1 MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROYEKSI
Terstruktur untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Media Pendidikan
Seksi : 202210750146
Dosen Pengampu:
Dr. Weni Nelmira, S.Pd, M.Pd. T Sukma Yudistira, M.Pd.
Oleh:
Nama: Hawa Zeta Riyadi NIM: 21075069
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DEPARTEMEN: ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS: PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
2 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala pujian selalu diucapkan atas melimpahnya rahmat dan nikmat dari Allah SWT. sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Salawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tujuan mempersiapkan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Weni Nelmira, S.Pd, M.Pd. T dan Bapak Sukma Yudistira, M.Pd. dalam mata kuliah Media Pendidikan. Tugas ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis tentang Media Pembelajaran Dua Dimensi Non Proyeksi sesuai dengan bidang studi yang digeluti penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Weni Nelmira, S.Pd, M.Pd. T dan Bapak Sukma Yudistira, M.Pd. selaku dosen yang membimbing mata kuliah Media Pendidikan untuk memberikan tanggung jawab tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis geluti.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berbagi ilmunya, sehingga makalah ini dapat ditulis dengan baik oleh penulis. Penulis menyadari, bahwa makalah yang telah ditulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan dinantikan kepada penulis untuk kesempurnaan karya tulis ini.
Padang, 18 Februari 2023
Penulis
3 DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... 1
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
BAB I PENDAHULUAN ... 4
A. LATAR BELAKANG ... 4
B. RUMUSAN MASALAH ... 5
C. TUJUAN PEMBAHASAN ... 5
BAB II PEMBAHASAN ... 6
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBENLAJARAN ... 6
B. FUNGSI MEDIA PEMBENLAJARAN ... 7
C. MEDIA PEMBELAJARAN 2D NON PROYEKSI ... 8
BAB III PENUTUP ... 13
KESIMPULAN ... 13
DAFTAR PUSTAKA ... 14
4 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, dalam proses pembelajaran telah banyak berkembang dan mengalami pembaharuan. Yang pada awalnya guru merupakan satu-satunya sumber informasi dan orang yang dipercayai untuk memperoleh pembelajaran. Kemudian sumber belajar terus mengalami perkembangan dengan bertambahnya buku sebagai bahan ajar yang masih bersifat sederhana.
Sebagai media perantara komunikasi dalam proses pembelajaran, media pembelajaran terus mengalami perkembangan. Awalnya media pembelajaran dianggap hanya sebagai alat bantu mengajar, namun sejatinya alat bantu mengajar tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih konkret, memotivasi serta meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Zainal Aqib (2013:49) mengungkapkan bahwa penggunaan media untuk pembelajaran pertama kali dipelopori oleh Johan Amos Camenius dengan menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialaminya. Bruner dalam Arsyadmengungkapkan bahwa ada tingkatan modus belajar, yaitu:
1. Pengalaman langsung (enactive) Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata “simpul” dipahami dengan langsung membuat „simpul‟.
2. Pengalaman piktorial/gambar (iconic) Kata „simpul‟ dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat „simpul‟ mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. 3.
3. Pengalaman abstrak (symbolic) Pada tingkat ketiga ini disebut pengalaman abstrak atau simbol yaitu siswa membaca (atau mendengar) kata „simpul‟ dan mencoba
5 mencocokkannya dengan „simpul‟ pada image mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya membuat „simpul‟. (Azhar Arsyad, 2011: 7).
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dicapai apabila siswa dapat menggunakan seluruh alat inderanya dengan baik. Guru juga diharapkan untuk dapat menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, diantaranya:
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa saja fungsi media pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis media pembelajan dua dimensi non proyeksi?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Dapat memahami pengertian media pembelajaran.
2. Dapat memahami dan mengetahui fungsi media pembelajaran.
3. Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis media pembelajaran dua dimensi non proyeksi.
6 BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media secara etimologis berasal dari bahasa Latin ‘medio’ atau medius yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara khusus, media dapat diartikan sebagai alat atau sarana komunikasi yang digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan yang berisi informasi dari sumber ke penerima pesan.
Menurut Sadiman (1984:6), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolah marupakan media.Fleming (1987: 234) menyatakan media berfungsi untuk mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yaitu siswa dan isi pelajaran.
Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Dapat disimpulkan media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarikperhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Menurut Gagne dan Briggs (1975), media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Hainich dan kawan-kawan (1982) dalam Media Pembelajaran (Arzhad. 2002:4) menngemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
7 Disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke penerima informasi (siswa) selama proses pembelajaran sehingga dicapai proses pembelajaran yang lebih bermutu.
B. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Terdapat dua fungsi utama media pembelajaran, pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi meicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Levie dan Lentz (1982) dalam Media Pembelajaran (Arshad. 2002:4), media pembelajaran memiliki empat fungsi yaitu:
1. Fungsi atensi. Dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
2. Fungsi afektif. Dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3. Fungsi kognitif. Memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandug dalam gambar.
8 4. Fungsi compensations. Dapat mengakomodasikan siswa yang dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.
C. MEDIA PEMBELAJARAN 2 DIMENSI NON PROYEKSI
Media dua dimesi disebut juga media grafis, merupakan media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Grafis sebagai media pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik.
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi. Media dua dimensi mempunyai nilai tertentu, yaitu memudahkan penyajian seperangkat materi tertentu, membangkitkan minat anak, keseragaman informasi, dapat dilakukan secara berulang, menjangkau semua bidang pelajaran.
Dapatkan dikatakan bahwa substansi dari media dua dimensi itu sendiri adalah bentuk saluran, yangdigunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar, komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajaran untuk belajar.
Media pembelajaran dua dimensi nonproyeksi adalah saana yang menyampaikan informasi, memiliki panjang dan lear saja, dan tidak memiliki ruang. Berikut dijelaskan macam-macam media dua dimensi non proyeksi:
1. Papan Tulis.
Digunakan sebagai media komnikasi dan informasi yang luas, biasanya papan tulis yang biasa digunakan adalah yang berwarna hitam, putih dan hijau.
Ukuran papan tulis disesuaikan dengan kabutuhan masing-masing. Beberapa aspek penggunaan papan tulis:
a. Papan harus bersih, tanpa ada tulisan atau coretan apapun.
b. Berdiri di samping papan.
c. Menulis atau menggambar dengan menggerakkan seluruh lengan, tidak hanya menggerakkan pergelengan tangan.
9 d. Menggunakan papan tulis dimulai dari bagian kanan papan.
e. Ketika menulis di papan tulis, hindari berbicara menghadap ke papan, karena kontak dengan siswa akan terganggu.
f. Begitu selesai menggunakan papan tulis, segeralah menepi untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati papan dengan bebas.
g. Penggunaan dan pemilihan warna kapur berwarna menyesuaikan dengan kebutuhan.
h. Perlu membagi papan tulis menjadi dua bagian, satu untuk pokok atau butir kuci/rangkuman, dan bagian yang lain untuk penjelasan, coretan dan lain sebagainya.
i. Gambar yang agak kompleks, dapat dipersiapkan dahulu.
2. Papan Putih Magnet.
Papan putih dengan pelat baja yang dapat menangkap gaya medan magnet, kemudian dilapis dengan cat atau lembaran lapisan bahan yang tidak mengisolasi gaya medan dengan warna putih.
3. Papan Electronic Print.
Papan putih yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang dapat meream segala yang telah ditulis pada papan, atau layarna bisa menyimpan data.
10 4. Papan Flanel.
Digunakan untuk memaparkan benda-benda dua dimensi yang relatif ringan, seperti huruf-huruf kertas atau susunan satu kata pada kertas, dan kartun yang pada bagian belakangnya ditempel dengan potongan kertas ambril atau rempelas kasar untuk melekatkan atau memaparka dua dimensi yang ringan.
5. Wallchart (Alat Lebar Gantungan)
Media dua dimensi non proyeksi yang dikomunikasikan di depan kelas, berbentuk lembaran kertas yang sudah dirancang dan berukura relatif besar.
Bertujuan agar komunikasi visual menggunakan ALG dapat dicapai secara optimal, dengan syarat:
a. Ukuran kertas cukup besar, dengan gambar dan hurufnya dapat terbaca oleh kelas.
b. Visualisasi ide dan pesan mudah ditangkap dan dipahami.
c. Penampilan cukup menarik atau atraktif.
d. Komposisi warna serasi dan seimbang dengan luas kertas.
11 e. Penggunaan dan penyimpanan serta pemeliharaan mudah.
f. Dapat digunakan berulang kali dan tahan lama.
g. Mudah dan sederhana pembuatannya.
6. Flipchart (Alat Lebar Sampiran)
Alat lebar yang terdirir dari lembar kertas ukuran piano, disusun tumpang tindih dan salah satu ujung di bagian atas dijepit pada kerangka yang berkaki.
Keuntungan dari pemakaian ALS, yaitu:
a. Dapat digunakan berulang kali.
b. Mudah dipindah-pindahkan.
c. Pada penggunaan kelas-kelas paralel, penggunaan ALS sangat membantu guru, karena materi yang diberikan kepada kelas yang satu dapat persis daa dengan yang diberikan kepada kelas yang lain.
12 7. Hingged Card chart (Kartu Berengsel)
8. Flash Card (Kartu Kilat)
9. Pin up Chart (Kartu yang Disematkan)
10. Hidden Card (Kartu yang Disembunyikan)
13 BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagai media perantara komunikasi dalam proses pembelajaran, media pembelajaran terus mengalami perkembangan. Awalnya media pembelajaran dianggap hanya sebagai alat bantu mengajar, namun sejatinya alat bantu mengajar tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih konkret, memotivasi serta meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam pendidikan, tiga ranah Taksonomi Bloom yaitu ranah kognitif, afekti, dan psikomotik yang penting dan sangat diperlukan. Dalam ranah kognitif dapat mengembangkan keahlian anak melalui pengetahuan, ranah afektif dapat ditinjau melalui aspek moral, yang ditunjukkan melalui perasaan, nilai, motivasi, dan sikap peserta didik.
Pada ranah afektiflah pada umumnya peserta didik lemah dalam penguasaannya, sedangkan dalam ranah psikomotorik, peserta didik tidak cukup hanya menghapal suatu teori, definisi saja, akan tetapi peserta didik juga harus menerapkan teori yang sifatnya abstrak tersebut, ke dalam aktualisasi nyata.
14 DAFTAR PUSTAKA
Aqib. Zainal, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif) Cet. I, Bandung: Yrama Widya, 2013.
Arsyad. Azhar, Media Pembelajaran Cet. 14, Jakarta, Raja Grafindo Persasda, 2011.
Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Mayer. E. Richard, Multi Media Learning Cet. I, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. S uparman. Atwi, Desain Instruksional Cet. VI, Jakarta: Universitas Terbuka, 1997.
Suryaman. Dede dkk, Membangun Masyarakat Pembelajar, Bandung: SPPM, 2003.
Sadiman. S. Arief dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Syahidin & Mirna Milastri, Media Pembelajaran, Penggunaan Media Dalam Proses Belajar Mengajar, Medan: Media Persada, 2010.