• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI 1945-1946.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI 1945-1946."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI :

PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM

PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI 1945-1946

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Sejarah

Aldion Ariatama Ginting

1005473

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN

DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI

1945-1946

Oleh

ALDION ARIATAMA GINTING

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aldion Ariatama Ginting 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Halaman Pengesahan Skripsi

ALDION ARIATAMA GINTING

TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI 1945-1946

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Suwirta, M.Hum NIP. 19621009 199001 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si NIP. 19630311 198901 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Metode Penelitian ... 10

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1 Konsep yang Relevan ... 14

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Metode Penelitian ... 31

3.2 Persiapan Penelitian ... 33

3.2.1 Pengajuan dan Penentuan Tema Penelitian ... 33

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 34

3.2.3 Mengurus Perizinan ... 36

3.2.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian ... 37

3.2.5 Proses Bimbingan ... 38

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 39

(5)

3.3.1.1 Sumber Tulisan ... 41

3.3.1.2 Sumber Lisan ... 44

3.3.2 Kritik Sumber ... 49

3.3.2.1 Kritik Eksternal ... 50

3.3.2.2 Kritik Internal ... 52

3.3.3 Interpretasi ... 54

3.3.4 Laporan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 56

BAB IV PEMBENTUKAN DAN PERANAN TENTARA KEAMANAN RAKYAT DALAM PERTEMPURAN KONVOI DI SUKABUMI 1945-1946 ... 59

4.1 Kondisi Indonesia dalam Dunia Internasional ... 60

4.1.1 Setelah Jepang Menyerah Kepada Sekutu ... 65

4.1.2 Pembentukan Alat Kelengkapan Negara Indonesia ... 68

4.1.3 Rencana Kembalinya Pasukan Sekutu ke Indonesia ... 71

4.2 Latar Belakang Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi ... 75

4.2.1 Selayang Pandang Sukabumi ... 75

4.2.2 Masa Pendudukan Jepang di Sukabumi ... 77

4.2.3 Kondisi Sosial Politik dan Ekonomi Masyarakat Sukabumi Sebelum dan Sesudah Proklamasi ... 81

4.2.4 Peristiwa 1 Oktober 1945 ... 84

4.3 Terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi ... 88

4.3.1 Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jawa Barat ... 88

4.3.2 Tentara Keamanan Rakyat Komandemen Jawa Barat ... 94

4.3.3 Tentara Keamanan Rakyat Resimen III Sukabumi ... 101

4.4 Strategi TKR Resimen III Sukabumi dalam Pertempuran Konvoi Sukabumi 1945-1946 ... 107

4.4.1 Pertempuran Konvoi Sukabumi Pertama (9 Desember–12 Desember 1945) ... 107

(6)

4.4.1.2 Batalyon II ... 111

4.4.1.3 Batalyon IV ... 112

4.4.1.4 Batalyon III ... 113

4.4.2 Masa Cease Fire ... 124

4.4.3 Pertempuran Konvoi Sukabumi Kedua (11 Maret–14 Maret 1946) ... 126

4.5 Dampak Pertempuran Konvoi Sukabumi (1945-1946) Terhadap TKR dan Sekutu ... 131

4.5.1 Dampak Pertempuran Konvoi Sukabumi (1945-1946) Terhadap TKR ... 131

4.5.2 Dampak Pertempuran Konvoi Sukabumi (1945-1946) Terhadap Sekutu ... 134

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 137

5.1 Simpulan ... 137

5.2 Saran ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 143 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian di bab IV sekaligus merupakan jawaban dari rumusan masalah di bab I yaitu ‘Bagaimana strategi yang digunakan oleh TKR ketika melakukan aksi penghadangan terhadap pasukan Sekutu di Sukabumi pada tahun 1945–1946?’ yang selanjutnya oleh penulis dibagi ke dalam tiga pertanyaan penelitian yaitu bagaimana latar belakang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di Sukabumi? Kedua adalah strategi apa yang digunakan oleh TKR dalam pertempuran melawan tentara Sekutu di Sukabumi? Terakhir yaitu bagaimana dampak pertempuran konvoi Sukabumi terhadap pihak Sekutu maupun pihak TKR?

Latar belakang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi sebetulnya sudah dimulai sejak peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika susunan pemerintahan Indonesia sudah terbentuk, pemerintah daerah Sukabumi juga membentuk susunan pemerintahan baru di bawah Mr. Syamsuddin sebagai Walikota dan Mr. Harun sebagai Bupati. Selain itu juga dibentuklah lembaga pembantu kinerja Walikota yaitu Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) serta lembaga pertahanan sipil pertama bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) Sukabumi. Khusus BKR di awal pembentukannya di Sukabumi bertugas untuk menghimpun segala macam bentuk penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang di Sukabumi. Puncaknya terjadi pada tanggal 1 Oktober 1945. Terjadi peristiwa aksi massa besar-besaran di Sukabumi guna menghilangkan segala macam bentuk pengaruh Jepang dengan cara mengambil alih aset-aset milik Jepang di Sukabumi.

(8)

138

diganti menjadi lembaga tentara yang betul-betul fungsinya selain menjadi lembaga keamanan bagi rakyat, tapi juga berfungsi sebagai alat pertahanan negara dari berbagai macam konflik bernama TKR. Pemerintah RI menge;uarkan maklumat tertanggal 5 Oktober 1945, resmi dibentuk TKR di seluruh Indonesia dengan Supriyadi (pemimpin pemberontakan PETA di Blitar) sebagai panglima TKR dan Urip Sumoharjo sebagai Kepala Markas Besar TKR di Yogyakarta.

Perbedaan yang paling mendasar antara TKR dengan BKR terletak pada kejelasan lembaga. BKR masih belum jelas diketahui apakah itu adalah militer atau kepolisian, di tambah lagi BKR merupakan bagian dari lembaga utamanya yaitu BPKKP. Lain halnya dengan TKR yang sudah ditegaskan sebagai kesatuan militer, yang lengkap dengan struktur organisasinya. Di Jawa Barat pembentukan TKR dimulai tanggal 20 Oktober 1945 dengan diadakannya pertemuan antara pemimpin-pemimpin BKR seluruh Jawa Barat di Tasikmalaya. Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Jawa Barat sepakat membentuk organisasi TKR dengan komposisi campuran antara eks tentara PETA dan eks KNIL. Untuk wilayah Jawa Barat dibentuk Komandemen I pimpinan Didi Kartasasmita yang membawahi tiga divisi. Selanjutnya Divisi akan membawahi unit satuan yang lebih kecil lagi yaitu Resimen yang terdiri dari beberapa Batalyon. Jawa Barat memiliki 14 resimen yang tersebar di hampir setiap wilayah kota. Sukabumi turut masuk dalam pembagian wilayah kerja TKR yaitu bernama Resimen III Sukabumi pimpinan Letnan Kolonel Eddie Soekardi.

(9)

139

Strategi yang ditempuh oleh TKR Resimen III Sukabumi adalah menguasai tempat-tempat strategis di Sukabumi dibantu oleh rakyat. Tempat-tempat penting tersebut di antaranya adalah markas Kempetai Jepang, bekas kantor organisasi Sarekat Islam Sukabumi, serta menguasai Maschine Fabrik Beraat N.V. Soekabumi untuk selanjutnya dimanfaatkan oleh TKR. Kemudian juga menguatkan koordinasi dengan rakyat mengenai konvoi Sekutu yang sudah mulai berdatangan melewati Sukabumi baik dari Bandung menuju Jakarta maupun sebaliknya. Misalnya dengan orang-orang keturunan Tionghoa yang berkediaman di tengah kota Sukabumi selalu intensif memberikan kabar mengenai perkembangan kedatangan konvoi Sekutu di Sukabumi. Informasi tersebut disampaikan melalui kurir-kurir pembawa pesan ke markas Resimen III Sukabumi. Maka disusunlah strategi besar untuk melawan tentara Sekutu berjudul Strategi ‘Memukul Ular Berbisa’.

Strategi ‘Memukul Ular Berbisa’ ini merupakan adaptasi dari strategi perang gerilya dengan memanfaatkan kondisi georgafis wilayah Sukabumi. Kunci utama dari strategi ini adalah penempatan pasukan/herdislokasi yang tepat. Terutama di wilayah yang masuk ke dalam Kabupaten Sukabumi yang masih banyak sekali terdapat hutan rimbun dan jauh dari pemukiman warga. Sebelumnya untuk warga yang bertempat tinggal di dekat jalan raya diharapkan untuk mengungsikan diri ke wilayah yang lebih aman dan cukup jauh dari jalan raya. Dalam strategi penyerangan ini, pasukan penyergap akan difokuskan pada daerah Bojongkokosan, suatu daerah yang terdiri dari hutan yang rimbun serta terdapat kedua tebing yang mengapit jalan raya. Tempat ini dirasa memungkinkan untuk melakukan penyergapan mengingat senjata utama TKR pada saat itu adalah granat dan molotov coctail, selain itu mengutamakan kecepatan menyerang dan cepat mundur (Hit and Run) pula. Untuk pasukan sisanya bersiap di sepanjang jalan sesuai Batalyon masing-masing ditempatkan.

(10)

140

Pertempuran Konvoi ini adalah pertempuran melawan Sekutu di sepanjang jalur jalan raya Cigombong sampai Ciranjang yang melahirkan beberapa peristiwa lainnya diantaranya adalah pertempuran di Desa Bojongkokosan, pemboman Cibadak oleh Sekutu, pertempuran di Gekbrong, dan Serang Umum terhadap Kota Sukabumi yang melibatkan TKR, Badan Pejuangan, alim ulama, Santri dari pesantren, serta segenap rakyat Sukabumi.

Peristiwa Pertempuran Konvoi di Sukabumi yang berlanjut sampai Cianjur pada tahun 1945 sampai tahun 1946 memberikan hikmah tersendiri bagi

keberhasilan TKR/TRI dalam ‘Memukul Ular Berbisa’ milik Sekutu dan

membuktikan bahwa walaupun belum lama didirikan sebagai organisasi militer di Indonesia, namun dengan semangat juang dan kebersamaan dapat membuat dunia mulai memperhitungkan bahwa militer Indonesia mempunyai masa depan yang cerah kedepannya. Kemudian keberhasilan dalam misi kemanusiaan POPDA juga merupakan cerminan dari loyalitas dan kerja keras dari bangsa Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam percaturan dunia internasional yang patut dibanggakan.

‘Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan

(11)

141

tempat-tempat di Sukabumi yang merupakan peninggalan dari peristiwa tahun 1945-1946 tersebut, guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi ini dengan berbagai macam metode semisal ekskursi atau mempertemukan siswa dengan para veteran pertempuran konvoi Sukabumi ini. Kemudian juga siswa akan lebih paham alasan mengapa rakyat Bandung sangat heroik ketika peristiwa Bandung Lautan Api dikarenakan salah satu faktor penyulutnya adalah peristiwa pertempuran konvoi di Sukabumi ini.

2. Bagi instansi pemerintahan terkait diharapkan agar setiap tanggal 9 Desember walaupun sudah dijadikan Hari Juang Siliwangi, namun diharapkan tidak diperingati hanya dengan upacara saja. Lebih penting lagi adalah bagaimana menjadikan heroisme dan nilai-nilai perjuangan dari peristiwa pertempuran konvoi Sukabumi ini menjadi lebih bermakna dengan dijadikan tujuan pembelajaran khusus dalam mata pelajaran sejarah di sekolah sebagai muatan lokal.

3. Bagi instansi yang terkait diharapkan untuk kembali lebih mendukung dan membenahi situs Palagan Bojongkokosan di Parungkuda, Sukabumi. Hal tersebut dikarenakan situs Palagan Bojongkokosan merupakan salah satu objek wisata sejarah yang potensial di wilayah Sukabumi. Hanya saja, adanya situs sejarah berupa museum ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat pada umumnya dikarenakan berbagai keterbatasan infrastruktur, serta terbatas dalam beberapa aspek pemasaran.

(12)

142

5. Bagi penelitian selanjutnya tentunya masih banyak hal yang dapat dikaji mengenai sejarah Sukabumi, terutama pada masa revolusi Indonesia sampai masa reformasi. Termasuk bagaimana situasi politik Sukabumi pada masa-masa genting dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia pada masa selanjutnya contohnya ketika menghadapi agresi militer Belanda yang pertama, kemudian juga mengenai pertumbuhan partai politik di Sukabumi pada masa demokrasi liberal dan lain sebagainya. Pengkajian ranah sejarah lokal di Sukabumi masih sangat terbatas. Oleh karena itu di harapkan banyak bermunculan penelitian-penelitian terbaru mengenai sejarah Sukabumi setelah karya tulis ilmiah ini di buat.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media

Agung, A. (2012). Pertempuran Laut Jawa Gurita Jepang Mencengkram Nusantara. Yogyakarta: Mata Padi Presindo

Arsip Nasional Republik Indonesia. (2013). Citra Kota Sukabumi dalam Arsip. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia

Badan Penggerak Pembina Jiwa dan Potensi Angkatan 45 Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi. (t.t). Sejarah Gedung Juang ’45 Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi. Sukabumi: BPPJPA 45

Dewan Harian Cabang Angkatan ’45 Kotamadya DT. II Sukabumi. (t, t). Sejarah Peristiwa Bojongkokosan.Sukabumi: Dewan Harian Cabang Angkatan ’45

Kotamadya DT. II Sukabumi Division. Aldershot Gale & Polden Limited

Hamid, A.R, dan Madjid, M.S. (2011). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Hatta, M. (1969). Sekitar Proklamasi. Jakarta: Tintamas

Imran, A. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Darat. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI Departemen Pertahanan Keamanan

Iskandar, Y. dkk. (1997). Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur 1945-1946. Jakarta : PT. Sukardi LTD

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press

(14)

144

Jong, L. D (1987). Pendudukan Jepang di Indonesia Suatu Ungkapan Berdasarkan Dokumentasi Pemerintah Belanda. Jakarta: Kesaint Blanc Kahin, G. McT. (1995). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Semarang: UNS

Press

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: P. AU Universitas Gajah Mada

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. (2000). Sejarah TNI Jilid I (1945-1949). Jakarta : Markas Besar Angkatan Bersenjata RI Pusat Sejarah dan Tradisi TNI

Matanasi, P. (2011). Sejarah Tentara. Yogyakarta : Penerbit Narasi

Nasution, A. H. (1963). Tentara Nasional Indonesia I. Bandung-Jakarta: Ganaco N.V

Nasution, A. H. (1993). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid III Diplomasi Sambil Betempur. Bandung: Angkasa

Nasution, A. H. (2012). Pokok-Pokok Gerilya. Jakarta: Narasi

Notosusanto, N. (1968). Sedjarah dan Hankam. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan Lembaga Sedjarah Hankam

Ojong, P. K. (2006). Perang Pasifik. Jakarta: Penerbit Kompas

Oktorino, N. (2013). Dalam Cengkrama Dai Nippon. Jakarta: Elex Media Komputindo

Pamungkas, G. R. (2014). Soekaboemi: (Kenangan dari Masa ke Masa). Sukabumi: Soekaboemi Heritage

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Poesponegoro, M. D, dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia

Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka

Rahardjo, P. (1995). Badan Keamanan Rakyat : Cikal Bakal TNI. Jakarta: PETA PRESS

(15)

145

Saleh, R. H. A. (2000). Mari Bung Rebut Kembali. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Simatupang, T. B. (1954). Pelopor dalam Perang, Pelopor dalam Damai. Jakarta:

Jajasan Pustaka Militer

Sitaresmi, R, dkk. (2013). Saya Pilih Mengungsi Pengorbanan Rakyat Bandung Untuk Kedaulatan. Bandung: Penerbit Bunaya

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Ombak Smail, J. R. W. (2011). Bandung Awal Revolusi. Jakarta: Ka Bandung

Soebijono, dkk. (1992). Dwifungsi ABRI Perkembangan & Peranannya dalam Kehidupan Politik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sub Dinas Kebudayaan Sukabumi. (2003). Peristiwa Bojongkokosan Mengawali

Pertempuran Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946. Sukabumi: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi

Sudirdjo, R. U. (1985). Panglima Besar Sudirman Sebuah Kenangan Perjuangan. Jakarta: B.P Alda dan Penerbit Almanak R.I

Suganda, H. (2007). Jendela Bandung. Jakarta: Kompas

Sulasman, (2003). Sukabumi Masa Revolusi 1945-1946). Dalam Supriatna, N. dan Wiyanarti, E (Penyunting). Sejarah dalam Keberagaman. Bandung: Historia Utama Press

Sumarsono, T. (1993). Didi Kartasasmita Pengabdian bagi Kemerdekaan. Jakarta: Pustaka Jaya

Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967 Menuju Dwifungsi ABRI. Jakarta: LP3S

Suryanegara, A. M. (1996). Pemberontakan Tentara PETA di Cileunca Pangalengan Bandung Selatan. Jakarta: Yayasan Wira Patria Mandiri Suryohadiprojo, S. (1986). Langkah-Langkah Perjuangan Kita. Jakarta : UI-Press Suwirta, A. (2001). Revolusi Indonesia dalam News and Views : Sebuah Antologi

Sejarah. Bandung: Suci Press

(16)

146

Thompson, P. (2012). Suara dari Masa Silam: Teori dan Metode Sejarah Lisan. Yogyakarta: Ombak

Yakan, F. (1986). Pemuda dan Revolusi. Jakarta: Media Da’wah

Zara, M. Y. (2009). Peristiwa 3 Juli 1946 Menguak Kudeta Pertama dalam Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Medpress

Jurnal

Sulasman. (2008). Kyai Haji Ahmad Sanusi: Berjuang dari Pesantren hingga Parlemen. Historia Journal Of Historical Studies, 9 (2), hlm. 61-74

Selain Buku dan Artikel Jurnal

Disertasi

Sulasman. (2007). Sukabumi pada Masa Perang Kemerdekaan: Pertempuran antara Para Pejuang Sukabumi dengan Konvoy Pasukan Sekutu di

Sepanjang Jalur Jalan Raya Cigombong (Sukabumi) - Ciranjang (Cianjur)

Tahun 1945~1946. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Indonesia

Skripsi

Nurkholifah, N. (2002). Peranan Badan-Badan Perjuangan di Cianjur pada Masa Perang kemerdekaan Tahun 1945-1947. Skripsi, Departemen Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia

Artikel

Zulkarnain. (t.t). Revolusi dalam Perspektif Sejarah. Artikel : tidak diterbitkan

Dokumen

(17)

147

Himpunan Sejarah Dokumenter Sejarah Perkembangan TNI AD 1945-1949 Seri: A Nomor Dokumen: Himpunan Sejarah Peristiwa SP:001/G/I50

Majalah

Iqbal, M. (2012). Pertempuran Bojongkokosan 9 September 1945. Simpay Siliwangi, Agustus, hlm. 12-16

Parikesit. (1977). Dari BKR Sampai TNI ABRI. Vidya Yudha Edisi Khusus, Juli, hlm. 47

Suhaeni, M. (1977). Dari BKR Sampai TNI ABRI. Vidya Yudha Edisi Khusus,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang di Talang Padang pada 17 November 1945

Bab ini merupakan kesimpulan atau intisari dan saran dari kajian penelitian yang penulis lakukan mengenai “Perkembangan Kebudayaan Islam Di Spanyol Pada Masa Kekuasaan

Kemudian bab IV merupakan merupakan analisis dari berbagai data yang diperoleh, dan sekaligus menentukan titik temu yang merupakan sisi kesesuaian dari nilai- nilai

BAB IV, hasil penelitian, terdiri dari pendapat mazhab Syafi’i tentang pertanggung jawaban kerusakan barang dalam jual beli salam, pemahaman penjual wortel di

Di dalam bab pembahasan, penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa analisis atau kajian yang merupakan jawaban dari 2 (dua) rumusan masalah yaitu Apa Urgensi

Penelitian tindakan sekolah (PTS) bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) kartosuwiryo merupakan tokoh utama dibalik pemberontakan DI/TII Jawa Barat dan sekaligus sebagai panglima

Pada Bab IV Analisis dan Pembahasan, akan disajikan jawaban dari pertanyaan yang muncul dalam rumusan masalah berupa hasil penelitian dari pengolahan data juga