Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Daftar FPIPS: 4763/UN.40.2.3/PL/2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Sejarah
oleh
Andre Bagus Irshanto
1104592
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN
PERIODE 1927-1959
Oleh
Andre Bagus Irshanto
Sebuah Skripsi untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Andre Bagus Irshanto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE
1927-1959”. Penulis mengambil topik tentang Paguyuban Pasundan dengan judul di atas, karena berdasarkan hasil studi literatur yang penulis lakukan, bahwa masih minimnya karya yang membahas tentang Paguyuban Pasundan, terutama tentang kiprah politiknya. Masalah utama yang akan diangkat dalam Skripsi ini adalah bahwa Paguyuban Pasundan tidak sebatas aktif dalam bidang sosial budaya saja, namun aktif pula bergerak dalam bidang politik. Berdasarkan masalah utama tersebut dapat dikembangkan menjadi tiga rumusan penelitian, yaitu 1). Apa yang menjadi latar belakang lahirnya Paguyuban Pasundan ? 2). Bagaimana peran politik Paguyuban Pasundan periode 1927-1959 ? 3). Bagaimana akhir perjuangan politik Paguyuban Pasundan pada tahun 1959 ? Metode yang digunakan adalah metode historis yang terdiri dari empat tahapan yaitu : Heuristik, Kritik, Interpretasi, Historiografi, dan dibantu pula dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dari ilmu-ilmu sosial (terutama dari Sosiologi dan Politik). Adapun teknik yang penulis gunakan adalah studi literatur yang berhubungan dengan tema yang penulis kaji. Berdasarkan hasil studi literatur yang penulis lakukan, bahwa Paguyuban Pasundan pada periode tahun 1927-1959 memiliki peran yang cukup penting terutama dalam bidang politik. Pada periode 1927-1942 mendirikan PPPKI, GAPI dan aktif di Volksraad. Periode 1942-1945 sebagian anggotanya masuk kedalam badan-badan bentukan Jepang seperti surat kabar Tjahaja, PETA dan Jawa Hokokai. Periode 1945-1950 aktif menentang berdirinya Negara Pasundan yang didirikan oleh Belanda dan yang terakhir periode 1950-1959 yaitu keterlibatan Paguyuban Pasundan dalam PEMILU 1955.
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This thesis entitled “KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE
1927-1959”. The author takes the topic of Paguyuban Pasundan with the above title, because it is based on the results of the study of literature by the author, that there is still the lack of works that discuss Paguyuban Pasundan, especially about political activities. The main issues that will be raised in this thesis is that Paguyuban Pasundan is not limited active in social and cultural sectors but also actively engaged in politics. Based on the main issue can be developed into three formulation of research: 1) What is the background to the Paguyuban Pasundan ? 2) How is the political role of the Paguyuban Pasundan period 1927-1959 ? 3) How is the end of political struggle Paguyuban Pasundan in 1959 ? The method used is the historical method which consists of four stages, namely Heuristic, Criticism, Interpretation, Historiography, and to be helped by using an interdisciplinary approach from the social sciences (especially of Sociology and Politics). The technique that author uses is the study of literature related to the theme of the author analyzed. Based on the results of the study of literature by the author, Paguyuban Pasundan period 1927-1959 has an important role, especially in the political field. In the period 1927-1942 establishing PPPKI, GAPI and active in the Volksraad. The period of 1942-1945 some of its members active in the formation of Japanese agencies such as newspapers Tjahaja, PETA and Java Hokokai. Period 1945-1950 actively opposed the establishment of Negara Pasundan founded by the Dutch and the last period of 1950-1959 which Paguyuban Pasundan involvement in the 1955 general election.
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
UCAPAN TERIMA KASIH ...ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ...v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian...5
1.3 Tujuan Penelitian ...6
1.4 Metode Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
1.5.1 Manfaat teoritis ... 7
1.5.2 Manfaat Praktis... 7
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS 2.1 Organisasi Politik ... 11
2.2 Peran Elite Baru Pada tahun 1900-1959 ... 15
2.3 Paguyuban Pasundan ...19
2.4 Landasan Teoritis...21
2.4.1 Teori Struktural Fungsional ...21
2.4.2 Teori Struktural Konflik ... 22
2.5 Penelitian Terdahulu ... 23
2.5.1 Skripsi/Tesis/Disertasi ... 23
2.5.2 Laporan Ilmiah ... 25
2.5.3 Jurnal ... 26
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ... 30
3.2 Persiapan Penelitian ... 32
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian ... 32
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 33
3.2.3 Proses Bimbingan ... 33
3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 34
3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 34
3.3.2 Kritik Sumber ... 36
3.3.2.1 Kritik Eksternal ... 36
3.3.2.2 Kritik Internal ... 36
3.3.3 Interpretasi (Penafsiran Sumber) ... 37
3.3.4 Laporan Penelitian (Historiografi) ... 38
BAB IV PERAN DAN AKTIVITAS POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN 1927-1959 4.1 Latar belakang Lahirnya Paguyuban Pasundan ... 40
4.1.1 Organisasi-Organisasi Pergerakan Di Jawa Barat Pada Awal Abad ke XX...40
4.1.2 Paguyuban Pasundan 1913-1927 ...52
4.2 Peran Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1945 ... 62
4.2.1 Aktivitas Politik Paguyuban Pasundan (1927-1942) ...62
4.2.2 Peran Paguyuban Pasundan Pada Masa Pendudukan Jepang Periode 1942-1945 ...77
4.3 Paguyuban Pasundan dalam Panggung Politik 1945-1959 ...82
4.3.1 Aktivitas Politik Paguyuban Pasundan Masa Revolusi (1945-1950) ...82
4.3.2 Akhir dari Aktivitas Politik Paguyuban Pasundan (1950-1959) ... 90
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Rekomendasi ...97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo Paguyuban Pasundan Periode 1940-an - Sekarang ... 58
Gambar 4.2 Surat Kabar Sipatahoenan ...75
Gambar 4.3 Pidato Soerja Kartalegawa ... 84
Gambar 4.4 Suasana Sidang Pembentukan Negara Pasundan ... 86
Gambar 4.5 Pelantikan R.A.A Wiranatakoesoema Sebagai Wali Negara Negara Pasundan... 88
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Logo Paguyuban Pasundan Periode 1913 - 1940-an
Lampiran 2. Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda
No. 72, tanggal 13 Juni 1919
Lampiran 3. Berita Aksi Protes Para Pemuda Jawa Barat Menentang
Pembentukan Negara Pasundan
Lampiran 4. Gedung Sekretariat Pusat PAGUYUBAN PASUNDAN
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab Pendahuluan ini penulis akan menguraikan secara garis besar
mengapa judul KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE
1927-1959 ini menarik dan perlu untuk diangkat serta dijadikan menjadi sebuah
tulisan karya ilmiah berupa Skripsi. Dalam pemaparannya penulis akan membagi
menjadi beberapa sub bab yaitu: Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Manfaat Penelitian.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Paguyuban Pasundan adalah sebuah organisasi berdasarkan etnis Sunda
yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat yang berumur panjang dan masih
tegak hingga sekarang, sementara organisasi-organisasi lain yang sezaman dengan
Paguyuban Pasundan, sudah lama mati.
Dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang, Paguyuban Pasundan
telah memberikan kontribusi yang cukup penting dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Namun tidak banyak tulisan yang mengangkat mengenai
sikap, tindakan serta usaha-usaha yang telah dilakukan Paguyuban Pasundan.
Tulisan-tulisan yang ada, kajiannya tidak mendalam, ruang lingkup pembahasan
bersifat luas, serta rentang waktu yang lebih panjang yaitu antara tahun 1913
sampai dengan tahun 1990. Sedangkan tulisan yang khusus mengkaji tentang
kiprah perjuangan politik Paguyuban Pasundan pada periode 1927-1959, belum
ada.
Ditinjau dari sejarahnya, menurut pendapat penulis periode 1927-1959
adalah periode yang penting, karena pada periode tersebut Paguyuban Pasundan
telah benar-benar memasuki panggung politik, dan arah perjuangan politik
Paguyuban Pasundan telah berwawasan kebangsaan dalam upaya mencapai
kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Sehubungan dengan masih kurangnya informasi berkenaan dengan kiprah
2
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
umumnya hanya mengenal Paguyuban Pasundan sebagai organisasi berbasis etnis
Sunda yang bergerak di bidang sosial, budaya dan pendidikan saja. Bahkan dalam
buku teks sejarah di SMA, baik Kurikulum 2006 (KTSP) maupun Kurikulum
2013, tentang organisasi Paguyuban Pasundan tidak dibahas. Sehingga
siswa-siswi sekolah menengah atas di Jawa Barat khususnya, banyak yang tidak
mengetahui bahwa Paguyuban Pasundan sebagai salah satu organisasi terbesar di
Jawa Barat pernah aktif di jalur politik, dan bersama-sam dengan organisasi
pergerakan nasional lainnya ikut berjuang demi tercapainya kemerdekaan bangsa
dan negara Indonesia, serta memajukan kesejahteraan masyarakatnya.
Sehubungan dengan kenyataan yang ada tersebut, mendorong penulis untuk
mengangkat tema skripsi tentang Paguyuban Pasundan dengan memfokuskan
pada aktivitas politiknya pada periode 1927-1959.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, kondisi Hindia Belanda
(Indonesia) sebagai bangsa terjajah, benar-benar dalam keadaan terbelakang
hampir disemua bidang kehidupan, baik ekonomi, sosial maupun pendidikan.
Keadaan itu adalah sebagai dampak dari sistem politik pemerintah kolonial
Belanda, yang menganggap bahwa tanah jajahan adalah sebagai objek eksploitasi.
Sistem politik kolonialisme hakekatnya merupakan dominasi politik, eksploitasi
ekonomi, penetrasi kebudayaan serta segregasi sosial, maksudnya adalah :
“Dominasi politik, dalam arti kekuasaan pemerintah berada di tangan penjajah yang memerintah dengan sekehendak hatinya. Dalam bidang ekonomi, penjajah melakukan eksploitasi ekonomi yang mengambil sebanyak-banyaknya kekayaan dari bumi negeri jajahan untuk kemakmuran negeri penjajah. Dalam bidang kebudayaan, penjajah melakukan penetrasi dengan berbagai cara, halus dan paksaan, sehingga sangat merugikan kehidupan budaya bangsa setempat. Dalam bidang sosial, penjajah menciptakan diskriminasi sosial yang menempatkan bangsa penjajah pada kedudukan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa terjajah yang dianggap bangsa kelas rendah” (Utomo, 1995, hal 2-3).
Politik kolonial dan sistem kapitalisme yang dijalankan oleh pemerintah kolonial
Belanda, benar-benar telah menyengsarakan rakyat jajahan. Situasi dan kondisi
yang telah diciptakan oleh pihak kolonial Belanda tersebut, telah menumbuhkan
3
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
negerinya yang sangat memprihatinkan, dengan memajukan taraf kehidupan
bangsa mereka sendiri terutama melalui cara pendidikan (Ekadjati, 2004, hal 17).
Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya untuk mendapatkan pendidikan
modern di kalangan penduduk pribumi tersebut tumbuh sejalan dengan mulai
diberlakukannya politik etis (politik balas budi) di Hindia Belanda, yang salah
satu programnya adalah pengembangan pendidikan bagi kalangan bumi putera.
Adanya kesempatan memperoleh pendidikan barat tersebut telah melahirkan
kaum elite baru. Golongan elite baru inilah yang kemudian menjadi pelopor
pergerakan nasional (Utomo, 1995, hal 42).
Organisasi yang pertama dibentuk setelah dicetuskannya politik etis adalah
Budi Utomo. Organisasi ini didirikan oleh para pemuda terdidik yang diprakarsai
oleh dr. Wahidin Sudiro Husodo, dan dr. Soetomo, pada tanggal 20 Mei 1908.
Walaupun organisasi ini masih bersifat kedaerahan, namun dianggap sebagai
tonggak pertama bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini juga
telah mendorong terbentuknya organisasi-organisasi lainnya seperti Indische
Partij, Sarekat Islam (SI), Paguyuban Pasundan, Partai Nasional Indonesia (PNI),
ada juga Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lain-lain. Secara umum dapat
dikatakan bahwa organisasi pemuda atau perkumpulan pada masa pergerakan
nasional inilah yang menggerakan, atau memelopori ide-ide tentang persatuan
bangsa dalam berjuang untuk mencapai kemerdekaan bangsa (Utomo, 1995, hal
39, 43).
Organisasi-organisasi yang tumbuh pada masa pergerakan, masih diwarnai
pula oleh organisasi-organisasi yang bersifat etnis (kedaerahan), termasuk di
dalamnya adalah Paguyuban Pasundan. Paguyuban Pasundan didirikan pada
tanggal 20 Juli tahun 1913, sebagai hasil dari pertemuan sejumlah orang dengan
latar belakang etnis Sunda yaitu siswa-siswa HBS, KWS, STOVIA, guru-guru,
dan lain-lain yang bertempat tinggal di Jakarta dan Bogor. Pertemuan tersebut
dipimpin oleh Dayat Hidayat, dan mendapat dukungan dari D.K. Ardiwinata serta
tokoh Sunda lainnya yang tinggal di Jakarta. Etnis Sunda adalah salah satu etnis
dari sejumlah etnis yang tersebar di kepulauan Indonesia, yang memiliki
kebudayaan sendiri yakni kebudayaan Sunda, dan tempat pemukimannya disebut
4
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada awalnya kegiatan Paguyuban Pasundan berorientasi pada bidang
sosial, budaya serta pendidikan. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi,
sehubungan dengan dibentuknya Volksraad (lembaga perwakilan rakyat) oleh
Belanda, terjadilah perubahan asas pada Anggaran Dasar Paguyuban Pasundan
yang memperluas ruang lingkup kegiatan organisasi, sehingga mencakup pula
kegiatan-kegiatan politik. Secara bertahap mulai tahun 1919, Paguyuban
Pasundan merubah perhatian dan kegiatannya ke arah dunia politik (Suharto,
2002, hal 132).
Paguyuban Pasundan menitik beratkan perjuangannya dilakukan melalui
wakil-wakilnya yang duduk di dewan-dewan perwakilan (Dewan Kabupaten,
Dewan Kota, Dewan Provinsi, dan Volksraad). Melalui dewan-dewan rakyat,
upaya yang dilakukan wakil-wakil Paguyuban Pasundan awalnya adalah menuntut
dapat berpartisipasi di dalam pemerintahan, kemudian berjuang dalam menuntut
kemerdekaan (Suharto, 2002, hal 80).
Paguyuban Pasundan turut dalam pendirian sebuah badan federasi yang
bernama Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI), bersama-sama dengan Partai Sarekat Islam, PNI, Budi Utomo,
Indonesische Studie Club, Serikat-Serikat Sumatra, dan Kaum Betawi, pada rapat
yang diselenggarakan tanggal 17-18 Desember 1927 di Bandung. Pada rapat itu
Paguyuban Pasundan diwakili oleh R. Otto Koesoema Soebrata, Bakrie
Soeraatmadja dan Soetisna Sendjaya. Tujuan PPPKI antara lain: “menyamakan
arah aksi kebangsaan, memperkuatnya dengan memperbaiki organisasi, dengan
kerjasama antara anggota-anggotanya, serta menghindarkan perselisihan sesama
anggota-anggotanya yang hanya bisa melemahkan aksi kebangsaannya”
(Sutjiatiningsih, 1983, hal 20).
Sejak bergabung dengan PPPKI, kiprah Paguyuban Pasundan selain dalam
lingkup lokal Jawa Barat, juga sudah lebih luas meliputi lingkup nasional, dengan
konsep nasionalisme Indonesia yang didalamnya terkandung ide persatuan
nasional.
Dukungan Paguyuban Pasundan terhadap masalah-masalah politik yang
berskala nasional terus meningkat. Walaupun aktivitas Paguyuban Pasundan
5
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
organisasi-organisasi pergerakan untuk melakukan kegiatan politik, namun
demikian tidak menyurutkan semangat para pemimpin pergerakan nasional
termasuk tokoh-tokoh Paguyuban Pasundan untuk tetap berjuang.
Pada tahun 1947 di Yogyakarta diumumkan berdirinya kembali
Paguyuban Pasundan dengan nama Paguyuban Pasundan Republik Indonesia
(PPRI), yang diketuai oleh Ir. Mochammad Enoch, seorang pemuka Paguyuban
Pasundan yang menjabat sebagai walikota Yogyakarta (Ramelan, 1983, hal 54).
Untuk selanjutnya berganti nama menjadi Partai Kebangsaan Indonesia (PARKI).
Setelah berubah nama menjadi PARKI, selanjutnya melakukan usaha-usaha
dibidang perpolitikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Paguyuban Pasundan
yang pada waktu itu bernama PARKI juga ikut sebagai kontestan PEMILU tahun
1955. Pada masa Demokrasi Liberal adalah masa akhir karir perpolitikan
Paguyuban Pasundan.
Sangat menarik untuk mengangkat tema tentang Paguyuban Pasundan
dalam bidang politik, karena Paguyuban Pasundan turut berperan aktif dalam
perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan serta
Paguyuban Pasundan bercita-cita ke arah kemajuan bangsa Indonesia.
Paguyuban Pasundan masih dapat bertahan dan eksis sampai sekarang,
walaupun sudah tidak berkiprah lagi dalam bidang politik, melainkan lebih
banyak bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan budaya.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, untuk
memudahkan pembahasan, penulis lebih memfokuskan pada kegiatan politik
Paguyuban Pasundan dalam kurun waktu 1927-1959, dengan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi latar belakang lahirnya Paguyuban Pasundan ?
2. Bagaimana peranan Paguyuban Pasundan dalam bidang politik pada
kurun waktu 1927-1959 ?
3. Bagaimana akhir dari perjuangan politik Paguyuban Pasundan pada
6
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah :
1. Menjelaskan dari perspektif sosial budaya, dan historis mengenai
faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Paguyuban Pasundan.
2. Menjelaskan peran politik Paguyuban Pasundan yang telah berwawasan
nasional ketika bergabung dengan PPPKI pada tahun 1927, sampai tahun
1959 ketika kembali berubah nama menjadi Paguyuban Pasundan, hingga
memutuskan untuk tidak berpolitik lagi.
3. Menjelaskan kondisi perpolitikan di Indonesia yang menyebabkan
Paguyuban Pasundan memutuskan tidak lagi menjadi organisasi politik.
1.4 Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian
sejarah, dengan merujuk pada pendapat Nugroho Notosusanto, yaitu bahwa
dalam penelitian sejarah terdapat 4 tahapan sebagai berikut :
1. Heuristik, yakni sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seorang sejarawan
dalam menghimpun sumber-sumber sejarah (berupa jejak-jejak masa
lampau) yang relevan dengan judul penelitian.
2. Kritik sumber (baik eksternal maupun internal), yakni kegiatan yang
dilakukan oleh sejarawan dalam menyelidiki apakah sumber sejarah
(jejak-jejak sejarah) itu otentik dan dapat dipertanggung jawabkan, baik
bentuk ataupun isinya.
3. Interpretasi (penafsiran), yakni kegiatan yang dilakukan oleh sejarawan
untuk menetapkan makna (berdasarkan bantuan dari konsep dan teori
ilmu-ilmu sosial) yang saling berhubungan daripada fakta-fakta yang
diperoleh.
4. Tahap terakhir adalah Historiografi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh
sejarawan berupa penyampaian sintesa yang dituangkan dalam bentuk
7
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan Heuristik, penulis mencari sumber yang berasal dari
buku-buku baik dari koleksi pribadi, Perpustakaan Pusat UPI, Perpustakaan Batu
Api Jatinangor dan Perpustakaan daerah Jawa Barat.
Setelah melakukan Heuristik, tahapan berikutnya adalah kegiatan kritik
sumber internal, dengan tujuan agar mendapatkan sumber yang objektif dan dapat
dipercaya. Selanjutnya penulis juga melakukan sebuah penafsiran dengan
menggunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, terutama ilmu Sosiologi dan ilmu
Politik agar menghasilkan sebuah tafsiran yang tepat berkenaan dengan topik
yang penulis bahas.
Tahap yang terakhir adalah Historiografi yaitu penulisan kembali
sumber-sumber yang telah melalui proses Kritik dan Interpretasi (penafsiran), sebagai
sebuah karya yang berbentuk tulisan ilmiah mengenai sejarah yang utuh dan
lengkap.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat skripsi ini khususnya untuk penulis, praktisi, maupun secara
umum untuk pembaca Skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai pelangkap khazanah dari penulisan sejarah yang telah ada
sebelumnya, khususnya tentang Paguyuban Pasundan yang dirasa masih
sangat langka.
2. Dapat memenuhi rasa keingintahuan penulis mengenai kiprah dalam
dunia politik yang telah dilakukan oleh Paguyuban Pasundan dari tahun
1927, ketika bergabung dalam organisasi PPPKI sampai tahun 1959,
yang ditandai perubahan nama dari PARKI ke Paguyuban Pasundan
kembali.
3. Dapat melengkapi, sehubungan relatif masih minimnya karya dari para
sarjana baik dari kalangan sejarah maupun non sejarah, yang membahas
tentang Paguyuban Pasundan, terutama yang membahas mengenai
8
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5.2 Manfaat Praktis.
1. Tulisan ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi guru sejarah dalam
menulis buku teks sejarah, khususnya buku teks yang berbasis lokal.
Bahwa ada sebuah oraganisasi berbasis kedaerahan yang tetap eksis
sampai sekarang, yaitu Paguyuban Pasundan yang juga berperan di dunia
perpolitikan Indonesia.
2. Dengan hadirnya tulisan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
menerapkan dan mengembangkan Living History di sekolah, sehingga
siswa dapat termotivasi dalam mengikuti pelajaran, dan sekaligus
mendapatkan manfaat yang besar dari pembelajaran sejarah yang
berbasis lingkungan terdekat siswa.
3. Manfaat yang lain adalah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
mempelajari sejarah.
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis memaparkan mengenai: Latar Belakang Penelitian,
Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini penulis akan memaparkan konsep dan teori yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial yang mendukung, dan juga sebagai alat bantu untuk
menganalisis tema yang penulis bahas yaitu mengenai kiprah politik Paguyuban
Pasundan dari tahun 1927-1959.
Konsep dan teori yang penulis gunakan dalam bab ini adalah konsep
Organisasi Politik, Elite Baru, Paguyuban Pasundan, Teori Struktural Fungsional,
dan Teori Konflik dari Lewis Coser untuk membantu dalam mengkaji bagaimana
kiprah politik Paguyuban Pasundan dari tahun 1927-1959.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis memaparkan mengenai metode penelitian yang
9
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Heuristik sampai Historiografi, juga metode penelitian tambahan yaitu yang
berasal dari kajian sosial politik yang juga digunakan untuk menunjang dalam
penulisan Skripsi ini. Selain itu penulis mengemukakan sebuah hipotesis
(jawaban sementara) berdasarkan konsep-konsep dan teori teori yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial.
Dalam metode penelitian ini juga penulis menganalisis dan melakukan
sebuah penafsiran terhadap dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang sezaman
dengan periode yang akan penulis teliti, agar menghasilkan sebuah karya ilmiah
berupa Skripsi yang dapat diuji kebenarannya.
BAB IV PERAN DAN AKTIVITAS POLITIK PAGUYUBAN
PASUNDAN 1927-1959
Bab ini menjabarkan atau menjelaskan bagaimana kiprah politik
Paguyuban Pasundan pada tahun 1927-1959, yang ikut serta dalam mewarnai
kancah dunia perpolitikan di Indonesia. Pada bab ini pula penulis mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam rumusan masalah dengan
menggunakan bantuan teori serta konsep dari ilmu-ilmu sosial, terutama yang
berasal dari ilmu Politik dan Sosiologi. Dalam bab ini pula akan dipaparkan
lebih rinci mengenai seluk beluk bagaimana kiprah politik Paguyuban Pasundan
pada tahun 1927 sampai 1959, yang juga pernah ikut mewarnai kancah
perpolitikan di Indonesia saat itu.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam simpulan, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap
hasil analisis dari temuan penelitian, yang didapatkan dari studi literatur baik
yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan apa yang penulis bahas.
Dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi benang merah atau intisari
dari materi yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya.
Dalam bab ini juga berisi rekomendasi kepada masyarakat Sunda
umumnya dan para anggota Paguyuban Pasundan khususnya, agar mengetahui
bahwa pada masa yang lalu Paguyuban Pasundan sempat berkiprah di dunia
perpolitikan Indonesia. Selain itu juga kepada para pengguna hasil penelitian ini,
10
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi sejarah lokal di sekolahnya masing-masing, terutama untuk kelompok
peminatan ilmu-ilmu sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Daftar Pustaka ini berisi rujukan yang penulis gunakan dalam
penyusunan Skripsi ini, yang berupa : Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Ilmiah,
Jurnal, dan Buku yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian
yang penulis gunakan dalam mengkaji permasalahan berkenaan dengan Kiprah
Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959. Metode yang digunakan adalah
metode historis. Untuk teknik penelitian, penulis menggunakan studi literatur.
Sedangkan untuk pendekatannya penulis menggunakan pendekatan dari
ilmu-ilmu sosial (terutama yang berasal dari ilmu-ilmu Sosiologi dan ilmu-ilmu Politik).
3.1 Metode Penelitian
Metode adalah “suatu cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai sesuatu
tujuan secara efektif dan efisien “ (Daliman, 2012, hal 27). Metode berlaku untuk
semua cabang ilmu baik yang berasal dari rumpun sosial, humaniora maupun
dari rumpun ilmu alam. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
historis dengan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Penggunaan
metode historis sebagai metodologi penelitian karena skripsi ini merupakan kajian
sejarah yang data-datanya berasal dari catatan-catatan peristiwa masa lampau.
Menurut Nugroho Notosusanto (1964 :22-23), terdapat 4 (empat) kegiatan
dalam metode penelitian sejarah yaitu : Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan
Historiografi. Mengacu pada metode historis dari Nugroho Notosusanto tersebut
di atas, kegiatan-kegiatan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
Heuristik, yaitu tahapan pertama dalam sebuah penelitian sejarah, yaitu
berupa pencarian dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang relevan. Untuk
penulisan Skripsi yang berjudul Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode
1927-1959 ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber tertulis yang berupa
disertasi, tesis, skripsi, jurnal, laporan ilmiah serta buku-buku yang relevan
dengan tema skripsi ini.
Kegiatan berikutnya adalah Kritik Sumber (Verifikasi), menurut Nugroho
31
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kita butuhkan guna mengadakan penulisan sejarah (Notosusanto, 1964, hal 25).
Masih pendapat Nugroho Notosusanto bahwa dalam tahapan kritik ini dibagi
dua, yaitu kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern bertugas untuk menjawab 3
(tiga) pertanyaan mengenai sumber yaitu : 1). Apakah sumber itu memang sumber
yang kita kehendaki ?, 2). Apakah sumber itu asli atau turunan ?, dan 3). Apakah
sumber itu utuh atau sudah diubah-ubah ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah suatu bentuk pengujian seberapa
otentik (asli) suatu sumber, agar diperoleh sebuah sumber yang
sungguh-sungguh asli dan bukan tiruan atau palsu. Sedangkan kritik intern menurut
(Notosusanto, 1964, hal 26) adalah untuk menilai kredibilitas (membuktikan)
bahwa kesaksian dari sebuah sumber tersebut dapat dipercaya isinya, dinilai
dengan membandingkan kesaksian di dalam sumber dengan
kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas suatu sumber sejauh mana
dapat dipercaya, diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber tersebut dengan
mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian diambil fakta-fakta sejarah melalui
perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap
evidensi-evidensi sumber sejarah.
Tahapan penelitian selanjutnya adalah Interpretasi, yaitu kegiatan
menafsirkan atau memberikan makna kepada fakta-fakta (facts) atau bukti-bukti
sejarah (evidences). Dalam proses interpretasi yang tak kalah pentingnya adalah
harus mampu memilah dan memilih fakta-fakta sejarah yang relevan yang dapat
seorang sejarawan masukan kedalam penulisan sejarah. (Notosusanto, 1964, hal
28). Dalam tahapan interpretasi ini penulis menggunakan pendekatan
interdisipliner yaitu menggunakan konsep-konsep dari ilmu Sosiologi dan ilmu
Politik.
Historiografi, adalah tahap terakhir dari sebuah metode penelitian sejarah,
yang menurut Nugroho Notosusanto, tahapan ini menjadi sebuah klimaks dari
sebuah metode penelitian sejarah setelah melalu tahapan mengumpulkan dan
menilai sumber, diuji (verifikasi) dan diinterpretasi. Disinilah seorang sejarawan
dituntut untuk dapat mengarang dengan menggunakan bahasa-bahasa yang indah
(namun walaupun menggunakan bahasa-bahasa yang indah tetap menggunakan
32
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menuangkannya dalam bentuk tulisan dalam sebuah skripsi yang berjudul Kiprah
Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959, dengan menggunakan pilihan
kata yang sederhana sehingga mudah untuk dicerna agar para pembaca dapat lebih
mudah memahami apa yang akan penulis sampaikan melalui skripsi ini, namun
tetap menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Serta disusun sesuai dengan sistematika penulisan sebuah karya ilmiah. Hal ini
dilakukan setelah melalui tahap pengumpulan, kritik dan interpretasi
sumber-sumber sejarah yang relevan dengan menggunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial
terutama dari ilmu Sosiologi dan ilmu Politik.
3.2 Persiapan Penelitian
Tahap ini dilakukan melalui beberapa langkah yaitu tahapan penentuan
dan pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian serta bimbingan.
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian
Tahapan ini adalah tahap yang penting sebelum mengawali suatu
penelitian. Dalam tahapan ini penulis harus memilih dan menentukan tema apa
yang akan dikaji. Dalam penentuan tema dan judul skripsi ini dipengaruhi oleh
ketertarikan penulis terhadap matakuliah yang pernah penulis ikuti khususnya
tentang Sejarah Lokal, Sejarah Pergerakan Nasional, Sejarah Revolusi serta
terinspirasi dari beberapa tulisan yang berkaitan dengan kehidupan dan
perjuangan orang Sunda umumnya dan khususnya kaum Menak Sunda.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil tema mengenai Paguyuban
Pasundan. Walaupun telah ada beberapa tulisan yang mengangkat tema tentang
Paguyuban Pasundan, namun sepengetahuan penulis masih sangat jarang tulisan
yang memfokuskan pada peran politik dari Paguyuban Pasundan, sebagaimana
yang akan penulis angkat dalam skripsi ini.
Setelah melalui tahapan konsultasi dengan tim TPPS (Tim Pertimbangan
Penulisan Skripsi), dipresentasikan dalam seminar pra-rancangan penulisan
skripsi, merevisi dan merubah judul, akhirnya judul skripsi yang disetujui adalah
33
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini sudah dimulai sejak penulis mengikuti
matakuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah pada semester 6 (enam). Sedangkan
untuk proposal skripsi baru dapat diajukan kepada TPPS setelah lulus matakuliah
Seminar Proposal Karya Ilmiah, selanjutnya proposal skripsi tersebut penulis
presentasikan pada seminar yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 11
Februari 2015 bertempat di Lab. Jurusan Pendidikan Sejarah.
Pada seminar yang dihadiri oleh calon pembimbing yaitu Ibu Dra.
Murdiyah Winarti M.Hum serta ketua TPPS Drs. H. Ayi Budi Santosa M.Si.
penulis banyak mendapatkan saran dan masukan, terutama dari Ibu Dra.
Murdiyah Winarti M.Hum, khususnya berkenaan dengan judul, karena judul awal
yang penulis ajukan dianggap terlalu luas cakupannya. Setelah beberapa kali
penulis berkonsultasi dengan Dra. Murdiyah Winarti M.Hum akhirnya judul
skripsi menjadi Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959, dan
berdasarkan hasil pengecekan penulis dari judul-judul skripsi terdahulu yang ada
baik di Perpustakaan Pusat UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Ruang Baca
Fakultas FPIPS UPI, maupun Perpustakaan Jurusan Pendidikan Sejarah UPI,
bahwa tulisan tentang Paguyuban Pasundan yang memfokuskan pada kiprah
politiknya, belum ada.
Untuk mendapatkan SK (Surat Keputusan), penulis mengajukan kembali
proposal yang sudah direvisi dan diganti judulnya kepada TPPS. Berdasarkan SK
dari TPPS dengan Nomor 03/TPPS/JPS/PEM/2015, tanggal 16 Februari 2015,
ditunjuk sebagai pembimbing I (satu) yaitu Dra. Murdiyah Winarti M.Hum dan
pembimbing II (dua) Mochammad Eryk Kamsori S.Pd, dengan judul skripsi
adalah Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959.
3.2.3 Proses Bimbingan
Proses bimbingan secara resmi dimulai sejak diterbitkannya SK tertanggal
34
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Murdiyah Winarti, M.Hum selaku pembimbing I serta Mochammad Eryk
Kamsori, S.Pd selaku pembimbing II.
Dalam proses bimbingan yang merupakan kegiatan konsultasi, penulis
mendapat arahan dari dosen pembimbing I dan II dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang dihadapi selama penelitian dan penulisan skripsi, juga
mendapatkan masukan berupa saran maupun kritik agar dalam penulisan Skripsi
ini dapat menghasilkan sebuah karya yang bermutu, bukan hanya sekedar
memenuhi syarat untuk mendapat sebuah gelar akademik pada jenjang tertentu
(dalam hal ini untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan).
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah tahapan ketiga setelah melakukan rancangan
dan mempersiapkan penelitian. Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan
tahapan penelitian sejarah yaitu sebagai berikut :
3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)
Pada tahap ini penulis memulai mencari dan mengumpulkan
sumber-sumber yang berkaitan langsung maupun tidak langsung, sumber-sumber primer maupun
sekunder yang relevan dengan kajian yang penulis angkat. Proses pengumpulan
sumber (Heuristik) sudah dimulai sejak penulis mengikuti perkuliahan matakuliah
Seminar Penulisan Karya Ilmiah, yang waktu itu masih berbentuk tugas proposal
yang berjudul Bandung dalam lintas Sejarah 1864-1942 (Sebuah Tinjauan Sosial
Budaya). Penulis memutuskan untuk tetap menggunakan tugas proposal tersebut
sebagai materi skripsi, dan setelah dilakukan koreksi serta revisi judul, penulis
ajukan sebagai proposal skripsi serta mempresentasikannya dalam seminar.
Namun karena judul yang penulis ajukan masih dianggap terlalu luas, akhirnya
lebih difokuskan lagi dan judulnya berubah menjadi Kiprah Politik Paguyuban
Pasundan Periode 1927-1959.
Pencarian sumber sudah dimulai semenjak pembuatan tugas proposal
matakuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah, namun karena ada perubahan judul
sehingga banyak sumber yang perlu di review dan dicek kembali. Sumber yang
35
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disetujui yaitu Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959.
Sumber-sumber yang relevan penulis peroleh dari koleksi pribadi, Perpustakaan Ruang
Baca FPIPS UPI, Perpustakaan Pusat UPI, Perpustakaan Batu Api Jatinangor,
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat. Selain itu untuk melengkapi
sumber, penulis juga mencari sumber di beberapa toko buku di Bandung seperti
Gramedia, Toga Mas, Rumah Buku, Palasari, serta hunting dari pameran-pameran
buku, penerbit Ombak, penerbit Komunitas Bambu, Lawang Buku dan lain-lain.
Adapun rincian penjelasan mengenai sumber-sumber tersebut akan
penulis paparkan sebagai berikut:
1. Perpustakaan Pusat UPI, penulis mendapatkan sejumlah buku,
diantaranya adalah yang berjudul: Kebangkitan Kembali Orang Sunda
(Kasus Paguyuban Pasundan 1913-1918) karya Edi Suhardi Ekadjati,
buku yang berjudul Sejarah Kota Tasikmalaya 1820-1942, karya Miftahul
Fallah, buku karya Samuel P Huttington yang berjudul Tertib Politik Di
Tengah Pergeseran Kepentingan Massa, dan Sejarah Jawa Barat, karya
Kosoh dkk, serta Otto Iskandar Dinata karya Sri Sutjiatiningsih.
2. Perpustakaan Batu Api Jatinangor, sumber yang penulis dapatkan adalah
Gelora Api Revolusi Sejarah yang disunting oleh Collin Wild dan Peter
Carey, buku karya Anthony J.S Reid yang berjudul Revolusi Nasional
Indonesia, buku karya Edi Suhardi Ekadjati yang berjudul Fatimah In
West Java.
3. Perpustakaan Daerah Jawa Barat, penulis mendapatkan sumber yang
berasal dari buku yang berjudul Sejarah Indonesia Abad XIX – Awal
Abad XX, yang ditulis oleh A Daliman, dan buku yang berjudul R.A.A
Kusumadiningrat dan R.A.A Kusumasubrata: Gaya Hidup Bupati-bupati
Galuh 1893-1914 yang ditulis oleh Yuli Sofianti.
4. Koleksi pribadi penulis, diantaranya yaitu Pagoejoeban Pasoendan
1927-1942 (Profil Pergerakan Etno Nasionalis) karya Suharto, Laporan
penelitian karya Suharto yang berjudul Perkumpulan Lokal Dan
Nasionalisme Indonesia (Studi Kasus Paguyuban Pasundan, 1913-1942),
Lahirnya Paguyuban Pasundan, Dari Lokal Ke Nasional Perkembangan
36
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.2 Kritik Sumber
Kritik sumber baik primer maupun sekunder adalah tahapan berikutnya
setelah seorang peneliti mengumpulkan data yang relevan baik yang berkaitan
langsung maupun tidak dengan judul yang diteliti. Fungsi dari kritik itu sendiri
adalah pengujian tentang keaslian (autentisitas) sebuah sumber, yang dilakukan
melalui tahapan kritik eksternal, yaitu dengan cara pengujian terhadap
aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan. Sedangkan tentang keabsahan
sumber (kredibilitas) ditelusuri melalui kritik internal yaitu pengkajian yang
dilakukan terhadap sebuah isi dari sebuah sumber sejarah.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sumber sekunder yang
berupa buku-buku dan karya ilmiah. Dengan sumber sekunder sudah dapat
memahami secara tepat dan mendalam mengenai latar belakang sumber-sumber
dan dokumen sezaman, serta telah memperoleh petikan atau kutipan yang lebih
lengkap dari sumber-sumber lain atau dokumen sezaman (Daliman, 2012, hal 57).
3.3.2.1 Kritik Eksternal
Tahapan kritik eksternal ini bertujuan untuk mengetahui asal-usul sumber
terutama yang berbentuk dokumen tertulis (berupa arsip). Dalam penulisan
Skripsi ini penulis tidak melakukan tahapan kritik eksternal karena penulis tidak
mempergunakan rujukan dokumen-dokumen berupa arsip baik yang asli maupun
salinan .
3.3.2.2 Kritik Internal
Kritik internal dilakukan untuk mengevaluasi sumber, apakah isi dari
sumber sejarah tersebut layak atau tidak untuk digunakan sebagai rujukan, yang
dilakukan dengan cara membandingkan satu sumber dengan sumber yang lain
yang membahas hal yang sama. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak
mempergunakan rujukan berbentuk dokumen tertulis berupa arsip, tapi berupa
buku-buku dan karya ilmiah yang relevan dengan tema yang penulis angkat dalam
37
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan kritik internal penulis menganalisis mengenai
beberapa data yang diperoleh dari karya ilmiah dan buku-buku. Terdapat
perbedaan pendapat mengenai latar belakang terbentuknya Paguyuban Pasundan,
antara buku Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942 Profil Etno Nasionalis karya
Suharto, dengan buku karya Edi S Ekadjati yang berjudul Kebangkitan
Kembali Orang Sunda. Dalam buku Suharto dijelaskan bahwa yang menjadi
latar belakang lahirnya Paguyuban Pasundan, adalah karena adanya rasa
kekecewaan orang-orang Sunda yang bergabung di organisasi Budi Utomo,
karena adanya diskriminasi. Sedangkan di dalam buku Kebangkitan Kembali
Orang Sunda karya Edi S Ekadjati, bahwa yang melatarbelakangi lahirnya
Paguyuban Pasundan berdasarkan pernyataan dari salah seorang pendiri
Paguyuban Pasundan (Dayat Hidayat), bahwa Paguyuban Pasundan lahir karena
rasa keprihatinan aktivis orang-orang Sunda di Budi Utomo akan nasib orang
Sunda yang jauh tertinggal dalam aspek sosial, pendidikan, dan ekonomi
dibandingkan dengan suku-suku lain di Indonesia. Penulis mencoba untuk lebih
objektif terhadap perbedaan data tersebut dengan mempertimbangkan beberapa
aspek.
Berdasarkan kritik internal tersebut, dapat menentukan bagaimana
kredibilitas atau reliabilitas buku-buku tersebut dengan cara membandingkan
seperti contoh di atas. Sehingga dapat diperoleh suatu pemikiran atau pandangan
yang objektif dari setiap sumber yang didapatkan.
3.3.3 Interpretasi (Penafsiran Sumber)
Interpretasi, adalah memberikan sebuah tafsiran terhadap sumber-sumber
yang sudah didapatkan, agar lebih bermakna dan berarti. Dalam melakukan
interpretasi terhadap sumber berupa buku-buku dan karya ilmiah yang relevan,
penulis menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu dengan menggunakan ilmu
Sejarah sebagai disiplin ilmu utama dalam mengkaji permasalahan, dibantu oleh
ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu Sosiologi dan ilmu Politik supaya sejarah
tidak terkesan monoton dan kering. Bantuan dari ilmu Sosiologi berupa
38
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perspektif makro dan mikro, sedangkan bantuan dari ilmu Politik berupa
konsep-konsep mengenai kehidupan berpolitik yang terjadi saat itu.
3.3.4 Laporan Penelitian (Historiografi)
Setelah melalui tahapan pengumpulan sumber, dan melakukan penafsiran
terhadap sumber, selanjutnya sebagai tahap terakhir, hasil penelitian tersebut
disusun menjadi satu kesatuan tulisan sejarah yang utuh yang dituangkan dalam
bentuk sebuah laporan. Dalam penulisan Skripsi ini penulis berpedoman pada
buku pedoman penulisan karya ilmiah tahun 2014 yang sistematikanya seperti
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membahas tentang: Latar Belakang Penelitian,
Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini penulis memaparkan konsep dan teori yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial yang mendukung dan juga sebagai alat bantu untuk menganalisis
tema yang penulis bahas, yaitu mengenai kiprah politik Paguyuban Pasundan dari
tahun 1927 -1959. Konsep dan teori yang penulis gunakan dalam bab ini adalah
Organisasi Politik, Elite Baru, Paguyuban Pasundan, Teori Struktural Fungsional,
dan Teori Koflik dari Lewis Coser untuk membantu dalam mengkaji bagaimana
kiprah politik Paguyuban Pasundan dari tahun 1927-1959. Kajian teori dan
konsep ini akan membantu sekali dalam mengupas bagaimana kiprah politik
Paguyuban Pasundan pada periode 1927-1959, yang turut mewarnai kancah
perpolitikan di Indonesia pada waktu itu.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis memaparkan mengenai metode penelitian yang
dipergunakan, yaitu pendekatan yang berasal dari metode sejarah, mulai dari
Heuristik sampai Historiografi, juga metode penelitian tambahan yaitu yang
berasal dari kajian sosial politik yang juga digunakan untuk menunjang dalam
39
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(jawaban sementara) berdasarkan konsep-konsep dan teori teori yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial.
Dalam metode penelitian ini juga penulis menganalisis dan melakukan
sebuah penafsiran terhadap dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang sezaman
dengan periode yang akan penulis teliti agar menghasilkan sebuah karya ilmiah
berupa sebuah Skripsi yang dapat diuji kebenarannya.
BAB IV PERAN DAN AKTIVITAS POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN
1927-1959
Bab ini menjabarkan atau menjelaskan bagaimana peranan Paguyuban
Pasundan dalam bidang politik pada kurun waktu tahun 1927 sampai dengan
tahun 1959, yang ikut serta dalam mewarnai kancah dunia perpolitikan di
Indonesia. Pada bab ini pula penulis akan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam rumusan masalah dengan menggunakan bantuan
teori serta konsep dari ilmu-ilmu sosial, terutama yang berasal dari ilmu Politik
dan ilmu Sosiologi.
Pada bab ini pula akan dikupas secara mendalam kiprah politik
Paguyuban Pasundan pada periode tahun 1927-1959. Selain itu dibahas pula
tokoh-tokoh yang sangat berperan dalam kesuksesan Paguyuban Pasundan dalam
bidang politik pada periode 1927-1959.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam simpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap
hasil analisis dari temuan penelitian yang didapatkan dari studi literatur, baik
yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan apa yang penulis bahas.
Dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi benang merah atau intisari
dari materi yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya.
Dalam Bab ini juga berisi rekomendasi kepada masyarakat Sunda
umumnya dan para anggota Paguyuban Pasundan khususnya, agar mengetahui
bahwa Paguyuban Pasundan tidak saja berkegiatan dalam bidang pendidikan
sebagaimana saat ini, tapi pada masa yang lalu Paguyuban Pasundan memiliki
peran dalam perjuangan untuk mencapai kemerdekaan melalui kiprahnya di dunia
politik. Selain itu juga kepada para pengguna hasil penelitian ini terutama bagi
40
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lokal di sekolahnya masing-masing, terutama untuk kelompok peminatan
ilmu-ilmu sosial.
[Type here]
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan secara utuh dari pemaparan
yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya dengan uraian yang singkat
padat dan jelas. Bab ini dibagi menjadi dua sub bab besar yaitu simpulan dan
rekomendasi.
5.1 Simpulan
Paguyuban Pasundan didirikan oleh kaum terpelajar yang memiliki
kesadaran akan kenyataan kehidupan bangsa mereka yang begitu memprihatinkan,
baik dalam kehidupan ekonomi, pendidikan, politik maupun kesejahteraan sosial.
Kesadaran tersebut muncul berkat pengetahuan dan wawasan mereka yang
meningkat dan bertambah luas, sebagai buah dari pendidikan di sekolah, yang
justru timbul dari kebijakan politik kolonial, yaitu Politik Etis.
Paguyuban Pasundan adalah organisasi pergerakan nasional yang berbasis
etnis Sunda yang berumur panjang dan dapat tetap mempertahankan
keberadaannya, walaupun sempat dibekukan pada masa pendudukan Jepang.
Paguyuban Pasundan dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan masyarakat Sunda khususnya. Tujuan itu hendak dicapai melalui
kegiatan di bidang sosial dan budaya. Namun seiring dengan berjalannya waktu,
organisasi ini mulai melebarkan kegiatannya yang tidak hanya dalam bidang
sosial budaya, namun sudah merambah ke dunia politik.
Paguyuban Pasundan telah melalui perjalanan yang panjang serta melalui
berbagai perubahan zaman, dan sebagai organisasi pergerakan nasional,
Paguyuban Pasundan pun turut berperan aktif bersama-sama dengan
organisasi-organisasi pergerakan lainnya dalam berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia.
Bahwa selayaknya kita bangga sebagai orang yang lahir di Jawa Barat memiliki
sebuah organisasi seperti Paguyuban Pasundan, yang sangat menjunjung tinggi
rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
Paguyuban Pasundan tidak mengedepankan Etnosentris dan kesukuan,
97
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan perjuangannya baik dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan
maupun politik, ditujukan untuk memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat
Indonesia, baik yang berasal dari suku Sunda maupun yang bukan suku Sunda.
5.2 Rekomendasi
Semoga dengan tulisan Skripsi ini dapat menambah khazanah penulisan
sejarah lokal, yaitu tentang organisasi yang berbasis etnis Sunda yang tumbuh
dan berkembang di Jawa Barat, yang masih eksis sampai dengan saat ini, yaitu
Paguyuban Pasundan. Serta memberikan pemahaman dan pengetahuan bahwa
Paguyuban Pasundan, tidak hanya memiliki andil memajukan masyarakat Jawa
Barat di bidang sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan saja, namun Paguyuban
Pasundan juga pernah menjadi organisasi politik, serta berperan dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Sehingga dengan pemahaman itu,
diharapkan dapat menumbuhkan kebanggaan bagi masyarakat Sunda, serta dapat
memotivasi untuk terus berjuang dalam berbagai bidang sesuai keahlian
masing-masing.
Dengan hadirnya Skripsi ini, yang lebih memfokuskan pada kegiatan
politik Paguyuban Pasundan pada periode 1927-1959, diharapkan dapat
melengkapi kajian sejarah nasional yang sudah ada, yang masih bersifat umum
dan global. Selain itu, Skripsi ini dapat menjadi referensi atau rujukan bagi para
guru sejarah sekolah menengah atas, dalam menyusun buku teks sejarah berbasis
lokal, pada sub tema Pergerakan Nasional sampai masa Demokrasi Liberal.
Dengan tulisan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menerapkan
dan mengembangkan Living History di sekolah, sehingga siswa dapat termotivasi
dalam mengikuti pelajaran sejarah, dan sekaligus mendapatkan manfaat yang
besar dari pembelajaran sejarah yang berbasis lingkungan terdekat siswa.
Sehingga siswa dapat mengenal lingkungan terdekatnya, dan tidak kehilangan
identitas dirinya, juga agar pelajaran sejarah itu dapat lebih mudah untuk
dipahami oleh siswa karena terjadi di lingkungan siswa itu tinggal.
Dengan penggunaan pembelajaran sejarah berbasis lokalitas ini, agar dapat
mengembangkan potensi (baik sosial maupun budaya) lebih mendalam yang ada
98
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mempelajari sejarah khususnya
bagi para siswa.
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Amin, S. (2013). Perjoangan Paguyuban Pasundan (1914-1942). Bandung: Pustaka Jaya.
Benda, H. J.(1983). Kaum Intelegensi Timur Sebagai Golongan Elite Politik (terj). dalam Sartono Kartodirdjo (Ed.), Elite Dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: LP3ES.
Blackburn, S. (2012). Jakarta Sejarah 400 Tahun. (terj.) Depok: Komunitas Bambu.
Budiardjo, M. (2009). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaniago, J.R. (1998). Kedaulatan Kerajaan Dan Nasional Pergulatan Sumatera Timur dan Sulawesi Selatan Di Tahun 1950. dalam M.P.B Manus (Ed.), Kongres nasional Sejarah 1996: SUBTEMA PEMIKIRAN DAN ANALISIS TEKS SEJARAH I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Daliman, A. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Deinaputra, R. D. (2011). Sunda : Sejarah , Budaya, dan Politik. Bandung: Unpad Press.
Dienaputra, R. D. (2013). Budi Utomo : Dulu, Kini, Dan Esok. dalam Ismahadi (Ed.), Makna Organisasi Boedi Oetomo Untuk Hari Ini Dan Esok. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional.
Ekadjati,E. S. (2004a). Paguyuban Pasundan Sebuah Kebangkitan Kembali Orang Sunda 1913-1918. dalam Edi Suhardi. Ekadjati, Fatimah In West Java Moral Admonitions to Sundanese Gentlewomen. Bandung : Pusat Studi Sunda.
Ekadjati,E.S. (2004b). Kebangkitan Kembali Orang Sunda: Kasus Paguyuban Pasundan 1913-1918. Bandung : Kiblat.
Erwantoro, H. (2006). Sejarah Kabupaten Subang. dalam Immadudin (Ed.), Sejarah Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan Banten (Garut-Subang-Bekasi-Tasikmalaya-Tangerang). Sumedang: Alqaprint.
Falah, M. (2010). Sejarah Kota Tasikmalaya 1820-1942. Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat bekerjasama dengan Uga Tatar Sunda. Gunawan, R. (2013). Kaum Elite dan Pergerakan Nasional. dalam Nurul. Khozin
(Ed.), Indonesia Rumah Bersama Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hariyono. (2008). Anak-Anak Pergerakan Dan Pencerahan Budaya Indonesia.
dalam Djoko Marihandono (Ed.), Titik Balik Historiografi di Indonesia (. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Huttington, S. P. (2003). Tertib Politik Di Tengah Pergeseran Kepentingan Massa ( terj). Jakarta: Rajagrafindo.
Iskandar, M. (2008). Sarekat Hejo. dalam Djoko Marihandono (Ed.), Titik Balik Historiografi Di Indonesia Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
100
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Leirisa, R.Z (2013). Nasionalisme. Dalam Nurul Khozin (Ed.), Indonesia Rumah Bersama Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan.
Lubis, N. H. (1998). Kehidupan Kaum Menak Priangan 1892-1942. Bandung: Pusat Informasi Sunda.
Lubis, N. H. (2011). Sejarah Kabupaten Karawang . Karawang: Pemerintah Kabupaten Karawang Dinas KebudayaanDan Pariwisata.
Lubis, N. H. (2000). Tradisi & Transformasi Sejarah Sunda. Bandung: Humaniora.
Lubis, N. H. (2003). Sejarah Tatar Sunda Jilid 2. Bandung: LPPM UNPAD dan MSI Cabang Jawa Barat.
Lubis, N. H. (2003). Si Jalak Harupat Biografi R Oto Iskandar di Nata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana, A. (1999). Pergumulan Elite Sunda Pada Massa Revolusi : Kasus Berdiri dan Bubarnya Negara Pasundan 1947-1950. dalam Sri Sutjiatiningsih (Ed.), Kongres Nasional Sejarah 1996 Subtema :PEMIKIRAN DAN ANALISIS TEKS SEJARAH II. Jakarta: CV Ilham Bangun Karya.
Negara, S. ( 1975). 30 Tahun Indonesia Merdeka 1. Jakarta: PT Citra Lamtoro Gung Persada.
NN. (1953). 30 tahun Sipatahoenan (1923-1953). Tidak diterbitkan.
Notosusanto, N. (1964). Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta: Mega Bookstore.
Poesponegoro, M.D dan Nugroho Notosusanto. (2009). Sejarah Nasional Indonesia Jilid V. Jakarta: Balai Pustaka.
Pranoto, S. W. (2013). Budi Utomo : Menolak "Jaman Edan" Membangun Kebangsaan. dalam Isnudi (Ed.), Makna Organisasi Boedi Oetomo Untuk Hari Ini Dan Esok. Jakarta : Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Reid, A. J. (1996). Revolusi Nasional Indonesia ( terj). Jakarta: Sinar Harapan. Santosa, A. B. (2008). PPPKI dan GAPI : Dua Konsentrasi Nasional di Antara
Dua Perang Dunia. dalam Agus Mulyana dan Dadang Supardan (Ed.), Sejarah Sebuah Penilaian : Refleksi 70 Tahun Prof. Dr. Asmawi Zainul . Bandung : Historia Press Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.
Soeryawan, R. D. (1991). Sejarah Berdirinya Paguyuban Pasundan. Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Pasundan.
Suharto. (2002). Pagoejoeban Pasoendan 19271942(Profil Pergerakan Etno -nasionalis). Bandung: Satya Historika.
Sundhausen, U. (1986). Politik Militer Indonesia 1945-1967 Menuju Dwi Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.
Surjomiharjo, A. (2008). Kota Yogyakarta Tempo Doeloe (Sejarah Sosial 1880-1930). Depok: Komunitas Bambu.
Supardan, D. (2009).Pengantar Ilmu Sosial : Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Pendidikan Indonesia (2014) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung: Tidak diterbitkan
101
Andre Bagus Irshanto, 2015
KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Utomo, C. B. (1995). Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia (Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan ). Semarang: IKIP Semarang Press. Wasino. (2014). Modernisasi Di Jantung Budaya Jawa (Mangkunegaran
1896-1944). Jakarta : Penerbit Kompas.
Sumber Jurnal
Dermartoto, Argyo. ( 2010) Strukturalisme Konflik: Pemahaman Akan Konflik Pada Masyarakat Industri Menurut Lewis Coser dan Ralf Daherdrof. Jurnal Dilema (Dialektika Ilmiah) FISIP UNS 24,1.
Ekadjati, E. S. (2003). Paguyuban Pasundan A Sundanese Revival (1913-1918). Journal of Asian and African Studies, 66, 35.
Mentere, I Gde. (2011) Peran Partai Politik Dalam Mewujudkan Demokrasi Yang Santun Dan Kesejahteraan Rakyat. Jurnal Widyatech Jurnal Sains dan Teknologi 10, 3.
Sumber Laporan Ilmiah/Skripsi/Tesis/Disertasi
Ba'in. (1996). Terbentuk Dan Runtuhnya Negara RIS 1945-1950 Tesis Program Studi Ilmu Sejarah Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Mulyana, A. (1996). Negara Pasundan 1947-1950 : Gejolak Menak Sunda Menuju Integrasi Nasional Tesis Program Studi Ilmu Sejarah Bidang Ilmu Budaya Pascasarjana Universitas Indonesia . Jakarta: Tidak diterbitkan.
Ramelan, H. R. (1983). Sejarah Pagoejoeban Pasoendan (1914-1982) Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta: Tidak diterbitkan.
Suharto. (1992). Lahirnya Paguyuban Pasundan. Laporan Penelitian Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia Jakarta: Tidak diterbitkan. Suharto. (1995). Dari Lokal ke Nasional : Perkembangan Wawasan Paguyuban
Pasundan,1913-1942 Laporan Penelitian Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Yulifar, L. (2014). Kabupaten Galuh Ciamis, 1809-1942 (Pemerintahan, Sosial- Ekonomi dan Politik) Ringkasan Disertasi Program Studi Ilmu Sejarah Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumber Majalah
Triyana, B. (2014). Komedi Omong. Historia Majalah Sejarah Populer Pertama Di Indonesia.
Sumber Internet
Wikipedia. (2014, Agustus 25). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Diperbaharui Mei 22, 2015, dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas Web site: http://www. Wikipedia.org.