikan, diharapkan dapat mempercepat penyelesaian permasalahan Sistem Peradilan Pidana Terpadu (SPPT) berbasis Teknologi Informasi (TI), yaitu pertama, Target SPPT-TI tahun 2017, dengan sasaran pertukaran data, belum tercapai karena belum ada standar data yang akan dipertukarkan; kedua, Kejaksaan RI perlu menindaklanjuti keterbatasan Sumber Daya Manusia pengelola sistem informasi penanganan perkara di

(8)

8 Kejaksaan yang ada pada saat ini serta sistem informasi penanganan perkara di Kejaksaan RI yang ada saat ini (SIMKARI); dan ketiga, pada tahun 2018, implementasi dari sistem informasi penanganan perkara melalui Case Management System (CMS) agar lebih dapat ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.

Terkait dengan peran Lembaga Kejaksaan dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum dalam kerangka anti korupsi saya berharap lembaga Kejaksaan RI dapat terus meningkatkan pemenuhan indikator keberhasilan, dalam pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi sebagaimana Perpres No. 55 Tahun 2012.

Kejaksaan sebagai bagian dari lembaga Pemerintah yang memegang posisi sentral dalam melaksanakan tugas dan fungsi penegakan hukum, selalu menjadi bagian dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di negeri ini. Sebagai contoh, dalam rangka pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, yang merupakan implementasi dari UNCAC, Kejaksaan menjadi salah satu Kementerian/Lembaga prioritas dalam

(9)

9 pelaksanaan Aksi tiap tahunnya. Dimulai dari Inpres No. 9 Tahun 2011, Inpres No. 17 Tahun 2011, Inpres No. 1 Tahun 2013, Inpres No. 2 Tahun 2014, Inpres No. 7 Tahun 2015, hingga Inpres No. 10 Tahun 2017.

Sebagai catatan kami, dukungan Kejaksaan RI untuk pelaksanaan Inpres No. 10 Tahun 2017 meliputi:

1. Implementasi hasil evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan terkait pelaksanaan eksekusi uang pengganti dan penjara pengganti;

2. Optimalisasi penerapan Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Nilai Denda dalam KUHP;

3. Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan barang sitaan dan rampasan hasil tindak pidana korupsi;

4. Dukungan terhadap pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Terpadu berbasis Teknologi Informasi (SPPT-TI);

5. Optimalisasi Whistleblowing System (WBS); dan

(10)

10 Keberlanjutan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi terus didorong, salah satunya melalui pelaksanaan RKP 2018 melalui beberapa proyek prioritas nasional yang telah diakomodasi dalam proses perencanaan dan penganggaran.

Hadirin yang kami hormati,

Upaya penegakan hukum menjadi suatu tantangan mengingat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Kejaksaan RI maupun lembaga penegak hukum lainnya masih harus terus diperbaiki baik dari sisi kuantitas dan kualitas SDM; pemanfaatan Teknologi Informasi; koordinasi dengan lintas lembaga; dan kualitas penyusunan rencana dan penganggaran masih menjadi tantangan yang saya yakin dengan semangat yang tinggi dapat terwujud.

Saya juga berharap, lembaga Kejaksaan RI dan jajarannya dalam konteks upaya pencegahan dan anti korupsi, terus merapatkan barisan mulai dari tingkat kabupaten yang memang paling dekat dengan masyarakat sampai pada tingkat Kejaksaan Agung. Saya yakin, dengan posisi strategis Lembaga Kejaksaan RI dalam kaitan dengan

(11)

11 penegakan hukum, Kejaksaan RI mampu melaksanakan fungsinya dengan baik, benar, mengedepankan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, dan terpercaya.

Demikian, mudah-mudahan apa yang sudah menjadi komitmen Lembaga Kejaksaan RI, terus mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat demi mewujudkan kepastian dan kesadaran hukum, bagi seluruh rakyat Indonesia.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Jakarta, 13 Desember 2017

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dengan hasil penyebaran kuesioner yang penulis lakukan di lapangan maka penulis menyimpulkan untuk indikator Peserta jawaban terbanyak oleh responden

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI STRATEGIS PELAKSANAAN

Sumber: Pengolahan data, 2016 Klasifikasi pada tabel 1 menunjukkan konsentrasi TSM dan CDOM sangat tinggi diwakili kelas 1, sedangkan pada klasifikasi konsentrasi

data display (penyajian data), dan (verivikasi data (penarikan kesimpulan). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan nilai guna dari anyaman bambu akan menjadi lebih

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 10 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara

Perampasan harta benda milik terpidana dan/atau diwarisi oleh para akhir waris terpidana, telah menempatkan eksistensi Jaksa baik sebagai Pengacara Negara, Jaksa

Berdasarkan model penentuan bobot ke pentingan berdasarkan komptensi dan kon sensus yang telah dijelaskan pada bagian sebelum nya, penelitian ini men- coba merencang