• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI TEOREMA HUKUM LEMAH BILANGAN BESAR PADA PEMBUKTIAN TEOREMA APROKSIMASI WEIERSTRASS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "APLIKASI TEOREMA HUKUM LEMAH BILANGAN BESAR PADA PEMBUKTIAN TEOREMA APROKSIMASI WEIERSTRASS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI TEOREMA HUKUM LEMAH BILANGAN BESAR PADA PEMBUKTIAN TEOREMA APROKSIMASI WEIERSTRASS

APPLICATION OF THE WEAK LAW OF LARGE NUMBERS TO PROOF THE WEIRSTRASS APPROXIMATION THEOREM

Fitri Rahmah Ul Hasanah1§, Darvi Mailisa Putri2

1Universitas Andalas, Padang [Email: [email protected]]

2UIN Imam Bonjol Padang [Email: [email protected]]

§Corresponding Author

Received Oct 31st 2021; Accepted Nov 20th 2021; Published Dec 01st 2021;

Abstrak

Teorema aproksimasi weierstrass dinyatakan sebagai fungsi kontinu pada selang tertutup dan terbatas yang daoat didekati dengan barisan suku banyak. Salah satu pembuktian teorema ini dengan menggunakan polinomial Bernstein 𝐵𝑛(𝑥). Oleh karena, 0 ≤𝑆𝑛

𝑛 ≤ 1, dimana 𝑋𝑛 ∈ [0,1] untuk ukuran 𝑛 cukup besar maka 𝐵𝑛(𝑥) dirumuskan menjadi 𝐵𝑛(𝑥) = E [f (Sn

n)], dimana berlaku hukum lemah bilangan besar dengan 𝑆𝑛

𝑛 → 𝑥 𝑖𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dibahas pembuktian teorema aproksimasi weierstrass dengan hukum lemah bilangan besar.

Kata Kunci: bilangan besar, Weierstrass, polinomial Bernstein.

Abstract

Weierstrass approximation theorem is expressed as a continuous function on a closed and finite interval that can be approximated by a polynomial sequence. One of the proofs of this theorem is by using the Bernstein polynomial 𝐵𝑛(𝑥). Therefore, 0 ≤𝑆𝑛

𝑛 ≤ 1, where 𝑋𝑛 ∈ [0,1] for the size 𝑛 is large enough then 𝐵𝑛(𝑥) is formulated as 𝐵𝑛(𝑥) = 𝐸 [𝑓 (𝑆𝑛

𝑛)], where the weak law of large numbers applies with 𝑆𝑛

𝑛 → 𝑥 𝑖𝑛𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦. Therefore, in this paper, we discuss the proof of the Weierstrass approximation theorem with the weak law of large numbers.

Keyword: large numbers, Weierstrass, Bernstein polynomials.

1. Pendahuluan

Seorang ahli matematika bernama Karl Wilhelm Theodor Weierstrass (1885) menyatakan bahwa suatu fungsi kontinu pada interval tertutup dan terbatas yang dapat didekati oleh barisan suku banyak. Pernyataan tersebut dikenal dengan teorema weierstrass. Teorema weierstrass

memiliki dua metode pembuktian, yaitu dengan barisan Bernstein dan barisan fungsi konvolusi.

Dalam tulisan ini, teorema weierstrass difokuskan pada pembuktian dengan barisan Bernstein.

Barisan Bernstein atau polinomial bernstein merupakan barisan suku banyak yang sering

(2)

digunakan dalam kajian diskrit yang dapat dinyatakan dalam bentuk

( )

n k

( )

n k

k

n x x

k n n f k x

B −

=

 −



 







 



=



 1

0

Misalkan tedapat barisan



=

= n

i i

n Y

S

1

dimana 𝑆𝑛 menyebar secara Binomial (n,x) dan peubah acak

Yi Ě´ Bernoulli

( )

x yang identik dan saling bebas.

Oleh karena, ukuran 𝑛 dalam jumlah yang cukup besar, maka 𝐵𝑛 dapat dituliskan dalam bentuk

( )





 



 



 



= 

n f S E x

Bn n

dimana 𝑆𝑛

𝑛 → 𝑥 𝑖𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 [4]. Hal ini berkaitan dengan hukum lemah bilangan besar dapat dinyatakan sebagai

𝑛→∞ lim 𝑃 (|𝑆𝑛−𝐸(𝑆𝑛)

𝑛 | > 𝜀) = 0 konvergen in probability [3]. Selain itu,

hukum lemah bilangan besar dapat dinyatakan juga sebagai

𝑆𝑛

𝑛 → 𝜇 𝑖𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦.[3]

Pembahasan mengenai teorema Weiertrass masih menjadi kajian yang menarik di bahas. Beberapa pembahasan mengenai teorema Weierstrass dapat dilihat pada penelitian di tahun 2015, Naimah Haris membahas tentang penerapan aproksimasi fejer dalam membuktikan teorema Weiertrass [8].

Selanjutnya, di tahun 2018, Arta Ekayanti mengkaji generalisasi teorema aproksimasi Weierstrass [1]. Berdasarkan penelitian sebelumnya dan keterkaitan antara teorema Weierstrass dan hukum lemah bilangan besar maka tulisan ini akan membahas tentang pembuktian teorema aproksimasi Weierstrass dengan hukum lemah bilangan besar.

2. Pembuktian Teorema Aproksimasi Weierstrass dengan Barisan Bernstein

Pada pembahasan ini, akan dibahas teorema aproksimasi weierstrass dan pembuktiannya dengan barisan Bernstein.

Teorema 2.1.[2] Misalkan f :

 

0,1 →fungsi kontinu dan   . Terdapat 0 nN sedemikian sehingga jika nn maka

( )

x −B

( )

x 

f n

berlaku untuk setiap x [0,1]. Bukti.

Untuk membuktikan teorema weirstarss ini kita menggunakan polinomial Bernstein yang dilambangkan Bn

( )

x dengan

( )

n k

( )

n k

k

n x x

k n n f k x

B −

=

 −



 







 



=



 1

0

Sebelum membuktikan teorema ini, akan diberikan beberapa persamaan barisan yang akan diperlukan dalam pembuktian ini.

Teorema binomial mengatakan bahwa untuk N

n n ,0 

( )

x y

k y n

x k n k

n

k

n −



= 



 



=  +

0

(1.1)

dan untuk n1,nN,

( )

x y

k y n

x k n k

n

k

n 1 1

0

1 − 1 − −

=

−







 



=  −

+ (1.2)

Kalikan Persamaan (1.2) dengan nx sehingga

( )

x y

k nx n y

x

nx k n k

n

k

n 1 1

0

1 − 1 − −

=

−







 



=  − +

(3)

( )

x y k

n n y

x

nx k n k

n

k

n 1 1

1

0

1 − 1 + − −

=

−







 



=  −

+ (1.3)

Perhatikan bahwa

( )

( )

( )

( ) ( )

( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( ) ( )

( )





 



 + +

=

−

−

 + +

=

−

− +

 − +

=

+

 +

−

−

 −

=

−

−

 −

=



 



 −

1 1

! 1

! 1 1 !

! 1

! 1

! 1 1

1 1

! 1

!

! 1

! 1

!

! 1 1

k k n

k n k

k n

k n k k

n k n

k k k n k n n

k n k n n k n n

sehingga Persamaan (1.3) menjadi

( )

( )

( )

x y

k k n

x y k k n

x y k n n y

x nx

k k n n

k

k k n n

k

k k n n

k n

1 1 1

0

1 1 1

0

1 1 1

0 1

1 1

1 1

1

− + −

−

=

− + −

−

=

− + −

−

=

−









 



 + +

=



 



 + +

=



 



=  − +

Misalkan : m= k+1,dimana untuk m

m

k =0→ =0+1=

n n

m n

k = −1→ = −1+1= , maka diperoleh

( )

x y m m n

y x m m n

y x m m n y

x nx

m m n n

m

m n n m

m

m n n m

m n

−

=

−

=

−

=

−









 



= 



 

 + 

=



 



=  +

0

0 1 1 1

dan berlaku untuk n = sehingga untuk setiap 0 0

n  berlaku

( )

n k n k

k

n x y

k k n y

x

nx −

=

−





 



=  +

0 1

(1.4)

Untuk n ,2 nN

( ) 2 2

0

2 2

)

( − − −

= + −





 



=  −

+ n k n k

k y n

x x y

k y n

x

diperoleh

𝑛(𝑛 − 1)𝑥2(𝑥 + 𝑦)𝑛−2 = ∑(𝑝 − 1)𝑝

𝑛

𝑝=2

(𝑛

𝑝) 𝑥𝑝𝑦𝑛−𝑝 = ∑𝑛𝑝=0(𝑝 − 1)𝑝

(𝑛

𝑝) 𝑥𝑝𝑦𝑛−𝑝 (1.5)

Persamaan di atas berlaku untuk 𝑛 ≥ 0.

Perhatikan bahwa Persamaan (1.1), (1.4), dan (1.5) mempunyai faktor yang sama yaitu

x y k

n n k

k −



 



 . Anggap

( )

x y

k

x n k n k

r

k =  − .

Misalkan y= −1 x sehingga x+ =y 1, maka

( ) k n k k(1 )n k

k

n n

r x x y x x

k k

− −

   

=  =  −

    . Berdasarkan

Persamaan (1.1), maka untuk n  , 0

0

1 ( )

n k k

r x

=

= 

(1.7)

Serupa dengan Persamaan (1.4), untuk n  , 0

0

( )

n k k

nx k r x

=

= 

(1.8)

dan juga Persamaan (1.6), untuk n  , 0

(

n

) (

k

)

k

( )

x

n

x r

k

n

k

1 1

0

2



=

−

=

− (1.9)

Perhatikan bahwa:

(4)

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( )

(1 ) (1.10)

2

) 1 ( 2

2

2

2

2 2 2 2 2 2 2

2 2 2

0 2 0

0 2 2

0 2 0

0 2 0

2

x nx

nx nx

nx nx x n x n x n

nx x n n nx x nx

n

x r k x kr nx x x r n

r k x k r k x

knx x

r nx x

r nx k

n

k k n

k k n

k k

n

k n

k n

k

k k

n

k

−

= +

−

=

+

− +

−

=

+

− +

−

=

+

−

=

+

−

=

−















=

=

=

=

=

=

=

Jadi untuk n > 0 berlaku :

(

k nx

) ( )

rk x nx

(

x

)

n

k

−

=



−

=

1

2

0

Karena f kontinu dan [0,1] merupakan selang tertutup dan terbatas berarti terdapat suatu bilangan riil M 0 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ [0,1] ,maka |𝑓(𝑥)| ≤ 𝑀.

Karena f kontinu pada [0,1] berarti untuk sebarang 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 > 0 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ [0,1] yang memenuhi x− y  , maka berlaku |𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑦)| <𝜀

2. Perhatikan bahwa

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

( ) ( )

(1.11)

0

k 0

k 0

0









=

=

=

=

−



 



 



 



− 

=



 



− 

=



 







 



− 

=

−

n

k

n

k n

k k n

k

k n k n

x n r

f k x f

x n r f k x

r x f

y k x n n f k x

f x B x f

Selanjutnya perhatikan bahwa persamaan (1.11) bergantung pada keadaan − 

n

x k atau





−n

x k untuk semua𝛿 > 0. Berdasarkan

definisi kontinu, maka untuk −  n

x k berlaku

( )

2





 



−  n f k x f

(1.12) Kemudian untuk − 

n

x k , perhatikan bahwa :

1

→ −



−  

n k n nx

k nx

Akibatnya,

( ) ( )

( )

2

2

2 2

2

 n

k M nx

M M M

n f k x n f

f k x f

 −

 +





 

 + 

 



 



− 

Dengan demikian diperoleh

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

( )

( ) ( )

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

( ) ( )

( )

(1.14) 2

2

2 1 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2

0 2 2

2 0

2 0

2 0

2 0

0

2 2

0

2 2

0 0

x n

M

x x nx

n M

x r k x nx

n M

x r k M xn

x r

x r k M xn

x r

x r k M xn

x n r

x k M

x n r

f k x f

x n r

f k x f x

B x f

k n

k

k n

k k n

k

k n

k k n

k

k n

k

k n

k

k n

k n

k

k n

+



− +

=

− +

=

− +

=

− +

=



 



 + −

=











 



 

 − +





 



 



 



− 





 



 



 



− 

=

−



















=

=

=

=

=

=

=

=

=























Selanjutnya, pilih 𝑛𝜀 = 𝜀

4 sedemikian sehingga

(5)

4 2

2



 → 

 n

n M n

Berdasarkan persamaan (1.14) ∀𝑛 ≥ 𝑛𝜀,

( ) ( )

   

4 3 4

2 + = 



−B x x

f n

Untuk setiap 𝑥 ∈ [0,1]. (terbukti)

3. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini, akan diberikan aplikasi Hukum Lemah Bilangan Besar pada pembuktian Teorema Aproksimasi Weiertrass oleh Serge Bernstein.

Teorema 3.1 [2] Misalkan f :

 

0,1 → fungsi kontinu dan   . Terdapat 0 nN sedemikian sehingga jika nn maka

( )

x −B

( )

x 

f n

berlaku untuk setiap x 

 

0,1 dan 𝐵𝑛𝑥 merupakan polinomial Bernstein

Bukti. Misalkan f suatu fungsi kontinu pada

 

0 . ,1 Untuk setiap n  , didefinisikan Polinomial 1 Bernstein

( ) ( )

( )

n k

k n

k

k n k n

k n

k n

x k x

n n f k

y k x n n f k

x k n n b f k x

B

−

=

−

=

=

 −



 







 



= 



 







 



= 



 



= 







1

, ,

0 0 0

dimana

( )

xk

(

x

)

n k

k x n k n

b  − −

 



= 1

,

, merupakan

sebaran binomial dimana n merupakan jumlah banyaknya percobaan, x merupakan peluang

sukses untuk setiap percobaan dan k menunjukkan jumlah banyaknya peluang sukses.

Untuk membuktikan teorema ini, pertama- tama misalkan peubah-peubah acak Yi Ě´

( )

x

Bernoulli yang identik dan saling bebas. Jika



=

= n

i i

n Y

S

1

, maka 𝑆𝑛 menyebar secara Binomial

(n,x). Karena0 1 n Sn

untuk n yang cukup

besar, maka dapat dituliskan

( )





 



 



 



= 

n f S E x

Bn n ,

dimana berlaku Hukum Lemah Bilangan Besar, yaitu 𝑆𝑛

𝑛 → 𝑥 𝑖𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 [3].

Ambil 𝜀 > 0 sebarang. Karena f kontinu dan terbatas pada selang [0,1], maka terdapat M sedemikian sehingga f

( )

x M untuk setiap

 

0,1



x , sehingga :

( ) ( )

( )

M

n f S x f

n M f S x

f

M n M

f S x f

n n n

2 2

 



 



− 

 



 



 



 



−  +

+

 



 

 + 

Berlaku untuk setiap , 

 

0,1 n

x Sn . Karena f

kontinu pada [0,1] dan [0,1] selang tertutup dan terbatas, maka f kontinu seragam pada [0,1], sehingga terdapat 𝛿 > 0 sedemikian sehingga





− n

x Sn berlaku ) 2

( 



 



−  n f S x

f n (3.1)

Perhatikan bahwa,

(6)

|𝑓(𝑥) − 𝐵𝑛(𝑥)| = |𝑓(𝑥) − 𝐸 [𝑓 (𝑆𝑛 𝑛)]|

=|𝑓(𝑥) ∑ 𝑏(𝑛, 𝑥) − ∑ 𝑓 (𝑆𝑛

𝑛) 𝑏(𝑛, 𝑥)

∞0

∞0 |

≤ |∑ (𝑓(𝑥) − 𝑓 (𝑆𝑛

𝑛))

∞𝑛=0 | 𝑏(𝑛, 𝑥)

Perhatikan,

|𝑓(𝑥) − 𝐵𝑛(𝑥)| = |∑|𝑆𝑛 (𝑓(𝑥) −

𝑛−𝑥|<𝛿

𝑓 (𝑆𝑛

𝑛))| 𝑏(𝑛, 𝑥) + (2𝑀)𝑃 (|𝑆𝑛

𝑛 − 𝑥| ≥ 𝛿) 𝑏(𝑛, 𝑥) (3.2)

Perhatikan bahwa karena (3.1) maka

|∑ (𝑓(𝑥) − 𝑓 (𝑆𝑛

𝑛))

|𝑆𝑛

𝑛−𝑥|<𝛿 | 𝑏(𝑛, 𝑥) <𝜀

2(3.3) Karena Sn Peubah acak dari sebaran Binomial maka Var

( )

Sn =nx

(

1−x

)

dan E

( )

Sn =nx. Perhatikan bahwa berdasarkan teorema

( )

( ) ( )

( )

( )

2 2

2 2

2

2 1

2 1

2

2 2













n M

n x M x

n x M nx

n S M Var

n nx S P M n x

P S M

n n n



 −

 −





−

=



 



 − 

Pilih n nsedemikian sehingga

2 2



 n 

M ,

sehingga

2 2

2 2





 











 



 − 

n M n

x M n P S

M n

Karena persamaan (3.3) dan (3.4) maka berlaku

|𝑓(𝑥) − 𝐵𝑛(𝑥)| < 𝜀 2+𝜀

2= 𝜀 Jadi, diperoleh

|𝑓(𝑥) − 𝐵𝑛(𝑥)| < 𝜀 (terbukti).

Untuk setiap 𝑥 ∈ [0,1] dan 𝑛 ≥ 𝑛𝜀.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa teorema weierstrass |𝑓(𝑥) − 𝐵𝑛(𝑥)| < 𝜀 dengan 𝐵𝑛(𝑥) didefenisikan sebagai polinomial Bernstein dapat diubah dalam bentuk :

( )





 



 



 



= 

n f S E x

Bn n

dimana 𝑆𝑛 menyebar secara Binomial (n,x) dan 0 ≤𝑆𝑛

𝑛 ≤ 1 dengan ukuran n yang cukup besar yang mengakibatkan 𝑆𝑛

𝑛 → 𝑥 𝑖𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 [3].

Hal ini sejalan dengan hukum lemah bilangan besar, dengan menggunakan definisi dan teorema hukum tersebut, teorema weierstrass dapat dibuktikan.

4. Kesimpulan Dan Saran

Teorema aproksimasi Weierstrass menggambarkan suatu fungsi kontinu pada interval tertutup dan terbatas dapat didekati oleh barisan suku banyak. Pembuktian teorema weierstrass melalui polinomial Bernstein telah dibuktikan dalam beberapa referensi dengan menggunakan peubah acak Yi Ě´ Bernoulli

( )

x yang identik dan saling bebas dan 𝑆𝑛menyebar secara Binomial (n,x). Selain dengan menggunakan metode tersebut, teorema aproksimasi Weierstrass dapat dilakukan dengan hukum lemah bilangan besar, dimana peubah acak berdistribusi bebas dan identik serta konvergen in probability.

5. UcapanTerimaKasih

Penulis mengucapkan terima kasih atas kerja sama, dukungan dan dorongan yang telah diberikan dari berbagai pihak yang

(7)

sudahterlibat dan berkontribusi sehingga penyusunan artikel ini dapat diselesaikan.

Daftar Pustaka

[1] Arta Ekayanti. 2018. Generalisasi Teorema Aproksimasi Weierstrass Bulan Desember 2018. Jurnal Pendidikan matematika dan matematika 4(2). p.1-8.

[2] Bartle, G. R & Sherbert, R. D. 2000.

Introduction to Real Analysis. Ed ke-3 New York: John Wiley & Sons, Inc.

[3] Casella, G dan R.L. Berger. 1990. Statistical Inference. Ed ke-1 Wadsworth

&Brooks/Cole, Pasific Grove, California.

[4] Chung, K.L. 2001. A Course In Probability Theory. Third Edition. Academy Press, San Diego.

[5] Heping, W. 2005. The Rate of Convergence of q- Bernstein Polynomials for 0<q<1, Journal of Approximation Theory, Vol. 136, Issue 2, pp: 151-158.

[6] Kreyszig, E. 1978. Introduction to

Functional Analysis with Application. New York: John Wiley & Sons, Inc.

[7] Kenneth I. Joy. 1996. Bernstein Polynomials.

Visualization and Grapichs Research Group Department of Computer Science University of California.

[8] Naimah Aris., Jusmawati. 2015.Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass Bulan Januari 2015.

Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi 11(2).p.139-148.

[9] Stone, M. H. 1948. The Generelized Weierstrass Approximation Theorem.

Mathematics Magazine. Vol 21(4), pp:167- 184.

[10] Suci Sari Wahyuni., Dodi Devianto.

Pembuktian Teorema Hukum lemah

Bilangan Besar dengan Fungsi Karakteristik.

Vol 2(2).p.71-75.

Referensi

Dokumen terkait