• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

.

oleh:

ANITA DEWI PRIMASTUTI

(1102911)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015

(2)

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Oleh.

ANITA DEWI PRIMASTUTI

1102911

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© Anita Dewi Primastuti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANITA DEWI PRIMASTUTI

110291

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN

KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing II

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003

Pembimbing I

(4)

Anita Dewi Primastuti (1102911) Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi

Pemberdayaan masyarakat bertato menuntut peserta memiliki suatu keterampilan, keikutsertaan peserta muncul karena minat dan kebutuhan peserta mengikuti kegiatan menyablon ini yang menganggap kegiatan menyablon ini adalah solusi bagi masalah yang dihadapinya. Salah satu aspek dapat berjalannya kegiatan pemberdayaan ini adalah keikutsertaan peserta secara langsung dalam kegiatan menyablon. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai Pemberdayaan Komunitas Masberto Dalam Meningkatkan Keterampilan Melalui Program Usaha Sablon Di Komunitas Masberto Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi; 2) Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi ; 3) Hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi. Responden penelitian ini adalah pengelola 1 orang, Tutor 1 orang dan Peserta 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian kualitatif. Alat pengumpul data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan konsep-konsep yaitu : 1) Konsep Pemberdayaan; 2) Konsep Pengelolaan Program dan 3) Konsep Keterampilan.

(5)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Anita Dewi Primastuti (1102911) Skills Improvement printing In the Program Empowerment community Masberto Cimahi.

Tatto community empowerment requires participants to have a skill , the participant 's participation arises because the interests and needs of participants attended this printing activity which considers this printing activity is the solution to his problems . One aspect of this empowerment can passage is direct participation in the activities of participants printing. The issues discussed in this study is about Tattooed Community Empowerment in Improving Business Skills Program Through Prints On Masberto Community Cimahi . The purpose of this study was to describe : 1 ) Organizing learning groups Enterprises stencil in improving skills in Community Masberto Cimahi ; 2 ) The involvement of participants in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi ; 3 ) The results achieved by learners after participating in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi. Respondents of this research is the manager of one person , one vote and Participants Tutor 2. The method used in this research is descriptive method with qualitative research techniques . Research data collection tool uses observation , interview , and documentation . This study uses the concepts namely : 1) The concept of empowerment ; 2) The concept of Program Management and 3) The concept of skill.

(6)

MOTO

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Konsep Pemberdayaan ... 9

1. Pengertian Pemberdayaan ... 9

2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... 10

3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 12

4. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 15

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 18

6. Partisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 19

7. Indikator Keberdayaan... 21

B. Konsep Pengelolaan ... 23

1. Pengertian Pengelolaan ... 23

2. Fungsi-Fungsi Pengelolaan ... 25

C. Konsep Keterampilan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Desain Penelitian ... 41

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 42

C. Pengumpulan Data... 43

(7)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Isu Etik ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian... 50

1. Identitas Responden ... 50

2. Pengolahan Data ... 51

B. Pembahasan Hasil Peneliti ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Pengelola

Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Tutor

Lampiran 4 Pedoman Wawancara untuk Peserta

Lampiran 5 Pedoman Observasi

Lampiran 6 Frekuensi Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 SK Pembimbing

Lampiran 8 Surat telah Melakukan Observasi dan Penelitian di Komunitas Masberto Cimahi

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat membuat masyarakat menjadi resah

karena akan timbulnya permasalahan sosial seperti masalah ekonomi dan masalah

kependudukan, hal ini dapat dilihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan pangan,

tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kesehatan yang rendah, kurangnya

lapangan pekerjaan, kemiskinan dll. Seperti masalah pengangguran merupakan

suatu permasalahan yang cukup sulit karena dihadapi oleh Negara berkembang,

contohnya Negara kita sendiri untuk mengatasi pengangguran tidaklah sulit, asal

ada kemauan untuk mengatasinya. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan

cara bekerja, namun mereka belum siap untuk bekerja karena tidak memiliki suatu

keterampilan pada suatu bidang tertentu. Sehingga untuk memiliki keterampilan

haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun agar dapat menguasai bidang

tersebut dan dapat memahami dan mengaplikasikanya. Selain dapat bekerja

mereka yang memiliki keterampilan dapat membuat lapangan pekerjaan baru

untuk mengatasi pengangguran di negara kita ini.

Pemberdayaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan

dengan cara melibatkan langsung masyarakat dalam prosesnya. Tujuan utama

pemberdayaan yaitu untuk memberdayakan masyarakat yang kurang berkembang

agar dapat lebih mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan dalam

memperbaiki kualitas kehidupan mereka melalui tindakan mereka sendiri dan

untuk diri mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat merupakan kemampuan

individu berperan aktif dalam masyarakat. Tingkat keaktifan masyarakat ini dapat

dilihat dari partisipasi setiap individu dan masyarakat itu sendiri terhadap proses

atau kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan. Partisipasi tersebut meliputi

partisipasi tenaga, pikiran dan materi.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu aspek terpenting dalam

(11)

2

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri yang membentuk individu atau masyarakat menjadi lebih mandiri

dengan diberikanya kemampuan untuk memikirkan, memutuskan demi

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dengan mempergunakan daya

kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dengan

pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat

tersebut. Seperti konsep pemberdayaan yang digunakan Parsons (1994) dalam

Totok (2013, hlm.29) bahwa:

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupanya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Menurut pendapat diatas bahwa pemberdayaan sebagai memberi kekuasaan,

mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, pihak yang

lemah atau pihak yang kurang berdaya agar lebih mandiri dan bertanggung jawab

akan kehidupanya. Selain itu, diartikan sebagai upaya untuk memberikan

kemampuan atau keberdayaan serta memberikan kesempatan untuk mengurangi

kendala pribadi maupun sosial yang dihadapi seperti kemampuan untuk mencapai

tujuan tanpa bergantung dengan oranglain. Upaya pemberdayaan yang diberikan

kepada masyarakat untuk terciptanya kamampuan bagi masyarakat yaitu dengan

memberikan kesempatan lapangan pekerjaan atau kesempatan usaha dengan

tujuan agar masyarakat mendapatkan penghasilan. Namun permasalahan saat ini

muncul yaitu tidak semua masyarakat, khususnya masyarakat bertato dapat

memperoleh kesempatan kerja, walaupun menurut survey angka pekerjaan

menurun. Berdasarkan data resmi statistik BPS Kota Cimahi yang didalamnya

tercatat angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Cimahi (Sumber Tersedia :

http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ ) bahwa angka kemiskinan pada

tahun 2009 sebanyak 7.1 persen, tahun 2010 sebanyak 7.4 persen, tahun 2011

sebanyak 7.15 persen, tahun 2012 sebanyak 6.67 persen, serta tahun 2013 terjadi

(12)

pengangguran pada tahun 2009 sebanyak 15.31 persen, tahun 2010 sebanyak

13.59 persen, tahun 2011 sebanyak 10.32, tahun 2012 sebanyak 8.57, namun pada

tahun 2013 terjadi peningkatan pengangguran berjumlah 11.43 persen. Hal

tersebut harus segera dituntaskan dan disikapi oleh pemerintah dan semua pihak

yang berkepentingan. Baik pihak pemerintah maupun pihak yang berwenang

harus segera memperluas lapangan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan, dengan

demikian angka pengangguran semakin menurun.

Banyaknya masyarakat yang belum memiliki pekerjaan karena tidak adanya

keterampilan yang mendukung. Dengan adanya pendidikan dapat membentuk

masyarakat mempunyai suatu keterampilan, yang tujuan akhirnya dapat

dipergunakan untuk kehidupan dirinya kelak dikemudian hari. Seperti yang ditulis

dalam tujuan pendidikan nasional Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3

menyebutkan bahwa:

“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Menurut pendapat diatas bahwa tujuan pendidikan merupakan proses

pembelajaran yang disusun secara matang untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki oleh peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan

keterampilan. Serta untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses

pembelajaran agar peserta didik menjadi lebih aktif.

Pendidikan nasional memiliki tiga subsistem pendidikan yaitu pendidikan

formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu

pendidikan yang di selenggarakan di sekolah sedangkan pendidikan nonformal

dan pendidikan informal berada dalam cakupan pendidikan luar sekolah. Menurut

Sudjana (2010, hlm.13) bahwa pendidikan nonformal merupakan salah satu dari

sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan pada akhir tahun

(13)

4

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulai saat itu adalah pendidikan sepanjang hayat (life long education), pendidikan

pembaharuan (reccurent education), pendidikan abadi (permanent education),

pendidikan informal (informal education), pendidikan masyarakat (community

education), pendidikan perluasan (extension education), pendidikan massa (mass education), pendidikan sosial (social education), pendidikan orang dewasa (adult education), dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).

Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki satuan

pendidikan diantaranya Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), Majlis ta’lim,

kursus, pelatihan dan satuan lembaga sejenis lainnya. Salah satu satuan

pendidikan nonformal yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja

timbal balik yang bersifat membantu dan meningkatkan tanggung jawab untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Pelatihan ini merupakan bentuk dari program

pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan.

Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial yang didalamnya terdiri dari

beberapa individu di berbagai lingkungan. Umumnya memiliki ketertarikan dan

habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya

dapat memiliki maksud, kepercayaan sumber daya, preferensi, kebutuhan,

kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Sejalan dengan pendapat Lono

(2006, hlm.61) komunitas tato memang mempunyai beberapa kesamaan tujuan,

pandangan, yang berbentuk akibat dari konsekuensi logis liminitas (baik secara

usia maupun kognisi), namun komunitas tato mempunyai kesamaan solidaritas

yang tidak terikat oleh batas-batas ras, etnik, usia, negara, maupun daerah

geografis ketidakterikatan komunitas tato oleh ruang dan waktu sejalan dengan

semangat resistensinya terhadap konsepsi tentang masyarakat yang selalu identik

dengan pengutamaan nilai-nilai komunal, kedudukan structural yang dipenuhi

nilai- nilai objektif yang menyulitkan.

Komunitas masberto adalah komunitas yang telah menyelenggarakan suatu

kegiatan yang terorganisir dengan pemberdayaan masyarakat yaitu kegiatan usaha

menyablon bagi individu yang bertato di Cibereum Cimahi. Kegiatan usaha ini

(14)

pekerjaan untuk terjun langsung dalam kegiatan usaha menyablon. Latar belakang

pendidikan masyarakat bertato hanya sampai jenjang pendidikan menengah dan

pimpinan komunitas masberto memiliki tujuan untuk mencetak individu atau

komunitas bertato menjadi mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan hidup

dimasa yang akan datang. karena dengan terampil menyablon bisa menjadi

peluang usaha dan membuat wirausaha sendiri supaya dapat mengurangi angka

pengangguran.

Usaha menyablon adalah usaha yang dapat membantu pembangunan ekonomi

nasional. hasil kegiatan usaha menyablon harus dapat menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh perekonomian nasional dan kegiatan usaha

menyablon harus dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi bangsa. Tujuan

dari pembangunan bangsa yaitu untuk memberikan kedaulatan, keadilan,

kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat yang berbangsa dan bernegara.

Menurut Joseph Schumpeter (dalam Alma 2009, hlm.24) entrepreneur atau

wirausaha adalah orang yang mendombrak sistem ekonomi yang ada dengan

memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk

organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan

kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa dilakukan dalam

organisasi bisnis yang sudah ada. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat

adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan

peluang tersebut. Wirausaha lebih menekankan pada setiap orang yang memulai

suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan

fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan

menciptakan suatu organisasi.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harta dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakngan. Komunitas

masberto merupakan kelompok sosial yang menyelenggarakan program

pemberdayaan yaitu kegiatan usaha menyablon dengan sasaran individu atau

(15)

6

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 orang dan tutor sebanyak 2 orang. Karena kebutuhan hidup masyarakat yang

semakin meningkat dan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga mereka

membutuhkan penghasilan tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan hidup yang meningkat tidak diiringi dengan kemudahan mendapatkan

lapangan pekerjaan. Sehingga menjadi wirausaha merupakan alternatif yang dapat

dipilih untuk mendapatkan penghasilan tambahan tersebut. Hanya saja jalan

menjadi wirausaha cenderung sulit untuk dilaksanakan oleh para individu yang

memiliki tato dikarenakan mereka selalu dipandang negatif oleh masayarakat

setempat.

Banyak sekali orang mengatakan bahwa manusia bertato, berambut gondrong,

dan memakai baju berantakan selalu dikatakan preman atau sering sekali

dikatakan orang jahat, dan sebaliknya manusia berpakaian rapih dan rambut rapih

adalah orang baik sehingga mereka sulit sekali mendapatkan suatu pekerjaan

karena penampilanya yang sangat tidak mendukung dan dipandang sebelah mata.

Untuk itu komunitas masberto memberikan kesempatan kepada individu yang

bertato dalam meningkatkan keterampilan dalam kegiatan menyablon, sehingga

membuktikan kepada masyarakat setempat bahwa masyarakat bertato tidak selalu

melakukan hal yang negatif.

Kegiatan menyablon telah dilaksanakan dikelurahan cibereum yang diikuti

oleh beberapa individu yang bertato dengan latar belakang pendidikan yang

berbeda. Kegiatan ini sangat membantu individu yang memiliki tato untuk

meingkatkan pendapatanya dan juga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. serta

menikmati hasil dari pemasaran produk menyablon tersebut. Dari kegiatan usaha

menyablon tersebut peneliti ingin mencari tahu sejauh mana mengenai “Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan observasi, ditemukan

(16)

1. Semakin tingginya biaya hidup tidak diiringi degan mudahnya mendapatkan

pekerjaan terutama pada individu yang memiliki tato

2. Keterbatasan kemampuan dalam mengembangkan keterampilan pada individu

yang memiliki tato

3. Latar belakang pendidikan yang berbeda dimiliki oleh masyarakat bertato

4. pandangan masyarakat terhadap individu yang memiliki tato cenderung

negatif

5. Adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak komunitas masberto kepada

individu yang memiliki tato untuk meningkatkan keterampilan dalam

menyablon

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian jelaskan dalam identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan

masalah “Bagaimana Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program

Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi?” Agar tidak meluas penulis

membatasi objek yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dalam

Meningkatkan Keterampilan Di Komunitas Masberto Cimahi ?

2. Bagaimana Keterlibatan Peserta Dalam Kegiatan Kelompok Belajar Usaha

Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi?

3. Bagaimana Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti

Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas dapat dijadikan sebagi tujuan penelitian ini, yaitu

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dalam

Meningkatkan Keterampilan Di Komunitas Masberto Cimahi

2. Mendeskripsikan Bentuk Keterlibatan Peserta Dalam Kegiatan Kelompok

Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

3. Mendeskripsikan Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti

(17)

8

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

pemikiran bagi pengembangan ilmu Pendidikan Luar Sekolah khususnya untuk

konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian yang dilakukan ini dapat mengetahui penyelenggaraan dari kegiatan

menyablon yang dilakukan oleh pihak komunitas masberto dalam upaya

memberdayakan individu yang memiliki tato

b. Penelitian yang dilakukan ini Sebagai contoh bagi para Praktisi Pendidikan

Luar Sekolah, dalam memberikan pembedayaan (empowering) kepada

masyarakat, dengan mengembangkan usaha menyablon.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam

beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah

Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang

terdiri dari :

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan

Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur

organisasi Skripsi.

BAB II Landasan Teori terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori

pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep mengenai pemberdayaan dan

juga konsep mengenai pengelolaan.

BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari Desain penelitian, Partisipan,

Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif

Lokasi dan Subjek Penelitian, Pengolahan Analisis Data, dan Pembahasan

Analisis Temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saranyang terdiri dari hasil simpulan yang didapat

(18)
(19)

41

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena analisis data

diuraikan secara verbal, hal tersebut agar peneliti dapat berupaya dalam

memperoleh informasi secara luas dan mendeskripsikan hasil temuan

lapangan yang menggambarkan penyelenggaraan, partisipasi dan hasil dari

kegiatan menyablon dikomunitas Masberto. Metode penelitian kualitatif

menurut Sugiyono (2012, hlm.9) adalah:

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bersifat

deskriptif dan lebih cenderung menggunakan analisis. Sehingga proses dan

makna selalu ditonjolkan dalam proses penelitian kualitatif. Penelitian

dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek merupakan suatu hal, kejadian

atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Menurut Sugiyono (2012,

hlm.8) yaitu :

penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau

human instrument. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus

(20)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mendapatkan suatu data harus dibutuhkan berbagai macam sumber data

dan teknik pengumpulan data. Pengumpulan data tidak hanya dipandu oleh

teori melainkan dipandu dengan fakta-fakta yang telah ditemukan pada saat

melakukan penelitian dilapangan. Maka dari itu data yang dianalisis bersifat

induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan. Data yang

dimiliki oleh penelitian kualitatif adalah data yang sebenarnya telah terjadi

dilapangan bukan data yang hanya terlihat saja melainkan data yang memiliki

makna dibalik yang terlihat tersebut. Maka dari itu, penelitian kualitatif perlu

memiliki landasan teori yang lebih banyak dari penelitian Pendekatan

Kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm.19) proses penelitian kualitatif

meliputi:

a. Tahap orientasi atau deskripsi. Dimana peneliti mendeskripsikan apa yang

dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.

b. Tahap reduksi atau fokus. Peneliti mereduksi segala informasi yang telah

diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.

c. Tahap selection. Peneliti menjelaskan fokus yang telah ditetapkan menjadi

lebih rinci. Pada tahap ini juga peneliti melakukan analisis yang mendalam

terhadap data informasi yang diperoleh.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dalam menentukan partisipan dilakukan dengan cara

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang

penelitian ini tujuanya adalah menggali tentang pemberdayaan masyarakat

bertato dalam meningkatkan keterampilan dikomunitas masberto.

purposive sampling dalam Zainal Arifin (2012: hlm. 167) bahwa ukuran

sampel yang diperlukan sangat bergantung pada sumber, waktu yang tersedia,

dan tujuan penelitian. Ukuran sampel purposive sering digunakan dalam

(21)

43

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lagi memberikan informasi tambahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian.

Subjek penelitian sangatlah penting dalam suatu penelitian karena data

yang didapat selama proses penelitian dilapangan akan dikumpulkan dan

diolah serta dianalisis. Menurut S. Arikunto (2013:188) subjek penelitian

adalah :

Subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Responden penelitian

adalah orang yang menanggapi dan orang yang diminta memberikan

keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Informan adalah orang yang

memberikan informasi. Sedangkan sumber data adalah subjek penelitian

dimana data menempel. Sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat,

dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai subjek penelitian, lokasi

penelitian ini dilakukan dikomunitas masberto Cibereum Cimahi yang di

tujukan kepada masyarakat bertato yang ikut berpartisipasi dalam

penyelenggaraan program usaha menyablon dikomunitas masberto. Adapun

kriteria yang menjadi subjek penelitian ini sebagai berikut :

1. Anggota Komunitas Masberto

2. Tutor komunitas masberto

3. Pengelola Program komunitas masberto

C. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam melakukan

penelitian. Hal ini demi mendapatkan data untuk keberhasilan penelitian.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Terdapat

bermacam-macam teknik pengumpulan data secara umum menurut Sugiyono (2012,

hlm.225) terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu observasi

(22)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melihat dan

mendengar secara langsung. Sedangkan menurut Sudjana (2004, hlm.301)

menyatakan: “observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau

informasi-informasi secara sistemaatis”.

Observasi sebagar alat pengumpul data secara sistematis, artinya bahwa

observasi merupakan suatu usaha dalam merumuskan sesuatu secara teratur.

Kemudian hasil observasi memberikan suatu kemungkinan untuk megartikan

secara alamiah, yang menjadi subjek dalam observasi di penelitian ini adalah

benda, kondisi, prilaku, sarana prasarana, metode dan objek lain yang

mendukung selama proses kegiatan menyablon berlangsung. Observasi dapat

di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Observasi partisipatif yaitu, observasi yang dilakukan oleh pengamatan

dengan melibatkan dirinya dalam suatu kegiatan yang sedang dilakukan

atau sedang dialami oranglain, sedangkan oranglain itu tidak mengetahui

bahwa dia atau mereka sedang diobservasi.

b. Observasi non partisipatif yaitu, penilai tidak melibatkan diri kedalam

kegiatan orang yang diamati dan atau dengan bertindak sebagai pengamat

yang berada diluar kegiatan atau kelompok yang diobservasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data secara obsevasi partisipatif dengan melibatkan penulis

mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengamati dan melihat

secara langsung program usaha menyablon dikomunitas masberto Cibereum

Cimahi. Aspek yang diamati tentang penyelenggaraan program kegiatan

menyablon yang didalamnya terdiri dari bahan ajar, media dan alat bantu,

evaluasi, penilaian, kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran.

(23)

45

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sarana dan prasarana pembelajaran, media pembelajaran, serta alat

praktek/alat sablon.

2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan

menggunakan Tanya jawab antara peneliti dengan subjek yang akan diteliti.

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

dengan melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan data yang diperlukan

oleh peneliti. Menurut Esterberg (2002) dalam sugiyono (2012, hlm.231)

“wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic

tertentu”.Secara garis besar ada beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut :

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur di gunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi

apa yang akan diperoleh. Pada wawancara terstrktur ini dalam melakkan

wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.

b. Wawancara semiterstrukur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di

mana dalam pellaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan

wawanccara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti

perlu meendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oeh

informan.

(24)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.

Penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur yaitu

wawancara yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang

tersusun secara sistematis dan menggunakan teknik wawancara tak

tersetruktur sehingga peneliti dapat mengembangkan hasil wawancara melalui

pengamatan berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan. Peneliti

melakukan wawancara kepada masyarakat bertato yang merupakan peserta

didik dikomunitas masberto, pengelola serta tutor dikomunitas masberto. Hal

yang diwawancarai berupa penyelenggaraan program menyablon, partisipasi

peserta didik terhadap program menyablon dan hasil pembelajaran menyablon

dikomunitas masberto.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data untuk melengkapi informasi. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Menurut Arikunto (2013, hlm.274) teknik dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang beupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan

sebagainya”.

Teknik dokumentasi ini adalah untuk melengkapi data yang telah didapat

saat melakukan penelitian. Data tersebut berupa kumpulan dokumen-dokumen

yang dapat memberikan bukti secara sistematis sehingga data telah

terlengkapi. Data tersebut berupa foto-foto yang terdiri dari foto-foto saat

pembelajaran menyablon, wawancara dengan narasumber, serta tentang

(25)

47

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.Triangulasi

Menurut Sugiyono (2012, hlm.241) Triangulasi yaitu teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Dalam teknik triangulasi ini peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi

partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang

sama secara serempak. Dan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

D. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mengolah suatu data menjadi informasi.

Data yang dioalah tersebut data yang diperoleh saat melakukan pengumpulan

data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diiformasikan kepada orang lain.

Sehingga karakteristik data dapat dengan mudah dimengerti dan bermanfaat

untuk menjawab permasalahan yang ada.

Menurut Sugiyono (2012, hlm.245) Analisis data kualitatif adalah bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan

berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara

berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut

diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data

yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi,

ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution

(1988) dalam Sugiyono (2012:245) menyatakan “ Analisis telah mulai sejak

(26)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama

proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis data kualitatif sebelum masuk penelitian lapangan, analisis

dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan

digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus

penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah

penelitian masuk dan selama di lapagan.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis data kualitatif selama di lapangan, atau pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang di wawancarai. Miles and Huberman dalam Sugiyono

(2012:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data

reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion (tahap

kesimpulan).

a. Data Reduksi (Data Reduction)

Setelah memperoleh data di lapangan dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencari apabila diperlukan. Dalam mereduksi data, peneliti

akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian

(27)

49

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data ini dilakukan setelah data direduksi, dalam penelitian

kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan sejenisnya, dengan mendisplaykan data maka

akan memudahkan untu memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah di fahami tersebut. Dalam hal ini

Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012:249) dalam melakukan

penyajian data disarankan, selain dengan teks yang bersifat naratif juga dapat

berupa matriks, grafik.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verivication)

Pada tahap ke tiga ini, dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan

kesimpulan. Kesimpulan di sini masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. Isu Etik

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi” penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dalam mencari dan menggali informasi secara

mendalam, dikarenakan peneliti ingin mengetahui pemberdayaan masyarakat

dalam meningkatkan keterampilan menyablon di komunitas masberto ini

apakah berhasil program pemberdayaan masyarakat bertato untuk

meningkatkan keterampilan dalam segi menyablon. Sebelumnya peneliti talah

diberikan ijin oleh pihak komunitas untuk melakukan penelitian dikomunitas

(28)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik untuk

mendapatkan suatu informasi dengan subyek pengelola, tutor dan beberapa

warga belajar teknik yang digunakan yaitu teknik observasi dimana peneliti

harus melihat dan mendengar secara langsung kegiatan atau kejadian yang

sedang berlangsung. Observasi tersebut bersifat partisipatif dengan melibatkan

peneliti mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengamati dan

melihat secara langsung program usaha menyablon dikomunitas masberto

Cibereum Cimahi. Teknik wawancara merupakan metode yang digunakan

oleh peneliti untuk mendapatkan informasi lebih mendalam. Teknik ini

merupakan teknik dengan menggunakan Tanya jawab antara peneliti dengan

subjek informasi. Selanjutnya teknik dokumentasi adalah teknik untuk

melengkapi data yang kurang. Data bisa berbentuk tulisan, gambaran, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Kemudian menggunakan teknik

triangulasi merupakan gabungan dari teknik yang digunakan saat penelitian.

Program pemberdayaan ini merupakan gambaran kecil dari kegiatan

pemberdayaan komunitas bertato dalam meningkatkan keterampilan sehingga

dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan taraf ekonomi

warga belajar yang telah mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan

salah satu kebutuhan masyarakat untuk membuka peluang bisnis industri

kreatif dengan menggunakan media kain, kertas, plastik dan sebagainya.

Program pemberdayaan ini dapat memberikan bekal pengetahuan,

keterampilan, dan kecakapan hidup. Kegiatan ini tidak berdampak negatif

justru memberikan dampak positif kepada warga belajar dan masyarakat

sekitar karena kegiatan ini memberikan manfaat yang cukup besar yang

menjadikan warga belajar memiliki suatu keterampilan dan menjadi lebih

(29)

51

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan dalam bab IV, peneliti

dapat menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi

Hasil wawancara dengan para informan mengenai penyelenggaraan program

usaha sablon melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pembinaan, evaluasi dan tindak lanjut.

Perencanaan kegiatan menyablon dikomunitas masberto diawali dengan

identifikasi kebutuhan peserta. Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar minat peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon. dalam

merumuskan suatu tujuan kegiatan menyablon, pengelola merumuskan tujuan

kegiatan dengan cara mengobservasi komunitas-komunitas usaha sablon mengenai

kebutuhan peserta kegiatan, mencari sumber dan hambatan dalam kegiatan usaha

sablon, menyusun tugas yang akan diberikan kepada peserta, menentukan waktu

pelaksanaan kegiatan dan menentukan tempat terselenggaranya kegiatan menyablon.

kegiatan menyablon bertujuan untuk memberikan suatu keterampilan kepada

masyarakat bertato agar masyarakat bertato dapat hidup mandiri. Program yang

dilakukan oleh komunitas masberto merupakan program dalam bentuk keterampilan

menyablon, membuat stiker dan membuat banner, kemudian hasil dari menyablon

dipasarkan kepada distro-distro yang telah bekerjasama yaitu distro hoax dan distro

linoleum.

Komunitas masberto memiliki ruangan dengan kapasitas sekitar 15 orang untuk

alat sablon sendiri kita memiliki 5 alat sablon. Dalam penetapan sarana dan prasarana

(31)

89

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelola bekerjasama dengan ditro-ditro untuk proses pemasaran hasil dari kegiatan

menyablon.

Pengorganisasian dalam kegiatan menyablon pada komunitas masberto, diketahui

bahwa adanya pembagian struktur kerja yang dilihat dari kompetensi setiap orangnya.

Pembagian tugas dan tanggung jawab sudah sesuai dengan tupoksinya, hal ini dapat

dilihat dari tugas yang mereka selesaikan sesuai dengan program kerja yang telah

dibuat berdasarkan tujuan organisasi. Komunitas masberto memiliki dua tutor dan

tutor berasal dari komunitas masberto.

Dalam menyampaikan materi kegiatan menyablon menggunakan metode

pembelajaran yaitu metode ceramah dan praktek. Tahapan dalam menggunakan

metode pembelajaran yaitu dalam menyampaikan teori menyablon menggunakan

metode ceramah. Ketika penerapan aplikasi menyablon menggunakan metode praktek

dan pesertapun bergiliran untuk mempraktekanya sesuai dengan jumlah alat sablon

yang tersedia. Metode pembelajaran menyablon yang digunakan sudah efektif karena

dalam menyampaikan materi sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tutor menggunakan handouts sebagai bahan ajar untuk peserta kegiatan

menyablon dikomunitas masberto. Peserta kegiatan belajar secara individu dan

berkelompok mempraktekkan materi secara bergantian sehingga peserta dapat

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tutor bertugas menyampaikan materi

secara garis besarnya saja dan membimbing peserta yang kesulitan dalam memahami

materi yang terdapat dalam handouts maupun materi diluar handouts sesuai dengan

materi yang peserta pelajari baik ketika proses pembelajaran maupun diluar waktu

kegiatan.

Dalam menyusun bahan ajar haruslah sesuai dengan kebutuhan peserta kegiatan.

Selain itu pengelola harus memikirkan tingkat kesukaran dalam penyusunan bahan

ajar karena bahan ajar yang digunakan harus tepat pembagian antara teori dan praktek

agar bahan ajar memiliki arah dalam mencapai tujuan. Materi yang digunakan harus

(32)

Kemudahan dalam mengakses informasi tersebut membuat manusia agar

mendapatkan informasi terbaru. Begitu pula dengan bahan ajar yang digunakan pada

komunitas masberto harus selalu diperbarui agar peserta mendapatkan materi sesuai

dengan perkembangan jaman sehingga peserta tidak ketinggalan jaman.

Kegiatan menyablon pada komunitas masberto berdurasi selama enam jam yang

dimulai pukul 09.00 hingga 15.00 wib, dengan menggunakan media pembelajaranya

tutor menggunakan media berupa video cara menyablon dan slide yang didukung

dengan laptop dan infocus untuk menunjangnya kegiatan tersebut. Ketepatan dalam

menggunakan media pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaian penyampaian materi

yang akan disampaikan kepada peserta dengan menggunakan sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh komunitas masberto tersebut.

Motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dengan konsistenya

peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Namun partisipasi peserta dapat dilihat dari keaktifan bertanya jika ada materi yang

kurang dipahami oleh peserta. Rasa ingin tahu yang tinggi serta kebutuhan peserta

yang membuat peserta antusias mengikuti kegiatan menyablon. Hal ini disebabkan

karena peserta didik termotivasi dari pengalaman pembelajaran yang diberikan oleh

tutor sehingga antusias peserta didik terlihat pada saat proses pembelajaran. Pengelola

dan tutorpun menjalin komunikasi secara baik dengan peserta sehinga pengelola dan

tutor mengetahui kebutuhan dan keluhan peserta kemudian pengelola dan tutor dapat

memberikan masukan dan saran dimana peserta dapat termotivasi, partisipasi peserta

diasah dengan cara memberikan kebebasan berbicara jika ada keluhan atau

memberikan pendapat.

Pembinaan kegiatan menyablon pada komunitas masberto yaitu adanya

pengawasan yang dilakkukan oleh komunitas masberto dengan cara mengecek daftar

hadir tutor dan peserta dengan cara tersebut dapat memantau kehadiran peserta dan

tutor guna meilhat keaktifanya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran selain itu

(33)

91

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

monitoring. Serta proses pengarahan dengan cara memberikan pengarahan atau

bimbingan jika tutor atau peserta membuat kesalahan dan ada materi yang kurang

dipahami sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan.

Proses evaluasi yang dilakukan oleh komunitas masberto yaitu dilakukan melalui

tes praktek atau ujian praktek, selain ujian praktek adanya ujian lisan berupa tanya

jawab saat kegiatan berlangsung dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman serta

sikap dari peserta masberto. Dilaksanakanya ujian tersebut saat pemberian materi

kegiatan dan akhir kegiatan menyablon.

Dalam memberikan penilaian kepada peserta dengan cara pada saat dan setelah

peserta mengikuti kegiatan menyablon yang diberikan oleh komunitas masberto

mulai dari teori dan praktek. Pemberian penilaian peserta berdasarkan keaktifan

selama mengikuti kegiatan menyablon berlangsung dan kemampuan peserta dalam

memahami materi yang telah disampaikan serta praktek melakukan menyablon secara

baik dan benar sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh tutor.

Proses tindak lanjut yang diberikan oleh komunitas masberto berupa

pendampingan. Pendampingan merupakan strategi yang sangat menentukan

keberhasilan pemberdayaan dan merupakan suatu upaya dalam pemeliharaan

keberlanjutan hasil dari kegiatan yang telah selesai dilaksanakan.

Hal pertama yang dilakukan penyelenggara terhadap pendampingan adalah

melakukan pemantauan awal terhadap kegiatan peserta menyablon. Kegiatan itu

bermaksud untuk mengetahui tentang bagaimana peserta dapat memanfaatkan hasil

kegiatan menyablon tersebut. Setelah lulus dari kegiatan menyablon dikomunitas

masberto, pihak komunitas melakukan survey lapangan, untuk melihat perkembangan

peserta yang telah dilatih. Kemudian dua atau tiga bulan setelah lulus sebagian

peserta telah mampu mandiri dengan membuka usaha menyablon dan dikelolanya

(34)

2. Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

Keterlibatan yang diberikan oleh peserta dalam kegiatan menyablon yaitu

Keterlibatan tenaga dan Keterlibatan pikiran. Bentuk Keterlibatan tenaga didukung

dengan Keterlibatan keterampilan yang diberikan peserta dalam kegiatan menyablon

yaitu pada proses menyablon, pengepakan hasil dari menyablon itu sendiri dan

pemasaran kepada distro-distro yang telah bekerja sama dengan komunitas masberto.

Selain Keterlibatan tenaga, peserta telah memberikan Keterlibatan pikiran yang

berupa ide-ide atau gagasan yang dikemukakan dalam jadwal rapat dengan komunitas

masberto. Selain ide-ide atau gagasan yang diberikan, peserta juga dapat

mengemukakan hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan menyablon dan

menyelesaikan bersama masalah yang telah dikemukakan. Segala bentuk kebijakan

dan penyelesaian masalah, diselesaikan dengan keputusan bersama. Selama kegiatan

menyablon peserta tidak memberikan partisipasi berupa materi, karena pihak

komunitas masberto tidak memungut biaya untuk segala kegiatan yang telah

diajarkan oleh komunitas masberto.

3. Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa setelah mengikuti

kegiatan menyablon dikomunitas masberto sangat memberikan hasil yang signifikan,

hal ini terbukti bahwa peserta dapat memperoleh keterampilan melalui aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Aspek kognitif yang telah diperoleh peserta yaitu pengetahuan peserta setelah

mengikuti kegiatan menyablon dikomunitas masberto, bahwa peserta dapat

mengenal, memahami dan menafsirkan pembelajaran menyablon yang dilakukan oleh

komunitas masberto. Hal tersebut dapat dilihat melalui evaluasi yang diberikan oleh

(35)

93

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek afektfif yang telah diperoleh peserta yaitu setelah mengikuti kegiatan

menyablon bahwa terdapat berbagai macam sikap yang dimiliki peserta yaitu sikap

percaya diri, komunikasi yang baik, sikap disiplin, dan motivasi yang tinggi. Dapat

dilihat dari peracaya diri yang dimiliki oleh peserta bahwa peserta sudah mampu

berbicara dihadapan umum baik dikelompok masberto tersebut dan peserta mampu

menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengenai kegiatan menyablon

ini. Adanya sikap disiplin dimana peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai

jadwal kegiatan yang telah ditentukan dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tenang tidak menganggu peserta lainnya. Terdapat motivasi yang tinggi dari peserta

itu dilihat dari ketekunan peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dan semangat

yang tinggi itu membuktikan bahwa peserta ingin mencapai hasil dan tujuan dari

kegiatan menyablon tersebut.

Aspek psikomotorik yang telah diperoleh peserta yaitu peserta mampu

melakukan gerakan menyablon dengan baik dan benar sesuai arahan yang diberikan

oleh tutor dalam kegiatan pembelajaran menyablon. Gerakan tersebut dilakukan

secara bertahap dari gerakan yang paling mudah hingga ke gerakan yang paling

rumit. Selain itu peserta yang telah mengikuti kegiatan menyablon ingin melanjutkan

ke tahap pemasaran produk hasil menyablon.

Setelah mengikuti kegiatan menyablon peserta memiliki suatu keterampilan yang

dapat membuka usaha menyablon sendiri atau bekerja dibidang menyablon sehingga

peserta dapat memperoleh penghasilan sendiri yang dapat memenuhi kebutuhan

hidup baik primer maupun sekunder.

B. Saran

1. Bagi Pengelola

Pihak komunitas masberto terus melanjutkan kegiatan menyablon tersebut, agar

kegiatan menyablon yang dilaksanakan semakin berkembang, dan dapat mengatasi

masalah pengangguran dengan memberikan bekal keterampilan sebagai modal untuk

(36)

Untuk menjaga eksistensi komunitas masberto pengelola sebaiknya mencari

bentuk dukungan atau sponsor dalam bentuk materi kepada pihak yang peduli

terhadap kegiatan menyablon yang dilaksanakan oleh komunitas masberto sehingga

eksistensi komunitas masberto tetap terjaga.

2. Bagi Tutor

Peran tutor dalam meningkatkan motivasi belajar, peran tutor harus terus

membimbing dan membina peserta didik agar motivasi peserta terjaga dengan baik.

Bahan ajar yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar

kegiatan pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan. Dalam menyampaikan materi

tutor harus lebih kreatif agar peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran

menyablon tidak merasa bosan.

3. Bagi Masyarakat Bertato

Kegiatan menyablon sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat bertato

dimasa yang akan datang, maka dari itu kepada masyarakat bertato harus

bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan menyablon ini agar masyarakat bertato memiliki

suatu keterampilan. Kemudian setelah masyarakat bertato selesai mengikuti kegiatan

menyablon ini, dapat melakukan kegiatan sejenis yaitu membuka usaha menyablon

sendiri dan bekerjasama dengan distro-distro setempat. Selain dapat membantu

kehidupan masyarakat bertato, juga dapat membantu masyarakat secara umum yang

belum memiliki keterampilan ataupun belum memiliki pekerjaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Bagi

peneliti yang tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pemberdayaan masyarakat

bertato, agar memfokuskan topic masalah yang akan dikaji seperti efektifitas kegiatan

pembelajaran menyablon dikomunitas masberto ataupun dampak kegiatan

pembelajaran menyablon dikomunitas masberto sesuai dengan kajian pendidikan

(37)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Alma, B.(2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Anwas, M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:

Rinerka Cipta

Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hikmat. (2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press

Kamil, M.(2009).Pendidikan Non Formal. Bandung: Alfabeta

Kindervatter, S.(1979). Nonformal Education As An Empowering Procces. USA

Mardikanto, T dkk. (2013). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Mariyana, R.dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Simatupang, L, L. (2006). Tato. Yogyakarta: PT LKis Pelangi Aksara

Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosia/ & Pekerjaan Sosial.

Bandung: Refika Aditama

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah

Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Fallah

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

(38)

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet

Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.

Sumber Elektronik :

PUSDALISBANG Jawa Barat. (2015). Pusat Data Analisis Pembangunan Jawa

Barat. Tersedia: http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ (30 juni

2015)

Sumber Lainya :

Desmawangga, Christopher. (2003). Study Tentang Partisipasi Mahasiswa

Program Study Administrasi Negara Dalam Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Jurnal.

Samarinda: FISIP UNMUL

Genuari, Dadang. (2012). Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha. Skripsi PLS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung : UPI Press.

Probowati, Niken. (2015). Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Belajar: Studi deskriptif kualitatif di pkbm satria logawa banyumas. Skripsi PLS UPI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan gender terhadap Fasilitator perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perkotaan di Kabupaten

Pengembangan sektor industri kreativ masyarakat Bali diperlukan suatu peningkatan program-program pemerintah berbasis pemberdayaan masyarakat di bidang inovasi

Bentuk tersebut dapat dilihat dari kapasitas masyarakat yang menggambarkan kebutuhan masyarakat yang mendukung keluaran penelitian berupa bentuk-bentuk

1) Bantuan pinjaman modal usaha melalui program nasional pemberdayaan masyarakat pedesaan. 2) Pengembangan motivasi bekerja dan berusaha pelatihan. 3) Pelatihan keterampilan

Membangun kerjasama antara stakeholder dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal dengan membentuk suatu organisasi/lembaga yang akan memberikan harapan

Demikianlah kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang telah kami lakukan dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Non Produktif Melalui Keterampilan Pembuatan Tawas

Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara untuk dapat

Program Peningkatan Kewirausahaan ini merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan menciptakan peluang usaha mandiri dengan kemampuan dan kreatifitas dalam