TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI :
PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM
PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI 1945-1946
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Sejarah
Aldion Ariatama Ginting
1005473
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN
DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI
1945-1946
Oleh
ALDION ARIATAMA GINTING
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Aldion Ariatama Ginting 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Halaman Pengesahan Skripsi
ALDION ARIATAMA GINTING
TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI 1945-1946
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Suwirta, M.Hum NIP. 19621009 199001 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si NIP. 19630311 198901 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Sejarah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Metode Penelitian ... 10
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
2.1 Konsep yang Relevan ... 14
2.2 Penelitian Terdahulu ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Metode Penelitian ... 31
3.2 Persiapan Penelitian ... 33
3.2.1 Pengajuan dan Penentuan Tema Penelitian ... 33
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 34
3.2.3 Mengurus Perizinan ... 36
3.2.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian ... 37
3.2.5 Proses Bimbingan ... 38
3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 39
3.3.1.1 Sumber Tulisan ... 41
3.3.1.2 Sumber Lisan ... 44
3.3.2 Kritik Sumber ... 49
3.3.2.1 Kritik Eksternal ... 50
3.3.2.2 Kritik Internal ... 52
3.3.3 Interpretasi ... 54
3.3.4 Laporan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 56
BAB IV PEMBENTUKAN DAN PERANAN TENTARA KEAMANAN RAKYAT DALAM PERTEMPURAN KONVOI DI SUKABUMI 1945-1946 ... 59
4.1 Kondisi Indonesia dalam Dunia Internasional ... 60
4.1.1 Setelah Jepang Menyerah Kepada Sekutu ... 65
4.1.2 Pembentukan Alat Kelengkapan Negara Indonesia ... 68
4.1.3 Rencana Kembalinya Pasukan Sekutu ke Indonesia ... 71
4.2 Latar Belakang Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi ... 75
4.2.1 Selayang Pandang Sukabumi ... 75
4.2.2 Masa Pendudukan Jepang di Sukabumi ... 77
4.2.3 Kondisi Sosial Politik dan Ekonomi Masyarakat Sukabumi Sebelum dan Sesudah Proklamasi ... 81
4.2.4 Peristiwa 1 Oktober 1945 ... 84
4.3 Terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi ... 88
4.3.1 Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jawa Barat ... 88
4.3.2 Tentara Keamanan Rakyat Komandemen Jawa Barat ... 94
4.3.3 Tentara Keamanan Rakyat Resimen III Sukabumi ... 101
4.4 Strategi TKR Resimen III Sukabumi dalam Pertempuran Konvoi Sukabumi 1945-1946 ... 107
4.4.1 Pertempuran Konvoi Sukabumi Pertama (9 Desember–12 Desember 1945) ... 107
4.4.1.2 Batalyon II ... 111
4.4.1.3 Batalyon IV ... 112
4.4.1.4 Batalyon III ... 113
4.4.2 Masa Cease Fire ... 124
4.4.3 Pertempuran Konvoi Sukabumi Kedua (11 Maret–14 Maret 1946) ... 126
4.5 Dampak Pertempuran Konvoi Sukabumi (1945-1946) Terhadap TKR dan Sekutu ... 131
4.5.1 Dampak Pertempuran Konvoi Sukabumi (1945-1946) Terhadap TKR ... 131
4.5.2 Dampak Pertempuran Konvoi Sukabumi (1945-1946) Terhadap Sekutu ... 134
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 137
5.1 Simpulan ... 137
5.2 Saran ... 143
DAFTAR PUSTAKA ... 143 LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian di bab IV sekaligus merupakan jawaban dari rumusan masalah di bab I yaitu ‘Bagaimana strategi yang digunakan oleh TKR ketika melakukan aksi penghadangan terhadap pasukan Sekutu di Sukabumi pada tahun 1945–1946?’ yang selanjutnya oleh penulis dibagi ke dalam tiga pertanyaan penelitian yaitu bagaimana latar belakang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di Sukabumi? Kedua adalah strategi apa yang digunakan oleh TKR dalam pertempuran melawan tentara Sekutu di Sukabumi? Terakhir yaitu bagaimana dampak pertempuran konvoi Sukabumi terhadap pihak Sekutu maupun pihak TKR?
Latar belakang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi sebetulnya sudah dimulai sejak peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika susunan pemerintahan Indonesia sudah terbentuk, pemerintah daerah Sukabumi juga membentuk susunan pemerintahan baru di bawah Mr. Syamsuddin sebagai Walikota dan Mr. Harun sebagai Bupati. Selain itu juga dibentuklah lembaga pembantu kinerja Walikota yaitu Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) serta lembaga pertahanan sipil pertama bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) Sukabumi. Khusus BKR di awal pembentukannya di Sukabumi bertugas untuk menghimpun segala macam bentuk penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang di Sukabumi. Puncaknya terjadi pada tanggal 1 Oktober 1945. Terjadi peristiwa aksi massa besar-besaran di Sukabumi guna menghilangkan segala macam bentuk pengaruh Jepang dengan cara mengambil alih aset-aset milik Jepang di Sukabumi.
138
diganti menjadi lembaga tentara yang betul-betul fungsinya selain menjadi lembaga keamanan bagi rakyat, tapi juga berfungsi sebagai alat pertahanan negara dari berbagai macam konflik bernama TKR. Pemerintah RI menge;uarkan maklumat tertanggal 5 Oktober 1945, resmi dibentuk TKR di seluruh Indonesia dengan Supriyadi (pemimpin pemberontakan PETA di Blitar) sebagai panglima TKR dan Urip Sumoharjo sebagai Kepala Markas Besar TKR di Yogyakarta.
Perbedaan yang paling mendasar antara TKR dengan BKR terletak pada kejelasan lembaga. BKR masih belum jelas diketahui apakah itu adalah militer atau kepolisian, di tambah lagi BKR merupakan bagian dari lembaga utamanya yaitu BPKKP. Lain halnya dengan TKR yang sudah ditegaskan sebagai kesatuan militer, yang lengkap dengan struktur organisasinya. Di Jawa Barat pembentukan TKR dimulai tanggal 20 Oktober 1945 dengan diadakannya pertemuan antara pemimpin-pemimpin BKR seluruh Jawa Barat di Tasikmalaya. Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Jawa Barat sepakat membentuk organisasi TKR dengan komposisi campuran antara eks tentara PETA dan eks KNIL. Untuk wilayah Jawa Barat dibentuk Komandemen I pimpinan Didi Kartasasmita yang membawahi tiga divisi. Selanjutnya Divisi akan membawahi unit satuan yang lebih kecil lagi yaitu Resimen yang terdiri dari beberapa Batalyon. Jawa Barat memiliki 14 resimen yang tersebar di hampir setiap wilayah kota. Sukabumi turut masuk dalam pembagian wilayah kerja TKR yaitu bernama Resimen III Sukabumi pimpinan Letnan Kolonel Eddie Soekardi.
139
Strategi yang ditempuh oleh TKR Resimen III Sukabumi adalah menguasai tempat-tempat strategis di Sukabumi dibantu oleh rakyat. Tempat-tempat penting tersebut di antaranya adalah markas Kempetai Jepang, bekas kantor organisasi Sarekat Islam Sukabumi, serta menguasai Maschine Fabrik Beraat N.V. Soekabumi untuk selanjutnya dimanfaatkan oleh TKR. Kemudian juga menguatkan koordinasi dengan rakyat mengenai konvoi Sekutu yang sudah mulai berdatangan melewati Sukabumi baik dari Bandung menuju Jakarta maupun sebaliknya. Misalnya dengan orang-orang keturunan Tionghoa yang berkediaman di tengah kota Sukabumi selalu intensif memberikan kabar mengenai perkembangan kedatangan konvoi Sekutu di Sukabumi. Informasi tersebut disampaikan melalui kurir-kurir pembawa pesan ke markas Resimen III Sukabumi. Maka disusunlah strategi besar untuk melawan tentara Sekutu berjudul Strategi ‘Memukul Ular Berbisa’.
Strategi ‘Memukul Ular Berbisa’ ini merupakan adaptasi dari strategi perang gerilya dengan memanfaatkan kondisi georgafis wilayah Sukabumi. Kunci utama dari strategi ini adalah penempatan pasukan/herdislokasi yang tepat. Terutama di wilayah yang masuk ke dalam Kabupaten Sukabumi yang masih banyak sekali terdapat hutan rimbun dan jauh dari pemukiman warga. Sebelumnya untuk warga yang bertempat tinggal di dekat jalan raya diharapkan untuk mengungsikan diri ke wilayah yang lebih aman dan cukup jauh dari jalan raya. Dalam strategi penyerangan ini, pasukan penyergap akan difokuskan pada daerah Bojongkokosan, suatu daerah yang terdiri dari hutan yang rimbun serta terdapat kedua tebing yang mengapit jalan raya. Tempat ini dirasa memungkinkan untuk melakukan penyergapan mengingat senjata utama TKR pada saat itu adalah granat dan molotov coctail, selain itu mengutamakan kecepatan menyerang dan cepat mundur (Hit and Run) pula. Untuk pasukan sisanya bersiap di sepanjang jalan sesuai Batalyon masing-masing ditempatkan.
140
Pertempuran Konvoi ini adalah pertempuran melawan Sekutu di sepanjang jalur jalan raya Cigombong sampai Ciranjang yang melahirkan beberapa peristiwa lainnya diantaranya adalah pertempuran di Desa Bojongkokosan, pemboman Cibadak oleh Sekutu, pertempuran di Gekbrong, dan Serang Umum terhadap Kota Sukabumi yang melibatkan TKR, Badan Pejuangan, alim ulama, Santri dari pesantren, serta segenap rakyat Sukabumi.
Peristiwa Pertempuran Konvoi di Sukabumi yang berlanjut sampai Cianjur pada tahun 1945 sampai tahun 1946 memberikan hikmah tersendiri bagi
keberhasilan TKR/TRI dalam ‘Memukul Ular Berbisa’ milik Sekutu dan
membuktikan bahwa walaupun belum lama didirikan sebagai organisasi militer di Indonesia, namun dengan semangat juang dan kebersamaan dapat membuat dunia mulai memperhitungkan bahwa militer Indonesia mempunyai masa depan yang cerah kedepannya. Kemudian keberhasilan dalam misi kemanusiaan POPDA juga merupakan cerminan dari loyalitas dan kerja keras dari bangsa Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam percaturan dunia internasional yang patut dibanggakan.
‘Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan
141
tempat-tempat di Sukabumi yang merupakan peninggalan dari peristiwa tahun 1945-1946 tersebut, guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi ini dengan berbagai macam metode semisal ekskursi atau mempertemukan siswa dengan para veteran pertempuran konvoi Sukabumi ini. Kemudian juga siswa akan lebih paham alasan mengapa rakyat Bandung sangat heroik ketika peristiwa Bandung Lautan Api dikarenakan salah satu faktor penyulutnya adalah peristiwa pertempuran konvoi di Sukabumi ini.
2. Bagi instansi pemerintahan terkait diharapkan agar setiap tanggal 9 Desember walaupun sudah dijadikan Hari Juang Siliwangi, namun diharapkan tidak diperingati hanya dengan upacara saja. Lebih penting lagi adalah bagaimana menjadikan heroisme dan nilai-nilai perjuangan dari peristiwa pertempuran konvoi Sukabumi ini menjadi lebih bermakna dengan dijadikan tujuan pembelajaran khusus dalam mata pelajaran sejarah di sekolah sebagai muatan lokal.
3. Bagi instansi yang terkait diharapkan untuk kembali lebih mendukung dan membenahi situs Palagan Bojongkokosan di Parungkuda, Sukabumi. Hal tersebut dikarenakan situs Palagan Bojongkokosan merupakan salah satu objek wisata sejarah yang potensial di wilayah Sukabumi. Hanya saja, adanya situs sejarah berupa museum ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat pada umumnya dikarenakan berbagai keterbatasan infrastruktur, serta terbatas dalam beberapa aspek pemasaran.
142
5. Bagi penelitian selanjutnya tentunya masih banyak hal yang dapat dikaji mengenai sejarah Sukabumi, terutama pada masa revolusi Indonesia sampai masa reformasi. Termasuk bagaimana situasi politik Sukabumi pada masa-masa genting dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia pada masa selanjutnya contohnya ketika menghadapi agresi militer Belanda yang pertama, kemudian juga mengenai pertumbuhan partai politik di Sukabumi pada masa demokrasi liberal dan lain sebagainya. Pengkajian ranah sejarah lokal di Sukabumi masih sangat terbatas. Oleh karena itu di harapkan banyak bermunculan penelitian-penelitian terbaru mengenai sejarah Sukabumi setelah karya tulis ilmiah ini di buat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Agung, A. (2012). Pertempuran Laut Jawa Gurita Jepang Mencengkram Nusantara. Yogyakarta: Mata Padi Presindo
Arsip Nasional Republik Indonesia. (2013). Citra Kota Sukabumi dalam Arsip. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia
Badan Penggerak Pembina Jiwa dan Potensi Angkatan 45 Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi. (t.t). Sejarah Gedung Juang ’45 Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi. Sukabumi: BPPJPA 45
Dewan Harian Cabang Angkatan ’45 Kotamadya DT. II Sukabumi. (t, t). Sejarah Peristiwa Bojongkokosan.Sukabumi: Dewan Harian Cabang Angkatan ’45
Kotamadya DT. II Sukabumi Division. Aldershot Gale & Polden Limited
Hamid, A.R, dan Madjid, M.S. (2011). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Hatta, M. (1969). Sekitar Proklamasi. Jakarta: Tintamas
Imran, A. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Darat. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI Departemen Pertahanan Keamanan
Iskandar, Y. dkk. (1997). Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur 1945-1946. Jakarta : PT. Sukardi LTD
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press
144
Jong, L. D (1987). Pendudukan Jepang di Indonesia Suatu Ungkapan Berdasarkan Dokumentasi Pemerintah Belanda. Jakarta: Kesaint Blanc Kahin, G. McT. (1995). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Semarang: UNS
Press
Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.
Yogyakarta: P. AU Universitas Gajah Mada
Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. (2000). Sejarah TNI Jilid I (1945-1949). Jakarta : Markas Besar Angkatan Bersenjata RI Pusat Sejarah dan Tradisi TNI
Matanasi, P. (2011). Sejarah Tentara. Yogyakarta : Penerbit Narasi
Nasution, A. H. (1963). Tentara Nasional Indonesia I. Bandung-Jakarta: Ganaco N.V
Nasution, A. H. (1993). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid III Diplomasi Sambil Betempur. Bandung: Angkasa
Nasution, A. H. (2012). Pokok-Pokok Gerilya. Jakarta: Narasi
Notosusanto, N. (1968). Sedjarah dan Hankam. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan Lembaga Sedjarah Hankam
Ojong, P. K. (2006). Perang Pasifik. Jakarta: Penerbit Kompas
Oktorino, N. (2013). Dalam Cengkrama Dai Nippon. Jakarta: Elex Media Komputindo
Pamungkas, G. R. (2014). Soekaboemi: (Kenangan dari Masa ke Masa). Sukabumi: Soekaboemi Heritage
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Poesponegoro, M. D, dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia
Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka
Rahardjo, P. (1995). Badan Keamanan Rakyat : Cikal Bakal TNI. Jakarta: PETA PRESS
145
Saleh, R. H. A. (2000). Mari Bung Rebut Kembali. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Simatupang, T. B. (1954). Pelopor dalam Perang, Pelopor dalam Damai. Jakarta:
Jajasan Pustaka Militer
Sitaresmi, R, dkk. (2013). Saya Pilih Mengungsi Pengorbanan Rakyat Bandung Untuk Kedaulatan. Bandung: Penerbit Bunaya
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Ombak Smail, J. R. W. (2011). Bandung Awal Revolusi. Jakarta: Ka Bandung
Soebijono, dkk. (1992). Dwifungsi ABRI Perkembangan & Peranannya dalam Kehidupan Politik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sub Dinas Kebudayaan Sukabumi. (2003). Peristiwa Bojongkokosan Mengawali
Pertempuran Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946. Sukabumi: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi
Sudirdjo, R. U. (1985). Panglima Besar Sudirman Sebuah Kenangan Perjuangan. Jakarta: B.P Alda dan Penerbit Almanak R.I
Suganda, H. (2007). Jendela Bandung. Jakarta: Kompas
Sulasman, (2003). Sukabumi Masa Revolusi 1945-1946). Dalam Supriatna, N. dan Wiyanarti, E (Penyunting). Sejarah dalam Keberagaman. Bandung: Historia Utama Press
Sumarsono, T. (1993). Didi Kartasasmita Pengabdian bagi Kemerdekaan. Jakarta: Pustaka Jaya
Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967 Menuju Dwifungsi ABRI. Jakarta: LP3S
Suryanegara, A. M. (1996). Pemberontakan Tentara PETA di Cileunca Pangalengan Bandung Selatan. Jakarta: Yayasan Wira Patria Mandiri Suryohadiprojo, S. (1986). Langkah-Langkah Perjuangan Kita. Jakarta : UI-Press Suwirta, A. (2001). Revolusi Indonesia dalam News and Views : Sebuah Antologi
Sejarah. Bandung: Suci Press
146
Thompson, P. (2012). Suara dari Masa Silam: Teori dan Metode Sejarah Lisan. Yogyakarta: Ombak
Yakan, F. (1986). Pemuda dan Revolusi. Jakarta: Media Da’wah
Zara, M. Y. (2009). Peristiwa 3 Juli 1946 Menguak Kudeta Pertama dalam Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Medpress
Jurnal
Sulasman. (2008). Kyai Haji Ahmad Sanusi: Berjuang dari Pesantren hingga Parlemen. Historia Journal Of Historical Studies, 9 (2), hlm. 61-74
Selain Buku dan Artikel Jurnal
Disertasi
Sulasman. (2007). Sukabumi pada Masa Perang Kemerdekaan: Pertempuran antara Para Pejuang Sukabumi dengan Konvoy Pasukan Sekutu di
Sepanjang Jalur Jalan Raya Cigombong (Sukabumi) - Ciranjang (Cianjur)
Tahun 1945~1946. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Indonesia
Skripsi
Nurkholifah, N. (2002). Peranan Badan-Badan Perjuangan di Cianjur pada Masa Perang kemerdekaan Tahun 1945-1947. Skripsi, Departemen Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia
Artikel
Zulkarnain. (t.t). Revolusi dalam Perspektif Sejarah. Artikel : tidak diterbitkan
Dokumen
147
Himpunan Sejarah Dokumenter Sejarah Perkembangan TNI AD 1945-1949 Seri: A Nomor Dokumen: Himpunan Sejarah Peristiwa SP:001/G/I50
Majalah
Iqbal, M. (2012). Pertempuran Bojongkokosan 9 September 1945. Simpay Siliwangi, Agustus, hlm. 12-16
Parikesit. (1977). Dari BKR Sampai TNI ABRI. Vidya Yudha Edisi Khusus, Juli, hlm. 47
Suhaeni, M. (1977). Dari BKR Sampai TNI ABRI. Vidya Yudha Edisi Khusus,