• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) (ARTICLE REVIEW) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POTENSI PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) (ARTICLE REVIEW) SKRIPSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

(ARTICLE REVIEW)

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD YUNUS NPM: 21601041011

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG 2021

(2)

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

Article Review

Ahmad Yunus1, Sri Susilowati 2, Inggit Kentjonowaty,2

1Program S1 Peternakan, 2Dosen Fakulas Peternakan Universitas Islam Malang Email :21601041011@unisma.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian untuk menganalisis potensi pengembangan produktivitas Sapi Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT). Metode yang digunakan adalah article review/ literature. Tahun 2013, populasi sapi potong di NTT menduduki posisi keempat tingkat nasional 803.450 ekor (Ditjen PKH 2014) dan pada tahun 2014 bergeser menjadi posisi kelima. Potensi pengembangan sapi didukung dengan adanya luasan tanah sawah sebanyak 10.300 ha, sawah bera (sawah kering) 17 ha, tegalan 23.089 ha, perkebunan 14.882.85 ha, hutan rakyat 3.185 ladang hutan negara 20.369 ha. Lahan tersebut merupakan salah satu aspek pembangunan berbasis sumber daya lokal yang mampu menghasilkan hijauan pakan ternak dan mendukung peningkatan produktivitas ternak. Berdasarkan dari hasil penelitian Artikel review disimpulkan bahwa Untuk pengembangan produktivitas sapi Bali di Nusa Tenggara Timur, NTT dapat dilakukan cara meningkatkan kualitas pakan dengan menambahkan konsentrat, menanam rumput sendiri serta memanfaatkan lahan kosong untuk menanam hijauan karena padang penggembalaan banyak yang sudah beralih fungsi. Juga mengkombinasikan antara rumput lapang dengan leguminosa dengan demikian kebutuhan pakan dapat terpenuhi.

Kata kunci : Pengembangan, Produktivitas, Sapi Bali

Potential For Develoment Of Bali Cow Productivity In The Region Of Nusa Tenggara Timur(NTT)

Articel Review

Abstract

The purpose of the study was to analyze the potential for Bali's cow productivity development in East Nusa Tenggara (NTT). The method used is article review/literature. In 2013, the beef cattle population in NTT was in the fourth position at the national level (803,450 heads) (Directorate General of PKH 2014) and in 2014 it shifted to the fifth position. The potential for cattle development is supported by the existence of 10,300 ha of rice fields, 17 ha of fallow rice fields (dry rice fields), 23,089 ha of moor, 14,882.85 ha of plantations, 3,185 community forests and 20,369 ha of state forests. The land is one aspect of local resource-based development that is able to produce forage for livestock and support increased livestock productivity. Based on the results of the research, the review article concluded that for the development of Bali cattle productivity in East Nusa Tenggara, NTT can be done by improving the quality of feed by adding concentrate,3 growing their own grass and using vacant land to plant forage because many grazing fields have changed functions. It also combines field grass with legumes so that feed requirements can be met.

Key words: Development, Productivity, Bali Cattle.

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan dunia secara dramatis dan masif yang pada akhirnya berimbas kepada seluruh sektor. Akibat pandemi, sektor peternakan hanya tumbuh 2,86% melambat dari Q1 2019 yang tumbuh 7,96% (Cahyana,2020).

Pemenuhan kebutuhan daging sapi pun selalu terdapat kesenjangan yang luar biasa.

Menurut Tanjungsari (2020) kebutuhan daging nasional sebesar 650.000 ton per tahun atau setara 3,8-3,9 juta ekor, hal ini tidak dapat dipenuhi karena jumlah populasi sapi potong hingga tahun 2019 hanya sebanyak 17.118.650 ekor. Ketidakmampuan produksi local memenuhi kebutuhan daging nasional, sehingga perlu dilakukan sebuah gagasan baru yang relevan dengan kondisi saat ini. Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu mengubah arah pembangunan peternakan yang terstruktur, sustainable, serta parti sipatif aktif semua stakeholder untuk lebih menekankan permberdayaan dan perlindungan peternak lokal (Nadia, 2020).

Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman (biodiversitas) plasma nutfah satwa Nusantara, khususnya ternak, yang cukup tinggi merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang patut disyukuri dan dibanggakan, selain itu juga harus dijaga kelestariannya serta dioptimalkan pemanfaatannya bagi generasi penerus bangsa Indonesia secara berkelanjutan (Tanjungsari ,2020). Sejumlah puluhan rumpun ternak asli Indonesia dan ratusan rumpun ternak yang telah teradaptasi dengan kondisi lokal Indonesia adalah potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai penyedia bahan baku pangan dan bahan baku industri di Indonesia. Tujuan dari konservasi secara garis besar yaitu pemanfaatan, dan pengembangan

(4)

berkelanjutan terhadap plasma nutfah satwa kawasan untuk pangan dan pertanian, ketahanan pangan, peningkatan status kesehatan dan gizi manusia, pengembangan masyarakat pedesaan, dan pelestarian biodiversitas satwa (Anonimus, 2012).

Peran penting sub sektor peternakan dalam pembangunan sektor pertanian sangat diperlukan, yaitu membantu pemantapan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan dapat memacu pengembangan wilayah (Daryanto, 2011).

Menurut Keputusan Menteri (KEPMEN) Pertanian Nomor 325/Kpts/OT.140/1/2010 menetapkan sapi Bali sebagai rumpun asli Indonesia. Sapi Bali merupakan sapi hasil domestikasi dari banteng asli Indonesia yang mempunyai keunggulan dalam daya reproduksi, daya adaptasi dan persentase karkas yang tinggi. Pemerintah mulai melirik sapi Bali sebagai sapi lokal unggulan. Kebutuhan komoditas pangan terutama daging sapi ini belum dapat dipenuhi dalam negeri sehingga impor daging sapi atau sapi masih dilakukan, tetapi tahun ini Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan impor sapi Indonesia menurun (Anonimus, 2020). Hal ini memberikan peluang besar bagi peternak sapi lokal untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan dalam negeri.

Salah satu bentuk usaha peternakan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan yaitu ternak sapi potong. Usaha ternak sapi potong dapat dikategorikan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan rumah tangga. Pengelolaan dan pemeliharaan sapi potong adalah salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga (Abidin, 2002).

(5)

Sementara itu, dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 berdampak pada semua sektor perekonomian tidak terkecuali pada usaha ternak sapi potong.

Menurut Williamsom dan Payne dalam (Sukri,2016) Sapi Bali termasuk ternak yang memiliki produktivitas dan adaptasi lingkungan cukup tinggi, tahan terhadap lingkungan tropis dan pertambahan bobot badan dengan kualitas pakan rendah.

Peningkatan produktivitas sapi Bali dapat dilakukan melalui perbaikan mutu genetik, perbaikan kualitas pakan, perubahan sistem pemeliharaan serta kesehatan ternak.

Bobot badan merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menentukan produktivitas serta erat kaitannya dengan bentuk dan ukuran tubuh ternak.

Pengukuran morfometrik seperti panjang badan, lingkar dada, dalam dada, tinggi badan, dan tinggi punuk dapat digunakan dalam menduga bobot badan suatu ternak.

Menurut Astiti( 2018) sapi Bali memiliki keunggulan dibidang reproduksi dan produksi, dimana tingkat fertilitasnya tinggi (80-85) %, selang beranak pendek (12-14) bulan, persentase karkas tinggi (56 %). Sapi Bali mencapai dewasa kelamin rata-rata pada umur 18 bulan. Siklus estrus pada betina muda berkisar antara (16-23) hari. Lama birahi sangat panjang, yakni sekitar (36-48) jam, dengan masa subur (18-27) jam.

Fertilitas sapi Bali berkisar (83-86) % lebih tinggi dibandingkan sapi eropa yang hanya 60%. Lama kebuntingan pada sapi Bali berkisar antara (280-294) hari. Persentase kebuntingan 86,56%, tingkat kelahiran mati anak sapi hanya 3.65 % calf crop 83,4 % dan caving Interval antara (15,48 – 16,28) bulan dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, sapi Bali memiliki potensi yang sangat bagus sebagai penghasil pedet sapi Bali berkualitas.

Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 1980-an merupakan gudang sapi potong yang secara rutin memasok kebutuhan daging bagi wilayah Pulau Jawa. Pada saat

(6)

itu, secara rutin dilakukan pengapalan sapi dari pelabuhan Atapupu, Kecamatan Atambua, Kabupaten Belu seminggu sekali sekitar 200 ekor dengan bobot badan di atas 250 kg (Priyanto, 1998). Menurut Kementerian Pertanian (2014), populasi sapi potong di NTT hanya menduduki peringkat ketiga dengan kontribusi 15,8% dari kebutuhan nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.Kondisi demikian disebabkan mayoritas usaha ternak sapi potong di NTT adalah pola pembibitan dengan manajemen pemeliharaan digembalakan.

Tahun 2013, populasi sapi potong di NTT menduduki posisi keempat tingkat nasional (803.450 ekor) (Ditjen PKH 2014) dan pada tahun 2014 bergeser menjadi posisi kelima. Potensi pengembangan sapi didukung dengan adanya luasan tanah sawah sebanyak 10.300 ha, sawah bera (sawah kering) 17 ha, tegalan 23.089 ha, perkebunan 14.882.85 ha, hutan rakyat 3.185 hadan hutan negara 20.369 ha. Lahan tersebut merupakan salah satu aspek pembangunan berbasis sumber daya lokal yang mampu menghasilkan hijauan pakan ternak dan mendukung peningkatan produktivitas ternak, oleh karena populasi yang banyak dan ketersediaan luasan lahan yang besar membuat peneliti tertarik mengambil penelitian dalam bentuk tugas akhir skripsi (jurnal review) dengan judul “Potensi Pengembangan Produktivitas Sapi Bali Di Wilayah Ntt”

1.1. Rumusan Masalah

Bagaimana potensi pengembangan poroduktivitas ternak sapi Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT)?

1.2. Tujuan Penelitian

Menganalisis potensi pengembangan produktivitas Bali di Nusa tenggara Timur (NTT).

(7)

1.3. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak dan praktisi peternakan tentang potensi pengembangan produktivitas sapi Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan dapat menjadi rujukan pengembangan produktivitas sapi Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT)

(8)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Untuk pengembangan produktivitas sapi Bali di Nusa Tenggara Timur, NTT dapat dilakukan cara meningkatkan kualitas pakan dengan menambahkan konsentrat, menanam rumput sendiri serta memanfaatkan lahan kosong untuk menanam hijauan karena padang penggembalaan banyak yang sudah beralih fungsi . Juga mengkombinasikan antara rumput lapang dengan leguminosa dengan demikian kebutuhan pakan dapat terpenuhi.

5.2. Saran

pengelaman penulis selama melakukan review jurnal nasional yang sudah dipublikasi, banyak peternak sapi di NTT belum praktis dalam mengembangkan dan menganalisasi potensi pengembangan sapi . Harapan penulis bagi peternak harus mengetahui bagaimana cara mengembangkan produktivitas sapi bali di NTT serta meningkatkan kuliatas pakan konsentrat di NTT dengan menanam rumput hijaun sendiri di lahan yang kosong secara instensif .

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2020. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia, Pustaka Jakarta. Korelaksi Antara Umur dan Berat Badan Pada Sapi Bali (Bos Sondaicus) di pulau Seram.

Jurnal Ilmu ternak dan Tanaman . Jurusan Perternakan Fakulatas Pertanian Universitas Pattimura . Ambon. 3 (1) ; 35-40

Abidin, I. Z. (2008). Penggemukan Sapi Potong. Agromedia.

Achadri, Y., Sendow, C. J. B., Ratnawaty, S., & Purnamasari, L. (2020, January).

Manajemen pemeliharaan untuk menurunkan tingkat mortalitas pedet Sapi Bali.

In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (pp. 281- 288).

Anshar, A. (2017). Analisis Margin dan Saluran Pemasaran Sapi Bali di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Aswandi. 2008. Rehabilitasi lahan kritis dengan hutan kemasyarakatan. www taksmamnanursery.blogspot.com.

Ayuni, N. 2005. Tata Laksana Pemeliharaan dan Pengembangan Ternak Sapi Potong Berdasarkan Sumber Daya lahan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Skripsi Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Antonius. 2010 pengaruh pemberian jerami padi terfermentasi terhadap

palatabilitas kecernaan serat dan Digestible energi ransum sapi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Fateriner. Bogor,3-4 Agustus 2010. (Indonesia): Puslitbangnak. hlm. 224-228.

Abdullah, L., P. Dewi, dan H. Soedarmadi. 2005. Reposisi tanaman pakan dalam kurikulum Fakultas Peternakan. Prosiding Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Bogor, 16 September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm. 1117.

Anonimus. (2010). Basis data pertanian. Jakarta, Indonesia: Departemen Pertanian.

Diakses dari http://database. deptan. go. id.

________.(2012)a Komisi Ilmu Pengatahuan Dasar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (KIPDAIPI). Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan Pusat Penelitian Biologi LIPI. 2012. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Satwa Nusantara. Bogor.

_______ (2012)b Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

________ (2015) Kabupaten Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam Angka. Nusa

(10)

Tenggara Timur (NTT) (ID): Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nusa Tenggara Timur (NTT)

________(2020) Kementan Sebut Tren Impor Sapi Alami Penurunan 30 Persen.Pasardana.jakarta. https://pasardana.id/news/2020/7/15/kementan- sebut-tren-impor-sapi-alami-penurunan-30-persen/(diakses 16 September 2020).

Astiti, N. M. A. G. R. (2018). Sapi Bali Dan Pemasarannya. Jayapangus Press Books, I-106.

Anggorodi, R., 2004. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ball, P. J. H and A. R. Peters. 2004. Reproduction in cattle. Third Edition.

Ball, P.J & Peters, A. R. (2016). Reproduction In Cattle (P. 175). Blackwell Pub.

Bourdon, R.M. 2000. Understanding Animal Breeding Second Edition. New Jersey.

Prentice- Hall Inc Upper Saddle River.

Cahyana,(2020).https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/07/16/510/1044596/di namika-industri-sapi-potong-di-masa-pandemi-covid-19

Creswell, J, W. (2010). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 3th, Terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Emhar A. Aji JMJ, Titin A. 2014. Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi di Kabupaten Jember. Berkala Ilmiah PERTANIAN. 1(3):53-61.

Daryanto, A. 2011. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan Peternakan. Trobos Edisi Januari 2011. Bandung.

Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Daroini A. 2013. Pola Pemasaran Ternak Sapi Potong pada Peternak Skala Kecil di Kabupaten Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis, 13(1):55-62\

Ditjen Peternakan. 2010. Blue Print Program Swasembada Daging Sapi 2014.

Direktorat Jenderal Peternakan, Kementerian Pertanian, Jakarta

Dicky, Pamungkas, Y.N.: Anggraeny, Pusmartono, Hartutik, S. Quegley Dan D,P.

(11)

Poppi. 2011. Penggunaan Daun Lamtoro (L.Leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Konsumsi, Kecernaan Dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali Jantan Lepas Sapi. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner 2011. (diakses 4 juli 2020)

Erlangga, E. 2013. Meningkatkan Bobot Sapi Potong dengan Pakan Racikan Sendiri.

Pustaka Argo Mandiri. Pamulang.

Guntoro, S. 2002. Membudidayakan Sapi Bali. Kanisius, Yogyakarta.

Jelantik,I.G.N.,M.L., Mullik, c. Leo-Penu and R. Copland. 2010. Factors Affcting The Response of Bali Cattle (Bo sandaicus) Calves to Supplementation Prio to Weaning.J Anim Prod Sci.50(6):493-496.

Lay WA, Ch.M.Pelokila, M.Sanam, K.M. Arsad dan D. Pandie, 2002. Kajian Potensi daerah Timur Tengah Dalam Rangka Penyusunan Program Pengembangan Peternakan Sapi Potong Sebagai Penyusunan Unggul. Laporan Penelitian dinas Pternakan Kabupaten Timor Tengeh Selatan Dengan Fakultas Perternakan Universitas Nusa Cendana.

Lestari, A. 2012. Produktivitas, Potensi Dan Prospek Pengembangan Sapi Bali (Bos Javanicus) Di Desa Pa’rappunganta Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan.

Manurung, L. 2008. Beternak Sapi Potong. Departemen Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mangkoewidjoyo, S. 1990. Beberapa pemikiran tentang usaha peningkatan daya tahan sapi Bali terhadap penyakit menular. Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Bali, 20-2September 1990.

Mastika, I.M. 2003. Feeding strategies to improve the production perfomance and meat quality of bali cattle ( bos sondaicus) dalam k. Entwistle and d.r. lindsay ( penyunting) . forages for plantation crops,hlm. A-11 denpasar: fakultas peternakan universitas udayana

Makka, D. 2004. Penyediaan KKP dalam Mendukung Pengembangan Sapi Potong dan Unggas di Kawasan Agribisnis Peternakan. Direktorat Pengembangan Peternakan. Direktorat Bina Produksi. Disampaikan pada Pertemuan Kemitraan Usaha Peternakan Sumatera Selatan.

Martojo H. 2003. A Simple Selection Program for Smallholder Bali Cattle Farmers.In:

Strategies to Improve Bali Cattle in Eastern Indonesia. K. Entwistle and D.R.

Lindsay (Eds). ACIAR Proc. No. 110. Canberra

(12)

Nadia. 2020. Dinamika Industri Sapi Potong di Masa Pandemi Covid-19.

https://fapet.ugm.ac.id/id/dinamika-industri-sapi-potong-di-masa-pandemi- covid-19-2/(diakses 18 September 2020).In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 36, No. 2, pp. 97-116).

lometri Dimensi Panjang Dan Lingkar Tubuh Sapi Bali Jantan. Jurnal Veteriner, 11(1), 46-51.

Haryannto.B.,2007. Strategi Pemanfaatan Pakan Ternak Ruminansia. Materi Forum Komunikasi Penelitian-Penyuluhan-Petani dalam bidang Peternakan.

Hotel Fujita Papua.12 Desember 2007. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat.. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Depertemen Pertanian.

Krova M, Sogen JG, Lalus MF, De Rosari PE, Nendissa D.R. 2019. Aletrnative Policies for Saving Productive Baliness Cows For Controlling Cuts. RJOAS 9(93):70-78.

Payne, Rollinson.1973. Bali cattle. World Anim. Rev. 7: 13- 21.

Pohan, A. 2008. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI). Laporan Tahun 2008, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)-NTT 2008.

Priyanto, D. 2011. Strategi pengembangan usaha ternak sapi potong dalam mendukung swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014. J. Litbang Pert.

30(3): 108116.

Russell, J. B., R. E. Muck and P. J. Weimer. 2009. Quantitative analysis of cellulose degradation and growth of cellulolytic bacteria in the rumen. FEMS Microbiol.

Ecol.67:183-197.

Santosa, U. 2008. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar Swadaya, Jakarta

Saparto, S. (2004). Pendugaan Jarak Genetik Sapi Jawa Dan Pengelompokan Bangsa Sapi Potong Di Indonesia Melalui Pendekatasn Analisis Morfometrikal Mandibula. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 2(2), 115-124.

________. (2004). Studi Kraniometri Sapi Jawa Dan Beberapa Bangsa Sapi Potong Di Indonesia Tesis (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro). Setianto, K. (2015).

Sariubang, M., Kallo, R., & Kristanto, L. (2015) Kajian Penggemukan Sapi Bali Melalui

(13)

Pemberian Pakan Konsentrat Dengan Sistem “Soma” Di Kabupaten Tana Toraja.

Setiana, M. G. 2000. Pengenalan Jenis Hijauan Makanan Ternak Unggul.

Depertemen Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak. Tesis. Fakultas Peternakan.

Bogor. Institut Pertanian Bogor.1-24

Setianto, K. (2015). Analisis Produktivitas Pada Bagian Produksi Keju Mozzarella Menggunakan Metode Objective Matrix (Omax)(Studi Kasus Di Ukm Rumah Yoghurt, Junrejo, Batu) (Doctoral Dissertation, Universitas Brawijaya).

Septiawan, F. I. (2018). Analisis Potensi Wilayah Untuk Pengembangan Ternak Sapi Potong Di Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung (Doctoral Dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Salamena, J.F., R.R. Noor, C. Sumantri, dan I. Inounu. 2007. Hubungan genetik, ukuran populasi efektif dan laju silang dalam per generasi populasi domba di Pulau Kisar. J.Indon.Trop.Anim.Agric, 32(2): 71-75.

Susilorini, T.E., 2000/ Budi Daya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta Cit.

Tumober, C .J., Makalew, A.,Salendu,S. H. A. Dan Endoh, M.K.E.2014. Analisis Keuntungan dan Pemeliharaan Ternak Sapi di Suluun Kecamatan Tarenan Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Zootek 34(2):18-22

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadja Mada University Press, Yokyakarta. cit. Latulumamina, M., 2013. Korelasi Antara Umur Dan Berat Badan Sapi Bali (Bos Sondaicus) Dipulau Seram. Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman. Jurusan Perternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura.

Ambon.3(1) : 35-40

Siregar Me, Pandjaitan M. 1999. Agronomis Tanaman Gamal Dan Pemanfaatannya.

Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan. Ilmu Makanan Ternak. 02(26): 2-16.

________. S. B. 2000. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudarmono, A.S. Dan Y.B. Sugeng. 2008. Sapi Potong. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta

Suherman, D., & Herdiawan, I. (2014). Tanaman legum pohon Desmodium rensonii sebagai tanaman pakan ternak bermutu. Pastura, 4(2).

Sukri, M. 2016. Analisis Potensi Pengembangan Dan Produktivitas Sapi Bali Di

(14)

Kabupaten Lombok Tengah (NTB) Nusa Tenggara Barat.

Suputra, G. W. K., Sampurna, I. P., Nindhia, T. S., & Agustina, K. K. (2019).

Klasterisasi manajemen perkandangan sapi bali pada simantri di kabupaten badung Bali. Buletin Veteriner Udayana, 11(2), 128-135.

Yasin dan S. H, Dilaga, 2003. Peternak Sapi Bali dan Permasalahanya. BumiAngkasa, Jakarta.

Yulianti.H, 2012 Laporan Pratikum Penggunaan UMB. (Https://

Wordpress.Com/2008/10/Pakan Ternak –Bag2.Doc). (Diakses 4 Juli 2020) Yulianto, P. 2012. Penggemukan Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

(Diakses 4 Juli 2020).

Zed, M, 2014. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1 berbasis Guided Inquiry yang dikembangkan, mengetahui kualitas menurut

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Jaddih bermigrasi ke Papua adalah jumlah keluarga, status kepemilkan rumah, status pekerjaan dan

Maka perancangan buku islami pop-up bergambar ini diharapkan dapat membantu para orang tua untuk mengajak anak anaknya belajar nilai nilai agama dengan media yang interaktif

Pemberian ekstrak Ethanol bunga dan daun pepaya ( Carica Papaya L.) berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar ( Ratus Norvegicus L) yang

Lahan dengan aplikasi trap crop menggunakan tanaman sereh wangi ( Andropogon nardus ) tidak terpengaruh terhadap nilai keanekaragaman jenis (H’) namun berpengaruh pada

Surat perama kali turun di Madinah dan surat terpanjang dalam Al-Qur`an mempunyai 286 ayat atau 6121 kata, dinamakan al- Baqarah berkaitan cerita seekor.. sapi pada

Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh selebriti endorser (X 1 ) dan desain produk ( X 2 ) berpengaruh secara simultan dan secar parsial

Penelitian ini menjawab rumusan masalah apakah brand familiarity pemain advergames mempengaruhi levels of comprehension dari brand message yang disampaikan melalui