SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
CECEP HERDIANA 0701121
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
Oleh
CECEP HERDIANA 0701121
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,
Dr. Tatang Muhtar , M.Si NIP. 19590603 193603 1 005
Pembimbing II
Drs. Entan Saptani, M.Pd NIP. 19620413 198703 1 002
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Pendidikan Jasmani UPI Kampus Sumedang
Model Permainan Bola Pantul Untuk Meningkatkan Pembelajaran Teknik Chest
Pass Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelas V SDN Manglayang II
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang” Ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku di masyarakat keilmuan.Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain.
Sumedang, Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
v
ABSTRAK... . ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... ... iii
DAFTAR ISI... ... v
DAFTAR TABEL... ... viii
DAFTAR GAMBAR... ... x
DAFTAR LAMPIRAN... ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Pemecahan Masalah ... 13
D. Tujuan Penelitian ... 14
E. Manfaat Penelitian ... 15
F. Batasan Istilah ... 16
BAB II KAJIAN TEORITIS ... ... 18
A. Pendidikan Jasmani ... 18
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 18
2. Fungsi Pendidikan Jasmani ... 19
3. Tujuan Pendidikan Jasmani…………... 19
4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani……… 20
B. Permainan Bola Basket ... 22
C. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 24
1. Penguasaan Bola…. ... 24
2. Mengoper Bola…... ... 24
3. Menggiring Bola (Dribbling) ... 27
4. Memasukan Bola (Shooting) ... 28
D. Bentuk Pembelajaran Keterampilan Dasar Passing... ... 30
E. Keterampilan dasar Passing Bola Basket ... 31
F. Pembelajaran Permainan Bola Pantul... . 32
G. Penelitian yang Relevan... 34
H. Hipotesis Tindakan……….. 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 36
1. Lokasi Penelitian ... 36
vi
1. Prosedur Penelitian ... 42
2. Rencana Tindakan ... 43
a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 43
b. Pelaksanaan Tindakan ... 44
c. Observasi ... 45
d. Refleksi ... 45
e. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I, II dan III ... 46
D.Intrumen Penelitian ... 49
E.Teknik Pengumpulan data... 51
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 52
1. Prosedur Pengolahan Data ... 52
2. Analisis Data ... 53
G. Validasi………… ... 53
H. Interpretasi……. ... 54
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Paparan Data Awal ... 55
B. Paparan Data Siklus I ... 58
1. Perencanaan Siklus I ... 58
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 62
3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 68
4. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 69
a. Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 69
1) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 70
b. Analisis Kinerja Guru Siklus I ... 71
1) Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 72
c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
1) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 73
d. Analisis Hasil Keterampilan Belajar Siklus I ... 73
1) Refleksi Hasil Keterampilan Belajar Siklus I ... 74
C.Paparan Data Siklus II ... 76
1. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 76
2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 80
3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 85
4. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 86
a. Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 86
1) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 87
b. Analisis Kinerja Guru Siklus II ... 88
1) Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 88
vii
2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 95
3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 100
4. Analisis Siklus III ... 102
a. Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 102
b. Analisis Kinerja Guru Siklus III ... 103
c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus III ... 103
d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107
A.Kesimpulan ... 107
1. Perencanaan ... 107
2. Pelaksanaan ... 121
3. Pelaksanaan Evaluasi ... 109
4. Hasil Belajar ... 109
B. Saran... ... 109
1. Bagi Siswa….. ... 110
2. Bagi Guru…. ... 110
3. Untuk Lembaga ... 111
4. Bagi Peneliti Lain ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 112
LAMPIRAN ... 114
viii
Tabel 1.1 Data Awal Kinerja guru (Tahap Perencanaan) ... 4
Tabel 1.2 Data Awal Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) ... 6
Tabel 1.3 Data Awal Penilaian Aktivitas Siswa ... 8
Tabel 1.4 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dasar Chest Pass Siswa ... 9
Tabel 1.5 Data Awal Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 10
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dasar Chest Pass ... 56
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I(perencanaan) ... 60
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I(Pelaksanaan) ... 64
Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 67
Tabel 4.5 Data Hasil Tes Keterampilan Passing Chest Pass Siklus I ... 68
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 69
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 71
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
Tabel 4. 9 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Passing Chest pass Siklus I ... 73
Tabel 4.10 Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 75
Tabel 4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II(Perencanaan)... 78
Tabel 4.12 Data Hasil Kinerja Guru Siklus II(Pelaksanaan) ... 82
Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 84
Tabel 4.14 Data Hasil Keterampilan Passing Chest PassSiklus II... 85
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 86
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 88
ix
Tabel 4.22 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 100 Tabel 4.23 Data Hasil Keterampilan Passing Chest Pass BolaSiklus III ... 101 Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru
Siklus III ... 102 Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru
x
Gambar 2.1 Lapangan Bola Basket dan Bola Basket ... 23
Gambar 2.2 Gerakan Chest Pass ... 25
Gambar 2.3 Gerakan Overhead Pass ... 26
Gambar 2.4 Gerakan Bounce Pass ... 26
Gambar 2.5 Gerakan Memutar atau Pivot ... 26
Gambar 2.6 Gerakan Dribbling ... 27
Gambar 2.7 Gerakan Lay Up ... 29
Gambar 2.8 Gerakan Jump Shoot ... 29
Gambar 2.9 Melemparkan Bola Dengan Gerakan Chest Pass ... 31
Gambar 2.10 Melemparkan Bola Dengan Gerakan Chest Pass ... 32
Gambar 2.11 Permainan Bola Tembak Dengan Sasaran Garis di Dinding 31
Gambar 3. 1 Denah Lokasi Penelitian SDN Manglayang II ... 36
Gambar 3. 2 Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart ... 41
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 76
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 92
xi
LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I,SIKLUS II, SIKLUS III ... 115
LAMPIRAN 2 CATATAN LAPANGAN ... 125
LAMPIRAN 3 FORMAT OBSERVASI UNTUK SISWA ... 126
LAMPIRAN 4 FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN ... 127
LAMPIRAN 5 FORMAT WAWANCARA UNTUK GURU ... 130
LAMPIRAN 6 FORMAT WAWANCARA UNTUK SISWA ... 131
LAMPIRAN 7 IPKP 1 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) ... 132
LAMPIRAN 8 IPKP 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) ... 138
LAMPIRAN 9 FORMAT PENILAIAN AKTIVITAS SISWA ... 141
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
yang direncanakan secara sistematis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Cholik (1997:21) mengatakan
bahwa Pendidikan jasmani adalah “kajian pendidikan yang mengutamakan
aktifitas jasmani dan pembinaan untuk pengembangan jasmani itu sendiri sebagai
emosional yang selaras dan seimbang serta untuk mencapai tujuan pendidikan”
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis.
Pengalaman belajar seperti itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
bugar. Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Depdikbud
Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk peningkatan kebugaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani agar dapat :
1.Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.
2. Terbentuknya sikap dan prilaku seperti : disiplin, kejujuran, serta mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.
3. Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat di pakai untuk pengisian waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.
4. Tersalurnya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar. 5. Meningkatnya kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gerak
dasar.
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dalam kurikulum tahun 2006/KTSP terdapat beberapa aspek antara lain permainan
dan olahraga diantaranya meliputi cabang olahraga bola basket yang masuk dalam
kategori permainan besar. Basket memiliki kegiatan yang khas, yakni, lari,
lompat, menggiring bola, dan memasukan bola kedalam ring. Hal ini merupakan
pondasi bagi keterampilan anak dalam bermain dan juga merupakan gerakan dasar
bagi pembinaan olahraga. Dari uraian di atas dapat dikembangkan tentang
pembinaan dan meningkatkan pengembangan kemampuan daya gerak siswa
sekolah dasar terhadap permaian bola basket guru pendidikan jasmani perlu
merancang bentuk-bentuk latihan yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah
dasar. Dalam proses pembelajaran permainan bola basket guru lebih
memfokuskan proses pembelajarannya pada pematangan kemampuan dominan
permainan bola basket yaitu teknik melempar bola atau mengoper bola, melalui
pendekatan bermain. Karena bermain bagi anak-anak usia sekolah dasar
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupannya, bahkan sebagian
pendidikan yang ampuh untuk mencapai tujuan pendidikan. Bermain adalah
dorongan langsung dari dalan individu yang baik bagi anak merupakan pekerjaan,
sedang bagi orang dewasa dirasakan sebagai kegemaran.
Melihat kurangnya animo dari anak siswa-siswa SD tentang olahraga
Basket, sehingga pada pelaksanaannya anak kurang menguasai passing bola
basket, sehingga terkesan permainan ini membosankan dan mengakibatkan anak
menjadi diam.
Teknik passing dada atau chest pass pada permainan bola basket di SDN
Manglayang II sangatlah kurang. Hal ini dilihat dari sikap awal para siswa
melakukan passing,gerakan yang dilakukan, dan sikap akhir semua terlihat begitu
kurang. Posisi tangan dan langkah kaki yang salah, koordinasi antara tangan dan
kaki, serta lemparan yang lemah dan tidak mengenai target dan frekuensi
lemparan yang sedikit, menjadi alasan utama penulis mengangkat masalah
tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti memandang perlu mencari suatu
permainan yang menarik untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk latihan yang
dapat meningkatkan frekuensi permainan bola basket pada siswa sekolah dasar.
Salah satunya adalah dengan permainan bola pantul.
Ada bermacam-macam permainan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, jenis permainan tersebut ada yang menggunakan alat dan ada
yang tidak menggunakan alat. Sebagian besar permainan tidak mempunyai
peraturan yang baku atau sama persis, baik peraturan permainannya, alat-alat yang
sesuai dengan situasinya masing-masing, juga permainan tersebut belum ada
wadah organisasinya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Permainan
anak itu adalah ulangan dari kehidupan nenek moyangnya. Kepentingan bermain
juga terletak pada sifat atau unsur perangsang terhadap keinginan belajar atau
pendidikan.
Adapun hasil penelitian awal yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2011
terbukti bahwa pada pembelajaran passing bola basket chest pass, Kinerja guru
pada tahap perencanaan pelaksanaan masih dibawah target. Serta masih banyak
siswa yang kurang mampu menguasai teknik tersebut. Begitu juga dengan aspek
antusias dan konsentrasi dalam pembelajaran tersebut. Hasil terinci pada tabel 1.1
tabel 1.2, tabel 1.4 dan tabel 1.5 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Awal Kinerja Guru (Tahap Perencanaan)
No Komponen Rencana Pembelajaran
Aspek Yang diamati
Target pencapaian 4 3 2 1
A PERUMUSAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Rumusan tujuan pembelajaran √
100 %
2. Kejelasan Rumusan √
3. Kejelasan Cukupan Rumusan √
4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar √
Jumlah 4
No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang diamati Target pencapaian 4 3 2 1
B
MENGEMBANGKAN
DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN
METODE PEMBELAJARAN
95 % 1. Mengembangakan dan dan
mengorganisasikan materi pembelajaran √
2. Menentukan dan mengembangkan alat
bantu pambelajaran √
3. Memilih sumber belajar √
4. Memilih metode pembelajaran √
Jumlah 4
Persentase % 25
C MERENCANAKAN SKENARIO
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran √
100% 2. Menyusun langkah-langkah kegiatan
penbelajaran √
3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran √
4. Kesesuaian media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran √
5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta
didik √
Jumlah 5
Persentase % 25
D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS
DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN
1. Menentukan proses dan jenis penilaian √
100%
2. Membuat alat penilaian √
3. Menentukan kriteria penilaian √
Jumlah 3
Persentase % 25
E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA
PEMBELAJARAN
1. Kebersihan dan kerapian √
100 %
2. Penggunaan bahasa tulis √
Jumlah 2
Persentase 25
SKOR TOTAL IPKP 1 A+B+C+D+E
Dilihat dari tabel diatas, kinerja guru pada tahap perencanaan sangat
kurang. Semua aspek yang dinilai hanya berpresentase sebesar 25 %. Hal ini
sangat jauh dari target pencapaian yang mencapai 100%.(Format penilaian
terlampir)
Tabel 1.2
Data Awal Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)
No Aspek Yang diamati Penilaian Target
pencapaian
4 3 2 1
A PRA PEMBELAJARAN
100%
1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
Jumlah 2
Prosentase % 25
B MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi dan
pemanasan √
100% 2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan
dicapai dan rencana kegiatan √
Jumlah 2
Prosentase % 25
C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN
1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan
sikap awal,melempar bola,sikap akhir √
90%
2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa √
3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan
gerakan badan √
4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa √
5. Memantapkan penguasaan teknik dasar
passing √
Jumlah 5
No Aspek Yang diamati Penilaian Target pencapaian
4 3 2 1
D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN
KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
1. Merangkai gerakan √
90% 2. Memberikan kesempatan secara leluasa
kepada siswa melakukan aktifitas gerak √
3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan
melakukan aktifitas gerak √
4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang
mengalami kesulitan √
5. Penggunaan media dan alat pembelajaran √
Jumlah 5
Prosentase % 25
E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES
DAN HASIL BELAJAR
1. Melaksanakan penilaian selama proses dan
akhir pembelajaran √
100% 2. Melaksanakan penilaian pada akhir
pembelajaran √
Jumlah 2
Prosentase % 25
F KESAN UMUM KINERJA GURU
1. Keefektifan proses pembelajaran √
100%
2. Penampilan guru dalam pembelajaran √
Jumlah 2
Prosentase % 25
SKOR TOTAL IPKP 2 A+B+C+D+E+F
6
Dari data di atas, hasil kinerja guru pada tahap pelaksanaan juga hampir
sama dengan tahap perencanaan. Persentase terbesar dari semua aspek hanya
Tabel 1. 3
Data Awal Penilaian Aktivitas Siswa
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang bersemangat
dalam melakukan aktivitas pembelajaran terbukti bahwa hanya 5 orang siswa
(25%) yang berantusias dan aktif dalam proses pembelajaran. (Format penilaian
terlampir).
No Nama
Aspek yang Dinilai
Jumlah
Interprestasi
Antusias Disiplin
B C K
3 2 1 3 2 1
1 Iman Riki √ √ 5 √
2 Shyfa Clintia Putri √ √ 3 √
3 Abdul Azis √ √ 4 √
4 Angga.Hidayatulloh √ √ 2 √
5 Anggi Ahmad.I √ √ 3 √
6 Anisa Nurjanah √ √ 4 √
7 Dandi Cahyadi √ √ 2 √
8 Dera Gustina √ √ 3 √
9 Dian Nurdiansyah √ √ 2 √
10 Dipa Nurul.K √ √ 4 √
11 Elsa Mutia Sari √ √ 5 √
12 Epi Lutfi √ √ 5 √
13 Faisal Basri √ √ 5 √
14 Yusi Nurul Fitri √ √ 3 √
15 Hikmat Munajat √ √ 2 √
16 Irma Yulianti √ √ 3 √
17 Mayang Dewi.S √ √ 2 √
18 Mega Amelia.P √ √ 2 √
19 Mega Paujiah √ √ 2 √
20 Mesi Jiwardani √ √ 5 √
Jumlah 3 9 8 2 8 10 66 5 6 9
Berdasarkan hasil observasi, KKM yang ditetapkan adalah 65 %.
Diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada awal semester tahun 2010/2011
adalah 25% siswa kelas V yaitu 5 siswa dari 20 siswa yang sudah memenuhi
standar KKM, sedangkan 75% siswa yaitu 15 siswa belum memenuhi standar
KKM. (Format penilaian terlampir).
Hal ini diakibatkan karena minimnya teknik dasar yang dikuasai sehingga
pembelajaran menjadi lebih lambat. Dari sikap awal, posisi tangan dan kaki,
koordinasi tangan dan kaki, gerakan saat melakukan, dan lemahnya lemparan
serta tidak mengenai target. Kurangnya minat anak terhadap permainan bola
basket, karena dianggap “kurang populer” dibandingkan permainan yang lain.
Dan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
Tabel 1.4
Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dasar Chest Pass Pada Permainan Bola Basket
No Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Nilai Ket
Sikap
Tungkai Sikap Togok
Cara Memegang
bola
Gerakan
melempar Gerak lanjut
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 T TT
1 Iman Riki √ √ √ √ √ 50 √
2 Shyfa Clintia Putri √ √ √ √ √ 50 √
3 Abdul Azis √ √ √ √ √ 55 √
4 Angga.Hidayatulloh √ √ √ √ √ 50 √
5 Anggi Ahmad.I √ √ √ √ √ 65 √
6 Anisa Nurjanah √ √ √ √ √ 50 √
7 Dandi Cahyadi √ √ √ √ √ 55 √
8 Dera Gustina √ √ √ √ √ 50 √
9 Dian Nurdiansyah √ √ √ √ √ 55 √
10 Dipa Nurul.K √ √ √ √ √ 50 √
11 Elsa Mutia Sari √ √ √ √ √ 50 √
12 Epi Lutfi √ √ √ √ √ 50 √
13 Faisal Basri √ √ √ √ √ 75 √
14 Yusi Nurul Fitri √ √ √ √ √ 50 √
15 Hikmat Munajat √ √ √ √ √ 50 √
16 Irma Yulianti √ √ √ √ √ 70 √
No
o Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Nilai Ket
Sikap
Tungkai Sikap Togok
Cara Memegang
bola
Gerakan
melempar Gerak lanjut
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
18 Mega Amelia.P √ √ √ √ √ 65 √
19 Mega Paujiah √ √ √ √ √ 55 √
20 Mesi Jiwardani √ √ √ √ √ 75 √
Jumlah 1 1 18 2 1 17 2 5 13 1 2 17 - 1 19 1120 5 15
Rata-rata (%) 56 25 75
Catatan: Maksimal Dalam 30 detik menghasilkan 10 lemparan mengenai target Tabel 1.5
Data Awal Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
NO
KRITERIA
JUMLAH
SISWA PERSENTASE JUMLAH
TUNTAS TIDAK
TUNTAS 1 2 5 15 20 25 % 75 % 5 15
Berdasarkan paparan hasil di atas dilihat dari KKM yang telah ditentukan
yaitu 65%, hanya 5 siswa (25%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 15
siswa (75%) yang belum mencapai ketuntasan. (Format penilaian terlampir).
Sehubungan dengan hal di atas, penulis perlu memandang untuk
melakukan serangkaian penelitian mengenai pengaruh upaya-upaya meningkatkan
teknik dasar passing bola basket yang di aplikasikan ke dalam permainan bola
pantul yang dimodifikasi siswa sekolah dasar. Secara khusus penelitian ini akan
mengungkap mengenai peningkatan teknik dasar passing bola basket siswa kelas
V SD Negeri Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang melalui
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditelusuri akar penyebab
timbulnya dari komponen-komponen “latar belakang”. Diduga penyebab
timbulnya masalah adalah :
a. Suasana belajar kurang menyenangkan
b. Metode pembelajaran pendidikan jasmani tidak menarik, dan
c. Materi pembelajaran kurang disukai karena kurang populer
Dari ke tiga alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan beberapa
orang guru pendidikan jasmani dan pakar dari perguruan tinggi bahwa yang paling
mungkin menjadi penyebab adalah metode pembelajaran pendidikan jasmani
tidak menarik secara spesipik tidak menariknya pembelajaran pendidikan jasmani
tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan,
b. Guru kurang menguasai materi pelajaran pendidikan jasmani, dan
c. Metode pembelajaran kurang bervariasi.
Dari ketiga penyebab itu bahwa kurang bervariasinya dalam penggunaan
metode pmbelajaran menjadi penyebab timbulnya masalah.
Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya
mencari alternatif pemecahan masalah. Dengan menerapkan penerapan model
permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam
permainan bola basket dipastikan minat dan aktivitas siswa kelas V SD Negeri
Manglayang II, untuk mengikuti pembelajaran permainan bola pantul yang
dimodifikasi, yang pada akhirnya kemampuan siswa dalam teknik dasar passing
Hipotesis tindakan yang penulis rumuskan adalah model pembelajaran
permainan lempar tangkap bola bisa melatih kekuatan lengan dan tangan sehingga
kecepatan passing dan ketepatan mengoper bola akan meningkat. Untuk
mengetahui keberhasilan penelitian ini indikator yang akan diukur adalah :
a. Meningkatkan kemampuan teknik dasar passing bola basket melalui tes akhir.
b. Meningkatkan motivasi maupun respon siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan permainan bola pantul melalui angket respon siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi
pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Permainan
Bola Pantul Untuk Meningkatkan Pembelajaran Teknik Chest Pass Dalam
Permainan Bola Basket Pada Kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang”. Berkenaan dengan hal tersebut, maka pertanyaan masalah
secara umum adalah: Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan teknik dasar
passing bola basket yang diaplikasikan kedalam suatu bentuk permainan yang
dimodifikasi dalam mata palajaran pendidikan jasmani kelas V SD Negeri
Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang ?
Selanjutnya masalah penelitian secara khusus penulis rumuskan dalam
sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan melalui penerapan model permainan bola pantul
untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola
basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten
2. Bagaimanakah kinerja guru melalui penerapan model permainan bola pantul
untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola
basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten
Sumedang?
3. Bagaimanakah aktifitas anak melalui penerapan model permainan bola pantul
untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola
basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten
Sumedang?
4. Bagaimana hasil pembelajaran (evaluasi) melalui penerapan model permainan
bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam
permainan bola basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang?
C. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang muncul, maka penulis mengajukan
pemecahan masalah sebagai berikut. Pada tahap awal para siswa diberi informasi
teknik passing dengan jelas dan melalui contoh guru menggunakan penerapan
model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass
dalam permainan bola basket menggunakan frekuensi yang rendah menggunakan
bola voli. Kemudian berikutnya dengan menggunakan frekuensi yang sedang. Dan
pada puncaknya siswa melakukan teknik dasar passing dengan frekuensi yang
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru
mengenai upaya meningkatkan teknik dasar passing bola basket melalui
permainan lempar bola pantul dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas
V SD Negeri Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Temuan
tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya mengembangkan pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien.
Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal
yang terkait dengan upaya meningkatkan efektifitasan mengoper teknik dasar
passing bola basket melalui penerapan model permainan bola pantul untuk
meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas V SD Negeri Manglayang II
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang untuk mencapai tujuan tersebut,
penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah perencanaan pembelajaran teknik dasar
passing bola basket melalui penerapan model permainan bola pantul untuk
meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.
2. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran
teknik dasar passing bola basket penerapan model permainan bola pantul
untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola
basket.
3. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana aktifitas siswa dalam pembelajaran
untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola
basket.
4. Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran teknik dasar passing bola
basket melalui penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan
pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.
E. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan mendapatkan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa Sekolah Dasar
a. Menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar passing bola (chest pass) dalam
permainan bola basket.
b. Menjadikan pembelajaran passing bola (chest pass) dalam permainan basket
menjadi menyenangkan
2. Bagi Guru Sekolah Dasar
a. Mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran passing bola (chest
pass) dalam permainan bola basket
b. Memudahkan guru dalam mengajar teknik dasar passing bola (chest pass)
dalam permainan bola basket.
3. Bagi Satuan Sekolah Dasar
Dapat dijadikan aset berharga seandainya siswa-siswinya dapat
pembelajaran ditingkat pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
tersebut khususnya pada kelas yang diteliti.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan pembelajaran
penjas melalui metode bermain.
b. Bagi peneliti lain bisa dijadikan landasan untuk penelitian yang lebih lanjut
lagi.
5. Bagi Lembaga
Sebagai sumbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien. Bagi UPI PGSD Kampus
Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan
bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan
tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI PGSD
Kampus Sumedang.
F. Batasan Istilah
Pembelajaran merupakan proses dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
dari guru ke siswa.
Passing Dada atau Operan dada adalah operan yang umum dilakukan bila tidak
ada pemain bertahan di antara pengoper dan teman setimnya. Cara melakukan
operan ini adalah memegang bola setinggi dada dan dekat dengan badan. Siku
ditekuk dan jari-jari terbuka memegang bola. Saat bola dilepaskan, lengan dan
tangan diluruskan dengan telapak menghadap ke luar. Jenis operan ini adalah
Permainan Bola Pantul merupakan bentuk permainan yang di modifikasi dari
permainan passing bola basket yang sesungguhnya dengan cara melemparkan
bola ke target,yang biasanya targetnya berupa tembok. Jarak target dengan posisi
pelempar disesuaikan, dan si pelempar tidak boleh melebihi garis yang sudah
ditentukan.
Bola Basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang
masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola ke
dalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka. Pada permainan bola
basket untuk mendapatkan gerakan efektif dan efesien perlu di dasarkan pada
penguasaan teknik dasar yang baik. ( Perbasi 2004 : 1).
Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat
dalam menghadapi permasalahan.
Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek, Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SDN Manglayang II
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.
Kelas IV Kelas V Kelas I-II
Kelas III
Perpus Kantor Kelas VI
Gambar 3. 1
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah upaya meningkatkan keterampilan penerapan
model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass
dalam permainan bola basket. Penelitian ini berkenaan dengan hampir semua
aspek yang terkait dengan proses pembelajaran mengoper bola dari dada (chest
pass), meski didominasi oleh perubahan yang dialami siswa tetapi perilaku guru
tidak lupa menjadi bahan perhatian sebagian dari data yang diperlukan untuk
pertanyaan penelitian. Sampel yang diambil berjumlah 20 orang siswa kelas V
SDN Manglayang II. Peneliti bertindak sebagai observer.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan selama empat bulan, yaitu bulan Januari, Februari,
Maret dan April. Dimana terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian
mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengolahan dan penyusunan
laporan yang terinci pada tabel 3.1 dibawah ini :
Tabel 3. 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Uraian Kegiatan
WAKTU PELAKSANAAN
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Pelaksanaan Siklus II
5 Pelaksanaan Siklus III
6 Pengolahan Data
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian penelitian tindakan kelas dengan rancangan model spiral Kemmis dan
Taggart. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana
mengatasi kesulitan anak dalam belajar shooting bola basket dengan modifikasi
bola basket melalui media sasaran ring bambu, sehingga dengan modifikasi bola
dan melalui media sasaran ring bambu ini hasil belajar shooting siswa dapat
meningkat. Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek
pembelajaran yang dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaiki
pembelajaran penjas pada pembelajaran shooting bola basket, penulis
mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang,
karakter dan prosedur yang harus ditempuh.
Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang
ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ’penelitian tindakan kelas’ atau PTK.
Kegiatan penelitian tindakan tidak akan mengganggu proses pembelajaran. PTK
dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal.
Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil,
terlokalisasi, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam
kualitas PTK yaitu bekerjasama dengan guru lain yang mengajar bidang pelajaran
yang sama, yang akan berfungsi sebagai kolaborator.
Situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis
peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Pengajar dituntut
untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK selaras dengan situasi yang ada,
tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan.
Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang
yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara berkelanjutan sehingga
perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih. Diperlukan kerangka
kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata.
Berdasarkan Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005: 12) dijelaskan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenani situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Jadi secara ringkas pernyataan-pernyataan diatas adalah penelitian
tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya,
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan
perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada
siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Taggart yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
“Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional”
(Suyanto, 1997: 4).
Dari pengertian-pengertian penelitian tindakan kelas di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif yang
dilakukan guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya, dan melakukan
tindakan-tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan
tindakan tersebut guru terlibat didalamnya dan membutuhkan orang lain, maka
dari itu penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif.
2. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian ini mengacu kepada desain penelitian yang
dilakukan oleh Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:88) yaitu model spiral
yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian
mengadakan peencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.
Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:66)
yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang. Semakin lama
diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Kemmis
menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu
Untuk dapat membantu menyusun rencana tindakan ini, penulis tetapkan
dalam beberapa siklus sebagai berikut:
Gambar 3. 2
Model Spiral dari Kemmis dan Mc Toggart
Berdasarkan gambar 3.2 bahwa PTK merupakan sebuah siklus yang
meliputu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan
[image:33.595.199.411.173.616.2]rencana tindakan yang akan dilakukan. setelah rencana tersusun dengan matang
barulah tindakan itu dilakukan. Ketika pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti
diobsevasi oleh guru penjas SDN Manglayang II berdasarkan lembar observasi
yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti
kemudian melakukan refleksi atau tindakan yang akan dilakukan.
Jika hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan yang telah
dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya tidak
sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian dan
seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal
C. Prosedur Penelitian Dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian
Arikunto (2002: 83) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan
terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Perencanaan atau planning b. Tindakan atau acting
c. Pengamatan atau observing dan d. Refleksi atau refelcting.
Sedangkan menurut Joni (1999: 22) terdapat lima tahap penelitian
tindakan kelas yaitu sebagai berikut:
a) Pengembangan fokus masalah penelitian b) Perencanaan tindakan perbaikan
c) Pelaksanaan tindakan perbaikan, Observasi dan interpretasi d) Analisis dan refleksi
e) Perencanaan tindak lanjut
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk
dengan pendapat yang dikemukan Sa’ud (2006: 8) maka setiap satu siklus
tindakan memuat langkah-langkah yaitu:
1. Membuat Rencana Tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan. 3. Observasi. dan
4. Refleksi.
Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan
digambarkan pada peranan dan intensitas kegiatan, sehinggga tampak jelas tingkat
dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebut. Berdasarkan langkah-langkah
penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatkanlah skema
prosedurnya. Sesuai dengan prosedur umum penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan Wiriaatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan memuat
langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam
melakukan gerakan melempar dan menangkap bola dalam permainan bola basket.
2. Rencana Tindakan
a. Tahap perencanaan Tindakan.
1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu
diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran passing.
2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.
3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan
mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk
4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak
dasar passing.
5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:
a) Apakah kemampuan gerak dasar passing dapat meningkat?
b) Apakah melalui permainan bola pantul pembelajaran passing akan mampu
menjadikan alat bantu yang dapat meningkatkan tujuan?
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan metode
demontrasi dan penugasan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
1) Menyiapkan alat-alat pelajaran.
2) Guru dan siswa berdoa bersama.
3) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru.
4) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan ini
peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau
berlatih yang berorientasi pada keberhasilan.
b) Kegiatan Inti.
1) Peneliti yang berperan sebagai observer melakukan pengamatan terhadap
perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses pengamatan
harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.
c) Kegiatan Akhir.
2) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke
dalam lembar observasi yang disiapkan.
3) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali
materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.
c. Observasi.
Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi
dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh
aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang
bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah:
1. Observasi Peer (pengamatan sejawat).
Observasi Peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang
lain.
2. Observasi Terstruktur.
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya
kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada
siswa kemudian siswa menjawab.
d. Refleksi.
Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi
dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan
dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis
kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.
Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam
rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang
kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah
refleksi adalah:
1) Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh
dalam pelaksanaan tindakan.
2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
3) Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka
dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat seperti siklus 1.
e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I , Siklus II Sampai Siklus III
Siklus I
1. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah
ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan
perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang
berorientasi pada keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam pelaksanaannya guru
lebih banyak memberikan pengalaman sukses melalui pemberian umpan balik
dalam bentuk penghargaan secara verbal.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan
guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan disiklus I.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah
ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan
perilaku guru ada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang
berorientasi pada memotivasi secara intrinsik (kunci motivasi 2). Dalam
pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan dorongan secara personal
kepada setiap siswa bahwa siswa mampu melaksanakan setiap tugas gerak dan
untuk itu siswa harus giat dan bekerja keras dalam berlatih melaksanakan tugas
gerak sebagaimana intruksi guru. Guru harus membuat kesan bahwa hasil
belajar yang baik diperoleh melalui latihan yang sungguh-sungguh.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario
pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II.
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III.
Siklus III
1. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah
ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan
perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang
berorientasi pada kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa (kunci
motivasi 3). Dalam pelasanaannya guru penjas lebih menekankan pada
pemahaman siswa bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda.
Guru penjas memprioritaskan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena
siswa seperti itu lebih banyak membutuhkan dorongan berupa pujian dan
motivasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario
pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus III.
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian
memasuki tahapan pengolahan data.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dan melakukan
keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan
pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket, maka peneliti
langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan
wawancara dengan menggunakan :
1. Pedoman observasi pada bentuk format yang telah dibuat untuk guru dan siswa
pada pengumpulan data berbagai informasi dalam upaya meningkatkan
keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan
pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.
Di dalam lembar observasi terdapat beberapa aspek yang dinilai pada saat
proses belajar mengajar, diantaranya :
a. Siswa
1) Memperhatikan penjelasan guru.
2) Respon siswa terhadap pertanyaan guru.
3) Minat siswa terhadap pembelajaran penjas dalam permainan bola basket.
4) Cara siswa menerima instruksi guru yang berkaitan dengan konteks permainan
5) Tingkat pemahaman siswa terhadap pemahaman bola basket.
6) Kemampuan siswa dalam menggunakan teknik dasar passing bola basket
melalui permainan bola pantul.
7) Cara siswa berinteraksi dengan guru atau dengan temannya sendiri.
8) Cara siswa menyimpulkan materi pembelajaran. (Format terlampir)
Observasi yang dilakukan kepada guru ada tiga aspek yang dinilai
diantaranya:
b. Guru
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi (Format terlampir)
2. Wawancara yaitu peneliti yang dibantu observer melakukan wawancara kepada
siswa dan guru yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang
diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang dilakukan.
(Format terlampir)
3. IPKP 1 dan IPKP 2 sebagai format penilaian terhadap data perencanaan. Aspek
yang dinilai dalam IPKP 1, diantaranya :
a. Perumusan tujuan pembelajaran.
b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan
metode pembelajaran.
c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran.
d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.
Aspek yang dinilai dalam IPKP 2, diantaranya :
a. Pra pembelajaran
b. Membuka pembelajaran
c. Mengelola inti pembelajaran
d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas
e. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar.
f. Kesan umum kinerja guru.(Format terlampir)
4. Format aktivitas siswa sebagai data aktivitas siswa saat melakukan penerapan
penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran
teknik chest pass dalam permainan bola basket. Dalam format ini yang dinilai
adalah antusiasme dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. (Format
terlampir).
5. Data tes mengoper bola (chest pass) dan lembar penilaian tes. Dalam format ini
yang dinilai adalah sikap awal, koordinasi tangan dan kaki, gerakan melempar
dan sikap akhir. (Format terlampir).
E. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap
perlakuan dalam proses pembelajaran keterampilan penerapan model permainan
bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan
bola basket. Peneliti yang terjun melakukan observasi, proses pengumpulan data
dibantu pula oleh praktikan (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis
guna memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama
pelaksanaaan tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan
perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua
sumber data yang berasal dari:
a. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas.
b. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap
observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.
F. Prosedur Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Prosedur Pengolahan Data
Nasution (1996: 114). mengemukakan pendapatnya tentang prosedur
pengolahan data, yaitu:
Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap atau siklus tindakan pembelajaran.
Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada
setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.
kegiatan pembelajaran Penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.
c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru setelah tiga kali siklus pembelajaran dilaksanakan.
d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal tindakan
sampai akhir tindakan.
Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa
tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
2. Analisis Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara
dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini, perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran Penjas sebagai
aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan
intruksi, dan aktivitas lain.
G. Validasi
Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut
pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran.
(Nasution, 1996: 115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah.
a. Peneliti sebagai observer yang memperoleh informasi berkaitan dengan
keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan
b. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran
yang disajikan oleh guru penjas).
c. Guru penjas sebagai mitra peneliti yang memberikan masukan intropeksi diri
terhadap pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.
2. Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan
penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada
setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi untuk
mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai
pada setiap siklus penelitian.
3. Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan
mengkomfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek
kesahihan pada sumber data hasil member check.
4. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian dengan para pembimbing penelitian ini. Yaitu suatu kegiatan
pertemuan antara peneliti dengan pembimbing untuk mengadakan pengecekan
terakhir dalam temuan penelitian agar didapat kesahihan.
H. Interpretasi
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan
berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama, atau
berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaan dengan proses pembelajaran
yang baik. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi
yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data sebagai hasil penelitian
tindakan kelas dari pembelajaran penerapan permainan bola pantul untuk
meningkatkan teknik dasar passing chest pass permainan bola basket di kelas V
SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran passing chest pass untuk
meningkatkan teknik dasar passing bola basket dimulai dengan menganalisis
tujuan pokok, pembelajaran passing chest pass merencanakan jumlah pertemuan
sebanyak 3 kali pertemuan. Untuk memudahkan dalam pembelajaran, siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok dan penggunaan permainan bola pantul.
Aktivitas ini dilakukan untuk meningkatkan sikap awal dan koordinasi tangan
dan kaki, gerakan melempar, sikap akhir pada pembelajaran passing chest pass
melalui permainan bola pantul. Kemudian menentukan langkah-langkah
pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama
proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan
digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan permainan
bola pantul. Aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran passing chest
apersepsi guru memberikan pertanyaan yang dapat memotivasi siswa untuk
memahami teknik dasar passing chest pass yang akan dipelajari dengan
mengaitkan wawasan tentang olahraga bola basket.
Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 39,41%
dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada
siklus II, dalam siklus II baru mencapai 73,80% dan belum mencapai target, baru
pada siklus III sudah tercapai yaitu 100%.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar passing
chest pass melalui permainan bola pantul dilaksanakan melalui penggunaan media
tembok sebagai sasaran yang mempunyai frekuensi lemparan dan lebar target
yang berbeda disetiap siklusnya.
Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir
dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek
motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes
praktik melakukan passing chest pass pada pembelajaran bola basket.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II,
sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap
siklusnya selama penggunaan permainan bola pantul pada pembelajaran bola
basket. Siklus I diperoleh persentase sebesar 40%, pada siklus II persentase
sebesar 76,66%, kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan
3. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran bola pantul dilakukan dalam tes
keterampilan dan ketepatan dilaksanakan setiap akhir pertemuan.
4. Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil tes praktek passing chest pass melalui permainan
bola pantul yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar
siswa dari siklus I, siklus II, sampai dengan siklus III. Pada siklus I siswa yang
telah tuntas berjumlah 9 orang (45%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas
berjumlah 17 orang siswa (85%). Kemudian pada siklus III siswa yang telah
tuntas berjumlah 22 orang siswa (100%).
Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan passing chest
pass pada pembelajaran bola basket, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
permainan bola pantul dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar passing chest pass pada pembelajaran bola basket pada siswa kelas V
SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.
B. SARAN
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka perlu
kiranya peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses pembelajaran
bola basket di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran passing chest pass
1. Bagi Siswa
a. Pembelajaran bola basket dengan menggunakan media bisa meningkatkan
gerak dasar. Dalam menggunakan permainan bola pantul sebelum melakukan
kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau aturan-aturan
pembelajarannya serta, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dengan
peraturan yang dibuat. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai
dengan aturan akan membantu anak melakukan aturan permainan.
b. Pelaksanaan aktivitas jasmani tidak selalu menggunakan alat yang mahal, alat
yang sederhanapun bisa membantu untuk terlaksananya permainan atau
perlombaan. Yang terpenting anak dapat terangsang untuk bergerak.
2. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini harus mampu membangkitkan motivasi guru untuk
mengembangkan pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya bola basket lebih berkembang dan disenangi
siswa.
b. Hal yang harus diperhatikan guru sebelum menggunakan permainan bola
pantul, terlebih dahulu menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan
dalam penerapan permainan bola pantul. Serta menjelaskan aturan
pembelajaran menggunakan permainan bola pantul yang jelas dan mudah
dimengerti oleh anak.
c. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan guru
secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan
3. Untuk Lembaga
a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Sekolah dan semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program
pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani
melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani
4. Bagi Peneliti Lain
a. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan
agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
banyak.
b. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media
pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai
DAFTAR PUSTAKA
AaSlamDunk. (2010). Teknik Bermain Bola Basket. (online). Tersedia:
http://aaslamdunk.blogspot.com/2010/03/teknik-bermain-bola-basket.html#axzz1O81t5SWt. [22 April 2011].
Aip Syarifudin, Muhadi. (1992). Penjaskes, Jakarta : Depdikbud
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Cholik, M. Toha dan Lutan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependididkan.
Depdiknas, (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Jakarta : BP. Dharma Bhakti
Google:.(2010).SifatPermainanBasket.(online).Tersedia:http://www.google.co.id/ search?client=opera&rls=en&q=sifat+permainan+basket+menurut+dan u+hudaya&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8&channel=suggest
Husdarta, J.S (2009). Manajemen Pendidkan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud.
Lutan, Rusli (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak
Di Sekolah Dasar. Jakarta. DEPDIKNAS.
Lutan, Rusli . (2001). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Jakarta : Depdikbud.
Membuat Blog : (2010). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. (online). Tersedia :
http://www.membuatblog.web.id/2010/06/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html
N. (2011). Peraturan Permainan Bola Basket. Online: (Tersedia) http://tarig18. wordpress.com /2008/09/17/ peraturan-permainan-bola-basket/
Rancahbetah : (2010). Pengertian Definisi Pendidikan Jasmani . (online). Tersedia : http://www.rancahbetah.info/2010/04/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html
Sa’ud, Udin S. (2006). PTK Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.
Makalah Dalam Lokakarya di FPOK UPI Bandung.
Sarumpaet A, Dzanet Zulfar,Parno dan Sadikun Imam. (1992). Permainan Besar.
Sodikun Iman .(1992).Permainan Besar.Depdikbud
TN. (2011). Teknik Bermain Bola Basket. Online: (Tersedia) http://aaslamdunk. blogspot.com /2010/03/ teknik-bermain-bola-basket.html
Wikipedia : (2010). Sejarah dan Peraturan Bola Basket. (online). Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket