• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul

Adapun judul yang saya ajukan adalah :

“PERANCANGAN GEDUNG CREATIVE HUB

DI KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU”

Dengan pengertian atau definisi sebagai berikut :

 Perancangan

Perancangan merupakan proses simulasi dari apa yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita merasa puas dengan hasil akhirnya.

(Sumber: https://lutfihutama.wordpress.com/2017/03/02/perencanaan-dan-perancangan- arsitektur/)

 Gedung

Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan guna menjalankan tindakan- tindakan yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya. (sumber: https://www.wibowopajak.com/2018/12/pengertian- gedung-building.html)

 Creative Hub

Tempat, baik fisik maupun virtual, yang menyatukan orang-orang kreatif dan berperan sebagai penghubung yang menyediakan ruang dan dukungan untuk menjalin koneksi, pengembangan bisnis dan keterlibatan masyarakat dalam sektor kreatif, budaya dan teknologi

(Sumber: Creative HubKit, 2020)

 Kota Tangerang Selatan

Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan,

(2)

pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah.

(Sumber: https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-tangerang- selatan)

 Pendekatan

Langkah atau persiapan pertama dari proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

(sumber: https://www.berpendidikan.com/2020/04/pengertian-pendekatan.html)

 Arsitektur Hijau

Satu pendekatan desain dan pembangunan yang didasarkan atas prinsip- prinsip ekologis dan konservasi lingkungan, yang akan menghasilkan satu karya bangunan yang mempunyai kualitas lingkungan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. (sumber: Dwita Hadi Rahmi, 2015)

I.2 Latar Belakang

Menurut Creative HubKit (2018), Creative Hub adalah tempat, baik fisik maupun virtual, yang menyatukan orang-orang kreatif dan berperan sebagai penghubung yang menyediakan ruang dan dukungan untuk menjalin koneksi, pengembangan bisnis dan keterlibatan masyarakat dalam sektor kreatif, budaya dan teknologi.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif yang mengatakan bahwa bidang ekonomi kreatif merupakan salah satu bidang ekonomi yang perlu didorong, diperkuat, dan dipromosikan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perlu adanya tempat yang menaungi para pekerja industri kreatif agar dapat berlatih, bekerja, dan berkembang yaitu Creative hub.

Untuk mendukung rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia sesuai program pemerintah, dibutuhkan suatu sarana untuk mewadahi pengembangan ekonomi kreatif tersebut. Salah satunya adalah Creative Hub, yang juga telah di terapkan di Bandung dan Jakarta. Creative Hub merupakan sebuah fasilitas untuk mengembangkan ekonomi kreatif, dimana terdapat

(3)

kegiatan pengembangan produk ekonomi kreatif, pelatihan, serta tempat untuk berkumpul bagi pelaku ekonomi kreatif dari berbagai bidang. Hasil dari pengembangan produk merupakan produk prototype yang akan di salurkan ke investor dalam maupun luar negeri. Perkembangan ekonomi kreatif juga dirasa pesat di Tangerang Selatan. Subsektor ekonomi kreatif yang sangat tinggi pelakunya adalah di bidang Kuliner, Kriya dan Fashion. Sedangkan terdapat beberapa subsektor yang memiliki angka yang sedang berkembang sehingga dibutuhkan dorongan untuk mengoptimalkan subsektor-subsektor tersebut, yaitu Film, Arsitektur & Desain Interior, Musik. (Nabilah Niken Pratiwi, 2017)

Dalam rangka membangun ekosistem industri kreatif di Kota Tangeran Selatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangsel pada tanggal 10 – 12 November 2017 yang lalu telah menyelenggarakan Creative Economic Empowerment Day (CEE Day) di Living World Mall Alam Sutera, Serpong. Mengingat minimnya sumber daya alam daerah dengan 70 persen warganya yang memasuki usia produktif, pemberdayaan dan perkembangan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor andalan Kota Tangerang Selatan. (Kabar Tangsel, 2017)

Untuk mengembangkan kreatifitas dan berwirausaha dengan memanfaatkan kemajuan era digital saat ini. sumber daya utamanya adalah kreativitas yang didefinisikan sebagai kapasitas atau faktor penggerak untuk menghasilkan inovasi dan karya berbeda (out of the box). Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Tangsel Judianto, ekonomi kreatif menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakan perekonimian. (Tangerang Net, 2017)

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan, Maya Mardiana yang juga terpilih sebagai ketua Harian Dekranasda Tangerang Selatan mengatakan. Adanya keanekaragaman adat istiadat, seni, budaya yang merupakan sumber tumbuh berkembangnya kerajinan dan kurangnya tempat yang mewadahi kegiatan industry kreatif.

Oleh karena itu perlu adanya tempat khusus, yang dimana tempat ini menjadi tempat berkreatifitas dan kolaborasi kerajinan. Industri kreatif merupakan

(4)

sektor strategis, maka diharapkan hal ini dapat dijadikan mata pencaharian dan memanfaatkan sumber kreatifitas lokal. (Andika Panduwinata, 2019)

Hal ini mengharuskan creative hub di Kota Tangerang Selatan untuk mampu mengakomodir kegiatan yang diperlukan oleh masyarakat. Selain itu, creative hub harus menarik, dalam hal ini creative hub harus mampu beradaptasi dengan masyarakat Kota Tangerang Selatan. Terutama untuk generasi muda.

Selain itu Kota adalah tempat untuk membentuk prilaku manusia.

Lingkungan memainkan peran yang penting dalam investasi perkotaan bagi masa depan, karena pepohonan, tanaman, koridor hijau, taman dan pengaturan alam perkotaan dapat membuat iklim dikota lebih sehat. Untuk itu, ruang publik berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat. (Arletta Buana Putri, 2016)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan telah memantau lingkungan udara dan memiliki data sendiri terkait tingkat polusi udara berdasarkan beberapa parameter sesuai peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 terkait baku mutu udara ambien nasional. Kualitas lingkungan udara di Kota Tangerang selatan dalam kondisi di bawah batas, artinya masih baik. Ini juga menjadi masukan untuk lebih meningkatkan kawasan hijau dan menjaga kualitas udara. (Farhan Dwitama, 2019)

Untuk melestarikan lingkungan adanya kesadaran untuk terus menjaga dan membangun aspek Arsitektur Hijau pada Kota Tangerang Selatan.

Dengan begitu, bangunan creative hub dapat ramah terhadap lingkungan dan mampu mencirikan Arsitektur Hijau di Kota Tangerang Selatan.

Arsitektur hijau merupakan konsep arsitektur yang berusaha untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh moderasi dan efisiensi dalam pemakaian bahan bangunan, energi, serta ruang pembangunan terhadap lingkungan alam. Konsep ini juga biasa disebut arsitektur berkelanjutan. Di dalam konsep arsitektur hijau, pendekatan utama yang digunakan yaitu kesadaran pada energi dan konservasi ekologi dalam pengelolaan lingkungan.

Sedangkan manfaat utama dari green architecture diharapkan bisa

(5)

melestarikan lingkungan alam sekitar sehingga tetap layak huni bagi generasi yang akan datang. (Portal Arsitektur, 2015)

Creative Hub ini diharapkan menjadi pusat kegiatan industri kreatif , dapat pula menjadi tempat sinergi dan kolaborasi kerajinan Tangerang Selatan. Selain itu Creative Hub ini diharapkan bisa menjaga kelestarian Arsitektur Hijau agar masyarakat Kota Tangerang Selatan mampu mengenal Arsitektur Hijau di daerah kota Tangerang Selatan sebagai jati diri anak bangsa.

I.3 Rumusan Persoalan Dan Permasalahan I.3.1 Persoalan

Memperhatikan uraian di atas, maka persoalan yang diangkat untuk dijadikan dasar perancangan Kota Tangerang Selatan Creative Hub yaitu :

a. Industri kreatif merupakan salah satu bidang ekonomi yang perlu didorong, diperkuat, dan dipromosikan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan bakat masyarakat

b. Kurangnya tempat yang mewadahi kegiatan industry kreatif I.3.2 Permasalahan

Dari persoalan di atas, maka permasalahan yang diharapkan mampu diatasi dalam proses perancangan Tangerang Selatan Creative Hub adalah :

a. Bagaimana merancang sebuah Creative Hub yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar mereka dapat tertarik untuk melakukan kegiatan di bangunan ini?

b. Bagaimana merancang sebuah Creative Hub dengan pendekatan arsitektur hijau yang dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan masyarakat untuk berkegiatan dan menjadi produktif?

I.4 Tujuan dan Sasaran I.4.1 Tujuan

a. Merancang sebuah Creative Hub yang memiliki fasilitas dan arsitekturalnya menyesuaikan karakteristik pengguna sehingga akan timbul kenyamanan masyarakat pada bangunan tersebut

(6)

b. Merancang sebuah Creative Hub dengan pendekatan arsitektur hijau yang dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan masyarakat untuk berkegiatan dan menjadi produktif.

I.4.2 Sasaran

Adapun sasaran perancangan Kota Tangerang Selatan Creative Hub ini untuk masyarakat Banten dan (Jabodetabek) yang sudah terjun ke dunia industri kreatif, dan juga terbuka bagi masyarakat awam yang memiliki minat dan bakat di dunia industi kreatif.

I.5 Lingkup Dan Batasan Pembahasan

Proses pembahasan maupun perancangan Kota Tangerang Selatan Creative Hub dibatasi menggunakan pendekatan Arsitektur Hijau sebagai sarana terwujudnya konsep arsitektur yang mampu mendukung ber-kreatifitas pengguna yang ter-integrasi terhadap lingkungan.

I.6 Metodologi Pengumpulan Data Dan Analisis I.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Pengumpulan data yang dilakukan dalam perancangan Tangerang Selatan Creative Hub ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a. Studi Dokumen

Mencari data dan teori tentang Creative Hub yang dibutuhkan, dapat bersumber dari buku maupun internet dengan catatan harus jelas sumbernya.

b. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada bangunan Creative Hub dengan menggunakan alat bantu seperti alat pencatat, alat perekam atau foto, serta alat yang diperlukan lainnya.

c. Wawancara

Melakukan perbincangan atau komunikasi secara langsung dengan narasumber yang terkait.

2. Data Sekunder

(7)

a. Literatur

Sumber ataupun acuan berupa bahan bacaan terverifikasi kebenarannya yang digunakan untuk menyusun perancangan terkait Creative Hub.

b. Daring

Pencarian data berupa bahan bacaan lewat dring yang berisikan terkait Perancangan Creative Hub Tangerang Selatan

I.6.2 Metode Analisis

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan metode analisis deskriptif, metode analisis kualitatif adalah metode pemaparan kondisi eksisting yang terjadi di lapangan. Metode ini dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

I.7 Metode Perancangan

Metode yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan judul tugas akhir adalah menggunakan 3 aspek :

a. Aspek Manusia

Aktivitas dan kebutuhan manusia akan menghasilkan standar fasilitas untuk memenuhi kegiatan jual beli, pelatihan, dan pembuatan karya dari standar yang sudah ditentukan. Serta kebutuhan dan kapasitas suatu ruang akan menghasilkan dimensi ruang yang berbeda fungsi pada setiap kegiatannya.

b. Aspek Bangunan

Analisa pada bangunan yang dapat memiliki unsur, seperti sturuktur, material, dan bentuk yang digunakan sebagai acuan konsep perancangan untuk menarik minat masyarakat.

c. Aspek Lingkungan

Merupakan suatu pemecahan masalah yang berkaitan dengan lokasi dan tapak. Aspek lingkungan dapat menunjang nilai estetika pada bangunan.

(8)

 Pendekatan Tipologi Obyek, yang merupakan pemahaman tipe bangunan yang akan dihadirkan baik dari segi fungsi, bentuk dan langgam. Pemahaman tipologi terdiri dari identifikasi dan pengolahan tipologi bangunan.

 Pendekatan Tapak dan Lingkungan, yang meliputi pemilihan lokasi dan tapak berdasarkan RTRW yang dimiliki Kota Tangerang Selatan, serta analisis tapak dan lingkungan.

 Teori Arsitektur Hijau digunakan pada bangunan berupa orientasi, bentuk, material, dengan kebutuhan dan kondisi terkini dari kebutuhan masyarakat.

(9)

I.8 Kerangka Berfikir

Gambar I.1 Kerangka Berpikir (Sumber : Penulis 2020)

IDE

LATAR BELAKANG

PERMASALAHAN

DATA PRIMER PENGUMPULAN

DATA DATA SEKUNDER

 Studi Dokumen

 Observasi

 Wawancara

Pengumpulan data oleh peneliti untuk memecahkan masalah

 Studi literatur

 Studi daring

ANALISA

KONSEP PERANCANGAN

DESAIN

(10)

I.9 Sistematik Pembahasan Bab 1. Pendahuluan

Pada bab I berisi tentang pengertian judul, latar belakang, rumusan persoalan dan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metodologi pengumpulan data dan analisis, metode perancangan, kerangka berpikir, dan sistematika pembahasan pada laporan ini.

Bab 2. Tinjauan Kajian Teori

Pada bab 2 berisi tentang bagian tinjauan umum yang terdiri dari tinjauan kreativitas, tinjauan ekonomi kreatif, tinjauan industri kreatif.

Sedangkan tinjauan khusus yang berisikan tentang tinjauan creative hub dan tinjauan arsitektur hijau.

Bab 3. Studi Banding

Pada bab 3 berisikan tentang studi kasus yang dilakukan oleh penulis terhadap objek yang sama fungsi dan kegunaannya dengan objek yang sedang dikaji melalui wawacara, dokumentasi, browsing, dan juga observasi langsung ke lapangan. Kemudian di analisis untuk mendapatkan sebuah rekomendasi data tambahan untuk melakukan perancangan.

Bab 4. Analisis

Pada bab 4 berisikan tentang pembahasan mengenai data dan analisa dari Perancangan Creative Hub Tangerang Selatan.

Bab 5. Konsep Perancangan

Pada bab 5 berisikan tujuan tentang konsep perancangan yang dihasilkan dari analisa yang menghasilkan suatu konsep perancangan yang di gunakan untuk merancang pada Creative Hub.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen dalam penelitian ini antara lain (1) Tekanan ketaatan, meru- pakan kondisi yang dialami seseorang apa- bila dihadapkan pada sebuah dilema bahwa suatu perintah

Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sensus yaitu keseluruhan tenaga kerja industr manik–manik kaca yang berjumlah 40 di Desa Plumbon

penelitian ini merupakan penelitian yang menggambarkan, menjelaskan, menganalisis kepastian asas hukum terkait dengan pertanggungjawaban pidana oknum Notaris pelaku tindak

Skema Kerangka Pemikiran Industri Keripik Belut Proses Produksi + Masukan (bahan utama) Biaya Implisit:  Biaya tenga kerja dalam keluarga  Bunga modal  Keuntungan

Walaupun pengukuran FGF-23 merupakan biomarker sensitif terhadap pengaturan fosfat ginjal pada PGK stadium dini, belum diketahui bagaimana osteosit mengetahui

Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,98, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian diare antara balita yang memiliki sarana air bersih

Tahapan ini adalah tahap penerapan sistem dan pemeliharaan sistem yang mana Pihak Melati Rinonce akan diberikan pelatihan dalam memanjemen akun media online dalam rangka

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Telaah kompetensi mata pelajaran fisika SMK. 2) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. 3) Membuat surat