• Tidak ada hasil yang ditemukan

modified Atmosphere Packaging Using PerforatedPlastic Film of LDPE and PP to Prolong Shelflife ofDisinfectedChili fruits.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "modified Atmosphere Packaging Using PerforatedPlastic Film of LDPE and PP to Prolong Shelflife ofDisinfectedChili fruits."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Modified atmosphere packaging using perforated plastic film to prolong shelf life of disinfected cabai fruits

Ni Luh Yulianti*, I Made Supartha Utama *, Oka Mandana**, and Greg Luther***

*Academic Staffs of Faculty of Agricultural Technology, Udayana University, Denpasar-Bali, Indonesia, **Undergraduate Student of Department of Agriculture Engineering, Faculty of Agricultural Technology, ***Researcher at The Asian Vegetable Research and Development Center (AVRDC),

Abstract

Fresh cabai fruit is one of high value crops needed for daily culinary in households, restaurants, hotel and catering services and it is difficult to be substituted by other plant materials since it is consisted by specific flavored chemicals. Since the fresh fruits are still living during the postharvest period which is indicated by high metabolic rate, the fruits deteriorate quickly which bring about the high weight loss. The fruits are also easy to be attacked by decay microorganisms. This experiment aimed to find a simple method to reduce the losses. The experiment involved the completely randomized design with three factors of treatments. The first factor was disinfection with levels of treatments namely a) disinfection using 300 ppm chlorine solution in water, b) 200 ppm potassium sorbate solution in water, and c) without disinfection. The second factor was the type of plastic packaging materials consisted of a) low density polyethylene (PE) and b) polypropylene (PP). The both plastics have the same thickness of 0.06 mm and the same dimension of 20 cm x 30 cm as bags or pouches. The third factor was the percentage of perforations of the plastic bags which consisted of a) 0%, 0.3%, 1.0% and 3.0%. The experiment was replicated three times with 280-300 g fruits for each experimental unit. Controls were prepared without any treatments as comparison. The use of perforated plastic films of PE or PP to pack the disinfected cabai fruits can provide more added values by reducing weight loss or decay during storage and marketing of the fruits compared to the fruits without disinfection and packing. The moisture condensed in the bags and spread on the surface of the fruits during storage at room temperature (28+ 2oC) limited the storage life due to the growth of decay microorganisms. Base on the preference assessment by panelists on the freshness indicated that the disinfected fruits packed in the plastic PE and PP and stored at room temperature (28+2oC) were disliked after 12 day of storage. Before that, the fruits were still liked by the panelists.

Keyword :cabai, disinfection, perforations

PENDAHULUAN

Cabai adalah salah satu produk hortikultura dengan nilai yang relatif tinggi meskipun harga sangat cepat berubah. Harga cabai terendah bisa mencapai Rp 8.000 per kg terutama pada musim kemarau dan tertinggi bisa mencapai Rp 40.000 per kg di musim penghujan. Kasus musim hujan tahun 2011, harga cabai hingga mencapai Rp 100.000 per kg. ,Produksi cabai di Bali pada tahun 2008 berkisar antara 23 ton (BPS Provinsi Bali, 2010) yang dipasok ke pasar tradisional dan modern, hotel, restoran dan jasa katering.

(3)

panen cabai yang terjadi di Bali. Umumnya, perdagangan cabai di Bali tidak menggunakan fasilitas pendinginan, sehingga kerugian diperkirakan relatiflebih tinggi.

Untuk mengurangi laju respirasi dapat dilakukan dengan mengatur konsentrasi oksigen dan atau karbon dioksida sehingga tingkat kerusakan fisiologis dapat dihindari. Pengurangan oksigen dan atau meningkatkan konsentrasi karbon dioksida sekitar yang dihasilkan dapat menyebabkan penurunan laju respirasi. Salah satu teknik untuk mengurangi oksigen dan peningkatan konsentrasi karbon dioksida adalah menggunakan kemasan plastik, tapi menghindari kondisi anaerobik. Jenis film plastik dan ketebalan menentukan permeabilitas plastik terhadap oksigen dan karbon dioksida gas. Oleh karena itu, konsentrasi kedua gas atmosfer dihead spacekemasan di mana produk ditempatkan tergantung pada jenis dan ketebalan dari lapisan plastik. Cara lain untuk mengatur pergerakan gas pada proses respirasi (oksigen dan karbon dioksida) ke dalam kantong plastik adalah dengan membuat lubang kecil pada film plastik.

Pencegahan pembusukan patologis tanaman hortikultura yang dipanen, terutama yang tidak sensitif terhadap air, dapat dicelupkan ke dalam larutan disinfektan seperti klorin dan larutan kalium sorbat. Kalium sorbat efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur dan pembusukan sementara Klorin efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri (Kader, 2002). Artikel ini melaporkan efektivitas dua jenis film plastik yaitu polyethylene dan polypropylene dengan perforasi yang berbeda untuk mengurangi kerugian dan memperpanjang umur simpan buah cabai didesinfeksi.

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi susut bobot dan memperpanjang umur penyimpanan atau umur simpan buah cabai selama periode pasca panen penyimpanan dan pemasaran.

METODOLOGI Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : buah cabai (Capsicum annum L.) "Hero"; larutan stok klorin (Byclin), yang digunakan untuk desinfeksi, dengan klor aktif (NaClO) sebesar 5,25%; kalium sorbat ; plastik Low Density Polyethylene (LDPE) dan Propylene (PP) dengan ketebalan 0,06 mm.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : timbangan, gas analyzer untuk O2 (PA-O2/CO2 WITT), sealer plastik, pelubang plastik, Ember dan nampan plastic

Rancangan Percobaan

(4)

Persiapan Percobaan

Buah cabai yang digunakan Perean, Kecamatan Baturiti, Tabana laboratorium pascapanen di Univer segar-merah dan tidak cacat.

Buah dari setiap unit eksper buah kemudian dikemas mengguna berbeda. Selanjutnya, buah disimpa susut bobot, intensitas pembusukan, dan kesegaran dilakukan dilaborator

Parameter Yang Diukur Susut Bobot

Selama 18 hari penyimpana yang telah terinfeksi lebih dari 50 Persentase susut bobot setelah me berat asli / awal pada hari ke-0 (Wt0

% Perubahan berat = [(WTN - Wt0)

Intensitas Pembusuk

Rumus di bawah ini digun Sebelum dilakukan perhitungan, se diberi peringkat seperti yang dit perhitunggannya diadaptasi dari rum Untertenshofer, 1967) untuk mem diketahui bahwa 0 berarti tidak ada buah individu terinfeksi oleh mikroor

an dalam penelitian ini dipanen langsung dari lahan nan-Bali di pagi hari (sekitar 7:00). Buah dipanen kem versitas Udayana. Buah yang disortir dan dipilih bua

perimental didesinfeksi sesuai dengan perlakuan di ata unakan kantong plastik LDPE dan PP dengan persenta mpan dalam suhu ruangan dengan suhu ruang 28oC an, konsentrasi oksigen dalam plastic kemasan, dan tes

torium oleh 10 panelis.

Gambar 1. Persiapan Penelitian

panan, susut bobot dari buah cabai diukur. Sebelum 50% oleh mikroorganisme pembusukan dihilangkan menyimpan dalam kurun waktu tertentu (WTN) diba

t0) dapat dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

t0) / Wt0] x 100

unakan untuk mengukur intensitas pembusukan setia setiap individu buah yang mengalami pembusukan ditunjukkan pada tabel di bawah. Rumus yang rumus yang diberikan oleh Townsend dan Hueber mperkirakan persentase penyakit yang terjadi. Dar ada infeksi dan 6 berarti nilai maksimum menunjukka roorganisme pembusukan.

han pertanian di Desa emudian diangkut ke buah dengan kondisi

(5)

Infection on individual fruit (%) Rating

0 0

1-10 1

11-20 2

21-30 3

31-40 4

41-50 5

>50% 6

Spoilage intensity on an experimental unit (%) =

∑ (n x v)

--- x 100% N x V

n = jumlah buah cabai di setiap peringkat v = peringkat pembusukan

N = jumlah buah per unit percobaan V = nilai maksimum (6)

Konsentrasi Oksigen di Headspace Dalam Kemasan

Konsentrasi oksigen dalam Headspace kemasan di mana unit percobaan ditempatkan diukur menggunakan gas analyzer portabel (PA-O2/CO2 WITT). Jarum probe gas analyzer dimasukkan ke dalam kemasan dan gas secara otomatis diserap ke dalam peralatan selanjutnya konsentrasi oksigen (dalam%) diukur. Persentase konsentrasi ditampilkan secara digital pada LCD

.

Uji preferensi

Uji preferensi warna buah dan kesegaran dilakukan di laboratorium yang melibatkan 10 panelis. Uji preferensi digunakan 5 skala hedonik dengan skor yaitu sangat suka(5), suka(4), cukup(3), tidak suka (2) dan sangat tidak suka (1)

HASIL Susut Bobot

Hasil analisis ragam selama penyimpanan menunjukkan bahwa tiga faktor perlakuan secara signifikan mempengaruhi susut bobot buah cabai, Pengaruh interaksi dari larutan desinfektan dengan persentase perforasi kantong plastik ditampilkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Signifikansi perlakuan terhadap susut bobot diamati pada waktu penyimpanan yang berbeda

Treatments Storage Time (days) Frequency of Significance *

2 4 6 8 10 12 14 16 18 HS S NS

Disinfectant (D) HS HS HS HS HS HS HS HS HS 9 0 0

Packaging Types (P) NS NS NS NS S NS HS HS HS 4 1 4

Percent of Perforation (F) HS HS HS HS HS HS NS HS HS 8 0 1

D x P NS NS NS S S NS NS HS S 1 3 5

(6)

P x F NS HS

D x P x F NS NS

Note: HS = Highly Significant (P>0. frequency of the HS, S and NS of tre

Tabel 1. menunjukkan bahw desinfeksi (D) dan persentase perfor signifikan dihasilkan pada buah yang kemasan plastik (F30) seperti yang di tertinggi selama penyimpanan. Susu penyimpanan mengabaikan persenta jangka waktu yang lebih lama, buah Kondisi selanjutnya diketahui bahw polyethylene (PE) atau plastic Poly disebabkan oleh mikroorganisme pa kantong plastik sangat rentan terhada

Perbandingan antara buah apapun) seperti yang ditunjukkan ol perlakuan adalah lebih rendah diba sorbat (Ds) atau klorin (Dc) dan pe berguna. Pengemasan buah cabai m (PP) tanpa desinfeksi dapat meng penyimpanan jangka panjang pengguna

Gambar 2

S HS NS NS NS NS NS HS 3

S HS NS NS HS HS NS S 3

P>0.01); S= Significant (P>0.05); NS (non-significant) treatments identified during the observation

bahwa pengaruh yang sangat signifikan dari interaks rforasi dimulai pada hari 2 penyimpanan. Susut bobo yang terdinfeksi dengan larutan kalium sorbat (Ds) da ng ditunjukkan pada Tabel1. Susut bobot tersebut merupa Susut bobot terendah diperoleh pada buah tanpa desinfe

ntase perforasi kemasan plastik. Akan tetapi untuk pe buah cabai non-didesinfeksi cenderung mengalami susut

bahwa buah cabai tanpa perlakuan desinfeksi dan Polyprophylene (PP) cenderung mengalami pembusukan patogen sehingga, buah cabai tanpa desinfeksi dan hadap pembusukan.

ah yang diberikan perlakuan dengan buah kontrol oleh Gambar 2-4 menunjukkan bahwa susut bobot pa dibandingkan buah kontrol. Ini berarti bahwa desinfek

n pengemasan buah menggunakan plastik PE atau PP i menggunakan plastik polyethylene (PE) atau plasti engurangi susut untuk penyimpanan jangka pende nggunaan desinfeksi sangat diperlukan.

Gambar 3

0 6

1 5

nt). * The

(7)

Gambar (1), (2), (3) Pengaruh perse = tanpa desinfeksi, Ds = desinfeksi F0 = Tanpa perforasi (0% perfora perforasi.

Intensitas Pembusuk

Buah cabai yang didesinfek signifikan mampu mengurangi inte tergantung pada jenis plastik yang intensitas pembusukan jelas terlihat 14 hari. Pembusukan itu terjadi pad menggunakan plastik PE. Seca mikroorganisme pembusukan lebih atau larutan klorin dan dikemas de karena kelembaban yang tinggi di d perkembangan mikroorganisme pem infeksi yang disebabkan oleh m dikurangi.

Hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan buah yang Larutan klorin umumnya digunakan berasal dari tanah, buah-buahan da digunakan untuk sayuran bervariasi konsentrasi tertinggi 250-400 ppm unt

Gambar 3

rsentase perforasi terhadap susut bobot buah cabai tanp ksi menggunakan kalium sorbat, Dc = Desinfeksi mengg

rasi), F03 = perforasi 03%, F10 = perforasi 1,0%,

nfeksi menggunakan kalium sorbat (Ds) atau larutan k intensitas pembusukan akan tetapi, pengaruh larutan d

ng digunakan (Tabel 2). Pengaruh signifikan dari j hat pada buah cabai tanpa desinfeksi pada periode peny

pada 6 dan 14 hari penyimpanan lebih tinggi pada bua cara umum, buah-buahan tanpa desinfeksi me ih tinggi dibandingkan dengan buah didesinfeksi deng dengan plastik PE atau PP. Tingginya tingkat kerus di dalamheadspacekantong plastik sehingga memicu

pembusukan. Buah yang telah didesinfeksi akan leb mikroorganisme patogen sehingga, tingkat pembus

nya diperoleh buah kontrol mengalami pembusukan ng didesinfeksi dan dikemas dengan plastik PP atau

kan untuk meminimalkan penularan mikroorganisme pe n dan sayuran yang telah terinfeksi. Konsentrasi laru

asi dari konsentrasi rendah yaitu 75-100 ppm untuk untuk cabai atau paprika Bell (Suslow, 1997).

(8)

Tabel 2. Signifikansi perlakuan t Percent of Perforation (F) NS

D x P NS

D x F NS

P x F NS

D x P x F NS

Note: HS = Highly Significant (P>0. of the HS, S and NS of treatments id

Hasil analisis statistik menun buah cabai cenderung bebas me penyimpanan 4 dan 10 hari (Tabel tanpa perforasi memiliki tingkat pe terendah ditemukan pada buah-bua menunjukkan bahwa untuk penyim penggunaan kemasan tanpa perfota untuk jangka waktu yang lebih panj terkondensasi sehingga memicu pert

Gambar 5. Pengaruh interaksi laruta kemasan plastik terhadap intensitas cabai. Dn = tanpa desinfeksi, menggunakan kalium sorbat, D menggunakan klorin, Ppe = Polyet =Polypropylene plastik

n terhadap intensitas pembusukan buah cabai diam

Storage Time (days) Frequen

P>0.01); S= Significant (P>0.05); NS (non-significant) identified during the observation

nunjukkan bahwa perforasi film plastik yang digunak mempengaruhi intensitas pembusukan, seperti ya bel 2). Hari-4 penyimpanan, buah yang dikemas dalam

pembusukan terendah , namun, pada hari ke-10, ting buahan yang dikemas dalam plastik PP dengan 3%

impanan jangka pendek, tingkat pembususkan dapa otasi baik pada kemasan plastic PE maupun PP. Ha panjang, kelembaban udara di dalamheadspacemenjad u pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. 1,0% perforasi, dan F30 = 3,0%

diamati pada waktu % perforasi. Hal ini pat diturunkan pada Hal ini dikarenakan njadi lebih tinggi dan

orasi film plastik terhadap h cabai. F0 = Tanpa F03 = 03% perforasi, F10 =

(9)

Oksigen Konsentrasi di Headspace Hasil penelitian diperoleh, tajam selama 8 hari periode penyim cenderung menjadianaerobik. Hal i adanya mikroorganisme pembusuk pada kemasan plastic PP tanpa perfo

Pengukuran pada 2 hari pe menjadi 0,7% dan pada periode pe umum, kisaran persentase perforas yang signifikan terhadap perubaha konsentrasi oksigen dapat terjadi dal didesinfeksi klorin karena sifat klori

Gambar 7. Konsentrasi oksigen dal plastik PP (Ppp) dengan persenta didesinfeksi dengan klorin, barisan t bawah adalah untuk buah tanpa desi

pace Kantong Plastik

h, Konsentrasi oksigen dalam plastik LDPE tanpa pe nyimpanan (Gambar 7) dan selanjutnya, kondisi atmos

al ini menyebabkan tingkat kerusakan buah menjadi le uk dan kerusakan fisiologis. Penurunan konsentrasi ok

rforasi

i penyimpanan menunjukkan bahwa konsentrasi ok penyimpanan lebih lanjut konsentrasi berkisar antara rasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mem ubahan konsentrasi oksigen dalam headspace kem dalam headspace kantong plastik berlubang yang beris orin sebagai bahan kimia oksidatif yang kuat

dalam headspace kemasan cabai menggunakan plas ntase perforasi yang berbeda. Baris atas adalah un

n tengah adalah untuk buah didesinfeksi dengan kalium desinfeksi

pa perforasi menurun osfer di headspace i lebih tinggi karena i oksigen ditemukan

oksigen berkurang ra 0,2-0,4%. Secara emberikan pengaruh emasan. perubahan risi buah yang telah

(10)

d. Warna Buah

Uji preferensi warna buah c bahwa preferensi sebagian besar d kemasan buah (Tabel 3).

Berdasarkan skala hedonis berada di kisaran 4,16-4,33 atau "di berada di kisaran 3,04-3,35 atau "cuk terhadap warna buah cabai. Uji pref kamar dapat menyebabkan kerugian atau larutan kalium sorbat dan dik cabai dikemas dengan plastik film (tanpa perawatan apapun) memiliki

Tabel 3. Signifikansi perlakuan t penyimpanan yang berbeda oleh pane

Treatment

2 4

Disinfectant (D) NS NS Packaging Types (P) NS NS

Percent of Perforation (F) NS NS

D x P NS NS

D x F NS NS

P x F NS NS

D x P x F NS NS

Note: HS = Highly Significant (P>0. frequency of the HS, S and NS of tre

Gambar 8. Pengaruh interaksi laruta pembusukan buah cabai. F0 = Tanpa perforasi, dan F30 = 3,0% perforasi

h cabai yang dilakukan oleh panelis selama penyimpa r dipengaruhi oleh perforasi dari film plastik yang

onis diperoleh bahwa skor preferensi panelis pada 6 ha "disukai" oleh para panelis, dan pada hari ke 10 cukup" selanjutnya pada hari ke 18, para panelis cende referensi juga menunjukkan bahwa penyimpanan bua

ian yang signifikan, meskipun buah didesinfeksi me ikemas dengan lapisan plastik. Gambar 8 menunjuk lm berlubang PE dan PP masih menguntungkan kar ki preferensi warna yang lebih rendah.

terhadap preferensi warna buah cabai yang diam anelis

Storage Time (days) Frequency of

4 6 8 10 12 14 16 18 HS S

P>0.01); S= Significant (P>0.05); NS (non-significant) treatments identified during the observation

utan disinfektan dengan jenis kemasan film plastik terha npa perforasi (0% perforasi), F03 = 03% perforasi, F10

si

panan menunjukkan ng digunakan untuk

(11)

Kesegaran Buah

Selama penyimpanan kesegaran buah cabai cenderung dipengaruhi secara bebas oleh larutan desinfektan dibandingkan jenis kemasan plastik dan persentase perforasi kemasan (Tabel 4). Pengaruh dari penggunaan larutan disinfektan secara signifikan terlihat pada hari ke 6 sampai hari ke 14 penyimpanan, sementara pengaruh jenis plastic dan persentase perforasi kemasan terhadap kesegaran buah cabai secara signifikan masing-masing ditemukan pada hari ke 14 dan 16 penyimpanan dan pada hari ke 12 sampai hari ke 16 penyimpanan. Walaupun berdasarkan statistik kesegaran buah secara signifikan dipengaruhi dengan perlakuan tersebut, akan tetapi, berdasarkan skala hedonik kesegaran buah keseluruhan dari hari ke 12 adalah tidak disukai oleh panelis (Tabel 5).

Tabel 4. Signifikansi perlakuan terhadap kesegaran buah cabai yang disukai oleh panelis pada waktu penyimpanan yang berbeda

Treatment Storage Time (days) Frequency of Significance *

2 4 6 8 10 12 14 16 HS S NS

Disinfectant (D) NS NS HS HS HS HS S NS 4 1 4

Packaging Types (P) S NS NS NS NS NS HS HS 2 1 6

Percent of Perforation

(F) NS NS NS NS NS HS HS HS 3 0 6

D x P NS NS NS NS NS NS NS S 0 1 8

D x F NS NS NS NS NS S NS NS 0 1 8

P x F NS NS NS NS NS HS NS NS 1 0 8

D x P x F NS NS NS NS NS HS NS NS 1 0 8

Note: HS = Highly Significant (P>0.01); S= Significant (P>0.05); NS (non-significant). * the frequency of the HS, S and NS of treatments identified during the observation

Tabel 5. Pengaruh dari desinfeksi, jenis bahan kemasan dan persentase perforasi terhadap kesegaran (skor) buah selama penyimpanan

Treatme

nts 0 Storage Time (days)

2 4 6 8 10 12 14 16

……….. score ……….

Dn 5 4.79 a 4.06 a 3.79 a 3.32 a 2.96 a 2.08 c 1.83 b 1.60 a

Ds 5 4.80 a 4.00 a 4.00 b 2.98 b 2.83 b 2.27 b 1.93 b 1.60 a

Dc 5 4.83 a 4.05 a 3.55 c 3.08 b 2.93 ab 2.55 a 2.22 a 1.65 a

LSD 5% 0.08 0.09 0.09 0.10 0.10 0.10 0.10 0.14

Ppe 5 4.78 a 4.04 a 3.62 a 3.12 a 2.84 b 2.24 b 1.96 a 1.61 a

Pps 5 4.83 a 4.03 a 3.54 a 3.13 a 2.98 a 2.37 a 2.03 a 1.62 a

LSD 5% 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09

F0 5 4.79 a 4.03 a 3.59 a 3.02 a 2.87 a 2.39 a 2.06 a 1.65 ab

F03 5 4.80 a 4.09 a 3.62 a 3.11 a 2.86 a 2.21 b 1.88 b 1.49 c

(12)

F30 5 4.81 a 4.03 a 3.61 a 3.20 a 2.96 a 2.44 a 2.18 a 1.77 a

LSD 5% 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.12 0.11 0.13

Control 5 5 4.0 3.4 3.0 2.0 2.0 2.0 1.5

Dn = Without disinfection, Ds = Disinfection using potassium sorbate solution, Dc = Disinfection using chlorine solution

Ppe = Polyethylene plastic film; Ppp = Polyprophylen plastic film

F0 = 0% perforation; F03 = 0.3% perforation, F1 = 1.0% perforation, F3 = 3% perforation

PEMBAHASAN

Buah cabai segar merupakan salah satu komoditas hortikultura bernilai tinggi yang mudah mengalami kerusakan selama periode pascapanen. Kerusakan fisiologis yang tinggi dikarenakan tingkat respirasi yang tinggi yang berarti buah juga akan mudah kehilangan kelembaban. Hilangnya kelembaban pada buah menyebabkan pengkerutan buah selama penyimpanan. Memburuknya fisiologis buah cabai dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme pembusuk yang tersimpan di permukaan buah dan mikroorganisme yang pada umumnya menginfeksi buah. Oleh karena itu, kehilangan pascapanen buah cabai segar bisa menjadi besar jika tidak ada upaya untuk mengendalikan kerugian. Kemasan modifikasi atmosfer adalah metode untuk mengurangi laju respirasi produk segar. Penurunan Konsentrasi oksigen dan peningkatan karbon dioksida di headspace kemasan (umumnya tas film plastik) sebagai hasil dari interaksi aktivitas metabolisme produk, permeabilitas gas dari kemasan plastik, dan tekanan gas di dalam dan di luar kemasan pada umumnya tergantung pada suhu dan kelembaban.

HASIL

Penelitian menunjukkan bahwa kemasan buah cabai menggunakan film plastic PE dan PP berlubang dengan ketebalan 0,06 mm dan 0,3-3% perforasi bermanfaat untuk penyimpanan jangka pendek dibandingkan dengan buah kontrol. Hasil pengukuran konsentrasi oksigen dalam headspace kantong plastik berlubang (perforasi 0,3-3,0) adalah cukup tinggi. Hal ini berarti bahwa, persentase perforasi tidak cukup berfungsi untuk mengatur gas respirasi dalam headspace Konsentrasi optimum yang direkomendasikan untuk konsentrasi oksigen guna memperpanjang umur simpan buah cabai adalah sebesar 3-5% (Kader, 2002), namun jumlah tersebut sebagian besar dikombinasikan dengan penyimpanan suhu rendah. Hasil penelitian selanjutnya diperoleh bahwa buah cabai dalam kantong plastik tanpa perforasi yang disimpan pada suhu kamar menghasilkan kelembaban yang tinggi di dalam headspacedan kondisi ini memicu pertumbuhan mikroorganisme pembusukan.

Untuk menjaga agar kerugian yang terjadi tetap rendah dan lebih menguntungkan , mencelupkan buah ke dalam larutan disinfektan (kalium sorbat dan klorin) dapat dilakukan. Hal ini didukung oleh data bahwa buah tanpa penggunaan desinfeksi dan dikemas dengan film plastik cenderung lebih rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme pembusukan yang terdapat pada buah. Tingginya pertumbuhan mikroorganisme perusak tersebut, dikarenakan kelembaban yang tinggi yang terjadi di dalamheadspace. Oleh karena itu, pengemasan buah-buahan dengan film plastik berlubang akan lebih menguntungkan apabila buah didesinfeksi dengan larutan klorin dan larutan kalium sorbet sebelum dikemas.

(13)

pembusuk dan mikroorganisme patogen. Penggunaan larutan klorin diarahkan untuk menonaktifkan atau menghancurkan bakteri patogen, jamur, virus, kista, dan propagul lainya dari mikroorganisme yang Berhubungan dengan biji, stek, air irigasi, pertanian atau hortikultura, peralatan, kontak permukaan, serta kontak manusia dengan produk segar (Suslow, 1997). Larutan klorin juga telah digunakan secara luas untuk membersihkan fasilitas packing house untuk menghindari penyebaran terjadinya pembusukan pada produk segar dan mikroorganisme patogen manusia (Departemen Pertanian Australia, 2002).

Buah cabai yang dikemas dengan plastik film berlubang PE dan PP masih membarikan keuntungan dan manfaat karena buah cabai kontrol (tanpa perlakuan apapun) memiliki warna dan preferensi kesegaran yang lebih rendah. Berdasarkan skala hedonik preferensi, kesegaran keseluruhan buah yang didesinfeksi, dikemas dalam kemasan plastik dan disimpan pada suhu kamar tidak disukai oleh panelis mulai dari 12 hari penyimpanan. Ini berarti bahwa preferensi konsumen membatasi masa simpan buah segar. Suhu optimum penyimpanan yaitu sekitar 5-10oC akan dapat memperpanjang masa simpan buah berkisar antara 2-3 minggu (Kader, 2002). Oleh karena itu, desinfeksi dan kemasan plastik berlubang akan lebih bermanfaat jika diimbangi dengan penyimpanan suhu rendah.

Kesimpulan dan SAran

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan film plastik berlubang PE atau PP (ketebalan 0,6 mm) pada buah cabai yang telah didesinfeksi akan dapat memberikan nilai tambah yaitu dapat mengurangi susut bobot atau kerusakan selama penyimpanan dan pemasaran buah dibandingkan dengan buah tanpa desinfeksi dan pengemasan .

Kelembaban yang terkondensasi di dalam kantong plastik untuk kemasan buah-buahan selama penyimpanan pada suhu kamar (28 + 2oC) membatasi umur simpan buah akibat pertumbuhan mikroorganisme pembusukan.

Variasi perforasi untuk mendapatkan konsentrasi oksigen yang rendah dan mendekati konsentrasi yang dianjurkan adalah baik untuk dievaluasi lebih lanjut. Perlakuan kemasan modifikasi atmosfer ini harus dikombinasikan dengan suhu rendah untuk penyimpanan buah cabai jangka panjang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami berterima kasih kepada proyek USAID-AVRDC berjudul“Mobilizing Vegetable Genetic Resources and Technologies to Enhance Household Nutrition, Income and Livelihoods in Indonesia” untuk pendanaan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Kader, A.A. (2002). Postharvest Technology of Horticultural Crops. Univ. of California, Agric. And Natural Resources, Publication 3311.

(14)

Kremer, Fr. & Unterstenhofer, G. (1967): De l’ emploi de la metode de Townsend et Heuberger dans l’interpretation de results d’essais phytosanitares. Pflanzenschutz Nachrichten, Bayer 4: 625–628.

Dept of Agiculture Australia. (2002). Guidelines for the Management of Microbial Food Safety in Fruit Packing Houses. Bulletin 4567, November 2002.

Genova, et al (2006). Postharvest Loss in the Supply Chain for Vegetables: The case of Cabai and Tomato in Viet Nam. AVRDC Working Paper No. 18.

(15)

PANITIA SEMINAR NASIONAL PERHORTI 2012

Membangun Sinergitas Stake Holders untuk

Meningkatkan Daya Saing Produk Hortikultura

Surabaya, 13-14 Nopember 2012

FAKULTAS PERTANIAN UPN VETERAN JAWA TIMUR dan PERHORTI

Surabaya, 22 Oktober 2012

Yth : Peserta Seminar

Berdasarkan hasil rapat evaluasi Panitia Seminar Nasional Perhorti 2012 tentang seleksi makalah :

oral / poster bersama ini kami sampaikan pemberitahuan bahwa makalah saudara :

Judul Makalah :

Modified Atmosphere Packaging Using Perforated Plastic Film of LDPE and PP

to Prolong Shelf Life of Disinfected Chili Fruits

Penulis :

Ni Luh Yulianti, I Made Supartha U., Oka Mandana, Greg Luther, Kartini Luther

Institusi :

Laborarium Pasca Panen Fak. Teknologi Pertanian Univ. Udayana

Dinyatakan diterima untuk presentasi Oral pada Seminar Nasional Perhorti 2012 dengan tema

“Membangun Sinergitas Stake Holders

untuk Meningkatkan Daya Saing Produk

Hortikultura”.

yang akan diselenggarakan di Gedung Teknologi Tepat Guna Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya pada tanggal 13 –

14

Nopember 2012 dengan Nomor Kode Makalah : SJO-11-Perhorti2012

Makalah saudara akan di cetak dalam Jurnal Perhorti/Jurnal Plumula/Jurnal Agridevina/ Prosiding

Seminar*) dan diharapkan segera mengirim makalah lengkap sesuai dengan format yang telah

ditentukan Panitia melalui e-mail : perhorti2012_upnsby@yahoo.com paling lambat tanggal : 2

Nopember 2012 pukul 15.00 wib.

Demikian pemberitahuan kami, atas kerjasama dan partisipasinya kami atas nama Panitia

menyampaikan terima kasih.

Ketua Panitia

Dr. Ir. Nora Augustien, K.MP.

Catatan :

*) Makalah akan diterbitkan disalah satu media tersebut diatas sesuai dengan hasil seleksi Steering Committee

Dari

: Panitia Seminar Nasional Perhorti 2012

Untuk

: Ni Luh Yulianti

Gambar

Gambar 1. Persiapan Penelitian
Tabel 1. Signifikansi perlakuan terhadap susut bobot diamati pada waktu penyimpanan yang berbeda
Tabel 1. menunjukkan bahwbahwa pengaruh yang sangat signifikan dari interaks
Gambar 3Gambar  (1), (2), (3) Pengaruh persersentase perforasi terhadap susut bobot buah cabai tanp
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kestabilan pada termal tinggi dan terbentuknya struktur Cordierite yang menghasilkan nilai resistivitas yang semakin tinggi setiap kenaikkan suhu sintering

contingent asset (aset kontijensi) adalah aset yang mungkin timbul dari waktu lampau dan akan terjadi atau tidak akan terjadi tergantung pada kejadian yang akan terjadi pada masa

1) Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel kualitas pelayanan, harga produk dan store atmosphere terhadap kepuasan pelanggan pada

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

Ibu bayi umur 6-12 bulan yang diberi penyuluhan dengan metode partisipatif mengalami peningkatan rata-rata skor praktek MP-ASI yang lebih tinggi dibanding

pembuatan kapal ikan masih kurang dikuasai. 3) Belum ada informasi (data-data) prototipe kapal ikan yang dikaitkan dengan alat tangkap, wilayah penangkapan dan kondisi perairan bagi

Harian Metro 24 meskipun tidak semuanya berisikan berita yang menyangkut berita kriminal atau kekerasan namun media ini tidak terlepas dari pantauan kode