• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI RELEVANSI ANTARA PROGRAM STUDI KETENAGALISTRIKAN DENGAN DUNIA KERJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI RELEVANSI ANTARA PROGRAM STUDI KETENAGALISTRIKAN DENGAN DUNIA KERJA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

KompetensiKeahlianTeknikInstalasiTenagaListrik)

S K R I P S I

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

DepartemenAdministrasiPendidikan

Oleh :

DERA FITRIA 1000854

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

StudiKetenagalistrikandenganDuniaKerjapadalulusan SMK Negeri 4 Bandung KompetensiKeahlianTeknikInstalasiTenagaListrik)

Oleh

DeraFitria

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasIlmuPendidikan

(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)
(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Fokus Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organis Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Human Capital Invesment 1)Teori Human Capital Invesment ... 13

2) Ruang Lingkup Human Capital Invesment... 17

2. Pendidikan Kejuruan 1) Dasar Kebijakan Pendidikan Kejuruan ... 20

2) Konsep Pendidikan Kejuruan ... 21

3) Pendidikan Sistem Ganda di SMK ... 25

3. Relevansi Pendidikan dengan Dunia Kerja ... 26

4. Studi Penelusuran(Tracer Study) ... 32

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Populasi Penelitian ... 39

3. Sampel ... 40

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Instrumen Penelitian ... 49

G. Teknik Analisa Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data 1. Gambaran Profil Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1) Profil Umum Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ... 57

2) Program Pembelajaran (Kurikulum) Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ... 60

2. Profil Lulusan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik... 70

3. Kesesuaian Kompetensi Lulusan ... 72

4. Kendala /Kesulitan yang Dihadapi Lulusan di Dunia Kerja... 76

5. Harapan Lulusan terhadap Program Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang Mendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa ... 78

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profil Lulusan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik... 79

(7)

3. Kendala/Kesulitanyang Dihadapi Lulusan di Dunia Kerja ... 89

4. Harapan Lulusan terhadap Program Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang Mendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 102

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Daya Serap Lulusan Program Studi Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian Tenik Instalasi Tenaga

Listrik Tahun 2010-2013...7

Tabel 2.1 Standar Dasar Kompetensi Kejuruan ...31

Tabel 2.2 Standar Kompetensi Kejuruan Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...31

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ...40

Tabel 3.2 Distribusi Sampel Penelitian ...42

Tabel 3.3 Kategori Jawaban Instrumen Penelitian ...50

Tabel 3.4 Skor Item per Kategori Jawaban ...50

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...51

Tabel 3.6Interpretasi data penilaian kategori kompetensi lulusan dan kategori penilaian lulusan terhadap lembaga (sekolah) ...56

Tabel 4.1 Alokasi Jam untuk Dasar Kompetensi Kejuruan ...60

Tabel 4.2 Alokasi Jam untuk Kompetensi Kejuruan ...60

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...65

Tabel 4.4 Lingkup Mata Pelajaran Berdasarkan Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) ...67

Tabel 4.5 Lingkup Mata Pelajaran Berdasarkan Kompetensi Kejuruan ...67

Tabel 4.6 Masa Tunggu Bekerja ...70

Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Lulusan ...71

Tabel 4.8 Kecenderungan Kemampuan Penguasaan Kompetensi Lulusan di Dunia Kerja pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...73

Tabel 4.9 Kecenderungan Penilaian Lulusan terhadap Lembaga (sekolah) pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...74

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ...18

Gambar 2.2 Arah dan Tujuan Pendidikan Kejuruan...23

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian ...35

Gambar 4.1 Grafik Kecenderungan penguasaan kompetensi keahlian lulusan

Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...75

Gambar 4.2 Grafik Kecenderungan Penilaian Lulusan kompetensi keahlian

Teknik Instalasi Tenaga Listrik Terhadap Lembaga (Sekolah) ...76

Gambar 4.3 Persentase Masa Tunggu Lulusan ...81

(10)

iii Dera Fitria, 2014

Persaingan ketat dalam mendapatkan pekerjaan, mengakibatkan lulusan SMK terpaksa mencari pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Padahal, dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman saat ini, pendidikan harus mampu berorientasi pada kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Sehingga dalam hal ini lembaga pendidikan harus mampu membuat program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi di dunia kerja agar terjadi link and match. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian (relevansi) antara program studi ketenagalistrikan dengan dunia kerja yang diwakili oleh lulusan yang bekerja di dunia kerja tersebut. Fokus penelitian ini adalah 1) profil lulusan yang meliputi masa tunggu lulusan dan jenis pekerjaan, 2) kesesuaian kompetensi yang dimiliki lulusan dengan bidang kerja yang ditekuni, 3) kendala yang dihadapi alumni di dunia kerja, dan 4) harapan lulusan terhadap prodi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif melalui analisis statistik. Tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 4 Bandung. Responden dalam penelitian ini mencakup alumni (lulusan) yang telah bekerja di berbagai lembaga. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa 1) lama waktu tunggu lulusan dalam mendapatkan pekerjaan kurang dari 1 tahun, dan jenis pekerjaan lulusan saat ini, paling dominan adalah sebagai teknisi listrik. Sehingga tingkat relevansi dilihat dari jenis pekerjaan termasuk cukup tinggi karena sebanyak 28 dari 53 lulusan bekerja pada bidang ketenagalistrikan. Sementara itu, 2) kesesuaian antara kompetensi lulusan dengan bidang kerja dari 53 lulusan, sebanyak 32 alumni kemampuan dalam menguasai kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik cukup tinggi. Hal tersebut didukung dengan lulusan yang menilai sangat baik terhadap layanan pembelajaran yang disedikan selama di bangku sekolah. 3) Kendala yang paling banyak dihadapi lulusan saat ini adalah lingkungan pekerjaan yang berbahaya karena pekerjaannya berhubungan dengan tenaga listrik. 4) Bentuk harapan yang dibutuhkan bagi siswa dalam meningkatkan kompetensinya adalah pelatihan ketenagalistrikan khususnya pelatihan teknik gambar. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diajukan oleh peneliti adalah 1) sekolah harus mampu meningkatkan kerjasama dengan dunia industri untuk memudahkan keterserapan lulusan di dunia kerja, 2) Sekolah dapat memanfaatkan masukan-masukan dari alumni sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan sekolah jangka panjang, 3) Sekolah harus mampu meningkatkan dan memperbaiki fasilitas pembelajaran praktik, dan 4) Sekolah mampu menyusun program pelatihan ketenagalistrikan khususnya dalam melatih teknik gambar dan K3.

Kata Kunci : relevansi lulusan, program studi ketenagalistrikan, SMK, dunia kerja,

(11)

iv

Tough competition in getting jobs resulted vocational high school graduates are forced to look for jobs that are not in accordance with their competences. And with the development of the current progress of the age, education must be capable oriented competencies required in the workforce. So that educational institutions must be able to create educational programs that fit the needs of competence in the workforce to enable the link and match. This study aims to assess the suitability of the electrification program of study with the workforce represented by the graduates who work in that workforce. The focus research is 1) Profile graduates include graduates waiting period and type of work, 2)Suitability competency of graduates by field work occupied, 3)Constraints faced by graduates in the industrial environment, and 4) Hope graduates of the study program. This research is descriptive quantitative research through statistical analysis. The place research in SMKN 4 Bandung. Respondents in this study include an alumnus who has worked in various institutions. Techniques of data collection while using the questionnaire and documentation, techniques of data analysis using descriptive analysis. The results of the study are 1) graduates waiting period in getting a job less than 1 year, and the type of graduate work now, the most dominant is as an electrician. Thus the relevance of this type work seen are categorized either as many as 28 of the 53 graduates working in the field of electricity. Meanwhile, 2) fit between the competencies of graduates to the field of work of 53 graduates, a total of 32 graduates have been very master competencies installation of electric power engineering. This is supported by an excellent graduates who rate the services were provided during learning in school. 3) the most constraints facing graduates today are environmentally hazardous work as work related to electrical power. 4) The form of hope is needed for student to improve their competence in particular electricity is technical images training. Based on the research results, the suggestions put forward by the researchers in 1) the school should be able to increase cooperation with industry to facilitate the absorption of graduates in the workforce, 2) schools can utilize input from the alumni as a material consideration for long-term school development, 3) schools should be able to enhance and improve the practice of learning facilities, and 4) the school was able to develop a training program to train electrification, especially in the engineering drawings and K3.

Keyword: relevance graduate, electricity courses, vocational school, workforce,

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan

bahwa,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Munculnya pendidikan sebagai sebuah usaha sadar dan terencana ini

menunjukkan adanya kebutuhan manusia terhadap pendidikan dalam setiap

kehidupannya, dengan begitu pendidikan merupakan usaha agar potensi

dalam diri setiap manusia dapat berkembang melalui proses pembelajaran.

Dengan adanya kebutuhan manusia akan pendidikan ini, dibangunlah

suatu peraturan yang mengatur akan pentingnya pendidikan bagi manusia

yang dipertegas dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan. Disebutkan lagi dalam ayat (3) yang menegaskan

bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta

akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur

dengan undang-undang.

Dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut terutama

melalui pendidikan, Pemerintah telah menyediakan berbagai jenis jalur, dan

jenjang pendidikan bagi seluruh warga Indonesia. Jalur pendidikan adalah

wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam

suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang meliputi

(13)

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan

mencakup pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Sedangkan, jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada

kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan yang mencakup

pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan

khusus.

Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut tidak lain adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan nasional bangsa

Indonesia. Mengingat pada era globalisasi saat ini seluruh negara di dunia

saling bersaing dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga perlu

adanya upaya pembangunan sumber daya manusia yang kompeten dan

berdaya saing yang memiliki keterampilan dan keahlian serta siap terjun

dalam dunia kerja dalam bidang-bidang tertentu. Dan salah satu upaya

pemerintah dalam meningkatkan hal tersebut adalah adanya upaya

menyelenggarakan sekolah kejuruan yang kerap kali kita kenal dengan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Sekolah Teknik Menengah (STM)

yang merupakan salah satu bentuk sekolah dari pendidikan menengah.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah kejuruan yang

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan

keterampilan agar siswa dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut sesuai dengan kejuruannya (Rusman, 2009). Sesuai dengan UU

SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003, yang mengemukakan bahwa pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada

jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah

Pertama atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan adalah

(14)

dapat bekerja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu

kelompok sesuai dengan masing-masing bidang yang ditekuninya.

Maksud dari adanya sekolah kejuruan ini tidak lain adalah untuk

menyiapkan siswanya agar dapat memasuki dunia kerja agar menjadi tenaga

kerja yang terampil. Dengan demikian keberadaan Sekolah Menengah

Kejuruan ini diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah

yang siap pakai, dengan kata lain Sekolah Menengah Kejuruan dituntut untuk

bisa menghasilkan lulusan-lulusan yang siap bekerja sesuai dengan kebutuhan

di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI). Siswa dibekali pengetahuan,

keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan tuntutan dunia kerja

seiring dengan berkembangnya lapangan pekerjaan. Sehingga terdapat

keselarasan antara keahlian yang dimiliki oleh siswa dengan kebutuhan dunia

kerja.

Hal diatas menunjukkan bahwa tujuan diselenggarakannya sekolah

menengah kejuruan harus memiliki relevansi dengan kehidupan masyarakat.

Yang dimaksud relevansi disini adalah sekolah kejuruan memiliki tujuan

yang mengacu pada kebutuhan dan mampu memberdayakan masyarakat

secara optimal. Pendidikan yang relevan idealnya harus mampu melahirkan

insan-insan yang memiliki kompetensi yang sesuai dalam menjawab

tantangan dan kebutuhan dijamannya.

Namun, dalam upaya penyelenggaraannya tetap saja menimbulkan

permasalahan yang menjadi pro kontra di masyarakat terkait dengan relevansi

program di lapangan antara lulusan SMK dengan dunia kerja. Seperti yang

tertuang dalam Lampiran A renstra Kemendikbud 2010-2014 dikemukakan

bahwa salah satu aspek permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan di

Indonesia adalah keselarasan program pendidikan dan lapangan pekerjaan

yang muncul akibat dari belum selarasnya program pendidikan dengan

kebutuhan lapangan pekerjaan. Artinya program penyelenggaraan pendidikan

sistem ganda tersebut ternyata belum mampu untuk menjawab tantangan

kebutuhan di dunia kerja. Sehingga diperlukan pemetaan dan relevansi antara

(15)

antara pihak sekolah dengan dunia usaha atau dunia insustri (DU/DI) serta

para stakeholder yang terlibat.

Harapan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan lebih siap bekerja

seperti yang dimaksud pada tujuan diselenggarakannya prakerin, sekiranya

belum relevan dengan harapan para stakeholder terutama perusahaan yang

menjadi mitra sekaligus penyerap tenaga kerja maupun para siswa lulusan

Sekolah Menengah Kejuruan. Hal tersebut terlihat dari berbagai pendapat

yang dikemukakan seperti yang diungkapkan oleh Maman Abdurahman dalam

situs www.bisnis-jabar.com, bahwa

Penyerapan tenaga kerja lulusan sekolah kejuruan (SMK) oleh dunia usaha masih belum maksimal karena keduanya belum bersinergi untuk membahas masalah kebutuhan tenaga dari dunia industri yang harus disiapkan sekolah kejuruan.

Pendapat tersebut didukung dengan pernyataan yang diungkapkan oleh

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam situs yang

samawww.bisnis-jabar.com, yang mengungkapkan bahwa

….penyerapan hasil karya siswa sekolah kejuruan oleh dunia industri jumlahnya masih sangat kecil padahal sejumlah sekolah kejuruan telah menciptakan berbagai karya untuk keperluan industri.

Padahal di Bandung sendiri sebagai ibukota Jawa Barat, dalam

hubungannya dengan penyerapan lulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan

di dunia kerja sangat tinggi. Hal ini didukung dengan data BPS dalam situs

www.bps.go.idyang menyatakan bahwa,

Penyerapan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan tingkat Diploma, ternyata menempati urutan teratas di Kota Bandung dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi. Hal itu menjadi kecenderungan penyerapan tenaga kerja di Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi penyerapan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

yang tinggi tersebut belum terbukti relevan dengan kompetensi keahlian di

dunia kerja. Sehingga menimbulkan perlunya pelatihan kerja lanjutan di

dunia kerja bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan secara berkelanjutan

(16)

diatas, maka permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalahrelevansi

antara pendidikan dengan kebutuhan dunia lapangan kerja masih rendah.

Permasalahan mengenai rendahnya relevansi tersebut senada dengan

penyataan dalam renstra Kemendikbud 2010-2014 (Kemendikbud, 2010:22)

yang menyebutkan bahwa permasalahan dan tantangan pembangunan

pendidikan yang perlu diperhatikan adalah mengenai aspek kualitas lulusan

SMK, dimana akar permasalahannya muncul karena kualitas tenaga terampil

menengah lulusan SMK belum selaras dengan kebutuhan lapangan kerja.

Oleh karena itu, para stakeholder disarankan agar dapat meningkatkan

kualitas dan relevansi lulusan SMK. Hal tersebut untuk menjawab tantangan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan/vokasi untuk memenuhi

kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing secara global.

Begitupun dengan yang diungkapkan oleh Ace Suryadi (2010) dalam

Seminar Internasional Pendidikan Luar Sekolah yang menyebutkan bahwa

lulusan SMK dengan kebutuhan di lapangan kerja masih belum selaras

dikarenakan program pendidkan kejuruan yang masih statis dan tidak peka

terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan lapangan pekerjaan, lebih

jelasnya beliau menyampaikannya sebagai berikut bahwa

Program pendidikan kejuruan di sekolah kaku dan tidak lentur terhadap perubahan kebutuhan lapangan kerja. Program pendidikan belum berorientasi terhadap kebutuhan pasar kerja yang berubah, sehingga terjebak ke dalam pemeo “membidik sasaran yang bergerak” (aimed at the moving target). Jumlah rumpun dan program studi “relatif tetap” tidak selaras dengan kebutuhan lapangan kerja yang berubah2. Menurut statistik pengangguran, SMK merupakan satuan pendidikan yang melahirkan angka pengangguran tertinggi (Sakernas, 2005 s/d 2009).

Dengan demikian perlu adanya pengkajian terkait dengan keselarasan

antara lulusan SMK dengan dunia kerja. Untuk mengetahui hal tersebut,

maka hal ini dapat dilakukan melalui upaya penelusuran terhadap lulusannya

melalui(Tracer Study). Tracer Study adalah salah satu pendekatan yang dapat

memungkinkan sebuah institusi pendidikan kejuruan memperoleh informasi

(17)

proses pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan aktivitas

untuk penyempurnaan di masa mendatang.

SMK Negeri 4 Bandung merupakan salah satu institusi atau lembaga

pendidikan yang diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang

profesional yang dapat diserap oleh dunia kerja sesuai dengan kompetensi

yang diperolehnya. Khususnya pada kompetensi keahlian Ketenagalistrikan

yang sudah berdiri sejak tahun 1962 s/d sekarang, dan selama kurun waktu

mulai tahun 1999/2000 s/d tahun 2009 program keahlian di sekolah tersebut

mengalami perubahan. Namun, yang masih tetap bertahan sampai sekarang

adalah program keahlian Ketenagalistrikan. Dengan demikian secara tersirat,

dapat ditarik kesimpulan bahwa di SMKN 4 Bandung khususnya program

studi Ketenagalistrikan pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga

Listrik tentu telah banyak menghasilkan para lulusan yang memiliki

kompetensi dalam bidang Ketenagalistrikan. Namun, sampai saat ini belum

terdapat penelitian secara ilmiah mengenai penelusuran para lulusan atau

alumni yang sudah bekerja di dunia kerja. Hanya terdapat data berupa

dokumen saja yang dijadikan dasar bagi pihak sekolah untuk mengetahui para

lulusan-lulusan SMK Negeri 4 Bandung yang sudah terserap di dunia kerja

khususnya pada program keahlian Ketenagalistrikan. Berikut tabel data yang

diperoleh tentang data penyerapan lulusan pada program studi

ketenagalistrikan khususnya kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga

(18)

Tabel 1.1 Data Daya Serap Lulusan Program Studi Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian Tenik Instalasi Tenaga Listrik Tahun 2010-2013

No Status

Tahun Lulus Jumlah Daya

Serap

*(Sumber : BKK SMKN 4 Bandung, 2014)

Data tersebut diperoleh dari Bursa Kerja Khusus (BKK) bidang

hubungan industri SMKN 4 Bandung mengenai daya serap lulusan khusus

Prodi Ketenagalistrikan pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga

Listrik pada kurun waktu 4 tahun terakhir. Dapat kita lihat bahwa, sebanyak

55.12 % para lulusan telah terserap di dunia kerja yang ditandai dengan sudah

mendapatkan pekerjaan dan sudah bekerja pada perusahaan tertentu sebanyak

113 lulusan. Dengan begitu, daya serap lulusan di dunia kerja sudah cukup

baik. Namun, tidak seluruh lulusan menginginkan untuk langsung bekerja di

dunia kerja, tetapi adapula yang memilih untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan tinggi atau kuliah dengan persentase sebanyak 25.85% atau 53

lulusan. Selain bekerja dan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, para

lulusan sampai saat ini ternyata masih ada yang belum memiliki pekerjaan

selama kurun waktu 4 tahun terakhir ini yang dicirikan dengan persentase

19.03 % atau sebanyak 39 lulusan.

Ditandai dengan persentase 55.12% bagi lulusan yang telah terserap

dunia kerja, telah membuktikan bahwa daya serap lulusan prodi

ketenagalistrikan ini sangat tinggi setiap tahunnya. Walaupun demikian, hal

tersebut belum dapat membuktikan apakah daya serap lulusan yang sudah

bekerja tersebut relevan dengan kompetensi keahlian pada kurikulum

(19)

sekarang sedang mereka tekuni. Berdasarkan pada rincian data daya serap

lulusan yang diperoleh dari bidang hubungan industri SMKN 4 Bandung pada

saat studi pendahuluan(Senin, 23 Juli 2014)jika dilihat dari keseluruhan

jumlah lulusan yang bekerja, permasalahannya adalah meskipun persentase

lulusan yang bekerja sangat baik,namun para alumni yang lulus dan masuk

dunia kerja itu tidak semuanya masuk dalam dunia ketenagalistrikan, serta

tidak sedikit para lulusan yang bekerja itu tidak sesuai dengan bidangnya.

Selain daripada itu selama peneliti melakukan kegiatan program pengalaman

lapangan selama 4 bulan mulai dari 29 Februari s/d 7 Juni 2014 di SMKN 4

Bandung, dimana setelah melakukan pengamatan dalam proses pendidikan

yang berlangsung selama di sekolah siswa lebih banyak mempelajari teori

dibanding dengan pembelajaran praktek pada kompetensi keahlian yang harus

mereka miliki sesuai dengan bidang kejuruannya yang nantinya akan

diterapkan di dunia kerja. Selama alumni belajar di sekolah mereka telah

banyak dibekali keterampilan dalam keahlian ketenagalistrikan yang nantinya

akan dapat bermanfaat dalam dunia kerja. Namun keahlian yang didapat di

sekolah belum mampu mendukung kompetensinya di dunia kerja. Walaupun

dari data yang didapat para alumni telah banyak terserap di dunia kerja,

namun apakah alumni sudah siap pakai dalam bekerja atau justru mereka baru

hanya siap kerja saja.

Sehingga dari asumsi tersebut, perlu adanya suatu pengkajian mengenai

relevansi antara program studi dengan dunia kerja agar sekolah berupaya

untuk menyesuaikan program pendidikannya dengan perkembangan

kebutuhan dunia kerja khususnya pada prodi ketenagalistrikan yang fokus

pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

Salah satu tahapan yang dapat dilakukan dalam rangka mengetahui

relevansi antara lulusan SMKN 4 Bandung dengan dunia kerja adalah melalui

tracer study. Tracer study ini, dapat mengukur dan melacak para lulusan

SMKN 4 Bandung khususnya pada program keahlian Ketenagalistrikan

kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik sehingga dapat diketahui

(20)

Ketenagalistrikan. Profil lulusan ini setidaknya meliputi masa tunggu lulusan

dan jenis pekerjaan beserta jabatannya.

Menurut Harald Schomburg (2003:11) yang diterjemahkan oleh

Soemantri, dkk (2010:04) mendefiniskan bahwa

Tracer Study merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi

pendidikan tinggi memperoleh informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan aktivitas untuk penyempurnaan di masa mendatang.

Informasi yang diberikan oleh lulusan yang berhasil dalam profesinya

sangat diperlukan misalnya informasi tentang pengetahuan dan penampilan

yang relevan (hubungan antara pengetahuan terhadap keterampilan dan

tuntutan pekerjaan, area pekerjaan, posisi profesi). Selain itu, para lulusan

dapat juga diminta untuk menilai kondisi studi yang mereka alami selama

mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Tracer Study dapat juga

digunakan sebagai kegiatan mencari informasi tentang kebutuhan stakeholder

terhadap alumni. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan

informasi dan masukan yang relevan dari lulusan terkait dengan “learning dan working experience” yang dialami oleh lulusan guna pengembangan kurikulum pembelajaran yang diselenggarakan di SMK terutama terkait

dengan program pendidikan sistem ganda (PSG) yang memanfaatkan dua

tempat belajar sekaligus yakni di sekolah dan di dunia usaha/industri (DU/DI)

yang menjadi salah satu program pendidikan kejuruan untuk menyelaraskan

antara lulusan SMK dengan lapangan kerja.

Lebih lanjutnya Harald Schomburg (2003) mengemukakan bahwa tujuan

utama dari kegiatan Tracer Study adalah untuk mengetahui/mengidentifikasi

kualitas lulusan di dunia kerja, sedangkan tujuan khusus Tracer Study adalah

: 1) Mengidentifikasi profil kompetensi dan keterampilan lulusan. 2)

Mengetahui relevansi dari pelaksanaan kurikulum yang telah diterapkan di

lembaga pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pengembangan

(21)

dari kurikulum dan studi di jurusan sebagai pengembangan keilmuan. 4)

Sebagai kontribusi dalam proses akreditasi jurusan.

Oleh karena itu, berdasarkan pada permasalahan tersebut peneliti tertarik

untuk menelti lebih lanjut mengenai “Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja”.

B. Fokus Penelitian

Fokus permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai

relevansi antara program studi ketenagalistrikan dengan dunia kerja pada

lulusan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri

4 Bandung. Secara konseptual relevansi yang dimaksud disini adalah

hubungan atau keterkaitan antara program studi dengan dunia kerja.

Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan

rumusan masalahnya sebagai berikut :

1) Bagaimana profil lulusan pada Program Studi Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 4

Bandung di dunia kerja ?

2) Bagaimana kesesuaian kompetensi lulusan pada Keahlian Teknik

Instalasi Tenaga Listrik dengan jenis pekerjaan di dunia kerja ?

3) Bagaimana kendala/kesulitan yang dihadapi lulusan di Dunia Kerja ?

4) Bagaimana harapan lulusan (alumni) Prodi Ketenagalistrikan pada

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam

melakukan penelitian studi relevansi antara program studi ketenagalistrikan

dengan dunia kerja. Adapun tujuan tersebut sebagai berikut :

1) Memperoleh gambaran yang jelas mengenai profil lulusan pada

Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik

(22)

2) Mengetahui gambaran yang jelas megenai kesesuaian kompetensi

lulusan pada Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dengan jenis

pekerjaan di dunia kerja.

3) Mengetahui gambaran yang jelas mengenai

kendala-kendala/kesulitan-kesulitan yang dihadapi lulusan di Dunia Kerja.

4) Mengetahui gambaran yang jelas mengenai harapan lulusan (alumni)

Prodi Ketenagalistrikan pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi

Tenaga Listrik dalam rangka pengembangan kurikulum.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas

dan mendalam mengenai relevansi antara program studi ketenagalistrikan

dengan dunia kerja pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

di SMK Negeri 4 Bandung. Secara lebih rinci, adapun manfaat yang dapat

diperoleh dari penelitian ini diantaranya :

1) Melalui penelitian ini diharapkan akan menambah kajian keilmuan

yang bermanfaat bagi pengembang ilmu yang terkait dengan program

sekolah kejuruan khususnya bidang garapan administrasi pendidikan.

2) Bagi pihak sekolah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan masukan bagi pengembangan dan peningkatan

mutu sekolah khususnya mengenai pengembangan kurikulum serta

pentingnya mengetahui dan meningkatkan relevansi antara

kompetensi lulusan yang sudah bekerja di dunia kerja agar kompetensi

yang diterapkan di sekolah dapat sesuai dengan kebutuhan di lapangan

kerja.

3) Bagi peneliti sendiri supaya hasil penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan dan wawasan yang lebih dalam serta memahami ilmu

administrasi pendidikan khususnya dalam hal pengembangan

(23)

E. Struktur Organis Skripsi

Bab I Pendahuluan. Membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

juga struktur organis penulisan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Pada bab II ini dibahas mengenai beberapa konsep dan teori mengenai pendidikan dan pembangunan, dan relevansi

lulusan SMK dengan dunia kerja. Serta dibahas pula mengenai penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kemudian dibahas pula

mengenai kerangka pemikiran penelitian dan juga hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Pada Bab III ini dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data sampai

pada analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab IV ini menguraikan dua hal yang utama yakni pertama hasil penelitian. Hasil penelitian ini

merupakan temuan-temuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan

tujuan penelitian. Kedua yakni menguraikan tentang pembahasan hasil

penelitian yang mencakup pembahasan temuan-temuan dari penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan ini berisikan poin utama dari hasil temuan penelitian dan rekomendasi berisikan berbagai masukan dan

(24)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya suatu penelitian

yang bertujuan untuk memperoleh data dan fakta mengenai permasalahan

yang akan diteliti dan menjadi bagian dari tujuan penelitian. Lokasi atau

tempat dilakukannya penelitian ini yakni di Sekolah Menengah Kejuruan 4

Bandung yang berlokasi di Jl. Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung pada

prodi ketenagalistrikan serta perusahaan tempat bekerja yang banyak

menyerap lulusan program studi ketenagalistrikan khususnya kompetensi

keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

Hal tersebut berkaitan dengan kajian penelitian terkait dengan program

studi ketenagalistrikan yang menjadi jurusan paling lama berdiri yang

telah menghasilkan lulusan-lulusan yang sudah relatif banyak bekerja di

dunia kerja. Selain daripada itu, yang menjadi dasar pemilihan tempat di

SMKN 4 Bandung ini dikarenakan peneliti memanfaatkan kesempatan

dalam melaksanakan kegiatan program pelatihan lapangan yang sekaligus

melakukan penelitian.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011:90). Dengan demikian populasi ini begitu sangat penting dalam

melakukan penelitian, dimana populasi penelitian ini harus didasarkan

pada pokok permasalahan dan instrumen pengumpulan data yang peneliti

gunakan.

Dalam penelitian ini, yang menjadi permasalahan pokoknya adalah

seberapa besar relevansi antara program studi ketenagalistrikan dengan

(25)

memiliki jurusan ketenagalistrikan paling lama berdiri di Kota Bandung

yang telah menghasilkan lulusan yang ahli dalam bidang kelistrikan

khususnya pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang

lulus pada tahun 2010 s.d 2013 yang seluruhnya berjumlah 113 orang yang

sudah bekerja.

Berikut dibawah ini adalah gambaran jumlah populasi berdasarkan

tahun lulus dan lulusan yang sudah bekerja pada lulusan program studi

ketenagalistrikan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Tahun Lulus Jumlah Lulusan

1. 2010 18

*(Sumber : BKK SMKN 4 Bandung, 2014)

3. Sampel

Dalam mempermudah melakukan penelitian, maka perlu adanya sampel

penelitian yang menjadi bagian populasi yang dapat mewakili keseluruhan

populasi tersebut (representatif). Oleh karena itu, peneliti menggunakan

sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2011:91).

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik probability sampling, sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono

(2011:92), bahwa :

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple

(26)

menjadi objek penelitian ini yakni dengan menggunakan rumus menurut

Akdon dan Sahlan dalam Riduan (2007) , sebagai berikut :

1

Maka, berdasarkan pada rumus tersebut dapat menghasilkan

perhitungan untuk sample penelitian sebagai berikut :

53

Dengan demikian, berdasarkan pada perhitungan sampel tersebut dapat

diperoleh jumlah sampel yang diambil dari seluruh populasi adalah

sebanyak 53 orang lulusan. Setelah diperoleh jumlah sampel secara

keseluruhan, maka untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari

masing-masing lulusan pada tahun lulusan tertentu agar proporsional,

maka untuk selanjutnya dilakukan perhitungan dengan cara stratifikasi

atau penggolongan yang menggunakan rumus Proportionate Stratified

Random Sampling atau rumus alokasi proporsional menurut Sugiyono,

(2011:93) sebagai berikut :

pada tabel dibawah ini :

Keterangan: N = ukuran populasi

n = ukuran sampel minimal d = presisi yang ditetapkan yaitu

sebesar 10% 1 = angka konstan

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum

(27)

Distribusi Sampel Penelitian

Desain penelitian ini berfungsi sebagai suatu rancangan penelitian yang

merupakan bagian dari perencanaan yang dilakukan oleh peneliti agar

penelitian yang dilakukan dapat terarah. Berdasarkan pada konteks dan

kondisi masalah yang sudah dijelaskan, maka penelitian ini dilakukan secara

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Dalam menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka peneliti harus

memiliki keterampilan dalam melaksanakan penelitian. Untuk menerapkan

metode ilmiah dalam praktek penelitian maka diperlukan suatu desain

penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya

penelitian yang akan dikerjakan (Nazir, 1999:99)

Desain penelitian ini merupakan keseluruhan proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam arti yang lebih sempit,

desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja.

Namun, dalam arti yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses

berikut ini :

(28)

c) Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan,luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji;

d) Membangun penyelidikan atau percobaan;

e) Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel;

f) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan; g) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data; h) Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing;

i) Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistic untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik; dan

j) Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam temuan, serta menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Mengacu pada pemaparan diatas, maka peneliti mencoba untuk membuat

gambarandesain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1) Melakukan studi pendahuluan di lapangan mengenai daya serap lulusan

(alumni) program studi ketenagalistrikan pada kompetensi keahlian

teknik instalasi tenaga listrik;

2) Mengidentifikasi masalah penelitian berdasarkan munculnya

kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan;

3) Menentukan rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian;

4) Merumuskan metodologi penelitan melalui tracer study (studi

penelusuran) yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif, kemudian ditentukan sampel penelitian dengan

menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling;

5) Menyusun instrumen penelitian dengan menggunakan angket dan studi

dokumentasi sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian

setelah itu dilakukan penyebaran angket secara online melalui e-mail

kepada para lulusan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga

Listrik;

6) Selanjutnya data yang sudah terkumpul, dihitung secara statistik

melalui analisis deskriptif; dan

(29)

Berdasarkan pada permasalahan penelitian yang diteliti melalui studi

penelusuran (tracer study), maka metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiono,

2011:11). Metode penelitian deskriptif ini menurut Mohamad Ali (1985:120)

digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dalam penelitian ini, untuk

mengetahui lebih jelas gambaran mengenai relevansi antara program studi

dengan dunia kerja maka peneliti melakukannya secara deskriptif agar

informasi yang diperoleh menjadi lebih signifikan dengan masalah yang

dihadapi saat sekarang. Sedangkan, untuk mendukung metode tersebut agar

diperoleh informasi dan data yang valid, peneliti melakukan pendekatan

secara kuantitatif. Menurut Nana Syaodih (2010:60), pendekatan kuantitatif

yang bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang diteliti (preliminary

study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah yang kemudian

dilakukan melalui penyebaran angket dengan menggunakan studi

penelusuran. Dengan demikian melalui metode dan pendekatan tersebut,

dapat memberikan gambaran informasi yang jelas sesuai dengan tujuan

penelitian yakni 1) Bagaimana profil lulusan pada Program Studi

Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK

Negeri 4 Bandung di dunia kerja ?, 2) Bagaimana kesesuaian kompetensi

lulusan pada Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dengan jenis pekerjaan

di dunia kerja ?, 3) Bagaimana kendala/kesulitan yang dihadapi lulusan di

Dunia Kerja ?, dan 4) Bagaimana harapan dan saran lulusan (alumni) Prodi

Ketenagalistrikan pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

(30)

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan

kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 1999:152).

Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana

variabel atau konstrak tersebut diukur. Dalam definisi operasional ini,

menggambarkan tentang kondisi atau situasi terkait dengan variabel yang

dikaji di lapangan. Dalam konsep definisi operasional, menurut Nazir (1999)

terdapat tiga pola dalam memberikan definisi operasional terhadap suatu

variabel, diantaranya :

1) Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan;

2) Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefinisikan; dan

3) Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.

Dengan demikian, untuk menghindari persepsi yang beragam terhadap

maksud dari variabel-variabel yang diteliti, maka peneliti mencoba untuk

mendefinisikan variabel-variabel dalam penelitian ini berdasarkan pada kajian

secara operasionalnya sebagai berikut :

1) Program Studi

Dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman

pengembangan kurikulum, dijelaskan bahwa program studi adalah

sebagai kesatuan rencana belajar yang digunakan untuk pedoman

penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu

kurikulum serta ditujukan agar siswa dapat menguasai pengetahuan,

keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. Dalam hal

ini, program studi yang menjadi fokus kajian adalah program studi

ketenagalistrikan khususnya pada kompetensi keahlian Teknik

(31)

Menurut Stephen Robbin (2008:38) dikemukakan bahwa

kompetensi adalah kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Sedangkan lulusan adalah para individu yang dinilai telah selesai

mengerjakan studi tertentu pada lembaga pendidikan tertentu. Sejalan

dengan pengertian diatas, dalam Permen RI Nomor 19 Tahun 2005

mengenai Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa

kompetensi lulusan adalah kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

Dengan demikian, mengingat penelitian ini dilakukan pada jenjang

pendidikan menengah yakni sekolah menengah kejuruan dan mengacu

pada definisi diatas, maka yang dimaksud dengan kompetensi lulusan

pada satuan pendidikan menengah kejuruan adalah kemampuan yang

dimiliki oleh seorang individu untuk mengerjakan suatu pekerjaan

tertentu yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan maupun yang

melanjutkan bekerja di dunia kerja khususnya pada program studi

ketenagalistrikan khususnya pada kompetensi keahlian Teknik

Instalasi Tenaga Listrik.

3) Dunia Kerja

Dalam kata dunia kerja, dunia yang dimaksud adalah lingkungan

atau lapangan kehidupan sedangkan makna daripada kerja adalah

pekerjaan yaitu sesuatu yang dilakukan di sebuah perusahaan atau

tempat usaha dengan mendapatkan upah dan kompensasi lain sebagai

wujud balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan. Dengan

(32)

oleh para individu.

Sehingga yang dimaksud dunia kerja dalam penelitian ini adalah

perusahaan maupun tempat usaha yang didalamnya terdapat para

lulusan-lulusan SMK Negeri 4 Bandung yang bekerja sesuai dengan

program studi ketenagalistrikan dengan kompetensi keahlian Teknik

Instalasi Tenaga Listrik.

4) Relevansi Antara Program Studi dengan Dunia Kerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bahwa relevansi

berarti kaitan atau hubungan. Sedangkan relevansi dalam penelitian

ini adalah keterkaitan atau hubungan antara lulusan SMK dengan

kebutuhan dunia kerja adalah adanya tingkat kesesuaian antara

program studi dengan dunia kerja.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian,

diantaranya :

1)Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk menjawabnya. Berdasarkan pada permasalahan

yang diteliti yakni menelusuri relevansi antara para lulusan program studi

ketenagalistrikan dengan dunia kerja melalui pendekatan kuantitatif,

maka peneliti memerlukan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan angket atau kuesioner terbuka dengan studi penelusuran.

Hal tersebut dilakukan untuk mengukur sejauh mana relevansi antara

program studi ketenagalistrikan dengan dunia kerja. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

(33)

dilakukan proses penyebaran angket yang dilakukan melalui jejaring

sosial seperti facebook dan e-mail. Pada awalnya peneliti menelusuri

terlebih dahulu data yang terkait dengan daya serap lulusan prodi

ketenagalistrikan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

pada bidang Hubungan Industri di SMKN 4 Bandung. Kegiatan tersebut

berhubungan juga dengan tempat para lulusan bekerja serta tahun

kelulusannya. Setelah diketahui mengenai data yang diperlukan maka

peneliti menelusuri melalui facebook terkait identitas responden (lulusan)

yang bertujuan mengkonfirmasi kesediaan para lulusan yang kemudian

angket disebar melalui e-mail masing-masing responden. Langkah seperti

ini dilakukan, mengingat lokasi atau jarak antara peneliti dan responden

yang jauh.

2)Studi Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam kegiatan studi

dokumentasi ini, peneliti melakukan pencarian data serta mempelajarinya

untuk melengkapi kelengkapan data yang diperlukan di sekolah yang

sifatnya tidak rahasia. Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dipilih

yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Informasi yang berupa dokumentatif ini sangat bermanfaat untuk

menyajikan dan memperoleh gambaran secara mendalam dalam

memahami informasi-informasi verbal dari berbagai fenomena yang

berhasil direkam oleh peneliti. Pada penelitian ini, studi dokumentasi

digunakan untuk mengungkapkan data berupa :

a) Struktur Kurikulum Program Studi Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik;

b) Profil Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian

(34)

tahun 2010,2011,2012 dan 2013; dan

d) Standar Kompetensi Program Studi Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam, maka harus ada alat ukur yang baik.

(Sugiyono, 2010:148-149). Oleh karena itu, alat ukur yang sering digunakan

dalam penelitian biasanya disebut dengan instrumen penelitian. Jadi,

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, dimana fenomena ini disebut

dengan variabel penelitian. Jumlah instrumen penelitian yang disusun

tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk

diteliti.

Mengingat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tracer

study atau studi penelusuran, maka instrumen dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner yang mengungkap data responden tentang profil

lulusan. Untuk menyusun angket yang baik, maka peneliti perlu melakukan

survei awal terlebih dahulu ke lapangan untuk memperoleh gambaran umum

mengenai beragam data yang mungkin diperlukan dan dikumpulkan dalam

penelitian dan perlu dimasukkan dalam pertanyaan kuesioner atau angket

(Azwar, 2007:101).

Selain itu, instrumen penelitian yang digunakan adalah untuk

memperoleh data yang valid maka peneliti pun melakukan survey terutama

dalam memperoleh data mengenai kurikulum yang diterapkan pada prodi

ketenagalistrikan dan kompetensi keahlian yang diajarkan. Angket yang

digunakan berupa angket terbuka yang didalamnya terdapat 4 (empat)

alternatif jawaban. Dalam angket tersebut, peneliti memberikan bobot untuk

setiap item pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, dimana responden

akan diminta menyatakan penguasaan kompetensi terhadap isi pertanyaan dan

(35)

Penguasaan Kompetensi Kejuruan

Penilaian terhadap Lembaga (sekolah) SM : Sangat Menguasai SB : Sangat Baik

M : Menguasai B : Baik

KM : Kurang Menguasai KB : Kurang Baik TM : Tidak Menguasai TB : Tidak Baik

Setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda. Pemberian skor

untuk setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria pertanyaan.

Berikut pemberian skor untuk tiap-tiap item pertanyaan :

Tabel 3.4 Skor Item per Kategori Jawaban

No. Alternatif Jawaban Skor Item

1. Sangat Menguasai/Sangat Baik 4

2. Menguasai/Baik 3

3. Kurang Menguasai/Kurang Baik 2

4. Tidak Menguasai/Tidak Baik 1

Dalam penelitian ini instrumen angket digunakan untuk mengukur

tingkat penguasaan kompetensi lulusan di dunia kerja pada kompetensi

keahlian teknik instalasi tenaga listrik serta untuk mengetahui serta mengukur

penilaian lulusan terhadap lembaga.Langkah dalam menyusun instrument ini

yakni dengan menjabarkan variabel-variabel penelitian berdasarkan pada

kajian teori dan menghasilkan butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk

memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu disusun terlebih dahulu

kisi-kisi instrumen sebagai pedoman dalam penyusunan instrumen penelitian,

(36)

Relevansi Prodi ketenagalistrikan dengan Dunia Kerja

No. Fokus Penelitian Deskripsi Indikator

(Hal-Hal yang Diteliti) No. Item

1. Profil Lulusan

Profil lulusan ini merupakan gambaran kondisi lulusan kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik. Melalui profil lulusan ini dapat diketahui terkait informasi mengenai identitas lulusan, masa tunggu lulusan dalam bekerja dan jenis serta jabatan pekerjaan lulusan di dunia kerja yang akan menggambarkan informasi tentang kondisi di dunia kerja

Identitas Lulusan

Kesesuaian kompetensi ini merupakan gambaran relevansi antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan kompetensi di dunia kerja dimana para lulusan ini sebagai representatif dari dunia kerja itu sendiri. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pada pasal 35 ayat (1) bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Kompetensi yang dimiliki oleh para lulusan ini merupakan kemampuannya dalam melaksanakan atau melakukan pekerjaannya yang dilandasi dengan keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. Kemudian kompetensi yang harus dimilikinya tersebut merupakan kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi keahlian teknik

(37)

ditetapkan tersebut terdapat 2 jenis kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kompetensi dasar dan kompetensi kejuruan. Selain itu, dalam upaya meningkatkan kompetensi lulusan di dunia kerja, perlu di dukung melalui peran sekolah dalam menyediakan layanan proses pembelajaran selama belajar di bangku sekolah. Dengan demikian perlu penilaian dari lulusan mengenai layanan proses pembelajaran yang mendukung peningkatan kompetensi siswa di dunia kerja yang meliputi tenaga pengajar, fasilitas, bursa kerja khusus, dan prakerin selama di sekolah agar menjadi masukan bagi pengembangan kompetensi siswa. menghadapi masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam bekerja, senantiasa akan dapat teratasi melalui berbagai alternatif pemecahan masalah.

Jenis Kesulitan/Kendala 1

Pemecahan Masalah 2

4 Harapan Lulusan terhadap Lembaga

Harapan ini merupakan suatu bentuk keinginan maupun kebutuhan yang dirasakan oleh para lulusan yang mewakili dunia kerja, yang dirasa perlu untuk dijadikan masukan bagi pengembangan sekolah dalam meningkatkan kompetensi siswa khususnya pada kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik.

Pelatihan 1

(38)

G. Teknik Analisis Data

Mengingat penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, dimana peneliti

bermaksud untuk memaparkan relevansi antara program studi

ketenagalistrikan khususnya kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga

Listrik dengan dunia kerja. Sehingga untuk menjelaskan permasalahan

penelitian ini, maka analisa data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif

dengan menggunakan pengukuran tendensi sentral. Instrumen yang berupa

angket ini dilakukan analisis deskriptif sebagai berikut :

a. Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah suatu keadaan yang menggambarkan

bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan

angka itu, telah tersalur, terbagi atau terpencar (Hariyadi, 2009:19).

Distribusi frekuensi ini dapat disajikan dalam sebuah tabel yang disebut

tabel frekuensi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunannya yakni

sebagai berikut :

1) Menyusun data dari yang terkecil sampai pada data terbesar

2) Menentukan rentang atau Range (R)

Range ini dapat diketahui dengan jalan mengurangi data tertinggi

(Highest Score = H) dengan data terendah (Lowest Score = L).

Perhitungan range ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

R = Range yang dicari

H = Skor atau nilai tertinggi

L = Skor atau nilai tertendah

3) Menentukan Interval Kelas (K)

Dalam menghitung interval kelas ini dapat menggunakan aturan

Sturgess, seperti berikut :

(39)

Keterangan :

K = Interval Kelas

n = Banyaknya Data

4) Menentukan Panjang Interval Kelas (P)

Dalam menentukan panjang interval kelas ini dapat dicari melalui

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Panjang interval kelas

R = Range

K = Interval Kelas

b. Pengukuran Gejala Pusat (Tendensi Sentral)

Pengukuran gejala pusat ini digunakan untuk menjaring data yang

menunjukkan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar.

Pengukuran gejala pusat meliputi Mean (M), Median (Me), dan Modus

(Mo). Perhitungan gejala pusat ini menggunakan perhitungan data

tunggal karena frekuensi data yang dihasilkan jumlahnya sedikit.

1. Rerata atau Mean (M)

Rerata atau Mean (M) adalah jumlah dari keseluruhan data (bilangan)

yang ada, dibagi dengan banyaknya angka (bilangan) itu. Mean

dihitung dengan rumus sebagai berikut : K = 1 + 3,3 log n

P = R K

(40)

M = Mean (Rata-Rata)

f = frekuensi

X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada

N = Number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)

2. Median (Me)

Median adalah suatu nilai atau suatu angka yang membagi suatu

distribusi data kedalam dua bagian yang sama besar, atau dengan kata

lain median adalah nilai atau angka yang diatas nilai atau angka

tersebut terdapat ½ N dan dibawahnya juga terdapat ½ N (Sudjino,

2006:93). rumus perhitungan median adalah :

Keterangan :

Me = Median

N = Jumlah data

3. Modus (Mo)

Modus adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling

banyak, atau dengan kata lain skor atau nilai yang memiliki frekuensi

maksimal dalam distribusi data (Sudjino, 2006:150).

c. Pengukuran Penyimpangan atau Penyebaran Data

Pengukuran penyimpangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tinggi rendahnya perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya.

Pengukuran penyimpangan meliputi Rentang Nilai (Range) dan Standar

Deviasi (Standart Deviation). Untuk Standar Deviasi (SD) dapat

(41)

SD = Standar Deviasi

Ʃfx2 = Jumlah perkalian frekuensi dengan deviasi standar setelah dikuadratkan dari masing-masing interval

N = Banyaknya data

d. Interpretasi Data Penilaian

Interpretasi data penilaian merupakan analisis terakhir guna menarik

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hasil

pengukuran secara statistik deskriptif. Menurut Djemari Mardapi

(2008:123) harga rerata dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi data penilaian kategori kompetensi lulusan dan kategori penilaian lulusan terhadap lembaga (sekolah)

No. Kecenderungan Kategori

1. x > + 1.SBx Sangat Menguasai/Sangat Baik

2. + 1.SBx > x > Menguasai/Baik

3. > x > - 1.SBx Kurang Menguasai/Kurang Baik

4. x < - 1.SBx Tidak Menguasai/Tidak Baik

Keterangan :

= Rerata Skor

SBx = Simpangan Baku skor keseluruhan siswa

x = skor keseluruhan N

fx SD

(42)

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Profil lulusan pada Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 4 Bandung di dunia kerja.

Lama waktu tunggu alumni dalam mendapatkan pekerjaan yang saat ini

tidak terlalu lama untuk menganggur setelah lulus dari SMK, lulusan

langsung dapat bekerja kurang dari 1 tahun. Karena masa tunggu yang

paling lama dalam mendapatkan pekerjaan adalah lebih dari 3 tahun. Waktu

selama lebih dari 3 tahun tersebut yang dimaksud oleh alumni tersebut

sebenarnya telah mereka pakai dengan berbagai usaha mencari pekerjaan

lainnya yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Selain itu, jenis

pekerjaan yang ditekuni oleh alumni sudah sesuai dengan latar belakang

kompetensi keahliannya, dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan oleh

para lulusan yang didominasi oleh lulusan yang bekerja sebagai teknisi

listrik di setiap lembaga, tempat lulusan bekerja. Sehingga jenis pekerjaan

yang dijalani oleh lulusan sesuai dengan latar belakang kompetensi keahlian

yang mereka miliki di SMK. Hanya terdapat 3 orang lulusan yang bekerja

tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya.

2. Kesesuaian kompetensi lulusan pada Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di dunia kerja.

Terjadi kesesuaian antara kompetensi dengan bidang pekerjaan yang

ditekuni alumni yang dinyatakan dengan kemampuan penguasaan

kompetensi kejuruan lulusan di dunia kerja, dimana dari 53 lulusan

sebanyak 32 lulusan (alumni)dalam kategori sangat menguasaiyang artinya

bahwa penguasaan kompetensi lulusan (alumni) pada kompetensi keahlian

teknik instalasi tenaga listrik di dunia kerja dikategorikan sangat tinggi dan

sebanyak 3lulusan kurang menguasai kompetensi keahliannya di dunia

(43)

lembaga (sekolah), layanan pembelajaran yang disediakan oleh sekolah

dinilai sangat baikkarena telah memenuhi kebutuhan siswa sebagai

pelanggan internal sekolah dengan persentase 64.15%. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan penguasaan kompetensi yang sangat baik tersebut telah

didukung dengan layanan pembelajaran yang disediakan dengan sangat baik

oleh sekolah dalam hal tenaga pengajar, fasilitas, layanan bursa kerja khusus

dan kegiatan prakerin yang mendukung.

3. Kendala/kesulitan yang dihadapi lulusan di Dunia Kerja.

Selama ini kendala yang dihadapi para alumni adalah dengan lingkungan

pekerjaan itu sendiri yangdiantaranya 1) kesulitan dalam beradaptasi dengan

lingkungan kerja, 2) kesulitan dengan kondisi atau lingkungan pekerjaan

yang cukup berbahaya dan 3) kesulitannya karena pekerjaan yang tidak

sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki. Adapun solusi yang kerap

dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut diantaranya 1) bertanya kepada

rekan kerja yang lebih senior dan rekan kerja sejawat, 2) meminta bantuan

kepada yang lebih pengalaman, 3) melakukannya melalui bekerja secara tim

dengan rekan kerja, 4) melakukan komunikasi secara intensif dengan atasan,

dan 5) mengatasi permasalahannya sendiri dengan

keterampilan,pengetahuan dan kemampuannya sendiri.

4. Harapan lulusan (alumni) Prodi Ketenagalistrikan pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dalam rangka pengembangan kurikulum.

Bentuk harapan yang diinginkan oleh alumni lebih ditekankan pada

adanya pelatihan untuk mengasah keterampilannya di dunia kerja karena

walaupun pekerjaan yang ditekuni saat ini relevan, namun mereka masih

memerlukan pelatihan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaannya.

Bentuk harapan yang diinginkan alumni diantaranya 1) adanya bentuk

pelatihan ketenagalistrikan bagi siswa, 2) adanya jenis pelatihan life skill

(44)

jaringan penyediaan dan penyaluran tenaga kerja, serta 4) para lulusan

mengaharapkan juga sesuatu yang lain seperti adanya komunitas bersama

seluruh alumni dengan membentuk suatu perkumpulan sebagai sarana untuk

berbagi pengalaman terkait pekerjaannya, serta harapan yang besar adalah

adanya perbaikan fasilitas pembelajaran serta menciptakan kegiatan rutin

untuk melakukan uji coba (eksperimen) sesuai dengan bidang keahliannya

tentang ketenagalistrikan. Sehingga harapan yang diperlukan oleh lulusan

adalah harapan dalam bentuk Jenis Pelatihan Ketenagalistrikan yang

dibutuhkan di dunia kerja yang dapat diterapkan pada siswa Kompetensi

Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan pelatihan yang berkaitan

dengan hardskill dan softskill.

B.Saran

Berdasarkan pada temuan yang diperoleh peneliti terhadap 4 (empat) fokus

penelitian, maka adapun beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan

masukan bagi pihak sekolah sebagai upaya untuk lebih mengembangkan

kompetensi siswa pada kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrikagar

relevan dengan kebutuhan dunia kerja, diantaranya :

1. Dilihat dari hasil profil lulusan yang diperoleh, dimana kondisi lulusan saat

ini sudah sangat relevan dengan kondisi di dunia kerja maka pihak sekolah

sebaiknya mampu untuk mempertahankannya dengan melakukan suatu

upaya peningkatan kerjasama antara sekolah dengan dunia industri agar

keterserapan lulusan di dunia kerja semakin lebih mudah, sehingga ketika

lulus mereka langsung dapat bekerja. Selain itu adanya upaya perbaikan

dalam hal pengembangan program pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah dengan memanfaatkan masukan-masukan yang diperoleh dari para

alumninya yang sudah bekerja di dunia usaha/dunia industri, karena alumni

dinilai lebih mengetahui kondisi lapangan kerja saat ini di dunia kerja.

2. Melalui hasil daripenguasaan kompetensi lulusan di dunia kerja yang sudah

sangat menguasai yang artinya penguasaan kompetensi lulusan tersebut

Gambar

Tabel 1.1  Data Daya Serap Lulusan Program Studi Ketenagalistrikan
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Distribusi Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Kategori Jawaban Instrumen Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian panelis terhadap sifat organoleptik rasa, aroma, tekstur, warna dan kesukaan dari hasil olahan sosis ikan patin, ikan lele dan udang lebih disukai dibandingkan

Pengolahan model ar dijalankan selama 15 hari untu pengukuran di lapangan terlih arah barat dengan kecepatan b surut menuju pasang pada gam berkisar 0,002 m/det sampai 0

Penelitian eksperimen dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12

Vähi- ten päihde-ehtoisia asiointeja oli tehty Ahvenan- maalla (0,2 %). Maakunnan väkilukuun suhteutettuna näyt- täisi siltä, että eniten päihde-ehtoisia asiointeja oli

Untuk memperkuat hasil data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan observasi, peneliti juga mendapatkan data dokumentasi mengenai proses pembelajaran

This research aims to: inv е stigat е th е impact of еmployеr branding promotional stratеgiеs of publicity, adv е rtising, and word of mouth towards job

Perlindungan Hukum terhadap (Jabatan) Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya selaku Pejabat Umum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Pemerintah Kota Depok sebagai badan publik wajib menyediakan, memberikan, dan/atau menerbitkan informasi publik