• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA ISLAMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA ISLAMI."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI

PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA ISLAMI

(PenelitianTindakanKelas Di Kelompok A RA Al-FirdausGempolAsri Bandung TahunAjaran 2012-2013)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari

SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program Pendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini

Oleh :

HARISAHAQ LF

0902849

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI

PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA ISLAMI

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok A RA Al-Firdaus Gempol Asri Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh

Harisahaq Layinul Fuadah

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Harisahaq Layinul Fuadah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

(4)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

(5)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

ABSTRAK

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA ISLAMI

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok A RA Al-Firdaus Gempol Asri Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Harisahaq Layinul Fuadah 0902849

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada anak-anak TK kelompok A di RA Al-Firdaus, yaitu pada umumnya anak-anak memiliki kecerdasan spiritual yang rendah.Pada umumnya anak lebih sering terpaku pada hafaalan mahfudzat, surat-surat pendek, praktek shalat. Mengingat sangat pentingnya kecerdasan spiritual dalam kehidupan sehari-hari, maka peneliti melakukan penelitian pada RA Al-Firdaus kelompok A sebanyak 10 orang anak. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui kondisi objektif/ gambaran awal kecerdasan spiritual anak sebelum di terapkannya pembelajaran dengan metode cerita islami. (2) untuk mengetahui penerapan pembelajaran cerita islami pada anak kelompok A RA Al-firdaus. (3) untuk mengatahui bagaimana tingkat kecerdasan spiritual anak setelah di terapkannya pembelajaran dengan metode cerita islami. Metode penelitian yang diterapkan adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam pelaksanaan terdiri dari dua siklus.Setiap siklus diberikan dua kali tindakan.Setiapa siklus menunjkkan hasil peningkatan kecerdasan spiritual anak.pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan wawancara. Kondisi akhir kecerdasan spiritual anak kelompok A RA Al-Firdaus setelah diberikan tindakan melalui pembelajaran dengan metode cerita islami terbukti meningkat pada kegiatan pra siklus nilai presentasinya sebesar 46,1 %, pada Siklus I menjadi 61, 6%, dan pada Siklus II meningkat menjadi 63,8%. Perkembangan tersebut dirasa cukup jika dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan melalui pembelajran dengan metode cerita islami.Rekomendasi bagi guru diharapkan mencoba mengguanakan strategi, metode dan teknik pembelajaran dengan metode cerita islami yang baru untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Bagi anak usia dini dapat memfasilitasi kebutuhan perkembangan kecerdasan spiritual melalui pembelajaran dengan metode cerita islami yang menyenangkan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan selalu berusaha untuk mencari metode , teknik dan media yang lain agar dapat memberikan masukan-masukan yang baru serta berguna bagi dunia pendidikan pada umumnya serta pendidikan anak usia dini pada khususnya.

(6)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN ABSTRACT

EARLY CHILDREN’S SPIRITUAL INTELLIGENCE DEVELOPING

BY LEARNING ISLAMIC STORY METHOD

(Classroom Action Research In Group A RA Al - Firdaus Gempol Asri Bandung

In 2012-2013)

Harisahaq Layinul Fuadah 0902849

The research was conducted on the basis of the problems that arise the kindergarten children in RA group A Al - Firdaus that is generally children have low spiritual intelligence. Generally children are often fixated on memorizing mahfudzat, short letters, and the practice of prayer. The importance of spiritual intelligence in daily life, the researcher conducted the study in group A RA Al - Firdaus as many as 10 children. The purpose of this study is as follows: (1) to determine the condition of the objective / the early description spiritual intelligence child applied before applying story Islamic learning method. (2) to determine the application of Islamic learning in the children's story A group of RA Al - Firdaus. (3) How to know the level of spiritual intelligence children after applying the story Islamic learning method. The research method applied is the method of Classroom Action Research (CAR), the implementation consists of two cycles. Every cycle is given two actions. Every cycle shows the increasing result of spiritual intelligence child. The data collections in research are the observation and the interviews. The final condition of spiritual intelligence of children in group A RA Al - Firdaus after giving the action through the stories of Islamic learning method is proven to increase in the presentation value of the pre cycle of 46,1 %, in the first cycle to 61,6 %, and in Cycle II to 63,8 %. The development is considered sufficient compared to the prior given by the method of action through Islamic learning. Suggestions for the teachers are expected to try to use strategies, methods, and techniques of learning with Islamic stories new method to enhance the spiritual intelligence. For early childhood can facilitate the development of spiritual intelligence through learning with fun method Islamic stories. For further researchers are expected to do the best to look for methods, techniques, and other media in order to provide new inputs as well as useful for education in general and early childhood education in particular.

(7)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……….….ii

UCAPAN TERIMAKASIH……….…iv

DAFTAR ISI………...v

DAFTAR TABEL……….ix

DAFTAR DIAGRAM………...x

DAFTAR GAMBAR……….xi

DAFTAR LAMPIRAN………..….xii

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah……….…...6

C. Tujuan Penelitian………...6

D. Manfaat Penelitian………..….7

E. Struktur Organisasi Skripsi………..8

BAB II KAJIAN TEORITIS MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERITA ISLAMI………..9

A. Konsep Kecerdasan Spiritual………...…………....9

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual………9

2. Hakikat Kecerdasan Spiritual Anak………10 3. Model Pendidikan Spiritual Untuk Anak………13

4. Pembelajaran Metode Cerita Islami……….14

1). Konsep Cerita Islami………...18

2). Tujuan Metode Cerita Islami………..18

3). Langkah-langkah Dalam Bercerita……….19

B. Kaitan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Metode Cerita Islami……..20

(8)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

BAB III METODE PENELITIAN………22

A. Lokasi Penelitian ………...22

B. Prosedur Penelitian …...………..…..22

C. Metode Penelitian……….…...25

D. Instrument Penelitian………...26

E. Penjelasan Istilah………36

F. Teknik Analisis Data………..…39

G. Validasi Data………..…41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……….42

A. Profil Dan Proses Pembelajaran Di RA Al-Firdaus……….42

1. Keadaan Guru………...42

2. Keadaan Anak………..…43

3. Kurikulum………..…..44

4. Metode Dan Proses pembelajaran………....45

5. Kegiatan Guru RA Al-Firdaus Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual ………...…46

B. Hasil Penelitian……….…………47

1. Kondisi Objektif/ Gambaran Awal kecerdasan Spiritual Anak Sebelum Di Terapkan Pembelajaran Dengan Metode Cerita islami………47

2. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Metode Cerita IslamiDalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Di RA Al-Firdaus……….………55

3. Peningkatan Kecerdasan Spiritual Anak Setelah Diterapkannya Pembelajaran Dengan Metode Cerita Islami Pada Raudhatul Athfal Al-Firdaus………..……...…82

(9)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

2. Penerapan Pembelajaran Dengan Metode Cerita Islami Untuk

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pada Kelompok A Ra

Al-Firdaus……….87

3. Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak Setelah Diterapkannya Pembelajaran Dengan Metode Cerita Islami Pada Kelompok A Ra Al-Firdaus……….90

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………93

A. Kesimpulan………....94

B. Rekomendasi………..…95

DAFTAR PUSTAKA………...96

LAMPIRAN………..98

(10)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Observasi………27

Tabel 3.2 Instrumen Wawawancara………...31

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen………..32

Tabel 4.1 Data Guru RA Al-Firdaus………..42

Tabel 4.3 Data Anak RA Al-Firdaus………..43

Tabel 4.4 Presentasi Pra Siklus………...48

Tabel 4.5 prensentasi Penilaian Pra Siklus………50

Tabel 4.6 Penilaian Kecerdasan Spiritual Siklus I tindakan I………...61

Tabel 4.7 Penilaian Kecerdasan Spiritual Siklus I tindakan II…………63

Tabel 4.8 Presentasi Penilaian Anak Siklus I……….75

Tabel 4.9 Presentasi Penilaian Anak Siklus II Tindakan I Dan II…...77

Tabel 4.10 Penilaian Peranak Siklus II……….79

Tabel 4.11 Perbandingan Siklus I Dan II……….80

(11)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentasi Pra Siklus………...…54

Diagram 4.2 Penilaian Per Anak Siklus I………68

Diagram 4.3 Penilaian PerAnak Siklus II………...………81

(12)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

DAFTAR GAMBAR

(13)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian

2. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

3. Surat Pengantar Judgment

4. Lembar Validasi Instrumen

5. Surat Penelitian RA Al-Firdaus

6. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I

7. Kartu Bimbingan Skrpsi Pembimbing II

8. Lembar Perbaikan Skripsi

9. Pedoman Pengecekan Dokumen

10.Format Wawancara Sebelum Tindakan

11.Format Wawancara Sesudah Tindakan

12.Daftar Cek List Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada Kegitan

Pembelajaran Cerita Islami

13.Rencana Kegiatan Harian

14.Jawaban Format Wawancara Sebelum Indakan

15.Jawaban Format Wawancara Sesudah Tindakan

16.Data Observasi Pra Siklus

17.Data Observasi Siklus I

18.Data Observasi Siklus II

19.Lampiran Foto Kegiatan Siklus I

20.Lampiran Foto Kegiatan Siklus II

(14)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang berfungsi

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sosial anak. Penddidikan anak

usia dini juga mencakup seluruh proses stimulus psikososial dan tidak terbatas

pada proses pembelajaran yang terjadi pada lembaga pendidikan.

Menurut Abu Ahmadi (Dalam Syamsu,2005:172) usia anak prasekolah

dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan

kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain disini ialah suatu

kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.

Menjadikan anak sehat dan cerdas belum cukup menjadi bekal untuk anak

dimasa yang akan datang. Setiap orang di tuntut agar mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekarang, agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan tentunya harus di bentuk sejak awal

kehidupan.

Horward Gardner dalam Muhaimin (2010:30) menjelaskan ragam

kecerdasan yang kemudian popular dengan sebutan multiple intelligence

terjemahan adalah kecerdasan jamak. Teori kecerdasan jamak (multiple

intlegences), bukanlah teori pertama yang menyatakan tentang adanya kecerdasan

selain kecerdasan intelektual (IQ) pada diri individu. Sejalan dengan

berkembangnya peradaban manusia, maka mulai terjadi juga pergeseran

paradigma dalam menerjemahkan arti kecerdasan. Seperti kecerdasan emosi

(emotional intelegence), kecerdasan spiritual (spiritual intelegence, serta

Emotional Spiritual Quotions).

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau

hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan

(15)

2

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN larangannya. Spiritual berasal dari “spirit dan berasal dari kata latin “spiritus‟

yang diantaranyaberarti roh , jiwa, sukma, kesadaran diri, nafas hidup dan nyawa

hidup. Secara psikologi spirit dia rtikan sebagai “soul” (ruh) suatu makhluk yang

bersifat nir, bendawi, yang termasuk jenis spiritual adalah tuhan, jin, setan, roh

halus, nilai moral, estetika dan sebagainya. Kurniasih Imas (2010:11)

Menurut Muhaimin (2010:29) Kecerdasan spiritual dapat menumbuhkan

fungsi manusiawi seseorang sehingga membuat mereka menjadi kreatif, luwes,

berwawasan luas, spontan, dapat menghadapi perjuangan hidup, menghadapi

kecemasan dan kekhawatiran, dapat menjembatani antara diri sendiri dan orang

lain serta menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam beragama. Maka kecerdasan

spiritual adalah kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan tuhan kemampuan

ini dapat dirancang dan di rangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan

agama. Kecerdasan spiritual tidak hanya dengan menunaikan shalat, rajin

beribadah, rajin ke mesjid namun kecerdasan spiritual itu juga kemampuan

seseorang untuk memberi makna dalam kehidupan.

Menurut Wahyudi (2010:39) menyatakan agar fitrah kecerdasan spiritual

anak TK senantiasa terjaga dan terpelihara serta berkembang dengan

sempurna,maka anak harus mendapat pendidikan dan bimbingan yang di landasi

oleh nilai-nilai kemuliaan dan akhlak yang baik. Pendidikan dan bimbingan yang

senantiasa di warnai dan sifati oleh cinta dan kasih sayang sang maha pengasih

dan maha penyayang.

Dengan mengetahui kecerdasan spiritual kita bisa membimbing anak kita

ke arah yang baik. Kita bisa mendidik anak dengan: a). Mengenal keesaan Allah,

b) Mengenal kebesaran Allah, c) Mencintai Allah, d) Berdoa setiap hari, e)

Belajar shalat, f) Mencintai binatang, g) Mencintai tumbuhan, h) Jujur, i) Sopan,

j) Sabar.

Peran orangtua dalam upaya menumbuh kembangkan kecerdasan spiritual

pada anak sangat penting. Sama pentingnya dalam upaya orangtua dalam

menumbuh kembangkan potensi kecerdasan anak pada bidang yang lainnya.

Dalam hal ini, yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua adalah (kurniasih:2010) 1.

(16)

3

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

berprasangka buruk pada anak maupun orang lain.3. Upayakan agar dapat

mendidik dan membesarkan anak dengan kasih sayang serta keakraban dalam

lingkungan keluarga 4. Tumbuhkanlah rasa percaya diri anak dengan tidak

menekan anak sehingga anak jadi takut mencoba sesuatu hal yang baru serta

dapat mengambil kesimpulan yang salah terhadap suatu peristiwa.5. Upayakan

agar anak dapat membuat dan memiliki prioritas hidup.

Mimi Doe & Marsha Walch dalam Moeslihatoen(2004: ) mengungkapkan

bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan

rasa memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan

mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita;

Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun

yang kita namakan sebagai sumber.

Menurut Akhmad (2010:56) Kecerdasan spiritual anak dapat ditingkatkan

melalui kisah-kisah agung, yakni kisah dari orang-orang dalam sejarah yang

mempunyai kecerdasan spiritual tinggi. Metode ini dinilai sangat efektif karena

anak pada umumnya sangat menyukai cerita. Disamping disamping

anak-anak sangat dekat dengan segala hal yang bernuansa imajinatif juga anak-anak sangat

senang dengan segala sesuatu yang baru dan disampaikan dengan bercerita.

Disinilah sesungguhnya orang tua dan guru dapat berperan aktif menceritakan

kepada anak tentang kisah-kisah agung agar kecerdasan spiritualnya dapat

berkembang dengan baik.

Pengajaran di sekolah saat ini lebih menekankan pada perkembangan

kecerdasan intelektual dan kemampuan analisis, sehingga kurang memberikan

perhatian pada kecerdasan spiritual yang sangat dibutuhkan anak dalam

penyesuaian diri dengan lingkungannya. Sehingga banyak anak saat tumbuh

dewasa kurang menyesuaikan diri dengan lingkungan akibat tidak di bentuk sejak

dini, misalnya guru sering memberikan pembelajaran di dalam kelas dengan

media buku dan pensil untuk mengerjakan soal yang bersifat pengenalan angka,

huruf dan pemecahan masalah dengan mencari jejak dan lain-lain, sehingga anak

(17)

4

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

Menurut kak Bimo dalam

(http://kakbimo.wordpress.com/makalah-ringkas) Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari

kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Kata Dongeng berarti cerita

rekaan/tidak nyata/fiksi, seperti: fabel (binatang dan benda mati), sage (cerita

petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri,

roh halus), ephos (cerita besar; Mahabharata, Ramayana, saur sepuh, tutr tinular).

Jadi kesimpulannya adalah “Dongeng adalah cerita.

Penelitian tentang cara meningkatkan kecerdasan spiritual anak melalui

pembelajaran cerita islami ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di

kelompok A RA AL-FIRDAUS terlihat masih kurang guru dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual anak diasini guru lebih sering memeberikan

pembelajaran spiritual dengan hafalan surat, doa-doa harian dan praktek shalat.

Sehingga anak lebih sering mendapat hafalan dan mengerjakan majalah atau

lembar kerja dibanding dengan guru mengemas pembelajaran tersebut dengan

memberikan kisah-kisah nabi dan sahabatnya yang anak dapat mencontoh prilaku

nabi sehingga pengembangan spiritual lebih mengena pada diri anak, dengan

bernyayi, bahkan melakukan kegiatan diluar kela.

Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa cerita berperan sangat

penting bukan hanya dalam perkembangan bahasa anak, tetapi juga

perkembangan emosional dan psikologinya (Wals 1993:136 dalam Sarumpaet

2003). Sementara itu, Sarumpaet (2003) mengatakan bahwa cerita dan rangkaian

kisah yang disampaikan dalam bahasa yang terstruktur dengan pilihan kata yang

tepat amat mempengaruhi kemampuan bahasa seorang anak.

Cerita yang membangun kebahasaan itu juga sekaligus memperkaya

imajinasi terlebih pengertian dan pengenalan anak atas kehidupan. Oleh karena

itu, semakin banyak anak mendengar cerita dapat membantu anak-anak

memperkuat imajinasi, meningkatkan pengalaman, dan mengembangkan

penguasaan bahasa serta memberikan pelajaran budi pekerti dan nilai murni

melalui peristiwa-peristiwa yang diungkap didalamnya. (Ahmad dalam [Online]

(18)

5

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

Bercerita merupakan salah satu teknik pembelajaran yang paling sering

digunakan. Ada beberapa alasan guru memilih menggunakan teknik bercerita

dibandingkan teknik lainnya seperti drama, diskusi, atau menggunakan peralatan

audio visual. Menurut Choun dan Lawson (1993:308-309), ada beberapa alasan

yang sering dikemukakan seseorang menggunakan metode cerita adalah:

Umumnya anak lebih menyukai cerita. Anak kecil telah banyak mengenal

beragam cerita, cerita sahabat Rasulullah, cerita teladan Nabi dan lain sebagainya.

Cerita telah mengakar lama dalam diri anak meskipun demikian, cerita yang

sudah dikenal anak pun akan tetap memiliki daya tarik bila seorang atau orang tua

dapat mengemasnya dengan variasai cerita yang menarik, yang disertai dengan

adegan-adegan pengulangan.

Di RA Al-Firdaus mendapati kondisi, umumnya anak lebih sering

menerima pengembangan kecerdasan spiritual melalui hafalan dan praktek

langsung. Permasalahan tersebut akan berdampak kurang baik jika anak

terus-terusan diberi hafalan. Factor penyebab permasalahan tersebut yang peneliti lihat

bahwa dampak dari kurangnya rangsangan kegiatan yang dapat meningkatkan

kecerdasan spiritual pada saat pembelajaran di RA Al-Firdaus misalnya,

kurangnya penerapan metode bercerita. Adapun pembelajaran yang mengacu pada

pengajaran praktek shalat dan hafalan hadits kata-kata mutiara sehingga apa yang

anak ucapkan guru tidak memberikan pemahaman melalui bercerita terlebih

dahulu.

Bercerita merupakan alat pengajaran yang sangat murah, karena dapat

digunakaan dengan atau tanpa alat peraga. Seseorang (orang tua) dapat bebas

memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga alat peraga yang bervariasi, baik

membawa gambar, peraga, boneka sebagai patner, membuat sketsa selama cerita,

dan variasi-variasi lain juga Praktis karena dapat dilakukan seorang diri tanpa

koordinasi dengan orang lain (seperti drama, misalnya) dan juga fleksibel karena

cerita dapat disampaikan hampir di segala tempat maupun situasi, baik di dalam

ruangan maupun di luar ruangan, kepada orang dalam jumlah yang banyak atau

(19)

6

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

Berdasarkan keunggulan yang dimiliki bercerita, maka bercerita dicoba

diterapkan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Hal ini mengacu

kepada hal yang disukai anak bila diajarkan anak akan secara senang dan mudah

menyerap apa yang diajarkan dengan baik. Sayangnya, teknik bercerita dianggap

sebagai teknik yang paling “mudah”, sehingga sebagian orang merasa tidak perlu

melakukan persiapan karena mereka tinggal “menceritakan ulang” isi bahan yang

akan disampaikan kepada anak. Padahal dalam menyampaikan cerita, seseorang

(orang tua) harus benar-benar memiliki persiapan yang cukup matang dalam

mengemas ulang isi cerita. Hal ini penting untuk dilakukan agar pada saat cerita

disampaikan, tujuan yang ingin dicapai benar-benar sampai pada sasaran.

Pengembangan kecerdasan spiritual yang akan diterapkan di RA

Al-Firdaus adalah melalui pembelajaran cerita islami. Berdasarkan latar belakang

diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada„‟Mengembangkan

Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Dengan

MenggunakanMetode Cerita Islami”

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan

masalah secara umum adalah „‟masih banyak anak usia dini yang kecerdasan

spiritualnya kurang sehingga diperlukan cara yang dapat mengembangkan

kecerdasan spiritual anak melalui cerita islami”.

Bersdasarkan rumusan masaalah di atas maka secara rinci dapat dijabarkan

dalam bentuk pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana kondisi objektif kecerdasan spiritual anak kelompok A di RA

Al-firdaus?

2. Bagaimana penerapan cerita islami dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual di kelompok A RA Al-firdaus?

3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan spiritual setelah di terapkannya

cerita islami di kelompok A RA Al-Firdaus?

(20)

7

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

1. Memperoleh gambaran kondisi yang sebenarnya mengenai kecerdasan

spiritual yang dimiliki oleh anak kelompok A di RA Al-Firdaus.

2. Memperoleh gambaran tentang penerapan cerita islami dalam

pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak kelompok A

di RA Al-Firdaus.

3. Memperoleh gambaran mengenai peningkatan kecerdasan spiritual yang

dimiliki anak kelompok A RA Al-Firdaus setelah diberikan cerita islami.

D. Manfaat Penelitian

Berpijak pada latar belakang penelitian, hasilnya dapat diharapkan dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan pendidik untuk meningkatkan metode yang

digunakan dalam melatih kecerdasan spiritual anak, adapun manfaatnya sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

Menambah wawasan guru mengenai pembelajaran dengan cerita islami

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak

meningkatkan pemahaman guru tentang pentingnya pengembangan kecerdasan

spiritual anak melalui cerita islam memberikan pengalaman bagi guru dalam

merancang pembelajaran dengan cerita islami.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang cerita islami

untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak.

3. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada lembaga

penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan untuk PAUD pada khususnya

(21)

8

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

E.Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini maka perlu adanya

struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

skripsi. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti

melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk di teliti, dan pendekatan

untuk menyelesaikan masalah. Identifikasi dan perumusan masalah menjelaskan

tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan .

Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin di capai setelah penelitian

selesai dilakukan. Tujuan penelitian di rumuskan dalam bentuk kalimat kerja

operational. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi

anak, guru, peneliti sendiri dan peneliti yang lain.

Bab II berisi kajian pustaka . Kajian pustaka menjelaskan landasan teoritik

dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan.

Bab III berisi penjelasan rinci tentang metode yang akan di gunakan dalam

penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian,

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisi data penelitian.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dari analisis data untuk

menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, serta pembahasan

yang di kaitkan dengan kajian pustaka.

Bab V merupakan ban terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran

yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis

temuan penelitian.

Daftar Pustaka memuat semua sumber yang pernah di kutip dan di

gunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang di

(22)

9

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

(23)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

BAB III

METODE PENEITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan di RA AL-FIRDAUS yang

belamat di komplek Gempol Asri, Bandung. Adapun yang menjadi subjek

penelitiannya adalah anak RA AL-FIRDAUS kelompok A. dengan jumlah siswa

9 orang, 6 laki-laki dan 3orang anak perempuan.

Alasan memilih lokasi ini karena mengembangkan kecerdasan spiritual

anak didiknya belum optimal, hal ini dapat dilihat masih jarangnya anak

mendapatkan ransangan tentang mengembangkan kecerdasan spiritual dengan

cerita islami. Selain itu metode pembelajarannya kurang bervariasi yakni

pembelajarannya lebih banyak pada hafalan surat, latihan shalat, doa-doa harian

namun, jarang memberikan nasihat-nasihat atau cerita islami kepada anak. Oleh

karena itu peneliti berusaha bekerjasama dengan guru untuk melaksanakan

pembelajaran yang bermakna bagi anak melalui pembelajaran dengan metode

cerita islami. Jumlah subjek penelitian sebanyak 9 orang sangat membantu

peneliti untuk dapat lebih detail dan teliti dalam mengamati proses penilaian

selama pengamatan karena jumlahnya sedikit.

B. Prosedur penelitian

Penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran

mengenai penerapan metode cerita islami untuk mengembangkan kecerdasa

spiritual anak melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana pendapat Aqib (2008:24) menyatakan

bahwa model ini detail dan rinci, karena dalam setiap siklus terdiri dari beberapa

aksi yang setiap aksinya terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam

bentuk kegiatan belajar mengajar. Elliot juga menyatakan bahwa terincinya setiap

(24)

24

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

dari beberapa sub pokok bahasan atau materi pelajaran. Walaupun kenyataan di

lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak dapat diselesaikan dalam satu

langkah.Begitu juga dalam penelitian ini, gambaran model John Elliot bahwa

penelitian tindakan kelas dipandang sebagai suatu siklus spiral yang terdiri dari

komponen perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun rancangan

penelitian kelas sebagai berikut:

Gambar 3.1

Riset penelitian tindakan kelas model Jhon Elliot

Berdasarkan gambar siklus diatas, bahwa komponen-komponen siklus

dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui

bahwa kecerdasan spiritual di TK RA Al-Firdaus masih rendah. Hal

ini terlihat dari pembelajaran yang diberikan kepada anak melalui

kegiatan dengan menulis dan berlatih menggunakan buku (buku

(25)

25

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

pembelajaran menjadi tidak menarik dan menyenangkan. metode

yang digunakan kurang bervariasi. Metode yang digunakan

pemberian tugas. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, upaya untuk

mengatasi permasalahan tersebut digunakan metode alternative yaitu

metode cerita islami untuk mengembangkan kecerdasan spiritual.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perencanaan pembelajaran yang

akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1). Menentukan

waktu penelitian, 2). Mendiskusikan dan menyusun pedoman umum

untuk melakukan aktivitas pembelajaran menulis, 3). Membuat

skenario rencana pembelajaran denfan cerita islami yakni anak

mendengarkan cerita-cerita bernuansakan islami yang menceritakan

kehidupan sehari-hari kemudian anak melakukukan kegiatan dengan

yang ada dalam cerita dan anak pun menceritakan kembali apa yang

telah dibacakan guru 4). Membuat pedoman observasi untuk

mencatat kemampuan anak dalam pengembangan kecerdasan

spiritual. 5). Merancang hasil evaluasi untuk melihat apakah metode

cerita islami dapat mengembangkan kecerdasan spiritual anak.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan. Setelah susunan persiapan selesai,

pada tahap ini guru melaksanakan tindakan. Pada saat kegiatan ini

juga mulai melakukan pengamatan secara sistematis, kritis dan

objektif dalam melihat pelaksanaan tindakan yang dilakukan, serta

diakhiri dengan kegiatan refleksi.

c. Tahapan Pengamatan. Tahap ini dilakukan perekaman data yang

meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dari

pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan

agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan

refleksi.

d. Tahapan Refleksi. Pada tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis

data mengenai proses, masalah dan hambatan yang ditemukan,

(26)

26

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

tujuan atau belum terlihat. Jika belum, maka peneliti segera

menyusun rencana lanjutan. Ketika siklus dilaksanakan, apabila hasil

yang diperoleh belum memuaskan, maka kemungkinan besar

diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait

dan berkelanjutan. Jika pada siklus pertama, siklus pertama belum

terlihat peningkatan kemampuan spiritual anak maka dilakukan siklus

kedua, begitu juga seterusnya

C. Metode Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah upaya pemecahan masalah dengan

menggunakan cara-cara tertentu di sertai pengamatan yang cermat untuk

meningkatkan proses dan hasil yang dicapai (Aqib,2008:15). PTK dilaksanakan

dengan tujuan demi perbaikan dan meningkatkan praktek pembelajaran serta

berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi

professional pendidikan yang diembani guru (Depdiknas, 2004).

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki

berbagai persoalan nyata dan kritis dalam interaksi antara guru dengan siswa yang

sedang belajar. Sebagaimana diungkapkan Mc Niff (Arikunto,2008:106) bahwa

dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan.

Manfaat penelitian yaitu dapat membantu guru dalam memecahkan masalah serta

solusi seputar pembelajaran. Sesuai dengan karakteristik penelitian

tindakan kelas yaitu bahwa masalah yang diangkat adalah masalah yang di hadapi

guru di kelas, dilakukan secara kolaboratif, serta adanya tindakan tertentu untuk

memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Berdasarkan pandangan diatas, alasan peneliti melakukan penelitian

tindakan kelas yaitu dengan maksud melakukan upaya perbaikan dan peningkat

layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran, khususnya

untuk menciptakan perubahan, perbaikan dan mengembangkan kecerdasan

(27)

27

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

pemecahan masalah yang berkaitan dengan mengembangkan kecerdasan spiritual

anak di kelas A RA AL-FIRDAUS dengan pembelajaran dengan menggunakan

metode cerita islami.

D. Instrument penelitian

Kebenaran data yang objektif diperoleh dengan menggunakan instrument.

Instrument penelitian adalah salah satu alat ukurr yang digunakn untuk mengukur

fenomena alam atau social yang dialam Aqib (2008:30). Adapun instrument yang

digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses penerapan metode cerita islami

dalam penelitian ini antara lain:

1). Lembar observasi sebagai alat observasi yang digunakan untuk

memeperoleh data tentang aktivitas anak selama penelitian

berlangsung juga fasilitas dan sumber belajar yang mendukung dalam

penerapan metode cerita islami, dengan membubuhkan tanda

checklist pada lembar observasi yang telah di siapkan sebelumnya.

Tabel 3.1

INSTRUMEN OBSERVASI ANAK DALAM MENGEMBANGKAN

KECERDASAN SPIRITUAL MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

METODE CERITA ISLAMI

No pernyataan Item pernyataan Penilaian

BB DP PS

A. Anak dapat

berprilaku saling

hormat

menghormati

a. mengucapkan dan

menjawab salam

b. Anak terbiasa

(28)

28

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

B. Anak dapat

Menyayangi ciptaan

Allah

terimakasih

c. Anak terbiasa

menghormati guru

d. Anak terbiasa

Memperhatikan

penjelasan guru

e. Anak terbiasa

Menghargai

pendapat teman

f. Berbicara yang

sopan kepada orang

dewasa

g. Berbicara sopan

kepada sesama

h. Anak terbiasa saling

berbagi dengan

teman

i. Anak terbiasa

menghibur teman

yang bersedih

(29)

29

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

bersama-sama

k. Anak terbiasa

menolong teman

yang kesusahan

C, Anak dapat

menunjukkan rasa

percaya diri

a. Anak berani tampil di

depan kelas

b. Anak memiliki rasa

bangga terhadap hasil

kerjanya

c. Anak berani

mengungkapkan

pendapatnya

d. Anak berani

mempertahankan

pendapatnya

D. Anak dapat

menunjukkan sikap

mandiri

e. Anak terbiasa

mengerjakan pekerjaan

nya sendiri

f. Anak terbiasa makan

sendiri

g. Anak terbiasa

Melaksanakan tugas

yang di berikan sampai

(30)

30

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

k e t e r a n g a n : B B : B e r B B :

berkembang baik (mampu melakukan sendiri)

DP : dalam proses (mampu melakukan sendiri dengan bantuan guru)

PS :Perlu stimulus (tidak mampu melakukan sendiri dan harus

dibantu)

2) Wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara verbal yang dianggap dapat memberikan penjelasan

h. Anak terbiasa memakai

sepatu sendiri

i. Anak terbiasa

menyimpan tas sendiri

di lokernya.

E. Anak dapat

Berprilaku baik dan

sopan dalam

berpakaian

j. Anak terbiasa menjaga

kebersihan pakaian

disekolah

k. Anak terbiasa

membuang sampah

pada tempatnya

l. Anak terbiasa mencuci

tangan sebelum makan

m. Tidak mencoret-coret

tembok sekolah

n. Mengembalikan

mainan pada tempatnya

(31)

31

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

mengenai pengembangan kecerdasan spiritual anak yang dilakukan di

Raudhatul Atfal. Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah guru

kelas.

[image:31.595.108.511.205.745.2]

Tabel 3.2

INSTRUMENT WAWANCARA

No Variabel Pertanyaan

1. Mengembangkan

kecerdasan

spiritual anak usia

dini melalui

pembelajaran

dengan

menggunakan

metode cerita

islami

Menurut ibu apa yang dimaksud dengan kecerdasan

spiritual?

Apakah ada indicator yang dapat meningkatkan

kecerdasan spiritual didalam kurikulum yang

digunakan?

Menurut ibu pembelajaran yang seperti apa yang

dapat meningkatkan kecerdasan spiritual?

Menurut ibu apa yang dimaksud dengan

pembelajaran metode cerita islami ?

Menurut ibu apakah pembelajaran dengan metode

cerita islami dapat mengembangkan kecerdasan

spiritual anak?

Strategi apa yang ibu gunakan untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual anak dalam kegiatan

pembelajaran?

Menurut ibu apakah anak senang dengan strategi

(32)

32

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

3). Dokumentasi berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam

[image:32.595.111.594.206.756.2]

bentuk tulisan dan gambar.

Tabel 3.3

KISI-KISI INSTRUMENT KECERDASAN SPIRITUAL

Variable Sub Variabel Indikator Sub Indikator Item pernyataan

Kecerdasan

spiritual

1. Cinta

dan

kasih

Anak terbiasa

mengenal

tatacara

berprilaku

terhadap

sesama

a. Anak dapat

berprilaku

saling hormat

menghormati

a. Anak

terbiasa

mengucapka

n dan

menjawab salam b. Anak terbiasa mengucapka n terimakasih c. Anak terbiasa menghormati guru d. Anak terbiasa Tercapaikah tujuan ibu dengan menggunakan strategi

(33)

33

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

b. Anak dapat

Menyayangi

ciptaan Allah

Memperhatikan

penjelasan guru

e. Anak

terbiasa

Menghargai

pendapat

teman

f. Berbicara

yang sopan

kepada orang

dewasa

g. Berbicara

sopan kepada

sesama

h. Anak

terbiasa

saling

berbagi

dengan

teman

i. Anak

terbiasa

menghibur

(34)

34

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

bersedih

j. Anak

terbiasa main

bersama-sama

k. Anak

terbiasa

menolong

teman yang

kesusahan

2. Percaya diri Anak terbiasa

menunjukkan

rasa percaya

diri

c. Berani tampil

di depan kelas

d. Memiliki rasa

bangga

terhadap hasil

kerjanya

e. Berani

mengungkapk

an

l. Anak

terbiasa

tampil di

depan kelas

m. Anak

memiliki rasa

bangga

terhadap

hasil

kerjanya

n. Anak berani

mengungkap

(35)

35

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

pendapatnya f. Berani mempertahan kan pendapatnya pendapatnya

o. Anak berani

mempertahan

kan

pendapatnya

3. Mandiri Anak terbiasa

menunjukkan

sikap mandiri

g. Dapat

mengerjakan

pekerjaan nya

sendiri

h. Terbiasa

makan sendiri

i. Melaksanakan

tugas yang di

berikan sampai selesai j. Terbiasa memakai p. Anak terbiasa mengerjakan pekerjaan nya sendiri q. Anak terbiasa makan sendiri r. Anak terbiasa Melaksanaka

n tugas yang

di berikan

sampai

selesai

s. Anak

(36)

36

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

sepatu sendiri

k. Terbiasa

menyimpan

tas sendiri di

lokernya. memakai sepatu sendiri t. Anak terbiasa menyimpan

tas sendiri di

lokernya.

4. Kebersihan Anak terbiasa

menunjukkan

sikap menjaga

kebersihan l. Menjaga kebersihan pakaian disekolah m. Terbiasa membuang

sampah pada

tempatnya n. Terbiasa mencuci tangan sebelum makan u. Anak terbiasa menjaga kebersihan pakaian disekolah v. Anak terbiasa membuang

sampah pada

(37)

37

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

o. Tidak

mencoret-coret tembok

sekolah

p. Mengembalik

an mainan

pada

tempatnya

setelah di

gunakan

x. Anak tidak

mencoret-coret tembok

sekolah

y. Anak

terbiasa

mengembalik

an mainan

pada

tempatnya

setelah di

gunakan

Sumber: Di Adaptasi Dari BNSP Permen Standar PAUD Formal dan

Nonformal UU No 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

Dan Dalam Siswanto(2010). Disesuaikan Dengan Penelitian.

E. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

kecerdasan spiritual anak usia dini dan (2) metode cerita islami, berikut ini

adalah penjelasan istilah tersebut:

1. Kecerdasan Spiritual

Menurut Siswanto (2010) Ada beberapa sikap yang ditampilkan

anak yang memiliki kecerdasan spiritual yaitu 1). cinta dan kasih sayang,

(38)

38

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

Menurut Wahyudi (2010:10) menyatakan bahwa agar fitrah

kecerdasan spiritual anak TK senantiasa terjaga dan terpelihara serta

berkembang dengan sempurna, maka anak harus mendapat pendidikan dan

bimbingan yang di landasi oleh nilai-nilai kemuliaan dan akhlak yang

baik. Pendidikan dan bimbingan yang senantiasa di warnai dan sifati oleh

cinta dan kasih sayang sang maha pengasih dan maha penyayang.

.

2. Metode Cerita Islami Sebagai Pembelajaran Untuk Mengembangkan

Kecerdasan Spiritual

Yang dapat mengembangkan kecerdasan spiritual yaitu melalui:

1) Cinta dan kasih sayang yang meliputi berprilaku saling hormat

menghormati dan menyayangi ciptaan tuhan.

2). Percaya diri yang meliputi berani tampil didepan kelas,

memiliki rasa banggga terhadap hasil kerjanya, berani

mengungkapkan pendapatnya, dan berani mempertahankan

pendapatnya.

3). Mandiri yang meliputi mengerjakan pekerjaannya sendiri,

makan sendiri, melaksanakan tugas yang diberikan sampai selesai,

memakai sepatu sendiri dan menyimpan tas sendiri dilokernya.

4). Kebersihan yang meliputi menjaga kebersihan pakaian di

sekolah, membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan

sebelum makan, tidak mencoret-coret tembok sekolah,

mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan.

Menurut Moeslihchatoen (2004:130) mengatakan bahwa metode

bercerita merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk anak dini,

dimana metode bercerita merupakam metode pembelajaran yang tidak

menggurui, anak belajar dalam suasana bermain serta dapat

mengembangkan imajinasi. Metode bercerita merupakan metode yang

sering di gunakan di taman kanak-kanak. Bila isi cerita tersebut

mengandung pesan atau kisah tentang kehidupan mereka sehari-hari maka

(39)

39

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

Dalam pembuatan langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian

ini penulis mengacu pada langkah-langkah bercerita menurut

Moeslichatoen (2004:133) Secara umum persiapan untuk merancang

kegiatan bercerita adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan atau tema yang dipilih

2. Menetapkan bentuk cerita yang dipilih

3. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk

kegiatan bercerita.

4. Menetapkan rancangan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Langkah pertama, mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam

kegiatan bercerita. Tujuan bercerita untuk menanamkan sikap,

cinta dan kasih, percaya diri, mandiri dan kebersihan.

b) Langkah kedua, mengatur tempat duduk anak.

c) Langkah ketiga, pembukaan kegiatan bercerita.

d) Langkah keempat, penutup kegiatan bercerita yang

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi

cerita.

Menurut Azis (2003) mengatakan bahwa adapun tujuan pembelajaran

dengan metode cerita islami adalah:

Tujuan khusus:

a. Untuk menanamkan aqidah, menanamkan perasaan ketuhanan

pada anak.

b. Menannamkan akhlak islamiyah kepada anak. Cerita dikemas

dengan tujuan agar anak berprilaku agama seperti akhlak

Rasulullah SAW sebagaimana dikisahkan dalam al-quran.

c. Untuk melatih anak agar dapat merenungkan keajaiban ciptaan

Allah terutama yang ada disekeliling mereka.

Tujuan umum:

a. Menghibur anak-anak untuk menikmati sajian cerita yang dikemas

dengan ide menarik, imajinasi yang luas dan menyajian yang

(40)

40

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

b. Menambah wawasan dan pengetahuan umum bagi siswa

c. Memakai gaya bahasa atau penyampaian yang indah, sehingga

mudah di terima anak.

F. Teknis analisis data

Teknik-teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1). Observasi

Menurut Wahyudin (2010:39) observasi atau pengamatan merupakan

teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan secara langsung. Observasi dilakukan

untuk mendapatkan data yang akurat, factual sesuai dengan

konteksnya.

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat secara

langsung kemudian memilih apa yang diamati dan terlibat secara aktif.

Maksudnya observasi ini peneliti ikut langsung berkecimpung bersama

anak.

2). Wawancara

Menurut Wahyudin (2010:43) wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.

Wawancara dilakukan secara mendalam langsung terhadap narasumber

yang mengetahui secara jelas dan mendetail tentang pelaksanan

pengembangan kecerdasan spiritual anak di Raudhatul Atfal.

Wawancara dipenelitian ini dilakukan dengan tenaga pendidik yang

ada di RA AL-FIRDAUS.

(41)

41

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. Adapun dokumen yang digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan adalah dokumen tertulis dan foto.

4). Catatan lapangan

Catatan lapangn merupakan kegiatan menyusun kembali

catatan-catatan yang diperoleh dilapangan kedalama uraian.

G. Validitas Data

Menurut Aqib (2008: 50) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Adapun validitas adalah

derajat yang menunjukkan dimana suaatu tes mengukur apa yang hendak diukur.

Adapun hal-hal yang diungkapkan dalam agar data diperoleh peneliti

memiliki dan objektivitas yaitu:

1). Member chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari

nara sumber, apakah keterangan atau informasi itu tidak berubah

sehingga dapat dipastikan keajeggannya. Dalam hal ini data atau

informasi diperoleh dikompirmasi melalui diskusi kepada guru setiap

akhir pelaksanaan tindakan.

2). Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data ysng dianalisis oleh

peneliti dengan mengkonfirmasi kepada guru kelas,

3). Audit Trail, yaitu kegiatan memeriksa kesalahan-kesalahan dalam

prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil kesimpulan.

4). Expert opinion, yaitu data atau informasi yang diperoleh peneliti

kemudian diperiksa kembalioleh ahli pakar dalam bidang kecerdasan

spiritual untuk memeriksa semua tahapan-tahapan peneliti dan dapat

(42)
(43)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang mengembangkan kecerdasan spiritual

anak usia dini melalui pembelajaran dengan menggunakan metode cerita islami di

Raudhatul Athfal Al-firdaus adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan spiritual di RA Al-Firdaus ini masih kurang sebelum

menggunakan metode cerita islami masih rendah, hal ini terlihat dari

sedikitnya anak-anak yang mampu mematuhi aturan, bersikap kepada

sesame, orang dewasa. Padahal menurut Permen No. 58 Tahun 2009,

dikatakan bahwa dalam setiap pembelajaran tidak harus hanya pada

kognitifnya saja namun harus di sertai pendidikan agama islam, akhlak,

social dan kemandirian, bahasa, motorik kasar dan halus, , Hal sama yang

terlihat adalah pembelajaran bercerita yang dilaksanakan belum optimal.

Hal ini dapat dilihat dari pengembangan kecerdasan spiritual yang terpaku

pada pembiasaan hafalan surat-surat pendek, mahfudzat, dan praktek

shalat. metode pembelajaran yang digunakan hanya sebatas ceramah,

bercakap-cakap, dan pemberian tugas, serta media yang digunakan juga

terbatas dan kurang bervariasi.

2. Implementasi metode bercerita dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual dilaksanakan melalui pemberian pemahaman tentang akhlak

sehari-hari bagaimana berbuat baik, berprilaku sopan, dan memberikan

pemahaman terhadap pembasaan perilaku pada kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran ini dilakukan secara bertahap .dan berulang sehingga

menjadi pengalaman yang membekas di ingatan anak, tentunya didukung

dengan kegiatan dan media yang menarik untuk anak. Penggunaan metode

cerita islami telah berhasil memberikan hasil yang positif terhadap proses

(44)

94

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

3. Setelah menggunakan metode cerita islami kecerdasan spiritual anak RA

Al-Firdaus mengalami peningkatan, diantaranya, anak mampu

membiasakan diri mengucapkan salam, menjawab salam, mengucapkan

terimakasih, berkata baik kepada guru dan teman. Selain itu, antusias serta

perubahan sikap anak dapat terlihat ketika digunakannya metode ini.

Anak-anak tertarik dengan kegiatan dan media yang disediakan. Bahkan Anak-

anak-anak yang tidak bisa diam di kelas dan jarang memperhatikan guru pun

mengikuti kegiatan ini dan juga sangat tertarik pada kegiatan pembelajaran

cerita islami ini.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat

beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi dan bagi

pihak-pihak terkait antara lain:

1. Bagi Guru

a. Terdapat banyak metode pembelajaran, sebaiknya guru

menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajarkan atau

membacakan cerita kepada anak. metode apapun yang akan

digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan

perkembangan anak. Salah satu metode yang dapat digunakan

dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak adalah metode

cerita islami.

b. Untuk mengatasi hambatan yang dirasakan oleh guru dalam

mengajarkan cerita islami, guru hendaknya dibekali pemahaman

bahwa kegiatan bercerita untuk anak tidak hanya melalui cerita

nabi namun di mulai dari hal yang biasa dilakukan anak, dan juga

(45)

95

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN

2. Bagi Sekolah

a. Sekolah sebaiknya dapat memfasilitasi pembelajaran dengan baik

khususnya dalam kegiatan bercerita dengan media dan sumber

b. belajar yang bervariasi, serta membekali ilmu kepada guru-guru

melalui seminar, loka karya, maupun pelatihan.

c. Metode cerita islami dapat digunakan sebagai metode dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat permasalahan

tentang kecerdasan spiritual, namun dengan menggunakan metode lain

sehingga dapat memberikan hasil temuan baru yang dapat

(46)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

Azis. Abdul. (2003). Mendidik Anak Lewat Cerita. Jakarta:

Mustaqim.

Aqib, Zainal. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama

Widya.

An Nahlawi, Abdurrahman. (1995). Pendidikan Islam di Rumah,

Sekolah dan Masyarakat Jakarta : Gema Insani Press.

Depdikbud. 1994. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak.

Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Taman

kanak-kanak 2004. Jakarta: DEPDIKNAS

Frdaus, S, Yeni. (2010). Aku Senang Menolong. Jakarta: Tim Bintang

Indonesia.

Hendra, Susanti. (2006). Peran Orang Tua Dalam Membina

Kecerdasan Spiritual Anak Dalam Keluarga. Skripsi PAI,

STAI. Malang: Tidak diterbitkan

Herlina, Lia. (2004). Senyum Manis Fathia. Solo: Tiga Ananda.

Kurniasih. Imas, 2010. Mendidik SQ anak Menurut Nabi Muhamad

saw. Yogyakarta: Pustaka Marwa

Kak Bimo Master Dongeng Indonesia. (online) http:// kakbimo.

wordpress. Com/makalah-ringkas/)

Leny. Juwita, (2006)Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak,

(online),(www.mail-archive.com/airputih@yahoogroup.com

artikel lepas Yayasan Muthahari, Akses 21:99 Kamis 14

Desember)

Maykes. S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Main Dan Permainan.

(47)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN

Muhaimin. Akhmad. (2010). Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Bagi Anak. Jogjakarta: Katahati.

Muslihudin, (2000). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan

Kelas. Bandung: Riski Press.

Nuran. Yuliani. (2009). Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: PT Indeks

Rakhmat. Jalaludin. (2007). SQ For Kids, Bandung, PT Mizan

Pustaka.

Rani, Melani (2009) “Penerapan Pendidikan Moral Untuk Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita”. Skripsi Sarjana Pada FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

R. Moeslihatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Tamana

Kanak-kanak. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Roisatun, Nisa. (2009). “Aspek kecerdasan Spiritual Dalam Perspektif Al-Qur’an” Skripsi sarjana pada UIN. Malang: Tidak diterbitkan.

Rifda. El Fiah. (2011). Curren Issues In Early Childhood. Program

Studi PG PAUD. UPI

Ruhimat, Asep. (2012). Akhlaq Dalam Al-Qur’an. Solo: Tiga

Ananda.

Sarumpaet. Riris K. Toha.( 2003). Anak dan Dunia “ Raja Kurus

Dan Koki Gemuk”.Makalah ini disajikan dalam seminar nasional kelompok studi psikolinguistik jurusan bahasa dan

sastra Indonesia.

Siswanto, Wahyudi. (2010). Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak.

Jakarta: Amzah .

Tim Bening. (2005). Asyiknya Makan Bersama. Jakarta: Bening

Publishing.

Wahyudin, Uyu. (2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.

Bandung: CV. Falah Production.

(48)

Harisahaq Layinul Fuadah, 2013

MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN

Bandung: Rosda.

Yosodipuro, Arif.(2013). Siswa Senang Guru Gemilang : Strategi

mengajar yang menyenangkan dan mendidik dengan cerdik.

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Jhon Elliot…….....…23
gambaran tentang
Gambar 3.1 Riset penelitian tindakan kelas model Jhon Elliot
Tabel 3.1 INSTRUMEN OBSERVASI ANAK DALAM  MENGEMBANGKAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jika anak sejak usia dini sudah ditanamkan nilai-nilai spiritual dan spirit agama dalam kehidupan sehari-hari, akan merasakan indahnya kehidupan dengan damai, sehingga pada waktu

Saran dalam penelitian ini yaitu : (1) bagi Ketua Yayasan Pendidikan dan Kepala Sekolah diharapkan dapat menambah koleksi buku-buku cerita islami yang disesuaikan dengan usia

Hasil penelitian menujukan peningkatan dari pra penelitian rata-rata 35,40%, hasil tindakan siklus I meningkat rata-rata kelas menjadi sebesar 71,40% dan pada siklus II

Pengguna metode pembelajaran Cerita dan Percobaan Sains untuk Mengembangkan Sikap ilmiah pada Anak Usia Dini adalah pendidik TK A dan TK B, kelompok usia 4-6 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kegiatan metode bernyanyi pada anak dalam mengembangkan kecerdasan linguistik di Kober Asy-syukriyah, maka dapat diambil kesimpulan

Jika anak sejak usia dini sudah ditanamkan nilai-nilai spiritual dan spirit agama dalam kehidupan sehari-hari, akan merasakan indahnya kehidupan dengan damai, sehingga pada waktu

THUFULI: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023 e-ISSN: 2685161X PENGARUH PENERAPAN LAGU-LAGU ANAK ISLAMI PADA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI RA

Melalui data yang telah peneliti paparkan channel youtube Bilal Cerita dan Lagu Anak Islami bisa dijadikan pilihan tontonan dan fasilitas rangsangan pada anak karena terdapat aktivitas