PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Luar Sekolah
.
oleh:
ANITA DEWI PRIMASTUTI
(1102911)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2015
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Oleh.
ANITA DEWI PRIMASTUTI
1102911
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah
© Anita Dewi Primastuti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
LEMBAR PENGESAHAN
ANITA DEWI PRIMASTUTI
110291
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing II
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003
Pembimbing I
Anita Dewi Primastuti (1102911) Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi
Pemberdayaan masyarakat bertato menuntut peserta memiliki suatu keterampilan, keikutsertaan peserta muncul karena minat dan kebutuhan peserta mengikuti kegiatan menyablon ini yang menganggap kegiatan menyablon ini adalah solusi bagi masalah yang dihadapinya. Salah satu aspek dapat berjalannya kegiatan pemberdayaan ini adalah keikutsertaan peserta secara langsung dalam kegiatan menyablon. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai Pemberdayaan Komunitas Masberto Dalam Meningkatkan Keterampilan Melalui Program Usaha Sablon Di Komunitas Masberto Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi; 2) Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi ; 3) Hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi. Responden penelitian ini adalah pengelola 1 orang, Tutor 1 orang dan Peserta 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian kualitatif. Alat pengumpul data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan konsep-konsep yaitu : 1) Konsep Pemberdayaan; 2) Konsep Pengelolaan Program dan 3) Konsep Keterampilan.
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Anita Dewi Primastuti (1102911) Skills Improvement printing In the Program Empowerment community Masberto Cimahi.
Tatto community empowerment requires participants to have a skill , the participant 's participation arises because the interests and needs of participants attended this printing activity which considers this printing activity is the solution to his problems . One aspect of this empowerment can passage is direct participation in the activities of participants printing. The issues discussed in this study is about Tattooed Community Empowerment in Improving Business Skills Program Through Prints On Masberto Community Cimahi . The purpose of this study was to describe : 1 ) Organizing learning groups Enterprises stencil in improving skills in Community Masberto Cimahi ; 2 ) The involvement of participants in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi ; 3 ) The results achieved by learners after participating in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi. Respondents of this research is the manager of one person , one vote and Participants Tutor 2. The method used in this research is descriptive method with qualitative research techniques . Research data collection tool uses observation , interview , and documentation . This study uses the concepts namely : 1) The concept of empowerment ; 2) The concept of Program Management and 3) The concept of skill.
MOTO
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Konsep Pemberdayaan ... 9
1. Pengertian Pemberdayaan ... 9
2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... 10
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 12
4. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 15
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 18
6. Partisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 19
7. Indikator Keberdayaan... 21
B. Konsep Pengelolaan ... 23
1. Pengertian Pengelolaan ... 23
2. Fungsi-Fungsi Pengelolaan ... 25
C. Konsep Keterampilan ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Desain Penelitian ... 41
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 42
C. Pengumpulan Data... 43
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Isu Etik ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian... 50
1. Identitas Responden ... 50
2. Pengolahan Data ... 51
B. Pembahasan Hasil Peneliti ... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Simpulan ... 88
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Pengelola
Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Tutor
Lampiran 4 Pedoman Wawancara untuk Peserta
Lampiran 5 Pedoman Observasi
Lampiran 6 Frekuensi Bimbingan Skripsi
Lampiran 7 SK Pembimbing
Lampiran 8 Surat telah Melakukan Observasi dan Penelitian di Komunitas Masberto Cimahi
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat membuat masyarakat menjadi resah
karena akan timbulnya permasalahan sosial seperti masalah ekonomi dan masalah
kependudukan, hal ini dapat dilihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan pangan,
tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kesehatan yang rendah, kurangnya
lapangan pekerjaan, kemiskinan dll. Seperti masalah pengangguran merupakan
suatu permasalahan yang cukup sulit karena dihadapi oleh Negara berkembang,
contohnya Negara kita sendiri untuk mengatasi pengangguran tidaklah sulit, asal
ada kemauan untuk mengatasinya. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan
cara bekerja, namun mereka belum siap untuk bekerja karena tidak memiliki suatu
keterampilan pada suatu bidang tertentu. Sehingga untuk memiliki keterampilan
haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun agar dapat menguasai bidang
tersebut dan dapat memahami dan mengaplikasikanya. Selain dapat bekerja
mereka yang memiliki keterampilan dapat membuat lapangan pekerjaan baru
untuk mengatasi pengangguran di negara kita ini.
Pemberdayaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan
dengan cara melibatkan langsung masyarakat dalam prosesnya. Tujuan utama
pemberdayaan yaitu untuk memberdayakan masyarakat yang kurang berkembang
agar dapat lebih mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan dalam
memperbaiki kualitas kehidupan mereka melalui tindakan mereka sendiri dan
untuk diri mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat merupakan kemampuan
individu berperan aktif dalam masyarakat. Tingkat keaktifan masyarakat ini dapat
dilihat dari partisipasi setiap individu dan masyarakat itu sendiri terhadap proses
atau kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan. Partisipasi tersebut meliputi
partisipasi tenaga, pikiran dan materi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu aspek terpenting dalam
2
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu sendiri yang membentuk individu atau masyarakat menjadi lebih mandiri
dengan diberikanya kemampuan untuk memikirkan, memutuskan demi
memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dengan mempergunakan daya
kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dengan
pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat
tersebut. Seperti konsep pemberdayaan yang digunakan Parsons (1994) dalam
Totok (2013, hlm.29) bahwa:
Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupanya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Menurut pendapat diatas bahwa pemberdayaan sebagai memberi kekuasaan,
mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, pihak yang
lemah atau pihak yang kurang berdaya agar lebih mandiri dan bertanggung jawab
akan kehidupanya. Selain itu, diartikan sebagai upaya untuk memberikan
kemampuan atau keberdayaan serta memberikan kesempatan untuk mengurangi
kendala pribadi maupun sosial yang dihadapi seperti kemampuan untuk mencapai
tujuan tanpa bergantung dengan oranglain. Upaya pemberdayaan yang diberikan
kepada masyarakat untuk terciptanya kamampuan bagi masyarakat yaitu dengan
memberikan kesempatan lapangan pekerjaan atau kesempatan usaha dengan
tujuan agar masyarakat mendapatkan penghasilan. Namun permasalahan saat ini
muncul yaitu tidak semua masyarakat, khususnya masyarakat bertato dapat
memperoleh kesempatan kerja, walaupun menurut survey angka pekerjaan
menurun. Berdasarkan data resmi statistik BPS Kota Cimahi yang didalamnya
tercatat angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Cimahi (Sumber Tersedia :
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ ) bahwa angka kemiskinan pada
tahun 2009 sebanyak 7.1 persen, tahun 2010 sebanyak 7.4 persen, tahun 2011
sebanyak 7.15 persen, tahun 2012 sebanyak 6.67 persen, serta tahun 2013 terjadi
pengangguran pada tahun 2009 sebanyak 15.31 persen, tahun 2010 sebanyak
13.59 persen, tahun 2011 sebanyak 10.32, tahun 2012 sebanyak 8.57, namun pada
tahun 2013 terjadi peningkatan pengangguran berjumlah 11.43 persen. Hal
tersebut harus segera dituntaskan dan disikapi oleh pemerintah dan semua pihak
yang berkepentingan. Baik pihak pemerintah maupun pihak yang berwenang
harus segera memperluas lapangan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan, dengan
demikian angka pengangguran semakin menurun.
Banyaknya masyarakat yang belum memiliki pekerjaan karena tidak adanya
keterampilan yang mendukung. Dengan adanya pendidikan dapat membentuk
masyarakat mempunyai suatu keterampilan, yang tujuan akhirnya dapat
dipergunakan untuk kehidupan dirinya kelak dikemudian hari. Seperti yang ditulis
dalam tujuan pendidikan nasional Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3
menyebutkan bahwa:
“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Menurut pendapat diatas bahwa tujuan pendidikan merupakan proses
pembelajaran yang disusun secara matang untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan. Serta untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses
pembelajaran agar peserta didik menjadi lebih aktif.
Pendidikan nasional memiliki tiga subsistem pendidikan yaitu pendidikan
formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu
pendidikan yang di selenggarakan di sekolah sedangkan pendidikan nonformal
dan pendidikan informal berada dalam cakupan pendidikan luar sekolah. Menurut
Sudjana (2010, hlm.13) bahwa pendidikan nonformal merupakan salah satu dari
sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan pada akhir tahun
4
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mulai saat itu adalah pendidikan sepanjang hayat (life long education), pendidikan
pembaharuan (reccurent education), pendidikan abadi (permanent education),
pendidikan informal (informal education), pendidikan masyarakat (community
education), pendidikan perluasan (extension education), pendidikan massa (mass education), pendidikan sosial (social education), pendidikan orang dewasa (adult education), dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).
Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki satuan
pendidikan diantaranya Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), Majlis ta’lim,
kursus, pelatihan dan satuan lembaga sejenis lainnya. Salah satu satuan
pendidikan nonformal yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja
timbal balik yang bersifat membantu dan meningkatkan tanggung jawab untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Pelatihan ini merupakan bentuk dari program
pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan.
Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial yang didalamnya terdiri dari
beberapa individu di berbagai lingkungan. Umumnya memiliki ketertarikan dan
habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya
dapat memiliki maksud, kepercayaan sumber daya, preferensi, kebutuhan,
kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Sejalan dengan pendapat Lono
(2006, hlm.61) komunitas tato memang mempunyai beberapa kesamaan tujuan,
pandangan, yang berbentuk akibat dari konsekuensi logis liminitas (baik secara
usia maupun kognisi), namun komunitas tato mempunyai kesamaan solidaritas
yang tidak terikat oleh batas-batas ras, etnik, usia, negara, maupun daerah
geografis ketidakterikatan komunitas tato oleh ruang dan waktu sejalan dengan
semangat resistensinya terhadap konsepsi tentang masyarakat yang selalu identik
dengan pengutamaan nilai-nilai komunal, kedudukan structural yang dipenuhi
nilai- nilai objektif yang menyulitkan.
Komunitas masberto adalah komunitas yang telah menyelenggarakan suatu
kegiatan yang terorganisir dengan pemberdayaan masyarakat yaitu kegiatan usaha
menyablon bagi individu yang bertato di Cibereum Cimahi. Kegiatan usaha ini
pekerjaan untuk terjun langsung dalam kegiatan usaha menyablon. Latar belakang
pendidikan masyarakat bertato hanya sampai jenjang pendidikan menengah dan
pimpinan komunitas masberto memiliki tujuan untuk mencetak individu atau
komunitas bertato menjadi mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan hidup
dimasa yang akan datang. karena dengan terampil menyablon bisa menjadi
peluang usaha dan membuat wirausaha sendiri supaya dapat mengurangi angka
pengangguran.
Usaha menyablon adalah usaha yang dapat membantu pembangunan ekonomi
nasional. hasil kegiatan usaha menyablon harus dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh perekonomian nasional dan kegiatan usaha
menyablon harus dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi bangsa. Tujuan
dari pembangunan bangsa yaitu untuk memberikan kedaulatan, keadilan,
kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
Menurut Joseph Schumpeter (dalam Alma 2009, hlm.24) entrepreneur atau
wirausaha adalah orang yang mendombrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan
kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa dilakukan dalam
organisasi bisnis yang sudah ada. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Wirausaha lebih menekankan pada setiap orang yang memulai
suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan
fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisasi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harta dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakngan. Komunitas
masberto merupakan kelompok sosial yang menyelenggarakan program
pemberdayaan yaitu kegiatan usaha menyablon dengan sasaran individu atau
6
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12 orang dan tutor sebanyak 2 orang. Karena kebutuhan hidup masyarakat yang
semakin meningkat dan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga mereka
membutuhkan penghasilan tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan hidup yang meningkat tidak diiringi dengan kemudahan mendapatkan
lapangan pekerjaan. Sehingga menjadi wirausaha merupakan alternatif yang dapat
dipilih untuk mendapatkan penghasilan tambahan tersebut. Hanya saja jalan
menjadi wirausaha cenderung sulit untuk dilaksanakan oleh para individu yang
memiliki tato dikarenakan mereka selalu dipandang negatif oleh masayarakat
setempat.
Banyak sekali orang mengatakan bahwa manusia bertato, berambut gondrong,
dan memakai baju berantakan selalu dikatakan preman atau sering sekali
dikatakan orang jahat, dan sebaliknya manusia berpakaian rapih dan rambut rapih
adalah orang baik sehingga mereka sulit sekali mendapatkan suatu pekerjaan
karena penampilanya yang sangat tidak mendukung dan dipandang sebelah mata.
Untuk itu komunitas masberto memberikan kesempatan kepada individu yang
bertato dalam meningkatkan keterampilan dalam kegiatan menyablon, sehingga
membuktikan kepada masyarakat setempat bahwa masyarakat bertato tidak selalu
melakukan hal yang negatif.
Kegiatan menyablon telah dilaksanakan dikelurahan cibereum yang diikuti
oleh beberapa individu yang bertato dengan latar belakang pendidikan yang
berbeda. Kegiatan ini sangat membantu individu yang memiliki tato untuk
meingkatkan pendapatanya dan juga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. serta
menikmati hasil dari pemasaran produk menyablon tersebut. Dari kegiatan usaha
menyablon tersebut peneliti ingin mencari tahu sejauh mana mengenai “Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan observasi, ditemukan
1. Semakin tingginya biaya hidup tidak diiringi degan mudahnya mendapatkan
pekerjaan terutama pada individu yang memiliki tato
2. Keterbatasan kemampuan dalam mengembangkan keterampilan pada individu
yang memiliki tato
3. Latar belakang pendidikan yang berbeda dimiliki oleh masyarakat bertato
4. pandangan masyarakat terhadap individu yang memiliki tato cenderung
negatif
5. Adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak komunitas masberto kepada
individu yang memiliki tato untuk meningkatkan keterampilan dalam
menyablon
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian jelaskan dalam identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan
masalah “Bagaimana Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program
Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi?” Agar tidak meluas penulis
membatasi objek yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu:
1. Bagaimana Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dalam
Meningkatkan Keterampilan Di Komunitas Masberto Cimahi ?
2. Bagaimana Keterlibatan Peserta Dalam Kegiatan Kelompok Belajar Usaha
Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi?
3. Bagaimana Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti
Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas dapat dijadikan sebagi tujuan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dalam
Meningkatkan Keterampilan Di Komunitas Masberto Cimahi
2. Mendeskripsikan Bentuk Keterlibatan Peserta Dalam Kegiatan Kelompok
Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi
3. Mendeskripsikan Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti
8
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
pemikiran bagi pengembangan ilmu Pendidikan Luar Sekolah khususnya untuk
konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian yang dilakukan ini dapat mengetahui penyelenggaraan dari kegiatan
menyablon yang dilakukan oleh pihak komunitas masberto dalam upaya
memberdayakan individu yang memiliki tato
b. Penelitian yang dilakukan ini Sebagai contoh bagi para Praktisi Pendidikan
Luar Sekolah, dalam memberikan pembedayaan (empowering) kepada
masyarakat, dengan mengembangkan usaha menyablon.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam
beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang
terdiri dari :
BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan
Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur
organisasi Skripsi.
BAB II Landasan Teori terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori
pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep mengenai pemberdayaan dan
juga konsep mengenai pengelolaan.
BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari Desain penelitian, Partisipan,
Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif
Lokasi dan Subjek Penelitian, Pengolahan Analisis Data, dan Pembahasan
Analisis Temuan.
BAB V Kesimpulan dan Saranyang terdiri dari hasil simpulan yang didapat
41
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena analisis data
diuraikan secara verbal, hal tersebut agar peneliti dapat berupaya dalam
memperoleh informasi secara luas dan mendeskripsikan hasil temuan
lapangan yang menggambarkan penyelenggaraan, partisipasi dan hasil dari
kegiatan menyablon dikomunitas Masberto. Metode penelitian kualitatif
menurut Sugiyono (2012, hlm.9) adalah:
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penjelasan diatas menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bersifat
deskriptif dan lebih cenderung menggunakan analisis. Sehingga proses dan
makna selalu ditonjolkan dalam proses penelitian kualitatif. Penelitian
dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek merupakan suatu hal, kejadian
atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Menurut Sugiyono (2012,
hlm.8) yaitu :
penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau
human instrument. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mendapatkan suatu data harus dibutuhkan berbagai macam sumber data
dan teknik pengumpulan data. Pengumpulan data tidak hanya dipandu oleh
teori melainkan dipandu dengan fakta-fakta yang telah ditemukan pada saat
melakukan penelitian dilapangan. Maka dari itu data yang dianalisis bersifat
induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan. Data yang
dimiliki oleh penelitian kualitatif adalah data yang sebenarnya telah terjadi
dilapangan bukan data yang hanya terlihat saja melainkan data yang memiliki
makna dibalik yang terlihat tersebut. Maka dari itu, penelitian kualitatif perlu
memiliki landasan teori yang lebih banyak dari penelitian Pendekatan
Kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm.19) proses penelitian kualitatif
meliputi:
a. Tahap orientasi atau deskripsi. Dimana peneliti mendeskripsikan apa yang
dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.
b. Tahap reduksi atau fokus. Peneliti mereduksi segala informasi yang telah
diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
c. Tahap selection. Peneliti menjelaskan fokus yang telah ditetapkan menjadi
lebih rinci. Pada tahap ini juga peneliti melakukan analisis yang mendalam
terhadap data informasi yang diperoleh.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dalam menentukan partisipan dilakukan dengan cara
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang
penelitian ini tujuanya adalah menggali tentang pemberdayaan masyarakat
bertato dalam meningkatkan keterampilan dikomunitas masberto.
purposive sampling dalam Zainal Arifin (2012: hlm. 167) bahwa ukuran
sampel yang diperlukan sangat bergantung pada sumber, waktu yang tersedia,
dan tujuan penelitian. Ukuran sampel purposive sering digunakan dalam
43
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lagi memberikan informasi tambahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
Subjek penelitian sangatlah penting dalam suatu penelitian karena data
yang didapat selama proses penelitian dilapangan akan dikumpulkan dan
diolah serta dianalisis. Menurut S. Arikunto (2013:188) subjek penelitian
adalah :
Subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Responden penelitian
adalah orang yang menanggapi dan orang yang diminta memberikan
keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Informan adalah orang yang
memberikan informasi. Sedangkan sumber data adalah subjek penelitian
dimana data menempel. Sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat,
dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai subjek penelitian, lokasi
penelitian ini dilakukan dikomunitas masberto Cibereum Cimahi yang di
tujukan kepada masyarakat bertato yang ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan program usaha menyablon dikomunitas masberto. Adapun
kriteria yang menjadi subjek penelitian ini sebagai berikut :
1. Anggota Komunitas Masberto
2. Tutor komunitas masberto
3. Pengelola Program komunitas masberto
C. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam melakukan
penelitian. Hal ini demi mendapatkan data untuk keberhasilan penelitian.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Terdapat
bermacam-macam teknik pengumpulan data secara umum menurut Sugiyono (2012,
hlm.225) terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu observasi
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melihat dan
mendengar secara langsung. Sedangkan menurut Sudjana (2004, hlm.301)
menyatakan: “observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau
informasi-informasi secara sistemaatis”.
Observasi sebagar alat pengumpul data secara sistematis, artinya bahwa
observasi merupakan suatu usaha dalam merumuskan sesuatu secara teratur.
Kemudian hasil observasi memberikan suatu kemungkinan untuk megartikan
secara alamiah, yang menjadi subjek dalam observasi di penelitian ini adalah
benda, kondisi, prilaku, sarana prasarana, metode dan objek lain yang
mendukung selama proses kegiatan menyablon berlangsung. Observasi dapat
di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Observasi partisipatif yaitu, observasi yang dilakukan oleh pengamatan
dengan melibatkan dirinya dalam suatu kegiatan yang sedang dilakukan
atau sedang dialami oranglain, sedangkan oranglain itu tidak mengetahui
bahwa dia atau mereka sedang diobservasi.
b. Observasi non partisipatif yaitu, penilai tidak melibatkan diri kedalam
kegiatan orang yang diamati dan atau dengan bertindak sebagai pengamat
yang berada diluar kegiatan atau kelompok yang diobservasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data secara obsevasi partisipatif dengan melibatkan penulis
mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengamati dan melihat
secara langsung program usaha menyablon dikomunitas masberto Cibereum
Cimahi. Aspek yang diamati tentang penyelenggaraan program kegiatan
menyablon yang didalamnya terdiri dari bahan ajar, media dan alat bantu,
evaluasi, penilaian, kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran.
45
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sarana dan prasarana pembelajaran, media pembelajaran, serta alat
praktek/alat sablon.
2. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan
menggunakan Tanya jawab antara peneliti dengan subjek yang akan diteliti.
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan data yang diperlukan
oleh peneliti. Menurut Esterberg (2002) dalam sugiyono (2012, hlm.231)
“wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic
tertentu”.Secara garis besar ada beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut :
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur di gunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh. Pada wawancara terstrktur ini dalam melakkan
wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
b. Wawancara semiterstrukur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di
mana dalam pellaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawanccara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti
perlu meendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oeh
informan.
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur yaitu
wawancara yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang
tersusun secara sistematis dan menggunakan teknik wawancara tak
tersetruktur sehingga peneliti dapat mengembangkan hasil wawancara melalui
pengamatan berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan. Peneliti
melakukan wawancara kepada masyarakat bertato yang merupakan peserta
didik dikomunitas masberto, pengelola serta tutor dikomunitas masberto. Hal
yang diwawancarai berupa penyelenggaraan program menyablon, partisipasi
peserta didik terhadap program menyablon dan hasil pembelajaran menyablon
dikomunitas masberto.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber data untuk melengkapi informasi. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Menurut Arikunto (2013, hlm.274) teknik dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang beupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan
sebagainya”.
Teknik dokumentasi ini adalah untuk melengkapi data yang telah didapat
saat melakukan penelitian. Data tersebut berupa kumpulan dokumen-dokumen
yang dapat memberikan bukti secara sistematis sehingga data telah
terlengkapi. Data tersebut berupa foto-foto yang terdiri dari foto-foto saat
pembelajaran menyablon, wawancara dengan narasumber, serta tentang
47
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.Triangulasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm.241) Triangulasi yaitu teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Dalam teknik triangulasi ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
sama secara serempak. Dan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data
dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
D. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mengolah suatu data menjadi informasi.
Data yang dioalah tersebut data yang diperoleh saat melakukan pengumpulan
data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diiformasikan kepada orang lain.
Sehingga karakteristik data dapat dengan mudah dimengerti dan bermanfaat
untuk menjawab permasalahan yang ada.
Menurut Sugiyono (2012, hlm.245) Analisis data kualitatif adalah bersifat
induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data
yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi,
ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution
(1988) dalam Sugiyono (2012:245) menyatakan “ Analisis telah mulai sejak
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama
proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
1. Analisis sebelum di lapangan
Analisis data kualitatif sebelum masuk penelitian lapangan, analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus
penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah
penelitian masuk dan selama di lapagan.
2. Analisis selama di lapangan
Analisis data kualitatif selama di lapangan, atau pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang di wawancarai. Miles and Huberman dalam Sugiyono
(2012:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data
reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion (tahap
kesimpulan).
a. Data Reduksi (Data Reduction)
Setelah memperoleh data di lapangan dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencari apabila diperlukan. Dalam mereduksi data, peneliti
akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian
49
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data ini dilakukan setelah data direduksi, dalam penelitian
kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya, dengan mendisplaykan data maka
akan memudahkan untu memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah di fahami tersebut. Dalam hal ini
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012:249) dalam melakukan
penyajian data disarankan, selain dengan teks yang bersifat naratif juga dapat
berupa matriks, grafik.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verivication)
Pada tahap ke tiga ini, dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan
kesimpulan. Kesimpulan di sini masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
E. Isu Etik
Penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi” penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dalam mencari dan menggali informasi secara
mendalam, dikarenakan peneliti ingin mengetahui pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan keterampilan menyablon di komunitas masberto ini
apakah berhasil program pemberdayaan masyarakat bertato untuk
meningkatkan keterampilan dalam segi menyablon. Sebelumnya peneliti talah
diberikan ijin oleh pihak komunitas untuk melakukan penelitian dikomunitas
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik untuk
mendapatkan suatu informasi dengan subyek pengelola, tutor dan beberapa
warga belajar teknik yang digunakan yaitu teknik observasi dimana peneliti
harus melihat dan mendengar secara langsung kegiatan atau kejadian yang
sedang berlangsung. Observasi tersebut bersifat partisipatif dengan melibatkan
peneliti mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengamati dan
melihat secara langsung program usaha menyablon dikomunitas masberto
Cibereum Cimahi. Teknik wawancara merupakan metode yang digunakan
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi lebih mendalam. Teknik ini
merupakan teknik dengan menggunakan Tanya jawab antara peneliti dengan
subjek informasi. Selanjutnya teknik dokumentasi adalah teknik untuk
melengkapi data yang kurang. Data bisa berbentuk tulisan, gambaran, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Kemudian menggunakan teknik
triangulasi merupakan gabungan dari teknik yang digunakan saat penelitian.
Program pemberdayaan ini merupakan gambaran kecil dari kegiatan
pemberdayaan komunitas bertato dalam meningkatkan keterampilan sehingga
dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan taraf ekonomi
warga belajar yang telah mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan
salah satu kebutuhan masyarakat untuk membuka peluang bisnis industri
kreatif dengan menggunakan media kain, kertas, plastik dan sebagainya.
Program pemberdayaan ini dapat memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, dan kecakapan hidup. Kegiatan ini tidak berdampak negatif
justru memberikan dampak positif kepada warga belajar dan masyarakat
sekitar karena kegiatan ini memberikan manfaat yang cukup besar yang
menjadikan warga belajar memiliki suatu keterampilan dan menjadi lebih
51
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan dalam bab IV, peneliti
dapat menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi
Hasil wawancara dengan para informan mengenai penyelenggaraan program
usaha sablon melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pembinaan, evaluasi dan tindak lanjut.
Perencanaan kegiatan menyablon dikomunitas masberto diawali dengan
identifikasi kebutuhan peserta. Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar minat peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon. dalam
merumuskan suatu tujuan kegiatan menyablon, pengelola merumuskan tujuan
kegiatan dengan cara mengobservasi komunitas-komunitas usaha sablon mengenai
kebutuhan peserta kegiatan, mencari sumber dan hambatan dalam kegiatan usaha
sablon, menyusun tugas yang akan diberikan kepada peserta, menentukan waktu
pelaksanaan kegiatan dan menentukan tempat terselenggaranya kegiatan menyablon.
kegiatan menyablon bertujuan untuk memberikan suatu keterampilan kepada
masyarakat bertato agar masyarakat bertato dapat hidup mandiri. Program yang
dilakukan oleh komunitas masberto merupakan program dalam bentuk keterampilan
menyablon, membuat stiker dan membuat banner, kemudian hasil dari menyablon
dipasarkan kepada distro-distro yang telah bekerjasama yaitu distro hoax dan distro
linoleum.
Komunitas masberto memiliki ruangan dengan kapasitas sekitar 15 orang untuk
alat sablon sendiri kita memiliki 5 alat sablon. Dalam penetapan sarana dan prasarana
89
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengelola bekerjasama dengan ditro-ditro untuk proses pemasaran hasil dari kegiatan
menyablon.
Pengorganisasian dalam kegiatan menyablon pada komunitas masberto, diketahui
bahwa adanya pembagian struktur kerja yang dilihat dari kompetensi setiap orangnya.
Pembagian tugas dan tanggung jawab sudah sesuai dengan tupoksinya, hal ini dapat
dilihat dari tugas yang mereka selesaikan sesuai dengan program kerja yang telah
dibuat berdasarkan tujuan organisasi. Komunitas masberto memiliki dua tutor dan
tutor berasal dari komunitas masberto.
Dalam menyampaikan materi kegiatan menyablon menggunakan metode
pembelajaran yaitu metode ceramah dan praktek. Tahapan dalam menggunakan
metode pembelajaran yaitu dalam menyampaikan teori menyablon menggunakan
metode ceramah. Ketika penerapan aplikasi menyablon menggunakan metode praktek
dan pesertapun bergiliran untuk mempraktekanya sesuai dengan jumlah alat sablon
yang tersedia. Metode pembelajaran menyablon yang digunakan sudah efektif karena
dalam menyampaikan materi sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Tutor menggunakan handouts sebagai bahan ajar untuk peserta kegiatan
menyablon dikomunitas masberto. Peserta kegiatan belajar secara individu dan
berkelompok mempraktekkan materi secara bergantian sehingga peserta dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tutor bertugas menyampaikan materi
secara garis besarnya saja dan membimbing peserta yang kesulitan dalam memahami
materi yang terdapat dalam handouts maupun materi diluar handouts sesuai dengan
materi yang peserta pelajari baik ketika proses pembelajaran maupun diluar waktu
kegiatan.
Dalam menyusun bahan ajar haruslah sesuai dengan kebutuhan peserta kegiatan.
Selain itu pengelola harus memikirkan tingkat kesukaran dalam penyusunan bahan
ajar karena bahan ajar yang digunakan harus tepat pembagian antara teori dan praktek
agar bahan ajar memiliki arah dalam mencapai tujuan. Materi yang digunakan harus
Kemudahan dalam mengakses informasi tersebut membuat manusia agar
mendapatkan informasi terbaru. Begitu pula dengan bahan ajar yang digunakan pada
komunitas masberto harus selalu diperbarui agar peserta mendapatkan materi sesuai
dengan perkembangan jaman sehingga peserta tidak ketinggalan jaman.
Kegiatan menyablon pada komunitas masberto berdurasi selama enam jam yang
dimulai pukul 09.00 hingga 15.00 wib, dengan menggunakan media pembelajaranya
tutor menggunakan media berupa video cara menyablon dan slide yang didukung
dengan laptop dan infocus untuk menunjangnya kegiatan tersebut. Ketepatan dalam
menggunakan media pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaian penyampaian materi
yang akan disampaikan kepada peserta dengan menggunakan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh komunitas masberto tersebut.
Motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dengan konsistenya
peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Namun partisipasi peserta dapat dilihat dari keaktifan bertanya jika ada materi yang
kurang dipahami oleh peserta. Rasa ingin tahu yang tinggi serta kebutuhan peserta
yang membuat peserta antusias mengikuti kegiatan menyablon. Hal ini disebabkan
karena peserta didik termotivasi dari pengalaman pembelajaran yang diberikan oleh
tutor sehingga antusias peserta didik terlihat pada saat proses pembelajaran. Pengelola
dan tutorpun menjalin komunikasi secara baik dengan peserta sehinga pengelola dan
tutor mengetahui kebutuhan dan keluhan peserta kemudian pengelola dan tutor dapat
memberikan masukan dan saran dimana peserta dapat termotivasi, partisipasi peserta
diasah dengan cara memberikan kebebasan berbicara jika ada keluhan atau
memberikan pendapat.
Pembinaan kegiatan menyablon pada komunitas masberto yaitu adanya
pengawasan yang dilakkukan oleh komunitas masberto dengan cara mengecek daftar
hadir tutor dan peserta dengan cara tersebut dapat memantau kehadiran peserta dan
tutor guna meilhat keaktifanya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran selain itu
91
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
monitoring. Serta proses pengarahan dengan cara memberikan pengarahan atau
bimbingan jika tutor atau peserta membuat kesalahan dan ada materi yang kurang
dipahami sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
Proses evaluasi yang dilakukan oleh komunitas masberto yaitu dilakukan melalui
tes praktek atau ujian praktek, selain ujian praktek adanya ujian lisan berupa tanya
jawab saat kegiatan berlangsung dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman serta
sikap dari peserta masberto. Dilaksanakanya ujian tersebut saat pemberian materi
kegiatan dan akhir kegiatan menyablon.
Dalam memberikan penilaian kepada peserta dengan cara pada saat dan setelah
peserta mengikuti kegiatan menyablon yang diberikan oleh komunitas masberto
mulai dari teori dan praktek. Pemberian penilaian peserta berdasarkan keaktifan
selama mengikuti kegiatan menyablon berlangsung dan kemampuan peserta dalam
memahami materi yang telah disampaikan serta praktek melakukan menyablon secara
baik dan benar sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh tutor.
Proses tindak lanjut yang diberikan oleh komunitas masberto berupa
pendampingan. Pendampingan merupakan strategi yang sangat menentukan
keberhasilan pemberdayaan dan merupakan suatu upaya dalam pemeliharaan
keberlanjutan hasil dari kegiatan yang telah selesai dilaksanakan.
Hal pertama yang dilakukan penyelenggara terhadap pendampingan adalah
melakukan pemantauan awal terhadap kegiatan peserta menyablon. Kegiatan itu
bermaksud untuk mengetahui tentang bagaimana peserta dapat memanfaatkan hasil
kegiatan menyablon tersebut. Setelah lulus dari kegiatan menyablon dikomunitas
masberto, pihak komunitas melakukan survey lapangan, untuk melihat perkembangan
peserta yang telah dilatih. Kemudian dua atau tiga bulan setelah lulus sebagian
peserta telah mampu mandiri dengan membuka usaha menyablon dan dikelolanya
2. Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi
Keterlibatan yang diberikan oleh peserta dalam kegiatan menyablon yaitu
Keterlibatan tenaga dan Keterlibatan pikiran. Bentuk Keterlibatan tenaga didukung
dengan Keterlibatan keterampilan yang diberikan peserta dalam kegiatan menyablon
yaitu pada proses menyablon, pengepakan hasil dari menyablon itu sendiri dan
pemasaran kepada distro-distro yang telah bekerja sama dengan komunitas masberto.
Selain Keterlibatan tenaga, peserta telah memberikan Keterlibatan pikiran yang
berupa ide-ide atau gagasan yang dikemukakan dalam jadwal rapat dengan komunitas
masberto. Selain ide-ide atau gagasan yang diberikan, peserta juga dapat
mengemukakan hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan menyablon dan
menyelesaikan bersama masalah yang telah dikemukakan. Segala bentuk kebijakan
dan penyelesaian masalah, diselesaikan dengan keputusan bersama. Selama kegiatan
menyablon peserta tidak memberikan partisipasi berupa materi, karena pihak
komunitas masberto tidak memungut biaya untuk segala kegiatan yang telah
diajarkan oleh komunitas masberto.
3. Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa setelah mengikuti
kegiatan menyablon dikomunitas masberto sangat memberikan hasil yang signifikan,
hal ini terbukti bahwa peserta dapat memperoleh keterampilan melalui aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Aspek kognitif yang telah diperoleh peserta yaitu pengetahuan peserta setelah
mengikuti kegiatan menyablon dikomunitas masberto, bahwa peserta dapat
mengenal, memahami dan menafsirkan pembelajaran menyablon yang dilakukan oleh
komunitas masberto. Hal tersebut dapat dilihat melalui evaluasi yang diberikan oleh
93
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek afektfif yang telah diperoleh peserta yaitu setelah mengikuti kegiatan
menyablon bahwa terdapat berbagai macam sikap yang dimiliki peserta yaitu sikap
percaya diri, komunikasi yang baik, sikap disiplin, dan motivasi yang tinggi. Dapat
dilihat dari peracaya diri yang dimiliki oleh peserta bahwa peserta sudah mampu
berbicara dihadapan umum baik dikelompok masberto tersebut dan peserta mampu
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengenai kegiatan menyablon
ini. Adanya sikap disiplin dimana peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai
jadwal kegiatan yang telah ditentukan dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tenang tidak menganggu peserta lainnya. Terdapat motivasi yang tinggi dari peserta
itu dilihat dari ketekunan peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dan semangat
yang tinggi itu membuktikan bahwa peserta ingin mencapai hasil dan tujuan dari
kegiatan menyablon tersebut.
Aspek psikomotorik yang telah diperoleh peserta yaitu peserta mampu
melakukan gerakan menyablon dengan baik dan benar sesuai arahan yang diberikan
oleh tutor dalam kegiatan pembelajaran menyablon. Gerakan tersebut dilakukan
secara bertahap dari gerakan yang paling mudah hingga ke gerakan yang paling
rumit. Selain itu peserta yang telah mengikuti kegiatan menyablon ingin melanjutkan
ke tahap pemasaran produk hasil menyablon.
Setelah mengikuti kegiatan menyablon peserta memiliki suatu keterampilan yang
dapat membuka usaha menyablon sendiri atau bekerja dibidang menyablon sehingga
peserta dapat memperoleh penghasilan sendiri yang dapat memenuhi kebutuhan
hidup baik primer maupun sekunder.
B. Saran
1. Bagi Pengelola
Pihak komunitas masberto terus melanjutkan kegiatan menyablon tersebut, agar
kegiatan menyablon yang dilaksanakan semakin berkembang, dan dapat mengatasi
masalah pengangguran dengan memberikan bekal keterampilan sebagai modal untuk
Untuk menjaga eksistensi komunitas masberto pengelola sebaiknya mencari
bentuk dukungan atau sponsor dalam bentuk materi kepada pihak yang peduli
terhadap kegiatan menyablon yang dilaksanakan oleh komunitas masberto sehingga
eksistensi komunitas masberto tetap terjaga.
2. Bagi Tutor
Peran tutor dalam meningkatkan motivasi belajar, peran tutor harus terus
membimbing dan membina peserta didik agar motivasi peserta terjaga dengan baik.
Bahan ajar yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar
kegiatan pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan. Dalam menyampaikan materi
tutor harus lebih kreatif agar peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran
menyablon tidak merasa bosan.
3. Bagi Masyarakat Bertato
Kegiatan menyablon sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat bertato
dimasa yang akan datang, maka dari itu kepada masyarakat bertato harus
bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan menyablon ini agar masyarakat bertato memiliki
suatu keterampilan. Kemudian setelah masyarakat bertato selesai mengikuti kegiatan
menyablon ini, dapat melakukan kegiatan sejenis yaitu membuka usaha menyablon
sendiri dan bekerjasama dengan distro-distro setempat. Selain dapat membantu
kehidupan masyarakat bertato, juga dapat membantu masyarakat secara umum yang
belum memiliki keterampilan ataupun belum memiliki pekerjaan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Bagi
peneliti yang tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pemberdayaan masyarakat
bertato, agar memfokuskan topic masalah yang akan dikaji seperti efektifitas kegiatan
pembelajaran menyablon dikomunitas masberto ataupun dampak kegiatan
pembelajaran menyablon dikomunitas masberto sesuai dengan kajian pendidikan
Anita Dewi Primastuti , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Alma, B.(2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta
Anwas, M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:
Rinerka Cipta
Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hikmat. (2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press
Kamil, M.(2009).Pendidikan Non Formal. Bandung: Alfabeta
Kindervatter, S.(1979). Nonformal Education As An Empowering Procces. USA
Mardikanto, T dkk. (2013). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta
Mariyana, R.dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Simatupang, L, L. (2006). Tato. Yogyakarta: PT LKis Pelangi Aksara
Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosia/ & Pekerjaan Sosial.
Bandung: Refika Aditama
Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah
Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Fallah
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet
Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.
Sumber Elektronik :
PUSDALISBANG Jawa Barat. (2015). Pusat Data Analisis Pembangunan Jawa
Barat. Tersedia: http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ (30 juni
2015)
Sumber Lainya :
Desmawangga, Christopher. (2003). Study Tentang Partisipasi Mahasiswa
Program Study Administrasi Negara Dalam Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Jurnal.
Samarinda: FISIP UNMUL
Genuari, Dadang. (2012). Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha. Skripsi PLS UPI
Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung : UPI Press.
Probowati, Niken. (2015). Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Belajar: Studi deskriptif kualitatif di pkbm satria logawa banyumas. Skripsi PLS UPI