PENYELENNGGARAAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR
PAKET B
(Studi Kasus pada Kelompok Belajar Pembuat Abon Lele di PKBM Al-Hikmah Indramayu)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
Eki Amalia Mauliani
0805323
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
EKI AMALIA MAULIANI 0805323
Penyelenggaraan Pendidikan Keterampilan dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B
(Studi Pada Keterampilan Warga Belajar Pembuat Abon Lele di PKBM Al-Hikmah Indramayu)
Disetujui dan disahkan oleh PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si NIP. 19570925 198403 1 001
Pembimbing II,
Dr. Asep Saepudin, M.Pd NIP. 19700930 200801 1 004
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR
PAKET B
(Studi Pada Keterampilan Warga Belajar Pembuat Abon Lele di PKBM Al-Hikmah Indramayu)
Oleh
Eki Amalia Mauliani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Eki Amalia Mauliani2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B
(Studi Pendidikan Keterampilan Warga Belajar Pembuat Abon Lele di PKBM Al-Hikmah Indramayu)
Pemberian materi penyelenggaraan pendidikan keterampilan pembuatan abon lele pada program kesetaraan paket B dirasa sangat tepat untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, program ini diselenggarakan oleh PKBM Al-Hikmah di Indramayu, di bawah naungan Dinas Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang. Penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan program, mengukur peningkatan kemampuan warga belajar, faktor pendukung dan penghambat. Dari tujuan tersebut peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana perencanaan program pendidikan keterampilan yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah kepada warga belajar paket B dalam meningkatkan kemampuan wirausaha?, 2) Bagaimana pelaksanaan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah?, 3) Bagaimana evaluasi program pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah?
Landasan konseptual teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep PLS, konsep manajemen PLS, konsep vocational skill, konsep kewirausahaan, taksonomi bloom.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif penguatan prosentase. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, tes, skala sikap, dan observasi. Sedangkan teknik analisis data dengan mendeskripsikan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Sumber data dalam penelitian ini sebanyak 25 orang, yang terdiri dari 2 orang informan kunci, yaitu: ketua penyelenggara, tutor, Kepala Dinas pendidikan kec. Sukagumiwang. 2 orang triangulan, yaitu: pengelola, tutor. Dan 20 orang warga belajar.
DAFTAR ISI B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...
C. Pertanyaan Penelitia
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pendidikan Luar
Sekolah...….…….... B. Manajemen Pendidikan Luar Sekolah
BAB III METODE PENELITIAN G. Proses pengembangan Instrumen ... H. Teknik Pengumpulan Data ... I. Analisis Data ... ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitia
…...………....……
B. Profil Lembag
...
C. Identitas Responden Penelitia
...
D. Perencanaan Program Pendidikan Keterampilan yang Dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah kepada Warga Belajar Paket B dalam MeningkatkanKemampuanWirausaha... ..
E. PelaksanaanPendidikan Keterampilan dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B yang Dilakukan olehPKBMAl-Hikmah
...
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi
...
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL TABEL
2.1 Keterkaitan antara komponen life skill dalam pembelajaran masyarakat
dalam satuan dan program PLS ... 31
2.2 Taksonomi Bloom ... 43
3.1 Kriteria Perhitungan... ... 64
3.2 Rentang Sikap ... 65
3.3 Kriteria Observasi ... 66
4.1 Identitas Responden ... 71
4.2 Perencanaan Pendidikan Keterampilan dalam Meningkakan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B ... 76
4.3 Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B ... 86
4.4 Evaluasi Program Pendidikan Keterampilan dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B ... 99
4.7 Hasil Observasi ... 119
DAFTAR GAMBAR 4.1 Struktur Organigram ... 70
4.2 Grafik Hasil Tes ... 110
4.3 Grafik Hasil Skala Sikap ... 119
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Pedoman tes
Lampiran 4 Pedoman Skala Sikap
Lampiran 5 Pedoman Observasi
Lampiran 6 Dokumenter
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian dari Jurusan PLS FIP UPI
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
Lampiran 15 Surat SK Pengangkatan Pembimbing
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Lembaga
Lampiran 17 Lembar Bimbingan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia sudah waktunya memperoleh prioritas utama
dalam pembangunan suatu bangsa. Salah satu cara dalam membangun sumber
daya manusia adalah melalui pendidikan, hal ini mengacu pada fungsi dan
tujuan pendidikan yaitu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
cerdas, cakap, unggul, serta mampu terjun dalam persaingan global.
Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam UU No.20 Tahun 2003 pada Pasal
3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia yaitu “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk suatu bangsa
karena salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
dasarnya pendidikan merupakan agen pembangunan dan perubahan, tanpa
adanya pendidikan, tidak akan ada pembangunan, sehingga tidak akan ada
pula perubahan. Kemajuan pada bidang pendidikan akan menunjukkan
pendidikan akan menunjukkan kemunduran suatu bangsa. Bangsa yang melek
pendidikan adalah bangsa yang orientasi terpenting dalam hidupnya tertuju
pada dunia pendidikan. Upaya ini diselenggarakan secara sadar dan sistematis
oleh pemerintah melalui sistem pendidikan nasional dalam mengembangkan
dan membina sumber daya manusia sehingga pada saatnya nanti diharapkan
dapat menjadi individu-individu yang mampu menghadapi tantangan bagi
dirinya sendiri, masyarakat, maupun negaranya.
Kondisi yang real di Indonesia pada bidang pendidikan menurut
pemaparan Sudjana, D. (2001 : 2) adalah:
(1)Belum terbebaskan dari buta huruf, (2) Belum semua anak usia sekolah terlayani oleh pendidikan sekolah, (3) Tingginya angka putus sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, (4) Tingginya angka pengangguran mencapai 18 juta orang, (5) Pendidikan belum diposisikan sebagai prioritas pembangunan dengan dukungan yang memadai, dan (6) Pendidikan belum diperankan sebagai wahana investasi sumber daya manusia untuk jangka panjang.
Individu-individu yang dikategorikan belum beruntung karena tidak bisa
mengenyam pendidikan sekolah (formal), diperlukan adanya suatu kebijakan
pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup berbasis masyarakat luas.
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup pada dasarnya tidak
untuk merubah sistem pendidikan ataupun yang lainnya, tetapi hanya sebagai
latihan berwirausaha dalam upaya meningkatkan taraf hidupnya. Pendidikan
yang berorientasi pada kecakapan hidup memberikan kesempatan pada setiap
individu dalam mengembangkan potensinya, serta memberikan peluang pada
individu untuk memperoleh keterampilan yang dapat menjadi bekal dalam
Program kesetaraan paket A, B, dan C, memiliki beberapa inovasi dalam
proses pendidikannya, salah satunya adalah dengan pengembangan life skill
(pendidikan kecakapan hidup). Program tersebut lebih berperan sebagai salah
satu pemecahan masalah yang ada pada pendidikan di Indonesia ini, seperti
masalah yang cukup krusial mengenai kenyataan bahwa tidak semua individu
dapat melanjutkan pendidikan formal ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi
lagi.
Hal ini dalam vocational skill merupakan salah satu bagian dari life skill,
dimana vocational skill lebih mengarah pada pemberian kemampuan tertentu
(keterampilan kejuruan) sesuai dengan potensi-potensi yang telah ada.
Pendidkan keterampilan yang diberikan kepada individu untuk menghasilkan
kehidupan individu tersebut agar lebih baik serta lebih bermartabat di
masyarakat. Pendidikan keterampilan ini sangat baik untuk mengatasi
beberapa permasalahan seperti pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena
itu, individu memerlukan pendidikan keterampilan agar dapat dijadikan bekal
untuk memasuki dunia kerja ataupun usaha mandiri. Selain itu, etos kerja di
dalam masyarakatpun akan meningkat. Suryadi Ace. (2009). Dalam bukunya
memaparkan bahwa tujuan program kesetaraan yang berorientasi pada
pendidikan keterampilan adalah:
1. Peserta didik pendidikan kesetaraan agar memperoleh keterampilan
keterampilan bermata pencaharian (employment skills / income
2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya untuk
memperoleh keahlian yang dapat digunakan untuk bekerja
(menambah penghasilan),
3. Membantu peserta didik untuk memperoleh keterampilan bekerja
sehingga meringankan beeban orang tua, dan
4. Mencegah terjadinya putus belajar karena peserta didik dapat
memperoleh kemaandirian.
Penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B di PKBM Al-Hikmah Desa
Cibeber Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu adalah salah satu pendidikan
yang dilatar belakangi oleh beberapa dasar pertimbangan, yaitu:
1. Kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh warga Sukagumiwang
khususnya pendidikan keterampilan sebagai bekal dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat Sukagumiwang.
2. Abon lele dapat menjadi salah satu produk yang dapat diterapkan pada
masyarakat Desa Cibeber melalui pendidikan keterampilan kerena
dapat dikembangkan melalui teknik yang sederhana sehingga lebih
mudah dalam menjadikan masyarakat Desa Cibeber yang mandiri.
3. Kondisi lingkungan Desa Cibeber yang memungkinkan bagi
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan terhadap
penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan
wirausaha warga belajar paket B yang diselenggarakan oleh PKBM
Al-Hikmah di Desa Cibeber Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu diketahui
bahwa terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya pendidikan keterampilan yang dimiliki oleh warga belajar
paket B untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Kurangnya pengetahuan keterampilan yang dimiliki warga belajar,
maka memberikan dampak pada keterbatasan faktor ekonomi warga
belajar paket B.
3. Kurangnya peningkatan kemampuan wirausaha warga belajar Paket B
melalui pendidikan keterampilan.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat di rumuskan sebagai
berikut:
“Bagaimana penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kewirausahaan
yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah kepada warga belajar paket B dalam
C. Pertanyaan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menjelaskan
dengan pertanyaan penellitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan program pendidikan keterampilan yang dilakukan
oleh PKBM Al-Hikmah kepada warga belajar peket B dalam
meningkatkan kemampuan wirausaha?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang dilakukan oleh PKBM
Al-Hikmah?
3. Bagaimana evaluasi program pendidikan keterampilan dalam
meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang
dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang penulis lakukan yaitu:
1. Untuk mengetahui perencanaan program pendidikan keterampilan
yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan keterampilan warga
belajar paket B dalam meningkatkan kemampuan wirausaha di PKBM
Al-Hikmah.
3. Untuk mengetahui evaluasi program pendidikan keterampilan dalam
meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif penguatan prosentase,
yaitu metode penelitian yang mengungkap permaslahan-permaslahan yang
terjadi di masa kini kemudian di analisa.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu wawancara, tes (pre
tes dan post tes), skala sikap, dan observasi.
Wawancara dilakukan sebagai alat untuk melengkapi data yang diperoleh
dengan angket. Wawancara ini dilakukan kepada pengelola program
kesetaraan paket B, tutor pendidikan keterampilan pembuatan abon lele di
PKBM Al-Hikamh Desa Cibeber Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu, serta
kepada supervisor dari Dinas Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang.
Tes (pre tes dan post tes) dilakukan untuk mengetahui atau mengukur
kemampuan mengenai seberapa jauh peningkatan kemampuan warga belajar
setelah mengikuti program pendidikan keterampilan pembuatan abon lele
yang dilakukan kepada warga belajar kesetaraan paket B program pendidikan
keterampilan pembuatan abon lele di PKBM Al-Hikmah.
Skala sikap dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan sikap
dari warga belajar setelah mengikuti program pendidikan keterampilan
pembuatan abon lele, pengukuran skala sikap ini dilakukan kepada warga
belajar kesetaraan paket B program pendidikan keterampilan pembuatan abon
Observasi dilakukan untuk memberikan pengamatan secara langsung
terhadap kegiatan keterampilan pembuatan abon lele yang dilakukan oleh
warga belajar paket B di Desa Cibeber Kec. Sukagumiwang Kab. Indramayu
dalam memanfaatkan hasil pembelajaran keterampilan wirausaha.
F. Manfaat Penelitian/Signifikasi Penelitian
Penulis berharap hasil dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Sebagai bahan kajian bagi kelembagaan pendidikan nonformal dalam
meningkatkan mutu kinerja yang professional dalam konteks
pemberdayaan masyarakat dibidang pendidikan luar sekolah;
2. Memberikan masukan kepada pengelola PKBM Al-Hikmah, Tutor
Kesetaraan dan Fasilitator life skills, mengenai perkembangan
pembelajaran serta masalah-masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran;
3. Memberikan solusi permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan
luar sekolah , khususnya pada pendidikan keterampilan;
4. Memberikan arah dan pedoman bagi peneliti lain untuk melakukan
penelitian lanjutan mengenai pendidikan keterampilan.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika yang dipergunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
tujuan penulisan, manfaat penelitian, definisi oprasional, kerangka
berfikir penelitian, metode penelitian dan teknik penelitian teknik
pegumpulan data, sistematika penulisan, dan agenda kegiatan.
2. BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi kajian dan uraian konsep dan
teori yang mendukung terhadap permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini, diantaranya Pendidikan Luar Sekolah, Manajemen
Pendidikan Luar Sekolah, Vocational Skill, Kewirausahaan, dan
Taksonomi Bloom.
3. BAB III : Prosedur Penelitian, berisi tentang uraian Metode
Penelitian, Subjek Penelitian (sampel, populasi), Teknik Pengumpulan
Data, Prosedur Pengolahan dan Analisis Data.
4. BAB IV : Deskripsi analisis penelitian dan hasil penelitian tentang
pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha
warga belajar paket B.
5. BAB V :Kesimpulan dan saran yang menyatakan mengenai hasil
penelitian dan pemberian saran yang membangun bagi pihak-pihak
BAB III Metode Penelitian
Bab ini penulis menyajikan lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instumen penelitian,
proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, serta analisis data.
Metode penelitian pada sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting
karena metode penelitian digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Bab
ini merupakan landasan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data yang
diperoleh.
A. Lokasi
Pendidikan keterampilan diselenggarakan untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang unggul dan dapat bersaing pada era globalisasi ini.
Penulis mengambil lokasi penelitian ini pada PKBM Al-Hikmah Desa
Cibeber Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu, karena didaerah
ini terdapat masyarakat yang tidak menamatkan sekolah melalui pendidikan
formal maka diselenggarakanlah program kesetaraan paket B yang
didalamnya terdapat pendidikan keterampilan (vocatoinal skill) agar
masyarakat memiliki bekal dalam meningkatkan kehidupannya supaya lebih
baik lagi.
B. Subjek Penelitian
Suatu penelitian harus memiliki populasi dan sampel. Populasi dan sampel
menggunakan populasi dan sampel lah objek ataupun subjek yang hendak
dijadikan sumber data pada suaatu penelitian.
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010 : 80)
“ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Hal ini
Subjek yang diambil sebagai sampel penelitian adalah warga belajar paket
B di PKBM Al-Hikmah sebanyak 20 orang, 2 orang tutor program
pendidikan keterampilan pembuatan abon lele, 2 orang pengelola program,
serta 1 orang supervisor.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 131) “sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang ditaliti”. Sedangkan Sugiyono (2010 : 81)
mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruhnya
yang berjumlah 25 orang. Terdiri atas 20 orang warga belajar paket B yang
mengikuti program pendidikan keterampilan, 2 orang tutor pendidikan
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan sebuah rancangan yang digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang, dan beberapa ciri dari desain penelitian yaitu bersifat
mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual, dilakukan
secara survey, bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara
mendetail, mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan praktek yang sedang berlangsung, mendeskripsikan subjek yang
sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan.
Peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan desain penelitian
sebagai berikut, yaitu:
1. Menentukan fokus penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah penyelenggaraan pendidikan
keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar
paket B. Fokus ini ditentukan dari latar belakang dalam permasalahan
pendidikan yang kurang merata sehingga salah satu wadah pendidikan
yaitu PKBM menyelenggarakan program Kesetaraan agar pendidikan di
lingkungannya lebih merata yang berdampak pada sumber daya manusia
yang makin meningkat, lokasi yang dipilih untuk peneltian yaitu PKBM
Al-Hikmah. Masalah-masalah yang didapatkan saat mmelakukan
identifikasi diantaranya yaitu Kurangnya pendidikan keterampilan yang
dimiliki oleh warga belajar paket B untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pengetahuan keterampilan yang dimiliki warga belajar, maka memberikan
dampak pada keterbatasan factor ekonomi warga belajar paket B.
Kemampuan wirausaha warga belajar paket B melalui pendidikan
keterampilan (vocational skill) berupaya meningkatkan kualitas warga
belajar paket B untuk dapat menciptakan perubahan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan kemandirian kearah yang lebih baik sehingga dapat
bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri demi kelangsungan
hidup dan masa depannya.
2. Menentukan teori yang digunakan dalam penelitian
Penulis menentukan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
konsep Pendidikan Luar Sekolah, konsep manajemen pendidikan luar
sekolah, konsep Vocational skill, konsep Kewirausahaan, serta Taksonomi
Bloom.
3. Menentukan sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian Penyelenggaraan
pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha
warga belajar paket B adalah warga belajar pendidikan keterampilan
sebanyak 20 orang, tutor pendidikan keterampilan sebanyak 2 orang,
pengelola program sebanyak 2 orang, dan supervisor sebanyak 1 orang.
4. Menentukan instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk meneliti
penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
digunakan untuk mewawancarai pengelola, tutor, dan supervisor. Teknik
wawancara digunakan karena dirasa cocok untuk mengetahui pengelolaan
program pendidikan keterampilan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
serta evaluasi yang ada pada program pendidikan keterampilan. Selain itu,
untuk mengetahui perkembangan peningkatan kemampuan keterampilan
warga belajar sebelum dan setelah mengikuti program pendidikan
keterampilan (pembuatan abon lele) digunakan format Pre test dan post
test dengan jumlah poin 14 pertanyaan, skala sikap dengan jumlah poin 20
pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan
negatif, serta lembar observasi dengan jumlah 6 poin penilaian, yang
ditujukan untuk warga belajar pendidikan keterampilan.
5. Rencana analisis data
Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian
mengenai penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B, kemudian data tersebut
akan disajikan dan dianalisis pada BAB IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan.
6. Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian Agar data yang diperoleh peneliti pada penelitian mengenai
penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B valid dengan permasalahan
yanng akan diteliti, maka dilakukan pengumpulan data melalui beberapa
7. Mempersiapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian
Laporan yang dikerjakan peneliti dari hasil penelitian di lapangan
mengenai penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B di PKBM Al-Hikmah sesuai
dengan teori-teori yang telah kikemukakan pada BAB II.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif penguatan prosentase. Metode
deskriptif yaitu suatu metode yang memusatkan perhatian pada gejala dan
data, serta masalah aktual yang ada pada saat penelitian berlangsung.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno
Surakhmad (1994:44) beliau mengemukakan bahwa “pelaksanaan metode
deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan
penyusunan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu”.
Menurut Winaarno Surakhmad (1994:46) ada ciri-ciri dari metode
deskriptif, yaitu:
1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat sekarang,
pada masalah aktual
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian
dianalisis.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam metode ini yaitu
pendekatan kualitatif dengan penguatan prosentase. Kerena masalah
keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar
paket B di PKBM Al-Hikmah – Indramayu. Setelah mendapatkan data
yang dibutuhkan, penulis melakukan beberapa generalisasi mengenai
masalah yang sedang diteliti dimulai dari latar belakang hingga
evaluasi.
E. Definisi Operasional 1. Penyelenggaraan
Menurut Sudjana (1992:9) penyelenggaraan pendidikan luar sekolah
adalah suatu kegiatan yang dilaksananakan dalam pendidikan luar
sekolah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
2. Keterampilan
Inverson dalam bukunya anwar (2006:24) berpendapat, keterampilan
adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.
Jadi jika disimpulkan keterampilan berarti kemampuan untuk
mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat. Selamjutnya,
Robbins menyatakan bahwa keterampilan dapat dikategorikan menjadi
empat, yaitu: 1. Keahlian daasar, 2. Keahlian teknik, 3. Keahlian
interpersonal, 4. Menyelesaikan masalah.
3. Wirausaha
Menurut Joseph Schumpeter dalam bukunya Buchari Alam,
wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
4. Warga Belajar
Warga belajar adalah setiap anggota masyarakat yang belajar dijalur
pendidikan luar sekolah (PP No.73 tahun 1991, pasal 1 ayat 2). Yang
dimaksud warga belajar dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat
yang mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan kesetaraan paket B.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau dapat disebut juga dengan alat penelitian yang
digunakan untuk mengunpulkan data yang dibutuhkan. Instrumen penelitian
yang akan dipilih tepat oleh karena itu pemilihan instrumen yang akan
digunakan harus benar-benar dipikirkan sebaik mungkin sehingga instrumen
yang digunakan cocok dengan pencarian informasi yang akan diperoleh.
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh
Sugiono (2010 : 59) yaitu:
“Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan."
Arikunto (2010 : 192) mengemukakan pendapat mengenai metode-metode
yang instrumennya digunakan dalam peneltian, diantaranya yaitu:
a.Untuk metode wawancara yaitu menggunakan pedoman wawancara b.Untuk metode tes yaitu menggunakan soal test (pre test dan post test) c.Untuk metode angket yaitu menggunakan kuesioner
d.Untuk metode observasi yaitu menggunakan chek-list
e.Untuk metode dokumentasi yaitu menggunakan dokumentasi atau bisa juga menggunakan chek-list.
(vocational skill) dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga
belajar paket B di PKBM Al-Hikmah, instrumen yang digunakan adalah
pedoman wawancara, test (pre tesst dan post test), skala sikap, serta
pedoman observasi.
G. Proses Pengembangan Instumen
Beberapa hal mengenai proses pengembangan instrumen yang membahas
tentang hal-hal yang berkaitan dengan praktik pengembangan instrumen serta
tahapan-tahapan pengambilan data selama berada di lapangan, penyusunan
alat pengumpul data pada pengembangan instrumen dalam penelitian ini
dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1.Penyusunan kisi-kisi penelitian
Penyusunan kisi-kisi penelitian dilakukan secara sistematis sesuai dengan
pertanyaan pada penelitian, selanjutnya dijabarkan dalam aspek yang
ditaliti berdasarkan indikator dan sub indikator yang ada agar
memudahkan dalam pembuatan alat pengumpul data berupa pedoman
wawancara, format test (pre test dan post test), format skala sikap, dan
pedoman observasi. Kolom-kolom yang terdapat pada kisi-kisi penelitian
penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B yaitu pertanyaan penelitian,
aspek yang diteliti, indikator, sub indikator, sumber data, teknik
2.Penyusunan pedoman wawancara
Pedoman waawancara disusun dari indikator-indikator yang telah ada
dan dirumuskan ke dalam pedoman wawancara, kemudian di uji cobakan
kepada informan yaitu pengelola, tutor serta supervisor.
3.Penyusunan format test
Format test yang terdiri dari dua test yaitu pre test dan post test dibuat
dari indikator-indikator yang telah ada dan disusun ke dalam
pertanyaan-pertanyaan untuk yang akan di uji cobakan kepada warga belajar
pendidikan keterampilan (vocational skill) paket B.
4.Penyusunan format skala sikap
Format skala sikap disusun berdasarkan indikator yang terlah dibuat
sebelumnya dengan berbentuk pernyataan-pernyataan yang akan di uji
cobakan kepada warga belajar pendidikan keterampilan (vocational skill)
paket B.
5.Penyusunan pedoman observasi
Penyusunan pedoman observasi yang dibuat berdasarkan indikator yang
terlebih dahulu telah disusun, pedoman observasi ini dibuat berbentuk
poin-poin yang harus dinilai oleh peneliti sendiri.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data yang objektif dapat diperoleh melalui penggunaan teknik pengumpul
data serta alat pengumpul data yang tepat. Tujuan dari dilakukannya penelian
langsung ke lapangan adalah untuk mendapatkan informasi dan data yang
menggunakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data dan
informasi tersebut, karena tanpa mengetahui teknik pengumpulan data yang
tepat untuk digunakan peneliti tidak akan mendapatkan data yang objektif
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Nurul Zuriah (2006:171) “penggunaan teknik dan alat pengumpul
data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif”.
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti pada
penelian penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B ini, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan
tanya jawab yang dilakukan dengan sistematis dan berdasarkan pada
tujuan penelitian. Wawancara biasanya digunakan apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, serta apabila peniliti hendak mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam dari responden mengenai permasalahan yang sedang diteliti.
Kegiatan wawancara yang dilakukan akan terjadi interaksi antara dua
orang atau lebih, dimana perilaku dari peneliti (interviewer) dengan
informan/sumber data (interviewee) sesuai dengan peran dan ststus dari
mereka masing-masing.
Penggunaan teknik pengumpulan data ini mendasarkan pada
oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara adalah sebagai
c. Interpretasi subyek mengenai pernyataan-pernyataan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama denngan apa yang dimaksudkan oleh peneeliti.
Sugiyono (2009: 194) mengemukakan beberapa macam wawancara
yang dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan
telepon, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara yang dilakukan merupakan salah satu dari teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, yang bertujuan
untuk mencari data dan informasi mengenai penyelenggaraan pendidikan
keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar
paket B. Wawancara dilakukan kepada informan dalam hal ini yang
menjadi informan (interviewee) adalah pengelola, tutor, dan supervisor
pendidikan keterampilan. Sedangkan yang melakukan wawancara atau
pencari informasi (interviewer) adalah peneliti itu sendiri dalam hal ini
mahasiswa PLS UPI yang meneliti mengenai pendidikan keterampilan
2. Tes
Suharsimi Arikunto (2010 : 266) mengemukakan pendapat
memngenai tes bahwa tes digunakan untuk mengukur mengukur ada atu
tidaknya sesuatu ataupun besarnya kemampuan suatu objek yang diteliti.
Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan suatu
pencapaian ataupun sebuah perstasi yang diraih.
Menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 162) Ada dua jenis tes, yaitu:
a. Tes subjektif
Tes ini pada umumnya berbentuk esai (uraian), tes bentuk esai (uraian)
adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.
b. Tes objektif
Tes objektif adalah sebuah tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukan secara objektif, tes ini bertujuan untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tes subjektif. Ada
beberapa jenis tes objektif, diantaranya yaitu:
1) Tes benar – salah (true – false), soal-soalnya berbentuk
pernyataan, ada pernyataan yang benar dan ada yang salah.
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test), terdiri atas suatu
keterangan atau pemberitahuan mengenai suatu pengertian
yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih
satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
3) Menjodohkan (matching test), terdiri atas satu seri pertanyaan
dan satu seri jawaban, masing-masing pertanyaan menpunyai
jawabannya yang tercantum pada seri jawaban.
4) Tes isian (completion test), terdiri atas kalimat-kalimat yang
ada bagian-bagiannya yang dihilangkan.
Pada penelitian penyelenggaraan pendidikan keterampilan
(vocational skill) pembuatan abon lele ini instrumen tes yang digunakan
untuk memngetahui tingkat pemahaman dan aplikasi subjek terhadap
bahan belajar akan diberikan dan selah diberikan, maka instrumen tes
yang digunakan adalah jenis tes objektif, dalam tes objektif dipilih tes
pilihan ganda, karena menurut penulis tes ini yang paling tepat untuk
digunakan dengan subjek penelitiannya adalah warga belajar paket B
yang mengikuti program pendidikan vokasional skill pembuatan abon
lele.
3. Skala Sikap
Saifuddin Azwar (2010 : 95) dalam bukunya mengemukakan skala
sikap yaitu:
“Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggnakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap.”
Salah satu sifat skala sikap adalah isi pernyataannya yang dapat
berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan ukurnya akan tetapi dapat
ukurnya bagi responden. Walaupun responden mengetahui jika skala sikap
tersebut memiliki tujuan untuk mengukur sikap namun pernyataan tidak
langsung ini biasanya tersamar dan memiliki sifat proyektif.
Suharsimi Arikunto (1999 : 180) dalam bukunya mengatakan
bahwa ada beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, antara lain:
a. Skala Likert
Skala ini disusun dalam bentuk suatu pertanyaan dan diikuti oleh lima
resspons yang menunjukkan tungkatan.
b. Skala pilihan ganda
Skala ini berbentuk seperti soal pilihan ganda yaitu suatu pernyataan
yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.
c. Skala thurstone
Merupakan skala yang mirip dengan skala buatan Likert karena
merupakan suatu instrumen yang jawabannya menunjukkan tingkatan.
d. Skala guttman
Berupa tiga atau empat buah pernyataan yang masing-masing harus di
jawab “Ya” atau “Tidak”, pernyataan-pernyataan tersebut
menunjukkan tingkatan yang berurutan sehingga jika responden setuju
nomor 2, maka diasumsikan setuju nomor 1.
Instrumen ini mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi,
dimensi-dimensi ada yang diukur dalam kategori baik – tidak baik, kuat –
lemah, cepat – lambat, aktif – pasif, dll.
f. Pengukuran minat
Minat seseorang dapat juga diukur dengan cara memilih salah satu
pernyataan yang sudah disiapkan, dari mulai “Sangat Senang sanpai
Sangat Tidak Senang” dapat juga diteruskan sampai dengan 11 skala.
Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai
suatu objek sikap, dalam hal ini peneliti akan meneliti mengenai sikap
warga belajar paket B setelah mengikuti pendidian keterampilan
(vocational skill). Teknik pengumpulan data melalui skala sikap memiliki
subyek penelitian yaitu warga belajar paket B yang mengikuti program
pendidikan keterampilan (vocational skill) pembuatan abon lele.
Dari respons subyek penelitian dalam hal ini warga belajar, pada
setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan
intensitas sikap seseorang.
4. Observasi
Observasi termasuk ke dalam salah satu teknik pengumpulan data
yang memiliki ciri-ciri spesifik jika dibandingkan dengan teknik-teknik
yang lainnya, pada observasi subjek penelitiannya tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek lainnya seperti obyek alam ataupun
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Sutrisno Hadi (1986) dalam bukunya Sugiyono (2009 : 203)
mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikhologis, dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.”
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Observasi Berperanserta (Participant observation)
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
b. Observasi Nonpartisipan
Observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis dan
selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku obyek.
Teknik pengumpulan data yang digunakan salah satunya adalah
obervasi, yang bertujuan untuk menganalisis tentang perilaku obyek
mengenai pendidikan keterampilan (vocational skill) pada pembuatan abon
warga belajar paket B yang mengikuti program pendidikan keterampilan
(vocational skill) pembuatan abon lele.
I. Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dalam bukkunya Sugiono (2010:224)
merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
oraqang lain. Analisis data pada penelitian penyelenggaraan pendidikan
keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket
B memrupakan proses mencari data dan menyusun data secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, tes, skala sikap, dan onservasi. Data
yang telah didapatkan tersebut kemudian dianalisis dan dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Untuk mempermudah proses pengolahan data, penulis melakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan seleksi data, memilih data yang telah dikumpulkan agar
mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat
diproleh.
2. Mengklasifikasikan data dengan mengelompokkan data kemudian data
tersebut digolongkan yang bertujuan untuk mempermudah dalam
pengolahan.
3. Data yang diperoleh melalui wawancara, diolah dengan cara sebagai
a. Membuat tabel dengan jalur kolom nomor, pertanyaan, informan,
dan jawaban.
b. Mendeskripsikan jawaban hasil penelitian.
4. Data yang diperoleh melalui teknik tes, skala sikap, dan observasi
dilakukan tabulasi data menurut kelompok yang telah ditentukan, agar
tiap frekuensi kemungkinan jawaban dapat diketahui
5. Data yang didapat meleui tes (pre test dan post test), diolah dengan
cara sebagai berikut:
a. Dibuat tabel dengan jalur kolom nomor, nama, hasil pre tes, hasil
post tes, selisih hasil yang diperoleh.
b. Mendapatkan hasil dari selih dengan cari hasil post tes dikurang
dengan hasil pre tes.
c. Mendeskripsikan hasil dari pre tes dan post tes yang telah
diperoleh.
6. Data yang diperoleh melalui skala sikap, diolah sebagai berikut:
a. Membuat tabel dengan jalur kolom nomor, nama, aspek (+) dan (-), skor, menentukan skala, dan diberi keterangan
b. Kriteria perhitungan jawaban
Tabel 3.1 Kriteria perhitungan
Pilihan Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
RR = Ragu-Ragu 3
TS = Tidak Setuju 2
c. Data yang telah diperoleh dari skala sikap Likert, untuk
mengetahui kecenderungan warga belajar paket B dalam
pengolahan pembuatan abon lele itu lebih ke arah positif, negatif,
atau netral (tidak memiliki kecenderungan sama sekali). Untuk
mengetahui prosentase digunakan rumus sebagai berikut:
Maka didapatkan nilai untuk batas atas dan batas bawah sebagai
berikut:
d. Kriteria rentang sikap
Tabel 3.2 Rentang Sikap
No. Rentang Sikap 1. 0 – 1,5 Negatif 2. 1,5 – 2,5 Netral 3. 2,5 – 4 Positif Sumber: Sugiyono
e. Setelah kriteria diatas telah ditatapkan penulis, setiap hasil jawaban
yang telah diperoleh skornya sehingga memudahkan dalam
penafsiran pada penelitian.
7. Data yang diperoleh dari hasil observasi, tahapan pengolahannya
sebagai berikut:
a. Membuat tabel dengan kolom nomor, nama, aspek, jumlah ( ∑ ),
prosentase (%).
b. Mencari jumlah total yang didapatkan dengan cara menjumlahkan
Tabel 3.4 Kriteria Observasi
Pilihan Jawaban Skor ST = Sangat Terampil 4
T = Terampil 3
KT = Kurang Terampil 2 STT = Sangat Tidak Terampil 1
c. Menghitung prosentase (%) pada Observasi
Jumlah Skor individu = x 100
d. Kriteria hasil perhitungannya sebagai berikut:
Setelah kriteria diatas telah ditatapkan penulis, setiap hasil jawaban
yang telah diperoleh skornya sehingga memudahkan dalam
penafsiran pada penelitian menggunakan metode observasi.
8. Melakukan analisis data, data yang telah dideskripsi, diprosentasekan,
dan di jumlahkan kemudian dianalisa untuk menafsirkan jawaban yang
diberikan responden.
9. Melakukan penarikan kesimpulan, dari data yang telah dinalisis
kemudian disimpulkan sehingga dapat diketahui hasil penelitian yang
sesungguhnya, selain itu penulis memberikan saran-saran agar
BAB V KESIMPULAN
Hasil analisis yang telah diperoleh mengenai “Penyelenggaraan
Pendidikan Keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga
belajar paket B” (Studi Kasus Pendidikan Keterampilan Warga Belajar Pembuat
Abon Lele di PKBM Al-Hikmah Indramayu), maka dapat ditarik kesimpulan
yang dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan
yaitu mengenai perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Berdasarkandeskripsi
dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai
penyelenggaraan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan
wirausaha warga belajar paket B, pada pembuatan abon lele.
A. Kesimpulan
1. Perencanaan program pendidikan keterampilan yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah kepada warga belajar paket B dalam
meningkatkan kemampuan wirausaha.
Program pendidikan vokasional skill pembuatan abon lele ini
merupakan suatu kegiatan pemberian bekal keterampilan kepada warga
belajar paket B agar memiliki kecakapan dalam meningkatkan taraf
hidup yang dijalaninya. Pada perencanaan penyelenggaraan
pendidikan keterampilan pembuatan abon lele,dilaksanakan selama 6
bulan untuk setiap periode pembelajaran. Langkah awal yang
keterampilanpembuatan abol lele adalah menyiapkan bahan ajar yang
akan digunakan oleh tutor mengenai materi yanng akan diajarkan
adalah tentang pembuatan abon lele, cara pengemasan, dan cara
pemasarannya. Metode dalam pembelajaran program pendidikan
keterampilan vokasional skill pembuatan abon lele adalah metode
ceramah, tanya jawab (diskusi), serta demonstrasi.
Kegiatan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang diselenggarakan
oleh PKBM Al-hikmah di Indramayu ini dibawah naungan dari Dinas
Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang dan Kabupaten Indramayu,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dimiliki oleh warga belajar paket B di PKBM Al-Hikmah
Indramayu dalam memiliki keterampilan praktis sehingga dapat
dijadikan mata pencaharian untuk meningkatkan pendapatan keluarga
dan berpeengaruh juga pada peningkatan taraf hidup yang dimilikinya,
hal ini juga dapat mengembangkan potensi sumber daya lokal yang
dimiliki, meningkatkan usaha industri kecil di bidang makanan
khususnya mengenai berbagai jenis pengolahan makanan yang terbuat
2. Pelaksanaan pendidikan keterampilan dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah.
Program yang di selenggarakan oleh PKBM Al-Hikmah, yang
berperan menjadi supervisor adalah pihak dari Dinas Pendidikan
Kecamatan Sukagumiwang – Kabupaten Indramayu bagian pendidikan
masyarakat, pada pengawasan program pendidikan vokasional pembuatan
abon lele ini supervisor mengawasi seluruh administrasi yang ada serta
mengawasi jalannya kegiatan dari awal sampai evaluasi setelah program
selesai dilaksanakan.
Program pendidikan keterampilan (vocational skill) pembuatan
abon lele pada penyelanggaraan paket B, bertujuan untuk memenuhi
pendidikan di masyarakat terutama masyarakat yang tidak bisa
mengenyam pendidikan formal, dan memberikan bekal keteampilan untuk
meningkatkan taraf hidup warga belajar. Yang mengikuti program ini
adalah masyarakat yang tidak bisa menaljutkan ke jenjang SMP / DO
SMP. Terselenggaranya program ini karena tersedianya dana dari
pemerintah tepatnya yaitu dana APBD, oleh karena itu program ini
dibawah naungan pemerintah yang akan ditinjau faktor pendukung dan
penghambat yang ada oleh pemerintah.
Faktor pendukung dari perselenggaranya program ini adalah dari
keuangan yang telah didapatkan oleh PKBM Al-Hikmah diberikan oleh
tinggi dari warga belajarnya, kekompakan dan rasa tanggung jawab yang
dimiliki oleh warga belajar yang cukup tinggi sehingga mempermudah
proses penyelenggaraannya. Dari lingkungannya, karena masih cukup
banyak masyarakat yang tidak bisa merasakan pendidikan formal jadi
penyelenggaraan program ini dirasa sangat tepat untuk diterapkan karena
sasaran yang cukup banyak, lokasi yang digunakan untuk
pembelajarannya pun sangat tepat karena terletak di tengah masyarakat
sehingga mudah dijangkau oleh warga belajar. Untuk perizinan dan
administrasi yang dikelola oleh PKBM Al-Hikmah termasuk ke dalam
faktor pendukung karena kerjasama dengan dinas pendidikan setempat
yang cukup terjalin dengan baik dan segala sesuatunya mudah untuk di
urus.
Terdapatnya faktor pendukung maka terdapat pula beberapa faktor
penghambat yang dihadapi dalam penyelanggaraan program pendidikan
keterampilan pembuatan abon lele ini. Faktor penghambat yang dialami
oleh PKBM Al-Hikmah pada program ini yatiu berasal dari rendahnya
tingkat wawasan pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh warga
belajar pada awal pembelajaran sehingga tutor cukup merasa kerepotan
dalam memberikan materi pembelajaran pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu, untuk pembelajaran tertulis yang belum dilengkapi oleh modul
3. Evaluasi program pendidikan keterampilan dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang dilakukan oleh PKBM Al-Hikmah.
Evaluasi program dilakukan oleh seluruh pihak yang bersangkutan
yaitu supervisor, pengelola, tutor, dan warga belajar paket B. Evaluasi
pada penyelenggaraan program ini dilakukan selama tiga kesempatan
yaitu, pada awal persiapan pelaksanaan kegiatan, pada proses kegiatan
berlangsung, dan pada akhir kegiatan sebagai evaluasi besar dan
pembahasan tindak lanjut. Evaluasi ini juga digunakan sebagai bahan
penilaian penyelenggaran program kesetaraan paket B pendidikan
keterampilan pembuatan abon lele yang dilakukan oleh supervisor.
Program pendidikan keterampilan (vocational skill) dalam
meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket B ditujukan
untuk meningkatkan keterampilan pada pengolahan makanan berbahan
lele agar warga belajar dapat meningkatkan taraf hidupnya. Oleh
karena itu, penyelenggaraan program ini dikoordinasikan dengan
berbagai pihak terkait, agar tujuan program dapat tercapai dengan baik,
efisien, dan efektif sesuai dengan yang diharapkan pada tujuan awal
pembentukan program.
Kemampuan wirausaha warga belajar paket B, dilihat dari hasil tes,
skala sikap, dan observasi mengenai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan warga belajar paket B dapat dikatakan meningkat.
abon lele yang cukup baik dikarenakan wawasan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang bertambah baik. Dari yang awalnnya kurang
berinovasi dari bahan lele hingga pada akhirnya mengetahui inovasi
pembuatan abon lele dimulai dari komposisi bahan, bahan-bahan yang
harus digunakan, alat-alat yang harus digunakan, cara pembauatan
yang baik, cara pengemasan yang menarik, dan mengetahui cara
pemasaran, hal tersebut terlihat dari hasil tes (pre tes dan post tes) setra
observasi yang telah dilakukan. Selain itu juga telah dilakukan
pengukuran menggunakan skala sikap mengenai motivasi, harapan,
ketekunan, kerjasama, dan wawasan kedepan, yang keseluruhannya
telah diukur dan mendapatkan hasil yang positif.
Mengenai motivasi wirausaha yang dimiliki oleh warga belajar
paket B pun meningkat dalam mengmbangkan wirausaha yang
ditandai dengan lebih giatnya warga belajar paket B dalam
memasarkan hasil prodduk (pembuatan abon lele) diluar pembelajaran
keterampilan pembuatan abon lele pada program paket B.
B. Rekomendasi
Rekomendasi pada penelitian ini disusun berdasarkan pada kesimpulan
dan implikasi dari hasil penelitian yang penulis telah paparkan
sebelumnya. Dan rekomendasi yang diberikan penulis pada penelitian ini
1. Pengelola Program
Hendaknya PKBM Al-Hikmah dapat lebih memaksimalkan sarana
dan prasarana pembelajaran lebih khusus pada pengadaan modul yang
belum tesedia, dan lebih memaksimalkan pembelajaran, agar program
pendidikan keterampilan pembuatan abon lele dapat lebih maksimal.
Dengan demikian program pendidikan kesetaraan yang diberikan
pemerintah dalam meningkatkan kemampuan warga belajar dapat
lebih memenuhi dan menjangkau kebutuhan masyarakat lagi sehingga
bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di Kecamatan
Sukagumiwang – Kabupaten Indramayu.
2. Instansi Terkait
Instansi yang terkait dengan PKBM Al-Hikmah dalam program ini
adalah Dinas Pendidikan khususnya Dinas Pendidikan Kecamatan
Sukagumiwang Kabupaten Indramayu. Hendaknya lebih
mengoptimalkan pada pembinaan, motivasi, dan memberikan
solusi/pemecahan masalah-masalah yang dihadapi agar bisa
meningkatkan potensi keretampilan di bidang pengolahan makanan
berbahan dasar lele dalam hal ini pembuatan abon lele di Desa Cibeber
Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu, agar warga belajar
dapat berwirausaha sendiri dan bisa memperluas pemasarannya.
3. Peneliti yang Akan Datang
Penulis merasa jika dalam penelitian ini masih banyak memiliki
pendidikan keterampilan (vocational skill) dalam meningkatkan
kemampuan wirausaha warga belajar paket B yang terfokus pada
pembuatan abon lele di PKBM Al-Hikmah dibawah naungan Dinas
Pendidikan setempat akan lebih sempurna lagi jika peneliti yang akan
datang untuk dapat melakukan penelitian pada bagaimana upaya
pelestarian/tindaklanjut yang dilakukan agar dapat terus meningkatkan
taraf hidup dari warga belajar agar tidak berhenti ditengah jalan
treutama pada program pembuatan makanan berbahan dasar lele (abon
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari., (2009), Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta
Anwar, (2006), Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) konsep dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta
Arikunto, S., (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Bina Aksara
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S., (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Azwar, S., (2010), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Genuari, D., (2012), Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan untuk Meningkatkan Kemampun Berwirausaha:
Studi Pada Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera di Desa Tanjung Sari Kec. Cangkuang-Banjaran Kab.
Bandung Barat, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah PLS UPI
Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan., (2005) Standar Nasional Pendidikan (SNP) Peraturan Pemerintah, Bandung : Fokus
media
Kasmir., (2006), Kewirausahaan, Jakarta : Rajawali Pers
Latif, A., (2007), Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, Bandung : Refika Aditama
Machfoedz, M., dan Machfoedz, M., (2011), Kewirausahaan Metode, Manajemen, dan Inplementasi, Yogyakarta : BPFE
Purnomo., (2008), Strategi Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Tingkat Lanjutan Melalui Vokasional Skill Menjahit di PKBM ASH-Shoddiq
Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung, Jurusan
PLS UPI
Sudjana, D., (2008), Evaluasi Pendidikan Luar Sekolah untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung :
Rosda
Sudjana, D., (2001), Pendidikan Luar Sekolah Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, dan Teori Pendukung, Serta Azas, Bandung : Falah Production
Sugiyono., (2009), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta
Sugiyono., (2010), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta