• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT DENGAN PROSES REKRISTALISASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT DENGAN PROSES REKRISTALISASI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN

Oleh :

DANAR AJI ADI SAPUTRA

1031210038

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2012

(2)

PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT

DENGAN PROSES REKRISTALISASI

PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Kimia

Oleh :

DANAR AJI ADI SAPUTRA

103121038

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

(3)

PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT

DENGAN PROSES REKRISTALISASI

Oleh :

EDDO PRAMANA PUTRA

0931010009

Telah Dipertahankan Dihadapan

Dan Diterima Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal -

Tim Penguji Dosen Pembimbing

1.

Ir. Mu’tasim Billah,MT Ir. Ketut Sumada, MS NIP. 196201181988031001 NIP.

2.

Ir. Elly Kurniati,MT NIP. 196410181992032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT

DENGAN PROSES REKRISTALISASI

Oleh :

DANAR AJI ADI SAPUTRA

103121038

Telah Dipertahankan Dihadapan

Dan Diterima Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal -

Tim Penguji Dosen Pembimbing

1.

Ir. Mu’tasim Billah,MT Ir. Ketut Sumada, MS

NIP. 196201181988031001 NIP

2.

Ir. Elly Kurniati,MT NIP. 196410181992032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

KETERANGAN REVISI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Danar Aji Adi Saputra

NPM

: 103121038

Jurusan

: Teknik Kimia

Telah menyelesaikan revisi skripsi / penelitian dengan judul :

PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT

DENGAN PROSES REKRISTALISASI

Surabaya, - 2012

Dosen penguji yang memerintahkan revisi :

1. Ir. Mu’tasim Billah,MT

(

)

2.

Ir. Elly Kurniati,MT

(

)

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Ir. Ketut Sumada, MS

(6)

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

KETERANGAN REVISI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Eddo Pramana Putra

NPM

: 0931010009

Jurusan

: Teknik Kimia

Telah menyelesaikan revisi skripsi / penelitian dengan judul :

” PENINGKATAN KUALITAS GARAM RAKYAT

DENGAN PROSES REKRISTALISASI ”

Surabaya, -2012

Dosen penguji yang memerintahkan revisi :

1. Ir. Mu’tasim Billah,MT

(

)

2. Ir. Elly Kurniati,MT

(

)

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(7)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobil A’lamin dan mengucapkan puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya kepada kita

semua, sehingga kami diberikan kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan

laporan penelitian kami yang berjudul “Peningkatan Kualitas Garam Rakyat

Dengan Proses Rekristalisasi”.

Penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus

ditempuh dalam kurikulum program studi S-1 Teknik Kimia dan untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Laporan penelitian yang kami dapatkan tersusun atas kerjasama dan berkat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Ir. Ketut Sumada, MS selaku Dosen Pembimbing Penelitian.

4. Ibu Ir. Mu’tasim Billah, MT selaku Dosen penguji Penelitian.

5. Ibu Ir. Elly Kurniati, MT selaku Dosen penguji Penelitian.

6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan material

dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.

7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat dalam

pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.

8. Seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat dalam

pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.

(8)

Laporan Penelitian Kata Pengantar

iii

Akhir kata, kami tidak luput dari kesempurnaan apabila ada kesalahan

yang terdapat dalam laporan penelitian ini, semoga dapat memenuhi syarat

akademis dan bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan penyusun berikutnya, penyusun mengucapkan terima

kasih.

Surabaya, 2012

(9)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... .i

KATA PENGANTAR ... .ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Manfaat Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan Garam Nasional ... 3

2.2 Kualitas Garam Indonesia ... 4

2.3 Garam Standart SNI ... 5

2.4 Proses Pemurnian Garam ... 5

2.5 Landasan Teori ... 6

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ... 7

2.7 Sifat-sifat Bahan ... 8

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan – Bahan yang Digunakan ... 11

3.2 Alat – Alat yang Digunakan ... 11

3.3 Gambar Susunan Alat ... 12

3.4 Variabel ... 13

3.5 Prosedur Penelitian ... 13

3.6 Prosedur Analisa ... 14

3.7 Alur Proses ...15

(10)

Laporan Penelitian Daftar Isi

v

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ... 16

4.2 Pembahasan ... 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 22

5.2 Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

APPENDIKS ... 25

(11)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Garam merupakan salah satu kebutuhan Strategis baik dalam penggunaan

dalam masyarakat (rumah tangga) atau dalam penggunaan industri (food).

Walaupun Indonesia sebagian besar adalah banyak lautan, tapi kualitas air laut

yang dapat menghasilkan garam kualitasnya kurang maksimal, disamping kualitas

garam yang berasal dari air laut masih banyak mengandung impuritis, Sekarang

juga banyak konsumen lebih banyak yang lebih memilih garam yang berasal dari

luar negeri atau garam import yang kandungan iodumnya yang tinggi.

Selain luas wilayah Indonesia disebut negara maritim, masyarakat pesisir

juga mahir dalam menangkap ikan selain itu juga berpotensi dalam pengolahan air

laut menjadi produk garam, tapi masih sedikit pula mengetahui cara pengolahan

garam yang memiliki kualitas yang tinggi, kebanyakan petani garam indonesia

memproduksi garam dengan cara tradisional tanpa memperhatikan kualitas

produk garam yang dibuatnya. Dan itu merupakan suatu prospek dalam

meningkatkan kualitas petani garam agara mampu bersaing dengan garam impor.

Pembuatan garam dengan melihat kandungan NaCl sekarang diyakini

kualitasnya < 90%, hal ini dapat di sebabkan kemurnian garam terganggu karena

adanya zat pengotor dalam garam. Dalam produksifitas garam mungkin hanya

mencapai kulaitas 80-85%. Dibandingkan dengan garam luar negeri yang mampu

mendapatkan garam dengan kualitas mencapai 98-99,6 % murni dengan berbagai

proses.

Selain itu juga kebutuhan garam nasional dari tahun ketahun semakin

meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri di

Indonesia. Pada kesempatan akan mencoba menemukan solusi bagaimana caranya

produksifitas garam petani agar mampu bersaing dengan produk garam import

atau garam luar negeri.

(Badan Riset Kelautan dan Perikanan,2009)

(12)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

2

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Meningkatkan kadar garam rakyat agar sesuai dengan standart SNI

Industri

2. Mengetahui jumlah Na2HPO 4 dan BaCO 3 yang diperlukan Sehingga

memperoleh kadar garam yang terbaik .

1.3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Memberikan informasi cara pemurnian garam Rakyat dengan proses

Rekristalisasi.

2. Mampu memberikan kotribusi pengetahuan tentang pembuatan garam

yang sesuai dengan standart SNI.

3. Sebagai Prospek kedepan dalam pembenahan garam yang memiliki

(13)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebutuhan Garam Nasional

Pada era globalisasi seperti ini masih banyak mengira bahwa garam yang

mempunyai daya beli yang sangat murah bagi siapa kalangan. Dengan ini pastinya

akan mengira bahwa bisnis garam semakin tidak menguntungkan apalagi sumber

daya alam berupa air laut yang melimpah sebagai bahan baku produksi

garam.tetapi dalam berbisnis garam kita juga harus melihat kualitas garam yang

produksi apakah garam yang kita produksi sudah memenuhi kretaria standart yang

ada, sehingga apabila produk yang tidak dengan standart atau dibawah standart

mutu maka akan mengurangi harga jual begitu pula sebaliknya.

Berikut ini adalah data kebutuhan produksi garam Nasional

Tabel 2.I Tabel Kebutuhan Garam Nasional

No Tahun Jumlah Kebutuhan Total Kebutuhan Nasional

1 2009

*Untuk Kebutuhan Konsumsi

1.900.000 ton 1.400.000 ton

*Untuk Kebutuhan Industri

1500000 ton

( Data Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan

2 2010

*Untuk Kebutuhan Konsumsi

3.400.000 Ton 1.600.000 Ton

*Untuk Kebutuhan Industri

1.800.000 Ton

( Data Mentri Kelautan dan Perikanan 2010)

3 2011

*Untuk Kebutuhan Konsumsi

3.700.000 Ton 1.700.000 Ton

*Untuk Kebutuhan Industri

2.000.000 Ton

( Data Mentri Kelautan dan Perikanan 2011)

(14)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

4

Kebutuhan garam diperkirakan meningkat sejalan dengan perkembangan

penduduk dan pertumbuhan industri. Sesuai dengan SK Menteri Perindustrian

Nomor 29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan serta penerapan Standar Nasional

Indonesia kadar NaCl untuk garam industri haruslah 97,46 % . Namun sampai

saat ini, semua produksi garam di Indonesia belum memenuhi SNI sehingga untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya garam industri, Negara Indonesia

masih harus mengimpor (Garam dan Garam Industri,2010). 2.2. Kualitas Garam Indonesia

Garam dapat digolongkan berdasarkan kualitasnya bergantug dari tingkat

tingkatan Kadar garam yang didapat, semakin besar kadar garam maka kualitas

dapat di golongkan katagori kualitas bagus. Secara umum garam dibedakan

menjadi 3 macam menurut kualitasnya seperti :

Garam rakyat dikelompokan 3 jenis yaitu:

1. K-1 yaitu kwalitas yang memenuhi syarat untuk bahan industri dengan

komposisi sebagai berikut:

 NaCl : 97.46 %

 CaCl2 : 0.723 %

 CaSO4 : 0.409 %

 MgSO4: 0.04 %

 H2O : 0.63 %

 Impurities: 0.65 %

2. K-2 yaitu kulitas dibawah K-1, garam jenis ini harus dikurangi kadar

berbagai zat agar memenuhi standart sebagai bahan baku industri. Secara

fisik garam K-2 berwarna putih agak kecoklatan dan sedikit lembab.

3. K-3 merupakan garam kualitas terendah, tampilan fisik yang putih

kecoklatan dan bercampur lumpur. Pencucian diharapkan dapat

meningkatkan kualitas garam rakyat. Pengurangan kandungan MgSO4,

MgCl, CaSO4 dengan pencucian diharapkan dapat meningkatkan kualitas

dan dapat memenuhi syarat sebagai bahan baku industri.

(15)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Berikut ini adalah gambar Pengambilan Garam Rakyat

Gambar 3.01. Panen Petani Garam Rakyat

Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada garam, seperti dapat kita lihat

pada Tabel 1 berikut:

Tabel 2.II.Tabel Kandungan Garam Rakyat.

No Komponen Kadar (%)

1 NaCl 76,46%

2 Ca 1,74 %

3 Mg 0,42%

4 SO4 1,49%

Sumber : Balai Pengujian Dan Konsultasi Industri,2012

2.3. Garam Standart SNI

Produksi garam rakyat di Indonesia memiliki Perkembangan ini tidak

disertai dengan upaya peningkatan mutu dan hanya menitik beratkan pada jumlah

produksi sehingga kebanyakan garam rakyat tidak memenuhi syarat baik untuk

konsumsi maupun untuk industri. Walaupun dalam U.U. No.13 thn 1959 pasal 2

(16)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

6

ayat I dinyatakan bahwa pembikinan garam harus memenuhi syarat ~ syarat

kesehatan dan syarat - syarat lain yang berdasarkan kepentingan umum, tetapi

dalam Praktek tidak dapat dilaksanakan. Mengingat kondisi mutu yang garam

rakyat yang rendah, maka pabrik garam konsumsi beropaya meningkatnya

kebersihan, warna, dan kandungan NaCl nya. Sehingga untuk memperbaiki perlu

distandartkan dari komponen yang diperbolehkan dalam produksi dan merupakan

standart yang diterapkan untuk menguji suatu bahan yang akan dipergunakan

seperti Standart SNI yang sudah djamin ketetapan oleh pemerintah.

Menurut Peratuaran dan Uji Analisa untuk Standart SNI garam memiliki

jenis garam yang akan diuji sesuai dengan ketetapan yang ada dari pemerintah;

Tabel 2.III :Tabel SNI Garam Industri (SNI 0303-2012)

NO KRETERIA UJI PERSYARATAN

MUTU SATUAN

1 NaCl Maks 98,5 %

2 Ca Maks 0,1 %

3 Mg Maks 0,06 %

4 SO4 Maks 0,2 %

5 H2O Maks 1,14 %

Sumber: Badan Standart NasionalSNI Garam Industri (SNI 0303-2012)

2.4. Proses Pemurnian Garam

2.4.1. Proses pemurnian garam dengan Pencucian

Proses hanya dengan melakukan pencucian terhadap garam dan

direkristalisasi kembali untuk menghilangkan kotoran . Pencucian ini dengan

menggunakan larutan garam jenuh dan pengadukan, sehingga kotoran seperti

krikil,ion-ion seperti Mg dan Ca akan mengendap (Nelson Saksono,2002).

Proses Pencucian garam adalah suatu proses produksi garam oleh industry .

Caranya adalah dengan mengalirkan larutan air garam jenuh ke rnesin penggerus (

grinder) bersama dengan pemasukan garam yang akan dicuci, Garam halus yang

(17)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim lagi, kemudian rnasuk kedalam bak penampung. Dalam bale penampung garam

mengendap dan larutan pencucinya dialirkan keluar sebagai overflow ( peluap ),

dari sini garam disekop lagi kedalam talang kedua sambil disemprot lagi dan

merupakan pencucian tingkat kedua, kemudian mas uk ke bak penampung lagi,

Tingkat pencucian dipabrik garam biasanya dua atau tiga tingkat. Gararn dari bak

penampung I pencucian terakhirnya dibawa ke penirisan dan disini dibiarkan dua

atau tiga hari baru diproses menjadi gar am briket atau garam halus beryodium

Perbandingan antara larutan pencuci dan garam tidak menentu karena pernasukan

garam tidak tetap dan tidak terukur, sedangkan aliran larutan pencuci tetap sehingga

hasil cucian juga bervariasi,

2.4.2. Proses pemurnian garam dengan Proses Rekristalisasi

Proses dengan menggunakan penambahan bahan kimia sehingga dapat

dapat menurunkan pengotor dalam garam sehingga kadar yang garam akan

meningkat. Bahan kimia ini berfungsi untuk mengikat imupuritis pada larutan.

Seperti Mg, Ca dan SO4. Penambahan bahan kimia dikombinasi dengan

pengadukan akan mendapatkan endapan pengotor yang banyak sehingga

memperoleh kadar garam akan meningkat.

2.5. Landasan Teori

Kualitas garam produksi petani garam di indonesia masih berada di

rata-rata rendah, sehingga belum mampu mencapai suatu standart yang diperbolehkan

untuk digunakan oleh suatu industri. Menurut Fernández-Lozano JA,

penelitiannya pembuatan pupuk multinutrien phosphat dari endapan bittern

dengan pengikat impuritis Na2HPO4. Dari penelitiannya didapatkan endapan yang

paling banyak mengendap sempurna pada pengaturan PH 10, kecepatan

pengadukan 350 rpm dan waktu pengadukan 30 menit. Dari penelitianya

didapatkan banyak endapan dari bittern maka semakin banyak impuritis bittern

yang didapatkan.

Mengacu penelitian yang ada apabila impuritis yang didapat banyak maka

larutan garam yang dieroleh maka akan semakin murni. Penambahan Na2HPO4,

(18)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

8

BaCO3 Dan NaOH merupakan bagian proses yang sangat penting dalam

pemurnian larutan garam. Karena pada komposisi pemberian tertentu akan

didapatkan hasil garam yang baik. Menambahkan NaOH sampai mencapai PH 10

dan Kecepatan pengadukan 350 rpm akan didapat reaksi kimia yang sempurna

sehinga akan terbentuk garam yang berkualitas.

Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. 3MgCl2 +2Na2HPO4+2NaOH Mg3(PO4)2 + 6NaCl +2H2O

2. 3CaCl2 +2Na2HPO4+2NaOH Ca3(PO4)2 + 6NaCl + 2H2O

3. MgSO4 + BaCO3 MgCO3 + BaSO4

4. CaSO4 + BaCO3 CaCO3 + BaSO4

2.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Proses Rekristalisasi

Rekristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang

efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah pemisahan dan

pemurnian. Adapun tujuan sasaran dari proses rekristalisasi adalah menghasilkan

produk yang murni. (Setyopratomo.puguh dkk.2003).

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan rekristalisasi

antara lain :

1. Jumlah Pelarut

Semakin banyak jumlah pelarut Na2HPO4, BaCO3 yang diberikan

maka semakin banyak endapan yang diperoleh maka akan didapatkan

larutan garam yang berkualitas.

2. Waktu

Dari percobaan yang telah ada untuk waktu yang paling ideal

pengadukan adalah pada selang waktu 30 menit.

3. PH.

Dari percobaan yang telah ada reaksi yang paling berpengaruh

pada saat PH 10,impurities air bittern banyak mengendap.

(19)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim Dari percobaan yang telah ada kecepatan pengadukan yang paling

ideal adalah pada kecepatan 350 rpm sehingga reaksi akam terjadi

sempurna.

2.6. Sifat-Sifat Bahan

NaCl : Natrium Clorida

 Bentuk : Kristal

 Titik lebur : 800,8 0C

 Titik didih : 1465 0C

 Spesific gravity : 2.165

 Kelarutan dalam air, g NaCl/100 ml Pada suhu 0 oC : 35,7

Pada suhu 100 oC : 38,8

BaCO3 : Barium Carbonate

 Bentuk : Kristal

 Titik lebur : 811 0C

 Titik didih : 1450 0C

 Spesific gravity : 4,29

 Kelarutan dalam air, g BaCO3/100 ml Pada suhu 20 oC : 0,00244 gram

Na2HPO4 : Sodium Phosphat

 Bentuk : Kristal

 Titik lebur : 250 0C

 Titik didih : 661 0C

 Spesific gravity : 1,7

 Kelarutan dalam air, Na2HPO4 /100 ml Pada suhu 20 oC : 7,7 gram

Pada suhu 25 oC : 11,89 gram

2.7. Hipotesa

(20)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

10

Dugaan sementara pemurnian garam rakyat menjadi garam standart

industri dengan pengikat impuritis Na2 HPO4 dan BaCO3 dengan kecepatan

pengadukan 350 rpm selama 30 menit dan mengkondisikan PH 10, akan

didapatkan impurities seperti ion Ca ,Mg, dan SO4 banyak mengendap. Semakin

banyak impurits yang mengendap maka reaksi berjalan sempurna. Sehingga

larutan garam mempunyai kadar garam yang murni.

Untuk proses pembentukan rekristalisasi larutan garam dipanaskan sampai

terbentuk butiran kristal. Untuk mendapatkan butiran garam yang kering (Dry Basis), dapat dikeringkan lagi dengan oven dengan suhu diatas 1000C menggunakan suhu tersebut karena air yang ada pada butiran garam akan

menguap sempurna. Sehingga akan di dapatkan garam yang memenuhi standart

(21)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan-Bahan yang Digunakan 3.1.1. Bahan Utama

1. Garam Rakyat

3.1.2. Bahan Penolong 1. Aquadest

2. Na2HPO4

3. BaCO3

4. NaOH

3.2. Alat – Alat yang Digunakan 1. Termometer

2. Neraca analitik

3. pH meter

4. Kertas saring

5. Pengaduk

6. Erlenmeyer

7. Pipet

8. Beaker Glass

9. Stopwatch

10. Motor Pengaduk

11. Oven

(22)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

12

3.3. GAMBAR SUSUNAN ALAT

(23)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Gambar 3.03. Alat Oven Gambar 3.04. Neraca Analitik

3.4. Variabel yang dijalankan 3.4.1. Variable Tetap :

a. Massa Garam Rakyat = 200 gram

b. Volume Larutan total = 500 ml

c. PH = 10

d. Kecepatan Aduk = 350 rpm

3.4.2. Variabel berubah :

a. Waktu Pengadukan = 15, 25, 35, 45 (menit)

b. Penambahan Na2HPO4 = 2, 4, 6, 8, 10 (gram)

c. Penambahan BaCO3 = 2, 4, 6, 8,10 (gram )

3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Persiapan Alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dibersihkan

terlebih dahulu.

3.5.2. Prosedure Penelitian

1. Menganalisa awal garam rakyat.

2. Mempersiapkan garam rakyat dan aquadest 500 ml dalam bekker glass.

3. Menyaring kotoran yang ada dilarutan garam rakyat seperti kerikil dan

benda yang mengapung.

4. Menambahkan Na2HPO4 dan BaCO3

(24)

Proposal Penelitian Bab I Pendahuluan

14

5. Menambahkan NaOH sampai PH 10

6. Larutan garam diaduk dengan motor berpengaduk dengan kecepatan 350

rpm dengan waktu 15,25,35 dan 45 menit.

7. Diamkan sejenak hingga endapan terlihat, pisahkan endapan dengan filtrat

8. Filtrat dimasukkan dioven dengan temperature 130oC hingga terbentuk Kristal garam.

9. Menganalisa Kembali Produk garam rakyat yang dihasilkan.

3.6 Prosedure Analisa a. Analisa Garam

Dengan cara Argentometri menggunakan di titrasi Larutan

Standart AgNO3 0,1 N.

b. Analisa Ca dan Mg

Menggunakan Alat Flamefotometri dengan indikasi warna menyala

kuning.

c. Analisa SO4

(25)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 3. 7. Alur Proses

1. Proses garam

Gambar 3.05. Skema Penelitan

(26)

Laporan Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Seluruh analisa dalam proses Pemurnian Garam Rakyat, dianalisakan di

Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya dengan methode

spektrofotometri.

4.1.1. Analisa Bahan Baku

Berdasarkan hasil analisa bahan awal ( Garam Rakyat ) diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Analisa Garam Rakyat

No Komponen Kadar (%)

1 NaCl 76,46%

2 Ca 1,74 %

3 Mg 0,42%

4 SO4 1,49%

(27)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 4.1.2. Analisa Hasil Percobaan

Pada proses hidrolisis dengan variabel katalis yang dijalankan didapatkan

hasil analisa glukosa sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Analisa Kadar Glukosa setelah Proses Hidrolisis

NO Wakt u

pengadukan

Pengikat Impurit is

Berat % Kadar yang diperoleh

gram NaCl Ca M g SO4

1 15 menit

NaHPO4 2 80,82 1,32 0,38 1,32

4 81,6 1,29 0,36 1,16

+ 6 82,66 1,24 0,35 1,04

BaCO3 8 85,2 1,04 0,31 1,18

10 81,56 1,25 0,35 1,29

2 25 menit

NaHPO4 2 85,64 0,78 0,23 0,78

4 86,8 0,69 0,22 0,71

+ 6 87,75 0,51 0,21 0,62

BaCO3 8 90,82 0,43 0,18 0,52

10 85,5 0,56 0,21 0,66

3 35 menit

NaHPO4 2 95,6 0,06 0,14 0,46

4 95,65 0,056 0,13 0,38

+ 6 95,7 0,05 0,11 0,34

BaCO3 8 99,05 0,03 0,09 0,36

10 98,91 0,04 0,1 0,42

4 45 menit

NaHPO4 2 95,55 0,05 0,11 0,44

4 95,6 0,043 0,1 0,36

+ 6 95,65 0,04 0,09 0,34

BaCO3 8 98,7 0,03 0,1 0,35

10 98,85 0,04 0,1 0,41

Sumber : Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya (2012)

(28)

Laporan Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

18

4.1.3. Analisa Garam Setelah Proses Rekristalisasi

Setelah Proses rekristalisasi berlangsung sesuai dengan variabel yang

dijalankan, maka telah didapatkan kondisi terbaik untuk memperoleh kadar garam

yang terbaik. Kondisi yang terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3

dengan waktu pengadukan 35 menit penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram.

Dengan peran Na2HPO4 untuk bereaksi dengan senyawa CaCl, MgCl,CaSO4,

dan MgSO4 mengikat Ca dan Mg sedangkan BaCO3 untuk bereaksi dengan

CaSO4 dan MgSO4 mengikat SO4. Untuk NaOH berperan untuk manaikan PH

hingga 10 Untuk melihat prosentase impurities yang dapat terkonversi maka

dilakukan analisa kadar sebelum proses rekristalisasi ( Garam awal ) dan kadar

glukosa setelah proses Rekristalisasi ( Garam Akhir ) pada kondisi terbaik

tersebut. Adapun hasil analisa kadar Garam adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Analisa Kadar Garam setelah Proses Rekristalisasi

pada Kondisi terbaik

(penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dengan waktu pengadukan 35 menit)

Nama Sampel

% Kadar yang diperoleh

NaCl Ca M g SO4

Garam Aw al 76,46 1,74 0,42 1,49

Garam Set elah

Proses 99,05 0,03 0,09 0,36

(29)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 4.2. Pembahasan

Dari hasil analisa yang didapat, maka diperlukan pembahasan yang lebih

mendetail agar dapat diambil kesimpulan pada setiap tahapan proses.

4.2.1 Hasil NaCl Proses Rekristalisasi

Gambar 1. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan

terhadap hasil NaCl pada proses Rekristalisasi

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan

maka semakin tinggi kadar NaCl yang dihasilkan. Tapi pada waktu tertentu kadar

NaCl konstan ini membuktikan waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada

waktu pengadukan 35 menit. Semakin besar Na2HPO4 & BaCO3 yang

ditambahkan maka semakin tinggi NaCl yang didapatkan, tapi pada berat tertentu

didapatkan kadar NaCl konstan hal ini disebabkan karena semakin kecil

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 maka impurities yang bereaksi kecil sehingga

kadar NaCl yang dipreroleh juga kecil. Dan semakin besar penambahan Na2HPO4

& BaCO3 maka impurities yang bereaksi semakin besar. Didapatkan untuk

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 agar impurities bereaksi sempurna pada

penambahan 8 gram. sehingga Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar

NaCl terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu

pengadukan 35 menit yang menghasilkan kadar garam 99,05 %.

(30)

Laporan Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

20

4.2.2. Hasil Ca pada Proses Rekristalisasi

Gambar 2. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan

terhadap konversi Ca pada proses Rekristalisasi

Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan

maka semakin tinggi kadar Ca yang dihasilkan. Tapi pada waktu tertentu kadar Ca

konstan ini membuktikan pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu

pengadukan 35 menit. Semakin besar Na2HPO4 & BaCO3 yang ditambahkan

maka semakin rendah kadar Ca yang didapatkan, tapi pada berat tertentu kadar Ca

konstan hal ini disebabkan karena semakin kecil penambahan Na2HPO4 & BaCO3

maka Ca yang bereaksi kecil sehingga kadar Ca yang dipreroleh juga kecil. Dan

semakin besar penambahan Na2HPO4 & BaCO3 maka Ca yang bereaksi semakin

besar, didapatkan untuk penambahan Na2HPO4 & BaCO3 agar Ca bereaksi

sempurna pada penambahan 8 gram. sehingga Pada proses rekristalisasi telah

didapatkan kadar Ca terbaik yaitu pada penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram

(31)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim 4.2.3. Hasil Mg Proses Rekristalisasi

Gambar 3. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan

terhadap konversi Mg pada proses Rekristalisasi

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan

maka semakin tinggi kadar Mg yang dihasilkan. Tapi pada waktu tertentu kadar

Mg konstan ini membuktikan pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada

waktu pengadukan 35 menit. Semakin besar Na2HPO4 & BaCO3 yang

ditambahkan maka semakin rendah kadar Mg yang didapatkan, tapi pada besar

tertentu didapatkan kadar Mg konstan hal ini disebabkan karena semakin kecil

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 maka Mg yang bereaksi kecil sehingga kadar

Mg yang dipreroleh juga kecil. Dan semakin besar penambahan Na2HPO4 &

BaCO3 maka Mg yang bereaksi semakin besar. Didapatkan untuk penambahan

Na2HPO4 & BaCO3 agar Mg bereaksi sempurna pada penambahan 8 gram.

sehingga Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar Mg terbaik yaitu pada

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit yang

menghasilkan kadar Mg 78,57 %.

(32)

Laporan Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

22

4.2.3. Hasil SO4 Proses Rekristalisasi

Gambar 4. Pengaruh penambahan Na2HPO4 & BaCO3 dan waktu pengadukan

terhadap konversi SO4 pada proses Rekristalisasi

Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengadukan

maka semakin tinggi kadar SO4 yang dihasilkan. Tapi pada waktu tertentu SO4

konstan ini membuktikan pada waktu tertentu akan bereaksi sempurna pada waktu

pengadukan 35 menit. Semakin besar Na2HPO4 & BaCO3 yang ditambahkan

maka semakin rendah kadar SO4 yang didapatkan, tapi pada besar tertentu

didapatkan kadar SO4 konstan hal ini disebabkan karena semakin kecil

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 maka SO4 yang bereaksi kecil sehingga kadar

SO4 yang dipreroleh juga kecil. Dan semakin besar penambahan Na2HPO4 &

BaCO3 maka SO4 yang bereaksi semakin besar. Didapatkan untuk penambahan

Na2HPO4 & BaCO3 agar SO4 bereaksi sempurna pada penambahan 8 gram.

sehingga Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kadar SO4 terbaik yaitu pada

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit yang

menghasilkan kadar SO4 75,84 %.

Pada proses rekristalisasi telah didapatkan kondisi terbaik yaitu pada pada

penambahan Na2HPO4 & BaCO3 8 gram dan waktu pengadukan 35 menit

menghasilkan kadar garam 99,05, % , kadar Ca 98,27 % , kadar Mg 78,57 %, dan

(33)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Proses rekristalisasi dapat meningkatkan kadar garam hingga SNI 2. Didapatkan untuk kebutuhan Na2HPO4 8 gram.

3. Didapatkan untuk kebutuhan BaCO3 8 gram.

5.2. Saran 1.

(34)

Laporan Penelitian

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Sejarah penemuan garam, (Online) ,

(http://www.hajsmy.us/2011/10/sejarah-garam-dan-manfaat

garam.html, di akses 14 Juli 2012).

Anonim, 2012.Catatan lapangan Asdep Menko Perekonomian, (Online)

(ht t p:/ / w w w . Garam dan Indust ri Garam Indonesia _ Wat er Treat ment

Issue(s).ht m) Business New s, 10 Juli 2004)

Anonim, 2012. Keguanaan Garam Krosok, (Online) (http://cara-membuat.net/search/kegunaan-garam-krosok.html,diakses 12 Agustus

2012).

Ageng,Vita& Lukman,2010. .Studi Peningkatan Mutu Garam Dengan

Pencucian, Fak. Teknik Kimia, ITS .Surabaya

Badan Standart Nasional ,2012.SNI 01-3556-2000 Garam Beryodium,

(Online),(http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/cari_simple.ht

ml,diakses 12 Agustus 2012)

Djoko Wilarso,1996. Peningkatan Kadar NaCl Pada Proses Pencucian Garam Rakyat Di Pabrik : Litbang Ball Industri.

Farid dan Pandu, 2008. Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan

Kualitas”:Teknik Kimia,ITS: Surabaya.

Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan,

2011.Pembahasan Kurikulum Pelatihan Garam Tahun 2011, (Online),

(http://www. Pelatiahan-info-sni-garam.html,diakses 12 Agustus 2012)

Ridwan,2010. Proses Pembuatan Garam Kemurnian Tinggi Dengan Metode Evaporasi Tingkat Tinggi::Teknik Industri:Adiwidia.

(35)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim

PT.Garam, 2012. Petani Garam Rakyat Minta Dibantu Pengadaan Geo

Membran, (Online),

(http://www.tubasmedia.com/berita/petani-garam-rakyat-minta-dibantu-pengadaan-geo-membran/,diakses pada

tanggal 16 Agustus 2012)

PT. Geostructure Dynamic,2010. Instalasi Geomembran . (Online),

(http://geostructuredynamics.com/id/layanan/instalasigeosynthetics/ge

omembran diakses pada Tanggal 16 Agustus 2012)

Saksono. Nelson, 2003. Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi Dan Stabilitas Yodium Garam Konsumsi : Jurusan Teknik Gas Dan Petrokimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Sudarto, 2012. Teknologi Pergaraman Dongkrak Produksi Garam. (Online),

(http://www.tubasmedia.com/berita/teknologi-pergaraman

dongkrak-produksi-garam/ : tubas media: diakses pada 16 Agustus 2012) Setyopratomo.puguh,dkk. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl

Dengan Cara Rekristalisasi : Jurusan Teknik Kimia:Universitas Surabaya

(36)

LaporanPenelitian Appendiks

48

APPENDIKS

1. Perhitungan kebutuhan Na2HPO4 dan BaCO3 :

Dari jumlah aquades yang digunakan 500ml dan

Kelarutan Garam : 35,7 gram / 100 ml pada suhu 0oC 39,8 gram / 100 ml pada suhu 100oC

Dengan menggunakan interpolasi didapatkan kelarutan garam pada suhu 30oC

2−

2− 1 = 2−

2− 1 ...(1)

Dengan : x2 : 39,8 gram , y2 : 100oC x1 : 35,7 gram , y1 : 0oC x : x gram , y : 30oC didapatkan kelarutan garan pada suhu 30oC adalah 36,93 gram / 100 ml didapatkan untuk 500 ml adalah 184,65 gram garam Dengan Dat a Komposisi Garam rakyat : NaCl : 82,36 % CaCl2 : 1,64 % CaSO4 : 2,11 % M gSO4 : 2,05 % M gCl2 : 1,42 % H2O : 10,3 % KCl2 : 0,12 % Untuk kebutuhan Na2HPO4  3MgCl2 +2Na2HPO4+2NaOH Mg3(PO4)2 + 6NaCl +2H2O Dari data diatas dapat diketahui kebutuhan Na2HPO4 : Persen MgCl2 : 1,42 % = 1,42 100⁄ = 0,0142 Gram MgCl2 = 2 × = 0,0142 × 184,65 = 2,622 gram / 500ml larutan garam Mol MgCl2 = 2⁄ 2 = 2,622 95⁄ = 0,0276 BM M gCl2 : 95

BM CaCl2 : 111

BM M gSO4 : 120

BM CaSO4 : 136

BM NaOH : 40

BM Na2HPO4 : 142

BM BaCO3 : 116

(37)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia Perbandingan mol MgCl2 dan Na2HPO4 = × 2

= × 0,0276 = 0,0184

Maka gram Na2HPO4 = mol Na2HPO4 X BM Na2HPO4

= 0,01818 X 142 = 2,613 gram

 3CaCl2 +2Na2HPO4+2NaOH Ca3(PO4)2 + 6NaCl + 2H2O

Dari data diatas dapat diketahui kebutuhan Na2HPO4 :

Persen CaCl2 : 1,64 % = 1,64 100⁄ = 0,0164

Gram CaCl2 = CaCl 2 × = 0,0164 × 184,65

= 3,028 gram / 500ml larutan garam

Mol CaCl2 = CaCl 2⁄ CaCl2 = 3,28 111⁄ = 0,0273

Perbandingan mol CaCl2 dan Na2HPO4 = × CaCl 2

= × 0,0273 = 0,01818

Maka gram Na2HPO4 = mol Na2HPO4 X BM Na2HPO4

= 0,01818 X 142 = 2,583 gram

Sehingga total kebutuhan Na2HPO4 : 2, 613 + 2,583 = 5,196 gram

Untuk kebutuhan BaCO3

 MgSO4 + BaCO3 MgCO3 + BaSO4

Dari data diatas dapat diketahui kebutuhan BaCO3 :

Persen MgSO4 : 2,05 % = 2,05 100⁄ = 0,0205

Gram MgSO4 = MgSO4 × = 0,0205 × 184,65

= 3,785 gram / 500ml larutan garam

Mol MgSO4 = MgSO4⁄ MgSO4 = 3,785 120⁄ = 0,0315

(38)

LaporanPenelitian Appendiks

50

Perbandingan mol MgSO4 dan BaCO3=

BaCO3

MgSO4 × MgSO4

= × 0,0315 = 0,0315

Maka gram BaCO3 = mol BaCO3 X BM BaCO3

= 0,0315 X 142 = 3,66 gram

 CaSO4 + BaCO3 CaCO3 + BaSO4

Dari data diatas dapat diketahui kebutuhan BaCO3 :

Persen CaSO4 : 2,11 % = 2,11 100⁄ = 0,0211

Gram CaSO4 = MgSO4 × = 0,0164 × 184,65

= 3,896 gram / 500ml larutan garam

Mol CaSO4 = CaSO4⁄ CaSO4 = 3,896 136⁄ = 0,0286

Perbandingan mol CaSO4 dan BaCO3=

BaCO3

CaSO4 × CaSO4

= × 0,0286 = 0,0286

Maka gram BaCO3 = mol BaCO3 X BM BaCO3

= 0,0286 X 142 = 3,23 gram

(39)

Program Studi S - 1 Teknik Kimia 2. Perhitungan biaya yang bahan sebelum penelitian

Harga Bahan utama :

Garam Rakyat Rp. 1000,- /Kg

Harga bahan penolong :

1. Na2HPO4 Rp. 20.000,- / Kg

2. BaCO3 Rp. 10.000,- / Kg

3. NaOH Rp. 10.000,- / Kg

4. Aquadest Rp. 500,- / Liter

Jumlah Pemakaian :

1. Garam Rakyat 185 gram atau 0,185 Kg

2. Na2HPO4 5,2 gram atau 0,008 Kg

3. BaCO3 6,9 gram atau 0,008 Kg

4. NaOH 5 gram atau 0,005 Kg

5. Aquadest 500 ml atau 0,5 Liter

Perhitungan biaya pemakaian :

1. Garam Rakyat = ℎ × ℎ

= 1000 × 0,185 = . 185,−

2. Na2HPO4 = ℎ × ℎ

= 20.000 × 0,0052 = . 104,−

3. BaCO3 = ℎ × ℎ

= 10.000 × 0,0069 = . 69,−

4. Aquadest = ℎ × ℎ =

= 500 × 0,05 = . 250,−

Total biaya yang digunakan : Rp. 608,-

Total biaya per Kg digunakan : Rp. 3.040,-

(40)

LaporanPenelitian Appendiks

52

3. Perhitungan biaya yang bahan setelah penelitian Harga Bahan utama :

Garam Rakyat Rp.1000,- /Kg

Harga bahan penolong :

5. Na2HPO4 Rp. 20.000,- / Kg

6. BaCO3 Rp. 10.000,- / Kg

7. NaOH Rp. 10.000,- / Kg

8. Aquadest Rp. 500,- / Liter

Jumlah Pemakaian :

6. Garam Rakyat 185 gram atau 0,185 Kg

7. Na2HPO4 8 gram atau 0,008 Kg

8. BaCO3 8 gram atau 0,008 Kg

9. NaOH 5 gram atau 0,005 Kg

10.Aquadest 500 ml atau 0,5 Liter

Perhitungan biaya pemakaian :

1. Garam Rakyat = ℎ × ℎ

= 1000 × 0,185 = . 185,−

2. Na2HPO4 = ℎ × ℎ

= 20.000 × 0,008 = . 160,−

3. BaCO3 = ℎ × ℎ

= 10.000 × 0,008 = . 80,−

4. NaOH = ℎ × ℎ

= 10.000 × 0,005 = . 50,−

5. Aquadest = ℎ × ℎ =

= 500 × 0,05 = . 250,−

Total biaya yang digunakan : Rp. 725,-

Gambar

Tabel 2.I Tabel Kebutuhan Garam Nasional
Tabel 2.II.Tabel  Kandungan Garam Rakyat.
Tabel 2.III :Tabel SNI Garam Industri (SNI 0303-2012)
Gambar 3.05. Skema Penelitan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi pH, kadar minyak cenderung semakin kecil. Hal ini disebabkan semakin kecilnya diameter rata-rata mikrokapsul dengan naiknya pH sehingga

Garam konsumsi adalah garam yang dipergunakan untuk konsumsi dengan kadar NaCl paling sedikit 94,7% dihitung dari basis kering, sedangkan garam industri adalah garam

super merah disebabkan karena buah naga sangat tinggi kandungan airnya sehingga semakin banyak daging buah naga super merah yang ditambahkan maka semakin tinggi kadar air jenang

Hasil yang didapatkan adalah semakin kecil ukuran butir, maka semakin tinggi nilai massa jenisnya, nilai porositas semakin kecil, semakin tinggi nilai kadar airnya, dan nilai

Hasil yang didapatkan adalah semakin kecil ukuran butir, maka semakin tinggi nilai massa jenisnya, nilai porositas semakin kecil, semakin tinggi nilai kadar airnya, dan nilai

Sedangkan kadar air akan semakin rendah, jika konsentrasi asap cair yang ditambahkan pada buah kelapa sawit semakin tinggi, kadar air terendah diperoleh dari

Semakin tinggi penambahan tepung tapioka dan NaCl akan dapat meningkatkan kadar air yang lebih tinggi pada kamaboko ikan manyung.. Hal ini disebabkan karena NaCl

Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi pH, kadar minyak cenderung semakin kecil. Hal ini disebabkan semakin kecilnya diameter rata-rata mikrokapsul dengan naiknya pH sehingga