• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ELEKTROKIMIA

Dr. Ivandini Tribidasari A.

kimiapararel2009@gmail.com

(2)

Bab Minggu ke- Judul

1 1 Pendahuluan dan Overview of Electrode Process

2 2 Potential dan Termodinamika Sel

3 3 Kinetika Reaksi Elektroda

4 4 Transfer Masa oleh Migrasi dan Difusi

5 5 Dasar-dasar Metode Potential Step

6 6 UTS

7 7 Metode Potential Sweep

8 7 Polarografi dan Pulse Amperometry

9 7 Teknik dengan Pengontrolan Arus

10 7 Metode yang melibatkan arus konveksi - Hydrodynamic Method 11 7 Teknik-teknik berdasarkan konsep Impedance

12 7 Metode Bulk Electrolysis

13 8 Reaksi Elektroda dengan Reaksi Kimia Pasangan Redoks

14 9 Struktur Double Layer dan Adsorpsi

15 10 Lapisan Electroactive dan Elektroda Termodifikasi

16 11 UAS

(3)

Pendahuluan

(4)

Elektrokimia

Cabang yang mempelajari hubungan antara listrik dengan pengaruh kimia yang dihasilkan. Umumnya yang dipelajari adalah perubahan kimia yang disebabkan oleh adanya aliran listrik dan produksi energi listrik akibat adanya reaksi kimia

Cabang-cabang elektrokimia meliputi fenomena (elektroforesis dan korosi), device (electrochemical display, electroanalytical sensor, baterai, fuel cell), teknologi ( elektroplating dan produksi skala besar seperti aluminium dan klorin)

Saintis melakukan pengukuran elektrokimia pada berbagai sistem

kimia untuk berbagai alasan, seperti mempelajari termodnamika,

kinetika, analisis logam/organologam, membuat desain baru sumber

energi, dll.

(5)

Sel dan Reaksi Elektrokimia

Dalam sistem elektrokimia harus diperhatikan proses dan faktor yang mempengaruhi transport muatan antarfasa 2 fasa kimia, mis. antara suatu konduktor elektronik (elektroda) dan konduktor ionik (elektrolit)

Dalam elektroda, muatan ditransfer melalui perpindahan elektron (dan hole). Jenis elektroda termasuk logam padat (mis. Au, Pt), logam cair (mis.

Hg, amalgam), karbon (grafit), dan semikonduktor (ITO, silikon)

Dalam elektrolit muatan ditransfer oleh gerakan ion. Elektrolit yang biasa

digunakan adalah larutan yang mengandung ion, seperti H

+

, Na

+

, Cl

-

dalam air maupun pelarut non-air, elektrolit konvensional (lelehan NaCl-

KCl), polimer konduktif ionik (Nafion, polietileniksida-LiClO

4

). Juga elektrolit

padat (mis. Na-b-alumina dimana muatan dibawa oleh ion Na yang

bergerakl dalam lapisan alumina)

(6)

Sel Elektrokimia

Umumnya terdiri dari 2 fasa yang dipisahkan oleh 1 fasa elektrolit

Perbedaan potensial antara 2 elektroda dalam suatu sel

elektrokimia dapat diukur dengan suatu voltmeter

1V = 1Joule/coulomb = 1 J/C adalah suatu ukuran energi yang dapat memindahkan muatan

eksternal di antara elektroda yang merupakan hasil dari beda potensial antara 2 fasa yang berbeda dalam sel

Notasi sel Zn/Zn2+, Cl-/AgCl/Ag

/ menyatakan batas fasa

, menyatakan batas 2 komponen dengan fasa yang sama

// menyatakan batas fasa yang potensialnya diabaikan dalam sel

Notasi sel

Pt/H2/H+, Cl-/AgCl/Ag

(7)

Sel 1/2 Reaksi dan Elektroda Reference

Reaksi kimia yang terjadi terdiri dari 2 setengah reaksi yang

menggambarkan perubahan kimia yag sesungguhnya terjadi pada 2 elektroda

Masing-masing ½ reaksi

berhubungan pada beda potensial antar fasa pada elektroda.

Sehingga untuk menggambarkan ½ reaksi diperlukan elektroda

reference (RE)

RE memiliki potensial konstan, sehingga dapat menggambarkan reaksi yang terjadi pada working elektrode (WE)

RE yang diterima internasional adalah Standard Hydrogen Electrode (SHE) atau Normal Hydrogen Electrode (NHE)

Tetapi karena SHE kurang praktis, sering digunakan elektroda lain

Saturated Calomel Electrode (SCE), Hg/Hg2Cl2/KCl

DE = 0,242 V vs. NHE

Elektroda Ag/AgCl/KCl (saturated in water)

DE = 0,197 V vs. NHE

(8)

Potential Step

Potensial pada WE dapat diubah-ubah berdasarkan perubahan terhadap RE

Jika potensial elektroda dibuat negatif (mis. dengan menghubungkan dengan suatu baterai atau power suply), energi elektron meningkat sehingga mencapai tingkat yang cukup tinggi untuk berpindah ke orbital kosong di elektrolit. Terjadi aliran elektron dari elektroda ke larutan (arus reduksi)

Kebalikannya, energi elektron dapat diturunkan ke potensial positif, sehingga transfer elektron terjadi dari elektrolit ke elektroda (arus oksidasi)

(9)

Hukum Faraday

Perubahan potensial dapat

menyebabkan aliran listrik pada sirkuit luar karena elektron

menyeberangi antarfasa

elektron/larutan ketika reaksi terjadi

Jumlah elektron yang menyeberangi antarfasa

berhubungan stoikiometri dengan terjadinya reaksi kimia. Jumlah elektron diukur dengan total muatan Q yang melalui sirkuit

Muatan dinyatakan dengan coulomb (1C = 6,42 x 10

18

)

Hubungan antara muatan

dengan produk yang terbentuk diberikan dalam Hukum Faraday

Muatan 96.485,4 menghasilkan 1 ekivalen reaksi. Mis. konsumsi 1 mol reaktan menghasilkan 1 mol produk dalam reaksi 1-elektron.

I (arus) adalah laju aliran elektron dengan 1A = 1 C/s.

Jika i diplot terhadap E, kurva i- E, kurva tersebut dapat

memberikan info mengenai

keadaan larutan dan elektroda

dalam reaksi antarfasa yang

terjadi

(10)

Sirkuit Terbuka

Jika potensial pada gambar di samping diukur dengan voltmeter berimpedansi

tinggi, dianggap tidak ada arus yang mengalir selama pengukuran. Disebut potensial sel sirkuit terbuka

Untuk sel elektrokimis eperti ini, sangat mungkin

menghitung potensialnya

dengan data termodinamika,

yaitu dari potensial standar

masing-masing sel ½ reaksi

(11)

Sirkuit Tertutup

Sel elektrokimia seperti gambar di sebelah

berbeda karena keseluruhan kesetimbangan tidak terjadi.

Pada elektroda Ag/AgBr terjadi ½ reaksi sbb AgBr + e ⇄ Ag+ + Br- Eo =0,0713 V vs. NHE

Pt/H+, Br- potensial termodinamik tidak dapat diukur karena pasangan spesies kimia yang membentuk pasangan ½ reaksi tidak dapat diidentifikasi

H/H+ bukan pasangan redoks karena tidak ada H2 di larutan

(12)

Sirkuit Tertutup

Jika diberikan power supply, misalnya pada Pt potensial lebih negatif terhadap Ag/AgBr,

onset aliran arus terjadi pada potensial Pt adalah mendekati Eo untuk H+/H2 (0 vs. NHE atau 0,07 v VS. Ag/AgBr)

Jika diberikan potensial lebih positif, elektron menyeberangi fasa larutan ke elektrodadan oksidasi Br- menjadi Br2 terjadi pada 0,19 V v.

NHE atau +1,02 V vs. Ag/AgBr

Ketika reaksi di atas terjadi, dalam RE Ag teroksidasi menjadi Ag+ atau AgBr tereduksi menjadi Ag dan Br- . Tetapi karena komposisi tidak berubah (hukum kekekalan massa)

potensial RE dapat dianggap konstan. Sehingga jika potensial diaplikasikan antara Pt dan

Ag/AgBr, perubahan hanya terjadi pada antarfasa Pt/larutan

(13)

Background Limit

Adalah potensial dimana arus

anodik dan katodik mulai mengalir pada WE ketika dicelupkan dalam larutan yang mengandung hanya 1 elektrolit yang ditambahkan untuk menurunkan tahanan larutan

(supporting elektrolit)

Perubahan potensial ke nilai yang lebih ekstrim dari background limit (lebih – dari batas evolusi H2, dan lebih + dari batas reduksi Br2)

menyebabkan arus meningkat tajam) tanpa tambahan reaksi elektroda.

Kenaikan arus terjadi hanya karena reaktan hadir dalam konsentrasi tinggi

Sehingga dengan mengestimasi background limit, ½ reaksi dapat diramalkan melalui data

termodinamik

Dari gambar tadi, terlihat bahwa potensial open sirkuit tidak

terdefinisi. Yang dapat dikatakan hanyalah bahwa potensial open sirkuit terjadi di antara dua backround limit.

Nilai yang ditemukan tergantung pada senyawa lain yang terdapat dalam larutan

(14)

Sel dengan Elektroda Merkuri

Bila sel yang sama tetapi Pt diganti dengan elektroda Hg

Hg/H+, Br- (1M)/AgBr/Ag

Open sirkuit tidak dapat dihitung karena pasangan redoks tidak dapat didefinisikan

Pengujian dengan aplikasi potensial luar

menghasilkan perilaku i-E berbeda dengan sel Pt

Onset potensial untuk evolusi H2 lebih negatif daripada elektroda Pt. Secara termodinamik seharusnya tidak ada perbedaan. Tetapi laju reaksi yang terjadi jauh lebih rendah. Untuk memperoleh laju yang sama diperlukan tambahan potensial (overpotensial)

Pada background limit anoda, Hg dioksidasi menjadi Hg2Br2

(15)

Sel dengan Elektroda Merkuri

Jika sejumlah kecil Cd2+ dimasukkan ke dalam larutan

Hg/H+, Br- (1M), Cd2+ (10-3 M)/AgBr/Ag

Muncul gelombang reduksi pada -0,4 V vs. NHE sesuai dengan reaksi

CdBr42- + 2e  Cd(Hg) + 4 Br-

Umumnya jika jika potensial elektroda digerakkan dari nilai open sirkuitnya ke

potensial negatif, yang akan tereduksi terlebih dahulu adalah pasangan yang mempunyai nilai kurang negatif atau lebih positif

Sebaliknya jika digerakkan ke arah potensial yang lebih positif, yang akan teroksidasi lebih dulu adalah yang mempunyai potensial kurang positif atau lebih negatif

(16)

Sel dengan Elektroda Merkuri

(17)

Proses Faradik dan Non Faradik

Electron transfer menyebabkan reaksi oksidasi atau reduksi.

Sehingga karena reaksi diatur menurut Hk. Faradai, disebut sebagai Proses faradaic

Di bawah kondisi tertentu, antarmuka elektroda-larutan menunjukkan suatu range potensial dimana tidak ada transfer muatan karena reaksi tidak disukai secara kinetik maupun termodinamik.

Tetapi adsorpsi maupun desorpsi tetap dapat terjadi, sehingga struktur permukaan dapat berubah tanpa perubahan

potensial atau komposisi larutan.

Meskipun tidak ada transfer muatan, arus dapat mengalir pada sirkuit eksternal jika

potensial, elektroda area atau komposisi larutan berubah

Proses ini disebut Proses Non

Faradik

(18)

Ideal Polarized Electrode (IPE)

Suatu elektroda dimana tidak ada transfer muatan yang dapat terjadi pada antarfasa logam-larutan, kecuali dengan adanya tambahan potensial dari luar disebut Ideal Polarized Electrode (IPE).

Tidak ada elektroda yang

sepenuhnya berperilaku seperti IPE, tetapi beberapa sistem dapat

menunjukkan perilaku ini melalui beberapa pendekatan. Misalnya hanya pada rentang potensial tertentu

Misalnya elektroda Hg dalam

larutan KCl mendekati perilaku IPE pada rentang potensial selebar 2 V

Pada potensal yang cukup positif terjadi oksidasi merkuri

Hg + Cl-  ½ Hg2Cl2 + e (+0,25 V vs. NHE)

Pada potensial yang sangat negatif, K+ tereduksi

K+ + e  K(Hg) (+2,1 V vs. NHE)

Di antara range potensial tersebut tidak ada reaksi yang signifikan

(19)

Kapasitan dan Muatan Elektroda

Jika muatan tidak dapat menyeberangi antarfasa IPE ketika potensial berubah, perilaku antarfasa elektroda- larutan analog dengan suatu kapasitor

Suatu kapasitor adalah suatu elemen sirkuit listrik terdiri dari 2 lempeng metal dipisahkan oleh material dielektrik

Perilaku kapasitor sesuai dengan persamaan

q/E = C

(20)

Electrical Double Layer

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan pasca panen dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kota Malang baik dalam ketersediaan, aksesibilitas maupun penyerapan pangan dinilai tinggi,

Maka dari itu diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah program acara wide shot sudah menjadi media yang tepat bagi masyarakat dan mahasiswa dalam menyalurkan bakat

Sistem pengetahuan masyarakat Sasak dalam dunia sosial (domain modal sosial), terefleksikan melalui data atau fakta linguistik berupa kategori/leksikon dan ekspresi

perwakilan dari warga setempat, Beliau menyampaikan ‘’ Alhamdulilah, saya sangat bersyukur kepada Allah SWT dan saya mewakili warga mengucapkan terimakasih yang sebesar sebesarnya

appraisal). Meskipun hasil penilaian metode 360 0 ini berasal dari banyak sumber namun keputusan final yang terkait dengan gaji dan promosi diputuskan oleh orang yang

pasien PTM seper seperti ti #antu #antung ng *'r'n *'r'ner *anker er *anker /tr'k /tr'ke e $iabet $iabetes es melitus melitus  gang gangguan

(1) Terhadap penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat diberikan dukungan untuk melayani kebutuhan

• Peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari melalui diskusi kelas untuk menganalisis penyebab kepolaran pada senyawa ion dan kovalen,