• Tidak ada hasil yang ditemukan

01 Reglement DVG ST 1882 No 228 thn 1949 ttg Menjalankan Peracikan Obat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "01 Reglement DVG ST 1882 No 228 thn 1949 ttg Menjalankan Peracikan Obat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

REGI.EMENT DV.G.

(St- 1882 No. 97, sebagainana dirobah t€rakldr rnenurut St. 1949 No.228)

BAHAGIAN IV

TENTANG MENJALANKAN PERACIKAN OBAT palal 56

(Dirobah densan St. 1921 No. 347)

Menjalankan peracikan obat yaitu pembuatan atau penyerahan obaf obatan dengal nul(sud-ma].sud

kesehatan-Yangberhak menjalankan peracilan obat hanyalah para Apot€ker dan Asisten Apoteker,,dan yang tersebut terakhir dengan pembaksan menurut pasal 75, s€ita para Dokter yang diizinkan menurut pasal49.

Pasal 57

(Sesuai St. 1922 No. 189 dan St. 1933 No.92).

(1) Terhadap mereka yang ingin menjalankan peracikan obat berlaku kewa-jiban-kewajiban yang sama, sebaBaimana tercantum dalam pasal43 terha_

dap para dokter, Bidan dan Dokier Gigi.

(2) rikte van toelating tidak diperlukan untuk APoteker Pemerritah dan ientara dalam dinas akiip.

(3) Sebelun menjalankan pnktek maka mereka yang t€rsebut pada ayat (1) rn€rnerlukan visurn dari lnspeksi Farmasi pada D.V G.

(4) Visum ini harus diperbaharui pada setiap kali menghentikan Paktek untuk sementara waktu atau pada perubahar tempar.

Passl 58

(Dirobah dan ditanbah menurut St. 1921 No 347 S t . 1 9 2 2 N o . 1 8 9 d a n S t . 1 9 2 8 N o . 7 )

(l) Terkecuali yans ditetapkan pada ayat 71 seoran8 Apoteker ndak di-bolehlan melayani lebih da'i sit! Apolek

(2)

(2) Apoteker menjalankan pekerjaannya dalatn suatu bangunan khusus yang pada waktu siang dapat dimasuki dan pada wattu malam didiami oleh Apoteker itu atau seorang Asisten Apoteker.

(3) Jita Apoteker tidak bertemPat tinggal dalam Apotek itu maka ia dirvajibkan bertempat tinggal di dalam koia t€mpat iltaknva Apotek itu terkecuali jika oleh Kepala D V.G berdasarkan alasan'alasan klusus ia dlizinkan bertempat tin8grl di kota lain.

(4) S€lana menjalankan pekerjaan Apoteker ia tidak dibolehLan mem-punyai kedudukan lain atau menjalankan pekerjasn lain ierkecuali dengan izin kpala D.V.C., di nana dicantumkan nama kedudukan atau pekerjaan it . lzin Kepala D.V.G. dapai ditinjau k€nbali oleh G G. (5) Apotek dapat ditutup pada satu atau beberaPa hari-lnri Minggu, atau pada hari-hmi yang dinyatakan $ma dengan hari-hari itu dengan izin iertuhs Inspektur yang mengawasi pelaksanaan Peraturan'peraturan tmtang nenjalankan peracikan obat

(6) Dengan hai-hari Minggu disamakan hari Paskah dan hari Pantekosta kedua, had-hari Natal dan hari Kenai](an.

(7) Jika suatu Apotek dipinpin oleh seorang Apoteker vang termasuk suatu aliran Agama yang mempunyai hari istirrlut yang bukan ha' ri Minggu, naLa hari Minggu dan harihari Raya menurut Agama itu (8) lnspeLtur membe'ikdn i/in Ini lika menurur anggapannva ada cukup

kesempatan untuk memperoleh obat-obatan

(9) G.G. menpunyai wewenang untuk memberikan izin kepada Inspektur (10) Inspektur senantiasa berhak untuk menarlk kembali suatu izin

be!-dasarkan keadaan yang telah berobah

(ll) Pernilik Apot€k harus berusaha bahwa s€lama Apotek rerbuka untuk mengel arkan obat-obatan, Apotek dilavani oleh seoran8 Apoteker yang berwenang dan yang bertanggung jawab atas segala s€suatu yang terdapat di dala,'nnya dan atas pembuatan obat'obatan dan pula harus tunduk pada peraturan-leraturan untuk seorang Apoteker yang telal belpraktek.

Pasal 59

(Sesuai St. 1907 No. 194 St. 1910 No 649 dan St. 1928 No- ?) (1) Pada setiap Apoiek harus tersedia ukuran-ukuran; anak timbangan dan

(3)

alinea berikut.

(2) Setiap kali dikeluarkannya suatu penertiban baru dari Ned Pharm- diten-tukan oleh G.G. suatu tanggal mulamya berlaku untuk Indonesia disertai suatu daftar obafobatan yang harus tersedia didalan Apotek.

(3) G.G. berhak untuk menentukan perubahan-perubahm dan tambanan' tambahan dari Ned. Pharm.

(4) Petu8as yang dit€ntukan khusus menetapkan Enluk setiap Apotek apakah obalobatan terdapat dalam jumbn yang cukup.

(5) Pada perbedaan pendapat dengan Apoteker Kepala D.V.G. yang menen' (6) Kekunngan dalam persediaan harus dipenuhi dakn jangka waktu yang

ditentukan oleh petugas gada ayat (4). Pasal 60

Setiap obat disirnpan drlarn suatu wadah yang cocok yang dibedkan etiket j€las denSan ftma resmi dan nama officinal.

Obat-obatan yang tidak lercantu,n dalam Ned. Plarm diberi etiket yang menunjukkan cara pembuatan obat itu. Dikecualikan dari pelaturan ini obat-obatan yang diterima oleh Apoteker dalan k€adaan disegel dari pem-buat obat, nama siapa tercantun di atas pembungkus, obai-obat rnana ke' mudbn diserahkn denSan segel yanS utuh.

Pasal 6l

(Dnoban dengan St. 1910 No. 649)

Obat-obai racun, yang diununkan oLeh Kepala D.V.G. disimpan dalam lemari terk nci, kunci-kunci berada dalam tangan Apoteker atau Asisten Racun-racun yang tidak tercantum da'2fl Ned. Pham. dan yang ada dalam penediaan, dilimpan dalam lemari Fng $ma.

Pasal 62

Apoteker hanya mengeluarkan obat-obat berdasalkan resep yang tebn diracik secara teliti dari bahan-bahan yangbaik.

Jika Apoteker menduga kemungkinan kekeliruan yang berbahaya, rnaka segera diberitalukamya secara lisan atau tulisan kepada Dokter yang menulis r€sep itu;jika Dokter ini lidak berada di lempatnya Apoteker berusaharne'n-peroleh keterangan dari s€orang Dokteryang lain.

(4)

kembali.

Pasal 63

(Dnobal dan diiambah dengan St. 1902 No.368 dan S t . 1 9 0 5 N o . 4 0 9 ) .

Apoieker lanya dapat mengeluarkan obat berdasarkan resep sesuai dengan pasal 48, atau yang diminta dengan ketentuan khusus mengenai obat itu.

Pengulangan pengeluaran obatobatan berdasarkan saru resep yang sama dilarang, jika resep ilu sesuai dengan ayat ke 3 dari pasal 48 dibubuhi per-kataan Ni iteretur.

Pasal 54

Apoteker harus m€njaga banwa seiiap wadah yang digunakan untuk mengeluarkan obat berdasarkin resep, ditempelkan sehelai kerras di,nana rercantum nama dari penderita atau nomor penggant nama, cara penakaian obai, tanggal pengeluaJan dan nama Apoteker. Tuiisan ini dicantumkan di atas kertas yang tak berwarna unruk obat-obatan pemakaian datam dan di atas kertax berwarna untuk obalobatan pemakaian luar.

Pasal 65

(Drobah dan ditambah denSan St. 1920 No. t9 St. l92t No.780 dan Sr. 1936 No. 584).

(1) Apoteker mengatur fesep-resep yang telah dik€rjakannya menurut urutan pembuatan dan menyimparmya dalam 20 tahun.

(2) Pada saat penyeralun Apotek ini ke s€orang Apoteker yang lain diikut serhkan semua resep,resep. Pada penutupan Apotek resepr€sep diserah-kan untuk Jawa, Madura, Bati, Irmbok, Bengkutu, palenbang, Jambi, dan lrmpJng kepada Inspektur Kesehatan r€mpat beradanya Apotek; untuk Bangka Belitung kepada Dokter K€pala dari peiusahaan tinatl Bangka dan di tempartempat lain di luar Jawa, pada K€pala-kepata Kesehatan Tentara yang juga bertanggung jawab atas urusan-urusan Kese" hatan rakyat, agar s:upaya resEp.resep ini disimpan dalam arsip.

(5)

Pasal 66

Apot€ker tidak dibolehkan memperiihakan salinan resep kepada siapa pun terkecuali kepada Dokt€r yang menulis resep itu atau yangmerawat penderita itu, kepada penderita sendiri dan kepada petugas_petugas penga_ dilan arau kesehatan yans memeriksa res€p{esep itu Apoteker memberikan suaru salinan yang teliii dad resep'resep yang dibubuhi randa tangan jika dipe ukan oleh petugas-petugas t€nebut di atas.

Pasal 6?

Apoteker ridak dibolehkan nengeluarkan bahan'baian racun selrin atas dasar resep seorang Dokt€r atau kepada Apolekel-Apoteker atau kepada Dokter-Dokler yang mempunyai izin untuk m€ngeluarkan obatobatan, kepada DokterDokler heu,an atau dengan permintaan teriulisvang dibubuhi tanda tangan dan maksud pemakaian bahan-bahan lacun itu, kepada orang-orang lain yang

dikenatnya-Bahan-bahan racun yang bukan berdasarkan resep Dokier dikeluarkan dalam suatu wadai yrng disegel, di mana tercantum nama orang kepada siapa obat itu diserahkan, natna dari Racun dan perkataan "Racun" tanggal pengeluaran beserta nama Apoteker.

Pasal 68

Apoteker mencatat segera dalam suatu dafrar setiap pengeluaran racun d€ngan memberitahukan tanggal pengeluaran Can oknum kepada siapa diseralkan racun itu.

P€raturan ini tidak berlaku untuk pengeluann-pengeluaran berdasarkan resep Dokter. Apoteker menyusun pelmintaan-permintaan tulisan tersebut, di pasal 67 terpisah dari resep-resep Dokter dan menyimpannya selama 20 tahun. Ayat 2 dari pasal65 berlaku di sini.

Pa$l 68a

(Dirnaksudk n dengan St. 1901 No.368)

Apot€ker dilarans uniuk mengadakan perjanjian langsung atau tidak langsung dengan seorang Dokter sebagaimana dimak$dkan dalam pasal 52.

Pasal 69

Apoteker mernberikan kepada pembesar-pembesar resmi semua ke-terangan yang berhubungan dengan Apoteknya jika diperlukan untuk meme' lihara peraturan-peraturan dan Undang-undang Kesehatan.

(6)

Pasal 70

Apoleker menberikan atas permintann dari seorang perugss yang dimaksudkan pada pasal 66 suaru perhitungan yang diperinci dari obat. obaian yang telai dikeluarkan..

Palal 7l

(Dirobah dengan St. 1905 No. 409 Sr_ l9t0 N o . 649 Si. 1921 No. ?80 St. 193i No. 168

D 2 dan St. 1936 No. s84).

Apoleker dapat memperoteh izin untuk mengawasi sementara suatu Apotek lair yang tidak mernpunyai pimpinan karena Aporekernya sakit, kelual kota, dipecat atau meninggal atau dengan alasan-atasan lain. Izin tertulis yang diperlukan yang diberikan oleh Kepala D.V.c. harus diper, baharui setiap tiga bulan. Dalam keadaan nendesak, m€ndalului keputusan Kepala D.V.c. izin dapat diberikan oleh Asisren Residen atau Dewan per_ wakilan kota berdasarkan ayar I pasal 14 dari undang_undang p€nyeratan Kesehatan di Jawa dan Madura.

Pasal 72

(Dirobah dan ditrmbal dengn St. 1905 No.4O9 No. 708, St. 1922 N o . 189 S t . 1 9 2 8 N o . 7 dan S t . 1 9 3 6 N o . 584).

Suatu Apot€k, ranpa pirnpinan sebagainana dimaksudkan dabm ayat I pasal 7l dapat diawasi oleh seorang Apoteker yang berpraldek setelalr bukti wewenangnya diviser oleh Inspektur Farmasi pada D.V.G. atau oleh Ke_ tua D.P.R.D. Kota di Jawa dan Madura berdasarkan ayat I pasat 14, dari ordonansi penyerahan keseharan rakyat. Apoteker yang mengawas berlang_ gung jawab atas segala-galanya yang tersedia di Apotek, pembuatan obar obatan dan selanjutnya haJus runduk pada peratunn_peraturan yang be aku u n r u l reoranS A p o t e k e r y a n g l e l 3 p .

Pasal 73

( S e s u a i d e n g a n S t . 1 9 0 5 N o . 4 0 9 S t . 1 9 2 1 N o . 7 8 0 S t . 1 9 3 1 N o . 1 6 8 D 2 dan St. 1936 No. 584).

(7)

ordonansi penyerahan Kesehatan Rakyat

Segera setelah ada pirnpinan baru kunci diserahl2n kembali. Passl 74

(Dibatalksn dengan St. 1917No. i12) Pasal 75

(Sesuai dengan St. 1922 No. 189)

Seorang Asisten Apoteker hanya dibolehkan beke{a pada suatu Apotek atau Apotek Dokter dibawah PerFwasan seorang Apoteker atau seorang Dokter yang sesuai dengan pasal 49 mempeloleh izin untuk penverahan

Pasal 76

(Dnobah d€ngan St. 1910 No. 649 St. 1921 No 347 dan St 1922 No. 189)

Jika seorang Asisten Apoteker diterima atau dikeluarkan dari suatu Apotek, Apoteker harus dengiin segera memberitahuka! soal id kepada Inspektur Farmasi.

Pasal 7?

Seorang Asisten Apoteker hanrs memnggung pelanggaran'pelan88aran' nya terhadap ordonn$i ini. Namun denikian Apotek€r tetap bertanggung-.iawab atas s€gala sesuatu yang te4adi dalam Apoteknya sekiranya kesalahan-nya atau kelalaiankesalahan-nya mengakibatkan atau membantu mengakibatkan pe" langgaran tersebut.

Pasal 78

S€mua Apotek beserta ruang kerja dan ruang persediaan alat-alat farmasi, ukuran-ukuran, timbanSan-timbangan, anak'anak timbangan dan obalobatan diperiksa pada waktu-waktu yang tidak ditentukan oleh vang berwajib yang diarur dengan persluan lersendiri.

Pasal 79

Apotek harus terbuka untuk petugas yang dimaksudkan pada pasal ?8 dari jam 7 pagi sampai jaln 9 malam, Apoteker harus berusaha sehingga pemeriksaan yang dimaksudkan pada paral 78 juga dapat bellangtung tanpa

(8)

kehadirannya dengan menyediakan sebuah kunci b€negel dari lemari racun. Pasal 80

(Dirobah dengan St. 1910 No.649).

Jika pada pemeriksaan ada obat-obatan )ang dinyatakan tidak me-menuhi syarat lagi atau obat-obatan yang harus dalarn p€rsediaan tidak terse-dia maka petugaspetugas pemeriksaan membuat proses verbal. P€tu8as-petugas tersebut kemudian menentukan wakiu dalam mana obat-obatan yang sak harus diganti. Jika Apoteker tidak nenyetujui pemyataan rusak' nya obat.obatan ia dapat naik banding pada Kepala D.V.G. dengan, bersama-sama denSan petugas-petugas pemeriksaan mengnim obafobatan tersebut le Kepala D.V.G. disertai surat-surat bukii dari peiugas-petugas pemeriksaan.

Ptsal 81

(Dirobah dengan St. 1910 No.649).

Jika keadaan Apotek dinyatakan kurang memenuhi syarat hingga di; anggap perlu pemeriksa2n kedua, mata Apoteker menerima pemberitahuan dari Kepala D.V.C.

Pasel 82

(Ditambal dengan St. l92l No. 780 Si. 1931 No. 168 D 2 d a n S t . 1 9 3 6 N o . 5 8 4 ) .

Jika suatu Apot€k dijual kepada umum rnaka balEn-bahan racun hanya dapat dijual kepada para Apoteker, Dokter yang sesuai pasal 49 berhak menyerahkan obat-obatan dan kepada Dokter-dokter heu,an. Penjualan tidak boleh ditrksanakan tanpa pemberitahuan tertulis rekurang-kuranSnya lima hari kepada Asisten Residen atau kepada Ketua D.P.R.D. Koia di Jawa dan Madura berdasarkan ayat I pasal 14 dari ordonansi peny€rahan Kesehatan rakyat di Jawa dln Madura.

Pasal 83

(Dirobah densan St. 1922 No. 189)

(9)

diterima untuk penjualan seterusnya dalam tempat yang bers€gel dad pembu-at, dan dibubuhi narna pembuat tidak iennasuk peracikan, denikian pula penjualan obat.obat Tionghoa dan obat-obai asli lndonesia

Pasal 84

Penjualar racun di pasalan umum diatur dengan suatu Peraturan knu'

KETENTUAN-KETENTUAN HTIKL'TIAN Pasal 85

(Sesuai dengan St. 1904 No l08 St 1910 No. 649.)

Akte vafl toelating sesuai dengan pasal 43 dan pasal 57 dapal dicabut oleh c.c atas usul Kepala DvG b€rhubung denSEn kelakun buruk' alasan-alasan moral atau gangguan olak dari yang beisangkulan' atas dasar yang sama dapat dicabut izin praklek dari paJa Dokter, Bidan' Apoieker ya$g telah diperhentikan dengan homEt dari din2s ketenlaraan

Pasal 86

(1) Pelarggaran terhadap pasal 4la dar' 42a dihukurn dengan denda uang setinggi.tingginya 100 gulden.

(2) Jika p€langgaran terjadi dalam jangka waltu 2 tahun setelah drjatuhi vonnis untuk pelanggaran yang sama, dapat dikenakan hukuman penjara setinggi-tingginya 1 tahun atau dengan uang setinggi'tingginya 500 gulden.

Pasal 87

(Sesuai d€nsan St. 1917 No.491 ayar65 c)

Pelanggaran dad peraturan untllk menjalankan praktek kedokteran terke€uali yan8 disebut pada pasal4l dihukum dengan de$da uang sebanyak_ banyaknya 100 gulden.

Jika pelanggaran terjadi dalam jangka waktu 2 trhun setelrh dtatuhi vonnis untuk p€langgaran yang sama, dapat dikenakan hukuman penjara setinggi' tingginya I tahun atau denda uang setinggitingginya 500 gulden.

Prs{l 88

(Sesuai dengrn St. 1917 No. 497 avat 65 c)

Pela.nggaran dari peraturan_peraturan peracitan terkecuali y3ng dimak'

(10)

sudkan dalam pasal 55 dan pa5al 66 ayat 2 berhubung dengan permintaan sa_ linan-salinan oleh petugas-petugas pengadibn atan Kesehatrn, dan pasal 72 ayat 1, pasal 79 ayat 1 dikenakan hukuman dentla setinggfiingginya 100 gulden.

Jika pelanggaran terjadi dalan waktu 2 tahun setelah dija.uhi vonnis untuk pelanggaran yang Mma, dapat dikenakan hukuman penjara setinggi-tingSi-nya I tahun atau denda uang setinggi-tingginya 500 gulden.

Pasal 89

(Sesuai dengan St. 191? No.497 ayat 65 c dan S t . 1 9 2 6 N o . 7 )

(l) Untuk tiap nacam obat{batan yang pada pemeriksaan melu t pasal 80 dinyatakan rusak dan untuk tiap macam-macam obat-obatan yang menurut pasal 50 dan 59 harus dalam persediaan tetapi tidak ada, dikena-kan denda uang seiinggi-tingginya 100 gulden.

(2) Jika pada pemerikaan kedua sesudah berlakunya jangka waktu vang dirnakudkan pada pa$l 80 ayat 2, obat-obatan yang tidak teFedia b€' lum diisi dan obatobatan yang dinyatakan rusak belum diganti maka denda uang diperganda.

(3) Jika pada pemerilsaat ketiga setelah dijalantan keteniuan pada pasal 80 ayat 2 keadaan masih dianggap belum memenuhi syarat maka Apoie_ ker atau Dokter dikenalon hukuman penjara setinggi-tingginya I tahun atau denda uang setinggi-tingginya 600 gulden.

Pasal 90

Pada p€lang8aran pasal 82 ayat I naka balan-b3}an racun yang dijual disita, dinyatakan rusak dan dibakar atas pe.intah pengadilan.

PERATURAN PERAUIIAN (Sesuai St. 1882 No.97)

Pasal 9l

Setiap orang yang pada saat mulainya berlaku peraturan ini berweMng untuk menjalankan praktek pengobatan kebidanan pengobatan gigi ahu peracihn obat, atau berwenang untuk memperluas kemampuannya melal i

ujian lambahan. rerap memegang wewenangrya

(11)

peroleh suatu pembeba$n, tetap memegang wewenang terhadaP ujian-uiian yang s€jenis yang har us ditempuh nenurut peraruran ini

P$al 92

@iroball dengan St. 1910

No.649)-Iiin penyimpangan d'ri pasal 58 Lyzt 2 Leat{'r.g susunan Apotek-apotek yang telah ada Pada mulai b€rlakunya peraturan ini dapat diberikan oleh Kepata D.V.G.

PERATURAN PERALIHAN (Sesuai dengan St. 1933 No. 92).

Setiap orang yang pada saat berlakunya peraturan ini (1 Maret 1933) b€rwenang menjalanksn praktek pengobatan, dalam arti sepenuhnya atau sebahagian, al.u berdasarkan k€renrurn hukum m€mpunyai wewenang me' makai g€lar tetap memegang wewenang id.

PERAN'RAN PERALIHAN (Sesuai dengan St. 1933 No.3s0).

S€tiap orang pada saat bertakunya peraturan ini (23 Septenber 1933) berwenanS rnenjalankan praktek kedokteran gigi, t4tap memegang wewenang ini.

Referensi

Dokumen terkait