• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selama beberapa tahun terakhir telah dilakukan berbagai macam upaya untuk menghubungkan program sistem kesehatan mata dan program sistem kesehatan secara umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Selama beberapa tahun terakhir telah dilakukan berbagai macam upaya untuk menghubungkan program sistem kesehatan mata dan program sistem kesehatan secara umum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik berupa dokumen perencanaan maupun metode dan cara penyelenggaraannya.1,2

United States Agency for International Development (USAID) antara tahun 2005-2007 membentuk program Health System Assessment (HAS) sebagai survey cepat terhadap sistem kesehatan suatu negara. Program ini bekerja sama dengan program kesehatan lainnya dan mulai ditingkatkankan pada tahun 2011. Program HAS ternyata berdampak sangat positif, sehingga diantara tahun 2007 sampai 2011 pendekatan program ini telah diterapkan lebih dari 20 negara.3,4

Program sistem kesehatan mata juga turut ditingkatkan. Para ahli kesehatan mata merasa perlu membangun kekuatan dan peluang dan berpartisipasi mengatasi tantangan dan isu membahayakan dalam kesehatan mata. Mereka perlu membangun link dan partnership international, nasional dan lokal dengan semua disiplin ilmu disemua sektor kesehatan. Komunitas kesehatan mata internasional menyadari bahwa intervensi pada program sistem kesehatan mata hanya bisa ditingkatkan bila terintegrasi dengan program sistem kesehatan secara global. Selama beberapa tahun terakhir telah dilakukan berbagai macam upaya untuk menghubungkan program sistem kesehatan mata dan program sistem kesehatan secara umum. Terinspirasi oleh kesuksesan HAS, International Centre for Eye Health di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengkoordinasikan perkumpulan para pakar kesehatan mata dan kesehatan secara umum untuk mengembangkan Eye Health System Assessment (EHSA) sebagai salah satu tambahan pokok kajian dalam HSA. 1-4

(2)

Data dari EHSA dapat digunakan untuk membantu perencanaan program yang efektif dan efisien berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat.

Tujuan ahirnya diharapkan para pelaksana dan pengambil kebijakan program sistem kesehatan mata dapat memberikan efek yang lebih besar terhadap kesehatan populasi, dapat membangun pelayanan yang mendukung dan meningkatkan pelayanan klinis kesehatan mata. Pengambil kebijakan juga dapat mengidentifikasi sumber daya yang ada dan memberikan inovasi intervensi klinis yang berkualitas pada system kesehatan mata. 3-5

Sari kepustakaan ini akan membahas mengenai EHSA, modul dasar (core module), modul teknis enam hal pendekatan EHSA, serta penerapan EHSA pada 3 negara contoh yang telah melaksanakannya.

II. EYE HEALTH SYSTEM ASSESSMENT

Pendekatan EHSA dirancang untuk menyediakan penilaian sistem kesehatan mata secara cepat namun menyeluruh dan interaksinya terhadap pemerintah, pembiayaan kesehatan, penyediaan layanan kesehatan, sumber daya manusia, produk medis vaksin dan teknologi, dan system informasi kesehatan. EHSA bertujuan untuk : 1) memungkinkan para pelaku yang terlibat dalam pelaksanaan sistem kesehatan mata baik nasional maupun internasional untuk mengakses sistem kesehatan mata suatu negara, menilai kekuatan maupun kelemahannya, sehingga dapat mempromosikan, memudahkan, mendorong dan merencanakannya. 2) Membimbing para otoritas kesehatan mata nasional dan organisasi internasional (organisasi non pemerintah dan penyandang dana) agar memperkuat intervensi dalam perancangan dan implementasi program sistem kesehatan mata. 3,6

Hasil akhir EHSA yang diharapkan mencakup 2 hal, yang pertama adalah laporan suatu negara mengenai temuan – temuan penting baik berupa kekuatan atau kelemahan dalam program sistem kesehatan mata. Hasil akhir berikutnya adalah terbentuknya kesepakatan mengenai pioritas dan rekomendasi program sistem

(3)

kesehatan mata. Kesepakatan ini dapat dicapai melalui workshop bagi para pengampu program yang sekaligus berfungsi sebagai penilaian terhadap temuan. Rekomendasi program harus mencerminkan prioritas dan tujuan utama para pengampu program dan dapat digunakan sebagai rencana kegiatan yang memperkuat program sistem kesehatan mata. 3,4

EHSA terbagi menjadi modul dasar dan modul teknis yang terdiri dari beberapa komponen. EHSA juga menggunakan beberapa indikator ataupun pertanyaan yang digunakan untuk menilai performa sistem kesehatan mata serta sumber informasi yang dapat diperoleh3,6

II.1 Modul Dasar (Core Module).

Modul dasar digunakan untuk membantu memahami informasi dan latar belakang dan program sistem kesehatan mata suatu negara. Modul dasar ini mencakup informasi sosiodemografi, sosioekonomi dan pemaparan program sistem kesehatan mata dan kesehatan secara global pada suatu negara. Modul ini juga membahas mengenai kondisi politik dan makroekonomi, kondisi bisnis dan iklim inventasi, penyebab utama kematian dan kesakitan penduduk, susunan kepemerintahan dan organisasi swasta yang terlibat pada program sistem kesehatan mata, juga keberadaan dan koordinasi sponsor suatu negara.3,6

Modul dasar dibagi menjadi dua komponen. Komponen A merupakan kondisi penyakit yang mencakup pengetahuan dasar mengenai status sistem kesehatan suatu negara melalui analisis data yang tersedia secara internasional misalnya dari situs WHO atau IAPB. Komponen B mencakup penilaian sarana yang digunakan untuk menganalisa berbagai isu yang berbeda yang nantinya diperlukan untuk memahami program yang akan dilaksanakan (misalnya informasi dasar dari kementrian kesehatan, para penyelia dan pelaku sistem kesehatan mata dan sponsor yang terlibat dalam aktifitas program sistem kesehatan mata).3,4

(4)

Tabel 1. Indikator Modul Dasar

Modul Dasar Indikator EHSA

a. Penyakit - Prevalensi kebutaan (dan penyakit lain yang dapat menyebabkan kebutaan)

- Proporsi kebutaan karena katarak - Penyebab terbesar kebutaan

- Jumlah operasi katarak yang dilakukan setiap 1.000.000 penduduk pertahun

b. Karakteristik, latar belakang dan profil sistem kesehatan.

- Struktur kementerian dan organisasi yang terlibat dalam program sistem kesehatan mata

- Pengaturan layanan sistem kesehatan mata - Keberadaan sponsor

- Koordinasi sponsor program sistem kesehatan mata

Sebagai contoh negara Kamboja, prevalensi kebutaan akibat katarak pada tahun 2013 adalah sebesar 1,9%, Angka Cataract Surgical Rate (CSR) masih belum sesuai target, pada tahun 2012 sistem kesehatan mata di Kamboja hanya mencapai CSR 1.700 per 1.000.000 penduduk per tahun. Hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2010 di Sierra Leone mendapatkan angka kebutaan 5,9%, sementara di Laos hasil RAAB tahun 2013 prevalensi kebutaan penduduk diatas 50 tahun 0,5%. Penyebab kebutaan terbesar di ketiga negara tersebut diakibatkan oleh katarak. Ketiga negara tersebut berupaya untuk menurunkan angka tersebut, mengingat kebutaan akibat katarak dapat dihindari, namun operasi katarak masih dianggap sebagai intervensi yang mahal. 3,7,8,9

Negara – negara tersebut memiliki program sistem kesehatan mata yang terintergrasi dengan sistem kesehatan nasional, namun masalah kesehatan mata bukan menjadi yang utama. Kebanyakan pembiayaan dari pemerintah belum mencukupi untuk pemberian layanan kesehatan mata, sebagian besar fasilitas mata di tiga negara ini mendapatkan pendanaan dari sponsor internasional. Kondisi ini membuat para pelaku program kesehatan mata di tiga negara tersebut bersama para donatur internasional melakukan advokasi kepada kementerian kesehatan untuk memperkuat program kesehatan mata terutama pengendalian kebutaan. 3,7,8,9

(5)

II.2 Fungsi Kepemerintahan

Fungsi kepemerintahan mencakup kemampuan pemerintah bersama pemangku kepentingan program untuk mengeluarkan, meregulasi dan merespon suatu kebijakan, serta menyediakan tindakan bagi program sistem kesehatan mata.

Fungsi kepemerintahan pada sistem kesehatan berfungsi mengembangkan membuat peraturan yang efektif bagi kebijakan, program, maupun kegiatan untuk mencapai tujuan. Terdapat beberapa aktor atau pelaku dalam sistem kepemerintahan ini. Pelaku pertama berasal dari pemerintah, termasuk politisi, pengambil kebijakan dan struktur pemerintah lain (misalnya unit kesehatan mata nasional, universitas, sekolah kedokteran dan keperawatan, sekolah optometri). Pelaku utama adalah yang langsung berperan ke masyarakat, misalnya kementerian kesehatan, penyedia asuransi kesehatan dan sosial, farmasi dan distributornya. Meskipun demikian diluar sektor kesehatan juga memiliki peranan, diantaranya komite DPR, mengampu kebijakan, kementrian keuangan, pengawas, dan sistem peradilan.3,6

Aktor kedua adalah para penyedia jasa kesehatan mata diantaranya dokter spesialis mata, perawat mata, optik dan para sukarelawan komunitas atau kader mata, juga termasuk organisasi yang mendukung pelayanan mata misalnya agen asuransi, industri farmasi dan penyuplainya dan industri manufaktur peralatan mata. Aktor ketiga adalah para penerima manfaat dari layanan sistem kesehatan mata dan masyarakat umum. Penerima layanan ini dapat dikategorikan kedalam beberapa cara misalnya berdasarkan penghasilan (mampu dan kurang mampu), berdasarkan usia (anak, dewasa, lanjut), berdasarkan lokasi (desa dan kota), berdasarkan layanan (pusat mata, optik), berdasarkan penyakit atau kondisi (katarak, trakoma, glaukoma, kelainan refraksi dan seterusnya) atau berdasarkan kebudayaan ( kebiasaan tertentu).

Aktor keempat adalah para pelaku internasional (WHO, IAPB, NGO dan sponsor).3,6

Tabel 2. Indikator Fungsi Kepemerintahan

(6)

Fungsi Kepemerintahan Indikator EHSA

a. Respon Pemerintah Apakah terdapat perwakilan dari organisasi penyandang disabilitas (DPO) atau penyakit spesifik lain misalnya penyandang diabetes pada pengampu sistem kesehatan mata?

b. Suara : pemilihan dan

pengumpulan - Apakah perwakilan tersebut dapat memberikan masukan bagi permasalahan kesehatan mata? Dan apakah tindakan yang telah dilakukan?

- memiliki DPO, organisasi penyakit spesifik maupun kelompok lain yang memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menggunakan menganalisis dan memberikan umpan balik kepada pemerintah tentang tujuan, perencanaan, penganggaran, pengeluaran dan data yang terkait dengan sektor kesehatan mata.

c. Kekuasaan Klien : Masukan Teknis dan Pengawasan

Apakah organisasi masyarakat ini termasuk komunitas oftalmologi nasional dan organisasi penyandang cacat?

d. Pemberian Layanan Apakah informasi kesehatan yang ada mencakup informasi tentang kualitas dan biaya layanan perawatan mata?

e. Informasi, Pelaporan,

dan Pelobian - Apakah laporan otoritas kesehatan mencakup informasi yang berhubungan dengan kesehatan mata? Informasi seperti apakah yang dilaporkan ke Menteri Kesehatan?

- Apakah bukti program kesehatan mata dan sistem kesehatan lain yang terkait digunakan oleh penyelenggara program sistem kesehatan secara global untuk melobi pemerintah? Apakah informasi ini digunakan oleh Kementerian Kesehatan untuk membuat perencanaan dan kebijakan?

f. Kelengkapan, arahan, pengawasan dan sumber daya

- Apakah regulasi sektor kesehatan ini diaplikasikan pada kesehatan mata? Peraturan apa yang tidak digunakan dan mengapa?

Para pengampu program kesehatan mata bersama departemen perencanaan di kementerian kesehatan Kamboja telah mengembangkan strategi nasional penanggulangan kebutaan dengan baik. Kamboja memiliki 3 DPO yang aktif terlibat dalam rehabilitasi di komunitas, termasuk memberikan pelatihan bagi para penyandang tuna netra. DPO berkolaborasi dengan otoritas dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat dan berkesempatan untuk memberikan masukan bagi pengampu program sistem kesehatan mata nasional melalui forum yang diadakan tiap 2 bulan sekali,

(7)

meskipun belum berkesempatan untuk menjalin kerjasama langsung dengan kementerian kesehatan. Manajemen sistem kesehatan mata merupakan bagian penting di kementerian kesehatan di Sierra Leone. Layanan mata termasuk dalam pelayanan utama, namun di wilayah utara negara ini dimana staf kesehatan mata juga terbatas, pemerintah dirasa kurang responsif dan kurang proaktif terhadap kebutuhan pelayanan mata. DPO juga hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat dalam perencanaan kesehatan mata. Pusat mata nasional di Laos berperan penting terhadap penanggulangan kebutaan dengan melakukan pelatihan, pencegahan, penelitian hingga produksi obat- obatan mata. Program kesehatan mata juga melatih tenaga kesehatan mata sampai tingkat puskesmas. Sama dengan Sierra Leone, DPO di Laos juga tidak berkesempatan untuk memberikan umpan balik kepada pemerintah maupun kementerian kesehatan.7,8,9

11.3 Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga komponen besar: pengumpulan sumber keuangan, penyatuan dan alokasi sumber daya keuangan (bagi kesehatan mata termasuk anggaran pemerintah dan asuransi kesehatan), dan pembiayaan penyedia layanan.

Pembiayaan kesehatan merupakan tulang punggung sistem kesehatan mata, dan komponen yang sangat penting untuk memastikan bahwa layanan perawatan mata disediakan secara adil, efisien, dan berkelanjutan. Pembiayaan kesehatan berfungsi sebagai jangkar untuk implementasi dan mempertahankan program kesehatan mata dan mendorong pencapaian pemberian layanan yang baik. Indikator yang disarankan, pertanyaan dalam pengumpulan data, dan level sumber data untuk masing – masing komponen ini terlampir di tabel. 3,7

Biaya sistem kesehatan mata sudah termasuk dalam anggaran kementerian kesehatan di Sierra Leone, Kamboja dan Laos. Sierra Leone ini membebaskan biaya perawatan mata bagi anak dibawah 5 tahun, dan wanita hamil dan menyusui. Negara ini juga membiayai organisasi organisasi sosial, sebaliknya organisasi sosial ini terkadang mengadakan bakti sosial katarak yang pada ahirnya meningkatkan CSR. Kelemahannya dana pemerintah seringkali terbatas, pembebasan biaya tidak mencakup pasien usia

(8)

lanjut dan penyandang cacat, tidak ada dana untuk kabupaten yang tidak terintegrasi dengan layanan kesehatan mata dan tidak ada standarisasi harga layanan kesehatan mata.

Pendanaan di Kamboja sangat didukung oleh pendanaan dari organisasi internasional, termasuk untuk bakti sosial di daerah terpencil.

Tabel 3. Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan Kesehatan Indikator EHSA

a. Pengumpulan dana :

jumlah dan sumber dana - Pengeluaran publik (pemerintah) pada kesehatan mata sebagai % dari total pengeluaran kesehatan mata.

- Belanja donor untuk kesehatan sebagai % dari total belanja kesehatan mata.

b. Pooling dan alokasi sumber daya keuangan:

perumusan dan alokasi anggaran pemerintah

c. Anggaran dewan pusat dan daerah untuk kesehatan mata

d. Persentase anggaran kesehatan pemerintah pada perawatan pasien rawat inap/ rawat jalan

c. Pooling dan alokasi sumber daya keuangan : asuransi kesehatan

Daftar layanan kesehatan mata yang didukung oleh asuransi kesehatan.

d. Biaya pengguna : Biaya pengguna berasal dari fasilitas di tingkat kabupaten

- Biaya pengguna didapatkan / dikumpulkan dari fasilitas kesehatan mata dan pendanaan kebupaten masing- masing.

- Terdapat biaya informal untuk kegiatan terkait perawatan mata (yaitu kacamata) di masyarakat

- Apakah skrining refraksi di sekolah tidak dipungut biaya? Siapa yang mendanai kegiatan ini?

- Apakah fasilitas kesehatan mata memiliki tarif yang sama? Apakah ada perbedaan tarif antara sektor swasta dan sektor publik?

Dana dari pemerintah Kamboja sangat jauh dibawah anggaran sedangkan biaya operasi masih tinggi, biaya layanan mata juga belum terstandar sehingga untuk kelanjutan program kesehatan mata masih butuh bantuan dari pihak lain. Hal sama dihadapi Laos, namun negara ini sudah dapat membiayai pusat mata nasional dan kegiatan pelayanan kesehatan mata termasuk gaji para staf. Negara ini juga mendapatkan bantuan dana dari donatur, namun dana untuk di tingkat kabupaten masih

(9)

terbatas dan mengandalkan dari donatur sehingga sulit mengintegrasikan layanan kesehatan mata. 7,8,9

11.4 Pemberian Layanan Kesehatan Mata

Pemberian layanan kesehatan mata mengevaluasi faktor apa saja yang mempengaruhi hasil akhir penyediaan layanan kesehatan mata termasuk kebutuhan pelayanan, peningkatan paket pelayanan, pengorganisasian jaringan penyedia jasa dan manajemen pemberian kesehatan mata (termasuk kualitas, keamanan, infrastruktur dan logistik bagi program sistem kesehatan mata).3,4

Tabel 4. Pemberian Layanan Kesehatan Pemberian Layanan Kesehatan Indikator EHSA

a. Ketersediaan pemberian layanan

Proporsi tempat tidur rumah sakit yang dialokasikan untuk perawatan mata.

b. Akses pemberian layanan, cakupan dan pemanfaatan

Cataract Surgical Rate ( negara dan provinsi yang berbeda).

c. Hasil pemberian layanan - Prevalensi kebutaan

- Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi.

d. Ketersediaan pemberian layanan (cakupan)

jumlah fasilitas pelayanan primer dengan layanan perawatan mata per 10.000 populasi dan persentase perawat yang terlatih dalam pelayanan kesehatan mata.

e. Ketersediaan pemberian layanan (cakupan)

Tipe dan jumlah fasilitas perawatan primer dengan keahlian kesehatan mata ( perawat atau petugas kesehatah yang dilatih dan ditempatkan pada fasilitas kesehatan mata per 10.000 populasi.

f. Pelayanan Akses

Pengiriman dan

Pemanfaatan

- Persentase orang yang tinggal di dalamnya, Jarak standar fasilitas kesehatan mata di tingkat dasar.

- Akses finansial (harga konsultasi dan operasi katarak dibandingkan dengan standar hidup.

- Adanya pengecualian biaya dan keringanan untuk mengakses layanan kesehatan mata.

- Proporsi operasi katarak di sektor swasta vs sektor publik.

- Pemanfaatan penyedia layanan swasta untuk layanan perawatan mata di pedesaan vs perkotaan.

- Proporsi rawat inap (atau jumlah hari sakit) di tempat pribadi vs sektor publik.

g. Organisasi Pemberian

Layanan Kesehatan - Ketersediaan harian dari layanan kesehatan mata primer

- Jumlah program perawatan mata

h. Jaminan kualitas perawatan - Apakah ada kebijakan nasional untuk di promosikan? Apakah kualitas perawatan diikuti oleh penyedia pelayanan?

(10)

- Adanya standar kualitas perawatan mata tingkat lokal yang disesuaikan dengan nasional.

- Pengawasan klinis layanan kesehatan mata oleh supervisor tingkat kabupaten

Penyedia pemberian layanan kesehatan mata menyediakan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat umum. Pemberian Layanan Kesehatan Mata terdiri dari komponen berikut: ketersediaan penyampaian layanan, akses, pengorganisasian, penjaminan mutu, dan partisipasi komunitas di tingkat daerah. Setiap komponen dicirikan oleh satu atau lebih indikator kerja yang tertera pada tabel diatas3,4

Peningkatan jumlah pasien mata terjadi di Kamboja, Laos dan Sierra Leone.

Semua negara ini telah melatih perawat didaerah terpencil mengenai kesehatan mata dasar sehingga dapat memberikan rujukan untuk kondisi pasien tertentu, namun di Laos sistem perujukan ini masih dirasa kurang. Layanan kesehatan sampai ke daerah terpencil juga terintegrasi dengan program kebijakan nasional lainnya, diantaranya vaksinasi, pemberian vitamin A, bahkan sampai skrining refraksi, pendeteksian low vision dan pemberian kacamata di Laos. Kegiatan ini telah meningkatkan CSR, meskipun CSR masih terlalu rendah dibandingkan dengan insidensi dan prevalensi katarak di Sierra Leone dan Kamboja. 7,8,9

II.5 Sumber Daya Manusia Untuk Kesehatan Mata

Sumber daya manusia mengacu pada tenaga kerja atau manusia pada sistem kesehatan nasional. Menurut WHO sumber daya manusia untuk kesehatan mata atau human resources for eye health (HREH) meliputi sektor publik dan swasta seperti dokter mata, perawat mata, optometris, ahli bedah katarak dan staf medis. Definisi ini mencakup semua orang yang terlibat dalam tindakan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan mata. Pembahasan ini mencakup tampilan yang lebih luas mengenai situasi HREH di suatu negara secara statistik, lingkungan yang mendukung HREH, dan proses utama perencanaan, pengembangan dan dukungan bagi tenaga kerja (performa, pelatihan dan insentif).3,4

(11)

Tabel 5. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia Indikator EHSA

a. Arus Situasi HREH - Jumlah penyedia layanan kesehatan mata oleh kader - Tren Pekerja pelayanan mata 5 tahun terahir.

- Rasio kader kesehatan mata untuk populasi dan distribusinya dibandingkan dengan:

o WHO/ IAPB.

o Komparator dipilah berdasarkan pemberian layanan (primer, sekunder, tersier), berdasarkan daerah geografis ( provinsi, wilayah, dll), perbandingan kota vs desa, perbandingan sektor swasta vs publik.

b. Sistem manajemen

sumber daya manusia - Apakah rencana strategis sumber daya manusia juga mencakup program kesehatan mata?

- Apakah kumpulan data pada sistem juga mencakup informasi petugas kesehatan mata?

c. Kebijakan - Apakah kebijakan sumber daya manusia dapat diterapkan oleh petugas kesehatan mata dan diikuti oleh penyedia jasa kesehatan mata?

- Apakah ahli bedah katarak diakui oleh pihak yang berwenang?

- Apakah optometris diakui oleh peperintah atau pihak yang berwenang?

d. Pendidikan - Apakah lulusan tenaga ahli kesehatan mata memenuhi kebutuhan sistem kesehatan mata?

- Apakah kurikulum pendidikan layanan kesehatan mata ditingkatkan secara rutin?

- Apakah para pengambil keputusan mendukung pelatihan untuk para staf pelayana kesehatan mata?

- Berapakah rasio kelulusan tenaga ahli kesehatan mata di desa vs kota? Baik jenis kelamin maupun perdaerahnya.

e. Kemitraan - Apakah proses dan pembentukan atau revisi kebijakan relevan terhadap sumber daya manusia?

- Adakah kesepakatan atau MOU antara pemerintah dan penyedia layanan kesehatan mata?

f. Kepemimpinan Apakah ada bukti menteri, anggota DPR atau cabinet yang menyadari atau mengadvokasi sumber daya manusia untuk masalah kesehatan mata yang dikeluarkan oleh komite vision 2020?

Jumlah dan distribusi tenaga kesehatan mata masih menjadi masalah di Kamboja.

Rasio dokter spesialis adalah 1/440.000 penduduk. Kamboja telah melatih banyak tenaga

(12)

medis, dan kapasitas pelatihan ini makin meningkat seiring waktu, namun masih belum ada kesesuaian antara jumlah tenaga medis mata dan kepadatan populasi mempersulit program kesehatan mata. Kamboja berencana menambah staf medis mata dan memperbaiki distribusinya. Masalah serupa dihadapi oleh Sierra Leone dan Laos.7,8,9

11.6 Produk Medis, Vaksin dan Teknologi

Pembahasan produk medis, vaksin dan teknologi mengevaluasi kebijakan dan regulasi farmasi, kesediaan farmasi, penggunaan yang tepat dan akses terhadap produk dan pelayanan farmasi yang berkualitas, pemilihan obat-obatan, penyimpanan dan distribusi, dan mekanisme pembiayaan dari sistem kesehatan mata. Manajemen farmasi mengacu pada serangkaian praktek yang ditujukan untuk memastikan ketersediaan obat-obatan, produk dan layanan kesehatan mata dalam kondisi apapun yang tepat berkualitas, aman dan efektif. Pembahasan ini berfokus pada masalah- masalah yang terkait dengan manajemen farmasi yakni : 1) total pengeluaran dan pembiayaan; 2) kebijakan, peraturan perundang-undangan; 3) pengadaan, penyimpanan, penggunaan, dan akses ke obat-obatan. 3,6

Tabel 6. Produk Medis, Vaksin dan Teknologi Produk Medis, Vaksin dan

Teknology

Indikator EHSA

a. Indikator Standar - Pengeluaran total untuk obat-obatan khusus perawatan mata

- Pengeluaran pemerintah untuk obat-obatan khusus perawatan mata

- Pengeluaran pribadi untuk obat-obatan khusus perawatan mata

b. Kebijakan, hukum dan

peraturan farmasi - Apakah produk kesehatan mata termasuk ke dalam kebijakan obat nasional (formularium nasional)?

- Apakah terdapat data produk farmasi untuk kesehatan mata?

c. Pemilihan farmasi - Apakah obat – obatan mata tercantum dalam formularium nasional?

- Jumlah total produk farmasi kesehatan mata dalam formularium nasional.

d. Penggunaan yang layak - Apakah pengobatan penyakit mata termasuk dalam pedoman standar nasional?

(13)

- Apakah petugas mata dilatih untuk pengobatan?

e. Pembiayaan Pengeluaran obat untuk perawatan mata mendapatkan proporsi dalam anggaran tahunan pemerintah, donor, badan amal dan pasien swasta.

Obat-obatan mata sudah termasuk ke dalam formularium nasional, dan tersedia sampai tingkat provinsi, tetapi peralatan penunjang kesehatan mata belum lengkap di Laos. Kamboja dan Sierra Leone mempunyai prosedur tetap pelayanan mata dan formularium nasional untuk mata, tetapi tidak semua obat tersedia di fasilitas pemerintah.

Sarana kesehatan mata di puskesmas sangat terbatas, dan tidak ada yang disediakan oleh pemerintah Kamboja. Sebagian obat-obatan di Sierra Leone ditanggung oleh yayasan mata asing sehingga suplai obat-obatan tetap terjaga.7,8,9.

II.7 Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan atau Health Information System (HIS) didefinisikan sebagai sekumpulan komponen dan prosedur yang disusun dengan tujuan menghasilkan informasi yang akan memperbaiki manajemen perawatan kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan. Tujuan dari HIS adalah untuk 1) memungkinkan keputusan dibuat dengan cara transparan dan berbasis bukti. 2) menghasilkan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung pengambilan keputusan. HIS menguatkan keseluruhan sistem kesehatan mata dan sistem kesehatan secara umum. HIS berfokus pada hal berikut: indikator status sistem kesehatan, sumber daya, pengumpulan dan kualitas data, analisis data dan penggunaan informasi umtuk manajemen, pembuatan kebijakan, tata kelola dan akuntabilitas.3,4,6

Manajemen informasi kesehatan di Laos telah terprogram oleh kementerian kesehatan, namun dirasa belum cukup untuk mendapatkan data secara berkualitas, juga belum adanya acuan sistem pelaporan yang terstandar. Negara Kamboja juga tidak memiliki acuan pelaporan terstandar, tetapi beberapa yayasan sosial telah mencoba membuat sistem pelaporan, sedangkan dari pihak kementerian kesehatan sedang mengembangkan sistem ini untuk segera diterapkan. Kelemahan sistem informasi di Kamboja adalah tidak semua fasilitas merekap hasil ahir operasi katarak, data yang

(14)

terekap juga tidak lengkap dan tidak akurat, dan ada beberapa fasilitas yang tidak mencatat kegiatan di unit matanya. Sierra Leone memiliki sistem informasi kesehatan yang telah terstandarisasi dan digunakan oleh semua rumah sakit pemerintah, namun belum ada laporan rutin mengenai hasil operasi katarak. 7,8,9

Tabel 7. Sistem Informasi Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan Indikator EHSA

a. Informasi produk Laporan surveilans penyakit yang diterima pada berbagai tingkat kesehatan juga meliputi informasi tentang kesehatan mata?

b. Indikator Apakah kesehatan mata termasuk dalam indikator inti paling minimal?

c. Sumber daya HIS Apakah sponsor internasional juga terlibat dalam kesehatan mata yang mendukung HIS?

d. Sumber data Ketersediaan dan aksesibilitas sumber data terutama untuk perawatan mata

e. Manajemen data - % kabupaten yang menginformasikan pelayanan mata.

- % tiap fasilitas swasta yang menginformasikan pelayanan mata.

- Apakah resume laporan nasional berisi informasi pelayanan kesehatan mata?

- Apakah laporan otoritas kesehatan di berbagai tingkat sistem kesehatan mencakup informasi tentang pelayanan kesehatan mata?

f. Diseminasi dan

penggunaan

Data pelayanan mata digunakan untuk perencanaan, penganggaran, atau penggalangan dana kegiatan dalam satu tahun terakhir

Hasil EHSA berupa data kekuatan dan kelemahan dari 6 aspek sistem kesehatan mata yang dinilai. Dengan mengetahui hal ini, negara dapat menyimpulkan apa saja temuan – temuan penting di negara tersebut. Hasil tersebut dapt digunakan untuk membantu perencanaan program kesehatan mata selanjutnya.

III. SIMPULAN

Pembangunan kesehatan bertujuan agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut, pembangunan

(15)

kesehatan dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan. Selama beberapa tahun terakhir berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mengintegrasikan sistem kesehatan mata dan sistem kesehatan secara umum. Pembangunan kesehatan mata akan sulit dicapai apabila negara tersebut tidak memahami kondisi kekuatan dan kelemahan sistem kesehatan didaerahnya. Eye Health System Assessment (EHSA) dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman akan kondisi sistem kesehatan mata di suatu negara.

EHSA juga menyediakan penilaian sistem kesehatan mata secara cepat namun menyeluruh dan interaksinya terhadap pemerintah, pembiayaan kesehatan, penyedia jasa kesehatan, sumber daya manusia, produk medis vaksin dan teknologi, dan system informasi kesehatan. Saat ini EHSA telah diterapkan oleh beberapa negara di dunia terutama negara berkembang. Hasil ahir EHSA berupa data yang dapat digunakan untuk membantu perencanaan program yang efektif dan efisien berdasarkan permasalahan yang muncul sehingga suatu negara dapat meningkatkan kesehatan mata masyarakat di negara tersebut. 1-4

(16)

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Sistem Kesehatan Nasional Bentuk dan cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. 2009. Diakses tanggal 1 mei 2017. Tersedia dari: http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN- 2009.pdf

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Sistem Kesehatan Nasional. 2004. Diakses

tanggal 3 mei 2017. Tersedia dari: http://storage.jak-

stik.ac.id/ProdukHukum/Kesehatan/SKN+.PDF

3. Blanchet K, Gilbert C, Lindfield R (Editors). EYE HEALTH SYSTEMS ASSESSMENT (EHSA): How to connect eye care with the general health system.

International Centre for Eye Health London School of Hygiene and Tropical Medicine.

2012. Diakses tanggal 3 mei 2017. Tersedia dari : http://iceh.lshtm.ac.uk/files/2014/03/Eye-health-systems-assessment.pdf

4. Eye Health System Assessment (EHSA), diakses tanggal 3 mei 2017. Tersedia dari : https://www.iapb.org/resource/eye-health-systems-assessment-ehsa

5. Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Situasi gangguan penglihatan dan kebutaan. 2014

6. Blanchet K. Eye Health System Assesment (EHSA). Diakses tanggal 1 mei 2017.

Tersedia dari : http://healthsystemassessment.org/eye-health-system-assessment-ehsa-2/

7. Sok K, et all . Eye Health System Assessment in Cambodia. 2013. Diakses tanggal 3 mei 2017. Tersedia dari : http://iceh.lshtm.ac.uk/files/2014/03/Eye-Health-System- Assessment-in-Cambodia.pdf

8. Eye Health System Assessment in Lao PDR. 2013. Diakses tanggal 3 mei 2017.

Tersedia dari : http://iceh.lshtm.ac.uk/files/2014/03/Eye-Health-System-Assessment-in- Lao-PDR-edited.pdf

9. Eye Health System Assessment in Sierra Leone. 2013, Diakses tanggal 3 mei 2017.

Tersedia dari : http://iceh.lshtm.ac.uk/files/2014/03/Sierra-Leone-Eye-Health-System- Assessment-June-2013.pdf

(17)

Referensi

Dokumen terkait