PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK
TUBUH DAN MASSA OTOT
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh
Reshandi Nugraha 1303147
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK
TUBUH DAN MASSA OTOT
Oleh
Reshandi Nugraha
1303147
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd) pada program studi Pendidikan Olahraga SPs UPI
Bandung
© Reshandi Nugraha 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
RESHANDI NUGRAHA
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA
OTOT
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing
Dr. H. Yudha Munajat Saputra, M.Ed.
NIP. 196303121989011002 .
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Dr. Yudi Hendrayana, M.Kes. AIFO
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
ABSTRAK
RESHANDI NUGRAHA (2015). Pengaruh Metode Latihan beban Daya Tahan
Otot Sistem Set Terhadap Perubahan Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot. Tesis.
Program Studi Penididikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain The Nonequivalent Group Design. Populasi penelitian adalah semua anggota VIP Fitness Center, dengan sampel menggunakan teknik
Purposive Sampling dibagi menjadi dua kelompok yang berjumlah 60 orang
terdiri dari 30 orang wanita dan 30 orang pria. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat untuk mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot yaitu
Perfect Health. Data yang terkumpul dianalisis secara statistika menggunakan
SPSS 17.0 teknik analisis Paired sample t-test dan Independent Sample t-test dengan signifikansi α < 0.05. berdasarkan hasil analisis data, diperoleh angka signifikansi sebesar 0.000. karena nilai signifikansi jauh di bawah 0.05 maka H0
ditolak. Sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa metode latihan beban daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Selain itu, Metode latihan beban daya tahan otot sistem set lebih berpengaruh pada pria dibandingkan wanita terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa otot.
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
ABSTRACT
RESHANDI NUGRAHA (2015). The Effect Of Weight Training Muscle Endurance Sets System Method On Change Body Fat Levels and Muscle Mass. Thesis. Sports Education Program, School Of Postgraduate, Indonesian University Of Education.
The purpose of this study was to determine the effect of weight training muscle endurance sets system method to changes in body fat and muscle mass. The method used in this study is the experimental method with the nonequivalent control group design. The study population were all members of the VIP Fitness Center. The samples using purposive sampling techniques are divided into two groups of 60 people consisting into 30 women and 30 men. The research instrument used perfect health is a tool to measure body fat and muscle mass. Data collected was analyzed statistically using analysis techniques Paired Sample t-test Independent Sample t-test with significance α <0.05. based on the analysis of data, obtained figures significantly for 0.000. due to the significant value far below 0.05 then H0 is rejected. So at the 95% confidence level can be concluded that the muscle endurance exercise sets system method in women and men are equally effect the decrease in body fat and increase muscle mass. Furthermore, the muscle endurance exercise sets system method more influence on the men than women to decrease body fat and increase muscle mass.
Keywords : Weight Training Muscles Endurance, Sets System Method, Body Fat, and Muscle Mass.
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
E. Sistematika Organisasi Tesis ……… 12
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
10. Penelitian Yang Relevan ……… 38
B. Kerangka Pemikiran ………. 39
C. Hipotesis Penelitian ……….. 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 43
B. Partisipan ……… 43
C. Populasi dan Sampel ……….. 45
D. Instrumen Penelitian ……….. 45
E. Prosedur Penelitian ……… 48
F. Analisis Data ……….. 52
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 53
1. Deskripsi Data ……….. 53
2. Analisis Data Hasil Penelitian ………. 54
a. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot ………….. 54
b. Uji Homogenitas Kadar Lemak tubuh dan Massa Otot ………… 56
3. Hasil Uji Hipotesis ……… 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………. 69
B. Implikasi dan Rekomendasi ……… 69
DAFTAR PUSTAKA ……….. 71
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1.1. Grafik Rata-rata/Tahun Anggota VIP Fitness Center ………. 8
2.1. Struktur Otot Pada Manusia ……… 19
2.2. Jenis Kontraksi Otot ……….. 20
2.3. Jenis Obesitas ………. 24
3.1. The Nonequivalent Design ………. 43
3.2. Perfect Health ………. 46
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1. Data Survey Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Wanita ………. 8
1.2. Data Survey Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Pria ……….. 9
2.1. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT ……… 25
2.2. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Beban Dengan Mesin dan Bebas ... 28
3.1. Jumlah Sampel Representatif ……….. 44
3.2. Uji Validitas Instrumen Penelitian ……….. 47
3.3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……….. 48
3.4. Program Latihan Beban ………... 50
4.1. Deskripsi Data ……….. 53
4.2. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot ……….. 55
4.3. Uji Homogenitas Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot ……….. 57
4.4. Hasil Uji Paired Sample t-test Kadar Lemak Tubuh Wanita …………... 58
4.5. Hasil Uji Paired Sample t-test Kadar Lemak Tubuh Pria ……… 59
4.6. Hasil Uji Paired sample t-test Massa Otot Wanita ……….. 60
4.7. Hasil Uji Paired Sample t-test Massa Otot Pria ……… 60
4.8. Analisis Independent Sample t-test Kadar Lemak Tubuh ………. 62
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTR LAMPIRAN
Lampiran
Hal
1. Surat Keterangan Pembimbing Tesis ……….. 74
2. Surat Permohonan Izin Penelitian ………... 76
3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………... 77
4. Program Latihan Daya Tahan Otot Sistem Set ……… 78
5. Data Pretest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Wanita ……… 84
6. Data Pretest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Pria ………. 85
7. Data Posttest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Wanita ……….... 86
8. Data Posttest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Pria ………. 87
9. Uji Validitas Instrumen ………. 88
10. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……… 89
11. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh Wanita ………... 90
12. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh Pria ………. 91
13. Uji Normalitas Massa Otot Wanita ………... 92
14. Uji Normalitas Massa Otot Pria ……… 93
15. Uji Homogenitas Kadar Lemak Tubuh Wanita ……… 94
16. Uji Homogenitas Kadar Lemak Tubuh Pria ………. 95
17. Uji Homogenitas Massa Otot Wanita ………...96
18. Uji Homogenitas Massa Otot Pria ……… 97
19. Uii Paired Sampel t-tes Kadar Lemak Tubuh Wanita ……….. 98
20. Uji Paired Sampel t-tes Kadar Lemak Tubuh Pria ……….. 99
21. Uji Paired Sampel t-tes Massa Otot Wanita ………... 100
22. Uji Paired Sampel t-tes Massa Otot Pria ……… 101
23. Analisis Independent Sampel t-tes Kadar Lemak Tubuh ……… 102
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
25. Foto-foto Penelitian ……… 104
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latihan fisik untuk membentuk tubuh dengan memperbesar massa otot
sudah lama dikenal sekitar abad ke-5 SM, adalah Hercules sosok pahlawan gagah
dalam mitologi yunani yang melambangkan maskulinitas dan keperkasaan pria.
Bentuk pemuliaan terhadap bentuk fisik ideal dan simetris dalam kebudayaan dan
keseniaan Yunani tercermin dalam patung-patung Yunani klasik. Olimpiade kuno
yang digelar di Olimpia mempertandingkan olahraga gulat, tinju, dan atletik.
Merupakan bentuk budaya pemuliaan dan apresiasi terhadap bentuk tubuh ideal.
Istilah latihan beban atau weight training sekarang ini sering disebut
fitness. Secara umum fitness menurut Ade Rai (2009, hlm. 1) adalah:
Suatu kondisi tubuh yang sehat dan kuat, dan aktivitas fitness itu sendiri terdiri dari 3 elemen yang harus dilakukan secara teratur, yaitu: mengatur pola makan atau nutrisi, mengatur aktivitas sehari-hari termasuk pola latihan dan mengatur pola istirahat. Elemen ini saling berhubungan satu sama lain, apabila salah satu elemennya tidak terlaksana dengan baik maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan terwujud.
Banyak anggapan orang awam yang takut dengan latihan beban karena
tidak ingin memiliki badan yang kekar seperti binaraga. padahal Binaraga dapat
dikatakan aplikasi gaya hidup fitness yang tertinggi. Setiap orang memiliki pilihan
untuk mengaplikasikan gaya hidup fitness berdasarkan apa yang ingin dicapainya
tergantung pada kondisi tubuh, maupun kapasitasnya. Tidak semua orang harus
berorientasi pada binaraga untuk menjalakan gaya hidup fitness, tetapi semua
orang yang ingin berorientasi pada binaraga harus menempuh gaya hidup fitness.
Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa fitness tidak harus binaraga, tetapi jika
ingin binaraga maka harus fitness.
Menurut berbagai studi ilmiah dalam Adrian (2014, hlm. 16) banyak
manfaat untuk kesehatan yang didapat dengan latihan beban diantaranya:
2
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Meningkatkan profil hormon dan libido.
4. Meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit.
5. Mencegah dan mendukung terapi terhadap penyakit pembunuh terbesar manusia seperti: diabetes, stroke, penyakit jantung, dan kanker.
6. Meningkatkan performa atlit di berbagai cabang olahraga.
7. Memperlancar peredaran darah, nutrisi, dan oksigen ke seluruh tubuh.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa banyak sekali
manfaat yang bisa didapat dari berlatih beban. Sejalan dengan pendapat di atas
Harsono (1988, hlm. 185) mengungkapkan bahwa :
“Latihan beban adalah latihan-latihan yang sistematis di mana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti: memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga, dan sebagainya. Untuk mendapatkan komposisi otot yang maksimal di dalam tubuh maka latihan beban merupakan salah satu cara terbaik dalam proses merangsang pembentukan otot dan pembakaran lemak tubuh”.
Selain bagi atlet untuk menunjang kemampuan fisik dalam cabang
olahraga tertentu, latihan beban juga dapat dilakukan oleh masyarakat luas guna
untuk memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, pembentukan otot, dan pembakaran
lemak tubuh.
Latihan beban dapat dilakukan di fitness center ataupun di rumah. Di
kota-kota besar fitness center sudah semakin berkembang. Termasuk di kota
Bandung banyak terdapat fitness center, mulai dari fitness center yang dapat
dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah hingga fitness center yang
mampu dijangkau oleh masyarakat menengah ke atas. Hal tersebut sangat
memungkinkan semua lapisan ekonomi dapat melakukan aktivitas olahraga ini.
Semua kalangan mulai dari remaja hingga dewasa baik laki-laki maupun
perempuan berlatih di pusat kebugaran untuk memperoleh bentuk tubuh yang
diinginkan.
Menurut Harsono (1988, hlm. 177) : “ada 3 komponen fisik dalam latihan beban yaitu kekuatan, power, dan daya tahan”. Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan
(Harsono, 2001, hlm. 24). Seseorang yang mampu melakukan kerja lebih dari
3
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang lebih besar. Jika seseorang mampu melakukan bench press dengan beban
100 kilogram sebanyak satu kali pengulangan. Sedangkan satu orang yang
lainnya dapat melakukan bench press dengan beban yang sama sebanyak dua kali,
maka orang yang kedua memiliki kekuatan dua kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang kedua. Menurut Harsono (2001, hlm. 29) bahwa “jumlah repetisi untuk latihan kekuatan adalah 6 – 10 RM (Repetisi Maksimal)”.
Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kemampuan maksimal
dalam waktu yang amat singkat (Harsono, 2001, hlm. 24). Jadi power ini
perpaduan antara kekuatan dan kecepatan. Jika terdapat 2 orang masing-masing
mampu mengankat beban seberat 100 kg, akan tetapi seseorang yang dapat
mengangkat beban lebih cepat dari yang lainnya, maka orang tersebut memiliki
power lebih baik daripada orang yang mengangkat beban lebih lambat. Menurut
Harsono (2001, hlm. 29) bahwa “ jumlah repetisi untuk latihan power adalah 12
-15 RM.
Daya tahan otot adalah pengulangan kontraksi submaksimal atau masa
bertahan submaksimal (Sharkley, 2011, hlm.163). Latihan daya tahan otot sangat
cocok untuk mengurangi kadar lemak tubuh bagi penderita obesitas karena latihan
daya tahan otot dengan karakterisk hambatan rendah dan pengulangan tinggi
dapat meningkatkan enzim aerobik dan mitochondria, meningkatkan pembuluh
kapiler, dan menghasilkan kontraksi yang lebih efisien. Melalui latihan daya tahan
dapat meningkatkan enzim aerobik yang berarti tubuh menggunakan metabolisme
lemak pada mitochondria dan kapiler. Jalan aerobik yang efisien dapat
menyediakan lebih banyak energi dari lemak, sehingga menghemat glikogen otot
dan glukosa darah, yang dibutuhkan oleh sistem saraf (Sharkley 2011, hlm. 177). Menurut Harsono (2001, hlm. 29) bahwa “jumlah repetisi untuk latihan daya tahan otot adalah 20-25 RM.
Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya,
masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul
masalah gizi lebih. Kelebihan gizi yang dapat menimbulkan obesitas dapat terjadi
baik pada anak-anak hingga usia dewasa. Kecenderungan yang terjadi pada
4
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena dengan memiliki tubuh yang gemuk merupakan indikator untuk mengukur
kemakmuran, sehingga banyak orang berusaha menjadi gemuk, akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya kegemukan dapat menyebabkan terjadinya obesitas
yang selalu berhubungan dengan penyakit dan peningkatan resiko kematian.
Dikutip dari Times of India dalam (sidomi news, 2013, hlm. 1) setidaknya
ada 10 penyakit yang muncul dari kondisi seseorang yang mengalami kegemukan
atau obesitas:
1. Diabetes tipe 2. Banyak studi mengungkapkan obesitas berkaitan dengan
resiko diabetes. Bahkan, jika sudah kena penyakit ini maka bisa menjalar untuk mengalami komplikasi penyakit yang lebih serius. Misalnya serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, hingga kerusakan saraf yang berujung amputasi.
2. Serangan jantung. Lemak dalam tubuh bisa menutupi pembuluh darah jantung
dan menyumbatnya. Ini yang kemudian menyebabkan serangan jantung koroner.
3. Hipertensi. Orang gemuk cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini
bisa diatasi dengan mengurangi berat badan dan berolahraga.
4. Sleep apnea. Tandanya adalah sulit tidur nyenyak dan suka mengorok saat
tidur. Ini adalah gangguan pernafasan yang membuat jalan udara seakan berhenti beberapa kali kala terlelap. Sleep apne dikaitkan dengan kemunculan hipertensi, gagal jantung, dan penyakit lainnya.
5. Asam urat. Orang obesitas empat kali lebih berisiko mengalami asam urat atau
gout. Penyakit ini menyerang sendi yang diakibatkan tingginya kadar purin di daerah sendi. Sendi bisa bengkak, memerah, dan nyeri. Mengurangi berat badan bisa menjadi salah satu solusi.
6. Kolesterol tinggi. Kegemukan cenderung memicu tingginya kolesterol jahat
(LDL) ketimbang kolesterol baik (HDL). Banyaknya kolesterol jahat menjadi penyebab penyakit kardiovaskular dan stoke.
7. GERD atau refluks asam. Obesitas meningkatkan refluks karena lemak perut memberikan tekanan pada cincin otot yang ada di bawah kerongkongan. Ukuran tabung cincin ini sekitar 10 inci yang menghubungkan tenggorokan ke perut. Dalam kondisi tidak obesitas, fungsinya mencegah kembalinya asam lambung ke kerongkongan.
8. Osteoarthritis. Kelebihan berat badan menyebabkan sendi mengalami tekanan
berlebih untuk menopang tubuh. Akibatnya, dimungkinkan sendi mengalami osteoarthritis yang justru akan merusaknya dalam jangka panjang.
9. Kanker. Obesitas punya peran penting dalam pembentukan sel kanker secara
aktif. Dan, risiko kanker yang kerap ditemui pada tubuh gemuk adalah kanker usus, payudara, dan tenggorokan.
10.Gagal jantung. Peningkatan indeks massa tubuh dikaitkan dengan peningkatan
5
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saat ini obesitas telah menjadi masalah yang dihadapi seluruh negara di
dunia termasuk di Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Sedyaningsih dalam surat kabar kompas (dalam Nancy, hlm. 1) mengatakan
bahwa:
Angka kematian akibat penyakit tidak menular terus meningkat. Dari 41,7% (1995), naik menjadi 49,9% (2001), kemudian 59,5% (2007). Penyakit penyebab tertinggi adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Penyebabnya adalah perilaku hidup tidak sehat, pada tahun 2007 tercatat bahwa 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang mengkonsumsi buah dan sayur, 48,2% kurang melakukan aktivitas fisik.
Selain itu berdasarkan data dari WHO Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di
seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan
sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015,
diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di
antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun
adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat
badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada
perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10%
pada anak usia 5-17 tahun. (Depkes RI 2009, hlm. 3). Dari hasil riset tersebut
jumlah penderita obesitas di Indonesia lebih banyak dialami oleh perempuan dan
dengan seiring berjalannya waktu jumlah penderita obesitas akan terus bertambah
sehingga akan menjadi permasalahan yang sangat serius bagi Indonesia.
Pada tahun 1997, hasil riset Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa
17,5% jumlah orang dewasa di Indonesia termasuk kategori kelebihan berat
badan dan 4,7% (9,8 juta jiwa) termasuk kategori obesitas. Sedangkan dari hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010 menunjukkan angka
kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa di atas usia 18 tahun
besarnya 21,7%, dimana 11,7% (27,7 juta jiwa) adalah obesitas. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa penderita obesitas di Indonesia dalam kurun waktu 13
tahun mengalami peningkatan sebanyak tiga kali lipat. Selain itu Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 388 juta orang akan meninggal
6
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Papalia, Olds, Feldman dan Rice (dalam Wulandari, 2007, hlm.
34):
Ada tiga penyebab obesitas, yakni faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat yang mengatur rasa lapar. Faktor fisiologis adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter maupun non herediter. Dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan obesitas, dari faktor-faktor tersebut salah satunya adalah pola makan atau jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis kegiatan yang dilakukan.
Selanjutnya Misnadiarly (2007, hlm. 46) menyatakan bahwa “Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling krusial
yaitu ketidakseimbangan antara masukan makanan dan aktifitas fisik”. Tidak
seimbangnya antara masukan makanan dan aktivitas fisik menjadi penyebab
utama resiko obesitas. Seperti di perkotaan sudah banyak ditemukan restoran yang
menyediakan junk food. Dikutip dari Wikipedia bahwa “Junk food adalah sebuah
istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat dan memiliki kandungan nutrisi sedikit dan mengandung banyak lemak”. Pada kenyataannya makanan junk food tersebut sangat digemari oleh semua kalangan mulai dari anak-anak sampai
orang dewasa. Selain itu, kemajuan teknologi cenderung membuat manusia malas
untuk melakukan aktivitas fisik, seperti kebanyakan orang lebih memilih untuk
menggunakan kendaraan daripada berjalan kaki meskipun dengan jarak tempuh
yang cukup dekat, selain itu di pusat perbelanjaan maupun di perkantoran
kebanyakan orang cenderung lebih memilih menaiki lift dibandingkan dengan
berjalan kaki menaiki satu persatu anak tangga.
Kemudian dalam penelitiannya Surajiyao (2007, hlm. 2) mengatakan bahwa “salah satu faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah faktor pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu”. Sangat jelas sekali bahwa pengetahuan Ibu tentang pengaturan makanan, cara pengolahan makanan,
dan kandungan gizi dalam bahan makanan sangat mempengaruhi asupan makanan
seseorang dan memberikan resiko yang sangat besar terhadap terjadinya obesitas
di dalam suatu keluarga. Selain itu obesitas juga dapat disebabkan oleh faktor
7
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2005, hlm. 5) yang menyatakan bahwa: “kemungkinan seorang anak beresiko menderita obesitas sebesar 80% jika kedua orang tuanya mengalami obesitas,
sedangkan seorang anak akan beresiko menderita obesitas sebesar 40% jika salah satu orang tuanya mengalami obesitas”.
Jadi sebenarnya obesitas ini dapat ditanggulangi dan dicegah yaitu dengan
cara memperhatikan asupan makanan dan diikuti dengan melakukan aktivitas fisik
secara rutin. Salah satu aktivitas fisik yang sedang menjadi tren masa kini
khususnya di kota-kota besar yaitu latihan beban atau fitness. Menurut Djoko
Pekik (2000, hlm. 59) :
“Latihan beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat beban untuk menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, kecepatan, pengencangan otot,
hypertrophy otot, rehabilitasi, maupun penambahan dan pengurangan berat
badan”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang
dapat kita raih dengan berlatihan beban diantaranya menambah massa otot dan
menurunkan kadar lemak tubuh. Namun latihan beban yang bagaimana yang
dapat menambah massa otot dan mengurangi kadar lemak tubuh?
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 11 maret 2015 di VIP
Fitness Center Bandung terdapat sebuah fenomena yang cukup menarik yaitu
jumlah anggota VIP Fitness Center dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Hal tersebut adalah sebuah bukti bahwa fitness sudah menjadi
aktivitas yang dijadikan gaya hidup di kota-kota besar khususnya di kota
Bandung. Adapun data peningkatan rata-rata anggota di VIP Fitness Center
8
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.1. Grafik Rata-rata/tahun Anggota VIP Fitness Center
Dilihat dari data di atas sangatlah jelas bahwa dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Penulis melihat adanya potensi bahwa fitness ini dapat
dijadikan pilihan bagi masyarakat untuk dapat mencegah ataupun mengobati
obesitas yang merupakan musuh besar bagi dunia. Untuk mengetahui profil
komposisi tubuh dari anggota VIP fitness center peneliti melakukan survei secara
insidental terhadap 10 orang anggota VIP Fitness Center yang terdiri dari 5 orang
wanita dan 5 orang pria untuk mengetahui kadar lemak tubuh dan massa otot
dengan menggunakan alat ukur perfect health (terdapat pada halaman 45-46).
Adapun hasil observasi dapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2.
Tabel 1.1. Data Survey Kadar Lemak dan Massa Otot pada Wanita
Sampel Tinggi Badan Berat Badan Kadar Lemak Massa Otot
A 165 Cm 70 Kg 32,1 % 32,9 %
B 152 Cm 61,2 Kg 36,6 % 30,6 %
C 150 Cm 60 Kg 37,1 % 30,6 %
D 168 Cm 68,6 Kg 30,2 % 33,9 %
E 165 Cm 60 Kg 27,5 % 35,2 %
0 50 100 150 200 250
2010 2011 2012 2013 2014
9
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2. Data Survey Kadar Lemak dan Massa Otot pada Pria
Sampel Tinggi Badan Berat Badan Kadar Lemak Massa Otot
F 177 Cm 83,1 Kg 21,7 % 41,4 %
G 170 Cm 72 Kg 20,5 % 39,2 %
H 175 Cm 70 Kg 17,3 % 40,3 %
I 165 Cm 80 Kg 26,9 % 41,5 %
J 173 Cm 65 Kg 12 % 44,5 %
Dari tabel 1.1 dan 1.2 dapat dilihat bahwa kadar lemak tubuh yang paling
rendah dari wanita yaitu 27,5%, sedangkan kadar lemak tubuh yang paling tinggi
yaitu 37,1%. Kadar lemak tubuh yang paling rendah dari pria yaitu 12%,
sedangkan kadar lemak tubuh yang paling tinggi yaitu 26,9%. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Brian (2011, hlm. 281) “kegemukan atau obesitas dapat diartikan sebagai lebih dari 20% di atas berat badan ideal, atau lebih dari 20% lemak untuk pria dan 30% lemak untuk wanita”. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 10 responden tersebut 7 orang yang terdiri dari 4 orang wanita dan 3 orang pria
dinyatakan mengalami obesitas karena memiliki kadar lemak tubuh yang berlebih.
Jadi 10 responden seperti terlihat dari tabel di atas bahwa pria cenderung memiliki
persentase massa otot lebih banyak dan kadar lemak tubuh lebih sedikit
dibandingkan dengan wanita.
Menurut Sharkley (1988, hlm. 105) menyatakan :
“bahwa antara pria dan wanita memiliki perbedaan dari segi: fleksibilitas, komposisi tubuh, kekuatan, dan kemampuan kardiovaskular. Fleksibilitas secara umum wanita lebih baik dibandingkan dengan pria. persentase kadar lemak tubuh pada pria non atlit rata-rata 15 sampai 18 persen, sedangkan pada wanita non atlit rata-rata 25 sampai 27 persen. Persentase massa otot fast-twitch dan low-twitch antara wanita dan pria rata-rata sama, hanya saja pria memiliki otot lebih besar dan serat fast-twitch lebih besar. Kekuatan pria lebih baik dari wanita. Dan kemampuan kardiovaskular pria lebih baik dibandingkan wanita, karena wanita memiliki badan yang lebih kecil dan persentase lemak yang lebih besar dibandingkan pria”.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
10
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan kardiovaskuler. Sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi
obesitas peneliti ingin menggunakan salah satu olahraga yang sedang menjadi tren
saat ini yaitu latihan beban, karena latihan beban dapat mengurangi kadar lemak
tubuh dan menambah massa otot. Hanya saja penulis belum mengetahui metode
latihan beban yang dapat mengurangi kadar lemak tubuh dan massa otot. Jika
dilihat dari karakteristik antara latihan kekuatan, power, dan daya tahan. metode
latihan beban daya tahan otot lebih cocok bagi penderita obesitas ataupun pemula
untuk memulai program latihan beban sebagai media untuk mencegah dan
menanggulangi obesitas, karena latihan daya tahan menggunakan beban yang
rendah dan repetisi yang banyak maka memiliki resiko yang rendah terhadap
terjadinya cedera. Data dan fakta di lapangan menunjukkan bahwa karakteristik
tubuh antara wanita dan pria berbeda, maka pada penelitian ini peneliti ingin
mengetahui pengaruh latihan beban daya tahan otot terhadap perubahan kadar
lemak tubuh dan massa otot pada wanita dan pria. Peneliti menetapkan penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Latihan Beban Daya Tahan Otot Sistem Set Terhadap Perubahan Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set
terhadap penurunan kadar lemak tubuh?
2. Apakah terdapat pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set
terhadap peningkatan massa otot?
3. Manakah yang lebih berpengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem
set terhadap penurunan kadar lemak tubuh antara wanita dan pria?
4. Manakah yang lebih berpengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem
11
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, peneliti merumuskan tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh metode latihan beban daya tahan otot
sistem set terhadap penurunan kadar lemak tubuh.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh metode latihan beban daya tahan otot
sistem set terhadap peningkatan massa otot.
3. Mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh metode latihan beban daya
tahan otot sistem set terhadap penurunan kadar lemak tubuh pada wanita dan
pria.
4. Mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh metode latihan beban daya
tahan otot sistem set terhadap peningkatan massa otot pada wanita dan pria.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena memiliki manfaat yang
cukup besar, baik dari segi pengembangan keilmuan, atau aspek teori maupun
kegunaan yang bersifat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Diharapkan penelitian ini menjadi landasan pengetahuan dan mampu
melengkapi penelitian sebelumnya. Bagi masyarakat dan khususnya pelatih fitness
pusat kebugaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dalam mencegah dan menanggulangi penderita obesitas.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu praktisi
olahraga serta masyarakat luas, untuk senantiasa menerapkan metode latihan
beban daya tahan otot sistem set untuk dapat mencegah dan menanggulangi
obesitas. Serta untuk mencegah terhadap terjadi berbagai penyakit yang
ditimbulkan akibat obesitas dan dapat menyehatkan masyarakat sehingga
12
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Sistematika Organisasi Tesis
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan mengacu pada pedoman
penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia
pada tahun 2014. Berikut sistematika penulisannya:
Pada bab I yang merupakan pendahuluan berisi latar belakang penelitian
yang menjelaskan mengapa masalah tersebut diteliti. Rumusan masalah
penelitian, yang berbentuk pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika organisasi tesis.
Dalam bab II yang berisi tinjauan teoritis berisi studi literatur, pendapat
para ahli, teori (state of the art), penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan
hipotesis penelitian. Pada bab II ini merupakan berisi mengenai kajian secara
teoritis dalam merumuskan hipotesis penelitiaan. selanjutnya bab III berisi tentang
lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian, metode
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data
serta analisis data.
Pada bab IV pemaparan mengenai temuan dan pembahasan hasil
penelitian melalui pengolahan data dan analisis data yang diterapkan melalui
prosedur yang telah ditentukan pada bab III. Pada bab ini dikemukakan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan pada bab I secara empirik berdasarkan analisis data
yang diperoleh, selanjutnya membahas dan mendiskusikan data dengan
menghubungkan teori-teori. Pada bab V menjelaskan mengenai simpulan hasil
penelitian yang sudah dilakukan serta implikasi dan rekomendasi bagi penelitian
selanjutnya.
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang akan digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh latihan
daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot
yaitu dengan menggunakan metode Quasi-Experimental. Sedangkan desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah The Nonequivalent Control Group Design.
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok
kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa
melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pre-test, kemudian diberikan
perlakuan, dan terakhir diberikan postest. Adapun gambaran mengenai desain
tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. The Nonequivalent Group Design
Keterangan :
Eksperimen 1 : Kelompok wanita
Eksperimen 2 : Kelompok pria
T1 : Pre-test (tes awal mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot)
T2 : Post-test (tes akhir mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot)
X : Perlakuan latihan beban metode latihan daya tahan otot sistem set
B. Partisipan
Eksperimen 1 T1 X T2
44
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partisipan yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah anggota fitness
center, karena dalam penelitian ini akan diterapkan metode latihan beban daya
tahan otot terhadap penuruan kadar lemak tubuh dan massa otot. Menurut Fraenkel dan Wallen (1933) dalam Maksum (2012, hlm. 62) “bahwa tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasikan jumlah sampel yang akan diambil dalam
sebuah penelitian berdasarkan jenis penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Representatif (Fraenkel dan Wallen, 2002)
Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel
Deskriptif/Survey 100 subjek
Korelasional 50 subjek
Eksperimen/Kausal-Komparatif 30 subjek atau 15 subjek dengan
kontrol yang ketat
(sumber : Maksum Ali. (2012, hlm. 62)
Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel pada masing-masing
kelompok sebanyak 30 orang. Adapun karakteristik dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
a. Anggota VIP Fitness Center Bandung.
b. Rentang usia 20 sampai 40 tahun.
c. Jenis kelamin yang akan diteliti wanita dan pria.
d. Kadar lemak tubuh lebih dari 20%.
Karena penelitian ini meneliti tentang metode latihan beban daya tahan
otot maka sampel yang dipilih adalah anggota fitness center. Fitness center yang
dipilih peneliti untuk penelitian ini yaitu VIP Fitness Center. Peneliti memilih
rentang usia dalam penelitian ini antara 20 sampai 40 tahun, karena berdasarkan
hasil survey pada sebelumnya bahwa anggota VIP Fitness Center sebagian besar
berada pada usia produktif maka rentang usia dalam penelitian ini antara 20
sampai 40 tahun. Untuk jenis kelamin yang akan diteliti yaitu wanita dan pria,
alasannya karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbedaan
45
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lemak tubuh dan massa otot. Sedangkan untuk kadar lemak yang akan diteliti pada
penelitian ini yaitu sampel yang memiliki kadar lemak tubuh lebih dari 20%,
karena merujuk pada pendapat Brian (2011, hlm. 281) “kegemukan atau obesitas
dapat diartikan sebagai lebih dari 20% di atas berat badan ideal, atau lebih dari 20% lemak untuk pria dan 30% lemak untuk wanita”.
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian yaitu anggota VIP Fitness Center yang berjumlah
250 orang. Adapun jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak
60 orang yang terdiri dari 30 orang wanita dan 30 orang pria. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling purposive. Menurut sugiyono
(2013, hlm. 124) “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu”. Alasan peneliti memilih teknik sampling purposive
karena sampel dalam penelitian ini sampel harus memenuhi semua kriteria yang
telah penulis tetapkan.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Maksum (2013, hlm.111) Instrumen adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
Perfect Health alat untuk mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot.
1. Alat Ukur Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian (Maksum, 2012, hlm. 111). Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan alat untuk
mengukur massa otot dan kadar lemak tubuh yaitu Perfect Health. Pelaksanaan
pengukuran kadar lemak dan massa otot dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
awal sebelum perlakuan diberikan dan sesudah perlakuan diberikan. Adapun alat
46
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Perfect Health
Cara kerja alat untuk mengukur massa otot dan kadar lemak tubuh Perfect
Health adalah:
a. Memasukan data usia
b. Memasukan data jenis kelamin
c. Memasukan data tinggi badan
d. Berdiri di atas alat Perfect Health
e. Hasil dari berat badan, massa otot, dan kadar lemak tubuh.
2. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur tinggi badan subjek penelitian.
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui
tingkat keakuratan alat ukur yang akan digunakan dengan cara membandingkan
hasil pengukuran massa otot dan kadar lemak tubuh menggunakan Perfect health
dengan sylim body fat scale. Berikut hasil perhitungan perbandingan kedua
47
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Subjek
Perfect Health Sylim body fat scale
Massa otot Kadar lemak Massa otot Kadar lemak
A 35,2 30,2 35,1 30
B 36,4 28,7 36,2 28,4
C 37,2 27,5 37,1 27,2
D 38,2 23,4 38,1 23,1
E 40,2 20,4 40 20,1
Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan bahwa kedua kelompok data ini
tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.004 < t
(1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada daerah penerimaan H0 (-2.306 < t <
2.306), dalam artian kedua alat ukur ini valid untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian terhadap massa otot. Sedangkan Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan
bahwa kedua kelompok data ini tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria
pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.00 < t (1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada
daerah penerimaan H0 (-2.306 < t < 2.306), dalam artian kedua alat ukur ini valid
untuk digunakan sebagai instrumen penelitian kadar lemak tubuh.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik
test-retest. Mengacu pada hasil pengujian validitas dan reliabilitas tes tersebut,
maka dapat diketahui taraf signifikansi validitas dan reliabilitas tes yang dijadikan
sebagai instrumen pengumpul data massa otot dan kadar lemak tubuh bagi subjek
eksperimen. Data hasil test-retest dengan menggunakan Perfect Health dapat
48
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Subjek
Test 1 Test 2
Massa Otot Kadar Lemak Massa Otot Kadar
Lemak
tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.374 < t
(1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada daerah penerimaan H0 (-2.306 < t <
2.306), dalam artian alat ukur ini reliabel untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian terhadap massa otot. Sedangkan Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan
bahwa kedua kelompok data ini tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria
pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.003 < t (1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada
daerah penerimaan H0 (-2.306 < t < 2.306), dalam artian alat ukur ini reliabel
untuk digunakan sebagai instrumen penelitian kadar lemak tubuh.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan yang
dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Berikut adalah langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian quasi-eksperimen pengaruh metode latihan daya tahan
otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot :
1. Pre Test
Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu dengan
mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot dengan menggunakan Perfect
49
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Treatment
Pemberian treatmen pada penelitian ini adalah pada satu kelompok
eksperimen yang diberikan yaitu latihan daya tahan otot dengan menggunakan
sistem set. Mengacu pada pernyataan Bowers (1992, hlm. 152) menyatakan bahwa “kekuatan dan daya tahan otot sama-sama mengalami peningkatan dengan program latihan yang konsisten sebanyak 3 kali perminggu selama 6 sampai 7
minggu”. Selanjutnya Tite, dkk (2007, hlm. 23) menyatakan bahwa :
Dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan diharuskan mempertimbangkan tingkat kelelahan secara fisiologis. Latihan yang dilakukan dalam waktu yang lama pada setiap kali latihan belum tentu dapat mampu meningkatkan kemampunan atau keterampilan atlet. Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan dan intensitas latihan harus mencapai batas maksimal (training
zone), beban latihan sebaiknya dilakukan minimal 3 kali seminggu.
Agar hasil dari perlakuan maksimal mengacu kepada penyataan di atas
maka perlakuan dalam penelitian ini diberikan sebanyak 18 kali pertemuan atau 3
kali pertemuan setiap minggu selama 6 minggu. Adapun perlakuan yang akan
diberikan dalam penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4.
50
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Program Latihan Beban
No Hari / Tanggal Kegiatan
1 Jum’at, 24 April 2015 Tes awal
2 Senin, 27 April 2015 Latihan punggung dan triceps
3 Rabu, 29 April 2015 Latihan kaki dan biceps
4 Jum’at, 1 Mei 2015 Latihan dada dan bahu
5 Senin, 4 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps
6 Rabu, 6 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps
7 Jum’at, 8 Mei 2015 Latihan dada dan bahu
8 Senin, 11 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps
9 Rabu, 13 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps
10 Jum’at, 15 Mei 2015 Latihan dada dan bahu
11 Senin, 18 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps
12 Rabu, 20 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps
13 Jum’at, 22 Mei 2015 Latihan dada dan bahu
14 Senin, 25 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps
15 Rabu, 27 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps
16 Jum’at, 29 Mei 2015 Latihan dada dan bahu
17 Senin, 1 Juni 2015 Latihan punggung dan triceps
51
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Post-Test
Post-test dilakukan pada pertemuan terakhir treatmen. Sampel kembali
diukur massa otot dan kadar lemak tubuhnya dengan menggunakan Perfect
Health. Adapun alur dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian
POPULASI
POST-TEST: MENGUKUR MASSA OTOT DAN KADAR LEMAK TUBUH
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
PRE-TEST: MENGUKUR MASSA OTOT DAN KADAR LEMAK TUBUH
PERLAKUAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET EKSPERIMEN 1
KESIMPULAN
52
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Analisis Data
Data hasil pengukuran dari dua kelompok sampel, selanjutnya diolah
dan dianalisis dengan metode statistik dengan bantuan software Statistical
Product For Service Solutions (SPSS) versi 17.0.:
1. Uji Normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk
Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
2. Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levane
Statistic Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
3. Teknik statistik untuk mencari pengaruh masing-masing variable
menggunakan Uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test).
4. Teknik statistik untuk mencari yang lebih baik menggunakan Uji
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan,
dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Metode latihan daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap penurunan
kadar lemak tubuh.
2. Metode latihan daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap peningkatan
massa otot.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka secara keseluruhan
hasil dari penelitian ini memberikan beberapa saran dalam menerapkan latihan
daya tahan otot sistem set dalam upaya untuk menurunkan kadar lemak tubuh dan
meningkatan otot.
Adapun saran sebagai berikut :
1. Bagi fitness center alangkah baiknya memiliki program latihan yang baku agar
tujuan dari anggota fitness center dapat tercapai.
2. Bagi pelatih atau personal trainer agar memberikan program yang tepat bagi
kliennya dan secara berkala harus dilakukan pengukuran komposis tubuh
termasuk kadar lemak tubuh dan massa otot sebagai informasi untuk evaluasi
dalam mencapai target.
3. Bagi seluruh lapisan masyarakat yang terlibat dalam dunia fitness baik untuk
mencegah terjadinya obesitas dan mengobati obesitas. Karena dengan latihan
70
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa
otot.
4. Bagi seluruh masyarakat yang menderita obesitas, metode latihan beban daya
tahan otot sistem set dapat dijadikan pilihan latihan agar terhindar dari
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh obesitas seperti : serangan jantung,
stroke, diabetes tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, kanker dan lain
sebagainya.
5. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih
mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas dengan
menambah variabel tambahan lainnya seperti faktor diet dan istirahat.
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Daniel. (2014). Kiat Ampuh Membentuk Tubuh Ideal. Yogyakarta: Second
Hope
Andrea R. Josse et. All. (2011). Increased Consumption of Dairy Foods and Protein
during Diet and Exercise Induced Weight Loss Promotes Fat Mass Loss and Lean Mass Gain in Overweight and Obese Premenopausal Women.
Anwari, M. Irawan. (2007). Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga. Polton Sports Science & Performance Lab.
Avery D. Faigenbaum, EdD.(2007). Resistance Training For Children and
Adolescents. Are There Health Outcomes? American Journal of Lifestyle
Medicine.
Bompa, T. O. (1994). Theory and Methodology of Training, The Key to Athletic
performance Third. Toronto, Ontorio Canada: Kendall/Hunt Publishing
Company.
Bowers W. Richard (1992). Sports Physiology. Third edition. Wm. C. Brown Publishers
Brian J. Sharkley.(2011). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Fraenkel, dkk. (2013). How to Design and Evaluate Reserch in Education. USA: McGraw Hill. Inc.
Giriwijoyo Santosa dan Dikdik Z. S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (fisiologi olahraga)
Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi.
Bandung: FPOK UPI.
Hermawan, A Guntur. (2010). http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/3.pdf. 11 februari 2012.
Irianto, Djoko Pekik. (2000). Panduan latihan kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
72
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Iskandar, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Pusat Pengkajian Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora.
Janet Walberg Rankin, PhD. (2013). Effective Diet and Exercise Interventions to
Improve Body Composition in Obese Individuals.
Jennette P. Moreno, PhD. and Craig A. Johnston.(2012). Successful Habits Of Weight
Losers.
MacDougall JD, Elder GC, Sale DG, Moroz JR, Sutton JR (1980). "Effects of strength training and immobilization on human muscle fibres". European
journal of applied physiology and occupational physiology 43 (1): 25–34. doi:10.1007/BF00421352. PMID 7371625
Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Men’sHealth. (2014). [Online].
http://www.menshealth.co.uk/lose-weight/burn-fat/lose-more-weight-afterburn.
Misnadiarly. (2007).Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer.
Nasrulloh, Ahmad. (2011). Program Latihan Body Building Dapat Meningkatkan
Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY.
Parahita, Astra. (2009). Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Daya Tahan
Otot Pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 9-12 Tahun.
Seamarang: Undip
Rai, Ade. (2009). Tingkatkan Fitness IQ Anda. Jakarta: Libri
Robert F. Zoeller Jr, PhD.(2007). Physical Activity and Obesity Their Interaction And
Implications For Disease Risk and The Role of Physical Activity In Healthy Weight Management. Amrican Journal of Lifestyle Medicine
Ruhayati, Yati dkk. (2008). Sport Nutrition (ilmu gizi olahraga). Bandung: FPOK UPI
Sadoso Sumosardjuno. 2000. Koreksi Gerakan Senam Yang Membahayakan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.
Schiff, Nancy Trisari. (2014). Dampak Aktivitas Senam Aerobik, Tari Zumba, dan
73
Reshandi Nugraha, 2015
PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudarsono, Nani Cahyani. (2006). Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Otot Rangka. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suharjana. (2007). Latihan Beban: Sebuah Metode Latihan Kekuatan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Olahraga, MEDIKORA, Vol. III, No.1, 80-101.
Surajiyao, 2007. [Online]. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/.pdf.
Tanpa, Nama. [Online]. (http://www.amazine.co/10055/bagaimana-testosteron-membantu-perkembangan-massa-otot/)
Tanpa, Nama. [Online] (http://eprints.undip.ac.id/44910/3/ZEGA_YUDAMA_-ARCHILONA_22010 110110043_BAB2KTI.pdf)
Thomas R. Beachle and Roger W. Earle.(2007). Bugar dengan latihan beban. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.
Wulandari, Tri dan Zulkaida, Anita. 2007. Self Regulated Behavior Pada Remaja
Putri yang mengalami Obesitas. [Online]. Available at: