• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman siswa tentang gerak vertical : sebuah studi kasus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemahaman siswa tentang gerak vertical : sebuah studi kasus."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Maria Febriyanti. 2015 “Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal: Studi Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gerak vertikal. Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang gerak vertikal, peneliti menggunakan wawancara sebagai alat untuk mengungkap pemahaman siswa tersebut.

Kemendalaman pertanyaan berkembang dari partisipan pertama dan partisipan berikutnya. Data paling lengkap diperoleh dari partisipan keempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan wawancara yang berkembang akan menghasilkan kemendalaman pertanyaan. Dengan kemendalaman pertanyaan, peneliti dengan mudah menangkap pemikiran siswa dan membantu siswa mengkonstruksi pikirannya sendiri. Sehingga siswa membuat pemahaman yang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

(2)

Maria Febriyanti. 2015. STUDENTS’ UNDERSTANDING ON VERTICAL MOTION: A CASE STUDY. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.

This research is a qualitative research. This study aims to reveal the student’s understanding on the vertical motion. To determine student’s 'understanding on vertical motion, the researcher used interview as a tool to reveal the student’s understanding.

The depth of questions deepen from the first participant to another. A comprehensive data was obtained from the fourth participant. The study shows that the developing interview will result in deep questions. The deeper the questions, the easier the researcher get the students’ mind and help them to construct their mind so that students will have a better understanding.

(3)

PEMAHAMAN SISWA TENTANG GERAK VERTIKAL: SEBUAH STUDI KASUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Maria Febriyanti NIM: 111424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PEMAHAMAN SISWA TENTANG GERAK VERTIKAL: SEBUAH STUDI KASUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Maria Febriyanti NIM: 111424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

16Bersukacitalah senantiasa. 17Tetaplah berdoa. 18Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki

Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

1 Tesalonika 5: 16-18

Hanya ini Tuhan Persembahanku terimalah Tuhan Yesus.. terimalah Bunda Maria.. Pakailah hidupku sebagai alat-Mu seumur hidupku..

Serta ku Persembahkan untuk:

♥Mamah dan Bapak yang sangat aku sayangi

♥Mbah Kakung dan Mbah Putri yang aku cintai

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Maria Febriyanti. 2015 “Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal: Studi Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gerak vertikal. Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang gerak vertikal, peneliti menggunakan wawancara sebagai alat untuk mengungkap pemahaman siswa tersebut.

Kemendalaman pertanyaan berkembang dari partisipan pertama dan partisipan berikutnya. Data paling lengkap diperoleh dari partisipan keempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan wawancara yang berkembang akan menghasilkan kemendalaman pertanyaan. Dengan kemendalaman pertanyaan, peneliti dengan mudah menangkap pemikiran siswa dan membantu siswa mengkonstruksi pikirannya sendiri. Sehingga siswa membuat pemahaman yang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

(11)

viii ABSTRACT

Maria Febriyanti. 2015. STUDENTS’ UNDERSTANDING ON VERTICAL MOTION: A CASE STUDY. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.

This research is a qualitative research. This study aims to reveal the student’s understanding on the vertical motion. To determine student’s 'understanding on vertical motion, the researcher used interview as a tool to reveal the student’s understanding.

The depth of questions deepen from the first participant to another. A comprehensive data was obtained from the fourth participant. The study shows that the developing interview will result in deep questions. The deeper the questions, the easier the researcher get the students’ mind and help them to construct their mind so that students will have a better understanding.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemahaman Siswa

Tentang Gerak Vertikal: Sebuah Studi Kasus” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini merupakan peenelitian bersama, dengan topik yang sama namun partisipan

dan materi yang diberikan berbeda-beda. Dasar teori dipelajari bersama-sama namun

dirumuskan berbeda oleh setiap orang, adapun kalimat yang sama merupakan hasil

diskusi bersama oleh kelompok. Metode penelitan juga didiskusikan bersama, namun

setiap orang dapat mengembangkan sendiri. Metode analisis data dikembangkan

berdasarkan partisipan yang diperoleh dari setiap peneliti. Pembagian materi di bagi

secara acak dengan menggunakan undian. Partisipan bebas memilih materi yang

diinginkan untuk diwawancarai. Sehingga peneliti menerima partisipan yang memilih

bagian dari materi penelitiannya.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran

dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D selaku Dosen Pembimbing skripsi atas

waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah banyak

meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

sekaligus selaku dosen pembimbing akademik, dan segenap dosen JPMIPA yang

telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingannya selama ini.

3. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang

(13)

x

4. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

5. Keluargaku yang tercinta, mamah, bapak, dedek, mbah kakung, mbah putri,

bude, pakde, bulik, om, dan para gen sukarno yang senantiasa mendoakan dan

mendukung dalam setiap proses pendidikan.

6. Sumber segala emosiku Ivan Sujatmiko yang selalu menyemangati, memberi

masukan, dan mendengarkan keluh kesahku selama kuliah serta dengan sabar

menemani disaat-saat sulit.

7. Para sahabat tersayang toma yang selalu menguatkan dan memberi masukan

yang baik selama proses perkuliahan.

8. Para penghuni kos wisma ananda, terkhusus Helen, Indah dan Ocha yang

senantiasa mendukung dan memberi nasihat selama penelitian ini berlangsung.

9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011, yang selalu berbagi pengalaman

indah, suka, duka dan pengetahuan selama empat tahun berproses dalam

perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10. Teman-teman payungan skripsi, Tika, Vivin, Hudan dan Gandha yang selalu

dengan sabar mengajarkanku dan mau belajar bersama selama penelitian ini

berlangsung.

11. Teman-teman PPL Santa Maria 2014 dan KKN Angkatan XLIX kelompok 27,

setren mania yang dengan tulus menemani dan mendukung penelitian ini.

12. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat

membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam

bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Juli 2015

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

E. Tujuan Penelitian ... 2

(15)

xii BAB II. LANDASAN TEORI

A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi... 3

B. Pemahaman Konsep Fisika ... 4

C. Mengungkap Pemahaman ... 6

D. Miskonsepsi... 7

E. Teori Konstruktivisme ... 8

F. Teori Perubahan Konsep ... 9

H. Materi Gerak Vertikal 1. Gerak Jatuh Bebas ... 10

2. Gerak Vertikal Ke Bawah ... 11

3. Gerak Vertikal Ke Atas ... 12

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 14

B. Partisipan Penelitian ... 14

C. Desain Penelitian ... 14

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman ... 15

F. Instrumen Penelitian... 15

G. Metode Pengumpulan Data ... 16

(16)

xiii BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA

A. Data ... 18

B. Analisis Data... 18

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengertian Gerak Jatuh Bebas... 19

Tabel 2. Pemahaman Tentang Permasalahan Gerak Jatuh Bebas ... 20

Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Bawah ... 35

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Wawancara ... 51

Lampiran 2. Transkrip Wawancara Siswa A ... 52

Lampiran 3. Transkrip Wawancara Siswa B ... 56

Lampiran 4. Transkrip Wawancara Siswa C ... 63

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu syarat utama dalam keberhasilan siswa terhadap suatu

materi pembelajaran fisika yaitu dengan memahami konsep. Siswa harus

memahami sungguh-sungguh konsep dalam suatu materi fisika. Karena

jika konsep tidak dipahami secara benar, siswa akan mendapatkan

kesulitan dalam memahami materi fisika. Menurut teori konstruktivisme,

siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Guru hanya

berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami suatu

pengetahuan. Pertanyaan yang relevan dapat diajukan oleh guru agar dapat

mengungkap pemahaman siswa. Pertanyaan yang diajukan tidak boleh

sembarangan, karena pertanyaan tersebut dapat mengungkapkan pikiran

siswa tentang suatu konsep tertentu.

Dalam proses belajar-mengajar terkadang guru tidak tahu apa yang

dipikirkan siswa. Salah satu penyebabnya guru kurang memaksimalkan

proses bertanya pada siswa. Guru lebih fokus untuk memenuhi tujuan

pembelajaran secara umum. Sehingga guru tidak mengetahui apakah

siswanya telah paham atau belum. Berdasarkan uraian di atas maka

penulis ingin melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana

pemahaman siswa mengenai konsep gerak vertikal?

C. Tujuan Penelitan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gerak vertikal.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru dan calon guru

Guru dan calon guru dapat menyadari betapa pentingnya memberikan

pertanyaan untuk mengetahui apa yang siswa pikirkan tentang

konsep-konsep fisika.

2. Bagi peneliti

Bagi peneliti dapat diamnfaatkan sebagai latihan dan cara untuk

mengungkap pemahaman siswa dengan cara memberi beberapa

pertanyaan. Selain itu peneliti juga dapat belajar untuk mengetahui dan

memahami apa yang dipikirkan siswa dan melatih kemampuan dalam

(21)

3 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi

Menurut Winkel (2014), konsep adalah satuan arti yang mewakili

sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Misalnya, ditemukannya

sejumlah ciri-ciri pada sebuah benda yang memiliki benang sari, kelopak,

tangkai, berputik, sedap dipandang, berbau wangi dan mekar. Ciri-ciri ini

ditangkap atau dikumpulkan dalam pengertian sebagai bunga. Konsep lain

dalam fisika seperti konsep gerak, gaya, kalor, dll.

Siswa yang memiliki pengalaman dalam hidupnya seperti melihat pelangi,

mengamati air mengalir, mengamati benda jatuh, dan lain sebagainya yang

berkaitan dengan fisika, berarti siswa tersebut telah memiliki prakonsepsi.

Prakonsepsi ini terjadi karena pengalaman hidup siswa sejak kecil (Berg

1991:10). Siswa yang sudah memiliki pengalaman awal akan membentuk

konsep. Konsep awal ini akan dihubungkan dengan konsep lainnya.

Seseorang yang memiliki tafsiran konsep yang dihasilkan melalui interaksi

dengan lingkungan maupun dengan pendidikan formal disebut konsepsi

(22)

B. Pemahaman Konsep Fisika

Fisika sebagai produk adalah salah satu hakekat fisika dalam ilmu

pengetahuan. Produk Fisika terjadi ketika manusia berinteraksi dengan alam

(gejala alam) sehingga manusia memiliki pengetahuan baru.

Pengetahuan-pengetahuan baru tentang gejala alam tersebut dikumpulkan untuk

diobservasi. Maka observasi tersebut akan menghasilkan fakta, konsep,

prinsip, hukum, dan teori (Suranto, 2009).

a. Fakta

Fakta merupakan data hasil observasi yang berupa kenyataan dan

pernyataan dari suatu benda yang sudah diketahui betul kondisinya. Selain

dengan observasi, sebuah fakta juga dapat dicari dengan menggunakan alat

bantu (Chiappetta & Coballa, 2010: 112). Salah satu contoh fakta dalam

fisika misalnya, benda yang dilepas selalu mengarah ke bawah.

b. Konsep

Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki

ciri-ciri yang sama. Misalnya, ditemukannya sejumlah ciri-ciri pada

sebuah benda yang memiliki benang sari, kelopak, tangkai, berputik, sedap

dipandang, berbau wangi dan mekar. Ciri-ciri ini ditangkap atau

dikumpulkan dalam pengertian sebagai bunga. Konsep lain dalam fisika

seperti konsep gerak, gaya, kalor, dll.

c. Hukum

Hukum diperoleh dari pengembangan fakta-fakta yang memberi

(23)

Mayr dalam McComas, 2003). Contoh hukum dalam fisika misalnya,

hukum Newton, hukum Snellius, dan hukum Biot Savart.

d. Teori

Fakta, hukum, dan kesimpulan membangun suatu pernyataan yang disebut

teori. Dapat dikatakan sebuah teori apabila isinya menggambarkan suatu

fenomena yang masuk akal dari hasil sebuah penelitian manusia atau

penemuan manusia (Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003).

Contoh teori dalam fisika misalnya, teori kuantum, teori kinetik gas, dan

teori relativitas.

Syarat keberhasilan siswa terhadap fisika yaitu dengan memahami konsep

dan prinsip fisika itu sendiri (Simanjuntak, 2012). Pemahaman adalah proses

mental seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau

menyatakan sesuatu yang telah diketahui dan diingat dengan caranya sendiri

tentang pengetahuan yang pernah diterimanya dan dijadikan landasan untuk

membangun wawaasan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Simanjuntak,

2012).

Menurut Wardani (2010) pemahaman seseorang akan suatu konsep akan

ditunjukan oleh beberapa indikator sebagai berikut: 1) kemampuan

menyatakan ulang pengertian sebuah konsep menggunakan kalimat sendiri

secara rinci, 2) kemampuan mengklasifikasikan objek-objek menurut

sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) kemampuan memberikan contoh

dan yang bukan contoh dari suatu konsep 4) kemampuan menyajikan konsep

(24)

mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, 6)

kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu 7)

kemampuan mengaplikasikan konsep.

C. Mengungkap Pemahaman

Menurut Sutoyo (2012: 19) cara untuk mengetahui pemahaman seseorang

dengan melakukan tes. Sehingga dapat membantu siswa untuk

mengembangkan potensi dan menyelesaikan permasalahannya. Berikut

beberapa cara untuk mengungkap pemahaman seseorang secara bebas:

1. Wawancara

Dalam mengungkapkan pemahaman seseorang dapat dilakukan dengan

cara mewawancarai orang tersebut. Wawancara itu sendiri terbagi menjadi

2 cara, yaitu wawancara dengan teknik klinis dan teknik kelas. Wawancara

dengan teknik klinis dapat dilakukan bila ruangannya tenang, tanpa

penonton, dan waktu yang tepat. Sehingga memudahkan peneliti untuk

mewawancarai siswa dalam mengungkap pemikiran mereka tentang suatu

topik. Wawancara dengan teknik klinis ini dapat dilakukan setelah pulang

sekolah atau diluar jam pelajaran sekolah. Wawancara dengan teknik kelas

yaitu wawancara yang dilakukan oleh guru ketika jam pelajaran di sekolah

berlangsung (Taber, 1999).

Wawancara juga terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk bebas dan

terstruktur. Wawancara bebas, yaitu melakukan wawancara tanpa

(25)

peneliti bebas memberi pertanyaan dan partisipan bebas memberi jawaban.

Sedangkan wawancara terstruktur, peneliti sudah menyiapkan daftar

pertanyaan yang sudah diurutkan sehingga dalam prakteknya peneliti lebih

mudah melakukan wawancara. Salah satu keuntungan dalam wawancara

terstruktur peneliti dapat mengkorek pemikiran siswa lebih dalam karena

cara bertanya yang sistematis (Suparno, 2005).

2. Peta Konsep

Peta konsep dapat digunakan untuk melihat pemahaman siswa dalam

menghubungkan konsep-konsep yang mereka ketahui. Peta konsep juga

dapat digunakan untuk mengetahui apa saja yang diketahui siswa dan

sejauh mana siswa paham dalam topik tersebut (Berg, 1991 dan Taber,

1999).

3. Gambar

Menggambar juga salah satu cara mengungkap pemahaman siswa

dalam konsep tertentu. Menggambar dapat dilakukan dikelas saat jam

pelajaran dikelas berlangsung, namun menggambar juga dapat digunakan

dalam situasi klinis (Taber, 1999).

D. Miskonsepsi

Terkadang, siswa menafsirkan konsep tidak sama dengan yang

dimaksudkan oleh guru. Konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan yang

sebenarnya ini disebut miskonsepsi (Berg, 1991). Contohnya, siswa

(26)

kehidupannya sehari-hari. Hal yang salah ini dianggap benar, mereka merasa

dengan begini mereka dapat lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain.

Penyebab miskonsepsi itu sendiri ada beberapa hal, antara lain berasal dari

siswa sendiri; dari guru yang tidak menguasai bahan ajar dengan benar, buku

teks yang salah atau sulit dipahami oleh siswa, serta metode mengajar yang

diberikan oleh guru (Suparno, 2005).

E. Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah

bentukan (kontruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan selalu merupakan akibat

dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.

Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan strukur pengetahuan yang

diperlukan untuk pengetahuan (Piaget dalam Suparno, 2001). Proses

pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan

reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (Piaget dalam Suparno,

1997).

Suparno (1997) mengungkapkan prinsip-prinsip konstruktivisme, antara

lain: 1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal

maupun sosial, 2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid,

kecuali hanya dengan keaktifan murid itu sendiri untuk menalar, 3) murid

aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep

(27)

ilmiah, 4) guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar

proses konstruksi siswa berjalan mulus.

F. Teori Perubahan Konsep

Teori adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas disebut teori pengetahuan

(Suparno, 1997). Seseorang dapat mencapai pengertian tersebut dengan tiga

proses, yakni: yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah

proses perubahan pemahaman sesuai dengan struktur kognitif seseorang ke

dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi

adalah proses perubahan keadaan seseorang yang tidak dapat menerima

skema baru karena tidak sesuai dengan skema yang telah dimilikinya

(Suparno, 2001). Seorang anak diharapkan aktif terhadap lingkungan

sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat berjalan dan mengakibatkan

anak untuk melakukan perubahan konsep yang terjadi terus menerus.

(Suparno,1997).

Dalam perkembangan kognitif, diperlukan kesetimbangan antara asimilasi

dan akomodasi. Proses itu disebut dengan ekuilibrium, yakni pengaturan diri

mekanis untuk mengatur kesetimbangan proses asimilasi dan akomodasi.

Keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi disebut

Disekuilibrium. Sedangkan proses bergeraknya ke adaan dari keadaan

disekuilibrium ke ekuilibrium disebut ekuilibrasi. Ekuilibrasi dapat

menyatukan pengalaman luar dengan strukur dalam yang dimiliki seseorang

(28)

Menurut Piaget seseorang selalu berusaha mencoba memahami

pengetahuan barunya dengan cara mengasimilasikan ke dalam skema yang

sudah ada sebelumnya. Apabila asimilasi tidak berjalan sepenuhnya, maka

mengakibatkan adanya ketidak seimbangan antara pengetahuan baru dengan

skema sebelumnya, yang disebut ketidak seimbangan kognitif. Cara untuk

mengatasi ketidakseimbangan tersebut, seseorang melakukan akomodasi

sehingga pengetahuan barunya sesuai dengan skema yang sudah ada

sebelumnya. (cook, Joan & Greg. 2005)

G. Materi Gerak Vertikal

Gerak vertikal adalah gerak suatu benda dengan arah tegak lurus

terhadap bidang horisontal yang hanya mendapat pengaruh dari gravitasi

bumi tanpa ada gaya-gaya lain yang mempengaruhi. Gerak vertikal bisa

dipercepat dan diperlambat tergantung dari arah geraknya. Arah gerak dari

gerak vertikal bisa menuju ke bawah dan bisa juga ke atas. Gerak vertikal

yang menuju ke bawah yaitu gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke bawah.

Sedangkan gerak vertikal yang arahnya menuju ke atas yaitu gerak vertikal ke

atas (Sarojo, 2014). Maka ada tiga jenis gerak vertikal:

1. Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak lurus dipercepat beraturan. Sebuah

benda jatuh bebas adalah obyek yang bergerak di bawah pengaruh

gravitasi saja tanpa dipengaruhi kecepatan awal (Sutarno, 2013 dan

(29)

dalam medan gravitasi bumi memiliki percepatan konstan yang

diarahkan menuju pusat bumi, atau tegak lurus terhadap permukaan

bumi, dan besarnya |g| = 9,8 m/s2. Karena percepatan gravitasi adalah

sama untuk setiap benda, maka benda yang massanya lebih besar tidak

jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya lebih kecil (Sutarno,

2013).

Persaman untuk gerak jatuh bebas menurut Sutarno (2013) yaitu :

Karena tidak memiliki kecepatan awal, maka v0= 0

v = -gt

y = y0– ½ gt2

v2= -2gy

Dengan,

v = kecepatan (m/s)

y = posisi dalam arah vertikal (m)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)

t = waktu (s)

2. Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah hampir sama dengan gerak jatuh bebas,

yang membedakan hanyalah kecepatan awalnya. Gerak vertikal ke bawah

(30)

dengan kecepatan awal. Gerak vertikal ke bawah termasuk gerak lurus

dipercepat beraturan. Dikatakan dipercepat karena arah kecepatan benda

bergerak (v) searah dengan arah percepatan gravitasi bumi (g) (Sutarno,

2013).

Persamaan untuk gerak vertikal ke bawah menurut Sutarno (2013):

v = v0- gt

y = y0- v0t – ½ gt2

v2= v02- 2gy

Dengan,

v = kecepatan (m/s)

v0= kecepatan awal (m/s)

y = posisi dalam arah vertikal (m)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)

t = waktu (s)

3. Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang arahnya ke atas

melawan arah gaya tarik / gravitasi bumi dengan kecepatan awal tertentu.

Gerak vertikal ke bawah termasuk gerak lurus diperlambat beraturan.

Dikatakan diperlambat karena arah kecepatan benda bergerak (v)

(31)

Persamaan untuk gerak vertikal ke atas menurut Sutarno (2013):

v = v0- gt

y = y0+ v0t – ½ gt2

v2= v02- 2gy

Dengan,

v = kecepatan (m/s)

v0= kecepatan awal (m/s)

y = posisi dalam arah vertikal (m)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)

(32)

14 BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dan kualitatif. Dikatakan penelitian deskriptif karena penelitian

ini bertujuan hanya untuk menggambarkan suatu keadaan tertentu.

Berdasarkan tujuan penelitian dalam ini yaitu untuk mengungkap

pemahaman seseorang, maka maka metode penelitian deskriptif dan

kualitatif dipilih.

B. Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang siswa SMA kelas

XI dengan syarat sudah mendapatkan materi Gerak Vertikal.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Studi

kasus merupakan suatu penelitian yang mendetail dari subyek, keadaan,

atau kejadian khusus. Studi kasus mudah untuk dilakukan dan juga tidak

(33)

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015, di Yogyakarta.

E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan

Kemendalaman

Ketepatan dan kemendalaman pertanyaan diukur dengan

dilakukannya uji coba atau latihan terlebih dahulu sebelum pengambilan

data. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat mempertajam

memperdalam pertanyaan terkait dengan materi yang akan ditanyakan.

Latihan dilakukan sebanyak tiga kali, dan wawancara keempat adalah

hasil dari latihan sebanyak tiga kali.

Dalam wawancara pertama peneliti memperoleh hasil yang tidak

jauh lebih baik dari wawancara kedua. Wawancara kedua pun tidak akan

lebih dalam dari wawancara ketiga. Begitu pula wawancara ketiga yang

tidak akan lebih mendalam dari wawancara keempat. Wawancara keempat

adalah hasil dari latihan pada tiga partisipan sebelumnya. Tentunya

wawancara keempat diharapkan akan lebih tajam dan mendalam dalam

mengungkap pemahaman partisipan keempat.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah peneliti itu

(34)

Wawancara yang berkembang dilakukan terus-menerus pada beberapa

siswa yang berbeda dan yang duduk di kelas XI SMA.

G. Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan

metode wawancara klinis dan meliliki sifat bebas tidak terstruktur.

Wawancara digunakan untuk mengungkap pemahaman partisipan tentang

konsep gerak vertikal dengan mewawancarai empat orang siswa di ruang

yang tenang, tidak ada orang yang menonton, dan waktu yang tepat baik

bagi peneliti maupun partisipan. Wawancara dilakukan diluar jam

pelajaran sekolah. Tiga orang pertama yakni siswa A, B dan C dilakukan

sebagai wawancara latihan. Latihan wawancara dilakukan karena peneliti

ingin mendapatkan hasil yang terbaik dan paling mendalam pada siswa D.

Dalam kegiatan wawancara antara peneliti dan partisipan direkam

menggunakan recorder supaya tidak kehilangan data-data yang diperlukan.

Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk

mengidentifikasi pemahaman partisipan. Pertanyaan yang diberikan yaitu

pertanyaan yang berpedoman pada pemikiran partisipan. Peneliti bertanya

sesuai dengan yang diungkapkan oleh partisipan. Sebelum wawancara,

partisipan tidak di beritahu materinya atau diberi treatment terlebih dahulu,

(35)

H. Metode Analisis Data

Wawancara yang terekam dalam recorder kemudian ditraskrip dari

bentuk rekaman ke dalam bentuk percakapan, agar mempermudah peneliti

dalam menganalisis pendapat partisipan mengenai gerak vertikal.

Percakapan tersebut kemudian dikoding berdasarkan pemahaman

partisipan mengenai konsep-konsep gerak vertikal, yakni pemahaman

gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke atas.

Pemahaman-pemahaman siswa tersebut bisa dikategorikan ke

dalam tiga kategori yaitu paham dengan baik, pemahaman kurang lengkap

dan miskonsepsi. Setelah dikoding data-data yang didapatkan ini

dimasukan ke dalam tabel agar pembaca mudah melihat pemahaman

partisipan secara umum, serta dapat melihat perkembangan pemahaman

partisipan. Dari tabel, peneliti dapat menembangkan dan menjabarkan

(36)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data

Data disajikan dalam bentuk transkrip wawancara (Terlampir pada lampiran 2- lampiran 5).

B. Analisis Data

Wawancara dilakukan bersama siswa/ siswi SMA kelas XI selaku partisipan dalam penelitian. Partisipan yang diambil

berjumlah 4 orang, dipilih secara acak dengan syarat sudah pernah belajar materi gerak vertikal. Melalui hasil wawancara,

peneliti bermaksud mengungkap pemahaman partisipan tentang materi gerak vertikal. Pemahaman yang akan diungkapkan yaitu

(37)
[image:37.842.79.734.156.482.2]

1. Pemahaman Konsep Gerak Jatuh Bebas

Tabel 1. Pengertian Gerak Jatuh Bebas

Partisipan Konsep Pengertian Keadaan Awal Rangkaian

Pertanyaa n

Keadaan Akhir

Pemahaman Kategori Pemaha

man

Kategori

SA Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak lurus dipercepat beraturan. Sebuah benda jatuh bebas adalah obyek yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi saja tanpa dipengaruhi kecepatan awal (Sutarno, 2013 dan Sarojo, 2014).

Gerak jatuh bebas itu gerak yang jatuh tanpa dorongan

Paham dengan baik

- -

-SB Benda jatuh karena gravitasi Paham

dengan baik

- -

-SC Gerak jatuh bebas itu gerak

yang tanpa disengaja terus jatuhnya tuh tanpa kecepatan awal

Paham dengan baik

- -

-SD Gerak jatuh bebas itu gerak

yang tanpa dipengaruhi oleh dorongan jadi gerak jatuh bebas ini tidak memiliki kecepatan awal. Gerak jatuh bebas hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi, tapi kalau ada pengaruh hambatan udara berarti luas penampang berpengaruh karena akan ada gaya gesek dengan udara.

Paham dengan baik

(38)

-Keempat partisipan dapat menyebutkan pengertian gerak jatuh bebas dengan baik dan benar. Namun, yang paling tepat

adalah siswa D. Pemahaman ini sudah sesuai dengan teori, bahwa gerak jatuh bebas adalah gerak lurus dipercepat beraturan.

Sebuah benda jatuh bebas adalah obyek yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi saja tanpa dipengaruhi kecepatan awal

[image:38.842.120.748.165.502.2]

(Sutarno, 2013 dan Sarojo, 2014).

Tabel 2. Pemahaman Tentang Permasalahan Gerak Jatuh Bebas

Partisipan Konsep Pengukuran Jawaban

Keadaan Awal Rangkaian

Pertanyaan

Keadaan Akhir

Pemahaman Kategori Pemahaman Kategori

SA Permasalahan Gerak Jatuh Bebas Karena percepatan gravitasi adalah sama untuk setiap benda, maka benda yang massanya lebih besar tidak jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya lebih kecil (Sutarno, 2013). Boling memiliki massa yang lebih besar daripada kelereng. Benda yang lebih besar akan sampai ke tanah lebuh dulu. Miskonsepsi Memang teorinya seperti apa? Benda yang berat akan jatuh terlebih lebih dahulu. Miskonsepsi

(39)

itu? permainan papan luncur, yang lebih berat akan lebih cepat untuksampai ke bawah.

SB Boling akan

jatuh lebih dulu. Karna ada pengaruh massa. Massa boling lebih besar daripada kertas.

Miskonsepsi Kenapa bisa gitu? Massa boling yang lebih besar mengakibatkan nilai gravitasi boling lebih besar

(40)

Oh jadi gravitasi kertas dengan boling itu beda ya? Besarnya gravitasi pada benda apapun akan sama. Namun, karena ada pengaruh massa mengakibatkan benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat dan lebih dulu sampai ke tanah.

(41)

percepatan gravitasi.

SC Batu akan

jatuh lebih dulu dibanding kertas. Karena massa batu lebih besar dibanding kertas, maka percepatan gravitasinya lebih besar. Miskonsepsi Emang percepatan gravitasi itu apa sih? Percepatan gravitasi ialah percepatan yang mempengaruhi saat benda jatuh ke tanah.

(42)

percepatan gravitasinya? pensil menempel di atas meja. Oke. Sekarang kalo pensilnya aku jatuhkan seperti ini (diperagakan) dengan aku taruh saja seperti ini (diperagakan) nilai percepatan gravitasinya sama atau beda? Nilai percepatan gravitasi oleh benda apapun dan diletakkan dengan cara apapun di bumi besarnya selalu sama yakni 10 m/s2

(43)

ketinggian yang sama, waktu mereka untuk sampai ke tanah akan bersamaan atau tidak?

benda jatuh. Selain itu di dalam rumus gerak jatuh bebas tidak ada pengaruh massa dalam perhitungan. Maka benda apapun dengan massa yang berbeda akan sampai ke tanah dengan waktu yang bersamaan.

SD Massa benda

yang berbeda mengakibatkan benda sampai ketanah dengan waktu yang berbeda. Massa jenis antara kertas dengan pulpen juga berbeda. Jadi pulpen

Miskonsepsi loh katamu tadi yang lebih besar massanya akan jatuh lebih dulu? Kalau dilihat dari massanya pasti boling yang sampai ketanah lebih dulu. Tapi kalau dilihat dari luas penampangnya pasti kelereng yang jatuh lebuh dulu ke

(44)

lebih sampai ke tanah lebih dulu. tanah. Karena kalau luas penampangnya besar gaya gesek dengan udaranya lebih besar. Berarti boling lebih besar hambatannya untuk jatuh. Ya sudah kalau kamu masih bingung sama massa bendanya aku ganti. Kertas yang diremukan sama yang tidak diremukkan aku jatuhkan dari ketinggian yang sama di ruang hampa udara. Tidak ada gaya gesek

Kalau tidak ada udara, berarti tidak ada hambatan udara. Maka untuk sampai ke tanah akan bersamaan. Karena hanya ada gravitasi yang

(45)
(46)

juga atau tidak? oke, yang lebih ekstrim lagi. Gajah dijatuhkan dengan kertas yang luasnya 2 meter x 2 meter. Massanya lebih besar gajah tapi luas penampangnya lebih besar kertas. Waktu untuk sampai ke tanahnya gimana? Abaikan gesekan udara. Ingat

pernyataanmu di awal! Apa itu gerak jatuh bebas?

Gerak jatuh bebas adalah gerak yang dipengaruhi oleh gravitasi.

apa yang kamu tau tentang

(47)

gravitasi? gravitasi selalu konstan yaitu 9,8 m/s2 nah,

percepatan gravitasinya kertas dengan gajah di bumi ini sama gak?

Nilai percepatan gravitasi kertas dan gajah di bumi selalu sama yaitu 9,8 m/s2.

berarti kertas 2x2 meter dengan gajah yang dijatuhkan pada ketinggian yang sama, waktu untuk sampai ke tanahnya sama gak? kertas 2x2 meter dengan gajah yang dijatuhkan pada ketinggian yang sama, waktu untuk sampai ke tanahnya sama, karena nilai percepatannya juga sama. Hal ini berarti besarnya massa tidak

(48)

percepatan gravitasi selalu sama untuk semua benda.

Keempat partisipan juga ditanya dengan pertanyaan yang sama, apabila dua buah benda dengan massa yang berbeda

dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Apakah waktu benda untuk sampai ke tanah akan sama atau berbeda? Anggaplah

massa benda 1 lebih besar dari massa benda 2. Semua partisipan berpendapat bahwa benda dengan massa yang lebih besar

akan sampai dulu ke tanah daripada benda yang massanya lebih kecil. Siswa A mengatakan “soalnya boling memiliki massa

yang lebih besar daripada kelereng. Kalo yang lebih besar itu bakal duluan. Soalnya lebih berat”. Siswa A mengalami miskonsepsi, karena sangat yakin mengatakan bahwa massa yang lebih berat akan sampai terlebih dahulu ke tanah dari pada

benda dengan massa yang lebih kecil.

Siswa B mengatakan“Ya pokoknya mah boling jatuh duluan. Karna ada pengaruh masa. Boling massanya lebih besar daripada kertas”. Siswa B awalnya mengatakan bahwa benda yang massanya lebih besar akan sampai terlebih dahulu ke tanah dari pada benda dengan massa yang lebih kecil. Namun ketika ditanyakan kembali kepastian jawabannya maka siswa B

(49)

bebas gak ada m nya. v = at. Yang berpengaruh sama benda jatuh itu a nya berarti kalo dari rumus”. Siswa B bisa mengatakan bahwa tidak ada pengaruh massa pada gerak jatuh bebas. Namun siswa B tidak bisa menjelaskan lebih lengkap.

Siswa C awalnya juga mengatakan bahwa benda yang massanya lebih besar akan sampai terlebih dahulu ke tanah dari

pada benda dengan massa yang lebih kecil. Siswa C mengatakan “berbeda juga mbak, batu akan jatuh lebih dulu mbak”. Ketika ditanya alasanya, maka siswa C mengatakan“karena pengaruh percepatan gravitasi pada batu lebih kuat”. Namun kemudian siswa C sadar bahwa tidak ada benda yang memiliki percepatan gravitasi yang berbeda-beda, sekalipun massanya

berbeda. Siswa C akhirnya mengatakan bahwa massa tidak berpengaruh pada gerak jatuh bebas. Namun pemahamannya

masih belum lengkap karena siswa C belum bisa menjelaskan dengan lengkap mengenai rumus gerak jatuh bebas. Siswa C

mengatakan “kan tadi di awal aku bilang nya gravitasi dan ketinggian yang berpengaruh sama gerak jatuh bebas mbak. lagian di rumus gak ada juga massanya”.

Siswa D mengalami perubahan konsep ketika diwawancara. Pertanyaan yang diberikan sengaja dibuat sedemikan rupa

agar partisipan bisa berpikir sendiri untuk memberi jawaban yang benar. Awalnya siswa D ini mengaitkan dua hal yang

berbeda yaitu massa dan luas penampang. Misalnya benda pertama adalah benda yang memiliki massa dan luas penampang

(50)

benda yang memiliki luas penampang yang lebih besar akan terhambat oleh gesekan udara. Karena semakin besar luas

penampang maka akan semakin besar pula gaya geseknya dengan udara. Hal tersebut memang tidak salah. Namun karena

benda pertama memiliki massa dan luas penampang yang lebih besar dari benda kedua yang mengakibatkan benda pertama

terhambat oleh gesekan udara, maka dalam hal ini massa tidak berpengaruh dalam gerak jatuh bebas. Sehingga siswa D

menyimpulkan bahwa waktu untuk sampai ke tanahnya akan bersamaan. Menurut siswa D seharusnya benda yang massanya

lebih besar akan sampai duluan ke tanah, namun karena ada pengaruh luas penampang yang juga lebih besar mengakibatkan

benda tersebut terhambat oleh gesekan udara sehingga dua buah benda tersebut akan bersamaan sampai ke tanah. “Kalo dilihat dari massanya pasti boling yang sampai ketanah duluan. Tapi kalo dilihat dari luas penampangnya pasti kelereng yang jatuh duluan. Kan kalo luas penampangnya besar gaya gesek dengan udaranya lebih besar. Berarti boling lebih besar hambatannya untuk jatuh”. Ketika ditanya pada benda yang lain yaitu kertas dan pulpen dengan mengabaikan gesekan udara, partisipan juga menganggap massa yang lebih besar akan sampai duluan ke tanah.“Gak sama, karena kan massa bendanya berbeda. Massa jenis kertas dengan pulpen juga berbeda. Jadi pulpen lebih sampai ke tanah duluan”.Siswa D mengerti bila luas penampang menentukan besarnya hambatan udaranya, dari percakapan ini partisipan menganggap massa yang lebih

(51)

Peneliti terus bertanya pada beberapa kasus karena partisipan masih kurang paham pengaruh massa dan luas

penampang pada gerak jatuh bebas. Sampai akhirnya peneliti mengganti benda yang lebih ekstrim yaitu benda dengan massa

dan luas penampangnya yang berbeda, gajah dan kertas dengan luas 2 meter x 2 meter dengan mengabaikan gesekan udara.

Dari situ partisipan berpikir sehingga mengucapkan percepatan gravitasi. Setelah diberi pertanyaan pada beberapa kasus,

peneliti akhirnya mengajak partisipan mengingat pernyataan awalnya tentang pengertian gerak jatuh bebas. Partisipan ingat

dan menyebutkan pernyataan awalnya tentang pengertian gerak jatuh bebas, bahwa gerak jatuh bebas dipengaruhi gravitasi.

Partisipan terus ditanya tentang percepatan gravitasi, hingga partisipan paham akan pernyataan awalnya.

Siswa D mengetahui bahwa percepatan gravitasi berpengaruh ketika benda jatuh. Percepatan gravitasi bumi pada setiap

benda yang dijatuhkan adalah sama, besarnya 9,8 m/s2. Walaupun benda tersebut memiliki massa yang berbeda-beda. Dalam

hal ini hambatan udara di abaikan. Maka ketika ditanya apakah massa berpengaruh pada gerak jatuh bebas maka partisipan

menjawab seperti berikut,“menurutku sih enggak kak, karena kan kalo gerak jatuh bebas itu gerak jatuh yang hanya akan jatuh bila dipengaruhi gravitasi. Nah nilai percepatan gravitasi kan konstan kak. Jadi massa gak berpengaruh”. Peneliti meminta partisipan mengulangi cerita untuk gerak jatuh bebas, barulah disini peneliti melihat partisipan paham akan

(52)

Dengan mengabaikan gesekan udara. Karena massa tidak berpengaruh dalam gerak jatuh bebas. Yang berpengaruh hanyalah percepatan gravitasinya di bumi yang nilainya sama”.

Pemahaman keempat partisipan tersebut berbeda-beda. Ditemukan adanya miskonsepsi pada siswa A mengenai gerak

jatuh bebas ketika diberikan sebuah permasalahan. Siswa A menganggap benda yang memiliki massa lebih besar akan

sampai terlebih dahulu ke tanah. Pada siswa B dan C mengalami perubahan konsep, namun pemahaman konsep mereka

belum lengkap. Terlihat dari percakapan bahwa siswa B dan C hanya sebatas hafalan. Siswa B dan C menganggap benda

yang memiliki massa yang berbeda akan jatuh dan sampai ketanah dengan waktu yang bersamaan. Karena dalam persamaan

gerak jatuh bebas tidak ada pengaruh massa.

Pemahaman konsep pada siswa D juga mengalami perubahan. Pemahaman konsep yang dimilikinya yang awalnya

masih salah kemudian menjadi benar. Siswa D bisa menjelaskan dengan lengkap dan benar bahwa benda yang memiliki

massa berbeda bila dijatuhkan akan sampai ke tanah dengan waktu yang bersamaan. Hal ini dikarenakan nilai percepatan

gravitasi bumi yang selalu sama/ konstan. Dalam hal ini siswa D mengalami ekuilibrasi, yaitu proses bergerak dari keadaan

(53)

Pemahaman siswa D ini sudah sesuai dengan teori yang ditulis oleh Sarojo dalam bukunya Seri Fisika Dasar Mekanika

Edisi 5 dan Sutarno dalam bukunya Fisika untuk Universitas. Mengabaikan hambatan udara, semua benda jatuh bebas dalam

medan gravitasi bumi memiliki percepatan konstan yang diarahkan menuju pusat bumi, atau tegak lurus terhadap permukaan

bumi, dan besarnya |g| = 9,8 m/s2. Karena percepatan gravitasi adalah sama untuk setiap benda, maka benda yang massanya

lebih besar tidak jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya lebih kecil.

[image:53.842.106.741.183.496.2]

2. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal Ke Bawah

Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Bawah

Partisipa n

Konsep Pengertian Keadaan Awal Rangkaian

Pertanyaan

Keadaan Akhir

Pemahaman Kategori Pemahaman Kategori

(54)

2013). ke bawah.

SB Memperagakan

gerak vertikal ke atas dan ke bawah dengan benar melalui sebuah bolpoin yang dilempar ke atas (gerak vertikal ke atas) dan dilempar ke bawah (gerak vertikal ke bawah) Paham dengan baik kamu masih ingat vektor? Kalo mereka berlawanan arah tandanya apa? Negatif untuk gerak vertikal ke atas dan yang positif untuk gerak vertikal ke bawah. Pemahaman Kurang Lengkap

SC Gerak vertikal

ke bawah adalah gerak yang

(55)

-arah gerak benda dengan percepatan gravitasi searah

SD Kalo gerak

vertikal karena dipengaruhi oleh dorongan jadi punya kecepatan awal. Berbeda dengan gerak jatuh bebas. Gerak Vertikal Ke Bawah kecepatannya positif karena kecepatan di gerak vertikal ke bawah semakin besar. Dan searah juga sama arah gravitasi.

Paham dengan baik

(56)

-Gerak vertikal ke bawah hampir sama dengan gerak jatuh bebas, yang membedakan hanyalah kecepatan awalnya.

Gerak vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang arahnya ke bawah menuju pusat bumi dengan kecepatan awal.

Gerak vertikal ke bawah termasuk gerak lurus dipercepat beraturan. Dikatakan dipercepat karena arah kecepatan benda

bergerak (v) searah dengan arah percepatan gravitasi bumi (g) (Sutarno, 2013).

Siswa A mengatakan gerak vertikal ke bawah yaitu “gerak yang menuju ke bawah dengan arah vertikal”. Pemahamannya tidak salah namun saja kurang lengkap. Ketika diminta untuk melengkapi peneliti baru tahu bahwa siswa A

ini mengalami miskonsepsi. Karena dorongan sesaat yang mengakibatkan adanya kecepatan awal pada benda dianggap

adalah gaya tetap. Ketika ditanya tentang tanda positif negatif pada rumus siswa A mengatakan“Gerak vertikal ke bawah dan ke atas itu punya gaya karena ada dorongan. Nilainya positif untuk gerak vertikal ke bawah”. Siswa A tidak memberi penjelasan tentang hal ini, karena adanya kekurang mendalaman peneliti dalam bertanya lebih lanjut.

Siswa B bisa memperagakan sendiri contoh gerak vertikal ke bawah dan ke atas, “yang dipercepat itu kayak gini (bolpoin dilempar ke bawah). Kalo diperlambat sebaliknya, kayak gini (bolpoin dilempar ke atas”). Pemahaman siswa B mengenai gerak vertikal ke bawah masih belum lengkap, karena masih belum bisa memberikan faktor-faktor yang

(57)

rumus maka siswa B mengatakan demikian“oiyah negatif. Berarti yang negatif untuk gerak vertikal ke atas dan yang positif untuk gerak vertikal ke bawah”.

Siswa C awalnya menganggap bahwa kecepatan awal atau dorongan sesaat yang diberikan pada gerak vertikal adalah

gaya. Namun ketika di tanya pengertian gaya siswa C mengatakan “karna gaya adalah tarikan atau dorongan. Tapi bukan yang sekali dilempar itu yang dimaksud gaya”. Dari pernyataan ini siswa C hanya perlu diingatkan lewat pertanyaan. Siswa menceritakan gerak vertikal ke bawah, bahwa. “Gerak vertikal ke bawah adalah gerak yang dipengaruhi oleh kecepatan awal (v0), gaya gravitasi dan ketinggian benda. Nilai percepatannya positif karena arah gerak benda dengan percepatan

gravitasi searah”. Pemahaman siswa C sudah sesuai dengn teori yang ditulis oleh Sutarno (2013)

Siswa D bisa membedakan gerak vertikal ke bawah dengan gerak jatuh bebas ketika diajak mengamati sebuah peragaan.

Siswa D paham bahwa dorongan di awal itu sebagai kecepatan awalnya, “Gak punya kecepatan awal. Kalo gerak vertikal karena dipengaruhi oleh dorongan jadi punya kecepatan awal. Berbeda dengan gerak jatuh bebas”. Kecepatan antara gerak vertikal ke bawah dan gerak jatuh bebas pun berbeda karena adanya pengaruh kecepatan awal. Siswa D juga bisa

menempatkan tanda positif dan negatif pada rumus. Menurut siswa D tanda positif itu untuk ke bawah karena arah benda

(58)

bawah semakin besar. Dan searah juga sama arah gravitasi”. Pemahaman ini sesuai dengan teori yang ditulis Sutarno (2013).

Dari penjabaran di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa ditemukan miskonsepsi pada siswa A mengenai gerak vertikal ke

bawah. Siswa A menganggap kecepatan awal sama dengan gaya. Sedangan pada siswa B pemahamannya kurang lengkap.

Siswa B sudah dapat memberi contoh lewat sebuah peragaan tentang ke bawah. Namun dalam menjelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi ke bawah masih belum lengkap.

[image:58.842.107.740.209.495.2]

3. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Atas

Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Atas

Partisipan Konsep Pengertian Keadaan Awal Rangkaian

Pertanyaan

Keadaan Akhir

Pemahaman Kategori Pemahaman Kategori

SA Gerak Vertikal ke Atas Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang arahnya ke atas melawan Gerak vertikal ke bawah dan

ke atas itu punya gaya

karena ada dorongan. Gerak vertikal ke atas itu kan

Miskonsepsi gaya itu apa sih?

F = m.g perkalian antara massa

(59)

arah gaya tarik / gravitasi bumi dengan kecepatan awal tertentu (Sutarno, 2013). berlawanan dengan gravitasi bumi jadi minus nilainya. Dipengaruhi ketinggian juga. Jadi gerak vertikal ke atas dipengaruhi apa saja? gravitasi, gaya, massa. Yang pasti gravitasi Miskonsepsi SB Menceritakan peragaan: bolpoin awalnya mengalami gerak vertikal

ke atas yang diberi kecepatan di awal. gerak tersebut menjadi gerak vertikal ke bawah karena masih Paham dengan baik ketika bolpoin ada di titik maksimum kamu bilang bolpoin akan berhenti. Nah ketika itu masih ada

(60)

mendapat pengaruh dari kecepatan awal. untuk bergerak ke bawah?

SC Gerak vertikal

ke atas adalah gerak yang dipengaruhi oleh kecepatan

awal (v0), gaya gravitasi dan ketinggian benda. Nilai percepatannya minus karena arah gerak benda dengan percepatan gravitasi berlawanan sehingga percepatan nya jadi melambat Paham dengan baik - -

-SD Gerak vertikal

ke atas geraknya dari bawah ke atas

Paham dengan baik

(61)

-sehingga arahnya berlawanan dengan arah gravitasi,

maka kecepatannya

jadi berkurang. Nah ketika sampai di atas

kecepatannya jadi nol.

Benda kemudian akan jatuh bebas karena

yang mempengaruhi

(62)

Menurut Sutarno (2013) gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang arahnya ke atas melawan arah gaya tarik /

gravitasi bumi dengan kecepatan awal tertentu. Gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus diperlambat beraturan. Dikatakan

diperlambat karena arah kecepatan benda bergerak (v) berlawanan dengan arah percepatan gravitasi bumi (g).

Siswa A masih mengalami miskonsepsi karena menganggap kecepatan awal sebagai gaya. Siswa A mengatakan“Gerak vertikal ke bawah dan ke atas itu punya gaya karena ada dorongan. Gerak vertikal ke atas itu kan berlawanan dengan gravitasi bumi jadi minus nilainya. Dipengaruhi ketinggian juga”. Namun ketika siswa A dapat menjawab dengan benar ditanya kecepatan untuk gerak vertikal ke atas dan ke bawah. Beginilah katanya, “kalo gerak vertikal ke atas semakin naik kecepatannya semakin turun. Kalo ke bawah semakin bertambah kecepatannya”. Walau demikian, siswa A sudah mengalami miskonsepsi sejak awal.

Siswa B diberikan peragaan, kemudian diajak menceritakan hasil pengamatannya. Dari hasil pengamatannya, siswa B

bisa mengatakan bahwa peragan tersebut adalah gerak vertikal ke atas, dan ketika bolpoin jatuh disebut gerak vertikal ke

(63)

siswa B mengklarifikasi dengan jawaban yang benar, “oiyah udah gak ada pengaruhnya. Bolpoinnya kan mengalami perlambatan, sampe dia berhenti di titik maksimum. Maka pas jatuh jadi gerak jatuh bebas”. Siswa B juga bisa mengatakan tanda positif negatif pada rumus gerak vertikal. Siswa B mengatakan, “oiyah negatif. Berarti yang negatif untuk gerak vertikal ke atas dan yang positif untuk gerak vertikal ke bawah”. Siswa B masih harus selalu diingatkan.

Siswa C memiliki pemahaman yang sudah benar dan sesuai dengan teori yang dituliskan Sutarno (2013). Siswa C

mengatakan“Gerak vertikal ke atas adalah gerak yang dipengaruhi oleh kecepatan awal (v0), gaya gravitasi dan ketinggian

benda. Nilai percepatannya minus karena arah gerak benda dengan percepatan gravitasi berlawanan sehingga percepatan nya jadi melambat”.

Siswa D diberi sebuah peragaan, stabilo dilempar ke atas dan dibiarkan jatuh. Partisipan diajak mengamati dan

menceritakan hasil pengamatannya. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan partisipan juga mengerti tentang bahasan gerak

(64)

4. Pemahaman Gerak Vertikal Secara Umum

Pemahaman konsep mengenai gerak vertikal secara umum diperdalam oleh siswa D. Menurut siswa D, “Gerak vertikal adalah gerak lurus yang berubah beraturan arahnya dari bawah ke atas atau sebaliknya yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Gerak vertikal terbagi menjadi 2, yaitu yang dipengaruhi oleh dorongan atau kecepatan awal dan yang tidak dipengaruhi oleh dorongan atau kecepatan awal. Gerak yang dipengaruhi kecepatan awal itu gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah. Sedangkan yang tidak dipengaruhi kecepatan awal yaitu gerak jatuh bebas”.

Pemahaman ini sesuai dengan teori gerak vertikal, bahwa: Gerak vertikal adalah gerak suatu benda dengan arah tegak

lurus terhadap bidang horisontal yang hanya mendapat pengaruh dari gravitasi bumi tanpa ada gaya-gaya lain yang

mempengaruhi. Gerak vertikal bisa dipercepat dan diperlambat tergantung dari arah geraknya. Arah gerak dari gerak vertikal

bisa menuju ke bawah dan bisa juga ke atas. Gerak vertikal yang menuju ke bawah yaitu gerak jatuh bebas dan gerak vertikal

ke bawah. Sedangkan gerak vertikal yang arahnya menuju ke atas yaitu gerak vertikal ke atas. Maka ada tiga jenis gerak

(65)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa/siswi SMA

kelas XI tentang materi gerak vertikal, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ditemukan adanya miskonsepsi pada siswa A mengenai gerak jatuh

bebas ketika diberikan sebuah permasalahan, gerak vertikal ke atas dan

gerak vertikal ke bawah.

2. Ditemukan adanya perubahan konsep pada siswa B, C dan D mengenai

gerak jatuh bebas ketika diberikan sebuah permasalahan. Namun

pemahaman konsep siswa B dan C belum lengkap. Sedangkan

pemahaman konsep siswa D sudah benar. Siswa D bisa menjelaskan

dengan lengkap dan benar bahwa benda yang memiliki massa berbeda

bila dijatuhkan akan sampai ke tanah dengan waktu yang bersamaan.

3. Dari hasil wawancara ditemukan pemahaman yang kurang lengkap pada

siswa B mengenai gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah.

Sedangkan pemahaman siswa C dan D mengenai gerak vertikal ke atas

dan ke bawah sudah lengkap dan benar.

4. Dengan diberikannya pertanyaan kepada partisipan, maka partisipan

mengalami disekuilibrium sehingga partisipan membuat pemahaman

(66)

5. Dengan melakukan wawancara dapat disimpulkan bahwa mengajar tidak

harus dengan memberikan penjelasan kepada siswa, namun bisa juga

dilakukan dengan bertanya yang akan memancing siswa untuk berfikir.

6. Melakukan wawancara berkembang dapat melatih seseorang untuk

belajar dan mengetahui teknik untuk mengungkapkan pemikiran

seseorang. Terbukti dari hal ini peneliti dapat belajar mengungkapkan

pemikiran seseorang. Awalnya peneliti masih sulit untuk mengungkap

pemikiran partisipan. Kemudian pada partisipan ketiga peneliti mulai

mengerti cara untuk mengungkap pemahaman partisipan. Bahkan untuk

merubah konsep partisipan yang masih salah menjadi benar.

B. Saran

1. Bagi guru dan calon guru : Penelitian ini dapat memberi informasi dan cara

mengatasi permasalahan dalam mengungkap pemahaman siswa. Serta

dapat mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa, agar sesegera mungkin

guru dapat memperbaiki.

2. Bagi penelitian berikutnya : ketika siswa mengalami miskonsepsi, peneliti

bisa memberikan treatment dengan menggunakan aplikasi komputer yang

(67)

49 Daftar Pustaka

Berg, E. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

Chiappetta. Eugene L.& R Coballa. 2010. Science Instruction In The Middle And Secondary Schools. 7ndEdition. New York: Macmillan Pub. Co

Cook, Joan L. & Cook Greg. 2005. Child Develompent, Cognitive Development Piagetian and Sociocultural View (Chapter 5). Dalam http://www.pearsonhighered.com/samplechapter/0205314112,pdf diunggah tanggal 9 Juni 2015

McComas, William. F. 2003. A Textbook Case of the Nature of Science: Laws and Theories in the Science of Biology. Rossier School of Education, University of Southern California. Los Angeles. Dalam http://coehp.uark.edu/pase/Law_Theory.pdf diunggah tanggal 17 maret 2015 pukul 15.00 WIB

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Sarojo. 2014.Seri Fisika Dasar Mekanika Edisi 5. Jakarta: Salemba Teknika

Simanjuntak, MP, Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa Pendekatan Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Video, Jurnal Pendidikan Fisika, vol. 1, 2012, pp. 55-60.

Suparno, P. 1997.Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Suparno, P. 2001.Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo

Suranto. 2009. Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Pada Konsep Usaha bagi Siswa SMP Negeri 1 Trucuk Klaten. (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Sutarno. 2013.Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sutoyo, A. 2012.Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Taber, K. S. 1999. Probing Understanding. November 1999. Cambridge: Homerton College

(68)

https://mgmpmatsatapmalang.files.wordpress.com/2011/11/instrumen-penilaian-mat-smp.pdf (diakses 19 Maret 2015)

(69)

Lampiran 1

Kisi-kisi

Konsep Pengertian Pertanyaan Pengukuran

Gerak Jatuh

Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak

lurus dipercepat beraturan.

Sebuah benda jatuh bebas

adalah obyek yang bergerak di

bawah pengaruh gravitasi saja

tanpa dipengaruhi kecepatan

awal (Sutarno, 2013 dan

Sarojo, 2014).

Menjelaskan tentang gerak jatuh

bebas:

 Pengertian gerak jatuh bebas

 Hal-hal yang mempengaruhi

gerak jatuh bebas

 Studi kasus perbedaan massa

dalam gerak jatuh bebas

Gerak

Vertikal ke

Bawah

Gerak vertikal ke bawah adalah

gerak suatu benda yang

arahnya ke bawah menuju

pusat bumi dengan kecepatan

awal (Sutarno, 2013).

Menjelaskan gerak vertikal ke

bawah

 Hal-hal yang mempengaruhi

gerak vertikal ke atas

 Membedakan gaya dengan

impuls

 Membedakan gerak vertikal

ke bawah dengan gerak jatuh

bebas

Gerak

Vertikal ke

Atas

Gerak vertikal ke atas adalah

gerak suatu benda yang

arahnya ke atas melawan arah

gaya tarik / gravitasi bumi

dengan kecepatan awal tertentu

(Sutarno, 2013).

Menjelaskan gerak vertikal ke

atas:

 Hal-hal yang mempengaruhi

gerak vertikal ke atas

 Membedakan gaya dengan

(70)

Lampiran 2

Hasil Percakapan Siswa tentang Gerak vertikal

(Siswa A)

Pa: Partisipan

Pe: Peneliti

Pe: kamu ingat gerak jatuh bebas?

Pa: iya ingat

Pe: gerak jatuh bebas itu apa?

Pa: gerak yang berlawanan dengan arah gravitasi.

Pe: emang gravitasi itu arahnya kemana?

Pa: kebawah...lohhhhh??? salah. Gerak jatuh bebas itu gerak yang jatuh tanpa dorongan kan ya.

Pe: oke, kamu bisa contohin dengan pensilku ini?

Pa: (mencontohkan dengan benar)

Pe: kalo dia tidak dapat dorongan berarti dia tidak punya apa di awal? Coba liat ya (memperagakan) apa bedanya pensil ini aku jatuhkan tiba-tiba saja dengan aku jatuhkan seperti ini.

Pa: kalo yang tadi kan ditekanan ada dorongan, kalo yang gerak jatuh bebas itu gak ada dorongan sama sekali.

Pe:tekanannya ya. Coba bayangkan mangga yang jatuh dari pohonnya, faktor apa saja yang mempengaruhi dia jatuh?

Pa: angin mungkin mbak, kan goyang-goyang terus jatuh. Jatuhnya lebih alamiah. Sama dipengaruhi oleh gravitasi.

(71)

jatuhkan dari ketinggian yang sama anggaplah 5 meter. Bagaimana waktu mereka untuk sampai ke tanah? Sama atau berbeda?

Pa: berbeda mbak. Boling akan sampai duluan ke tanah.

Pe: kenapa boling sampai duluan ketanah?

Pa: soalnya boling memiliki massa yang lebih besar daripada kelereng. Kalo yang lebih besar itu bakal duluan. Soalnya lebih berat.

Pe: kalo aku ganti, gajah dengan boling? Yang jatuh duluan yang mana?

Pa: gajah dulu, karena dia lebih berat. Ya kalo belum ganti sih teorinya.

Pe: memang teorinya seperti apa?

Pa: yang berat akan jatuh lebih dulu.

Pe: itu teori darimana?

Pa: ngasal aja mbak. Soalnya kalo main perosotan yang jatuh duluan yang gendut.

Pe: yakin seperti itu?

Pa: ya tergantung siapa yang licin sih saat meluncur.

Pe: oke, jadi menurutmu yang akan jatuh lebih duluan itu yang lebih berat?

Pa: iya mbak.

Pe: kamu tadi sudah liat kan bedanya ini (peragaan pensil dijatuhkan tanpa kecepatan awal) dengan ini (peragaan pensil dijatuhkan dengan kecepatan awal). Menurutmu dua peragaan tadi itu gerak apa saja?

Pa: gerak jatuh bebas dengan gerak jatuh.

Pe: loh sama aja dong berarti. Ada bedanya gak dari keduanya?

Pa: ada mbak.

Pe: coba liat yang ini (peragaan pensil dijatuhkan dengan kecepatan awal) lihat arah geraknya kemana?

Pa: kebawah mbak, gerak vertikal ke bawah.

Pe: gerak vertikal itu gimana? Bisa kamu ceritain?

(72)

Pe: gerak vertikal ke bawah itu dipengaruhi oleh apa saja?

Pa: dorongan dan gravitasi.

Pe: bila aku memberikan dorongan berarti aku memberikan apa?

Pa: maksdunya? Gatau mbak

Pe: nih, coba liat ya gerak vertikal ke bawah dengan gerak jatuh bebas kecepatannya sama atau beda?

Pa: beda mbak.

Pe: mana yang lebih cepat?

Pa: gerak vertikal ke bawah lebih cepat.

Pe: kenapa gerak vertikal ke bawah bisa lebih cepat?

Pa: karena dia dikasih dorongan. Dikasih gaya (F).

Pe: oh, berarti ini namanya gaya (pensil dilempar ke bawah)?

Pa: iya, gaya tekan

Pe: lha kalo ini (pensil dilempar ke atas) ini apa?

Pa: gaya juga tapi min, karena berlawanan dengan arah gravitasi bumi

Pe: oh gitu, kalo begini (pensil dilempar ke bawah)?

Pa: positif

Pe: yang positif dan negativ itu apanya sih?

Pa: gayanya. Tapi kok kayaknya gaya gak pernah negativ deh.

Pe: masa sih? gaya itu besaran skalar atau besaran vektor?

Pa: emmmmmm, gak tau.

Pe: oke, kata kamu kayak gini namanya gaya toh (pensil dilempar ke atas) terus apa bedanya dengan kayak gini (pensil dipegang dan didorong terus menerus ke atas)? Yang mana yang gaya?

Pa: gaya itu yang dilempar ke atas

(73)

Pa: F = m.g perkalian antara massa dengan gravitasi.

Pe: jadi menurutmu dilempar itu gaya ya?

Pa: iya

Pe: oke, jadi gerak vertikal ke atas dipengaruhi apa saja?

Pa: gravitasi, gaya, massa. Yang pasti gravitasi

Pe: jadi tadi nilai positif dan negatif disebabkan oleh apa?

Pa: gerak vertikal ke atas itu min karena berlawanan dengan arah gravitasi. Gerak vertikal ke bawah itu plus karena searah dengan gravitasi bumi.

Pe: oke sekarang ceritakanan kembali dengan lengkap tentang gerak vertikal. Mulai dari gerak jaruh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke atas.

Pa: gerak jatuh bebas itu tidak punya gaya. Waktu untuk sampai ke tanah nya dipengaruhi oleh massa benda. Dipengaruhi oleh gravitasi. Dan gaya tidak berpengaruh disitu karena tidak ada dorongan. Gerak vertikal ke bawah dan ke atas itu punya gaya karena ada dorongan. Nilainya positif untuk gerak vertikal ke bawah. Gerak vertikal ke atas itu kan berlawanan dengan gravitasi bumi jadi minus nilainya. Dipengaruhi ketinggian juga.

Pe: satu pertanyaan lagi. Bagaimana kecepatan untuk gerak vertika ke atas dan gerak vertikal ke bawah?

Pa: kalo gerak vertikal ke atas semakin naik kecepatannya semakin turun. Kalo ke bawah semakin bertambah kecepatannya.

Pe: kalo pensil aku lempar ke atas itu kan tadi gerak vertikal ke atas ya namanya. Nah, ketika pensil itu tiba-tiba turun itu namanya apa?

(74)

Lampiran 3

Hasil Percakapan Siswa tentang Gerak vertikal

(Siswa B)

Pe : Peneliti

Pa : Partisipan

Pe : Kamu pernah denger gak gerak benda jatuh bebas?

Pa : Pernah

Pe : Itu kira-kira tentang apa ya?

Pa : Benda jatuh karena gravitasi

Pe : Kok bisa?

Pa : Ya iya mbak, pokoknya semua benda itu bisa jatuh karna adanya gravitasi.

Pe : Oke, apa lagi yang kamu tau tentang benda jatuh bebas?

Pa : Apanya mbak? Pengertiannya?

Pe : Boleh, boleh apa aja yang kamu tau. Boleh pengertiannya, ciri-cirinya, apa aja deh yang kamu pahami tentang benda jatuh bebas.

Pa : Yang pertama itu yang tadi mbak. Dia jatuh karena gravitasi. Terus ada pengaruh massa juga. Jadi benda itu bisa jatuh bebas karena ada pengaruh gravitasi dan massa. Kalo gak ada keduanya benda itu gak bisa jatuh mbak.

Pe : Kalo seandainya aku punya dua buah benda yang massanya berbeda. Yang satu bola boling yang satu lagi kelereng. Jelas kita semua tau bahwa bola boling memiliki massa yang lebih besar daripada kelereng. Bila kedua benda tersebut aku jatuhkan disaat yang bersamaan dari ketinggian yang sama. Kira-kira waktu yang diperlukan kedua benda untuk sampai ke tanah itu sama atau berbeda?

Pa : beda mbak.

(75)

Pa : karna luas penampang benda, gaya gesek benda, sama massa benda semuanya itu beda. Karna semuanya beda jadi waktu untuk sampai ke tanah juga beda.

Pe : itu gimana maksudnya? Kenapa kok kalo semuanya berbeda mereka bisa jatuh dalam waktu yang tidak bersamaan?

Pa : kan luasnya juga beda kan mbak. Berarti ada gaya gesek permukaan juga gitu. Eh salah, maksudnya ada gaya gesek dengan udara mbak. Karna gaya gesek dengan udaranya beda-beda jatuhnya jadi beda deh.

Pe : terus yang jatuh mana dulu?

Pa : bola boling duluan lah mbak.

Pe : terus katamu tadi luas penampang juga mempengaruhi.

Pa : oiyah, boling dulu apa kelereng dulu ya? Kan luas penampangnya lebih besar bola boling mbak, tapi lebih berat boling. Aduh apa ya. Boling dulu lah mbak. Iya yakin boling. Orang lebih berat geh.

Pe : jadi bakal jatuh boling dulu nih walaupun luas penampangnya lebih besar boling dibandingkan kelereng? Kalo luas penampangnya besar nanti gaya gesek udaranya gimana?

Pa : iya itu dia mbak, aku juga gak tau. Tapi aku yakin boling yang sampe duluan. Ya pake logika aja sih mbak. Dibayangin aja yang berat dengan y

Gambar

Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Atas.....................................40
Tabel 1. Pengertian Gerak Jatuh Bebas
Tabel 2. Pemahaman Tentang Permasalahan Gerak Jatuh Bebas
Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Gerak Vertikal ke Bawah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sosiometri dan observasi instrumen skala penilaian interaksi sosial yang diperoleh tersebut, didukung dengan palaksanaan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru BK SMA N

Maka pada penelitian ini akan dibahas mengenai implementasi metode interpolasi bicubic modifikasi pada proses downsampling citra yang dilakukan dengan menghitung 16

Penelitian terdahulu tentang materi ikatan non logam suatu unsur, tetapi peserta didik juga dituntut agar dapat menghubungkan data berupa informasi, fakta, atau hasil pengamatan

(3) Apabila Negara setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak meyelenggarakan pencatatan Pengangkatan anak bagi Warga Negara Asing, Warga Negara yang bersangkutan

Jl. Sistem pendatatan di posyandu Suka Mulya ini masih menggunakan sistem yang manual dan sederhana masih menggunakan buku bersifat konvensional. Sehingga menimbulkan kesalahan

Penurunan kontribusi sektor pertanian dan kenaikan kontribusi sektor industri dan jasa pada PDRB kota Surakarta ini sejalan dengan perkembangan ekonomi dan

Perencanaan selanjutnya dalam pertemuan kedua untuk memperbaiki pertemuan pertama yaitu dengan layanan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara

bantuan dana yang diberikan kepada calon mahasiswa lulusan SMA/MA/SMK/MAK yang memiliki kemampuan akademik tinggi, berprestasi, memiliki kesesuian dengan visi Jambi