• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DRM DARI ASSEMBLING KE FILING RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DRM DARI ASSEMBLING KE FILING RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DRM

DARI ASSEMBLING KE FILING

RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd.RMIK) dari Program Studi DII RMIK

Oleh :

HENING PUSPASARI D22.2012.01203

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG2016

(2)

ii

HALAMAN HAK CIPTA

© 2016

Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada Pada Penulis

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini secara khusus kupersembahkan kepada :

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah NYA, terimakasih yang telah membuatku untuk tetap kuat menghadapi kerasnya perjuangan menyeseikan karya tulis ilmiah ini.

 Bapak Margono (Alm) terima kasih untuk doa yang engkau berikan dari sana..semoga anakmu selalu sukses..

 Bapak Willy dan Ibu Utamiterima kasih atas dukungan dan doa nya. Akhirnya anakmu ini WISUDA…

 Kakak dan adek2 ku tersayang terima kasih walau kalian selalu merepotkanku saat dirumah, tapi aku saying kalian :*

 Kepada Dosen Pembimbing Bu Retno Astuti S,SS,MM terima kasih telah sabar membimbing dalam pembuatan karya tulis ini, walaupun terkadang anakmu ini ndablek hihi..

 Teman-teman ku Atika, Imah, Mbah Tria, Raniyang selalu ku repotkan dalam pembuatan karya tulis ini. Mbak ayuk, Siti, Fiah, Ika, Kokom yang sudah duluan wisuda meninggalkanku semoga kalian sukses

 Almamater tercinta Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

 Dan kamu RBNT..yang selalu mau direpotkan dalam segalanya haha. Iam with you broo { }

Terima Kasih

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Hening Puspasari

Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 2 Agustus 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Ahmad Yani, Gg. Mawar III 04/02

Plendungan, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan

Riwayat Pedidikan :

1. TK Kartika II Purwodadi 2. SDN 14 Purwodadi 3. SMPN 3 Purwodadi

4. SMA Kristen Widyawacana Purwodadi

5. Diterima di Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2012

(9)

ix PRAKATA

Dengan Mengucap puji syukur Alhamdulillah atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016.Karya tulis ini merupakan syarat dalam menyelesaiakn pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Peneliti sangat menyadari bahwa selesainya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. dr. Susetyo, Sp.A selaku Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

4. Arif Kurniadi, M.Kom, Selaku Ketua Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

5. Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM, Selaku Pembimbing Akademik.

6. drg. Kriswidiati selaku Kepala Rekam Medis di Rumah Sakit Panti Wiasa Citarum Semarang

7. Petugas – petugas Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

(10)

x

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.Kritik dan saran yang membangun diharapkan dari pembaca demi perbaikan menjadi masukan untuk peningkatan pelayanan di rumah sakit agar lebih baik.

Semarang, Juni 2016

Peneliti

(11)

xi

PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 ABSTRAK

HENING PUSPASARI

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

XIX + 74 Hal + 10 Tabel + 3 Gambar + 22 Lampiran

Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum masalah yang ditemukan yaitu terdapat 467 DRM yang baru dikembalikan ke filing, dari 591 DRM yang diteliti selama 10 hari. Pengembalian DRM dikatakan terlambat apabila melebihi batas waktu pengembalian yaitu 2x24 jam setelah pasien keluar dari rumah sakit, akan tetapi pelaksanaan pengembalian DRM di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing.

Metode penelitian adalah observasi dan wawancara.Subjek penelitian yaitu 1 Kepala URM, 3 petugas assembling dan 8 petugas filing.Objek penelitian ini adalah kebijakan, SOP, tugas pokok dan fungsi assembling, sarana pelacakan DRM, alur DRM, sistem pengendalian ketidaklengkapan dan pelaksanaan prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing.Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dan wawancara.pengolahan data melalui tahap pengumpulan, pemeriksaan, pengelompokkan, penyusunan. Data di analisis secara deskriptif dan selanjutnya akan dibandingkan dengan teori.

Hasil penelitian di RS Panti Wilasa Citarum Semarang belum ada kebijakan yang mengatur tentang pengembalian DRM dari assembling ke filing, belum ada SOP yang mengatur tentang pengembalian DRM dari assembling ke filing, tugas pokok dan fungsi assembling terhambat karena tidak ada kesepakatan waktu pengembalian DRM, bahan tracer yang digunakan mudah sobek atau salah letak, alur DRM yang tidak sesuai teori, dan pelaksanaan prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing masih terdapat penumpukan dari URI karena tidak ada waktu kesepakatan pengembalian tercantum dalam SOP.

Saran bagi RS Panti Wilasa Citarum Semarang adalah perlu rancangan revisi kebijakan pengembalian, ditetapkan protap pengembalian dan mensosialisasikan isi SOP kepada petugas, setiap meja diberi selebaran SOP tugas pokok dan fungsi assembling, kertas tracer diganti dengan stiker label, alur bisa langsung dari UJR, URI, UGD ke Koding/Indeksing, tetapi ada petugas assembling ditempatkan ke URI dan pembagian tugas untuk 3 petugas assembling sebagian di URI, sebagian di URM untuk pengolahan data.

KataKunci: DRM, URM, URI, kebijakan, SOP, filing dan fungsi assembling.

Kepustakaan: 23 (1963 – 2015)

(12)

xii

The Diploma Program on Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian Nuswantoro University Semarang 2016 ABSTRACT

HENING PUSPASARI

REVIEW IMPLEMENTATION RETURNS PROCEDURE OF MEDICAL RECORD DOCUMENT FROM ASSEMBLY TO FILING IN RS PANTI WILASA CITARUM YEAR 2016

xix + 74 pages + 10 tables + 3 pictures + 22 appendix

Based on the initial survey in Panti Wilasa Citarum Hospital problem occured when 467 medical record document returned to filing, of 591 medical record document for 10 days of reseach. Returns of medical record document was late because it exceeds the deadline ie 2x24 hours after the patient was discharged from hospital. The purpose of this study was described implementation the return procedure of medical record document from assembling to filing.

The research method were observation and interviews. Subject of the study head of medical records unit, 3assembling officers and 8 filing officers. The object of this study were the policy, procedures, duties and functions of assembling, tracking instrument, flow of medical record document, control system of incompleteness and the implementation return procedure of medical record document from assembling to filing. The research instrument was the observation and interview. Data processing by collection, examination, grouping, preparing. Data was analyzed descriptively and compared with the theory.

Research result showed in Panti Wilasa Citarum Hospital Semarang did not have policy regarding the return of medical record document from assembling to filing, there was no procedures of medical record document from assembling to filing, duties and functions of assembling hampered because there was no agreement of payback period medical record document, tracer materials used easily torn or misplaced, flow of medical record document did not fit the theory, there were accumulation of medical record document from inpatient unit because there was no agreement payback time stated in the procedures.

Suggestions for Panti Wilasa Citarum Semarang to revise return policy of medical record document, to set out the procedures and disseminate the contents of procedures to officers, each table was given a flyer procedures, basic tasks and functions of assembling, paper tracer replaced with sticker label, flow can be directly from URJ, URI, ER to coding / Indexing, but assembling officer was placed to URI and distribution of tasks to three assembling officers, to URI, to URM for data processing.

KeyWord : medical record document, medical record unit, inpatient, policies, procedures, filing and assembling functions.

Bibliography : 15 ( 1999 – 2015)

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN HAK CIPTA ... ii

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iv

KEASLIAN PENELITIAN ... v

HALAMAN PERSETUJUANPUBLIKASI ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... viii

PRAKATA ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

(14)

xiv

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis ... 10

B. Manfaat Dokumen Rekam Medis ... 10

C. Cara Penyimpanan Dokumen Rekam Medis ... 12

D. Assembling ... 12

E. Filing ... 13

F. Jenis Formulir Rekam Medis Rawat Inap ... 14

G. Ketentuan Kelengkapan Isi Rekam Medis ... 15

H. Quality Assurance ... 15

I. Mutu ... 17

J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan ... 18

K. Kebijakan ... 19

L. Standar Operasional Prosedur ... 19

M. Sarana ... 20

N. Alur ... 20

O. Sistem Pengendalia……… 20

P. Kerangka Teori……… 21

(15)

xv BAB III : METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep………... 22

B. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Definisi Operasional ... 23

E. Subjek dan Objek ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 25

G. Pengumpulan Data ... 26

H. Pengolahan Data ... 27

I. Analisis Data ... 27

BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit ... 28

B. Hasil Pengamatan ... 47

C. Pembahasan ... 59

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA………...73

LAMPIRAN………... 75

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

1.1 TabelDRM Pasien Pulang dari Bangsal dan Masuk Filing…… ... 3

1.2 Tabel Keaslian Penelitian ... 7

3.2Tabel Definisi Operasional ... 23

4.1 Tabel KarakteristikResponden ... 47

4.2 Tabel Prosentase Hasil Wawancara Terkait Kebijakan ... 48

4.3 Tabel Hasil Wawancara ... 49

4.4 Tabel Prosentase Hasil Wawancara Terkait SOP………50

4.5 Tabel Hasil Wawancara Terkait Tupoksi………52

4.6 Tabel Hasil Wawancara Terkait Sarana Pelacakan……….54

4.8 Tabel Kode Warna………..67

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Kerangka Teori ... 21 3.1Gambar Kerangka Konsep ... 22 4.7 Gambar Alur DRM dari Rawat Inap ke Filing……… 56

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

1. RS : Rumah Sakit

2. DRM : Dokumen Rekam Medis 3. SOP : Standar Operasional Prosedur 4. TDF : Terminal Digit Filing

5. MDF : Middle Digit Filing 6. Dr : Dokter

7. BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial 8. SK : Surat Keputusan

9. URM : Unit Rekam Medis 10. IRM : Instalasi Rekam Medis 11. SPK : Sekolah Perawat Kesehatan 12. Depkes : Departemen Kesehatan 13. SDM : Sumber Daya Manusia

14. DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pasien 15. ATK : Alat Tulis Kertas

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian.

2. Pedoman Wawancara.

3. Pedoman Observasi.

4. SOP Pengembalian DRM dari Bangsal rawat Inap 5. SOP Assembling

6. SOP Audit Kelengkapan DRM Rawat Inap 7. SOP Analisa Kualitatif DRM

8. SOP Analisa Kuantitatif DRM

9. Laporan Penyimpanan Status Pasien Inap Periode Februari 10. Rekapitulasi Kunjungan Pasien Rawat Inap

11. Evaluasi Kerja Assembling 12. Usulan Tracer

13. Usulan SOP Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing 14. Usulan SOP Pengembalian dari Unit Rawat Inap ke Assembling 15. Kebijakan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing

(20)

xx BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Permenkes RI No.269/Menkes/III/2008/pasal 1 tentang rekam medis, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.(1) Dokumen Rekam Medis (DRM) harus dijaga kerahasiannya dan terlindung dari bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi.

Dengan demikian untuk mempertahankan mutu pelayanan rumah sakit tersebut perlu ditunjang oleh adanya pengolahan rekam medis yang baik, salah satu unit pengolahannya adalah bagian assembling. Peran assembling adalah sebagai perakit formulir rekam medis, peneliti isi data rekam medis, pengendali pengguna nomor rekam medis dan formulir rekam medis.

Pengembalian dokumen rekam medis akan berpengaruh pada proses pemberian pelayanan kepada pasien. Pengembalian dokumen rekam medis yang diisi tidak lengkap oleh tenaga kesehatan atau dokter akan dikembalikan lagi agar dilengkapi catatan data medis dan dapat dikembalikan tepat waktu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya yaitu : mencatat data secara tepat waktu, mencatat data yang up to date, mencatat data secara lengkap dan cermat, membuat catatan yang dapat dipercaya dan menurut kenyataan,

1

(21)

xxi

memilih data yang berkaitan dengan masalahnya dan mencatat data secara objektif.

Berdasarkan survei awal di RS Panti Wilasa Citarum menggunakan penyimpanan sentralisasi yaitu penggabungan antara dokumen rawat inap dan rawat jalan. Dokumen rawat inap yang akan dikembalikan dari bangsal menuju ke unit rekam medis diterima di meja penerimaan dokumen dan langsung ditangani oleh petugas koding, sehingga dokumen tidak dapat diteliti kelengkapannya terlebih dahulu oleh petugas assembling. Setelah dokumen rawat inap selesai dikoding kemudian baru diserahkan pada bagian assembling untuk diteliti kelengkapannya oleh petugas.

Jika dokumen rekam medis lengkap maka akan langsung masuk ke rak filing akan tetapi jika dokumen tersebut tidak lengkap, maka akan dimasukan ke tempat penyimpanan dokumen yang belum lengkap atau rak PR dokter agar dilengkapi oleh dokter yang bersangkutan. Sedangkan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang sebagian besar adalah dokter mitra atau dokter tidak tetap, maka dokter yang menanganipun tidak selalu berada ditempat. Maka akan memakan waktu yang cukup menyita pekerjaan petugas assembling dan dokumen rekam medis akan terlambat untuk ditangani.

Kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu 1x24 jam setelah pasien pulang, akan tetapi pelaksanaan pengembalian DRM di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Pengembalian DRM dikatakan terlambat apabila

(22)

xxii

melebihi batas waktu pengembalian yaitu 2x24 jam setelah pasien keluar dari rumah sakit.

Berikut DRM pasien yang kembali dari bangsal dan masuk ke filing yang diteliti :

Tabel 1.1

DRM Pasien Pulang dari Bangsal dan Masuk Filing Tanggal pasien

pulang

DRM (kembali) Dari bangsal ke

RM

DRM (masuk) Dari Assembling

ke Filing

Prosentase

9 Februari 2016 102 43 0,42%

10 Februari 2016 56 48 0,85%

11 Februari 2016 60 44 0,73%

12 Februari 2016 44 63 1,43%

13 Februari 2016 52 41 0,78%

15 Februari 2016 76 55 0,72%

16 Februari 2016 31 53 1,70%

17 Februari 2016 27 36 1,33%

18 Februari 2016 64 49 0,76%

19 Februari 2016 79 35 0,44%

Jumlah 591 467 9,15%

Rata-rata 59,1 46,7 0,91%

Berdasarkan data di atas terdapat 467 DRM yang masuk ke filing dari 591 DRM yang diteliti selama 10 hari. Atas dasar itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Tinjauan

(23)

xxiii

Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan prosedur pengembalian dokumen rekam medis dari Assembling ke Filing RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan pelaksanaan prosedur pengembalian dokumen rekam medis dari bagian assembling ke filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan kebijakan pengembalian DRM dari assembling ke filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang b. Mendeskripsikan SOP pelaksanaan pengembalian DRM dari

bagian assembling ke filing RS Panti Wilasa Citarum Semarang c. Mendeskripsikan tugas pokok dan fungsi assembling di RS

Panti Wilasa Citarum Semarang

d. Mendeskripsikan sarana pelacakan DRM di filing RS Panti Wilasa Citarum Semarang

e. Mendeskripsikan alur DRM dari rawat inap ke filing

f. Mendeskripsikan sistem pengendalian ketidaklengkapan DRM

(24)

xxiv

g. Mendeskripsikan pelaksanaan prosedur pengembalian DRM dari assembling ke filing

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit

a. Hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu khususnya di bagian Assembling.

b. Dapat meningkatkan mutu pelayaan di rumah sakit menjadi lebih baik.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan dan pelaksanaan rekam medis, khususnya dalam penyebab keterlambatan DRM dari assembling ke bagian filing.

3. Bagi Akademik

Sebagai bahan referensi di perpustakaan serta dasar bahan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Pembaca

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai keterlambatan pengembalian DRM.

5. Bagi Masyarakat

Dengan meminimalisirkan keterlambatan pengembalian DRM maka mutu pelayanan di rumah sakit akan lebih berkualitas dan semakin banyak masyarakat yang datang untuk berobat.

(25)

xxv E. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Lingkup Materi

Lingkup materi yang diambil dalam penelitian ini adalah alur dan prosedur rekam medis

3. Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, khususnya pada bagian assembling dan filing

4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara

5. Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah Dokumen Rekan Medis Rawat Inap di RS Panti Wilasa Citarum Semarang

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Desember

(26)

xxvi F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Peneliti Metode Hasil Penelitian

1 Yuliani Tamo Ina

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Penyerahan

Dokumen Rekam Medis dari Rawat Inap ke bagian Filing di RS Panti Wilasa DR.Cipto Semarang Tahun 2013

Penelitian Deskriptif dengan metode obsevasi dan wawancara pendekatan cross sectional

Hasil pengamatan menunjukan bahwa masih terjadi keterlambatan

penyerahan drm dari rawat inap ke filing

2 Qori Widiastuty

Faktor

Keterlambatan Penyerahan

Dokumen Rekam Medis Rawat Inap dari Bangsal ke Assembling di RSJD

Dr. Amino

Gondohutomo Semarang 2013

Penelitian Deskriptif menggunakan metode observasi dan wawancara dengan pendekatan retrospektif

Perawat bangsal sudah mengetahui bahwa pekerjaannya berkaitan dengan penyerahan dokumen rekam medis setelah pasien pulang ke assembling.

(27)

xxvii 3 Riska

Setyawan

Faktor-Faktor Keterlambatan Penyerahan

Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Assembling di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Pada Periode Bulan Maret 2013

Penelitian Deskriptif dengan metode observasi dan wawancara

Hasil penelitian adalah alur penyerahan DRM dari bangsal ke bagian assembling, dan faktor penyebab

keterlambatan penyerahan DRM.

4 Natalia Pepy Chandra

Tinjauan Prosedur Pengembalian DRM Rawat Inap di Unit Rekam Medis RS

Bhakti Wira

Tamtama Semarang Tahun 2014

Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional

Hasil penelitian adalah bahwa petugas harus melengkapi dokumen rekam medis setelah pasien pulang dan membuat kebijakan untuk mengatur pengembalian

dokumen rekam medis setelah pasien pulang.

(28)

xxviii 5 Maria

Fransiska Lero

Tinjauan Faktor- Faktor

Keterlambatan Pengembalian DRM Pasien BPJS dari Bangsal Rawat Inap ke Assembling di RS.Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2015

Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional

Hasil penelitian yang menyebabkan

keterlambatan adalah semua petugas bangsal/ruang belum semuanya tau tentang protap pengembalian DRM rawat inap ke unit rekam medis.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang adalah sebagai berikut :

1. Lahan penelitian, untuk lahan penelitian Yuliani Tamo Ina dilakukan di RS Panti Wilasa Dokter Cipto Semarang, Qori Widiastuty di RSJD Dr.

Amino Gondohutomo Semarang, Riska Setyawan di RSUD Tugurejo Semarang, Natalia Pepy Chandra di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, Maria Fransiska Lero di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, sedangkan untuk lahan penelitian sekarang yaitu dilakukan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

2. Variable bebas yang digunakan oleh peneliti sekarang.

(29)

xxix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rekam Medis

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 tentang rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

Rekam medis menurut Huffman EK, 1992 menyampaikan batasan rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.(3)

B. Manfaat Dokumen Rekam Medis

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989 meyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 manfaat, yaitu :

1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum 3. Bahan untuk kepentingan penelitian

4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan 5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistic kesehatan

10

(30)

xxx

Menurut Gibony manfaat rekam medis yang disingkat dengan ALFRED adalah :

1. Administration

Data dan informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk pelaksanaan fungsi manajer sebagai pengelola seluruh sumber daya.

2. Legal

Sebagai alat bukti hukum yang dapat melindungi hukum terhadap siapa saja yang berkaitan dengan pelayanan medis tersebut

3. Financial

Sebagai bukti telah dilakukannya pelayanan di rumah sakit tersebut, yang menentukan beberapa biaya yang wajib dibayar pleh penerima

4. Research

Dapat dijadikan sumber data / informasi dalam sebuah penelitian.

5. Education

Sebagai sarana pengembangan ilmu bagi para siswa, mahasiswa atau pendidik atau para peneliti.

6. Documentation

Sebagai sarana pencatatan terjadinya transaksi kegiatan pelayanan. (4)

(31)

xxxi

C. Cara Penyimpanan Dokumen Rekam Medis

Menurut SK Dirijen Yanmed no.78/1991 penyimpanan dokumen rekam medis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis dipusatkan di satu tempat/unit rekam medis selama dirawat.

2. Desentralisasi adalah penyimpanan rekam medis dimasing-masing unit pelayanan. (5)

D. Bagian Assembling 1. Tugas pokok

Bagian assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok diantaranya yaitu :

a. Merakit kembali formulir-formulir dalam DRM dari rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan.

b. Meneliti kelengkapan data yang tercatat di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya.

c. Mengendalikan DRM yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap.

d. Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis

e. Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam medis.

(32)

xxxii 2. Peran dan Fungsi

Adapun peran dan fungsi assembling dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai :

a. Perakit formulir rekam medis

b. Peneliti kelengkapan data rekam medis c. Pengendali DRM tidak lengkap

d. Pengendali penggunaan nomor rekam medis dan formulir rekam medis. (10)

E. Bagian Filing 1. Tugas Pokok

Bagian filing adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok diantaranya yaitu :

a. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu sesuai degan kebijakan penyimpanan dokumen rekam medis.

b. Mengambil kembali (retriev) dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

c. Menyusutkan (meretensi) dokumen rekam medis sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan.

d. Memisahkan penyimpanan dokumen inaktif dan dokumen aktif.

e. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.

f. Menyimpan dokumen rekam medis yang direstarikan (diabadikan).

g. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.

(33)

xxxiii 2. Peran dan Fungsi

Adapun peran dan fungsi dari filing dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai :

a. Penyimpanan dokumen rekam medis.

b. Penyedia dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

c. Pelindung arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap kerahasiaan isi data dokumen rekam medis.

d. Pelindung arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi. (10)

F. Jenis Formulir Rekam Medis Rawat Inap

Isi dokumen rekam medis untuk pasien rawat inap, antara lain:

1. Lembaran-lembaran Umum a. Ringkasan masuk keluar

b. Catatan dan pengobatan dokter c. Catatan pemberian obat

d. Catatan pemakaian dan tindakan e. Catatan infuse

f. Resume keperawatan g. Resume keluar

2. Lembaran-lembaran khusus a. Lembaran kontrol

b. Laporan operasi c. Laporan anastesi d. Riwayat kehamilan

(34)

xxxiv e. Catatan/laporan persalinan f. Identifikasi bayi lahir

G. Ketentuan Kelengkapan Isi Rekam Medis

1. Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam harus ditulis dalam lembar (formulir) rekam medis.

2. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta di beri tanggal.

3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau dokter yang membimbingnya.

4. Pencatatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter yang membimbingnya.

5. Dokter yang merawat harus memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukan pada saat itu juga serta dibubuhi tanda tangan.

6. Penghapusan dengan cara apapun tidak diperbolehkan. (9)

H. Quality Assurance

1. Pengertian Quality Assurance

Quality assurance adalah semua peralatan dan kegiatan yang dimaksud untuk menjaga keselamatan, memelihara dan meningkatan mutu pelayanan.

(35)

xxxv 2. Tujuan Quality Assurance

Adalah makin meningkatan mutu pelayanan, agar berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menerapkan masalah dan penyebab masalah. Mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah diterapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia.

3. Jenis-jenis Analisis a. Analisa Kualitatif

Adalah suatu analisa terhadap konsisten pencatatan data rekam medis yang tercatat ke dalam formulir analisa ini dilakukan dengan cara membaca data yang telah tercatat pada formulir rekam medis lain yang telah digunakan untuk pelayanan pasien guna menilai konsitensi pencatatan tersebut dengan menggunakan tolak ukur standar pelayanan medis untuk pencatatan data medis dan standar asuhan keperawatan untuk menganalisis data keperataan.

b. Analisa Kuantitatif

Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan mudah dapat dikoreksi dengan dibuatkan adanya suatu prosedur, sehingga rekam medis menjadi lebih lengkap dan dapat dipakai untuk pelayanan pasien, aspek hukum, memenuhi peraturan agar analisa data dapat akurat.

(36)

xxxvi

c. Komponen-komponen Analisa kuantitatif:

1) Review Identifikasi

Memeriksa setiap halaman atau lembar rekam medis untuk identifikasi pasien minimal harus memuat nama pasien dan nomor rekam medis.

2) Review Pelaporan

Beberapa laporan tertentu yang ada di dokumen rekam medis dalam pelayanan kesehatan dapat di sesuaikan dalam penyakit pasien selama dirawat di rumah sakit.

3) Review Autentifikasi

Analisa kuantitatif juga memastikan bahwa penulisan data rekam medis mempunyai outentifikasi berupa tanggal pelayanan, nama terang dan tanda tangan.

4) Review Pencatatan

Memeriksa pencatatan yang tidak lengkap dan tidak dapat dibaca. Memeriksa baris per baris dan apabila ada barisan yang kosong maka akan di kembalikan untuk diisi dan singkatan tidak di perbolehkan.

I. Mutu

Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata setara penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi. (12)

(37)

xxxvii

J. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing

1. Man (Manusia)

Faktor terpenting dari suatu pelaksanaan sistem untuk mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah manusia. Dalam pengelolaan DRM sumber daya manusia adalah faktor yang sangat penting. Semua petugas harus mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan yang berguna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang rekam medis.

Keterlambatan pengembalian DRM dari assembling ke filing.

2. Money (Uang)

Dana adalah salah satu hal yang paling berperan untuk mencapai pelaksanaan suatu sistem di rumah sakit agar terciptanya pelayanan yang baik dan cepat sesuai dengan yang diharapkan pasien

3. Materials (Materi)

Bahan adalah suatu produk atau fasilitas yang digunakan untuk menunjang tujuan dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang di butuhkan rumah sakit. Apabila bahan tidak memenuhi persyaratan maka tingkat penumpukan DRM semakin bertambah.

4. Methode (Metode)

Metode yang tepat dapat sangat membantu tugas tugas seorang petugas assembling, sehingga akan lebih cepat dalam pelaksanaan fungsi kerja assembling.

(38)

xxxviii 5. Machine (Mesin)

Alat yang digunakan manusia untuk melakukan sesuatu pekerjaan agar lebih cepat selesai dan sebagai penunjang pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit yang diantaranya adalah komputer (yang digunakan untuk membantu pencarian dokumen). (6)

K. Kebijakan

Kebijakan adalah sebuah ketepatan yang berlaku dan dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang menaatinya (yang terkena kebijakan itu). (13)

Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah ke mana organisasi tersebut akan diterapkan.(14) Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketepatan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu .

L. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar operasional prosedur adalah pedoman standar operasinal dalam mengimplementasikan keputusan dalam suatu tindakan yang terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan. Monitoring dan evalusai berfungsi untuk selalu memonitori dan mengevaluasi kualitas, kelancaran operasional dan pemanfaatan dari komponen siklus. Melalui monitoring

(39)

xxxix

dan evaluasi diharapkan dinamika proses dalam siklus dapat diikuti dan pemanfaatan sistem dapat optimal.(8)

M. Sarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana juga sebagai alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan didalam publik, karena pabila dilakukan tidak tersedia akan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.(7)

N. Alur

Alur adalah struktur rangkain kejadian-kejadian yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang disusun secara kronologis. Atau definisi alur yaitu merupakan rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan yang terdapat dalam cerita harus berkaitan satu sama lain, seperti bagaimana suatu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lainnya, lalu bagaimana tokoh yang digambarkan dan berperan di dalam cerita yang seluruhnya terkait dengan suatu kesatuan waktu. (16)

O. Sistem Pengendalian

Secara umum sistem pengendaian adalah suatu usaha atau perlakuan terhadap suatu sistem dengan masukan tertentu guna mendapatkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan.(17) Sistem

(40)

xl

pengendalian ketidaklengkapan DRM adalah tata cara pengendalian ketidaklengkapan DRM.

P. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : modifikasi antara teori Azwar Azrul dalam bukunya Mutu Pelayanan Kesehatan dengan teori George R. Terry dalam bukunya Principle of Management dan Hatta, Gemala R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.

Man

Money

Matherial

Methods

Machines

Pengembalian DRM dari Assembling ke

Filing

Mutu Pelayanan Rekam Medis

(41)

xli BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Q. Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

R. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif metode

Kebijakan Pengembalian

DRM

Tugas Pokok dan Fungsi Assembling

SOP Pengembalian

DRM

Pelaksanaan pengembalian DRM dari

Assembling ke Filing Sarana

Pelacakan DRM

Sistem Pengendalian

Ketidak- lengkapan DRM

Alur DRM dari Rawat Inap ke

Filing

Sesuai

Tidak Sesuai

22

(42)

xlii

yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara dan observasi. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.(11)

A. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunankan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimilika atau didapakan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. (11)

Variabel penelitian sebagai berikut :

1. Kebijakan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing 2. SOP Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing 3. Tugas Pokok dan Fungsi Assembling

4. Sarana Pelacakan DRM di Filing 5. Alur DRM dari Rawat Inap ke Filing

6. Sistem Pengendalian Ketidaklengkapan DRM

7. Pelaksanaan Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing

B. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

1 Kebijakan pengembalian DRM dari assembling ke filing

Aturan yang terkait dengan

pelaksanaan proses

(43)

xliii

pengembalian DRM dari assembling ke filing

2 SOP pengembalian DRM dari assembling ke filing

Standar Operasional Prosedur yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pengembalian DRM dari assembling ke filing Semarang 3 Tugas Pokok dan Fungsi

Assembling

Tugas yang menjadi tanggungjawab dan wewenang assembling menurut SOP dan petugas assembling

4 Sarana pelacakan DRM di filing Alat yang digunakan untuk melacak dokumen di filing 5 Alur DRM dari Rawat Inap ke

Filing

Urutan pengembalian DRM dari Rawat Inap ke filing

6 Sistem Pengendalian

Ketidaklengkapan DRM

Tata cara pengendalian ketidaklengkapan DRM

7 Pelaksanaan Prosedur

Pengembalian DRM dari assembling ke filing

Prosedur yang dijalankan dalam proses pengembalian DRM dari Unit Rawat Inap ke assembling, dan dari assembling ke filing

a. Sesuai : Sesuai dengan SOP dan kebijakan yang

(44)

xliv

berlaku di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

b. Tidak sesuai : Tidak sesuai dengan SOP dan kebijakan yang berlaku di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

C. Subjek dan Objek 1. Subjek

Subjek pada penelitian ini yaitu 1 Kepala URM, 3 petugas assembling dan 8 petugas filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

2. Objek

Objek pada penelitian ini adalah kebijakan, SOP, tugas pokok dan fungsi assembling, sarana pelacakan DRM, alur DRM, dan sistem pengendalian ketidaklengkapan DRM di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

D. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Wawancara

(45)

xlv

Membuat daftar pertanyaan untuk Kepala URM mengenai kebijakan proses pengembalian DRM dan petugas assembling mengenai proses cara pengembalian DRM dari assembling ke filing.

2. Pedoman Observasi

Observasi di lakukan secara langsung pada unit assembling dan filing di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dengan objek penelitian prosedur pelaksanaan pengembalian dokumen rekam medis dari assembling ke filing dan hal yang akan di teliti yaitu kebijakan, SOP, tugas pokok dan fungsi assembling, sarana, alur, dan sistem pengendalian ketidaklengkapan DRM.

E. Cara Pengumpulan Data 1. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada kepala URM, 3 petugas assembling dan 8 petugas filing tentang kebijakan pengembalian DRM dari assembling ke filing, SOP pengembalian DRM dari assembling ke filing, tugas pokok dan fungsi assembling, sarana pelacakan DRM di filing.

2. Observasi

Data yang diperoleh dengan mengamati pekerjaan petugas assembling, meliputi kebijakan, SOP, tugas pokok dan fungsi assembling, sarana pelacakan, alur DRM, sistem pengendalian ketidak lengkapan DRM, dan prosedur pelaksanaan pengembalian DRM dari assembling ke filing.

(46)

xlvi F. Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah meneliti atau melakukan pengecekkan tentang kelengkapan data yang telah diperoleh sehingga bisa menjadi informasi yang mempunyai arti.

2. Tabulating

Tabulating yaitu mengumpulkan data-data yang telah diperoleh dan di urutkan berdasarkan jenis data agar mempermudah dalam proses penyajian data.

G. Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dari penelitian akan dianalisis dengan mengolahnya secara deskriptif yaitu dengan menguraikan data tentang prosedur pengembalian dokumen rekam medis dari assembling ke filing kemudian data tersebut akan di bandingkan dengan teori yang ada untuk didapatkan kesimpulan dari penelitian ini.

(47)

xlvii BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum adalah sebuah rumah sakit umum kelas madya (C) yang merupakan salah satu unit kerja dari Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), yaitu sebuah yayasan kesehatan kristen yang berdiri sebagai hasil kerjasama antara Sinode Gereja Kristen Jawa dan Sinode Gereja Kristen Indonesia.

Pendirian Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa yang didirikan pada 19 Januari 1950 di Jl.Dr.Cipto No.50 Semarang.

Pada tahun 1966, para pengurus yayasan mencetuskan ide untuk membangun Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa di lokasi lain karena tempat yang lama sudah tidak memungkinkan dilakukan perluasan gedung baru. Setelah beberapa lama mencari lokasi yang tepat, pada bulan Mei 1969 diperoleh sebidang tanah di kelurahan Mlatiharjo, tepatnya di Jalan Citarum 98 Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur.

(48)

xlviii

Pembangunan rumah sakit ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 8 November 1969. Proyek pembangunan dipimpin oleh Dr. A. Hoogerwerf dan pelaksananya Bapak Ko Kian Giem (Djoni Mandali) sedangkan pendanaan dari pembangunan ini diperoleh dari Pemerintah Negeri Belanda. Pembangunan rumah sakit ini diselesaikan pada tanggal 25 April 1973 di atas tanah seluas 22.528 M2 dengan luas gedung 10.557 m2.

Seusai pembangunan tersebut, pada tanggal 5 Mei 1973, Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa di Jl.Citarum No.98 yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan berupa : Pemeriksaan ibu hamil, tindakan persalinan dan perawatan paska persalinan, Keluarga Berencana, pemeriksaan anak dan merawat anak-anak sakit, Imunisasi, serta diperlengkapi dengan institusi pendidikan berupa Sekolah Bidan dengan lama pendidikan 4 tahun, dires- mikan oleh Menteri Kesehatan R.I. yang diwakili oleh Dr. Suhasan, Kepala Direktorat Kedokteran.

Pada tahun 1980 Rumah Sakit Bersalin Panti Wilasa Citarum mengajukan perubahan status Rumah Sakit Bersalin menjadi Rumah Sakit Umum yang kemudian dikenal dengan nama RSU Panti Wilasa I yang dikeluarkan oleh Depkes RI No.

807/Yan.Kes/RS/80 tertanggal 22 Mei 1980. Perubahan status tersebut membawa dampak pada perubahan pelayanan rumah sakit yang sudah ada. Pada bagian rawat jalan terdapat pelayanan Unit Gawat Darurat dan pelayanan poliklinik, sedangkan dibagian rawat inap terdapat bangsal yang digunakan untuk merawat pasien paska

28

(49)

xlix

persalinan, penyakit anak dan penyakit umum. Disamping itu Sekolah Bidan yang ada , dikonversi menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dengan didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 93/KEP/DIKLAT/KES/81 tanggal 26 Mei 1981. Pelayanan lain yang ditambahkan di tahun yang sama dalam rangka mewujudkan pelayanan yang bersifat holistik adalah pelayanan Pastoral (kerohanian) dan Pelayanan Unit peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM).

Pada acara peringatan HUT RS.Panti Wilasa 1 ke-21 tanggal 5 Mei 1994, oleh Ketua Pengurus YAKKUM Cabang Semarang (Drs. Soegarno Hadijoedopramono) dicanangkan perubahan nama dari RS. Panti Wilasa I menjadi RS. Panti Wilasa (Citarum) sedangkan RS. Panti Wilasa II diganti dengan nama RS. Panti Wilasa (Dr. Cipto). Hal ini di dasarkan pada pentingnya untuk melakukan antisipasi terhadap kerancuan persepsi antara RS. Panti Wilasa I dan RS. Panti Wilasa II sehingga masing-masing mempunyai nama sendiri-sendiri. Dan mulai tanggal 29 Agustus 1995 Rumah Sakit Panti Wilasa I resmi berubah nama menjadi RS.

Panti Wilasa (Citarum) Semarang dengan SK Dirjen pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI No. YM. 02.04.3.5.3830.

Pada bulan Januari 2001 mulai dioperasikan Bangsal Geriatri (bangsal perawatan lansia) dengan kapasitas 12 tempat tidur, Ruang Aula dengan kapasitas 300 orang dan Ruang Hemodialisa (unit cuci darah ), serta pada tanggal 1 september 2001 diresmikan gedung Akademi Kebidanan Panti Wilasa. Seiring dengan dengan

(50)

l

perkembangan waktu, beberapa pengembangan fisik bangunan juga terus dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum sehingga luas gedung rumah sakit menjadi 11.492 m2 dan luas tanah menjadi 21.737 m2. Selain perubahan fungsi dari ruangan perawatan Geriatri pada tanggal 1 Februari 2007 yang semula difungsikan sebagai ruang perawatan pasien lansia, menjadi ruang High Care Unit yang berfungsi sebagai ruang perawatan pasien yang memiliki kebergantungan tinggi dalam perawatannya.

Untuk lebih memberikan keleluasaan bidang kependidikan, maka terhitung tanggal 1 Juli 2008 Akademi Kebidanan Panti Wilasa menjadi akademi dengan manajemen yang mandiri dan terpisah dengan manajemen rumah sakit.

Mulai tahun 2011 untuk memenuhi standar pelayanan medic telah dilakukan pembangunan gedung medik sentral di lokasi ruang ICU, kamar bersalin dan komplek perkantoran dan telah beroperasi mulai tahun 2012. Bangunan gedung medik sentral terdiri dari 4 lantai seluas 500 M2 yang difungsikan untuk lantai 1 : Pelayanan IGD dan Kamar Bersalin , lantai 2 : Pelayanan Kamar Operasi dan Ruang ICU, lantai 3 : Pelayanan perinatal Resiko Tinggi (Peristi), High Care Unit (HCU) dan Haemodialisa, dan lantai 4 : Ruang VIP.

Sedangkan ruang perkantoran direlokasi di bagian belakang bangunan rumah sakit.

2. Letak Geografis

(51)

li

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum terletak dijalan citarum no.98 semarang, tepatnya di Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur. Luas gedung rumah sakit 11.492 m2 dan luas tanah 21.737 m2. Lokasinya yang cukup strategis karena masih berada dilingkup kota.

3. Visi, Misi, Etos Kerja dan Motto Rumah Sakit a. Visi

Rumah Sakit yang profesional, aman, dipercaya, dan penuh kasih.

b. Misi

1) Peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, holistik dan aman untuk masyarakat kelas menengah, bawah tanpa mengabaikan kelas atas.

2) Optimalisasi SDM yang kompeten dan berbudaya Yakkum.

3) Efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan menuju sustainabilitas dan pertumbuhan institusi.

4) Membangun dukungan masyarakat dan kemitraan untuk peningkatan jangkauan pelayanan serta advokasi pelayanan kesehatan.

c. Etos Kerja

Tanggap, Senyum, Trampil

d. Motto

Cermat, Aman, Responsif, Empati (CARE)

4. Gambaran Umum Unit Rekam Medis

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dampak Kesehatan Mental Pada Anak Korban Kekerasan Seksual; Ullum Kusumaningtyas; 092110101119; 2013; 153 halaman; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di

[r]

Dampak Kesehatan Mental Pada Anak Korban Kekerasan Seksual; Ullum Kusumaningtyas; 092110101119; 2013; 153 halaman; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Pemahaman guru terhadap siswa menunjukkan bahwa: sebagian besar siswa angat setuju bahwa siswa harus menghormati siswa lain meski berbeda agama, suku, bangsa, bahasa,

[r]

Pemahaman siswa terhadap siswa menunjukkan bahwa: 73,33% siswa sangat setuju bahwa siswa harus menghormati siswa lain meski berbeda agama, suku, bangsa, bahasa, dan