• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 06, No. 01, Januari 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Vol. 06, No. 01, Januari 2017"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Home / 2. Archives /

Vol. 06, No. 01, Januari 2017

Published: 2017-01-16

Articles

PEMBERIAN KOMPENSASI SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KERUSUHAN

I Made Juliarta, Ida Bagus Surya Dharma Jaya, I Made Walesa Putra

o PDF

PELAKSANAAN PEMBERIAN REMISI SEBAGAI SALAH SATU HAK NARAPIDANA BERDASARKAN PASAL 14 UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga

Permasyarakatan Klas IIA Denpasar)

I Gusti Made Adika Kornia, A.A. Ngurah Yusa Darmadi, Sagung Putri M.E Purwani

o Untitled

PERAN PENTING JUSTICE COLLABORATOR DALAM PENGUNGKAPAN KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

I Ketut Hari Putra Susanto, I Ketut Suardita

o Untitled

PEMIDANAAN TERHADAP PENGGUNA JASA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DALAM TINDAK PIDANA PROSTITUSI DITINJAU DARI RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA 2015 (RUU KUHP 2015)

I Gusti Ngurah Bayu Pradiva, I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari

o PDF

TINJAUAN TERHADAP PEMBINAAN ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KLAS IIB

KARANGASEM

Aditya Saputra, I Dewa Made Suartha, I Ketut Sudjana

o PDF

PENGATURAN DISKRIMINASI RASIAL DAN ETNIS DI DUNIA MAYA BERDASARKAN HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL Ayu Istri Purnama Sari Dewi, Made Maharta Yasa

(3)

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI MEKANISME GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTIONS)

I Ketut Sedayatana, Made Suksma Suksma Prijandhini Devi Salain

o PDF

TINJAUAN VIKTIMOLOGI TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN MAIN HAKIM SENDIRI (DI WILAYAH POLRES BANGLI)

I Wayan Brahmana Putra, Gde Made Swardhana, I Made Walesa Putra

o PDF

PELAKSANAAN REHABILITASI TERHADAP PECANDU NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI BALI DI DENPASAR

Putu Indra Arditya Putra, I Made Tjatrayasa, A.A. Ngurah Yusa Darmadi

o Untitled

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PENGGUNA BAHAN BAKAR MINYAK ECERAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN PENJUALAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

Yudi Gabriel Tololiu, Suatra Putrawan

o PDF

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK (SUATU KAJIAN TERDAPAT PASAL 310

KUHP)

Ketut Yoga Maradana Adinatha, A.A. Ngurah Yusa Darmadi, I Gusti Ngurah Parwata

o PDF

PEMBENTUKAN LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEDUDUKAN SISTEM PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA

I G A Ayu Karyani Wardana, I Ketut Westra, Ni Putu Purwanti

o PDF

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

I Gusti Ayu Dwi Andarijati, I Nengah Suharta

o Untitled

TATA CARA PENERAPAN GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTION) DAN HAK GUGATAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI INDONESIA

Dewa Gede Angga Pratipta, Cokorda Dalem Dahana

(4)

o Untitled

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

Desak Made Prilia Darmayanti, I Ketut Suardita

o PDF

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

Desak Made Prilia Darmayanti, I Ketut Suardita

o PDF

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116

UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Dewa Krisna Prasada, I Ketut Artadi, Nyoman A. Martana

o PDF

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116

UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Dewa Krisna Prasada, I Ketut Artadi, Nyoman A. Martana

o PDF

(5)

1

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK (SUATU

KAJIAN TERDAPAT PASAL 310 KUHP)

Oleh :

Ketut Yoga Maradana Adinatha A.A. Ngurah Yusa Darmadi

I Gusti Ngurah Parwata

Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Criminal liability against criminal defamation. This article is a normative legal research to determine how the criminal responsibility of the perpetrators of criminal defamation under Section 310 Criminal Code and Article 27 paragraph (3) of Law No. 19 Year 2016 on changes to the Law No. 11 Year 2008 on Information and Electronic Transactions and witness how the criminal against criminal defamation. This paper concludes that criminal liability under Act No.

19 2016 on Information and Electronic trades and bylaws mentioned above is a criminal act which must be justified under criminal law. Criminal threats in Article 310 of the Criminal Code are alternative and criminal threats in Article 27, Paragraph (3) of Law No. 19 Year 2016 on Information and Electronic Transactions alternative is cumulative.

Keywords: defamation, criminal liability, criminal sanctions.

ABSTRAK

Pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana pencemaran nama baik. Artikel ini merupakan penelitian hukum normatif untuk mengetahui bagaimana pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana pencemaran nama baik menurut Pasal 310 KUHP dan Pasal 27 Ayat (3) Undang- Undang No. 19 Tahun 2016 atas perubahan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta bagaimanakah saksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pencemaran nama baik. Tulisan ini menyimpulkan bahwa pertanggung jawaban pidana dalam Undang-Undang No. 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transakasi Elektronik dan KUHP tersebut diatas merupakan tindak pidana yang harus dipertanggung jawabkan menurut hukum pidana. Ancaman pidana dalam Pasal 310 KUHP bersifat alternative dan ancaman pidana dalam Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bersifat alternative komulatif.

Kata kunci : Pencemaran nama baik, Pertanggung Jawaban Pidana, Sanksi Pidana.

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

(6)

2

Pada akhir–akhir ini kejahatan yang berkaitan dengan kehormatan dan nama baik seseorang semakin tampak dalam kehidupan masyarakat. Penyerangan nama baik adalah menyampaikan ucapan (kata atau ringkasan perkataan/kalimat) dengan cara menuduhkan melakukan perbuatan tertentu, yang ditujukan pada kehormatan dan nama baik orang yang dapat mengakibatkan rasa harga diri atau martabat orang itu dicemarakan, dipermalukan atau direndahkan.1

tindak pidana pencemaran nama baik sendiri diatur di dalam dua Undang- Undang. Selain diatur di dalam Pasal 310 KUHP, tindak pidana ini juga diatur di dalam Pasal 27 Ayat 3 jo Pasal 45 Ayat (3) Undang-Undang No. 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pengaturan tentang tindak pidana pencemaran nama baik dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut diatas mengindikasikan adanya konflik norma dalam undang-undang. Selain itu dilihat dari ancaman pidana terdapat pengaturan yang berbeda yakni dalam Pasal 310 KUHP Ayat (1) ancaman pidana penjaranya paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, sedangkan di Ayat (2) ancaman pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pada Undang-Undang No. 19 tahun 2016 perubahan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam Pasal 45 Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

I.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pertanggung jawaban pidana terhadap seseorang yang melakukan tindak pidana pencemaran nama baik dan sanksi pidana menurut undang- undang.

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian

1Adam Chazawi, 2009, Hukum Pidana Positif Penghinaan, ITS Press, Surabaya.

(7)

3

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang mengkaji asas- asas, prinsip-prinsip, doktrin-doktrin dan aturan hukum. Pada penelitian hukum jenis ini, hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang menjadi dasar berprilaku manusia yang dianggap pantas. Bahan hukum diperoleh melalui bahan hukum yang telah diteliti dan selanjutnya akan dikumpulkan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini untuk dilakukan pembahasan.2

2.2 Hasil dan Pembahasan

2.2.1 Pengaturan Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Dalam Hukum Pidana Dalam Pasal 310 KUHP dan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Dapat dipidananya seseorang tidaklah cukup apabila orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum. Jadi meskipun perbuatannya memenuhi rumusan dalam undang-undang dan tidak dibenarkan, namun hal tersebut belum memenuhi syarat untuk penjatuhan pemidanaan masih perlu adanya syarat bahwa orang yang melakukan tindak pidana itu mempunyai kesalahan atau bersalah. Dengan perkataan lain orang tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan atas tindak pidana tersebut atau jika dilihat dari sudut tindak pidana, tindak pidana baru dapat dipertanggung jawabkan kepada orang tersebut.3 Disini berlaku apa yang disebut asas tiada pidana tanpa kesalahan (keine strafe ohne schuld atau geen straf zonder sculd atau nulla poena sine culpa).4

Pertanggungjawaban pidana menjurus kepada pemidanaan, jika telah melakukan suatu tindak pidana dan memenuhi unsur-unsurnya yang telah ditentukan dalam undang-undang. Pertanggungjawaban pidana juga dimaksudkan

2 Bambang Sunggono, 2010, Metode penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h.86.

3 Sudarto, 1990, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang

4 Ibid.

(8)

4

untuk menentukan apakah seseorang tersangka/terdakwa dipertanggungjawabkan atas suatu tindak pidana yang terjadi atau tidak.

Agar seseorang dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya, haruslah memenuhi unsur-unsur dari pertanggungjawaban pidana. Unsur-unsur yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu: Adanya kemampuan bertanggungjawab si pembuat, Hubungan batin antara si pembuat dengan perbuatannya yang berupa kesengajaan (dolus) atau kealpaan (culpa) yang disebut sebagai bentuk kesalahan, Tidak adanya alasan penghapusan kesalahan atau tidak ada alasan pemaaf.5

Terhadap perlaku tindak pidana pencemaran nama baik menurut hukum positif Indonesia yang telah memenuhi dari unsur-unsur dari undang-undang dan unsur-unsur dari kesalahan dimintakan pertanggung jawaban kepada pelakunya.

Hal ini juga menunjukan bahwa pelaku tindak pidana pencemaran nama baik terbukti telah melanggar ketentuan dalam Pasal 310 KUHP dan Undang-Undang No. 11 tahun 2008 dalam hal ini Pasal 27 Ayat (3).

2.2.2 Ancaman Sanksi Pidana Terdahap Pelaku Tindak Pidana Pencemara Nama Baik

Setiap masyarakat mempunyai aturan atau norma-norma untuk menjaga ketertiban masyarakatnya setiap masyarakat menghendaki norma-norma yang ada itu dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Agar supaya normanya itu dipatuhi maka masyarakat atau golongan masyarakat menetapkan sanksi. Sanksi bisa bersifat negative bagi mereka yang berbuat menyimpang dari norma. sanksi pidana yang ditentukan dalam Pasal 310 itu bersifat alternative, yaitu harus dipilih salah satu diantara pidana penjara atau pidana denda, tidak boleh kedua-duanya dijatuhkan secara bersama-sama, untuk mengetahui sanksi pidana alternatif adalah dari perkataan “atau” yang ditunjukan dengan rumusan “pidana penjara paling lama Sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empar ribu lima ratus rupiah”.

Artinya sanksi pidan penjara atau pidana denda dijatuhkan satu persatu tidak digabung antara sanksi pidana penjara dan pidana denda.

5 Sudarto, Op.cit, Hal 71

(9)

5

Dilihat dari sisi ancaman sanksi pidananya pencemaran nama baik menurut ketentuan Pasal 27 Ayat (3) diatur dalam ketentuan pasal 45 Ayat (3) Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 yang menyebutkan “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah”. Dibandingkan dengan ancaman sanksi pidana dalam ketentuan pasal 310 KUHP maka ancaman pidana terhadap pencemaran nama baik melalui informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik jauh lebih berat dibandingan dengan pasal 310 KUHP.

III. KESIMPULAN

Setiap orang yang melanggar ketentuan didalam KUHP dan Undang- Undang No. 19 tahun 2016 harus mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah melanggar norma hukum pidana tersebut. Dari ancaman pidana tersebut ancaman pidana dalam KUHP bersifat alternative sedangkan dalam Undang- Undang Infomasi dan Transaksi Elektronik bersifat kumulatif alternative.

Diaturnya tindak pidana pencemaran nama baik dalam KUHP dan Undang- Undang Infomasi dan Transaksi Elektronik menyebabkan terjadinya konflik norma.

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Adam Chazawi, 2009, Hukum Pidana Positif Penghinaan, ITS Press, Surabaya.

Bambang Sunggono, 2010, Metode penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta.

Sudarto, 1990, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto d/a, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang.

Perundang-undangan :

(10)

6 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik , Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomer 58. Dan Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomer 5952

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam pembuatan laporan yang berkaitan dengan lambatnya informasi sehingga akan banyak menyita waktu dan pengolahan data

30 Inhibitor senyawa organik umumnya adalah jenis inhibitor teradsorbsi yaitu inhibitor yang menurunkan laju korosi dengan mengisolasi permukaan logam dari lingkungan yang

Teknik pencatuan yang digunakan catuan microstrip linefeed.Metode yang digunakan dalam perancangan antena antara lain multi substrat 3 layer untuk meningkatkan bandwidth dan

Hal ini berarti bahwa apabila terdapat pelaku usaha yang melakukan persekongkolan usaha untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai

Penggunaan Kapur Untuk Pelepasan Lendir pada Pengolahan Kopi Biji Robusta Secara Basah; Fibriana Cahyarani, 061710101055; 2010; 77 halaman; Jurusan Teknologi

diketahui bahwa nilai t-statistik lebih kecil daripada nilai t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik > t-tabel 1,64) maka hipotesis 5 yang menyatakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Patumbak (Mei, 2008), dapat diketahui, bahwa pelaksanaan program strategi promosi kesehatan untuk peningkatan PHBS

Selanjutnya Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (yang