• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA

ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN

PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

Anggun Ratna Asih NIM. 0900849

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2 0 1 3

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA

ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA

PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN

JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI

PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI

Oleh

ANGGUN RATNA ASIH

0900849

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Anggun Ratna Asih 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

(3)

Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Suwatno, M.Si Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si NIP. 196201271988031001 NIP. 196101061987032002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (SPSE) TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI DALAM BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) DAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI

Oleh :

Anggun Ratna Asih NIM. 0900849 Skripsi ini dibimbing oleh :

Dr. H. Suwatno, M.Si dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si

Kegiatan pengadaan barang atau jasa yang dilakukan dengan cara manual menimbulkan permasalahan dalam hal efisiensi kerja pegawai diantara terjadi pemborosan tenaga, biaya, dan pemakaian waktu. Dengan diterapkannya Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) oleh lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP) untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa dalam instansi pemerintahan, khususnya di Pemerintahan Kota Cimahi diharapkan mampu mengoptimalkan efisiensi kerja pegawai di bidang pengadaan barang dan jasa. Sehingga penelitian ini hendak mengkaji seberapa besar pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap Efisiensi Kerja Pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kota Cimahi.

Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Dengan menafsirkan hasil menggunakan skala Likert dan jenis penelitian populasi sebanyak 32 orang pegawai yang bekerja pada unit layanan pengadaan (ULP) dan unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang dipilih sebagai responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier sederhana, serta pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan menghitung koefisien determinasi yang dalam perhitungannya menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17.0. dan Microsoft Excel 2007.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berpengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai sebesar 71,7%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.

(7)

ABSTRACT

The Effect Of The Use Of Electronic Procurement System

(E-Procurement) Efficiency Of Employees Working In The Field Of

Procurement Of Goods And Services Procurement in Unit Layanan

Pengadaan (ULP) And Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE) In Pemerintahan Kota Cimahi

By :

Anggun Ratna Asih NIM.0900849

Supervised by :

Dr. H. Suwatno, M.Si dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si

Procurement of goods or services is done manually create problems in terms of employee efficiency occurs between power dissipation, cost, and time-consuming. With the implementation of the Electronic Procurement System (E-procurement) by the Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) for the procurement of goods and services to government agencies, particularly in Pemerintahan Kota Cimahi is expected to optimize the efficiency of employees working in the procurement of goods and services. Therefore, this research examines how much influence about to Electronic Procurement System (E-procurement) the Employee Work Efficiency in procurement of goods and services in the Pemerintahan Kota Cimahi.

The research method used was Explanatory Survey Method, using a questionnaire as a data collection tool. By interpreting the results using a Likert scale and type of the study population of 32 employees who work on the Unit Layanan Pengadaan (ULP) and Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) were selected as respondents. The data analysis technique used is the descriptive statistical analysis techniques and simple linear regression analysis, and hypothesis testing using the F test and calculate the coefficient of determination in its calculations using SPSS 17.0 application assistance. and Microsoft Excel 2007.

The results showed that the Electronic Procurement (E-procurement) effect on employee work efficiency of 71.7%. From the results of the study to test the hypothesis can be seen that the use of Electronic Procurement System (E-procurement) has a positive and significant impact on the efficiency of employees working in in procurement of goods and services of the Unit Layanan Pengadaan (ULP) and Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) in Pemerintahan Kota Cimahi.

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... viii DAFTAR TABEL ... 13 DAFTAR GAMBAR ... 16 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Kegunaan Praktis... Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian Pengadaan (Procurement) ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.1.2 Objek Pengadaan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle)... Error! Bookmark

not defined.

2.1.1.4 Profesional Pengadaan (Procurement Professional) ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.1.5 Cara-cara Pengadaan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.6 Pengertian E-procurement ... Error! Bookmark not defined. i

(9)

2.1.1.8 Metode Pelaksanaan E-procurement ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.1.9 Pengertian Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.10 Ciri-ciri Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.11 Jenis-jenis Sistem ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.12 Pengertian Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) .... Error!

Bookmark not defined.

2.1.1.13 Landasan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.1.14 Implementasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di

Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.15 Petunjuk dan Ketentuan Penggunaan Sistem Pengadaan Secara

Elektonik (SPSE) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.16 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.17 Komponen Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Efisiensi dan Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.2.2 Asas-asas Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Sumber Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2.5 Penerapan Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap

Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

(10)

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Operasional Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE) ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja Pegawai . Error! Bookmark

not defined.

3.4 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Data Primer ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.9.1 Prosedur Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.9.2 Teknik Analisis Data Deskriptif... Error! Bookmark not defined.

3.9.3 Teknik Analisis Data Inferensial .. Error! Bookmark not defined.

3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.10.1 Merumuskan Hipotesis Statistik .. Error! Bookmark not defined.

3.10.2 Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana . Error! Bookmark not

defined.

3.10.3 Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.

3.10.4 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

(11)

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.1 Sejarah Singkat Pemerintahan Kota Cimahi ... Error! Bookmark

not defined.

4.1.1.2 Visi dan Misi Pemerintahan Kota Cimahi . Error! Bookmark not

defined.

4.1.1.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Cimahi ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.2 Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not

defined.

4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan . Error!

Bookmark not defined.

4.1.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... Error!

Bookmark not defined.

4.1.4 Tanggapan Responden terhadap Variabel Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Keras Error!

Bookmark not defined.

4.1.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Lunak

... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Database ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Prosedur ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.4.5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Personil ... Error!

(12)

4.1.5 Deskripsi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

... Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Tanggapan Responden terhadap Variabel Efisiensi Kerja Pegawai

... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Pikiran

Termudah ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Tenaga

Teringan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Waktu

Tercepat ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Ruang

Terdekat... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Pemakaian Benda

Termurah (Termasuk Uang) ... Error! Bookmark not defined.

4.1.7 Deskripsi Variabel Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

4.1.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.8.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.9 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.9.1 Merumuskan Hipotesis Statistik .. Error! Bookmark not defined.

4.1.9.2 Menyusun Persamaan Regresi Linier Sederhana ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.9.3 Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.

4.1.9.4 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di

Pemerintahan Kota Cimahi ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Efisiensi Kerja Pegawai di Pemerintahan Kota Cimahi ... Error!

(13)

4.2.3 Pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap

Efisiensi Kerja Pegawai di Pemerintahan Kota Cimahi ... Error!

Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Fenomena yang Sering Muncul dari Berbagai Sumber Belum

Maksimalnya Efisiensi Kerja dalam Proses Pengadaan Barang dan

Jasa di Pemerintahan Kota Cimahi Tahun 2007-2011 ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan

Sederhana Pemerintahan Kota Cimahi Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan

Sederhana Pemerintahan Kota Cimahi Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 4 Biaya Pengadaan Barang Unit Sekertariat Daerah-Setda Tahun

2008-2011 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 5 Rencana dan Realisasi Penempatan Pegawai di Unit Layanan

Pengadaan (ULP) tahun 2007-2010 .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 6 Peran e-GP ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1 Rencana Strategis

e-GP...Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 Perbandingan Praktik Pengadaan Kontemporer dan Tradisional Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2. 3 Dimensi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dilihat dari

Komponen Sistem ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE)...Err

or! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3. 3 Pola Skoring Kuesioner Skala Lima .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not

(15)

Tabel 3. 6 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Skala Penafsiran Skor Rata Rata ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 9 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... Error!

Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Jumlah Item

Angket...Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 10 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Keras .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Lunak .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Database ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Prosedur ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Personil Error! Bookmark

not defined.

(16)

Tabel 4. 15 Rekapitulasi Skor Rata-rata Tanggapan Responden Mengenai

Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Rekapitulasi Skor Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel

Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) . Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 17 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Pikiran

Termudah ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Tenaga

Teringan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Waktu

Tercepat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Ruang

Terdekat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 21 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Benda

Termurah (Termasuk Uang) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Skor Rata-rata Tanggapan Responden Mengenai

Variabel Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23 Rekapitulasi Skor Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel

Efisiensi Kerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 24 Tabel Output Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 25 Hasil Test For Liniearity ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 26 Output Koefisien Regresi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 27 Output ANOVA ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 28 Output Coefficients ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 29 Output Model Summary... Error! Bookmark not defined.

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Metode/cara Pembelian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 Model Sebuah Sistem Sederhana ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Model Sistem dengan Banyak Input dan Output .. Error! Bookmark

not defined.

Gambar 2. 4 Sistem Alur Proses Lelang Dalam SPSE Dari Sisi Panitia ... Error!

(18)

Gambar 2. 5 Sistem Alur Proses Lelang Dalam SPSE Dari Sisi Penyedia... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2. 6 Efisiensi Kerja Dilihat dari Segi Usaha ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2. 7 Efisiensi Kerja Dilihat dari Segi Hasil ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2. 8 Input dan output dalam Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2. 9 Kerangka Konseptual Siklus Logistik ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 2. 10 Hubungan Kausalitas antara Variabel X dan Y .. Error! Bookmark

not defined.

Gambar 2. 11 Bagan Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Cimahi

...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Keras . Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Perangkat Lunak Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Database ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Prosedur ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 6 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Personil ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Sistem

Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4. 8 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Pikiran

(19)

Gambar 4. 9 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Tenaga

Teringan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 10 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Waktu

Tercepat ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 11 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Ruang

Terdekat ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 12 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemakaian Benda

Termurah (Termasuk Uang) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 13 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Efisiensi Kerja

Pegawai... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 14 Gambar Hubungan Linier Penggunaan Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) dan Efisiensi Kerja ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4. 15 Diagram Garis Linier Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan kegiatan

perkantoran, baik perkantoran pemerintah atau swasta adalah efisiensi kerja

pegawai. Efisiensi perlu dijadikan sebagai dasar pemikiran, ukuran baku, dan

tujuan pokok bagi semua pelaksanaan kerja perkantoran agar tujuan organisasi

dapat tercapai dengan maksimal dan memuaskan. Salah satu instansi pemerintah

yang dituntut untuk bekerja dengan efisien adalah Pemerintahan Kota Cimahi.

Pemerintahan Kota Cimahi adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan

dan pelayanan bagi masyarakat kota Cimahi yang mengutamakan kepentingan

masyarakat, untuk merealisasikan misi kota Cimahi tahun 2012 – 2017 yang salah satunya mewujudkan kreativitas dalam segala bidang dan meningkatkan

kemampuan dalam menanggapi tantangan, tututan dan kondisi masyarakat secara

cepat. Pada saat ini, efisien kerja di Pemerintahan Kota Cimahi menjadi

kemampuan yang paling penting untuk dimiliki oleh setiap pegawai untuk

melakukan pekerjaan, terutama dalam melayani masyarakat, meskipun masih

ditemukan beberapa kegiatan pekerjaan kantor yang kurang efisien dalam proses

(21)

2

Meliputi masalah waktu dan biaya. Sehubungan dengan efisiensi kerja,

Sedarmayanti (2001:112) mengemukakan definisi bahwa :

Efisiensi Kerja merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek jaraknya.

Selain itu The Liang Gie (2009:174) menyatakan bahwa Efisiensi dilihat

dari segi usaha yang meliputi 5 unsur yang dapat dirumuskan lebih konkrit bahwa

sesuatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi

hasil yang hendak dicapai yang merupakan :

1) Cara yang paling mudah (tidak sulit akibat memakai banyak pikiran) 2) Cara yang paling ringan (artinya tidak berat karena memerlukan banyak

tenaga jasmani manusia)

3) Cara yang paling cepat (tidak lama dikarenakan memakan banyak waktu)

4) Cara yang paling dekat (tidak jauh jaraknya dan menghamburkan ruang kerja)

5) Cara yang paling murah (tidak mahal akibat terlampau boros penggunaan bendanya)

Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian penulis dengan Bapak Iman

Kustaman, S.Si yang merupakan ketua pokja IV pada Unit Pelayanan Pengadaan

(ULP) Pemerintahan Kota Cimahi pada tanggal 20 Desember 2012 dan tanggal 8

Januari 2012 bahwa ditemukan permasalahan menyangkut efisiensi kerja

pegawai yang belum sesuai dengan kriteria ideal yakni 100 % yang berhubungan

dengan pekerjaan proses pengadaan barang dan jasa secara konvensional/manual

dalam kurun waktu 2007-2011. Berikut ini penulis akan menggambarkan berbagai

fenomena belum maksimalnya efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan

barang dan jasa yang dilakukan secara manual yang terlihat pada tabel 1.1 berikut

(22)

Tabel 1. 1

Fenomena yang Sering Muncul dari Berbagai Sumber Belum Maksimalnya Efisiensi Kerja dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa Secara Manual di

Pemerintahan Kota Cimahi Tahun 2007-2011

No Sumber

Efisiensi Kerja Jenis Ketidak Efisiensian Kerja

1. Pikiran

Rumitnya proses pengadaan barang dan jasa karena harus berhadapan dengan pelaku usaha yang tidak profesional sehingga menguras pikiran untuk memilah-milah pelaku usaha yang menyediakan barang dan jasa yang profesional.

2. Tenaga

Dengan tidak adanya sistem informasi yang memberikan informasi mengenai pengadaan barang dan jasa sehingga menguras tenaga untuk mencari informasi tentang pengadaan barang dan jasa secara akurat dan tepat.

3. Waktu

Memakan banyak waktu dalam pencarian solusi untuk pengadaan barang dan jasa di kantor mengingat lamanya pengambilan keputusan dari lamanya berfikir.

4. Ruang

Memakan banyak ruang untuk menyimpan berkas-berkas yang begitu banyak yang berhubungan dengan berkas-berkas proses pengadaan barang dan jasa untuk keperluan kantor. Sehingga ruangan penuh dengan lembaran-lembaran berkas yang menghambat kemudahan pegawai dalam bekerja

5. Uang

Menghabiskan banyak uang untuk biaya mencetak berkas – berkas proses pengadaan barang dan jasa. Seperti biaya untuk membeli kertas, tinta, jasa kurir, jasa transportasi, biaya iklan lelang dan biaya lain sebagainya.

Sumber : Hasil wawancara pra penelitian pegawai pada bagian Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi.

Berkaitan dengan fenomena belum tercapai standar efisiensi kerja pegawai

dalam tabel 1.1 tersebut salah satunya dalam masalah efisiensi kerja waktu

(23)

4

Tabel 1. 2

Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan Sederhana Secara Manual di Pemerintahan Kota Cimahi

No Uraian Kegiatan Target

2007 2008 2009

Realisasi Ket Realisasi Ket Realisasi Ket

1. Melayani pendaftaran dan pemberian dokumen pengadaan

7-8 Hari 8 Hari - 8 Hari - 7 Hari -

2. Pemberian Penjelasan Pengadaan kepada Penyedia 2 Jam (Pada Hari ke 4

dari keg. No 1) 3 Jam/lebih > 1 Jam/lebi h

4 Jam >2 Jam 4,5 Jam >2,5 Jam 3. Pemasukan Dokumen Penawaran 5 Jam (Pada Hari ke 9)

5 Jam - 5,5 Jam

1/2

>Jam 5 Jam -

4. Pembukaan Dokumen Penawaran 3 Jam (Pada Hari ke 9)

3 Jam - 3 Jam - 4 Jam >1 jam

5. Evaluasi Penawaran

2 Hari (Pada Hari ke

9-10)

4 Hari > 2 Hari 4 Hari

> 2

Hari 2 Hari -

6. Evaluasi Dokumen Kualifikasi

1 Hari (Pada Hari ke

10)

2 Hari > 1 Hari 3 Hari

> 2

Hari 3 Hari

>2 Hari

7. Pembuktian Kualifikasi

1 Hari (Pada hari ke

11)

1 Hari - 1 Hari - 1 Hari -

8. Pengumuman

Lelang

1 Hari (Pada Hari ke

12)

2 Hari >1 Hari 2 Hari > 1

Hari 3 Hari

> 2 Hari

9. Masa Sanggah

2 Hari (Pada Hari ke

13-15)

5 Hari >3 Hari 5 Hari

> 3

Hari 3 Hari

(24)

10. Penerbitan SPPBJ

1 Hari (Pada Hari ke

16)

2 Hari >1 Hari 2 Hari

> 1

Hari 2 Hari

>1 Hari 11. Penandatangan Kontrak (Oleh Pihak SKPD masing-masing) 14 Hari (Sejak hari ke 16)

13 Hari - 12 Hari - 14 Hari -

Total Waktu 30 Hari 10 Jam 37 Hari 11 Jam 8 Hari 1 Jam 37 Hari 12,5 Jam 9 Hari 2,5 Jam 35 Hari 13,5 Jam 6 Hari 3,5 Jam

Sumber : Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi

Tabel 1. 3

Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan Sederhana Secara Manual di Pemerintahan Kota Cimahi

No Uraian Kegiatan Target

2010 2011

Realisasi Ket Realisasi Ket

1.

Melayani pendaftaran dan pemberian dokumen pengadaan

7-8 Hari 8 Hari - 8 Hari -

2. Pemberian Penjelasan Pengadaan kepada Penyedia 2 Jam (Pada Hari

ke 4 dari kegiatan no 1) 3,5 Jam/lebih > 1,5 Jam/le bih

2,5 Jam >1/2 Jam 3. Pemasukan Dokumen Penawaran 5 Jam (Pada Hari ke 9)

5 Jam - 6 Jam

>1 Jam 4. Pembukaan Dokumen Penawaran 3 Jam (Pada Hari ke 9)

4 Jam 1 Jam 3 Jam -

5. Evaluasi Penawaran

2 Hari (Pada Hari

ke 9-10) 5 Hari

> 3 Hari

(25)

6

6. Evaluasi Dokumen Kualifikasi

1 Hari (Pada Hari

ke 10) 3 Hari

> 2

Hari 4 Hari

> 3 Hari

7. Pembuktian Kualifikasi

1 Hari (Pada hari

ke 11)

1 Hari - 1 Hari -

8. Pengumuman Lelang

1 Hari (Pada Hari

ke 12)

3 Hari >2

Hari 4 Hari

> 3 Hari

9. Masa Sanggah

2 Hari (Pada Hari

ke 13-15)

6 Hari >4 Hari

6 Hari > 4 Hari

10. Penerbitan SPPBJ

1 Hari (Pada Hari

ke 16)

3 Hari >2 Hari

1 Hari -

11.

Penandatangan Kontrak (Oleh Pihak SKPD masing-masing)

14 Hari (Sejak hari

ke 16)

13 Hari - 12 Hari -

Total Waktu 30 Hari 10 Jam 42 Hari 12,5 Jam 13 Hari 2,5 Jam 41 Hari 11,5 Jam 13 Hari 1,5 Jam

Sumber : Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi

Dari tabel 1.2 dan tabel 1.3 di atas dapat terlihat bahwa dari tahun ke tahun

dalam kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terjadi beberapa

kegiatan dalam proses pengadaan secara manual untuk paket-paket pekerjaan

tertentu dengan nominal di atas 100 juta rupiah dan dalam kurun waktu tersebut

dilakukan secara pelelangan sederhana mengalami keterlambatan waktu yang

tidak sesuai dengan rencana target yang telah ditentukan dengan realisasi

pelaksanaannya. Dari tahun 2007 terlihat kegiatan pengadaan no 2, 5, 6, 8, 9, dan

(26)

di tahun 2008 kegiatan no 2,3,5,6, 8, 9, dan 10 yang mengalami keterlambatan

atau penambahan waktu dari target waktu , sedangkan di tahun 2009 kegiatan no

2,4,6, sampai no 10 yang mengalami keterlambatan dan penambahan waktu dari

target waktu, tahun 2010 no 2 , 4, 5, 6, 9 dan 10 mengalami keterlambatan atau

penambahan waktu, dan di tahun 2011 kegiatan no 2, 3, 5, 6, 8, dan 9 yang

mengalami keterlambatan atau penambahan waktu. Keterlambatan dan

penambahan waktu tersebut akan berimbas pula pada lebih banyak waktu dan

tenaga yang dikeluarkan oleh pegawai dalam bekerja, dan pada akhirnya

mengganggu kelancaran proses pengadaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan

kurang efisien, maka diperlukan suatu sistem kerja yang bisa membantu pegawai

untuk bekerja lebih efisien terutama di bidang pengadaan barang dan jasa tersebut.

Adapun disisi pengeluaran biaya pengadaan barang dan jasa yang

dilakukan secara manual terjadi peningkatan dalam kurun waktu 2008-2011 untuk

sejumlah harga barang yang sama, dalam tabel 1.4 dibawah ini menunjukan data

biaya pengadaan di unit organisasi sekertariat daerah-setda pemerintahan kota

Cimahi :

B

HS

Tot

B

HS

Tot

B

HS

Tot

B

HS

Tot

1 Printer

1

1.265.000 1265000

2

5940000

11880000

2

3003000

6006000

6

1350000 8100000

2 Filling Besi/Metal 4

3575000 14300000

2

3630000

7260000

10 3300000

33000000

5

2750000 13750000

3 Note Book

3

12925000 38775000

2

19800000 39600000

6

11844000 71064000

3

10650000 31950000

4 Ac Split

2

6325000 12650000

4

5720000

22880000

2

6050000

12100000

2

7700000 15400000

5 PC Unit

1

8745000 8745000

1

29700000 29700000

4

7150000

28600000

20

7710000 154200000

2011

No Jenis Barang

2008

2009

2010

Tabel 1. 4

(27)

8

Sumber : Bagian Perlengkapan Pemerintahan Kota Cimahi

Keterangan :

B = Banyaknya HS = Harga Satuan Tot = Total

Dari tabel 1.4 di atas dapat terlihat pengeluaran biaya dari jenis-jenis

barang-barang yang sama setiap tahunnya yang beberapa jenis barang mengalami

peningkatan di beberapa bagian yang melaksanakan pengadaan barang tersebut

yang termasuk ke dalam unit organisasi sekertariat daerah-setda. Peningkatan

dalam beberapa barang yang sama tersebut dikarenakan informasi mengenai harga

barang yang kurang tepat serta pengerjaan proses pengadaan yang dilakukan

masih secara manual, sehingga belum optimalnya efisiensi dalam biaya

pengadaan.

Merujuk pada pernyataan Devung Simon (1988:26) mengenai efisiensi

yang menyatakan bahwa “ Efisiensi adalah tingkat kemampuan mencapai output

tertentu dengan input yang lebih kecil, atau tingkat kemampuan mencapai output

yang lebih besar dengan input yang ada. “

Berdasarkan pernyataan di atas berkenaan dengan jumlah input pegawai

yang dibutuhkan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) ditemukan pula fenomena

mengenai ketidak efisiensian input dengan output penempatan pegawai di Unit

Layanan Pengadaan (ULP), yaitu penambahan tenaga pegawai yang sebenarnya

tidak ada dalam perencanaan penempatan pegawai. Itu dikarenakan munculnya

beban kerja yang lebih berat dan membutuhkan tenaga tambahan pegawai, hal

(28)

Tabel 1. 5

Rencana dan Realisasi Penempatan Pegawai di Unit Layanan Pengadaan (ULP) tahun 2007-2010

No. Jenis Pekerjaan

Perbandingan (Rencana

Penempatan Pegawai)

(Realisasi Penempatan

Pegawai) 1. Mengambil berkas-berkas dokumen

pengadaaan dari penyedia yang sangat banyak ke tempat penyimpanan berkas dokumen pengadaan

1 Orang

1 Orang

2. Menyimpan, mengklasifikasi, dan merapikan berkas-berkas dokumen pengadaan ke dalam tempat berkas-berkas di simpan di lemari arsip

3. Menjaga, memelihara, dan membersihkan berkas-berkas dokumen pengadaan

2 Orang

Jumlah 1 Orang 3 Orang

Sumber : Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintahan Kota Cimahi

Pentingnya efisiensi kerja dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa di

Pemerintahan Kota Cimahi, tidak hanya berdampak kepada penyelesaian

pekerjaan kantor secara cepat dan tepat saja, tetapi juga akan mempengaruhi citra

profesional dan kinerja dalam bekerja dan yang paling penting adalah

berimplikasi kepada kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh

Pemerintahan Kota Cimahi serta pertumbuhan pembangunan nya. Memperhatikan

seluruh uraian tersebut, terlihat bahwa Pemerintahan Kota Cimahi yang

(29)

10

itu, kondisi ini memberikan peluang kepada ilmu manajemen perkantoran untuk

melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja

dalam proses pengadaan barang dan jasa. Dengan demikian efisiensi kerja dalam

pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu aspek kajian penting dalam ilmu

manajemen perkantoran.

Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya efisiensi kerja dalam

pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kota Cimahi mulai dari sumber daya

manusia, penerapan teknologi informasi, anggaran biaya, perencanaan waktu dan

lain sebagainya. Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan terus terjadi,

apabila dibiarkan terus terjadi akan berdampak pada menurunnya citra profesional

dalam bekerja, menurunnya kinerja pegawai, pemborosan waktu dan biaya. Oleh

karena itu perlu dicari jalan keluarnya, salah satunya adalah dengan menerapkan

Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).

Mengingat Perpres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah serta berkembang pesatnya teknologi informasi maka setiap instansi

pemerintah daerah di Indonesia diwajibkan untuk memberikan layanan pengadaan

barang dan jasa yang dibina dan dikembangkan oleh lembaga yang dibentuk tahun

2007 yang merupakan lembaga khusus pengadaan barang/jasa yang diberi nama

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintahan (LKPP) yang

mengembangkan aplikasi pengadaan secara elektronik yang disebut Sistem

Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dioperasikan oleh unit kerja yang

diberi nama Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Layanan Pengadaan

(30)

pemerintah daerah untuk melayani Unit Layanan Pengadaan (ULP) atau

Panitia/Pokja ULP Pengadaan yang akan melaksanakan pengadaan secara

elektronik (Sumber : website resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Kota Cimahi). Di Pemerintahan Kota Cimahi Layanan Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE) telah resmi beroperasi sejak Februari 2012 dalam

penggunaannya dengan mengakses ke dalam website Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) dengan nama website Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE). Diharapkan dengan penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE) dapat menunjang efisiensi kerja internal organisasi yang membutuhkan

untuk mengatasi ketidak efisiensian kerja dalam proses pekerjaan pengadaan

barang dan jasa.

Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan implementasi dari

Electronic Goverment Procurement (GP) atau sering disebut juga

e-procurement yang memudahkan penggunanya dalam mendapatkan barang dan

jasa untuk kebutuhan organisasi. Rino A Nugroho dalam Wardiyanto dan Suaedi

(2010:83) menyatakan bahwa e-GP adalah “ Penggunaan Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) dalam pengadaan barang dan jasa organisasi publik.”

Lebih rinci Leipod dalam Wardiyanto dan Suaedi (2010:84) membagi

(31)

12

Tabel 1. 6 Peran e-GP

No. Jenis Peran Peran

1.

Meningkatkan transparansi dan keyakinan

Keberadaan e-GP yang dapat diakses melalui internet membuat pengadaan dapat dilihat oleh semua pihak yang berkepentingan, dan masyarakat. Sehingga mereka mampu mengawasi jalannya pengadaan barang/jasa oleh pemerintah. Penggunaan e-GP akan membuat syarat yang ada dalam peraturan tentang pengadaan terpenuhi, dengan demikian proses pengadaan menjadi sesuai dengan undang-undang dan meyakinkan. Selain itu pemanfaatan e-GP ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya korupsi dalam pengadaan barang/jasa

2. Meningkatkan kinerja dan kualitas

Implementasi e-GP mampu meningkatkan efisiensi pengadaan antara 10 – 20 % , dan akhirnya mampu mengurangi biaya (uang) pengadaan barang/jasa pemerintah.

Sumber : Leipod dalam Wardiyanto dan Suaedi (2010 : 84)

Oleh karena itu dalam upaya memahami dan memecahkan masalah

fenomena belum optimalnya efisiensi kerja dalam pengadaan barang dan jasa di

Pemerintahan Kota Cimahi dan hubungannya dengan Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE), maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan

masalah tersebut, dan berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang berkenaan dengan

pengadaan barang/jasa yaitu pengadaan yang merupakan bagian dari fungsi

manajemen logistik dan efisiensi kerja yang merupakan bagian dari pendekatan

ilmu administrasi perkantoran. Sedangkan grand teory yang digunakan dalam

penelitian ini adalah grand teory e-procurement dari Jaz Heizer dan Barry

Render (2010:21). Teori e-procurement membahas mengenai berbagai jenis

kegiatan administrasi pekerjaan yang berkaitan dengan penanganan proses

[image:31.595.111.518.107.621.2]
(32)

pekerjaan administrasi ini. Dengan kata lain pekerjaan proses pengadaan barang

dan jasa dapat di efisiensikan dengan e-procurement. Dengan demikian dengan

penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) oleh Pemerintahan Kota

Cimahi akan dapat mengefisiensikan kerja pegawai dalam kegiatan pengadaan

barang dan jasa yang menunjang kegiatan perkantoran lebih mudah untuk

dikerjakan.

Mengacu kepada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya

memahami dan memecahkan masalah belum optimalnya efisiensi kerja pegawai

dalam proses pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kota Cimahi, maka

perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) terhadap efisiensi kerja pegawai. Inilah yang menarik penulis

untuk mengadakan penelitian, dan selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk

skripsi dengan judul: ” Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap Efisiensi Kerja Pegawai dalam Bidang Pengadaan Barang dan Jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi ”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan-permasalahan berikut:

(33)

14

2011:415)

2. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan penggunaan Sistem Pengadaan

Secara Elektronik (SPSE) dengan efisiensi kerja pegawai dalam bidang

pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar ruang lingkup

permasalahannya jelas, maka penulis merumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas penggunaan Sistem Pengadaan

Secara Elektronik (SPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi ?

2. Bagaimana gambaran tingkat efisiensi kerja pegawai dalam bidang

pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi

dari penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) ?

3. Adakah pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap

efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit

Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengungkap gambaran tentang

pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terhadap Efisiensi Kerja

Pegawai dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan

(34)

Cimahi.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan

dan melakukan kajian secara ilmiah tentang penggunaan Sistem Pengadaan Secara

Elektronik (SPSE) terhadap efisiensi kerja pegawai bidang pengadaan barang dan

jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas penggunaan Sistem

Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efisiensi kerja pegawai dalam bidang

pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi dari

adanya Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

3. Untuk mengetahui terdapatnya pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE) terhadap efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang dan

jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara

Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Setelah tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai, maka

(35)

16

tertarik dengan kajian ini. Adapun kegunaan yang ingin dicapai yaitu berupa

kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Memberikan sumbangan bagi bidang ilmu manajemen perkantoran,

terutama dalam kaitannya dengan masalah Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE), yang berorientasi pada pengadaan barang dan jasa. Dapat juga dijadikan

dasar bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai

permasalahan yang sama.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintahan Kota Cimahi untuk dapat

memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan efisiensi kerja,

sehingga dapat dikembangkan model pendekatan layanan yang efektif

bagi peningkatan efisiensi kerja pegawai.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pemerintahan Kota Cimahi

mengenai efisiensi kerja pegawai.

3. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan Sistem

Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE).

4. Sebagai sumbangan bagi para unit kerja untuk meningkatkan mutu dan

efisiensi kerja individu dan organisasi, sehingga tercapai tujuan

organisasi atau perusahaan.

5. Untuk mengetahui dengan pasti implikasi Sistem Pengadaaan Secara

(36)

pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota

Cimahi.

6. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan

informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya

mengenai Sistem Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE) yang

menunjang efisiensi kerja pegawai dalam bidang pengadaan barang

dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE) di Pemerintahan Kota Cimahi.di

(37)

92

BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian ini sebagai variabel X atau variabel bebas (independent

variable) adalah Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Sedangkan yang

menjadi variabel Y atau variabel terikat (dependent variable) adalah efisiensi

kerja.

Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintahan Kota Cimahi, Jalan. Rd

Demang Hardjakusumah, Kota Cimahi. Adapun yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah pegawai kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP).

3.2Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan sebuah metode penelitian untuk

mendapatkan data-data dengan cara ilmiah. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono

(2009:2) bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu.”

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian Explanatory survey Method, karena menggunakan angket (kuesioner)

sebagai alat pengumpul datanya. Sesuai dengan yang diuraikan oleh Sambas dan

Uep (2011:6) bahwa metode penelitian survey adalah :

(38)

mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian metode survey ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.

3.3Operasional Variabel Penelitian

Pada dasarnya inti penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah

operasionalisasi variabel. Sambas Ali M dan Uep Tatang S (2011:93) menyatakan

operasionalisasi variabel merupakan “ Kegiatan penjabaran konsep variabel

menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator”. Variabel-variabel yang

akan dijabarkan bersumber dari kerangka teoritis

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel X, Sistem Pengadaan

Secara Elektronik (SPSE) dan variabel Y, efisiensi kerja. Variabel Sistem

Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) merupakan variabel independent atau

variabel bebas, sedangkan variabel efisiensi kerja merupakan variabel dependent

atau variebel terikat. Secara lebih jelas operasionalisasi variabel penelitian ini

dapat dilihat dalam tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Dalam buku petunjuk pengoperasian SPSE untuk panitia (2012:1) Sistem

Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) adalah :

Sebuah sistem aplikasi yang disebut e-Lelang Umum (e-Regular

Tendering) yaitu pelelangan umum dalam rangka mendapatkan

(39)

94

berbasis pada web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.

Adapun dimensi yang digunakan penulis berkaitan dengan Sistem

Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dapat mempengaruhinya diadaptasi

dari sumber Sutabri, Tata (2005:96) yaitu:

1. Perangkat Keras 2. Perangkat Lunak 3. Database

4. Prosedur 5. Personil

Operasional variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (Variabel X)

[image:39.595.116.512.238.740.2]

secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

Variabel Dimensi Indikator Skala No.

Item Sistem Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE) (Variabel X) 1. Perangkat Keras

 Tingkat kelengkapan alat yang digunakan

 Tingkat kekuatan perangkat keras (komputer) yang digunakan

 Tingkat kualitas kekuatan perangkat keras (komputer) (spesifikasi, CPU)

Ordinal 1

2

3

2. Perangkat Lunak

 Tingkat kesesuaian program aplikasi yang digunakan  Tingkat kemudahan

pengoperasian program  Tingkat kecepatan dalam

mengolah data

 Tingkat kecepatan pengambilan keputusan

4

5

6

7

3. Database  Tingkat kemudahan dalam menyimpan data

(40)

 Tingkat kemudahan mendapatkan data  Tingkat keamanan media

penyimpanan data

9

10

4. Prosedur  Tingkat ketersediaan buku panduan pengoperasian  Tingkat peraturan dalam

pengoperasian yang mudah dimengerti

 Tingkat disiplin waktu dalam pelaksanaan pekerjaan  Tingkat perawatan peralatan

kerja

11

12

13

14

5. Personil  Tingkat keterampilan pegawai dalam mengoperasikan peralatan (technicall skill)  Tingkat kemampuan untuk

menyelesaikan masalah pekerjaan yang muncul  Tingkat kecukupan jumlah

pegawai

15

16

17

Sumber : Diadaptasi dari Tata Sutabri (2005:96)

3.3.2 Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja Pegawai

Manulang (2013:140) yang mendefinisikan efisiensi berarti “ Melakukan

sesuatu dengan biaya minimal atau dengan waktu relatif singkat”. Sedangkan

pengertian efisiensi kerja yang dikemukakan oleh The Liang Gie (2009:173)

adalah “ Perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh

kerja itu”. Adapun dimensi yang digunakan penulis berkaitan dengan dimensi

yang mempengaruhi efisiensi kerja pegawai menurut The Liang Gie (2009:178)

(41)

96

1. Pemakaian pikiran termudah 2. Pemakaian tenaga teringan 3. Pemakaian waktu tercepat 4. Pemakaian ruang terdekat

5. Pemakaian benda termurah (termasuk uang)

Operasional variabel efisiensi kerja (Variabel Y) secara rinci dapat dilihat

pada tabel 3.2 di bawah ini :

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel Efisiensi Kerja

Variabel Dimensi Indikator Skala No.

Item Efisiensi Kerja (Variabel Y) 1. Pemakaian pikiran termudah

 Tingkat penggunaan bantuan sarana yang memudahkan visual dalam pekerjaan

 Tingkat merencanakan langkah-langkah pekerjaan untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan  Tingkat menggunakan

tempat penyimpanan tertentu yang digunakan untuk menyimpan peralatan kerja apabila sedang tidak diperlukan

 Tingkat memberikan tanda pengenal pada tempat penyimpanan berkas dan peralatan kerja

Ordinal 1

2 3 4 2. Pemakaian tenaga teringan

 Tingkat mengurangi gerakan tangan dan tubuh yang berlebihan dalam bekerja  Tingkat mengubah

pekerjaan jasmani menjadi pekerjaan otomatis dengan bantuan sarana mekanis  Tingkat menggunakan

tenaga lebih ringan dalam bekerja

 Tingkat melakukan langkah pekerjaan dengan tidak terjadi pengulangan

5

6

7

8

3. Pemakaian  Tingkat menggunakan waktu yang lebih singkat

[image:41.595.115.513.235.758.2]
(42)

waktu tercepat

dari jam kerja tanpa

mengurangi hasil dan tujuan pekerjaan karena bantuan sarana mekanis

 Tingkat penggunaan waktu kerja yang produktif

10

4. Pemakaian ruang terdekat

 Tingkat mengatur jarak terdekat dalam lalu lintas kerja pegawai

 Tingkat meletakan alat-alat dan perlengkapan kantor di dekat pegawai yang sering mempergunakannya  Tingkat penghapusan

barang/membuang barang yang tidak dipergunakan lagi sehingga tidak banyak memakan ruang kerja

11 12 13 5. Pemakaian benda termurah (termasuk uang)

 Tingkat pembelian peralatan kantor yang serbaguna  Tingkat penggunaan

material yang tidak berlebihan sehingga menghemat pengeluaran (misalnya kertas)  Tingkat pengontrolan

pemakaian sarana

komunikasi ruangan kerja oleh pegawai

 Tingkat penyusunan jadwal perawatan mesin dan peralatan kantor lainnya secara teratur

14

15

16

17

Sumber : Diadaptasi dari The Liang Gie (2009:178)

3.4Sumber Data

Dalam sebuah penelitian sudah tentu memerlukan sumber data relevan

yang akan diteliti baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian untuk

mendapatkan hasil berupa kesimpulan dari judul yang diteliti. Dalam penelitian

(43)

98

3.4.1 Data Primer

Menurut Husein Umar (2008: 42) Data primer adalah “ Data yang

diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung

atau terlibat langsung dengan menggunakan tetknik pengumpulan data tertentu,

dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung”. Sumber data primer

dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan

Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintahan Kota Cimahi

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Husein Umar (2008:42) Data sekunder adalah “ Sumber data

penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian

tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian”.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dan

laporan-laporan yang ada pada Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP)

Pemerintahan Kota Cimahi dan Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE) yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini.

3.5Populasi

Populasi merupakan sekumpulan dari objek yang dapat dijadikan sumber

bagi penelitian. menurut Sugiyono (2010: 115),” Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(44)

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pegawai Unit Layanan Pengadaan (ULP) sebanyak 17 orang dan Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebanyak 15 orang di Pemerintahan Kota

Cimahi sehingga berjumlah 32 orang.

Arikunto (1998:112) menyatakan bahwa :

Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.

Pendapat tersebut lebih diperjelas oleh Keppel & Wickens (2004) serta

Howeel (1986) dalam Sambas Ali M dan Uep Tatang S (2011:156) yang

mengungkapkan bahwa : “ Bagaimanapun bentuk distribusi data di populasinya,

semakin besar sampel semakin normal distribusi mean sampelnya. Dan distribusi

terlihat „cukup‟ normal ketika sampel berisi sekitar 30 orang”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi kurang dari 100

yaitu sebanyak 32 orang, maka penulis mengambil semua populasi untuk

dijadikan responden, maka penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian

populasi. Maka dalam penelitian ini tidak ada proses penarikan sampel.

3.6Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mempunyai cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang akurat dalam penelitiannya. Salah satu

caranya yaitu dengan teknik dan alat pengumpulan data. Hal tersebut serupa

(45)

100

mengumpulkan data”. Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan angket (kuesioner), karena berhubungan

dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey. Kuesioner atau

dikenal dengan sebutan angket menurut Sambas Ali M (2010:108) adalah “ Salah

satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui

sebuah daftar pertanyaan tertulis yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus

diisi oleh responden”.

Dalam pengisian angket, responden memilih alternatif jawaban yang

tersedia dengan cara membubuhkan tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban

yang dianggap paling tepat. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket dengan skala lima sikap kategori Likert. Seperti yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2004:67) bahwa, “ Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Tabel 3. 3

Pola Skoring Kuesioner Skala Lima

No Alternatif Jawaban Bobot

Positif Negatif 1. Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif 5 1

2. Setuju/Sering/Positif 4 2

3. Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral 3 3

4. Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/

Negatif 2 4

5. Sangat Tidak setuju/Tidak

Pernah/Sangat Negatif 1 5

[image:45.595.114.511.250.650.2]
(46)

3.7Pengujian Instrumen penelitian 3.7.1 Uji Validitas

Sebuah instrumen pengukuran dapat dikatakan valid apabila instrumen

tersebut dapat mengukur sesuatu yang diteliti dengan tepat apa yang akan diukur.

Sugiyono (2010: 172) menyatakan Instrument yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi

Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010: 248)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

x = Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X n = Banyaknya responden

Adapun langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur

validitas instrumen penelitian dalam Sambas Ali M (2010:26) adalah sebagai

(47)

102

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya

Menurut Arikunto (2002:168) “ Dalam menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, yaitu kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden”.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen c. Memeriksa kelengkapan data

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya. Contoh Format Tabel perhitungan uji validitas sebagai berikut :

No Responden

Nomor Item Instrumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu

f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh, dengan menggunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Contoh Format Tabel perhitungan korelasi, seperti berikut :

No. Responden X Y XY X² Y²

g. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2 h. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Kesimpulan tersebut dapat dituangkan ke dalam contoh Format Tabel seperti berikut :

No. Item

Nilai Hitung Korelasi (r hitung)

Nilai Tabel Korelasi (r tabel)

[image:47.595.118.514.95.705.2] [image:47.595.154.521.633.690.2]
(48)

Adapaun besarnya koefisien korelasi rumus korelasi product moment

diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3. 4

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi

Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)

Terdapat dua pendapat tentang perlu tidaknya digunakan uji t dalam uji

validitas dan reliabilitas. Pendapat pertama menyebutkan tidak perlu digunakan

uji t, cukup menghitung nilai r, kemudian membandingkan dengan tabel r untuk

mengetahui valid atau tidaknya. Sementara pendapat kedua menyebutkan, setelah

menghitung nilai r, harus dilanjutkan dengan uji t, kemudian membandingkan

dengan nilai tabel t untuk mengetahui valid atau tidaknya. Rumus uji t student

yang dimaksud adalah :

t

=

(Sambas Ali M, 2010: 29)

Dimana :

t = Nilai tabel t student r = Koefisien korelasi N = Ukuran sampel

[image:48.595.112.513.193.663.2]
(49)

104

1) Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf

signifikasi

2) Jika thitung≥ ttabel maka soal tersebut valid

3) Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid

Berkaitan dengan adanya perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya

digunakan uji t dalam uji validitas dan reliabilitas, maka dalam Sambas Ali M

(2010:30) ditegaskan ada syarat yang harus dipenuhi oleh kedua pendapat tersebut

yaitu :

[image:49.595.111.512.229.609.2]

Pertama, pengujian validitas cukup menggunakan nilai koefisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r. Kedua, pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, tidak bisa dengan memban

Gambar

Gambar 2. 1  Metode/cara Pembelian .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 13  Frekuensi Jawaban Responden terhadap Variabel Efisiensi Kerja
Tabel 1. 1  Fenomena yang Sering Muncul dari Berbagai Sumber Belum Maksimalnya
Tabel Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan Sederhana Secara Manual di Pemerintahan Kota Cimahi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Membeli Minyak Goreng Curah.. Universitas

Dari penjelasan tersebut, maka berdasarkan kesepakatan antara Kelompok Kerja (Pokja) Pekerjaan Konstruksi 2 pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Tabanan dengan

Demikian pengumuman ini disampaikan untuk diketahui, dan bagi peserta yang keberatan atas hasil pengumuman pemenang dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis

KESATU : Membatalkan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Retribusi Kendaraan Angkutan Barang, dengan alasan bertentangan dengan

Workshop Konfigurasi Access Point &amp; Wireless Security. Wireless

• Mahasiswa mampu menjelaskan Determinan &amp; Invers matriks 4x4. • Mampu menyelesaikan

FLIS adalah fasilitas pendanaan yang disediakan Bank Indonesia kepada Bank Umum Syariah (BUS)/ Unit Usaha Syariah (UUS) dalam kedudukan sebagai peserta Sistem

[r]