KompetensiKeahlianTeknikInstalasiTenagaListrik)
S K R I P S I
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan
DepartemenAdministrasiPendidikan
Oleh :
DERA FITRIA 1000854
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
StudiKetenagalistrikandenganDuniaKerjapadalulusan SMK Negeri 4 Bandung KompetensiKeahlianTeknikInstalasiTenagaListrik)
Oleh
DeraFitria
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasIlmuPendidikan
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Fokus Penelitian ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Struktur Organis Skripsi ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Human Capital Invesment 1)Teori Human Capital Invesment ... 13
2) Ruang Lingkup Human Capital Invesment... 17
2. Pendidikan Kejuruan 1) Dasar Kebijakan Pendidikan Kejuruan ... 20
2) Konsep Pendidikan Kejuruan ... 21
3) Pendidikan Sistem Ganda di SMK ... 25
3. Relevansi Pendidikan dengan Dunia Kerja ... 26
4. Studi Penelusuran(Tracer Study) ... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian ... 39
2. Populasi Penelitian ... 39
3. Sampel ... 40
B. Desain Penelitian ... 42
C. Metode Penelitian ... 44
D. Definisi Operasional... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ... 47
F. Instrumen Penelitian ... 49
G. Teknik Analisa Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data 1. Gambaran Profil Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1) Profil Umum Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ... 57
2) Program Pembelajaran (Kurikulum) Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ... 60
2. Profil Lulusan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik... 70
3. Kesesuaian Kompetensi Lulusan ... 72
4. Kendala /Kesulitan yang Dihadapi Lulusan di Dunia Kerja... 76
5. Harapan Lulusan terhadap Program Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang Mendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa ... 78
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profil Lulusan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik... 79
3. Kendala/Kesulitanyang Dihadapi Lulusan di Dunia Kerja ... 89
4. Harapan Lulusan terhadap Program Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang Mendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 102
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Daya Serap Lulusan Program Studi Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian Tenik Instalasi Tenaga
Listrik Tahun 2010-2013...7
Tabel 2.1 Standar Dasar Kompetensi Kejuruan ...31
Tabel 2.2 Standar Kompetensi Kejuruan Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...31
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ...40
Tabel 3.2 Distribusi Sampel Penelitian ...42
Tabel 3.3 Kategori Jawaban Instrumen Penelitian ...50
Tabel 3.4 Skor Item per Kategori Jawaban ...50
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...51
Tabel 3.6Interpretasi data penilaian kategori kompetensi lulusan dan kategori penilaian lulusan terhadap lembaga (sekolah) ...56
Tabel 4.1 Alokasi Jam untuk Dasar Kompetensi Kejuruan ...60
Tabel 4.2 Alokasi Jam untuk Kompetensi Kejuruan ...60
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...65
Tabel 4.4 Lingkup Mata Pelajaran Berdasarkan Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) ...67
Tabel 4.5 Lingkup Mata Pelajaran Berdasarkan Kompetensi Kejuruan ...67
Tabel 4.6 Masa Tunggu Bekerja ...70
Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Lulusan ...71
Tabel 4.8 Kecenderungan Kemampuan Penguasaan Kompetensi Lulusan di Dunia Kerja pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...73
Tabel 4.9 Kecenderungan Penilaian Lulusan terhadap Lembaga (sekolah) pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ...18
Gambar 2.2 Arah dan Tujuan Pendidikan Kejuruan...23
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian ...35
Gambar 4.1 Grafik Kecenderungan penguasaan kompetensi keahlian lulusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...75
Gambar 4.2 Grafik Kecenderungan Penilaian Lulusan kompetensi keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik Terhadap Lembaga (Sekolah) ...76
Gambar 4.3 Persentase Masa Tunggu Lulusan ...81
iii Dera Fitria, 2014
Persaingan ketat dalam mendapatkan pekerjaan, mengakibatkan lulusan SMK terpaksa mencari pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Padahal, dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman saat ini, pendidikan harus mampu berorientasi pada kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Sehingga dalam hal ini lembaga pendidikan harus mampu membuat program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi di dunia kerja agar terjadi link and match. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian (relevansi) antara program studi ketenagalistrikan dengan dunia kerja yang diwakili oleh lulusan yang bekerja di dunia kerja tersebut. Fokus penelitian ini adalah 1) profil lulusan yang meliputi masa tunggu lulusan dan jenis pekerjaan, 2) kesesuaian kompetensi yang dimiliki lulusan dengan bidang kerja yang ditekuni, 3) kendala yang dihadapi alumni di dunia kerja, dan 4) harapan lulusan terhadap prodi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif melalui analisis statistik. Tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 4 Bandung. Responden dalam penelitian ini mencakup alumni (lulusan) yang telah bekerja di berbagai lembaga. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa 1) lama waktu tunggu lulusan dalam mendapatkan pekerjaan kurang dari 1 tahun, dan jenis pekerjaan lulusan saat ini, paling dominan adalah sebagai teknisi listrik. Sehingga tingkat relevansi dilihat dari jenis pekerjaan termasuk cukup tinggi karena sebanyak 28 dari 53 lulusan bekerja pada bidang ketenagalistrikan. Sementara itu, 2) kesesuaian antara kompetensi lulusan dengan bidang kerja dari 53 lulusan, sebanyak 32 alumni kemampuan dalam menguasai kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik cukup tinggi. Hal tersebut didukung dengan lulusan yang menilai sangat baik terhadap layanan pembelajaran yang disedikan selama di bangku sekolah. 3) Kendala yang paling banyak dihadapi lulusan saat ini adalah lingkungan pekerjaan yang berbahaya karena pekerjaannya berhubungan dengan tenaga listrik. 4) Bentuk harapan yang dibutuhkan bagi siswa dalam meningkatkan kompetensinya adalah pelatihan ketenagalistrikan khususnya pelatihan teknik gambar. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diajukan oleh peneliti adalah 1) sekolah harus mampu meningkatkan kerjasama dengan dunia industri untuk memudahkan keterserapan lulusan di dunia kerja, 2) Sekolah dapat memanfaatkan masukan-masukan dari alumni sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan sekolah jangka panjang, 3) Sekolah harus mampu meningkatkan dan memperbaiki fasilitas pembelajaran praktik, dan 4) Sekolah mampu menyusun program pelatihan ketenagalistrikan khususnya dalam melatih teknik gambar dan K3.
Kata Kunci : relevansi lulusan, program studi ketenagalistrikan, SMK, dunia kerja,
iv
Tough competition in getting jobs resulted vocational high school graduates are forced to look for jobs that are not in accordance with their competences. And with the development of the current progress of the age, education must be capable oriented competencies required in the workforce. So that educational institutions must be able to create educational programs that fit the needs of competence in the workforce to enable the link and match. This study aims to assess the suitability of the electrification program of study with the workforce represented by the graduates who work in that workforce. The focus research is 1) Profile graduates include graduates waiting period and type of work, 2)Suitability competency of graduates by field work occupied, 3)Constraints faced by graduates in the industrial environment, and 4) Hope graduates of the study program. This research is descriptive quantitative research through statistical analysis. The place research in SMKN 4 Bandung. Respondents in this study include an alumnus who has worked in various institutions. Techniques of data collection while using the questionnaire and documentation, techniques of data analysis using descriptive analysis. The results of the study are 1) graduates waiting period in getting a job less than 1 year, and the type of graduate work now, the most dominant is as an electrician. Thus the relevance of this type work seen are categorized either as many as 28 of the 53 graduates working in the field of electricity. Meanwhile, 2) fit between the competencies of graduates to the field of work of 53 graduates, a total of 32 graduates have been very master competencies installation of electric power engineering. This is supported by an excellent graduates who rate the services were provided during learning in school. 3) the most constraints facing graduates today are environmentally hazardous work as work related to electrical power. 4) The form of hope is needed for student to improve their competence in particular electricity is technical images training. Based on the research results, the suggestions put forward by the researchers in 1) the school should be able to increase cooperation with industry to facilitate the absorption of graduates in the workforce, 2) schools can utilize input from the alumni as a material consideration for long-term school development, 3) schools should be able to enhance and improve the practice of learning facilities, and 4) the school was able to develop a training program to train electrification, especially in the engineering drawings and K3.
Keyword: relevance graduate, electricity courses, vocational school, workforce,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan
bahwa,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Munculnya pendidikan sebagai sebuah usaha sadar dan terencana ini
menunjukkan adanya kebutuhan manusia terhadap pendidikan dalam setiap
kehidupannya, dengan begitu pendidikan merupakan usaha agar potensi
dalam diri setiap manusia dapat berkembang melalui proses pembelajaran.
Dengan adanya kebutuhan manusia akan pendidikan ini, dibangunlah
suatu peraturan yang mengatur akan pentingnya pendidikan bagi manusia
yang dipertegas dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Disebutkan lagi dalam ayat (3) yang menegaskan
bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang.
Dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut terutama
melalui pendidikan, Pemerintah telah menyediakan berbagai jenis jalur, dan
jenjang pendidikan bagi seluruh warga Indonesia. Jalur pendidikan adalah
wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam
suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang meliputi
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan
mencakup pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Sedangkan, jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada
kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan yang mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan
khusus.
Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut tidak lain adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan nasional bangsa
Indonesia. Mengingat pada era globalisasi saat ini seluruh negara di dunia
saling bersaing dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga perlu
adanya upaya pembangunan sumber daya manusia yang kompeten dan
berdaya saing yang memiliki keterampilan dan keahlian serta siap terjun
dalam dunia kerja dalam bidang-bidang tertentu. Dan salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan hal tersebut adalah adanya upaya
menyelenggarakan sekolah kejuruan yang kerap kali kita kenal dengan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Sekolah Teknik Menengah (STM)
yang merupakan salah satu bentuk sekolah dari pendidikan menengah.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah kejuruan yang
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan
keterampilan agar siswa dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya (Rusman, 2009). Sesuai dengan UU
SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003, yang mengemukakan bahwa pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah
Pertama atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan adalah
dapat bekerja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu
kelompok sesuai dengan masing-masing bidang yang ditekuninya.
Maksud dari adanya sekolah kejuruan ini tidak lain adalah untuk
menyiapkan siswanya agar dapat memasuki dunia kerja agar menjadi tenaga
kerja yang terampil. Dengan demikian keberadaan Sekolah Menengah
Kejuruan ini diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah
yang siap pakai, dengan kata lain Sekolah Menengah Kejuruan dituntut untuk
bisa menghasilkan lulusan-lulusan yang siap bekerja sesuai dengan kebutuhan
di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI). Siswa dibekali pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan tuntutan dunia kerja
seiring dengan berkembangnya lapangan pekerjaan. Sehingga terdapat
keselarasan antara keahlian yang dimiliki oleh siswa dengan kebutuhan dunia
kerja.
Hal diatas menunjukkan bahwa tujuan diselenggarakannya sekolah
menengah kejuruan harus memiliki relevansi dengan kehidupan masyarakat.
Yang dimaksud relevansi disini adalah sekolah kejuruan memiliki tujuan
yang mengacu pada kebutuhan dan mampu memberdayakan masyarakat
secara optimal. Pendidikan yang relevan idealnya harus mampu melahirkan
insan-insan yang memiliki kompetensi yang sesuai dalam menjawab
tantangan dan kebutuhan dijamannya.
Namun, dalam upaya penyelenggaraannya tetap saja menimbulkan
permasalahan yang menjadi pro kontra di masyarakat terkait dengan relevansi
program di lapangan antara lulusan SMK dengan dunia kerja. Seperti yang
tertuang dalam Lampiran A renstra Kemendikbud 2010-2014 dikemukakan
bahwa salah satu aspek permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan di
Indonesia adalah keselarasan program pendidikan dan lapangan pekerjaan
yang muncul akibat dari belum selarasnya program pendidikan dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan. Artinya program penyelenggaraan pendidikan
sistem ganda tersebut ternyata belum mampu untuk menjawab tantangan
kebutuhan di dunia kerja. Sehingga diperlukan pemetaan dan relevansi antara
antara pihak sekolah dengan dunia usaha atau dunia insustri (DU/DI) serta
para stakeholder yang terlibat.
Harapan agar siswa Sekolah Menengah Kejuruan lebih siap bekerja
seperti yang dimaksud pada tujuan diselenggarakannya prakerin, sekiranya
belum relevan dengan harapan para stakeholder terutama perusahaan yang
menjadi mitra sekaligus penyerap tenaga kerja maupun para siswa lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan. Hal tersebut terlihat dari berbagai pendapat
yang dikemukakan seperti yang diungkapkan oleh Maman Abdurahman dalam
situs www.bisnis-jabar.com, bahwa
Penyerapan tenaga kerja lulusan sekolah kejuruan (SMK) oleh dunia usaha masih belum maksimal karena keduanya belum bersinergi untuk membahas masalah kebutuhan tenaga dari dunia industri yang harus disiapkan sekolah kejuruan.
Pendapat tersebut didukung dengan pernyataan yang diungkapkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam situs yang
samawww.bisnis-jabar.com, yang mengungkapkan bahwa
….penyerapan hasil karya siswa sekolah kejuruan oleh dunia industri jumlahnya masih sangat kecil padahal sejumlah sekolah kejuruan telah menciptakan berbagai karya untuk keperluan industri.
Padahal di Bandung sendiri sebagai ibukota Jawa Barat, dalam
hubungannya dengan penyerapan lulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan
di dunia kerja sangat tinggi. Hal ini didukung dengan data BPS dalam situs
www.bps.go.idyang menyatakan bahwa,
Penyerapan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan tingkat Diploma, ternyata menempati urutan teratas di Kota Bandung dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi. Hal itu menjadi kecenderungan penyerapan tenaga kerja di Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi penyerapan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
yang tinggi tersebut belum terbukti relevan dengan kompetensi keahlian di
dunia kerja. Sehingga menimbulkan perlunya pelatihan kerja lanjutan di
dunia kerja bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan secara berkelanjutan
diatas, maka permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalahrelevansi
antara pendidikan dengan kebutuhan dunia lapangan kerja masih rendah.
Permasalahan mengenai rendahnya relevansi tersebut senada dengan
penyataan dalam renstra Kemendikbud 2010-2014 (Kemendikbud, 2010:22)
yang menyebutkan bahwa permasalahan dan tantangan pembangunan
pendidikan yang perlu diperhatikan adalah mengenai aspek kualitas lulusan
SMK, dimana akar permasalahannya muncul karena kualitas tenaga terampil
menengah lulusan SMK belum selaras dengan kebutuhan lapangan kerja.
Oleh karena itu, para stakeholder disarankan agar dapat meningkatkan
kualitas dan relevansi lulusan SMK. Hal tersebut untuk menjawab tantangan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan/vokasi untuk memenuhi
kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing secara global.
Begitupun dengan yang diungkapkan oleh Ace Suryadi (2010) dalam
Seminar Internasional Pendidikan Luar Sekolah yang menyebutkan bahwa
lulusan SMK dengan kebutuhan di lapangan kerja masih belum selaras
dikarenakan program pendidkan kejuruan yang masih statis dan tidak peka
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan lapangan pekerjaan, lebih
jelasnya beliau menyampaikannya sebagai berikut bahwa
Program pendidikan kejuruan di sekolah kaku dan tidak lentur terhadap perubahan kebutuhan lapangan kerja. Program pendidikan belum berorientasi terhadap kebutuhan pasar kerja yang berubah, sehingga terjebak ke dalam pemeo “membidik sasaran yang bergerak” (aimed at the moving target). Jumlah rumpun dan program studi “relatif tetap” tidak selaras dengan kebutuhan lapangan kerja yang berubah2. Menurut statistik pengangguran, SMK merupakan satuan pendidikan yang melahirkan angka pengangguran tertinggi (Sakernas, 2005 s/d 2009).
Dengan demikian perlu adanya pengkajian terkait dengan keselarasan
antara lulusan SMK dengan dunia kerja. Untuk mengetahui hal tersebut,
maka hal ini dapat dilakukan melalui upaya penelusuran terhadap lulusannya
melalui(Tracer Study). Tracer Study adalah salah satu pendekatan yang dapat
memungkinkan sebuah institusi pendidikan kejuruan memperoleh informasi
proses pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan aktivitas
untuk penyempurnaan di masa mendatang.
SMK Negeri 4 Bandung merupakan salah satu institusi atau lembaga
pendidikan yang diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang
profesional yang dapat diserap oleh dunia kerja sesuai dengan kompetensi
yang diperolehnya. Khususnya pada kompetensi keahlian Ketenagalistrikan
yang sudah berdiri sejak tahun 1962 s/d sekarang, dan selama kurun waktu
mulai tahun 1999/2000 s/d tahun 2009 program keahlian di sekolah tersebut
mengalami perubahan. Namun, yang masih tetap bertahan sampai sekarang
adalah program keahlian Ketenagalistrikan. Dengan demikian secara tersirat,
dapat ditarik kesimpulan bahwa di SMKN 4 Bandung khususnya program
studi Ketenagalistrikan pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik tentu telah banyak menghasilkan para lulusan yang memiliki
kompetensi dalam bidang Ketenagalistrikan. Namun, sampai saat ini belum
terdapat penelitian secara ilmiah mengenai penelusuran para lulusan atau
alumni yang sudah bekerja di dunia kerja. Hanya terdapat data berupa
dokumen saja yang dijadikan dasar bagi pihak sekolah untuk mengetahui para
lulusan-lulusan SMK Negeri 4 Bandung yang sudah terserap di dunia kerja
khususnya pada program keahlian Ketenagalistrikan. Berikut tabel data yang
diperoleh tentang data penyerapan lulusan pada program studi
ketenagalistrikan khususnya kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Tabel 1.1 Data Daya Serap Lulusan Program Studi Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian Tenik Instalasi Tenaga Listrik Tahun 2010-2013
No Status
Tahun Lulus Jumlah Daya
Serap
*(Sumber : BKK SMKN 4 Bandung, 2014)
Data tersebut diperoleh dari Bursa Kerja Khusus (BKK) bidang
hubungan industri SMKN 4 Bandung mengenai daya serap lulusan khusus
Prodi Ketenagalistrikan pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik pada kurun waktu 4 tahun terakhir. Dapat kita lihat bahwa, sebanyak
55.12 % para lulusan telah terserap di dunia kerja yang ditandai dengan sudah
mendapatkan pekerjaan dan sudah bekerja pada perusahaan tertentu sebanyak
113 lulusan. Dengan begitu, daya serap lulusan di dunia kerja sudah cukup
baik. Namun, tidak seluruh lulusan menginginkan untuk langsung bekerja di
dunia kerja, tetapi adapula yang memilih untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi atau kuliah dengan persentase sebanyak 25.85% atau 53
lulusan. Selain bekerja dan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, para
lulusan sampai saat ini ternyata masih ada yang belum memiliki pekerjaan
selama kurun waktu 4 tahun terakhir ini yang dicirikan dengan persentase
19.03 % atau sebanyak 39 lulusan.
Ditandai dengan persentase 55.12% bagi lulusan yang telah terserap
dunia kerja, telah membuktikan bahwa daya serap lulusan prodi
ketenagalistrikan ini sangat tinggi setiap tahunnya. Walaupun demikian, hal
tersebut belum dapat membuktikan apakah daya serap lulusan yang sudah
bekerja tersebut relevan dengan kompetensi keahlian pada kurikulum
sekarang sedang mereka tekuni. Berdasarkan pada rincian data daya serap
lulusan yang diperoleh dari bidang hubungan industri SMKN 4 Bandung pada
saat studi pendahuluan(Senin, 23 Juli 2014)jika dilihat dari keseluruhan
jumlah lulusan yang bekerja, permasalahannya adalah meskipun persentase
lulusan yang bekerja sangat baik,namun para alumni yang lulus dan masuk
dunia kerja itu tidak semuanya masuk dalam dunia ketenagalistrikan, serta
tidak sedikit para lulusan yang bekerja itu tidak sesuai dengan bidangnya.
Selain daripada itu selama peneliti melakukan kegiatan program pengalaman
lapangan selama 4 bulan mulai dari 29 Februari s/d 7 Juni 2014 di SMKN 4
Bandung, dimana setelah melakukan pengamatan dalam proses pendidikan
yang berlangsung selama di sekolah siswa lebih banyak mempelajari teori
dibanding dengan pembelajaran praktek pada kompetensi keahlian yang harus
mereka miliki sesuai dengan bidang kejuruannya yang nantinya akan
diterapkan di dunia kerja. Selama alumni belajar di sekolah mereka telah
banyak dibekali keterampilan dalam keahlian ketenagalistrikan yang nantinya
akan dapat bermanfaat dalam dunia kerja. Namun keahlian yang didapat di
sekolah belum mampu mendukung kompetensinya di dunia kerja. Walaupun
dari data yang didapat para alumni telah banyak terserap di dunia kerja,
namun apakah alumni sudah siap pakai dalam bekerja atau justru mereka baru
hanya siap kerja saja.
Sehingga dari asumsi tersebut, perlu adanya suatu pengkajian mengenai
relevansi antara program studi dengan dunia kerja agar sekolah berupaya
untuk menyesuaikan program pendidikannya dengan perkembangan
kebutuhan dunia kerja khususnya pada prodi ketenagalistrikan yang fokus
pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Salah satu tahapan yang dapat dilakukan dalam rangka mengetahui
relevansi antara lulusan SMKN 4 Bandung dengan dunia kerja adalah melalui
tracer study. Tracer study ini, dapat mengukur dan melacak para lulusan
SMKN 4 Bandung khususnya pada program keahlian Ketenagalistrikan
kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik sehingga dapat diketahui
Ketenagalistrikan. Profil lulusan ini setidaknya meliputi masa tunggu lulusan
dan jenis pekerjaan beserta jabatannya.
Menurut Harald Schomburg (2003:11) yang diterjemahkan oleh
Soemantri, dkk (2010:04) mendefiniskan bahwa
Tracer Study merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi
pendidikan tinggi memperoleh informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan aktivitas untuk penyempurnaan di masa mendatang.
Informasi yang diberikan oleh lulusan yang berhasil dalam profesinya
sangat diperlukan misalnya informasi tentang pengetahuan dan penampilan
yang relevan (hubungan antara pengetahuan terhadap keterampilan dan
tuntutan pekerjaan, area pekerjaan, posisi profesi). Selain itu, para lulusan
dapat juga diminta untuk menilai kondisi studi yang mereka alami selama
mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Tracer Study dapat juga
digunakan sebagai kegiatan mencari informasi tentang kebutuhan stakeholder
terhadap alumni. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan
informasi dan masukan yang relevan dari lulusan terkait dengan “learning dan working experience” yang dialami oleh lulusan guna pengembangan kurikulum pembelajaran yang diselenggarakan di SMK terutama terkait
dengan program pendidikan sistem ganda (PSG) yang memanfaatkan dua
tempat belajar sekaligus yakni di sekolah dan di dunia usaha/industri (DU/DI)
yang menjadi salah satu program pendidikan kejuruan untuk menyelaraskan
antara lulusan SMK dengan lapangan kerja.
Lebih lanjutnya Harald Schomburg (2003) mengemukakan bahwa tujuan
utama dari kegiatan Tracer Study adalah untuk mengetahui/mengidentifikasi
kualitas lulusan di dunia kerja, sedangkan tujuan khusus Tracer Study adalah
: 1) Mengidentifikasi profil kompetensi dan keterampilan lulusan. 2)
Mengetahui relevansi dari pelaksanaan kurikulum yang telah diterapkan di
lembaga pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pengembangan
dari kurikulum dan studi di jurusan sebagai pengembangan keilmuan. 4)
Sebagai kontribusi dalam proses akreditasi jurusan.
Oleh karena itu, berdasarkan pada permasalahan tersebut peneliti tertarik
untuk menelti lebih lanjut mengenai “Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja”.
B. Fokus Penelitian
Fokus permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
relevansi antara program studi ketenagalistrikan dengan dunia kerja pada
lulusan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri
4 Bandung. Secara konseptual relevansi yang dimaksud disini adalah
hubungan atau keterkaitan antara program studi dengan dunia kerja.
Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1) Bagaimana profil lulusan pada Program Studi Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 4
Bandung di dunia kerja ?
2) Bagaimana kesesuaian kompetensi lulusan pada Keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik dengan jenis pekerjaan di dunia kerja ?
3) Bagaimana kendala/kesulitan yang dihadapi lulusan di Dunia Kerja ?
4) Bagaimana harapan lulusan (alumni) Prodi Ketenagalistrikan pada
Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam
melakukan penelitian studi relevansi antara program studi ketenagalistrikan
dengan dunia kerja. Adapun tujuan tersebut sebagai berikut :
1) Memperoleh gambaran yang jelas mengenai profil lulusan pada
Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik
2) Mengetahui gambaran yang jelas megenai kesesuaian kompetensi
lulusan pada Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dengan jenis
pekerjaan di dunia kerja.
3) Mengetahui gambaran yang jelas mengenai
kendala-kendala/kesulitan-kesulitan yang dihadapi lulusan di Dunia Kerja.
4) Mengetahui gambaran yang jelas mengenai harapan lulusan (alumni)
Prodi Ketenagalistrikan pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik dalam rangka pengembangan kurikulum.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas
dan mendalam mengenai relevansi antara program studi ketenagalistrikan
dengan dunia kerja pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
di SMK Negeri 4 Bandung. Secara lebih rinci, adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian ini diantaranya :
1) Melalui penelitian ini diharapkan akan menambah kajian keilmuan
yang bermanfaat bagi pengembang ilmu yang terkait dengan program
sekolah kejuruan khususnya bidang garapan administrasi pendidikan.
2) Bagi pihak sekolah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan bagi pengembangan dan peningkatan
mutu sekolah khususnya mengenai pengembangan kurikulum serta
pentingnya mengetahui dan meningkatkan relevansi antara
kompetensi lulusan yang sudah bekerja di dunia kerja agar kompetensi
yang diterapkan di sekolah dapat sesuai dengan kebutuhan di lapangan
kerja.
3) Bagi peneliti sendiri supaya hasil penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan yang lebih dalam serta memahami ilmu
administrasi pendidikan khususnya dalam hal pengembangan
E. Struktur Organis Skripsi
Bab I Pendahuluan. Membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
juga struktur organis penulisan skripsi.
Bab II Kajian Pustaka. Pada bab II ini dibahas mengenai beberapa konsep dan teori mengenai pendidikan dan pembangunan, dan relevansi
lulusan SMK dengan dunia kerja. Serta dibahas pula mengenai penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kemudian dibahas pula
mengenai kerangka pemikiran penelitian dan juga hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian. Pada Bab III ini dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data sampai
pada analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab IV ini menguraikan dua hal yang utama yakni pertama hasil penelitian. Hasil penelitian ini
merupakan temuan-temuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian. Kedua yakni menguraikan tentang pembahasan hasil
penelitian yang mencakup pembahasan temuan-temuan dari penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan ini berisikan poin utama dari hasil temuan penelitian dan rekomendasi berisikan berbagai masukan dan
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya suatu penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh data dan fakta mengenai permasalahan
yang akan diteliti dan menjadi bagian dari tujuan penelitian. Lokasi atau
tempat dilakukannya penelitian ini yakni di Sekolah Menengah Kejuruan 4
Bandung yang berlokasi di Jl. Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung pada
prodi ketenagalistrikan serta perusahaan tempat bekerja yang banyak
menyerap lulusan program studi ketenagalistrikan khususnya kompetensi
keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Hal tersebut berkaitan dengan kajian penelitian terkait dengan program
studi ketenagalistrikan yang menjadi jurusan paling lama berdiri yang
telah menghasilkan lulusan-lulusan yang sudah relatif banyak bekerja di
dunia kerja. Selain daripada itu, yang menjadi dasar pemilihan tempat di
SMKN 4 Bandung ini dikarenakan peneliti memanfaatkan kesempatan
dalam melaksanakan kegiatan program pelatihan lapangan yang sekaligus
melakukan penelitian.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:90). Dengan demikian populasi ini begitu sangat penting dalam
melakukan penelitian, dimana populasi penelitian ini harus didasarkan
pada pokok permasalahan dan instrumen pengumpulan data yang peneliti
gunakan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi permasalahan pokoknya adalah
seberapa besar relevansi antara program studi ketenagalistrikan dengan
memiliki jurusan ketenagalistrikan paling lama berdiri di Kota Bandung
yang telah menghasilkan lulusan yang ahli dalam bidang kelistrikan
khususnya pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang
lulus pada tahun 2010 s.d 2013 yang seluruhnya berjumlah 113 orang yang
sudah bekerja.
Berikut dibawah ini adalah gambaran jumlah populasi berdasarkan
tahun lulus dan lulusan yang sudah bekerja pada lulusan program studi
ketenagalistrikan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Tahun Lulus Jumlah Lulusan
1. 2010 18
*(Sumber : BKK SMKN 4 Bandung, 2014)
3. Sampel
Dalam mempermudah melakukan penelitian, maka perlu adanya sampel
penelitian yang menjadi bagian populasi yang dapat mewakili keseluruhan
populasi tersebut (representatif). Oleh karena itu, peneliti menggunakan
sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2011:91).
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
teknik probability sampling, sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono
(2011:92), bahwa :
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple
menjadi objek penelitian ini yakni dengan menggunakan rumus menurut
Akdon dan Sahlan dalam Riduan (2007) , sebagai berikut :
1
Maka, berdasarkan pada rumus tersebut dapat menghasilkan
perhitungan untuk sample penelitian sebagai berikut :
53
Dengan demikian, berdasarkan pada perhitungan sampel tersebut dapat
diperoleh jumlah sampel yang diambil dari seluruh populasi adalah
sebanyak 53 orang lulusan. Setelah diperoleh jumlah sampel secara
keseluruhan, maka untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari
masing-masing lulusan pada tahun lulusan tertentu agar proporsional,
maka untuk selanjutnya dilakukan perhitungan dengan cara stratifikasi
atau penggolongan yang menggunakan rumus Proportionate Stratified
Random Sampling atau rumus alokasi proporsional menurut Sugiyono,
(2011:93) sebagai berikut :
pada tabel dibawah ini :
Keterangan: N = ukuran populasi
n = ukuran sampel minimal d = presisi yang ditetapkan yaitu
sebesar 10% 1 = angka konstan
Keterangan:
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum
Distribusi Sampel Penelitian
Desain penelitian ini berfungsi sebagai suatu rancangan penelitian yang
merupakan bagian dari perencanaan yang dilakukan oleh peneliti agar
penelitian yang dilakukan dapat terarah. Berdasarkan pada konteks dan
kondisi masalah yang sudah dijelaskan, maka penelitian ini dilakukan secara
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Dalam menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka peneliti harus
memiliki keterampilan dalam melaksanakan penelitian. Untuk menerapkan
metode ilmiah dalam praktek penelitian maka diperlukan suatu desain
penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya
penelitian yang akan dikerjakan (Nazir, 1999:99)
Desain penelitian ini merupakan keseluruhan proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam arti yang lebih sempit,
desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja.
Namun, dalam arti yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses
berikut ini :
c) Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan,luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji;
d) Membangun penyelidikan atau percobaan;
e) Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel;
f) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan; g) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data; h) Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing;
i) Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistic untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik; dan
j) Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam temuan, serta menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Mengacu pada pemaparan diatas, maka peneliti mencoba untuk membuat
gambarandesain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1) Melakukan studi pendahuluan di lapangan mengenai daya serap lulusan
(alumni) program studi ketenagalistrikan pada kompetensi keahlian
teknik instalasi tenaga listrik;
2) Mengidentifikasi masalah penelitian berdasarkan munculnya
kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan;
3) Menentukan rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian;
4) Merumuskan metodologi penelitan melalui tracer study (studi
penelusuran) yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, kemudian ditentukan sampel penelitian dengan
menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling;
5) Menyusun instrumen penelitian dengan menggunakan angket dan studi
dokumentasi sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian
setelah itu dilakukan penyebaran angket secara online melalui e-mail
kepada para lulusan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik;
6) Selanjutnya data yang sudah terkumpul, dihitung secara statistik
melalui analisis deskriptif; dan
Berdasarkan pada permasalahan penelitian yang diteliti melalui studi
penelusuran (tracer study), maka metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiono,
2011:11). Metode penelitian deskriptif ini menurut Mohamad Ali (1985:120)
digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dalam penelitian ini, untuk
mengetahui lebih jelas gambaran mengenai relevansi antara program studi
dengan dunia kerja maka peneliti melakukannya secara deskriptif agar
informasi yang diperoleh menjadi lebih signifikan dengan masalah yang
dihadapi saat sekarang. Sedangkan, untuk mendukung metode tersebut agar
diperoleh informasi dan data yang valid, peneliti melakukan pendekatan
secara kuantitatif. Menurut Nana Syaodih (2010:60), pendekatan kuantitatif
yang bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang diteliti (preliminary
study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah yang kemudian
dilakukan melalui penyebaran angket dengan menggunakan studi
penelusuran. Dengan demikian melalui metode dan pendekatan tersebut,
dapat memberikan gambaran informasi yang jelas sesuai dengan tujuan
penelitian yakni 1) Bagaimana profil lulusan pada Program Studi
Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK
Negeri 4 Bandung di dunia kerja ?, 2) Bagaimana kesesuaian kompetensi
lulusan pada Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dengan jenis pekerjaan
di dunia kerja ?, 3) Bagaimana kendala/kesulitan yang dihadapi lulusan di
Dunia Kerja ?, dan 4) Bagaimana harapan dan saran lulusan (alumni) Prodi
Ketenagalistrikan pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 1999:152).
Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana
variabel atau konstrak tersebut diukur. Dalam definisi operasional ini,
menggambarkan tentang kondisi atau situasi terkait dengan variabel yang
dikaji di lapangan. Dalam konsep definisi operasional, menurut Nazir (1999)
terdapat tiga pola dalam memberikan definisi operasional terhadap suatu
variabel, diantaranya :
1) Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan;
2) Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefinisikan; dan
3) Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.
Dengan demikian, untuk menghindari persepsi yang beragam terhadap
maksud dari variabel-variabel yang diteliti, maka peneliti mencoba untuk
mendefinisikan variabel-variabel dalam penelitian ini berdasarkan pada kajian
secara operasionalnya sebagai berikut :
1) Program Studi
Dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman
pengembangan kurikulum, dijelaskan bahwa program studi adalah
sebagai kesatuan rencana belajar yang digunakan untuk pedoman
penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu
kurikulum serta ditujukan agar siswa dapat menguasai pengetahuan,
keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. Dalam hal
ini, program studi yang menjadi fokus kajian adalah program studi
ketenagalistrikan khususnya pada kompetensi keahlian Teknik
Menurut Stephen Robbin (2008:38) dikemukakan bahwa
kompetensi adalah kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Sedangkan lulusan adalah para individu yang dinilai telah selesai
mengerjakan studi tertentu pada lembaga pendidikan tertentu. Sejalan
dengan pengertian diatas, dalam Permen RI Nomor 19 Tahun 2005
mengenai Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa
kompetensi lulusan adalah kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Dengan demikian, mengingat penelitian ini dilakukan pada jenjang
pendidikan menengah yakni sekolah menengah kejuruan dan mengacu
pada definisi diatas, maka yang dimaksud dengan kompetensi lulusan
pada satuan pendidikan menengah kejuruan adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seorang individu untuk mengerjakan suatu pekerjaan
tertentu yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan maupun yang
melanjutkan bekerja di dunia kerja khususnya pada program studi
ketenagalistrikan khususnya pada kompetensi keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik.
3) Dunia Kerja
Dalam kata dunia kerja, dunia yang dimaksud adalah lingkungan
atau lapangan kehidupan sedangkan makna daripada kerja adalah
pekerjaan yaitu sesuatu yang dilakukan di sebuah perusahaan atau
tempat usaha dengan mendapatkan upah dan kompensasi lain sebagai
wujud balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan. Dengan
oleh para individu.
Sehingga yang dimaksud dunia kerja dalam penelitian ini adalah
perusahaan maupun tempat usaha yang didalamnya terdapat para
lulusan-lulusan SMK Negeri 4 Bandung yang bekerja sesuai dengan
program studi ketenagalistrikan dengan kompetensi keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik.
4) Relevansi Antara Program Studi dengan Dunia Kerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bahwa relevansi
berarti kaitan atau hubungan. Sedangkan relevansi dalam penelitian
ini adalah keterkaitan atau hubungan antara lulusan SMK dengan
kebutuhan dunia kerja adalah adanya tingkat kesesuaian antara
program studi dengan dunia kerja.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian,
diantaranya :
1)Kuesioner/Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk menjawabnya. Berdasarkan pada permasalahan
yang diteliti yakni menelusuri relevansi antara para lulusan program studi
ketenagalistrikan dengan dunia kerja melalui pendekatan kuantitatif,
maka peneliti memerlukan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan angket atau kuesioner terbuka dengan studi penelusuran.
Hal tersebut dilakukan untuk mengukur sejauh mana relevansi antara
program studi ketenagalistrikan dengan dunia kerja. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
dilakukan proses penyebaran angket yang dilakukan melalui jejaring
sosial seperti facebook dan e-mail. Pada awalnya peneliti menelusuri
terlebih dahulu data yang terkait dengan daya serap lulusan prodi
ketenagalistrikan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
pada bidang Hubungan Industri di SMKN 4 Bandung. Kegiatan tersebut
berhubungan juga dengan tempat para lulusan bekerja serta tahun
kelulusannya. Setelah diketahui mengenai data yang diperlukan maka
peneliti menelusuri melalui facebook terkait identitas responden (lulusan)
yang bertujuan mengkonfirmasi kesediaan para lulusan yang kemudian
angket disebar melalui e-mail masing-masing responden. Langkah seperti
ini dilakukan, mengingat lokasi atau jarak antara peneliti dan responden
yang jauh.
2)Studi Dokumentasi
Teknik studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam kegiatan studi
dokumentasi ini, peneliti melakukan pencarian data serta mempelajarinya
untuk melengkapi kelengkapan data yang diperlukan di sekolah yang
sifatnya tidak rahasia. Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dipilih
yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
Informasi yang berupa dokumentatif ini sangat bermanfaat untuk
menyajikan dan memperoleh gambaran secara mendalam dalam
memahami informasi-informasi verbal dari berbagai fenomena yang
berhasil direkam oleh peneliti. Pada penelitian ini, studi dokumentasi
digunakan untuk mengungkapkan data berupa :
a) Struktur Kurikulum Program Studi Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik;
b) Profil Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian
tahun 2010,2011,2012 dan 2013; dan
d) Standar Kompetensi Program Studi Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam, maka harus ada alat ukur yang baik.
(Sugiyono, 2010:148-149). Oleh karena itu, alat ukur yang sering digunakan
dalam penelitian biasanya disebut dengan instrumen penelitian. Jadi,
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati, dimana fenomena ini disebut
dengan variabel penelitian. Jumlah instrumen penelitian yang disusun
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk
diteliti.
Mengingat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tracer
study atau studi penelusuran, maka instrumen dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner yang mengungkap data responden tentang profil
lulusan. Untuk menyusun angket yang baik, maka peneliti perlu melakukan
survei awal terlebih dahulu ke lapangan untuk memperoleh gambaran umum
mengenai beragam data yang mungkin diperlukan dan dikumpulkan dalam
penelitian dan perlu dimasukkan dalam pertanyaan kuesioner atau angket
(Azwar, 2007:101).
Selain itu, instrumen penelitian yang digunakan adalah untuk
memperoleh data yang valid maka peneliti pun melakukan survey terutama
dalam memperoleh data mengenai kurikulum yang diterapkan pada prodi
ketenagalistrikan dan kompetensi keahlian yang diajarkan. Angket yang
digunakan berupa angket terbuka yang didalamnya terdapat 4 (empat)
alternatif jawaban. Dalam angket tersebut, peneliti memberikan bobot untuk
setiap item pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, dimana responden
akan diminta menyatakan penguasaan kompetensi terhadap isi pertanyaan dan
Penguasaan Kompetensi Kejuruan
Penilaian terhadap Lembaga (sekolah) SM : Sangat Menguasai SB : Sangat Baik
M : Menguasai B : Baik
KM : Kurang Menguasai KB : Kurang Baik TM : Tidak Menguasai TB : Tidak Baik
Setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda. Pemberian skor
untuk setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria pertanyaan.
Berikut pemberian skor untuk tiap-tiap item pertanyaan :
Tabel 3.4 Skor Item per Kategori Jawaban
No. Alternatif Jawaban Skor Item
1. Sangat Menguasai/Sangat Baik 4
2. Menguasai/Baik 3
3. Kurang Menguasai/Kurang Baik 2
4. Tidak Menguasai/Tidak Baik 1
Dalam penelitian ini instrumen angket digunakan untuk mengukur
tingkat penguasaan kompetensi lulusan di dunia kerja pada kompetensi
keahlian teknik instalasi tenaga listrik serta untuk mengetahui serta mengukur
penilaian lulusan terhadap lembaga.Langkah dalam menyusun instrument ini
yakni dengan menjabarkan variabel-variabel penelitian berdasarkan pada
kajian teori dan menghasilkan butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu disusun terlebih dahulu
kisi-kisi instrumen sebagai pedoman dalam penyusunan instrumen penelitian,
Relevansi Prodi ketenagalistrikan dengan Dunia Kerja
No. Fokus Penelitian Deskripsi Indikator
(Hal-Hal yang Diteliti) No. Item
1. Profil Lulusan
Profil lulusan ini merupakan gambaran kondisi lulusan kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik. Melalui profil lulusan ini dapat diketahui terkait informasi mengenai identitas lulusan, masa tunggu lulusan dalam bekerja dan jenis serta jabatan pekerjaan lulusan di dunia kerja yang akan menggambarkan informasi tentang kondisi di dunia kerja
Identitas Lulusan
Kesesuaian kompetensi ini merupakan gambaran relevansi antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan kompetensi di dunia kerja dimana para lulusan ini sebagai representatif dari dunia kerja itu sendiri. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pada pasal 35 ayat (1) bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Kompetensi yang dimiliki oleh para lulusan ini merupakan kemampuannya dalam melaksanakan atau melakukan pekerjaannya yang dilandasi dengan keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. Kemudian kompetensi yang harus dimilikinya tersebut merupakan kompetensi lulusan yang terdiri dari kompetensi keahlian teknik
ditetapkan tersebut terdapat 2 jenis kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kompetensi dasar dan kompetensi kejuruan. Selain itu, dalam upaya meningkatkan kompetensi lulusan di dunia kerja, perlu di dukung melalui peran sekolah dalam menyediakan layanan proses pembelajaran selama belajar di bangku sekolah. Dengan demikian perlu penilaian dari lulusan mengenai layanan proses pembelajaran yang mendukung peningkatan kompetensi siswa di dunia kerja yang meliputi tenaga pengajar, fasilitas, bursa kerja khusus, dan prakerin selama di sekolah agar menjadi masukan bagi pengembangan kompetensi siswa. menghadapi masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam bekerja, senantiasa akan dapat teratasi melalui berbagai alternatif pemecahan masalah.
Jenis Kesulitan/Kendala 1
Pemecahan Masalah 2
4 Harapan Lulusan terhadap Lembaga
Harapan ini merupakan suatu bentuk keinginan maupun kebutuhan yang dirasakan oleh para lulusan yang mewakili dunia kerja, yang dirasa perlu untuk dijadikan masukan bagi pengembangan sekolah dalam meningkatkan kompetensi siswa khususnya pada kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik.
Pelatihan 1
G. Teknik Analisis Data
Mengingat penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, dimana peneliti
bermaksud untuk memaparkan relevansi antara program studi
ketenagalistrikan khususnya kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik dengan dunia kerja. Sehingga untuk menjelaskan permasalahan
penelitian ini, maka analisa data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif
dengan menggunakan pengukuran tendensi sentral. Instrumen yang berupa
angket ini dilakukan analisis deskriptif sebagai berikut :
a. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah suatu keadaan yang menggambarkan
bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan
angka itu, telah tersalur, terbagi atau terpencar (Hariyadi, 2009:19).
Distribusi frekuensi ini dapat disajikan dalam sebuah tabel yang disebut
tabel frekuensi. Adapun langkah-langkah dalam penyusunannya yakni
sebagai berikut :
1) Menyusun data dari yang terkecil sampai pada data terbesar
2) Menentukan rentang atau Range (R)
Range ini dapat diketahui dengan jalan mengurangi data tertinggi
(Highest Score = H) dengan data terendah (Lowest Score = L).
Perhitungan range ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
R = Range yang dicari
H = Skor atau nilai tertinggi
L = Skor atau nilai tertendah
3) Menentukan Interval Kelas (K)
Dalam menghitung interval kelas ini dapat menggunakan aturan
Sturgess, seperti berikut :
Keterangan :
K = Interval Kelas
n = Banyaknya Data
4) Menentukan Panjang Interval Kelas (P)
Dalam menentukan panjang interval kelas ini dapat dicari melalui
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Panjang interval kelas
R = Range
K = Interval Kelas
b. Pengukuran Gejala Pusat (Tendensi Sentral)
Pengukuran gejala pusat ini digunakan untuk menjaring data yang
menunjukkan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar.
Pengukuran gejala pusat meliputi Mean (M), Median (Me), dan Modus
(Mo). Perhitungan gejala pusat ini menggunakan perhitungan data
tunggal karena frekuensi data yang dihasilkan jumlahnya sedikit.
1. Rerata atau Mean (M)
Rerata atau Mean (M) adalah jumlah dari keseluruhan data (bilangan)
yang ada, dibagi dengan banyaknya angka (bilangan) itu. Mean
dihitung dengan rumus sebagai berikut : K = 1 + 3,3 log n
P = R K
M = Mean (Rata-Rata)
f = frekuensi
X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)
2. Median (Me)
Median adalah suatu nilai atau suatu angka yang membagi suatu
distribusi data kedalam dua bagian yang sama besar, atau dengan kata
lain median adalah nilai atau angka yang diatas nilai atau angka
tersebut terdapat ½ N dan dibawahnya juga terdapat ½ N (Sudjino,
2006:93). rumus perhitungan median adalah :
Keterangan :
Me = Median
N = Jumlah data
3. Modus (Mo)
Modus adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling
banyak, atau dengan kata lain skor atau nilai yang memiliki frekuensi
maksimal dalam distribusi data (Sudjino, 2006:150).
c. Pengukuran Penyimpangan atau Penyebaran Data
Pengukuran penyimpangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tinggi rendahnya perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya.
Pengukuran penyimpangan meliputi Rentang Nilai (Range) dan Standar
Deviasi (Standart Deviation). Untuk Standar Deviasi (SD) dapat
SD = Standar Deviasi
Ʃfx2 = Jumlah perkalian frekuensi dengan deviasi standar setelah dikuadratkan dari masing-masing interval
N = Banyaknya data
d. Interpretasi Data Penilaian
Interpretasi data penilaian merupakan analisis terakhir guna menarik
kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hasil
pengukuran secara statistik deskriptif. Menurut Djemari Mardapi
(2008:123) harga rerata dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Interpretasi data penilaian kategori kompetensi lulusan dan kategori penilaian lulusan terhadap lembaga (sekolah)
No. Kecenderungan Kategori
1. x > + 1.SBx Sangat Menguasai/Sangat Baik
2. + 1.SBx > x > Menguasai/Baik
3. > x > - 1.SBx Kurang Menguasai/Kurang Baik
4. x < - 1.SBx Tidak Menguasai/Tidak Baik
Keterangan :
= Rerata Skor
SBx = Simpangan Baku skor keseluruhan siswa
x = skor keseluruhan N
fx SD
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Profil lulusan pada Program Studi Ketenagalistrikan Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 4 Bandung di dunia kerja.
Lama waktu tunggu alumni dalam mendapatkan pekerjaan yang saat ini
tidak terlalu lama untuk menganggur setelah lulus dari SMK, lulusan
langsung dapat bekerja kurang dari 1 tahun. Karena masa tunggu yang
paling lama dalam mendapatkan pekerjaan adalah lebih dari 3 tahun. Waktu
selama lebih dari 3 tahun tersebut yang dimaksud oleh alumni tersebut
sebenarnya telah mereka pakai dengan berbagai usaha mencari pekerjaan
lainnya yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Selain itu, jenis
pekerjaan yang ditekuni oleh alumni sudah sesuai dengan latar belakang
kompetensi keahliannya, dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
para lulusan yang didominasi oleh lulusan yang bekerja sebagai teknisi
listrik di setiap lembaga, tempat lulusan bekerja. Sehingga jenis pekerjaan
yang dijalani oleh lulusan sesuai dengan latar belakang kompetensi keahlian
yang mereka miliki di SMK. Hanya terdapat 3 orang lulusan yang bekerja
tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya.
2. Kesesuaian kompetensi lulusan pada Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di dunia kerja.
Terjadi kesesuaian antara kompetensi dengan bidang pekerjaan yang
ditekuni alumni yang dinyatakan dengan kemampuan penguasaan
kompetensi kejuruan lulusan di dunia kerja, dimana dari 53 lulusan
sebanyak 32 lulusan (alumni)dalam kategori sangat menguasaiyang artinya
bahwa penguasaan kompetensi lulusan (alumni) pada kompetensi keahlian
teknik instalasi tenaga listrik di dunia kerja dikategorikan sangat tinggi dan
sebanyak 3lulusan kurang menguasai kompetensi keahliannya di dunia
lembaga (sekolah), layanan pembelajaran yang disediakan oleh sekolah
dinilai sangat baikkarena telah memenuhi kebutuhan siswa sebagai
pelanggan internal sekolah dengan persentase 64.15%. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan penguasaan kompetensi yang sangat baik tersebut telah
didukung dengan layanan pembelajaran yang disediakan dengan sangat baik
oleh sekolah dalam hal tenaga pengajar, fasilitas, layanan bursa kerja khusus
dan kegiatan prakerin yang mendukung.
3. Kendala/kesulitan yang dihadapi lulusan di Dunia Kerja.
Selama ini kendala yang dihadapi para alumni adalah dengan lingkungan
pekerjaan itu sendiri yangdiantaranya 1) kesulitan dalam beradaptasi dengan
lingkungan kerja, 2) kesulitan dengan kondisi atau lingkungan pekerjaan
yang cukup berbahaya dan 3) kesulitannya karena pekerjaan yang tidak
sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki. Adapun solusi yang kerap
dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut diantaranya 1) bertanya kepada
rekan kerja yang lebih senior dan rekan kerja sejawat, 2) meminta bantuan
kepada yang lebih pengalaman, 3) melakukannya melalui bekerja secara tim
dengan rekan kerja, 4) melakukan komunikasi secara intensif dengan atasan,
dan 5) mengatasi permasalahannya sendiri dengan
keterampilan,pengetahuan dan kemampuannya sendiri.
4. Harapan lulusan (alumni) Prodi Ketenagalistrikan pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dalam rangka pengembangan kurikulum.
Bentuk harapan yang diinginkan oleh alumni lebih ditekankan pada
adanya pelatihan untuk mengasah keterampilannya di dunia kerja karena
walaupun pekerjaan yang ditekuni saat ini relevan, namun mereka masih
memerlukan pelatihan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaannya.
Bentuk harapan yang diinginkan alumni diantaranya 1) adanya bentuk
pelatihan ketenagalistrikan bagi siswa, 2) adanya jenis pelatihan life skill
jaringan penyediaan dan penyaluran tenaga kerja, serta 4) para lulusan
mengaharapkan juga sesuatu yang lain seperti adanya komunitas bersama
seluruh alumni dengan membentuk suatu perkumpulan sebagai sarana untuk
berbagi pengalaman terkait pekerjaannya, serta harapan yang besar adalah
adanya perbaikan fasilitas pembelajaran serta menciptakan kegiatan rutin
untuk melakukan uji coba (eksperimen) sesuai dengan bidang keahliannya
tentang ketenagalistrikan. Sehingga harapan yang diperlukan oleh lulusan
adalah harapan dalam bentuk Jenis Pelatihan Ketenagalistrikan yang
dibutuhkan di dunia kerja yang dapat diterapkan pada siswa Kompetensi
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan pelatihan yang berkaitan
dengan hardskill dan softskill.
B.Saran
Berdasarkan pada temuan yang diperoleh peneliti terhadap 4 (empat) fokus
penelitian, maka adapun beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan
masukan bagi pihak sekolah sebagai upaya untuk lebih mengembangkan
kompetensi siswa pada kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrikagar
relevan dengan kebutuhan dunia kerja, diantaranya :
1. Dilihat dari hasil profil lulusan yang diperoleh, dimana kondisi lulusan saat
ini sudah sangat relevan dengan kondisi di dunia kerja maka pihak sekolah
sebaiknya mampu untuk mempertahankannya dengan melakukan suatu
upaya peningkatan kerjasama antara sekolah dengan dunia industri agar
keterserapan lulusan di dunia kerja semakin lebih mudah, sehingga ketika
lulus mereka langsung dapat bekerja. Selain itu adanya upaya perbaikan
dalam hal pengembangan program pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah dengan memanfaatkan masukan-masukan yang diperoleh dari para
alumninya yang sudah bekerja di dunia usaha/dunia industri, karena alumni
dinilai lebih mengetahui kondisi lapangan kerja saat ini di dunia kerja.
2. Melalui hasil daripenguasaan kompetensi lulusan di dunia kerja yang sudah
sangat menguasai yang artinya penguasaan kompetensi lulusan tersebut