PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA
ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN
PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh:
Anggun Ratna Asih NIM. 0900849
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2 0 1 3
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA
ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA
PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN
JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI
PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI
Oleh
ANGGUN RATNA ASIH
0900849
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Anggun Ratna Asih 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan Oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. H. Suwatno, M.Si Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si NIP. 196201271988031001 NIP. 196101061987032002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI
Oleh :
Anggun Ratna Asih NIM. 0900849 Skripsi ini dibimbing oleh :
Dr. H. Suwatno, M.Si dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si
Kegiatan pengadaan barang atau jasa yang dilakukan dengan cara manual menimbulkan permasalahan dalam hal efisiensi kerja pegawai diantara terjadi pemborosan tenaga, biaya, dan pemakaian waktu. Dengan diterapkannya Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) oleh lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP) untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa dalam instansi pemerintahan, khususnya di Pemerintahan Kota Cimahi diharapkan mampu mengoptimalkan efisiensi kerja pegawai di bidang pengadaan barang dan jasa. Sehingga penelitian ini hendak mengkaji seberapa besar pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap Efisiensi Kerja Pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kota Cimahi.
Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Dengan menafsirkan hasil menggunakan skala Likert dan jenis penelitian populasi sebanyak 32 orang pegawai yang bekerja pada unit layanan pengadaan (ULP) dan unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang dipilih sebagai responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier sederhana, serta pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan menghitung koefisien determinasi yang dalam perhitungannya menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17.0. dan Microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berpengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai sebesar 71,7%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.
ABSTRACT
The Effect Of The Use Of Electronic Procurement System
(E-Procurement) Efficiency Of Employees Working In The Field Of
Procurement Of Goods And Services Procurement in Unit Layanan
Pengadaan (ULP) And Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) In Pemerintahan Kota Cimahi
By :
Anggun Ratna Asih NIM.0900849
Supervised by :
Dr. H. Suwatno, M.Si dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si
Procurement of goods or services is done manually create problems in terms of employee efficiency occurs between power dissipation, cost, and time-consuming. With the implementation of the Electronic Procurement System (E-procurement) by the Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) for the procurement of goods and services to government agencies, particularly in Pemerintahan Kota Cimahi is expected to optimize the efficiency of employees working in the procurement of goods and services. Therefore, this research examines how much influence about to Electronic Procurement System (E-procurement) the Employee Work Efficiency in procurement of goods and services in the Pemerintahan Kota Cimahi.
The research method used was Explanatory Survey Method, using a questionnaire as a data collection tool. By interpreting the results using a Likert scale and type of the study population of 32 employees who work on the Unit Layanan Pengadaan (ULP) and Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) were selected as respondents. The data analysis technique used is the descriptive statistical analysis techniques and simple linear regression analysis, and hypothesis testing using the F test and calculate the coefficient of determination in its calculations using SPSS 17.0 application assistance. and Microsoft Excel 2007.
The results showed that the Electronic Procurement (E-procurement) effect on employee work efficiency of 71.7%. From the results of the study to test the hypothesis can be seen that the use of Electronic Procurement System (E-procurement) has a positive and significant impact on the efficiency of employees working in in procurement of goods and services of the Unit Layanan Pengadaan (ULP) and Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) in Pemerintahan Kota Cimahi.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... viii DAFTAR TABEL ... 13 DAFTAR GAMBAR ... 16 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.
1.4.2 Kegunaan Praktis... Error! Bookmark not defined.
BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.1.1 Pengertian Pengadaan (Procurement) ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.1.2 Objek Pengadaan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.3 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle)... Error! Bookmark
not defined.
2.1.1.4 Profesional Pengadaan (Procurement Professional) ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.1.5 Cara-cara Pengadaan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.6 Pengertian E-procurement ... Error! Bookmark not defined. i
2.1.1.8 Metode Pelaksanaan E-procurement ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.1.9 Pengertian Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.10 Ciri-ciri Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.11 Jenis-jenis Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.12 Pengertian Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) .... Error!
Bookmark not defined.
2.1.1.13 Landasan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.1.14 Implementasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di
Indonesia ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.15 Petunjuk dan Ketentuan Penggunaan Sistem Pengadaan Secara
Elektonik (SPSE) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.16 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.17 Komponen Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Pengertian Efisiensi dan Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.2.2 Asas-asas Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.3 Sumber Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.2.5 Penerapan Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap
Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasional Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja Pegawai . Error! Bookmark
not defined.
3.4 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Data Primer ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Pengujian Instrumen penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.
3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.9.1 Prosedur Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.9.2 Teknik Analisis Data Deskriptif... Error! Bookmark not defined.
3.9.3 Teknik Analisis Data Inferensial .. Error! Bookmark not defined.
3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.10.1 Merumuskan Hipotesis Statistik .. Error! Bookmark not defined.
3.10.2 Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana . Error! Bookmark not
defined.
3.10.3 Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.
3.10.4 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .... Error! Bookmark not defined.
4.1.1.1 Sejarah Singkat Pemerintahan Kota Cimahi ... Error! Bookmark
not defined.
4.1.1.2 Visi dan Misi Pemerintahan Kota Cimahi . Error! Bookmark not
defined.
4.1.1.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Cimahi ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.2 Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan . Error!
Bookmark not defined.
4.1.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... Error!
Bookmark not defined.
4.1.4 Tanggapan Responden terhadap Variabel Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Keras Error!
Bookmark not defined.
4.1.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Lunak
... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Database ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Prosedur ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.4.5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Personil ... Error!
4.1.5 Deskripsi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
... Error! Bookmark not defined.
4.1.6 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efisiensi Kerja Pegawai
... Error! Bookmark not defined.
4.1.5.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Pikiran
Termudah ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Tenaga
Teringan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Waktu
Tercepat ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Ruang
Terdekat... Error! Bookmark not defined.
4.1.5.5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Benda
Termurah (Termasuk Uang) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.7 Deskripsi Variabel Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data... Error! Bookmark not defined.
4.1.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
4.1.8.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.
4.1.9 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.9.1 Merumuskan Hipotesis Statistik .. Error! Bookmark not defined.
4.1.9.2 Menyusun Persamaan Regresi Linier Sederhana ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.9.3 Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.
4.1.9.4 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di
Pemerintahan Kota Cimahi ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Efisiensi Kerja Pegawai di Pemerintahan Kota Cimahi ... Error!
4.2.3 Pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap
Efisiensi Kerja Pegawai di Pemerintahan Kota Cimahi ... Error!
Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Fenomena yang Sering Muncul dari Berbagai Sumber Belum
Maksimalnya Efisiensi Kerja dalam Proses Pengadaan Barang dan
Jasa di Pemerintahan Kota Cimahi Tahun 2007-2011 ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 1. 2 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan
Sederhana Pemerintahan Kota Cimahi Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 3 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan
Sederhana Pemerintahan Kota Cimahi Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 4 Biaya Pengadaan Barang Unit Sekertariat Daerah-Setda Tahun
2008-2011 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 5 Rencana dan Realisasi Penempatan Pegawai di Unit Layanan
Pengadaan (ULP) tahun 2007-2010 .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 6 Peran e-GP ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 1 Rencana Strategis
e-GP...Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 2 Perbandingan Praktik Pengadaan Kontemporer dan Tradisional Error!
Bookmark not defined.
Tabel 2. 3 Dimensi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dilihat dari
Komponen Sistem ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE)...Err
or! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3. 3 Pola Skoring Kuesioner Skala Lima .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 4 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not
Tabel 3. 6 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 7 Skala Penafsiran Skor Rata Rata ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 9 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... Error!
Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Jumlah Item
Angket...Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 7 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark
not defined.
Tabel 4. 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4. 10 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Keras .... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 11 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Lunak .... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 12 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Database ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 13 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Prosedur ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 14 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Personil Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4. 15 Rekapitulasi Skor Rata-rata Tanggapan Responden Mengenai
Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Skor Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) . Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 17 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Pikiran
Termudah ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 18 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Tenaga
Teringan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 19 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Waktu
Tercepat ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 20 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Ruang
Terdekat ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 21 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Benda
Termurah (Termasuk Uang) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Skor Rata-rata Tanggapan Responden Mengenai
Variabel Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Skor Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel
Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 24 Tabel Output Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 25 Hasil Test For Liniearity ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 26 Output Koefisien Regresi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 27 Output ANOVA ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 28 Output Coefficients ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 29 Output Model Summary... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Metode/cara Pembelian ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 Model Sebuah Sistem Sederhana ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 3 Model Sistem dengan Banyak Input dan Output .. Error! Bookmark
not defined.
Gambar 2. 4 Sistem Alur Proses Lelang Dalam SPSE Dari Sisi Panitia ... Error!
Gambar 2. 5 Sistem Alur Proses Lelang Dalam SPSE Dari Sisi Penyedia... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2. 6 Efisiensi Kerja Dilihat dari Segi Usaha ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 7 Efisiensi Kerja Dilihat dari Segi Hasil ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 8 Input dan output dalam Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 9 Kerangka Konseptual Siklus Logistik ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 10 Hubungan Kausalitas antara Variabel X dan Y .. Error! Bookmark
not defined.
Gambar 2. 11 Bagan Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Cimahi
...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Keras . Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Lunak Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Database ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Prosedur ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 6 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Personil ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 7 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4. 8 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Pikiran
Gambar 4. 9 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Tenaga
Teringan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 10 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Waktu
Tercepat ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 11 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Ruang
Terdekat ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 12 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Benda
Termurah (Termasuk Uang) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 13 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Efisiensi Kerja
Pegawai... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 14 Gambar Hubungan Linier Penggunaan Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) dan Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4. 15 Diagram Garis Linier Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan kegiatan
perkantoran, baik perkantoran pemerintah atau swasta adalah efisiensi kerja
pegawai. Efisiensi perlu dijadikan sebagai dasar pemikiran, ukuran baku, dan
tujuan pokok bagi semua pelaksanaan kerja perkantoran agar tujuan organisasi
dapat tercapai dengan maksimal dan memuaskan. Salah satu instansi pemerintah
yang dituntut untuk bekerja dengan efisien adalah Pemerintahan Kota Cimahi.
Pemerintahan Kota Cimahi adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan
dan pelayanan bagi masyarakat kota Cimahi yang mengutamakan kepentingan
masyarakat, untuk merealisasikan misi kota Cimahi tahun 2012 – 2017 yang salah satunya mewujudkan kreativitas dalam segala bidang dan meningkatkan
kemampuan dalam menanggapi tantangan, tututan dan kondisi masyarakat secara
cepat. Pada saat ini, efisien kerja di Pemerintahan Kota Cimahi menjadi
kemampuan yang paling penting untuk dimiliki oleh setiap pegawai untuk
melakukan pekerjaan, terutama dalam melayani masyarakat, meskipun masih
ditemukan beberapa kegiatan pekerjaan kantor yang kurang efisien dalam proses
2
Meliputi masalah waktu dan biaya. Sehubungan dengan efisiensi kerja,
Sedarmayanti (2001:112) mengemukakan definisi bahwa :
Efisiensi Kerja merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek jaraknya.
Selain itu The Liang Gie (2009:174) menyatakan bahwa Efisiensi dilihat
dari segi usaha yang meliputi 5 unsur yang dapat dirumuskan lebih konkrit bahwa
sesuatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi
hasil yang hendak dicapai yang merupakan :
1) Cara yang paling mudah (tidak sulit akibat memakai banyak pikiran) 2) Cara yang paling ringan (artinya tidak berat karena memerlukan banyak
tenaga jasmani manusia)
3) Cara yang paling cepat (tidak lama dikarenakan memakan banyak waktu)
4) Cara yang paling dekat (tidak jauh jaraknya dan menghamburkan ruang kerja)
5) Cara yang paling murah (tidak mahal akibat terlampau boros penggunaan bendanya)
Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian penulis dengan Bapak Iman
Kustaman, S.Si yang merupakan ketua pokja IV pada Unit Pelayanan Pengadaan
(ULP) Pemerintahan Kota Cimahi pada tanggal 20 Desember 2012 dan tanggal 8
Januari 2012 bahwa ditemukan permasalahan menyangkut efisiensi kerja
pegawai yang belum sesuai dengan kriteria ideal yakni 100 % yang berhubungan
dengan pekerjaan proses pengadaan barang dan jasa secara konvensional/manual
dalam kurun waktu 2007-2011. Berikut ini penulis akan menggambarkan berbagai
fenomena belum maksimalnya efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan secara manual yang terlihat pada tabel 1.1 berikut
Tabel 1. 1
Fenomena yang Sering Muncul dari Berbagai Sumber Belum Maksimalnya Efisiensi Kerja dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa Secara Manual di
Pemerintahan Kota Cimahi Tahun 2007-2011
No Sumber
Efisiensi Kerja Jenis Ketidak Efisiensian Kerja
1. Pikiran
Rumitnya proses pengadaan barang dan jasa karena harus berhadapan dengan pelaku usaha yang tidak profesional sehingga menguras pikiran untuk memilah-milah pelaku usaha yang menyediakan barang dan jasa yang profesional.
2. Tenaga
Dengan tidak adanya sistem informasi yang memberikan informasi mengenai pengadaan barang dan jasa sehingga menguras tenaga untuk mencari informasi tentang pengadaan barang dan jasa secara akurat dan tepat.
3. Waktu
Memakan banyak waktu dalam pencarian solusi untuk pengadaan barang dan jasa di kantor mengingat lamanya pengambilan keputusan dari lamanya berfikir.
4. Ruang
Memakan banyak ruang untuk menyimpan berkas-berkas yang begitu banyak yang berhubungan dengan berkas-berkas proses pengadaan barang dan jasa untuk keperluan kantor. Sehingga ruangan penuh dengan lembaran-lembaran berkas yang menghambat kemudahan pegawai dalam bekerja
5. Uang
Menghabiskan banyak uang untuk biaya mencetak berkas – berkas proses pengadaan barang dan jasa. Seperti biaya untuk membeli kertas, tinta, jasa kurir, jasa transportasi, biaya iklan lelang dan biaya lain sebagainya.
Sumber : Hasil wawancara pra penelitian pegawai pada bagian Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi.
Berkaitan dengan fenomena belum tercapai standar efisiensi kerja pegawai
dalam tabel 1.1 tersebut salah satunya dalam masalah efisiensi kerja waktu
4
Tabel 1. 2
Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan Sederhana Secara Manual di Pemerintahan Kota Cimahi
No Uraian Kegiatan Target
2007 2008 2009
Realisasi Ket Realisasi Ket Realisasi Ket
1. Melayani pendaftaran dan pemberian dokumen pengadaan
7-8 Hari 8 Hari - 8 Hari - 7 Hari -
2. Pemberian Penjelasan Pengadaan kepada Penyedia 2 Jam (Pada Hari ke 4
dari keg. No 1) 3 Jam/lebih > 1 Jam/lebi h
4 Jam >2 Jam 4,5 Jam >2,5 Jam 3. Pemasukan Dokumen Penawaran 5 Jam (Pada Hari ke 9)
5 Jam - 5,5 Jam
1/2
>Jam 5 Jam -
4. Pembukaan Dokumen Penawaran 3 Jam (Pada Hari ke 9)
3 Jam - 3 Jam - 4 Jam >1 jam
5. Evaluasi Penawaran
2 Hari (Pada Hari ke
9-10)
4 Hari > 2 Hari 4 Hari
> 2
Hari 2 Hari -
6. Evaluasi Dokumen Kualifikasi
1 Hari (Pada Hari ke
10)
2 Hari > 1 Hari 3 Hari
> 2
Hari 3 Hari
>2 Hari
7. Pembuktian Kualifikasi
1 Hari (Pada hari ke
11)
1 Hari - 1 Hari - 1 Hari -
8. Pengumuman
Lelang
1 Hari (Pada Hari ke
12)
2 Hari >1 Hari 2 Hari > 1
Hari 3 Hari
> 2 Hari
9. Masa Sanggah
2 Hari (Pada Hari ke
13-15)
5 Hari >3 Hari 5 Hari
> 3
Hari 3 Hari
10. Penerbitan SPPBJ
1 Hari (Pada Hari ke
16)
2 Hari >1 Hari 2 Hari
> 1
Hari 2 Hari
>1 Hari 11. Penandatangan Kontrak (Oleh Pihak SKPD masing-masing) 14 Hari (Sejak hari ke 16)
13 Hari - 12 Hari - 14 Hari -
Total Waktu 30 Hari 10 Jam 37 Hari 11 Jam 8 Hari 1 Jam 37 Hari 12,5 Jam 9 Hari 2,5 Jam 35 Hari 13,5 Jam 6 Hari 3,5 Jam
Sumber : Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi
Tabel 1. 3
Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan Sederhana Secara Manual di Pemerintahan Kota Cimahi
No Uraian Kegiatan Target
2010 2011
Realisasi Ket Realisasi Ket
1.
Melayani pendaftaran dan pemberian dokumen pengadaan
7-8 Hari 8 Hari - 8 Hari -
2. Pemberian Penjelasan Pengadaan kepada Penyedia 2 Jam (Pada Hari
ke 4 dari kegiatan no 1) 3,5 Jam/lebih > 1,5 Jam/le bih
2,5 Jam >1/2 Jam 3. Pemasukan Dokumen Penawaran 5 Jam (Pada Hari ke 9)
5 Jam - 6 Jam
>1 Jam 4. Pembukaan Dokumen Penawaran 3 Jam (Pada Hari ke 9)
4 Jam 1 Jam 3 Jam -
5. Evaluasi Penawaran
2 Hari (Pada Hari
ke 9-10) 5 Hari
> 3 Hari
6
6. Evaluasi Dokumen Kualifikasi
1 Hari (Pada Hari
ke 10) 3 Hari
> 2
Hari 4 Hari
> 3 Hari
7. Pembuktian Kualifikasi
1 Hari (Pada hari
ke 11)
1 Hari - 1 Hari -
8. Pengumuman Lelang
1 Hari (Pada Hari
ke 12)
3 Hari >2
Hari 4 Hari
> 3 Hari
9. Masa Sanggah
2 Hari (Pada Hari
ke 13-15)
6 Hari >4 Hari
6 Hari > 4 Hari
10. Penerbitan SPPBJ
1 Hari (Pada Hari
ke 16)
3 Hari >2 Hari
1 Hari -
11.
Penandatangan Kontrak (Oleh Pihak SKPD masing-masing)
14 Hari (Sejak hari
ke 16)
13 Hari - 12 Hari -
Total Waktu 30 Hari 10 Jam 42 Hari 12,5 Jam 13 Hari 2,5 Jam 41 Hari 11,5 Jam 13 Hari 1,5 Jam
Sumber : Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi
Dari tabel 1.2 dan tabel 1.3 di atas dapat terlihat bahwa dari tahun ke tahun
dalam kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terjadi beberapa
kegiatan dalam proses pengadaan secara manual untuk paket-paket pekerjaan
tertentu dengan nominal di atas 100 juta rupiah dan dalam kurun waktu tersebut
dilakukan secara pelelangan sederhana mengalami keterlambatan waktu yang
tidak sesuai dengan rencana target yang telah ditentukan dengan realisasi
pelaksanaannya. Dari tahun 2007 terlihat kegiatan pengadaan no 2, 5, 6, 8, 9, dan
di tahun 2008 kegiatan no 2,3,5,6, 8, 9, dan 10 yang mengalami keterlambatan
atau penambahan waktu dari target waktu , sedangkan di tahun 2009 kegiatan no
2,4,6, sampai no 10 yang mengalami keterlambatan dan penambahan waktu dari
target waktu, tahun 2010 no 2 , 4, 5, 6, 9 dan 10 mengalami keterlambatan atau
penambahan waktu, dan di tahun 2011 kegiatan no 2, 3, 5, 6, 8, dan 9 yang
mengalami keterlambatan atau penambahan waktu. Keterlambatan dan
penambahan waktu tersebut akan berimbas pula pada lebih banyak waktu dan
tenaga yang dikeluarkan oleh pegawai dalam bekerja, dan pada akhirnya
mengganggu kelancaran proses pengadaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan
kurang efisien, maka diperlukan suatu sistem kerja yang bisa membantu pegawai
untuk bekerja lebih efisien terutama di bidang pengadaan barang dan jasa tersebut.
Adapun disisi pengeluaran biaya pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan secara manual terjadi peningkatan dalam kurun waktu 2008-2011 untuk
sejumlah harga barang yang sama, dalam tabel 1.4 dibawah ini menunjukan data
biaya pengadaan di unit organisasi sekertariat daerah-setda pemerintahan kota
Cimahi :
B
HS
Tot
B
HS
Tot
B
HS
Tot
B
HS
Tot
1 Printer
1
1.265.000 1265000
2
5940000
11880000
2
3003000
6006000
6
1350000 8100000
2 Filling Besi/Metal 4
3575000 14300000
2
3630000
7260000
10 3300000
33000000
5
2750000 13750000
3 Note Book
3
12925000 38775000
2
19800000 39600000
6
11844000 71064000
3
10650000 31950000
4 Ac Split
2
6325000 12650000
4
5720000
22880000
2
6050000
12100000
2
7700000 15400000
5 PC Unit
1
8745000 8745000
1
29700000 29700000
4
7150000
28600000
20
7710000 154200000
2011
No Jenis Barang
2008
2009
2010
Tabel 1. 4
8
Sumber : Bagian Perlengkapan Pemerintahan Kota Cimahi
Keterangan :
B = Banyaknya HS = Harga Satuan Tot = Total
Dari tabel 1.4 di atas dapat terlihat pengeluaran biaya dari jenis-jenis
barang-barang yang sama setiap tahunnya yang beberapa jenis barang mengalami
peningkatan di beberapa bagian yang melaksanakan pengadaan barang tersebut
yang termasuk ke dalam unit organisasi sekertariat daerah-setda. Peningkatan
dalam beberapa barang yang sama tersebut dikarenakan informasi mengenai harga
barang yang kurang tepat serta pengerjaan proses pengadaan yang dilakukan
masih secara manual, sehingga belum optimalnya efisiensi dalam biaya
pengadaan.
Merujuk pada pernyataan Devung Simon (1988:26) mengenai efisiensi
yang menyatakan bahwa “ Efisiensi adalah tingkat kemampuan mencapai output
tertentu dengan input yang lebih kecil, atau tingkat kemampuan mencapai output
yang lebih besar dengan input yang ada. “
Berdasarkan pernyataan di atas berkenaan dengan jumlah input pegawai
yang dibutuhkan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) ditemukan pula fenomena
mengenai ketidak efisiensian input dengan output penempatan pegawai di Unit
Layanan Pengadaan (ULP), yaitu penambahan tenaga pegawai yang sebenarnya
tidak ada dalam perencanaan penempatan pegawai. Itu dikarenakan munculnya
beban kerja yang lebih berat dan membutuhkan tenaga tambahan pegawai, hal
Tabel 1. 5
Rencana dan Realisasi Penempatan Pegawai di Unit Layanan Pengadaan (ULP) tahun 2007-2010
No. Jenis Pekerjaan
Perbandingan (Rencana
Penempatan Pegawai)
(Realisasi Penempatan
Pegawai) 1. Mengambil berkas-berkas dokumen
pengadaaan dari penyedia yang sangat banyak ke tempat penyimpanan berkas dokumen pengadaan
1 Orang
1 Orang
2. Menyimpan, mengklasifikasi, dan merapikan berkas-berkas dokumen pengadaan ke dalam tempat berkas-berkas di simpan di lemari arsip
3. Menjaga, memelihara, dan membersihkan berkas-berkas dokumen pengadaan
2 Orang
Jumlah 1 Orang 3 Orang
Sumber : Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi
Pentingnya efisiensi kerja dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa di
Pemerintahan Kota Cimahi, tidak hanya berdampak kepada penyelesaian
pekerjaan kantor secara cepat dan tepat saja, tetapi juga akan mempengaruhi citra
profesional dan kinerja dalam bekerja dan yang paling penting adalah
berimplikasi kepada kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh
Pemerintahan Kota Cimahi serta pertumbuhan pembangunan nya. Memperhatikan
seluruh uraian tersebut, terlihat bahwa Pemerintahan Kota Cimahi yang
10
itu, kondisi ini memberikan peluang kepada ilmu manajemen perkantoran untuk
melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja
dalam proses pengadaan barang dan jasa. Dengan demikian efisiensi kerja dalam
pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu aspek kajian penting dalam ilmu
manajemen perkantoran.
Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya efisiensi kerja dalam
pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kota Cimahi mulai dari sumber daya
manusia, penerapan teknologi informasi, anggaran biaya, perencanaan waktu dan
lain sebagainya. Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan terus terjadi,
apabila dibiarkan terus terjadi akan berdampak pada menurunnya citra profesional
dalam bekerja, menurunnya kinerja pegawai, pemborosan waktu dan biaya. Oleh
karena itu perlu dicari jalan keluarnya, salah satunya adalah dengan menerapkan
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Mengingat Perpres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah serta berkembang pesatnya teknologi informasi maka setiap instansi
pemerintah daerah di Indonesia diwajibkan untuk memberikan layanan pengadaan
barang dan jasa yang dibina dan dikembangkan oleh lembaga yang dibentuk tahun
2007 yang merupakan lembaga khusus pengadaan barang/jasa yang diberi nama
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintahan (LKPP) yang
mengembangkan aplikasi pengadaan secara elektronik yang disebut Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dioperasikan oleh unit kerja yang
diberi nama Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Layanan Pengadaan
pemerintah daerah untuk melayani Unit Layanan Pengadaan (ULP) atau
Panitia/Pokja ULP Pengadaan yang akan melaksanakan pengadaan secara
elektronik (Sumber : website resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Kota Cimahi). Di Pemerintahan Kota Cimahi Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) telah resmi beroperasi sejak Februari 2012 dalam
penggunaannya dengan mengakses ke dalam website Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) dengan nama website Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE). Diharapkan dengan penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) dapat menunjang efisiensi kerja internal organisasi yang membutuhkan
untuk mengatasi ketidak efisiensian kerja dalam proses pekerjaan pengadaan
barang dan jasa.
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan implementasi dari
Electronic Goverment Procurement (GP) atau sering disebut juga
e-procurement yang memudahkan penggunanya dalam mendapatkan barang dan
jasa untuk kebutuhan organisasi. Rino A Nugroho dalam Wardiyanto dan Suaedi
(2010:83) menyatakan bahwa e-GP adalah “ Penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dalam pengadaan barang dan jasa organisasi publik.”
Lebih rinci Leipod dalam Wardiyanto dan Suaedi (2010:84) membagi
12
Tabel 1. 6 Peran e-GP
No. Jenis Peran Peran
1.
Meningkatkan transparansi dan keyakinan
Keberadaan e-GP yang dapat diakses melalui internet membuat pengadaan dapat dilihat oleh semua pihak yang berkepentingan, dan masyarakat. Sehingga mereka mampu mengawasi jalannya pengadaan barang/jasa oleh pemerintah. Penggunaan e-GP akan membuat syarat yang ada dalam peraturan tentang pengadaan terpenuhi, dengan demikian proses pengadaan menjadi sesuai dengan undang-undang dan meyakinkan. Selain itu pemanfaatan e-GP ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya korupsi dalam pengadaan barang/jasa
2. Meningkatkan kinerja dan kualitas
Implementasi e-GP mampu meningkatkan efisiensi pengadaan antara 10 – 20 % , dan akhirnya mampu mengurangi biaya (uang) pengadaan barang/jasa pemerintah.
Sumber : Leipod dalam Wardiyanto dan Suaedi (2010 : 84)
Oleh karena itu dalam upaya memahami dan memecahkan masalah
fenomena belum optimalnya efisiensi kerja dalam pengadaan barang dan jasa di
Pemerintahan Kota Cimahi dan hubungannya dengan Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE), maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan
masalah tersebut, dan berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang berkenaan dengan
pengadaan barang/jasa yaitu pengadaan yang merupakan bagian dari fungsi
manajemen logistik dan efisiensi kerja yang merupakan bagian dari pendekatan
ilmu administrasi perkantoran. Sedangkan grand teory yang digunakan dalam
penelitian ini adalah grand teory e-procurement dari Jaz Heizer dan Barry
Render (2010:21). Teori e-procurement membahas mengenai berbagai jenis
kegiatan administrasi pekerjaan yang berkaitan dengan penanganan proses
[image:31.595.111.518.107.621.2]pekerjaan administrasi ini. Dengan kata lain pekerjaan proses pengadaan barang
dan jasa dapat di efisiensikan dengan e-procurement. Dengan demikian dengan
penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) oleh Pemerintahan Kota
Cimahi akan dapat mengefisiensikan kerja pegawai dalam kegiatan pengadaan
barang dan jasa yang menunjang kegiatan perkantoran lebih mudah untuk
dikerjakan.
Mengacu kepada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya
memahami dan memecahkan masalah belum optimalnya efisiensi kerja pegawai
dalam proses pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kota Cimahi, maka
perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) terhadap efisiensi kerja pegawai. Inilah yang menarik penulis
untuk mengadakan penelitian, dan selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk
skripsi dengan judul: ” Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap Efisiensi Kerja Pegawai dalam Bidang Pengadaan Barang dan Jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi ”.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan-permasalahan berikut:
14
2011:415)
2. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan penggunaan Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) dengan efisiensi kerja pegawai dalam bidang
pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar ruang lingkup
permasalahannya jelas, maka penulis merumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas penggunaan Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi ?
2. Bagaimana gambaran tingkat efisiensi kerja pegawai dalam bidang
pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi
dari penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ?
3. Adakah pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap
efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit
Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengungkap gambaran tentang
pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap Efisiensi Kerja
Pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan
Cimahi.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan melakukan kajian secara ilmiah tentang penggunaan Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) terhadap efisiensi kerja pegawai bidang pengadaan barang dan
jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas penggunaan Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efisiensi kerja pegawai dalam bidang
pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi dari
adanya Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
3. Untuk mengetahui terdapatnya pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) terhadap efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang dan
jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
Setelah tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai, maka
16
tertarik dengan kajian ini. Adapun kegunaan yang ingin dicapai yaitu berupa
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Memberikan sumbangan bagi bidang ilmu manajemen perkantoran,
terutama dalam kaitannya dengan masalah Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE), yang berorientasi pada pengadaan barang dan jasa. Dapat juga dijadikan
dasar bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai
permasalahan yang sama.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintahan Kota Cimahi untuk dapat
memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan efisiensi kerja,
sehingga dapat dikembangkan model pendekatan layanan yang efektif
bagi peningkatan efisiensi kerja pegawai.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pemerintahan Kota Cimahi
mengenai efisiensi kerja pegawai.
3. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan Sistem
Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE).
4. Sebagai sumbangan bagi para unit kerja untuk meningkatkan mutu dan
efisiensi kerja individu dan organisasi, sehingga tercapai tujuan
organisasi atau perusahaan.
5. Untuk mengetahui dengan pasti implikasi Sistem Pengadaaan Secara
pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota
Cimahi.
6. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan
informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya
mengenai Sistem Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE) yang
menunjang efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang
dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.di
92
BAB III
DESAIN PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Objek penelitian ini sebagai variabel X atau variabel bebas (independent
variable) adalah Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Sedangkan yang
menjadi variabel Y atau variabel terikat (dependent variable) adalah efisiensi
kerja.
Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintahan Kota Cimahi, Jalan. Rd
Demang Hardjakusumah, Kota Cimahi. Adapun yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah pegawai kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP).
3.2Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan sebuah metode penelitian untuk
mendapatkan data-data dengan cara ilmiah. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono
(2009:2) bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu.”
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Explanatory survey Method, karena menggunakan angket (kuesioner)
sebagai alat pengumpul datanya. Sesuai dengan yang diuraikan oleh Sambas dan
Uep (2011:6) bahwa metode penelitian survey adalah :
mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian metode survey ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.
3.3Operasional Variabel Penelitian
Pada dasarnya inti penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah
operasionalisasi variabel. Sambas Ali M dan Uep Tatang S (2011:93) menyatakan
operasionalisasi variabel merupakan “ Kegiatan penjabaran konsep variabel
menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator”. Variabel-variabel yang
akan dijabarkan bersumber dari kerangka teoritis
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel X, Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) dan variabel Y, efisiensi kerja. Variabel Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan variabel independent atau
variabel bebas, sedangkan variabel efisiensi kerja merupakan variabel dependent
atau variebel terikat. Secara lebih jelas operasionalisasi variabel penelitian ini
dapat dilihat dalam tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:
3.3.1 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Dalam buku petunjuk pengoperasian SPSE untuk panitia (2012:1) Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) adalah :
Sebuah sistem aplikasi yang disebut e-Lelang Umum (e-Regular
Tendering) yaitu pelelangan umum dalam rangka mendapatkan
94
berbasis pada web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.
Adapun dimensi yang digunakan penulis berkaitan dengan Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dapat mempengaruhinya diadaptasi
dari sumber Sutabri, Tata (2005:96) yaitu:
1. Perangkat Keras 2. Perangkat Lunak 3. Database
4. Prosedur 5. Personil
Operasional variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (Variabel X)
[image:39.595.116.512.238.740.2]secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
Variabel Dimensi Indikator Skala No.
Item Sistem Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE) (Variabel X) 1. Perangkat Keras
Tingkat kelengkapan alat yang digunakan
Tingkat kekuatan perangkat keras (komputer) yang digunakan
Tingkat kualitas kekuatan perangkat keras (komputer) (spesifikasi, CPU)
Ordinal 1
2
3
2. Perangkat Lunak
Tingkat kesesuaian program aplikasi yang digunakan Tingkat kemudahan
pengoperasian program Tingkat kecepatan dalam
mengolah data
Tingkat kecepatan pengambilan keputusan
4
5
6
7
3. Database Tingkat kemudahan dalam menyimpan data
Tingkat kemudahan mendapatkan data Tingkat keamanan media
penyimpanan data
9
10
4. Prosedur Tingkat ketersediaan buku panduan pengoperasian Tingkat peraturan dalam
pengoperasian yang mudah dimengerti
Tingkat disiplin waktu dalam pelaksanaan pekerjaan Tingkat perawatan peralatan
kerja
11
12
13
14
5. Personil Tingkat keterampilan pegawai dalam mengoperasikan peralatan (technicall skill) Tingkat kemampuan untuk
menyelesaikan masalah pekerjaan yang muncul Tingkat kecukupan jumlah
pegawai
15
16
17
Sumber : Diadaptasi dari Tata Sutabri (2005:96)
3.3.2 Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja Pegawai
Manulang (2013:140) yang mendefinisikan efisiensi berarti “ Melakukan
sesuatu dengan biaya minimal atau dengan waktu relatif singkat”. Sedangkan
pengertian efisiensi kerja yang dikemukakan oleh The Liang Gie (2009:173)
adalah “ Perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh
kerja itu”. Adapun dimensi yang digunakan penulis berkaitan dengan dimensi
yang mempengaruhi efisiensi kerja pegawai menurut The Liang Gie (2009:178)
96
1. Pemakaian pikiran termudah 2. Pemakaian tenaga teringan 3. Pemakaian waktu tercepat 4. Pemakaian ruang terdekat
5. Pemakaian benda termurah (termasuk uang)
Operasional variabel efisiensi kerja (Variabel Y) secara rinci dapat dilihat
pada tabel 3.2 di bawah ini :
Tabel 3. 2
Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja
Variabel Dimensi Indikator Skala No.
Item Efisiensi Kerja (Variabel Y) 1. Pemakaian pikiran termudah
Tingkat penggunaan bantuan sarana yang memudahkan visual dalam pekerjaan
Tingkat merencanakan langkah-langkah pekerjaan untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan Tingkat menggunakan
tempat penyimpanan tertentu yang digunakan untuk menyimpan peralatan kerja apabila sedang tidak diperlukan
Tingkat memberikan tanda pengenal pada tempat penyimpanan berkas dan peralatan kerja
Ordinal 1
2 3 4 2. Pemakaian tenaga teringan
Tingkat mengurangi gerakan tangan dan tubuh yang berlebihan dalam bekerja Tingkat mengubah
pekerjaan jasmani menjadi pekerjaan otomatis dengan bantuan sarana mekanis Tingkat menggunakan
tenaga lebih ringan dalam bekerja
Tingkat melakukan langkah pekerjaan dengan tidak terjadi pengulangan
5
6
7
8
3. Pemakaian Tingkat menggunakan waktu yang lebih singkat
[image:41.595.115.513.235.758.2]waktu tercepat
dari jam kerja tanpa
mengurangi hasil dan tujuan pekerjaan karena bantuan sarana mekanis
Tingkat penggunaan waktu kerja yang produktif
10
4. Pemakaian ruang terdekat
Tingkat mengatur jarak terdekat dalam lalu lintas kerja pegawai
Tingkat meletakan alat-alat dan perlengkapan kantor di dekat pegawai yang sering mempergunakannya Tingkat penghapusan
barang/membuang barang yang tidak dipergunakan lagi sehingga tidak banyak memakan ruang kerja
11 12 13 5. Pemakaian benda termurah (termasuk uang)
Tingkat pembelian peralatan kantor yang serbaguna Tingkat penggunaan
material yang tidak berlebihan sehingga menghemat pengeluaran (misalnya kertas) Tingkat pengontrolan
pemakaian sarana
komunikasi ruangan kerja oleh pegawai
Tingkat penyusunan jadwal perawatan mesin dan peralatan kantor lainnya secara teratur
14
15
16
17
Sumber : Diadaptasi dari The Liang Gie (2009:178)
3.4Sumber Data
Dalam sebuah penelitian sudah tentu memerlukan sumber data relevan
yang akan diteliti baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian untuk
mendapatkan hasil berupa kesimpulan dari judul yang diteliti. Dalam penelitian
98
3.4.1 Data Primer
Menurut Husein Umar (2008: 42) Data primer adalah “ Data yang
diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung
atau terlibat langsung dengan menggunakan tetknik pengumpulan data tertentu,
dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung”. Sumber data primer
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintahan Kota Cimahi
3.4.2 Data Sekunder
Menurut Husein Umar (2008:42) Data sekunder adalah “ Sumber data
penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian
tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian”.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dan
laporan-laporan yang ada pada Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP)
Pemerintahan Kota Cimahi dan Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini.
3.5Populasi
Populasi merupakan sekumpulan dari objek yang dapat dijadikan sumber
bagi penelitian. menurut Sugiyono (2010: 115),” Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Unit Layanan Pengadaan (ULP) sebanyak 17 orang dan Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebanyak 15 orang di Pemerintahan Kota
Cimahi sehingga berjumlah 32 orang.
Arikunto (1998:112) menyatakan bahwa :
Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.
Pendapat tersebut lebih diperjelas oleh Keppel & Wickens (2004) serta
Howeel (1986) dalam Sambas Ali M dan Uep Tatang S (2011:156) yang
mengungkapkan bahwa : “ Bagaimanapun bentuk distribusi data di populasinya,
semakin besar sampel semakin normal distribusi mean sampelnya. Dan distribusi
terlihat „cukup‟ normal ketika sampel berisi sekitar 30 orang”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi kurang dari 100
yaitu sebanyak 32 orang, maka penulis mengambil semua populasi untuk
dijadikan responden, maka penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian
populasi. Maka dalam penelitian ini tidak ada proses penarikan sampel.
3.6Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mempunyai cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang akurat dalam penelitiannya. Salah satu
caranya yaitu dengan teknik dan alat pengumpulan data. Hal tersebut serupa
100
mengumpulkan data”. Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan angket (kuesioner), karena berhubungan
dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey. Kuesioner atau
dikenal dengan sebutan angket menurut Sambas Ali M (2010:108) adalah “ Salah
satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui
sebuah daftar pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus
diisi oleh responden”.
Dalam pengisian angket, responden memilih alternatif jawaban yang
tersedia dengan cara membubuhkan tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban
yang dianggap paling tepat. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket dengan skala lima sikap kategori Likert. Seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2004:67) bahwa, “ Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Tabel 3. 3
Pola Skoring Kuesioner Skala Lima
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif 1. Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif 5 1
2. Setuju/Sering/Positif 4 2
3. Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral 3 3
4. Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/
Negatif 2 4
5. Sangat Tidak setuju/Tidak
Pernah/Sangat Negatif 1 5
[image:45.595.114.511.250.650.2]3.7Pengujian Instrumen penelitian 3.7.1 Uji Validitas
Sebuah instrumen pengukuran dapat dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat mengukur sesuatu yang diteliti dengan tepat apa yang akan diukur.
Sugiyono (2010: 172) menyatakan Instrument yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi
Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:
√ (Sugiyono, 2010: 248)
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total
∑x = Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X n = Banyaknya responden
Adapun langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur
validitas instrumen penelitian dalam Sambas Ali M (2010:26) adalah sebagai
102
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya
Menurut Arikunto (2002:168) “ Dalam menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, yaitu kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden”.
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen c. Memeriksa kelengkapan data
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya. Contoh Format Tabel perhitungan uji validitas sebagai berikut :
No Responden
Nomor Item Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu
f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh, dengan menggunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Contoh Format Tabel perhitungan korelasi, seperti berikut :
No. Responden X Y XY X² Y²
g. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2 h. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Kesimpulan tersebut dapat dituangkan ke dalam contoh Format Tabel seperti berikut :
No. Item
Nilai Hitung Korelasi (r hitung)
Nilai Tabel Korelasi (r tabel)
[image:47.595.118.514.95.705.2] [image:47.595.154.521.633.690.2]Adapaun besarnya koefisien korelasi rumus korelasi product moment
diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3. 4
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi
Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)
Terdapat dua pendapat tentang perlu tidaknya digunakan uji t dalam uji
validitas dan reliabilitas. Pendapat pertama menyebutkan tidak perlu digunakan
uji t, cukup menghitung nilai r, kemudian membandingkan dengan tabel r untuk
mengetahui valid atau tidaknya. Sementara pendapat kedua menyebutkan, setelah
menghitung nilai r, harus dilanjutkan dengan uji t, kemudian membandingkan
dengan nilai tabel t untuk mengetahui valid atau tidaknya. Rumus uji t student
yang dimaksud adalah :
t
=
√√
(Sambas Ali M, 2010: 29)
Dimana :
t = Nilai tabel t student r = Koefisien korelasi N = Ukuran sampel
[image:48.595.112.513.193.663.2]104
1) Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf
signifikasi
2) Jika thitung≥ ttabel maka soal tersebut valid
3) Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid
Berkaitan dengan adanya perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya
digunakan uji t dalam uji validitas dan reliabilitas, maka dalam Sambas Ali M
(2010:30) ditegaskan ada syarat yang harus dipenuhi oleh kedua pendapat tersebut
yaitu :
[image:49.595.111.512.229.609.2]Pertama, pengujian validitas cukup menggunakan nilai koefisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r. Kedua, pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, tidak bisa dengan memban