• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Menelusuri Peradaban Islam Turki Usmani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 1 Menelusuri Peradaban Islam Turki Usmani"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Menelusuri

Peradaban Islam

Turki Usmani

Turki Usmani adalah kerajaan Islam yang berpusat di Istambul Turki, menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar pasca mundurnya Daulah Abbasyiyah di Baghdad, di samping kerajaan Syafawi dan Mughal. Kerajaan Turki Usmani pernah menempatkan diri sebagai Negara adidaya setelah bisa menaklukan Byzantium pada 1453 M. Bagi Turki Usmani, Byzantium memiliki peran penting dalam pengembangan wilayah Islam. Daulah Turki Usmani berkuasa selama lebih kurang 6 (enam) abad. Kekuasaannya meliputi sebagian Eropa, Afrika dan juga Asia. Praktis bisa dibilang Daulah Turki Usmani menguasai tiga benua. Masa kejayaan Daulah Turki Usmani ada pada masa kekuasaan Sulaiman I yaitu pada tahun 1520 - 1566 M. Perang yang berlangsung antara Turki Usmani dengan Bangsa Eropa di masa Sultan Sulaiman II memperlemah kerajaan. Juga pemberontakan pemberontakan internal yang terus berlangsung semakin menambah buruk kekuasaan Turki Usmani, hingga akhirnya kerajaan Turki Usmani

(2)

dapat dikalahkan oleh bangsa Eropa. Berakhirnya kerajaan Turki Usmani ditandai dengan berdirinya Republik Turki

KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif, sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR

1. Mendiskripsikan proses lahirnya Dinasti Usmani.

2. Mendiskripsikan wilayah penyebaran Islam pada masa Dinasti Usmani.

3. Menganalisis kebijakan-kebijakan pemerintahan para Khalifah dari Dinasti Usmani.

4. Memaparkan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Bani Usmani.

(3)

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan sejarah berdirinya Daulah Turki Usmani 2. Siswa dapat menjelaskan penyebaran Islam pada masa Dinasti Usmani

3. Siswa dapat menjelaskan kebijakan-kebijakan yang dilakukan para penguasa Dinasti Usmani

4. Siswa dapat menjelaskan kemajuan peradaban masa Dinasti Usmani 5. Siswa dapat menjelaskan kemunduran Dinasti Usmani

6. Siswa dapat meneladani Sultan Sulaiman Al-Qonuni dari Dinasti Usmani 7. Siswa dapat mengambil ibrah keberhasilan Dinasti Usmani

PETA KONSEP

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAULAH

TURKI USMANI

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM MASA TURKI USMANI

KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM MASA TURKI USMANI SEJARAH BERDIRINYA

(4)

Perhatikan Ayat Berikut :

ق ق ٰم

قف

َنقإ

ْ ق ق قك قسق

قف

قن ُشْ قي

قنوُ ُ

ْ

لا

ق قكم

ُ ق ْ ق

ق ْ ق ْهقأ

ْ ق

ْ ُ ق

ق ْ قي

ْ ق قفقأ

قهُلا

قلْو

ُ

ل

ق

ك

فت قي

ل

ق

Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. QS. Ṭāhā (20) : 126

PENDAHULUAN

Simaklah baik-baik pernyataan berikut ini dan buatlah komentar atau pertanyaan !

Runtuhnya khilafah Abbasyiyah di Baghdad yang diakibatkan oleh serangan bangsa Mongol berdampak pada kemunduran peta kekuatan politik Islam. Wilayah yang semula menjadi kekuasaannya lambat tapi pasti melepaskan diri dari kekuasaanya. Peradaban yang telah berhasil dibangun hancur dalam sekejap, sungguh suatu pemandangan yang sangat memprihatinkan. Lebih ironi lagi, beberapa kerajaan yang semula menjadi bagian dari kekuasaan Abbasyiyah saling berperang dan saling menghancurkan seolah-olah tidak ada lagi semangat ukhuwah Islamiyah dalam diri mereka. Hal ini berdampak pada semakin lemahnya umat Islam.

Keadaan seperti ini berlangsung dalam waktu yang lama dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembang tiga kerajaan besar yang satu diantaranya adalah Turki Usmani. Bahkan kerajaan ini menjadi yang paling besar dan juga paling lama bertahan dibandingkan dengan dua kerajaan lainnya yaitu Mughal di India dan Syafawi di Persia. Setitik harapan tumbuh kembali, setidaknya harapan umat Islam untuk membangun dan mengembangkan kembali peradabannya.

Setelah anda menyimak teks, buatlah beberapa komentar atau pertanyaan yang relevan dengan teks :

(5)

PENDALAMAN MATERI

1. Sejarah Lahirnya Turki Usmani

Kerajaan Turki Usmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat yaitu suku Kayi, saat Jengis Khan melakukan penyerbuan dan penyerangan di wilayah Turkistan yang didiami suku Kayi. Sulaiman Syah pemimpin suku Kayi, meminta perlindungan dari penguasa Tansoksania bernama Jalaluddin Mungurbiti bin Khawarizmi, namun pada akhirnya Transoksania juga bisa dikuasai tentara Mongol. Sulaiman Syah lalu memimpin anggotanya untuk pergi ke Kurdistan dan ke Azerbaizan tepatnya di perbatasan Asia kecil. Di daerah inilah mereka menetap dan melakukan aktitas kehidupan.

Sulaiman Syah berusaha memasuki wilayah Syam, namun saat menyeberangi sungai Eufrat datang banjir hingga ia meninggal dunia. Sulaiman Syah memiliki empat orang putera Sankurtakin, Togdai, Ertoghrul dan Dandan. Sepeninggal Sulaiman Syah anggotanya terbagi dalam dua kelompok yaitu yang ingin kembali ke daerah asal diikuti dua putera Sulaiman Syah yaitu Sankurtakin dan Tongdai, dan yang ingin melanjutkan ke wilayah Asia kecil diikuti oleh Ertoghrul dan Dandan . Kelompok yang ingin melanjutkan ke Asia kecil mengangkat Ertoghrul putera ketiga dari Sulaiman Syah sebagai pemimpin baru mereka hingga akhirnya mereka menetap di Anatolia.

Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Sultan Alaudin I dari bani Saljuk Rum dengan kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) maka Ertoghrul dan para pengikutnya membantu pasukan Alaudin I hingga mencapai kemenangan. Atas bantuannya ini Alaudin I sangat berterima kasih dan memberi hadiah pada Ertoghrul dan kelompoknya berupa daerah di pegunungan Ermenia dan lembah Saguta di sepanjang sungai Sakaria. Ertoghrul dan pasukannya mendapat tugas dari Alaudin I untuk menaklukan dan menguasai daerah pesisir Laut Hitam, ke Brussa hingga Eskisher. Pasukan Ertoghrul oleh Alaudin I diberi gelar “Muqaddamah Sultan” (tentara pelopor sultan), sedangkan Ertoghrul sendiri mendapat gelar “Sultan Oki” (kening sultan).

(6)

setiap khutbah jum’at. Pada tahun 1299 M Ghazan Khan dari Mongol menyerang Seljuk Rum tetapi serangan itu bisa digagalkan oleh Usman. Tak berapa lama dari peristiwa itu Sultan Alaudin I meninggal dunia, sementara Sultan Alaudin I tidak memiliki putera yang pantas mengantikan kedudukannya. Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Usman untuk menyatakan diri sebagai ‘Padishah Al Usmaniyah (Raja keluarga Usman) yang juga mendapat dukungan penuh dari rakyat. Dengan demikian berdirilah kerajaan Usmani dan ibukota kerajaan Usmani pertama di Qurah Hisyar (Iskisyiyar)

2. Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Turki Usmani Awal

a. Usman yang kemudian disebut dengan Usman I (1299-1326 M/699-726 H) Sebagai pendiri kerajaan Turki Usmani yang mencanangkan kerajaan dibangun atas sendi-sendi persatuan suku Turki. Usman membangun tentara yang bejuang atas nama Allah SWT sering disebut dengan al-Ghazi yang terdiri dari akhl atau ikhwan (pesaudaraan) Tarekat Baktasyi. Pada masa kekuasaannya berhasil membebaskan daerah Bursa kota di tepi laut Marmara. b. Orkhan (1326-1360 M/726-761 H). Setelah menggantikan ayahandanya

Orkhan memindahkan kerajaan dari Qurah Hisyar (Iskisyiyar) ke Bursa. Pada masa kekuasaan Orkhan bergabunglah wilayah Turkeman, kemudian perluasan wilayah dilanjutkan ke Nicaea (1331), Nicomedia (1337), Scutari (1338), ia juga bisa mengontrol wilayah teluk Edremit. Orkhan juga berhasil mendirikan jabatan Shadr Azham (perdana menteri) yang ia berikan jabatan itu pada adiknya Alauddin. Tentara di era Orkhan dibentuk dengan sistem yang sangat rapi dan teratur. Ia bentuk juga tentara khusus dengan nama Inkisyariyah atau Jenissari.

c. Murad I (1360-1388 M/761-791 H). Murad I adalah putera kedua dari Orkhan ia mengantikan kedudukan ayahnya sebagai penguasa karena putera pertama Orkhan yaitu Sulaiman yang meninggal terlebih dahulu. Sultan Murad I adalah sosok yang sangat pemberani, gemar berjihad, dermawan, dan tekun menjalankan agama. Dia mencintai peraturan dan selalu memegang teguh peraturan itu, berbuat adil kepada rakyat dan tentaranya. Di sekelilingnya terdapat sejumlah komandan terbaik dan orang yang berpengalaman dalam bidang militer yang selalu ia ajak untuk bermusyawarah.

(7)

membentuk pasukan berkuda (Kaveleri). Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukkan Macedonia, Shopia ibukota Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Karena banyaknya kota-kota yang ditaklukkan oleh Murad I, pada waktu itu bangsa Eropa mulai cemas. Akhirnya raja-raja Kristen Balkan meminta restu dari Paus Urbanus V untuk mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa.

Murad I menghadapi serangan Eropa. Pertama serangan dari Raja Qurok

V dari Serbia dan dibantu raja Bosnia bermaksud menyerang Andrianopel. Peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Murad I, sehingga Balkan jatuh ke tangan umat Islam. Selanjutnya pasukan Murad I merayap terus menguasai Eropa Timur seperti Somakov, Sopia Monatsir, dan Saloniki. Kedua serangan

dari kerajaan Bulgaria, Serbia, Sisman dan Lozan yang dibantu oleh kerajaan kerajaan Eropa lainnya. Peperangan ini dimenangkan pasukan Murad I lagi. Setelah kemenangan di Kosovo, Sultan Murad I melakukan inspeksi di medan perang. Dia berkeliling di antara deretan korban kaum muslimin yang wafat dan berdoa untuk kebaikan mereka. Pada saat itulah seorang tentara Serbia yang berpura-pura mati segera berlari ke arah Sultan Murad I. Para pengawal berhasil menangkapnya, akan tetapi tentara ini berpura berbicara kepada Sultan. Mendengar demikian, Sultan memberikan isyarat kepada para pengawalnya untuk melepaskannya. Tentara serbia itu lalu mencium tangan sultan dan dengan cepat ia mengeluarkan pisau beracun dan menikam sultan. Akhirnya Sultan Murad I meninggal dengan syahid pada 15 Syaban 791 H.

d. Bayazid (1388-1403 M/791-817 H). Menggantikan kedudukan ayahnya Murad I, dia adalah orang yang sangat pemberani, cerdas, murah hati, dan memiliki semangat yang kuat untuk melakukan perluasan wilayah Islam. Oleh karena itu, dia sangat memperhatikan masalah-masalah kemiliteran, mengarahkan perluasan wilayahnya ke negara-negara Kristen Anatolia.

Hanya dalam jangka waktu setahun, negeri-negeri itu berada dalam kekuasaan Daulah Utsmaniyah. Bayazid bergerak begitu cepat di antara dua front Balkan dan Anatolia. Oleh karena itu dia diberi gelar “Yaldrum”/kilat. Bayazid sangat besar pengaruhnya, sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonafacius mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang menjadi penyebab terjadinya Perang Salib.

(8)

sangat rapi untuk melakukan pengepungan atas Konstatinopel. Hal ini terus berlangsung hingga kota ini hampir saja bisa dikuasai, tiba-tiba Bayazid mengurungkan niatnya dari penaklukan Konstatinopel karena munculnya bahaya baru terhadap Daulah Usmaniyah. Bahaya baru itu adalah adanya serangan tentara Mongol dibawah pimpinan Timur Lenk.

Pada peperangan melawan Timur Lenk di Ankara, Bayazid dapat ditaklukkan, sehingga mengalami kekalahan dan ketika itu Bayazid bersama putranya Musa tertawan dan wafat dalam tahanan Timur Lenk pada tahun 1403 M. kekalahan Bayazid dalam peperangan menghadapi Timur Lenk disebabkan karena tergesa-gesa dalam mengatur strategi perang, dan kurang persiapan untuk memilih pasukannya dengan baik.

3. Kemajuan peradaan Islam Masa Turki Usmani

a. Muhammad I (1403-1421 M / 817-824 H). Muhammad I adalah putera bungsu dari Bayazid, setelah berkuasa menggantikan ayahnya ia mulai menyusun kekuatan kembali dan memulihkan keadaan Turki Usmani dari upaya pemecah belahan yang dilakukan oleh Timur Lenk. Ia berhasil menundukan saudaranya Isa yang berkuasa di Brussa dan Sulaiman yang berkuasa di Andrianopel serta Mustafa yang menuntut haknya sebagai penguasa karena merasa sebagai putera tertua. Pasukan Mustofa dapat dikalahkan di Soloniki dan melarikan diri ke Byzantium.

Strategi berikutnya adalah dengan berdamai pada penguasa Byzantium dan Venesia, dengan maksud agar kedua negeri ini tidak mengganggu kerja utamanya yaitu mendamaikan kekhalifahan Usmani. Upaya yang ia lakukan selanjutnya adalah dengan menundukkan kembali negeri negeri di Asia Kecil yang telah dimerdekakan Timur Lenk.

(9)

b. Murad II (1421-1451 M/824-855 H). Saat menggantikan ayahandanya Muhammad I usianya baru 18 tahun dia sangat mencintai jihad di jalan Allah SWT dan dakwah, dia juga dikenal sebagai penyair dan orang yang mencintai ulama. Cita-cita Sultan Murad II adalah melanjutkan usaha perjuangan Muhammad I. Prioritas utama perjuangannya adalah menguasai kembali daerah-daerah yang terlepas dari kerajaan Turki Usmani sebelumnya,yaitu daerah Asia Kecil, Soloniki, Albania, Falakh, dan Hongaria.

Serangan gabungan dari raja raja Eropa seperti Maghyar (Hungaria), Polandia, Perancis, Jerman, Venesia, Genoa, Falakh, Bosnia dan Sebia tidak mampu dibendung pasukan Murad II dan berakhir di perundingan damai yang isinya negeri Serbia merdeka kembali, Falakh berada di tangan kekuasaan Maghyar, dan kedua belah pihak tidak akan berperang selama 10 tahun.

Setelah semakin bertambahnya beberapa daerah di bawah kekuasaan tentara Islam, Paus Egenius VI kembali menyerukan Perang Salib. Tentara Sultan Murad II menderita kekalahan dalam perang salib itu. Akan tetapi dengan bantuan putranya yang bernama Muhammad, perjuangan Murad II dapat dilanjutkan kembali yang pada akhirnya Murad II kembali mendapat kemenangan dan keadaan menjadi normal kembali sampai akhir kekuasaan diserahkan kepada putranya bernama Sultan Muhammad Al-Fatih.

c. Muhammad II Al-Fatih (145-1481 M / 855-884 H). Al-Fatih adalah gelar beliau karena berhasil menaklukan Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih diangkat menjadi penguasa setelah kematian ayahnya ketika itu umurnya 22 tahun. Muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah umat Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibukota Bizantium. Konstantinopel adalah kota yang sangat penting dan belum pernah dikuasai raja-raja Islam sebelumnya. Muhammad II Al-Fatih mempunyai kepribadian yang baik dan menawan, mampu menggabungkan antara kekuatan dan keadilan. Semenjak muda, beliau mampu menjadi pemenang di antara teman-temannya dalam penguasaan ilmu yang ia pelajari di sekolah istana, menguasai banyak bahasa yang berlaku pada masanya dan sangat tertarik untuk mengkaji buku-buku sejarah.

(10)

pemimpin adalah yang menaklukannya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya”. Kedua. Konstantinopel adalah termasuk pusat peradaban dunia dan Ketiga, Negerinya sangat indah dan letaknya strategis untuk dijadikan pusat kerajaan atau perjuangan, penghubung antara Eropa dan Asia.

Muhammad II Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel dengan perencanaan dan persiapan yang matang dan juga strategi yang baik. Pertama Muhammad II Al Fatih mengadakan perjanjian damai dengan raja-raja Maghyar, Bosnia, dan Venesia. Kedua membuat benteng yang kokoh di selat Bosphorus atau benteng Rumli Haisar (benteng Rum) yang berhadapan langsung dengan benteng Kuzal Hisar (benteng yang indah) upaya ini dilakukan untuk menutup akses bantuan dari luar atas Konstantinopel, ketiga mengadakan penyelidikan akan kekuatan dan kelemahan benteng Konstantinopel dan keempat mengutus Tharkhan Pasya untuk menemui dua orang saudara kandung kaisar Konstantin yang menjadi penguasa Mora agar tidak bisa membantu kaisar Konstantin.

Setelah segala sesuatunya dianggap cukup, dilakukanlah pengepungan selama 9 bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam pada 29 Mei 1453 M dan Kaisar Konstantin Palaelagos tewas bersama tentara Romawi Timur. Setelah memasuki Konstantinopel di sana terdapat sebuah gereja Aya Soa yang kemudian dijadikan masjid bagi umat Islam. Setelah kota Konstantinopel dapat ditaklukkan, akhirnya kota itupun dijadikan sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi Islambul atau kota Islam yang kemudian dikenal dengan nama Istambul.

d. Bayazid II (1481-1512 M/884-918 H). Menggantikan kedudukan ayahnya, Bayazid penguasa yang sangat lemah sehingga banyak menimbulkan kekacauan di dalam negeri, praktis di masanya tidak ada perubahan mendasar.

(11)

dalam kekuasaannya. Keenam, pasukan yang dikirim dengan panglimanya Barbarossa bisa menguasai Aljazair. Dari apa yang telah sultan Sallim I lakukan ia dekenal sebagi Padisyah Turki Usmani.

f. Sulaiman I/Sulaiman al Qonuni (1520-1566 M/927-974 H). Sulaiman I naik tahta saat Turki Usmani mengalami puncak kejayaan, peristiwa penting di masa kepemimpinannya ialah upaya penyempurnaan undang-undang Turki Usmani. Akhirnya disusunlah kitab standar tentang perundang-undangan yang ditulis oleh Ibrahim al Halabi. Sulaiman I deberi gelar al-Qonuni atau the Magnificent “pembuat undang-undang”, karena jasanya meletakkan dasar hukum bagi daulah Turki Usmani dan yang paling lama memerinyah. Kitab undang-undang itu diberi nama Multaqa’ al Abhrar/Multaqul Abhur (muara segala samudera). Selain itu Sulaiman I melakukan pembangunan Masjid Sulaiman, 81 masjid jami’, 52 masjid kecil, 55 madrasah, 7 asrama pelajar, 5 buah takiah (tempat memberi makan fakir miskin), 7 jembatan, 33 istana, 18 pesanggrahan, 5 museum dan 33 tempat mandi umum.

4. Kemunduran Peradaban Islam Masa Turki Usmani

Kemundura\n daulah Turki Usmani ditandai dengan semakin kuatnya kerajaan kerajaan di Eropa, hal ini disebabkan karena lemahnya para penguasa dan kekacauan yang ditimbulkan oleh pasukan Inkisyariah serta ancaman dari kerajaan-kerajaan di Eropa. Penguasa era kemunduran ini antara lain Salim II, Murad III, Muhammad III, Ahmad I, Mustafa I, Utsman II, Murad IV, Ibrahim I, Muhammad IV, Sulaiman II, Ahmad II hingga terakhir masa kekuasan Abdul Hamid II. Pemerintahan daulah Usmani berakhir pada 1909 H, dan kemudian benar-benar dihapuskan pada 1924 H. Setidaknya ada tiga sebab yang menjadi penyebab runtuhnya daulah Usmani, antara lain :

(12)

Kedua : Serangan dan pertempuran militer dari Eropa. Sebelum terjadinya Perang Dunia I yang menghancurkan Turki, upaya penyerangan dari Raja Eropa ke Turki sebenarnya sudah dimulai pada akhir abad 16, dimana saat itu keluar statement yang menyatakan bahwa : ”Sri Paus V, raja Perancis Philip dan republik Bunduqiyah sepakat untuk mengumumkan perang ofensif dan defensif terhadap orang-orang Turki untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai Turki seperti Tunisia, Al-Jazair dan Taroblush”. Sejak itulah Turki melemah karena banyaknya pertempuran yang terjadi antara mereka dan negara-negara Eropa. Puncak dari semua itu adalah keterlibatan Turki dalam Perang Dunia I pada 2 Agustus 1914. Atas rencana busuk dari Mustafa Kamal, mengakibatkan Turki kehilangan segala-galanya, dimana militer penjajah akhirnya memasuki Istambul.

Ketiga : Gerakan Oposisi Sekuler dan Nasionalis. Selain serangan konspirasi dari luar, kekhalifahan Utsmaniyah juga menerima perlawanan oposisi dari organisasi sekuler dan nasionalis yang sempit, seperti Organisasi Wanita Turki dan Organisasi Persatuan dan Kemajuan yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Ataturk. Dalam perjuangannya, mereka banyak bekerja sama dengan negara Eropa untuk mewujudkan keinginan mereka menghilangkan kekhalifahan. Puncaknya apa yang terjadi pada tahun 1909 M, dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi Persatuan dan Kesatuan berhasil memasuki Istambul, menyingkirkan khalifah Abdul Hamid II dan melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan dan tinggal menjadi simbol belaka. Tidak cukup itu, pada 3 Maret 1924, badan legislatif mengangkat Mustafa Kamal sebagai presiden Turki dan membubarkan khilafah Islamiyah. Tidak lama setelah itu, Khalifah Abdul Hamid dan keturunannya diusir dari Turki dan aset kekayaannya disita oleh Negara.

5. Sekilas Tentang Sultan Sulaiman Al Qonuni

Sejarah Islam mencatat kiprah dan pejuangan Sulaiman Al Qonuni dengan tinta emas sebagai penguasa Muslim tersukses. Di abad ke-16 M, penguasa Kekhalifahan Usmani itu menjadi pemimpin yang sangat penting di dunia baik di dunia Islam maupun Eropa. Di era kepemimpinannya, Kerajaan Ottoman menjelma sebagai negara adikuasa yang disegani dalam bidang politik, ekonomi, dan militer.

(13)

kekuasaannya, Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki kekuatan militer yang sangat tangguh dan kuat.

Sultan Sulaiman pun begitu berjasa besar penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ketika berkuasa, Sulaiman Agung - begitu orang Barat menjulukinya - berhasil menyemaikan ajaran Islam hingga ke tanah Balkan di Benua Eropa meliputi Hongaria, Beograd, dan Austria. Tak cuma itu, dia pun sukses menyebarkan ajaran Islam di benua Afrika dan kawasan Teluk Persia.

Gelar Al-Qonuni yang melekat pada nama besarnya dianugerahkan atas jasanya dalam menyusun dan mengkaji sistem undang-undang Kesultanan Turki Usmani. Tak hanya menyusun, Sultan Sulaiman pun secara konsisten dan tegas menjalankan undang-undang itu. Sulaiman menerapkan syariah Islamiyah dalam memimpin rakyat yang tersebar di Eropa, Persia, Afrika, serta Asia Tengah.

Salah satu upaya penting yang dilakukan Sulaiman agar pemerintahannya kuat dan dicintai rakyat adalah dengan mememilih gubernur yang benar-benar berkualitas. Ia memilih gubernur yang mewakilinya di setiap provinsi dengan selektif dan ketat. Popularitas dan status sosial tak menjadi syarat dalam mencari kandidat gubernur. Agar tak kecolongan, ia sendiri yang turun langsung menyelidiki jejak rekam serta kepribadian setiap calon gubernur.

Hasilnya sungguh memuaskan. Setiap gubernur yang dipilih dan dilantiknya adalah sosok pemimpin yang bersih dan benar-benar berkualitas. Itulah mengapa, wilayah kekuasaan Turki Usmani yang begitu luas bisa bersatu dan tumbuh dengan pesat menjadi sebuah kekuatan yang sangat diperhitungkan di dunia. Syariat Islam pun bisa dijalankan dengan baik.

Sulaiman pun dikenal sebagai pemimpin yang turut memajukan kebudayaan. Ia mencinta seni dan kebudayaan. Selain menduduki tahta kesultanan, Sulaiman pun dikenal sebagai salah seorang penyair yang hebat dalam peradaban Islam. Pada era kekuasaannya, Istanbul - ibukota Turki Usmani menjelma menjadi pusat kesenian visual, musik, penulisan serta lasafat. Inilah periode yang paling kreatif dalam sejarah kesultanan Usmani.

Masa pemerintahannya terbilang sangat panjang, jika dibandingkan Sultan-Sultan Ottoman lainnya. Berkuasa selama 46 tahun. Sultan-Sultan Sulaeman begitu banyak mencapai kemenangan dalam berbagai peperangan. Sehingga, wilayah kekuasaan Kesultanan Usmani terbentang dari Timur ke Barat.

(14)

Sulaiman, pembangunan perguruan tinggi itu dilakukan oleh arsitek ulung bernama Mimar Sinan. Sultan Sulaiman pun sempat menulis salinan Alquran dengan tangannya sendiri. Kini, salinan Alquran itu masih tersimpan di Masjid Agung Sulaiman.

Dia dikenal juga sebagai seorang pemimpin pemerintahan yang amat luar biasa. Keberhasilannya dalam menyusun kembali undang-undang yang pertama kali dibuat oleh Sultan Muhammad II alias Mehmet II merupakan salah satu pencapaiannya yang paling prestisius. Wilayah kekuasaannya pun begitu luas.

REFLEKSI

Setelah kalian melakukan kegiatan pembelajaran ini mari kita renungkan hal hal berikut:

1. Adakah hal-hal baru yang menarik perhatian kalian?. 2. Adakah kegelisahan di pikiran kalian?

3. Berikan komentar kalian terhadap fakta sejarah di atas! 4. Teladan apakah yang bisa kita ambil?

5. Bisakah kalian tirukan sifat-sifat mulia tadi dalam kehidupan se hari-hari

TUGAS DAN KEGIATAN

Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. Materi diskusi adalah sebagai berikut :

1. Deskripsikan latar belakang sejarah lahirnya Turki Usmani

2. Deskripsikan kemunduran dan kemajuan-kemajuan peradaban Islam masa Turki Usmani

(15)

PENDALAMAN KARAKTER

Dengan memahami dan menelusuri peradaban Islam Turki Usmani, maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :

1. Memiliki semangat ukhuwah kebangsaan, dalam menjalin hubungan silaturrahim dengan sesama masyarakat muslim.

2. Memiliki sikap dan tanggung jawab dalam membela tanah air, rajin belajar dan gemar membaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

3. Mengambil hikmah dari salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia.

EVALUASI

1. Uraian singkat

1) Mulai abad ke VII M Kerajaan Kristen Orthodox Yunani Byzantium yang berpusat di Konstantinopel berangsur-angsur menjadi lemah. Sebutkan faktor-faktor kelemahan itu baik internal maupun external!

2) Sebutkan arti penaklukan Murad I di Eropa Timur!

3) Pada tahun 1444 M. terjadi perjanjian Szegedin antara Sultan Murad I dan pasukan gabungan di bawah pimpinan raja Hunyody dari Hongaria, apa isi perjanjian itu?

4) Tanggal berapa pasukan Turki dapat mengalahkan Byzantium dan Kaisar siapa yang mati dalam pertempuran itu?

5) Apa tindakan Khalifah Sultan Muhammad II setelah dapat mengalahkan Byzantium?

2. Essay

1) Mengapa Usman dianggap sebagai pendiri daulah Turki Usmani ?

2) Bagaimana upaya yang dilakukan sultan Orkhan dalam membangun kekuatan militer ?

(16)

4) Apa saja pelajaran yang dapat kita peroleh dari belajar sejarah pemerintahan awal daulah Usmani ?

5) Kemajuan peradaban suatu bangsa tidak bisa lepas dari peran serta warga bangsa seluruhnya, mengapa demikian ?

3. Portofolio

Carilah beberapa hasil kebudayaan yang dihasilkan pada pasa Turki Usmani lengkapi dengan tokoh yang memprakarsai dengan mengisi kolom di bawah ini :

No. Hasil Kebudayaan Turki Usmani Penguasa Turki Yang Memprakarsai

1

2 3 4

5

4. Skala Sikap

Setelah kalian memahami uraian mengenai sejarah Islam Masa Turki Usmani adakah perilaku penguasa yang tidak sesuai dengan norma Islam !

No. Perilaku PengusaYang Tidak Sesuai

dengan Norma Islam Tanggapan / Komentar Anda

1. 2.

3. 4. 5.

HIKMAH

Barangsiapa yang menuntut suatu ilmu, hendaklah dia mendalaminya dengan baik, supaya ilmu-ilmu rumit tidak menjadi sirna.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang kedua, tercermin dalam pengiriman pelajar muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan

Usaha perbaikan dan pembaharuan berjalan agak lambat, sementara Barat berkembang pesat, daulah Usmani tidak dapat menyaingi perkembangan yang terjadi di Barat,

Hitty, pada abad ke 18 orang Eropa sudah memiliki kesadaran renaissance yang tinggi, sedangkan Turki Usmani sedang mengalami kemunduran kekusaan karena kemrosotan

Abstrak: Masa Pertengahan dalam Periodesasi Sejarah Islam merujuk pada masa eksistensi tiga kerajaan besar yakni Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di

Usaha perbaikan dan pembaharuan berjalan agak lambat, sementara Barat berkembang pesat, daulah Usmani tidak dapat menyaingi perkembangan yang terjadi di Barat,

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Peran Turki Usmani dalam perkembangan Islam adalah sangat penting karena daerah kekuasaannya luas mulai dari Asia sampai

Cara Orang Eropa Memahami Islam  Pengetahuan tentang studi Islam dimulai dengan kesadaran para ahli Barat tentang kerajaan/ kekaisaran Turki sehingga yang dianggap kebudayaan islam

Kapan ada kesempatan di situ mereka berperang Pada tahun 1602 M di saat Turki Usmani berada di bawah pemerintahan Sultan yang lemah, Sultan Muhammad III pasukan Abbas I mengarahkan