• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam Minggu Miko” Di Kompas TV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam Minggu Miko” Di Kompas TV)."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

ENGGAR KUSUMA WARDANI

NPM. 0943010088

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV” (studi deskriptif kuantitatif motif masyarakat Surabaya menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diana Amalia selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual, maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Suparwati selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ba[ak Juwito selaku Ketua Program Stusi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dosen dosem Program Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan ilmunya untuk dibekalkan kepada penulis.

4. Ayah dan Ibu selaku kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(3)

diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 20 November 2013

(4)

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

ABST RAK……… x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah……… 8

1.3 Tujuan Penelitian………. 8

1.4 Manfaat Penelitian………... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama………...10

2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua ………11

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa………..12

2.2.2 Teori Uses and Gratifications……….15

2.2.3 Televisi Sebagai Komunikasi Massa………..18

2.2.4 Program Hiburan……….24

(5)

3.2.1 Motif ………33

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel 3.3.1 Populasi……….40

3.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampl ………...41

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….46

3.5 Teknik Analisis Data………46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kompas TV 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kompas TV………..48

4.1.2 Visi dan Misi……….50

4.1.3 Logo Perusahaan………...50

4.1.4 Gambaran Umum Malam Minggu Miko di Kompas TV……….52

4.1.5 Gambaran Umum Surabaya Timur dan Surabaya Selatan………...53

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data 4.2.1 Identitas Pribadi………54

4.2.2 Motif Responden………...59

BAB V KESIMPUL AN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..85

5.2 Saran………86

(6)
(7)

3. Tabel 4.2………...55

4. Tabel 4.3………...56

5. Tabel 4.4………...58

6. Tabel 4.5………...59

7. Tabel 4.6………...60

8. Tabel 4.7………...62

9. Tabel 4.8………...63

10. Tabel 4.9………...65

11. Tabel 4.10………...67

12. Tabel 4.11………...68

13. Tabel 4.12………...70

14. Tabel 4.13………...71

15. Tabel 4.14………...73

16. Tabel 4.15………...74

17. Tabel 4.16………...76

18. Tabel 4.17………...77

19. Tabel 4.18………...79

(8)

Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Begitu banyaknya media massa yang ada saat ini membuat khalayak harus pintar-pintar dalam memilih yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tentunya juga dapat memberikan manfaat dan pengetahuan serta wawasan lebih terhadap khalayaknya yang sesuai dengan fungsi media massa yaitu memberikan informasi, edukasi, persuasif, dan hiburan. Tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV menyajikan sebuah program hiburan yang memiliki konsep berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan teori uses and gratifications karena yang menjadi permasalahan utama bukan bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana nedia memenuhi kebutuhan social khalayak.

Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Multistage Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan skala likert. Sampel penelitian adalah masyarakat Surabaya berusia 20 – 35 tahun yang menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan ada 3 motif yang mendasari dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV yaitu motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi social pada kategori sedang. Sedangkan motif hiburan pada kategori tinggi, karena motif tersebut dapat memenuhi kebutuhan khalayak yaitu gaya bercanda yang dikemas secara ringan dan pelepasan diri dari masalah sehingga dapat melupakan kepenatan yang dialami dalam kesehariannya.

Kata kunci : Motif, masyarakat di Surabaya, tayangan "Malam Minggu Miko" di Kompas TV

ABSTRACT

ENGGAR KUSUMA WARDANI, 0943010088, MOTIVE SURABAYA VIEWER'S IN WATCHING PROGRAMS " MALAM MINGGU MIKO" IN KOMPAS TV (quantitative descr iptive study of adolescents in Sur abaya motive watching the pr ogr am " Malam Minggu Miko" in Kompa s TV).

Developments in the world of entertainment and information currently has experienced a very rapid progress. How many mass media that exist today make audiences must be smart in choosing which suits their needs. Of course can also provide benefits and knowledge and more insight into the audiences that corresponden to the function of mass media namely give information, education, entertainment, and persuasive. Impressions "Malam Minggu Miko" on the Kompas TV present an entertainment program that has different concepts. The study using the uses and gratifications theory because the main problem is not how to research change the attitudes abd behavior of media audiences, but how the media fulfill the needs of the audience.

This multistage cluster random sampling used in withdrawal of samples. Data collection is using a questionnaire with a Likert scale techniques. The samples were rated ages 20 - 35 of Surabaya viewers who watched the program "Malam Minggu Miko" at Kompas TV.

(9)

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, tentunya media massa sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat untuk meng up – date berbagai berita serta informasi yang ada. Berbagai macam bentuk media massa baik berupa media massa cetak, elektronik, ataupun online tentu sudah menjadi sesuatu yang penting untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan bagi seharusnya kalangan masyarakat karena memberikan manfaat bagi khalayak media, baik berupa pengetahuan baru, berita-berita terkini, menambah wawasan ataupun sekedar hiburan bagi khalayak media tersebut. Begitu banyaknya media massa yang ada saat ini membuat khalayak harus pintar-pintar dalam memilih serta memilah mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tentunya juga dapat memberikan manfaat dan pengetahuan serta wawasan lebih jterhadap khalayaknya yang sesuai dengan fungsi media massa yaitu memberikan informasi, edukasi, persuasif, dan hiburan.

(10)

melakukan komunikasi tidak pernah lepas dari peran teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi juga telah mendorong perkembangan komunikasi massa. Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi terbaru, maka saat ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi masyarakat. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan menempuh hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kpta, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. (Mulyana, 2008:5)

(11)

2008:1)

Televisi sebagai salah satu media elektronik dalam komunikasi massa dianggap telah berhasil dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan siaran informasi, hiburan, dan pendidikan kepada masyarakat luas. Karena bila dibandingkan dengan radio yang hanya dapat didengar, televisi mempunyai pengaruh yang lebih kuat karena selain siarannya dapat didengar, televisi juga dapat dilihat sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih mudah ditangkap oleh masyarakat. Selama menyaksikan televisi seseorang dapat melakukan berbagai kegiatan. Selain itu juga yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan pengetahuan yang luas terhadap sesuatu yang disajikan oleh televisi. Tidak heran jika televisi memiliki daya tarik yang kuat .

(12)

berkembang pesat acara hiburan yang disuguhkan oleh masing-masing stasiun televisi sehingga masyarakat tinggal memilih mana program komedi yang mereka ingin menonton. Acara komedi bagaikan obat penghilang stress bagi masyarakat yang sudah cukup penat dengan ,pekerjaan mereka. Jika menonton acara komedi mereka akan langsung merasa "fresh" karena tertawa mendengar lawakan-lawakan di acara komedi. Namun program komedi saat ini lebih condong dengan menggunakan unsur kekerasan dan olok-olokan agar terlihat lucu.

Salah satu program drama komedi yang memiliki konsep serial komedi yang berbeda yaitu Malam Minggu Miko yang ditayangkan di Kompas TV. Serial komedi "Malam Minggu Miko" berhasil menjadi salah satu tontonan yang digemari masyarakat. Tak hanya melalui siaran televisi, setiap episodenya juga selalu diunggah di akun Youtube Raditya Dika. Bahkan saking populernya akun Youtube Raditya Dika memiliki subscriber tertinggi di Indonesia. Subscriber akun Youtube tersebut mencapai 823.768 dan menjadi akun nomor satu di Indonesia. (www.wowkeren.com/berita/tampil/00038851.html)

(13)

"Malam Minggu Miko" adalah serial komedi yang dibuat oleh Raditya Dika, dimana selain sebagai pemain utama, ia juga menjadi produser, penulis cerita sekaligus pengarah dalam penggarapannya. Selain Raditya Dika serial ini juga dibintangi oleh Ryan Adriandhy dan Hadian Saputra. Serial ini merupakan serial komedi pertama di Indonesia yang menggunakan gaya Mockumentary yaitu membuat lawakan sederhana dengan konsep cerita fiksi sederhana, cerdas dan dalam setiap penayangannya masing-masing berdurasi 12 menit itu dimulai pada 10 Desember 2012. "Malam Minggu Miko" muncul berdasarkan keinginan Dika membuat serial komedi. Awal dibuatnya "Malam Minggu Miko" karena rasa prihatin dan bosannya dengan tontonan TV Indonesia yang cenderung menonton, hingga akhirnya Raditya Dika berusaha membuat lawakan sederhana dengan konsep cerita fiksi yang sederhana dan diupload di Youtube. Namun ternyata video tersebut ditonton ratusan ribu pengunjung, hingga akhirnya Kompas TV tertarik untuk menayangkannya sehingga sejak saat itu Kompas TV memegang hak siar sepenuhnya. (www.muvila.com/read/malam-minggu-miko-tayang-di-kompas-tv)

(14)

seekor kucing yang menjadi hewan peliharaan. "Malam Minggu Miko" tayang setiap hari pukul 17:00 WIB dan berdurasi tayang setengah jam (30 menit). Serial drama komedi "Malam Minggu Miko" memiliki judul0judul yang bereda-beda disetiap episodenya, namun masih bercerita tentang kisah percintaan. Namun setelah tayang di Kompas TV, "Malam Minggu Miko" juga akan ditayangkan ulang di Youtube. Maka dari penjelasan diatas penulis ingin meneliti tentang "Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan"Malam Minggu Miko" Di Kompas TV".

Menurut Gerungan motif merupakan suatu pengertian yang mencakup semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Disamping sebagai pendorong diri dalam diri individu, motif juga mencakup pengertian tentang tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa kategori dalam motif, tetapi dalam penelitian ini digunakan kategori motif menurut McQuail (2002:72) yaitu motif identitas pribadi yaitu motif yang menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan khlayak sendiri, motif integrasi dan interaksi sosial yaitu yang berkaitan dengan keinginan individu untuk berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, dan motif hiburan atau diversi yaitu motif yang mendasari penonton untuk melepaskan diri dari masalah atau bersantai dan untuk mengisi waktu luang.

(15)

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering dugunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Pendekatan Uses and Gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam Uses and Gratifications mencoba untuk menjawab pertanyaan : "Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?" (McQuail, 2002:388)

Sesuai pendekatan Uses and Gratifications bahwa model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak secara aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbuk Uses and Gratificstions, penggenaan, dan pemenuhan kebutuhan (Rachmat,2001:65)

(16)

tayangan televisi. Teknik penarikan sampel yang peneliti gunakan yaitu teknik sampling purposive/purposive sampling.

1.2 Rumusa n Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan "Malam Minggu Miko" Di Kompas TV?"

1.3 Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif masyarakat Surabaya menonton tayangan "Malam Minggu Miko" di Kompas TV.

1.4 Ma nfaat Penelitian 1.Manfaat Teoritis

(17)

2.Secara Praktis

(18)

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Ter dahulu

2.1.1 Penelitian Ter dahulu Per tama

Penelitian ini berjudul Motif Masyarakat Surabaya Dalam Menggunakan iPhone. Masalah ini dilakukan karena ingin mengetahui bagaimana motif para pengguna ponsel pintar iPhone yang berada di Surabaya, karena iPhone memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga menjadikan iPhone tetap stabil dalam penggunannya. Dari grafik global ICT developments tahun 2001 - 2011 terlihat bahwa mobile cellular telephone yang mengalai perkembangan paling pesat (ITU

World Telecommunication, Global ICT Develpment, 2011). Teori yang digunakan yaitu Uses and Gratifications. Indikator pengukuran yang dipakai meliputi: akses pemanen, hiburan, interaksi sosial, daya tarik, koneksi, instrumentalis, dan mode / status. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif pada 76 pengguna iPhone yang berdomisili di Surabaya, dengan menggunakan teknik non probability purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan

(19)

per bulannya berkisar antara 1.000.001 - 4.000.000 rupaih, di mana mereka memiliki iPhone karena membelinya sendiri. Selain itu, ditemukan pula sebuah kesimpulan bahwa dari iPhone seri pertama sampai iPhone yang terbaru, motif tertinggi dalam penggunaannya tetap konsisten ada pada indikator hiburan. (jurnal e-komunikasi universitas Petra Surabaya vol.1 no.1 tahun 2013)

2.1.2 Penelitian Ter dahulu Kedua

(20)

dalam program talk shwo di Radio Antariksa baik melalui telepon, layanan pesan singkat (SMS), e-mail, BBM, dan live streaming. Teknik yang digunakan yaitu available sampling . (jurnal ilmiah Act AWS vol. 3 no. 1 tahun 2011)

2.2 Landasan Teor i

2.2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak tersebar, heterogen dan menimbulkan media alat-alat elektronik sehingga pesan yang sama dapat diartikan secara serempak dan sesaat. Maka komunikasi yang ditujukan kepada massa dengan menggunakan media elektronik khususnya televisi merupakan komunikasi massa (Rakhmat, 1991 : 189). Menurut Bittner,“komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)”. Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. (Ardianto, 2004 : 3)

(21)

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan – pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran – saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi”. (Wiryanto 2000 : 3). Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat – alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan – pesan komunikasi. (Wiryanto, 2000 : 1). Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mass

communication, kependekan dari mass media communication

(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. (Wiryanto, 2000 : 2)

(22)

dibukanya pintu lintasan kereta api. Massa disini bukan sekedar orang banyak disuatu lokasi yang sama. Massa kita artikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat – alat komunikasi massa atau orang – orang pada ujung lain dari saluran”. (Wiryanto, 2000 :2).

Melalui defiisi-definisi tersebut diatas, setidaknya terdapat tujuh ciri komunikasi massa yang menurut Nurudin (2004: 19), yaitu:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum 4. Media massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

(23)

komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan ketebukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali

hubungannya dengan sifat heterogen komunikan

c.Media massa menimbulkan keserampakkan artinya keserampakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komuniaktor, dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.

d.Hubungan komunikator-komunikator bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non pribadi ini timbul disebabkan karena teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagaian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi oeranan komunikator yang bersifat umum.

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.

(24)

Teori ini menjelaskan bahwa sebenarnya khalayak adalah pihak yang aktif. Model Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang dilakukan media kepada diri orang lain, tetapi lebih tertarik kepada apa yang dilakukan orang lain terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. (Rakhmat, 2001 : 65). Jadi bisa dikatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak berdasarkan kebutuhan – kebutuhan yang akan dipenuhi.

Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan social khalayak (Effendy, 2000 : 209). Adapun asumsi – asumsi dasar dari model Uses and Gratifications menurut Blummer dan Katz adalah :

1. Khalayak dianggap aktif, berarti sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemenuhan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

(25)

hanyalah bagian dari tantangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi oleh konsumsi media, ini tergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilik media massa menganggap orang cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa adalah berguna (Utility), bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality), dam bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity), juga bahwa khalayak sebenarnya keras kepala (stubborn).

5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak. (Rakhmat, 2001 : 65).

Secara umum Katz, Gueviritcth dan Haas (dalam Effendy, 2003 : 294) berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklarifikasikan dalam lima kelompok yaitu :

(26)

2. Affective needs (kebutuhan afektif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman estetis, menyenangkan, dan emosional.

3. Personal Integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal – hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Social integrative needs (kebutuhan social secara integratif) kebutuhan yang berkaitan dengan peneguh kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal – hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escaipst needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat yang akan keanekaragaman.

(27)

2.2.3 Televisi Sebagai Komunikasi Massa

Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh, dan visi atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglrbatan. Dengan demikian. televisi dengan bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima (televisi set) (Wahyudi, 1986 : 49).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1335), televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) memalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.

(28)

broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas (Wahyudi, 1986: 3).

Alat-alat audiovisual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan televisi diterima dan diartikan berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi dan situasinya. Ada yang terhibur dan puas dan ada yang tidak. Seperti yang diungkapkan Wahyudi (1986 : 215), televisi tidak dapat memuaskan semua orang pada saat bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, status sosial, kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah, yang semuanya merupakan hal wajar karena sifat manusia yang berbeda-beda.

(29)

Televisi biasa juga dikatakan sebagai “kotak ajaib” dunia. Dikarenakan penyuguhan informasinya sangat menarik dengan menampilkan gambar, suara, warna, dan kecepatan yang menjadi favorit sejak awal penemuannya. Menurut Ardianto dkk. (2007: 137- 140) beberapa faktor dan karakteristik yang menarik dari televisi sehingga pemirsa mempunyai minat yang sangat tinggi untuk menontonnya, yaitu:

1. Audio visual

Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat atau biasa disebut dengan audiovisual.

2. Berfikir dalam gambar,

pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar. Kedua, adalah penggambaran (picthurization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian

(30)

Menurut Dominick yang dikutip oleh Ardianto, dkk (2007: 15-17) menyebutkan bahwa televisi merupakan alat komunikasi massa yang memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Pengawasan (Survillance)

Fungsi ini terbagi dua, yaitu pengawasan peringatan ketika media massa menginformasikan tentang ancaman kondisi efek yang memprihatinkan dan pengawasan instrumental merupakan penyampaian dan penyebaran informasi memilki kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penafsiran (Interpretation)

Televisi tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.

3. Pertalian (Linkage)

Fungsi ini merupakan penyatuan anggota masyarakat yang beragam, membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama.

4. Penyebaran Nilai (Transmission of Values)

(31)

Fungsi telivisi ini untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak.

Kehadiran televisi begitu berarti bagi masyarakat. Televisi menjadi suatu kebutuhan dalam ruang publik. Tayangan program acara yang beraneka ragam, mendapat perhatian dari masyarakat. Tentunya televisi mampu menyampaikan pesan yang seolah-olah langsung antara komunikator dengan komunikan.

Melalui televisi masyarakat menjadi tahu berbagai macam informasi. Televisi telah mampu menembus ruang kehidupan masyarakat. Peranan televisi selain sebagai alat informasi juga sebagai kontrol sosial, hiburan serta media penghubung secara geografis yang akan berpengaruh sangat besar terhadap masyarakat. Secara sadar atau tidak sadar pola kehidupan masyarakat telah berubah dan dikendalaikan oleh televisi itu sendiri. Banyak jadwal kegiatan masyarakat berubah diseusaikan dengan jadwal program acara yang mereka senangi di televisi.

(32)

yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.

2.2.4 Program Hibur an

Menurut Winarso dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Massa, hal yang paling jelas dari fungsi - fungsi media massa adalah hiburan. Televisi terutama dicurahkan pada hiburan, dengan kira - kira tiga perempat hari siaran khusus harian yang masuk dalam kategori ini. Lingkup hiburan media massa ini mengagumkan. Ada banyak jenis dan macam acara hiburan di televisi, diantaranya adalah :

1.Variety Show

Suatu acara dimana didalamnya terdapat berbagai macam permainan, kuis, musik, atau kuis interaktif.

2.Kuis

Acara yang menyajikan suatu permainan yang dilakukan secara berkelompok atau secara individu.

(33)

Acara yang berisikan tentang berbagai jenis aliran musik, baik pop, dangdut, jazz, rock, dan sebagainya.

4.Sandiwara komedi

Acara yang menyajikan suatu program acara yang memiliki unsur komedi atau humor yang tinggi sehingga menjadi favorit para pemirsa, karena hampir disetiap stasiun televisi memiliki program komedi andalannya.

5.Film

Film terdiri dari beberapa macam, contohnya film kartun, film drama, dan film action.

6.Sinetron

Acara yang menyajikan suatu cerita yang bersambung dan biasanya disajikan dengan kehidupan masyarakat yang ada pada saat ini atau kehidupan terdahulu.

7.Sport

(34)

2.3 Pr ogram Acar a Malam Minggu Miko

Malam Minggu Miko adalah serial komedi yang dibuat oleh Raditya Dika, dimana selain sebagai pemain utama, ia juga menjadi produser, penulis cerita sekaligus pengarah dalam penggarapannya. Selain Raditya Dika, serial ini juga dibintangi oleh Ryan Adriandhy dan Hadian Saputra. Serial ini merupakan serial komedi pertama di Indonesia yang menggunakan gaya Mockumentary. Serial Malam Minggu Miko menceritakan pengalaman absurd

Miko yang diperankan oleh Raditya Dika dan teman baiknya Rian yang diperankan oleh Ryan Adriandhy yang selalu dilanda kegalauan dan dilema dalam menghadapi setiap malam minggu mereka. Mereka berdua tinggal disebuah rumah kontrakan, dan memiliki seorang pembantu bernama Anca yang diperankan oleh Hadian Saputra. Tak ketinggalan juga sang binatang peliharaan pun ikut terlibat didalam serial ini, yaitu seekor kucing yang bernama Monalisa. Di dalam penayangannya Malam Minggu Miko di Kompas TV berdurasi 12 menit pada setiap episodenya dan berdurasi 30 menit tayangan di Kompas TV.

2.4 Penger tian dan Deskr ipsi Motif

(35)

Istilah motif berasal dari kata Motive yang berarti dorongan dalam diri organism untuk menentukan pilihan – pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan larangan keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggunakan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu. (Ahmadi, 1999 : 102).

Woodworth dalam Purwanto (2002 : 64) menggolongkan motif menjadi tiga golongan yaitu :

1. Kebutuhan – kebutuhan organis

Yakni motif yang berhubungan dengan kebutuhan – kebutuhan bagian dalam dari tubuh (kebutuhan – kebutuhan organis), seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan beristirahat atau tidur. 2. Motif – motif yang timbul sekonyong – konyong (emergency motive)

(36)

berikhtiar (mengatasi suatu rintangan). 3. Motif Subjektif

Yakni motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita menyadarinya), misalnya; motif menyelidiki.

Purwanto dalam buku Psikologis Pendidikan (2002 : 70) menjelaskan fungsi atau guna dari motif – motif tersebut adalah :

1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energy (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

2. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita – cita. Motivasi mencegah penyelewengann dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan – perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

(37)

manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Disamping sebagai pendorong dari dalam diri individu, motif juga mencakup pengertian tentang tujuan yang hendak dicapai. Sehingga dapat dikatakn bahwa manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif juga bertalian erat dengan suatu tujuan, suatu cita – cita dalam artian semakin berharga suatu tujuan bagi yang bersangkutan, semakin kuat pula motifnya. (Gerungan, 2002 : 40).

Motif tidak dapat dipisahkan dari kekuatan seseorang suatu organisme yang berbuat sesuatu, sedikit banyak ada kebutuhan didalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapai. Kebutuhan inilah yang menyebabkan timbulnya motif yang mendororng aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. (Gerungan, 2002 : 140 – 142).

Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan – kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang dan dalam pengklasifikasiannya ada beberapa kategori dalam motif, tetapi dalam penelitian ini digunakan kategori motif menurut McQuail (2002 ; 72) yaitu :

1. Motif Informasi (Suveillance)

(38)

masyarakat dan dunia. Dorongan mencari konfirmasi untuk menentukan pendapat atau suatu pilihan, dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat, misalnya mahasiswa di kota Surabaya ingin mengetahui cara pembuatan video berdurasi pendek .

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi. Khalayak sendiri menemukan model perilaku dari artis – artis pemain serial Malam Minggu Miko yang menjadi inspirasi buat mereka.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship)

Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, didalam mempertahankan norma – norma social. Motif ini didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi, misalnya ingin menjadikan segala wacana yang diperoleh dari menggemari atau menyaksikan tayangan Malam Minggu Miko sebagai bahan pembicaraan dengan pasangan, teman, keluarga atau orang lain.

4. Motif Hiburan (Diversi)

(39)

jiwa dan penyaluran emosi, misalnya, remaja di kota Surabaya menyaksikan tayangan Malam Minggu Miko hanya untuk sekedar mengisi waktu luang. Berdasarkan motif – motif inilah yang kemudian mendorong individu untuk memenuhi kebutuhannya dalam menyaksikan tayangan Malam Minggu Miko. Jadi dalam penelitian ini, penelitian hanya dibatasi pada motif yang mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan akan tayangan Malam Minggu Miko.

2.6 Kerangka Ber pikir

Kebutuhan 1. Kebutuhan Kognitif 2. Kebutuhan Afektif 3. Kebutuhan Integratif Personal 4. Kebutuhan Integratif Sosial 5. Kebutuhan Eskapis Motif remaja Surabaya menonton tayangan Malam Minggu Miko Di Kompas TV 1. Motif Identitas pribadi (personal identity)

(40)
(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif yaitu metode yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis peristiwa – peristiwa yang terjadi saat penelitian berlangsung. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan penelitian dengan cara mengukur indikator – indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variabel – variabel tersebut.

(42)

3.2 pengukur an var iabel

3.2.1 motif

Istilah motif berasal dari kata Motive yang berarti dorongan dalam diri organism untuk menentukan pilihan – pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan larangan keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggunakan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu. (Ahmadi, 1999 : 102).

Motif yang digunakan dalam penelitian ini adalah motif yang dikemukakan oleh McQuail yaitu motif informasi, motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan. Adapun indicator dari keempat motif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Motif Identitas Personal

(43)

a.Karena tayangan "Malam Minggu Miko" merupakan tayangan yang sedang digemari

b.Menonton tayangan "Malam Minggu Miko" karena mengikuti teman atau tetangga

c.Karena ingin mengetahui persamaan personal dengan para pemain "Malam Minggu Miko"

d.Karena ingin memperoleh teman ngobrol dengan kegemaran yang sama melalui media social twitter

2. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, antara lain :

a.Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain melalui media social

b.Berbagi tips dan trik dengan orang lain 3. Motif Hiburan

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri dari :

(44)

b. Mengisi waktu luang bersama keluarga, sahabat, dan teman

c. Merasa lebih rileks karena tema yang dibahas cenderung ringan dan santai

d. Karena ingin menghilangkan stress atau beban pikiran karena rutinitas yang padat.

Indikator untuk motif masyarakat di wilayah Surabaya dapat ditunjukkan melalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut :

STS (Sangat Tidak Setuju) : diberi skor 1, jika responden sangat tidak sependapat dengan pernyataan yang

diajukan.

TS (Tidak Setuju) : diberi skor 2, jika responden tidak sependapat dengan pernyataan yang diajukan

(45)

menyetujui dan sependapat dengan pernyataan yang diajukan.

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu (undecided), alasannya menurut Hadi (2000:20) adalah :

a.Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrument.

b.Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c.Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden.

Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor pada tiap-tiap indikator motif yang diperoleh dari tiap-tiap kuisioner, sehingga diperoleh total dari tiap pernyataannya tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya, tiap-tiap indikator motif diukur melalui pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuisioner. Kemudian jawaban yang telah dipilih diberi skor dan di total.

(46)

ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi, sedang, rendah menggunakan rumus :

Range (R): Skor tertinggi - Skor terendah Jenjang yang diinginkan

Keterangan : Range (R) : batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : Pertanyaan antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan

Jenjang : batasan dari setiap angkatan

Ma ka : inter val = (4x3) - (1x3) = 3 3

(47)

para pemain, ingin menerapkan tips dan trik dalam kehidupan sehari - hari, menemukan pemahaman mengalami kehidupan.

Motif Identitas personal = (4x3) - (1x3) = (12 - 3) = 3

3 3

Rendah = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 3 - 6.

Sedang = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 7 - 9.

Tinggi = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 - 12.

2. Pada motif integrasi dan interaksi sosial terdapat 2 pertanyaan tentang responden dalam menonton tayangan Malam Minggu Miko. Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial , berbagi pengalaman dengan orang lain, memberikan informasi kepada teman atau masyarakat sekitar.

Motif Integrasi dan interaksi sosial = (4x3) - (1x3) = (12 - 3) = 3

3 3

Rendah = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 3 - 6

(48)

Tinggi = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 - 12

3. Pada motif hiburan terdapat 5 pertanyaan tentang responden dalam menonton tayangan Malam Minggu Miko.m menikmati gaya bercanda yang dikemas berbeda, ingin mengisi waktu luang, ingin melihat bintang tamu, memperoleh kenikmatan jiwa, ingin menghilangkan kejenuhan akibat kelelahan.

Motif hiburan = (4x5) - (1x5) = (20 - 5) =5

3 3

Rendah = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 5 - 9

Sedang = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 - 15

Tinggi = bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 16 - 21

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penar ikan Sampel

(49)

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di kota Surabaya. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki periset baik biaya, waktu, tenaga. Kenyataannya periset dapat mempelajari, memprediksi dan menjelaskan sifat – sifat suatu obyek atau fenomena tersebut. Sebagian dari keseluruhan obyek atau fenomena yang akan diamati inilah yang disebut sampel. Sedangkan keseluruhan obyek atau fenomena yang akan diamati disebut populasi. (Rachmat, 2006 : 151).

3.3.2 Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

(50)

Keterangan :

N : Jumlah populasi n : Jumlah sampel

d : Presisi (derajat ketelitian = 0,1)

= 1065890

1065890 (0,1)² + 1 = 1065890

10659,0

= 99,9990619 (hasil ini dibulatkan menjadi 100 responden)

Dengan demikian banyaknya jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 100 responden. Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan batasan yaitu responden yang menonton acara Malam Minggu Miko di Kompas TV minimal 1 kali dalam seminggu.

(51)

Sampel disini adalah masyarakat usia 20-35 tahun yang bertempat tinggal di Surabaya yang menonton tayangan "Malam Minggu Miko" di Kompas TV. Mengingat responden dalam penelitian ini banyak dan tersebar luas dalam wilayah kota Surabaya, populasinya dipilih secara acak (random) dan keadaan populasi bersifat homogen dan juga agar memudahkan perhitungan dalam penelitian ini.

Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah mengetahui wilayah yang terdapat di kota Surabaya yaitu Surabaya Timur, Surabaya Barat, Surabaya Selatan, Surabaya Utara dan Surabaya Pusat. Kemudian diambil secara acak (random) muncul wilayah Surabaya Timur dan Surabaya Selatan

2. Langkah kedua adalah pengambilan secara acak (random) lagi ke bagian kecamatan. Wilayah Surabaya Timur terpilih kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Gunung Anyar sedangkan wilayah Surabaya Selatan terpilih kecamatan Wonokromo dan kecamatan Gayungan.

(52)

Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden adalah 100 remaja. Selanjutnya, dialokasikan secara proporsional jumlah responden disetiap kelurahan dapat ditentukan melalui rumus :

N1

Keterangan :

n1 : Jumlah penduduk di suatu kelurahan Ni : Jumlah Stratum ke-1

n : Jumlah Sampel minimal yang ditetapkan N : Jumlah seluruh penduduk

Tabel 3.1

Masyarakat berusia 20-35 tahun di 8 kelurahan

No Kelurahan Jum lah

1 Semolowaru 7.945

2 Klampis Ngasem 2.232

3 Gunung Anyar 7.865

4 Rungkut M enanggal 5.008

5 Wonokromo 2.230

6 Ngagel 2.249

7 Ketint ang 3.690

8 Dukuh M enanggal 2.307

Tot al 33.526

Sumber : Badan Statistik Surabaya N1 = Ni xn

(53)

Berdasarkan data diatas maka diperoleh data berdasarkan perhitungan : a. Kelurahan Semolowaru

7945 x 100 = 23,6 dibulatkan 23 33.526

b. Kelurahan Klampis Ngasem 2232 x 100 = 6,65 dibulatkan 7 33526

c. Kelurahan Gunung Anyar

7865 x 100 = 23,45 dibulatkan 23 33.526

d. Kelurahan Rungkut Menanggal 5008 x 100 = 14,93 dibulatkan 15 33.526

(54)

f. Kelurahan Ngagel

2249 x 100 = 6,70 dibulatkan 7 33.526

g. Kelurahan Ketintang

3690 x 100 = 11,0 dibulatkan 11 33.526

h. Kelurahan Dukuh Menanggal 2307 x 100 = 6,88 dibulatkan 7 33.526

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini, menurut cara memperolehnya dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :

1. Data Primer

(55)

pertanyaan yang diajukan kepada masyarakat usia 20-35 tahun yang menonton tayangan "Malam Minggu Miko" di Kompas TV.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber – sumber informasi kedua seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menjelaskan variabel – variabel tanpa mencari korelasi satu sama lainnya. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendeskripsikan motif masyarakat di kota Surabaya yang menonton tayangan Malam Minggu Miko di Kompas TV. Pengolahan data dari hasil kuesioner tersebut terdiri dari : mengedit, mengkode dan memasukkan data tersebut kedalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabel frekuensi dari setiap pertanyaan yang diajukan.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus :

P = F x 100% N

(56)

P : Presentase Responden

F : Frekuensi Responden

N : Jumlah Responden

(57)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kompas TV

4.1.1 Sejarah dan Per kembangan Kompas TV

Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan mediaterbesar di Indonesia, namun awalnya, Kompas Gramedia lebih mengarah ke print media,seperti koran Kompas, dan majalah-majalahhampir seratus majalah. Pada awalnya, Kompas memiliki tv yangbernama TV7, namun kemudian TV7 dibeli sahamnya oleh Trans Corp,yang berganti nama menjadi Trans 7.

Jacob Utama selaku pemilik Kompas Gramedia inginmempunyai sebuah stasiun televisi yang bisa mengubah Indonesiamenjadi lebih baik. Dengan tekad dan tujuan tersebut, beliau akhirnya mendirikan tv baru, yang contentnya lebih menginspirasi Indonesiaserta memiliki nilai-nilai yang baik. Akhirnya muncullah Kompas TV.

(58)

Knowledge atau Discovery Channel) dan program entertainment. Rencananya,Kompas TV akan launching segera, sekitar bulan September. KompasTV akan muncul sebagai free to air terrestrial tv, yaitu siaran yangditerima antena-antena biasa yang banyak terdapat di rumah-rumah, namun sistemnya berjaringan. Sistemnya berjaringan karena KompasGramedia TV bekerja sama dengan tv-tv lokal di daerah, dan tv-tv lokaltersebut kemudian akan diperbarui pemancarnya. Kemudian stationreceiver Kompas Gramedia TV adalah stasiun tv-tv lokal tersebut.Di luar Kompas Gramedia TV, Kompas Gramedia grup memilikiKG Production, dengan Indra Yudhistira sebagai direkturnya. KG Productiondibagi menjadi tiga, dalam arti harus memproduksi tiga macam tayangan,yaitu :

- Program-program televisi

Program-program tv adalah program yang nantinya akan ditayangkan diKompas TV, program ini merupakan program rutin dengan beberapapaket episode untuk setiap programnya.

- Film

(59)

3.1.2 Visi & Misi

“To be the most creative organization in southeast asia to

enlightpeople's live with programmes and services that inform, educationand

entertaint and to engange our audiences with an independent,distinctive and

appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform

service.“

3.1.3 Logo Per usahaan

Ga mbar 3.3 Logo Kompas TV

Kompas TV, sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangantelevisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yangdiusung, Kompas TV mengemas program tayangannews, adventure &

knowledge,entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten

(60)
(61)

bagi keluarga Indonesia. Karena merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut membentuk moral bangsa.Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari Kompas Gramedia Group yang memiliki motto Enlightening People, Kompas TV didukung dengan komposisi karyawan

berkualitas dan berdedikasi tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi Indonesia.

4.1.2 Gambar an Umum " Malam Minggu Miko" di Kompas TV

Malam Minggu Miko adalah serial komedi yang dibuat oleh Raditya Dika, dimana selain sebagai pemain utama, ia juga menjadi produser, penulis cerita sekaligus pengarah dalam penggarapannya. Selain Raditya Dika, serial ini juga dibintangi oleh Ryan Adriandhy dan Hadian Saputra. Serial ini merupakan serial komedi pertama di Indonesia yang menggunakan gaya Mockumentary. Serial Malam Minggu Miko menceritakan pengalaman absurd

(62)

Kompas TV berdurasi 12 menit pada setiap episodenya dan berdurasi 30 menit tayangan di Kompas TV.

4.1.3 Gambar an Umum Sur abaya Timur dan Sur abaya Selatan

Dalam penelitian ini, sasaran lokasi penelitian adalah wilayah Surabaya Timur dan Surabaya Selatan. Surabaya Timur memiliki kecamatan diantaranya Tambaksari, Gubeng, Rungkut, Tengilis Mejoyo, Gunung Anyar, Sukolilo, dan Mulyorejo dan yang terpilih adalah kecamatan Sukolilo dan kecamatan Gunung Anyar. Kecamatan Sukolilo terpilih dua kelurahan yaitu Semolowaru dan Klampis Ngasem, sedangkan kecamatan Gunung Anyar terpilih kelurahan Gunung Anyar da kelurahan Rungkut Menanggal.

(63)

4.2 penyajian data dan analisis data

4.2.1 identitas pr ibadi

Identitas yang dimaksud ini adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik resonden yaiyu : usia, pendidikan terakhir, dan jenis kelamin.

1. Responden ber dasar kan usia

Berdasarkan hasil penelitian bahwa usia responden yang pernah menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV adalah 20-35 tahun. Untuk men yederhanakan tampilan data maka, penelitian diklasifikasikan 3 jenjang sebagai berikut :

Tabel 4.1

Responden ber dasar kan usia

No Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 20 – 23 43 43

2 24 – 27 36 36

3 28 – 31 16 16

4 32 – 35 5 5

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner 1 dan 2

(64)

hingga umur 35 tahun, untuk pilihan responden ini dipilih usia tersebut karena tayangan “Malam Minggu Miko” merupakan program yang ditayangkan untuk memberikan kesegaran disaat terlalu lelah dalam pekerjaan sehari-hari. Dari tabel diatas masyarakat berumur 20 – 23 tahun sebesar 43 responden (43%), 36 responden (36%) yang berumur 24 – 27 tahun, 16 responden (16%) yang berumur 28 – 31 tahun, dan 5 responden (5%) yang berumur 32 – 35 tahun. Hal ini menunjukkan mayoritas yang menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV berumur 20-35 tahun, karena pada umur tersebut lebih menginginkan tayangan yang menampilkan tokoh yang sedang digemari.

2. Responden Ber dasar kan pendidikan ter akhir

(65)

Tabel 4.2

Responden ber dasar kan pendidikan ter akhir

No Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Presentase (%)

1 SMP 3 3

2 SMA / SMK 46 46

3 D1 / D3 13 13

4 S1 38 38

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner 4

Pada tabel 4.2 diatas 46 responden (46%) yaitu pendidikan terakhirnya SMA/SMK karena mereka lebih mengikuti program-program yang sedang digemari, 38 responden (38%) yaitu pendidikan terakhirnya S1/sarjana karena mereka menginginkan sebuah tayangan yang dikemas berbeda., sedangkan 13 responden (13%) berpendidikan terakhir Diploma dan 3 responden (3%) berpendidikan terakhir SMP.

3. Responden Ber dasar kan J enis Kelamin

(66)

Table 4.3

Responden ber dasar kan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

1 Laki-laki 46 46

2 Perempuan 54 54

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner no. 3

Pada table 4.3 menjelaskan bahwa yang menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyaj 54 responden (54%), sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 responden (46%). Ini dikarenakan antusias penonton masyarakat perempuan lebih besar daripada masyarakat laki-laki, perempuan lebih memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui hal-hal yang baru disekitarnya agar dapat mengikuti perkembangan dalam media televise.

(67)

4. Frekuensi r esponden dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang pernah menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV terdiri atas individu yang memiliki frekuensi yang berbeda-beda selama satu bulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut :

Table 4.4

Fr ekuensi r esponden dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV

No Frekuensi Menonton Tayangan Frekuensi Presentase (%)

1 ≤ 5 kali dalam sebulan 11 25

2 6 – 10 kali dalam sebulan 19 29

3 11 – 15 kali dalam sebulan 16 16

4 16 – 20 kali dalam sebulan 25 11

5 21 – 30 kali dalam sebulan 29 19

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner II/7

(68)

lima kali dalam sebulan karena jadwal tayang “Malam Minggu Miko” di Kompas TV bertabrakan dengan kesibukan yang sedang dijalani.

5. Dur asi r esponden menonton taya ngan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang pernah menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV terdiri atas individu yang memiliki durasi menonton yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut :

Table 4.5

Dur asi responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV

No Durasi Responden Menonton Tayangan Frekuensi Presentase (%)

1 1 – 10 menit 17 17

2 10 – 20 menit 37 37

3 20 – 30 menit 46 46

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner II/6

(69)

tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV dalam durasi 1 – 10 menit dengan alasan karena tema yang tidak terlalu menarik.

4.2.2 Motif Responden

a. Motif Identitas Pr ibadi

Berikut ini adalah data yang menunjukkan tentang adanya motif responden dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV. Motif Identitas Pribadi adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan. Pada motif ini peneliti mengajukan empat pernyataan yang harus dijawab responden guna mengetahui motif identitas pribadinya, pernyataan tersebut sebagai berikut :

1. Tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV merupakan tayangan yang sedang digemari.

(70)

Tabel 4.12

Tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV mer upakan tayangan yang sedang digemar i.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1

2 Tidak Setuju (TS) 8 8

3 Setuju (S) 53 53

4 Sangat Setuju (SS) 38 38

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner III no. 1

(71)

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan ‘Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena dapat memenuhi seluruh bagian kebutuhan motif identitas pribadi untuk menemukan penunjang nilai-nilai pribadi mengenai ide atau konsep yang dikemas secara berbeda agar penonton tidak monoton dengan konsep-konsep acara yang ditayangkan televise lainnya.

2. Menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena mengikuti teman atau tetangga.

(72)

Table 4.13

Menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena mengikuti teman atau tetangga.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3

2 Tidak Setuju (TS) 11 11

3 Setuju (S) 67 67

4 Sangat Setuju (SS) 19 19

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner III no.2

(73)

ataupun tetangga yang menyaksikan tayangan tersebut mereka menjadi suka dan akhirnya mengikuti tayangan tersebut.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena mereka awalnya mengikuti teman ataupun tetangganya yang lebih dulu menyaksikan tayangan tersebut.

3. Menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena ingin mengetahui persamaan personal dengan para pemain.

Dari hasil penyebaran kuisioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai motif identitas pribadi yaitu ingin mengetahui persamaan personal dengan para pemain di tayangan tersebut, seperti tertera pada table berikut :

Table 4.14

Ingin mengetahui per samaan per sonal dengan par a pemain dalam tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2

2 Tidak Setuju (TS) 29 29

3 Setuju (S) 56 56

4 Sangat Setuju (SS) 13 13

Jumlah 100 100

(74)

Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden yang ingin mengetahui persamaan personal dengan para pemain dalam tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV sebanyak 56 responden (56%) menyatakan setuju karena yang dilakukan para pemain tidak berbeda dengan keseharian masyarakat dan 13 responden (13%) menyatakan sangat setuju karena banyak memilikin kesamaan dengan para pemain, sedangkan 29 responden (29%) menyatakan tidak setuju karena mereka tidak menemukan kesamaan dengan para pemain di tayangan tersebut dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak setuju karena tidak merasa memiliki kesamaan dengan para pemain tersebut.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena dapat memenuhi sebagian kebutuhan motif identitas pribadi untuk mengetahui persamaan personal yang dialami oleh pemain dalam tayangan tersebut yang tidak jauh berbeda dalam keseharian masyarakat yang menonton tayangan tersebut.

4. Ingin menemukan teman dengan kegemaran yang sama dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV melalui media social.

(75)

ingin menemukan teman dengan kegemaran yang sama dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV melalui media social, seperti tertera pada table berikut :

Table 4.15

Ingin menemukan teman ngobrol dengan kegemar an yang sama dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV melalui media social

twitter.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2

2 Tidak Setuju (TS) 29 29

3 Setuju (S) 59 59

4 Sangat Setuju (SS) 10 10

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner III no.4

(76)

memiliki kegemaran yang sama, sedangkan 29 responden (29%) menyatakan tidak setuju karena menemukan teman ngobrol tidak hanya melalui kegemaran yang sama tetapi karena kecocokan satu sama lainnya dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak setuju karena mereka sudah memiliki banyak teman tanpa harus menonton tayangan tersebut.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan motif identitas pribadi untuk menemukan teman dengan kegemaran yang sama dengan menonton tayangan tersebut.

B. Motif Integr asi dan Inter aksi Sosial

(77)

1. Menemukan bahan percakapan dan interaksi social dengan orang lain melalui media social.

Dari hasil penyebaran kuisioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai motif integrasi dan interaksi social yaitu menemukan bahan percakapan dan interaksi social dengan orang lain, seperti tertera pada table berikut :

Table 4.17

Menemukan bahan percakapan dan inter aksi social dengan or ang lain melalui media social.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1

2 Tidak Setuju (TS) 11 11

3 Setuju (S) 76 76

4 Sangat Setuju (SS) 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner IV no.1

(78)

responden (12%) menyatakan sangat setuju karena dapat dijadikan pembahasan ketika mengobrol dengan teman-teman, sedangkan 11 responden (11%) menyatakan tidak setuju karena tidak semua orang yang sedang mengobrol dengan kita mengetahui tentang tayangan tersebut dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju karena tidak memiliki teman yang menyukai tayangan tersebut.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV melalui media social karena dapat memenuhi sebagian kebutuhan motif integrasi dan interaksi social untuk menemukan bahan percakapan dan interaksi social yaitu dengan menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV dapat memahami apa yang sedang diperbincangkan mengenai tayangan tersebut.

2. Dapat membagi tips dan trik dengan orang lain dari menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV.

(79)

Tabel 4.18

Dapat membagi tips dan tr ik dengan or ang lain dar i menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1

2 Tidak Setuju (TS) 25 25

3 Setuju (S) 58 58

4 Sangat Setuju (SS) 16 16

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner IV no.2

(80)

karena memiliki kesamaan dengan pengalaman yang terdapat dalam tayangan tersebut.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan motif integrasi dan interaksi social untuk menemukan bahan percakapan dan interaksi social yaitu dengan dapat berbagi tips dan trik dengan orang lain dari menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV

C. Motif Hibur an

Berikut ini adalah yang menunjukkan tentang adanya motif responden dalam menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV. Motif Hiburan adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari tekanan dan masalah. Pada motif ini peneliti mengajukan empat pernyataan yang harus dijawab responden guna mengetahui motif Hiburanyya, pernyataan tersebut sebagai berikut :

1. Dapat menikmati gaya bercanda yang dikemas dengan gaya yang berbeda.

(81)
(82)

Tabel 4.19

Dapat menikmati gaya bercanda yang dikemas dengan gaya yang ber beda.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1

2 Tidak Setuju (TS) 4 4

3 Setuju (S) 56 56

4 Sangat Setuju (SS) 39 39

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner V no. 1

(83)

Berdasarkan ulasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan motif hiburan untuk penyaluran emosi yaitu merasa terhibur dengan konsep berbeda yang diusung tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV.

2. Dapat mengisi waktu luang disaat berkumpul bersama keluarga, sahabat, atau teman.

Dari hasil penyebaran kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai motif hiburan yaitu dapat mengisi waktu luang disaat berkumpul dengan keluarga, sahabat, atau teman. Seperti tertera pada tableberikut:

Tabel 4.20

Dapat mengisi waktu luang disaat ber kumpul ber sama keluar ga, sahabat, atau teman.

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1

2 Tidak Setuju (TS) 4 4

3 Setuju (S) 64 64

4 Sangat Setuju (SS) 31 31

Jumlah 100 100

(84)

Pada table 4.20 dapat dilihat bahwa responden merasa terhibur karena dapat mengisi waktu luang disaat berkumpul bersama keluarga, sahabat, ataupun teman dengan menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV, yaitu sebanyak 4 responden (4%) menyatakan tidak setuju karena memiliki tayangan favorit yang berbeda dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju karena mereka tinggal berjauhan dengan keluarga. Sedangkan 64 responden (64%) menyatakan setuju karena mereka memiliki tayangan favorit yang sama dengan anggota keluarga, sahabat dan juga teman dan 31 responden (31%) menyatakan sangat setuju karena tayangan tersebut dapat mempererat kebersamaan bersama keluarga, sahabat, dan juga teman.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV karena dapat memnuhi seluruh kebutuhan motif hiburan untuk penyaluran emosi yaitu merasa terhibur dan dapat mengisi waktu luang bersama keluarga, sahabat, ataupun teman.

3. Merasa lebih rilex karena tema yang dibahas cenderung ringan dan santai .

(85)

lebih rilex atau tenang karena tema yang dibahas cenderung ringan dan santai setelah menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV, seperti tertera pada table berikut :

Table 4.21

Mer asa lebih r ilex kar ena tema yang dibahas cender ung r ingan dan santai

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0

2 Tidak Setuju (TS) 17 17

3 Setuju (S) 57 57

4 Sangat Setuju (SS) 26 26

Jumlah 100 100

Sumber : kuisioner V no. 3

(86)

karena responden merasakan kenikmatan jiwa dan bathin karena dapat melepaskan beban pikiran.

Berdasarkan alasan diatas dapat diasumsikan bahwa responden menonton tayangan “Malam Minggu Miko”

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Responden berdasarkan pendidikan terakhir
Table 4.3 Responden berdasarkan jenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pre-test ke post-test 2 terjadi peningkatan nilai rata-rata skor (mean) tindakan keselamatan berkendara responden setelah

informasi akademik dan kegiatan kemahasiswaan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa baru untuk memasuki kehidupan kampus sehingga terjadi percepatan adaptasi

itulah yang menjadi indikator bahwa anak tidak memahami konsep atas menyebutkan lambang huruf. Hal tersebut diakibatkan oleh persepsi anak terhadap bentuk huruf

Pada rekap triwulan ditampilkan data transaksi penerimaan dan pengeluaran barang sesuai dengan tahun yang dipilih pada filter laporan.. Informasi yang ada pada laporan ini detai

Middle Range Theory tersebut tidak lain merupakan induk keilmuan dari teori aplikasi ( Applied Theory ) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Gaya

Namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen pengumpulan data sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data yang

Mengidentifikasi aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar pada setiap paket keahlian; Menerapkan

Berkaitan dengan hal tersebut maka disarankan sebagai berikut : (1) Kondisi sarana prasarana dan fasilifas yang mendukung proses pembelajaran seni tari di dalam