• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR LAPKIN DIT. P3DN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR LAPKIN DIT. P3DN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya maka Laporan Kinerja (LAPKIN) Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri tahun 2020 ini dapat diselesaikan dengan baik. LAPKIN ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dan merupakan sarana untuk melakukan evaluasi secara mandiri atas capaian kinerja, baik kinerja yang telah berhasil maupun yang belum berhasil dicapai. Penyusunan LAPKIN ini telah mengacu pada Permendag Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Kementerian Perdagangan. Dalam LAPKIN ini diuraikan perencanaan kinerja Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri beserta analisis capaiannya periode tahun 2020. Secara umum, target indikator kinerja Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri telah berhasil dicapai dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum dapat tercapai pada target Triwulan. Hal ini akan digunakan sebagai bahan dalam merumuskan perencanaan, kebijakan dan langkah langkah perbaikan untuk tahun berikutnya.

Salah satu upaya mendukung kegiatan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan guna mewujudkan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, khususnya Unit Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dalam menata sistem kerja pemerintahan yang lebih baik (good governance), maka seluruh kegiatan yang telah dilakukan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri terangkum dalam bentuk Laporan Kinerja (LAPKIN) Instansi Pemerintah. Pelaporan ini dimaksudkan untuk mengomunikasikan capaian kinerja unit Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran yang telah tertuang dalam kontrak untuk satu tahun kinerja. Telah diperjanjikan maupun pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu mencapai salah satu misi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri antara lain yang tertuang dalam sasaran program Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri “Meningkatnya Kapasitas dan Kewirausahaan Pelaku UMKM serta Penggunaan Produk Dalam Negeri”, dengan Sasaran Program: “Terwujudnya Dukungan Layanan Teknis Dan Administrasi Yang Berkualitas”.

Penyampaian laporan kinerja ini diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran yang utuh tentang pencapaian pelaksanaan kinerja yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2020.

Jakarta, Maret 2021 Direktur

Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

Ida Rustini

(3)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 2

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban kinerja good government, setiap instansi pemerintah secara periodik wajib mengomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada stakeholders melalui Laporan Kinerja (LAPKIN) Instansi Pemerintah. Penyusunan LAPKIN dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis penyusunan kinerja dan pengukuran kinerja. Selama periode tahun 2015-2016, Pemerintah telah menetapkan misi pembangunan nasional yang terkait langsung dengan sektor perdagangan, yaitu perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan. Arah kebijakan perdagangan tercantum pada agenda prioritas ke-6 yang selanjutnya dirinci menjadi 11 sub agenda prioritas Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Salah satunya adalah mengembangkan kapasitas perdagangan nasional yang terdiri atas pengembangan perdagangan dalam negeri dan pengembangan perdagangan luar negeri.

Dalam upaya turut merealisasikan pengembangan perdagangan dalam negeri, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Ditjen PDN Tahun 2020-2025.

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri memiliki 2 (dua) sasaran program yaitu 1) Meningkatnya Kapasitas dan Kewirausahaan Pelaku UMKM serta Penggunaan Produk Dalam Negeri; 2) Terwujudnya Dukungan Layanan Teknis Dan Administrasi Yang Berkualitas. Untuk mencapai sasaran tersebut maka ditetapkan 5 Indikator Kinerja sebagai berikut:

1. Jumlah Pelaku UMKM yang Memperoleh Fasilitasi Peningkatan Kualitas Produk dan Kapasitas Usaha;

2. Jumlah Pelaku UMKM yang Melakukan Kemitraan;

3. Jumlah Masyarakat yang Tersosialisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri;

4. Jumlah Pelaku UMKM Pangan Nusa yang dilakukan Monev;

5. Indeks Kualitas Layanan Teknis dan Administrasi Unit Kerja.

Secara keseluruhan, pencapaian kinerja Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri pada tahun 2020 mencapai rata-rata 379.9%, kementerian Perdagangan Melalui Unit Dit.P3DN selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas PMKM binaan agar prodak yang dihasilkan lebih baik dan lebih maju serta dapat di terima di pasar baik dalam maupun luar negeri. Semua indikator kinerja Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri menunjukkan hasil capaian yang sangat baik. Hasil pencapaian ini harus tetap dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya bahkan harus makin ditingkatkan. Keberhasilan pencapaian sasaran kinerja tentunya dikaitkan juga dengan upaya Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri yang selalu mengedepankan kualitas dari hasil kajian dan analisis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan sektor perdagangan. Melalui LAPKIN Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya.

(4)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 2

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR TABEL ... 5

BAB I PENDAHULUAN ... 6

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ...16

A.PERENCANAANSTRATEGIS ...16

B.RENCANAKINERJATAHUNAN ...23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...26

A.CAPAIANKINERJAORGANISASI ...26

B.KINERJAANGGARAN ...42

BAB IV PENUTUP...44

LAMPIRAN ...45

(5)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri ... 12

Gambar 2 Diagram Pie Tingkat Pendidikan Pegawai Direktorta Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri ... 22

Gambar 3 Pelaksanaan Bimbingan Teknis Dit. Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri 33 Gambar 4 Pelaksanaan Partisipasi Pameran ... 33

Gambar 5 Pelaksanaan Kemitraan ... 36

Gambar 6 Pendistribusian bantuan sarana usaha ... 38

Gambar 7 Pelaksanaan Sosialisasi Pendidikan ... 41

(6)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 5

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah SDM Dit.P3DN berdasarkan kelompok Jabatan ... 13

Tabel 2 Rencana Kinerja Dit. P3DN tahun 2020... 23

Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Utama Dit. P3DN ... 27

Tabel 4 Capaian Sasaran I dan II Dit. P3DN tahun 2020-2025 ... 28

Tabel 5 Capaian IK-1 Dit. P3DN tahun 2020 ... 28

Tabel 6 Realisasi IK-1 Dit. P3DN tahun 2020... 29

Tabel 7 Capaian IK-1 Dit. P3DN tahun 2018 ... 30

Tabel 8 Capaian IK-2 Dit. P3DN tahun 2018 ... ……….31

Tabel 9 Capaian Kinerja pada Target Jangka Menegah Dit. P3DN Tahun 2015-2019 ... ……….32

Tabel 10 Capaian IK-2 Tahun 2018-2020 ... ……….34

Tabel 11 Daftar Realisasi IK-2 Dit. P3DN tahun 2018 ... ……….35

Tabel 12 Daftar Realisasi IK-2 Dit. P3DN tahun 2020 ... ……….35

Tabel 13 Capaian Kinerja pada Target Jangka Menegah Dit. P3DN Tahun 2020-2025 ... ……….37

Tabel 14 Daftar Peralatan Sarana Usaha Tahun 2018 ... ……….37

Tabel 15 Capaian IK-3 Dit. P3DN tahun 2020 ... ……….38

Tabel 16 Capaian IK-5 Dit. P3DN tahun 2020 ... ……….40

Tabel 17 Capaian IK-4 Dit. P3DN tahun 2020 ... ……….41

Tabel 18 Realisasi Anggaran Tahun 2020 ... ……….42

(7)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Peran Strategis Organisasi

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri sebagai salah satu organisasi yang berperan penting dalam pencapaian target-target Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025 telah menetapkan misi pembangunan nasional yang terkait langsung dengan sektor perdagangan antara lain, yaitu perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan.

Arah kebijakan pembangunan Perdagangan Nasional ke depan secara konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN 2020-2025. Arah ini merupakan pedoman dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Arah kebijakan perdagangan tercantum dalam Sembilan Agenda Prioritas Pembangunan pada poin ke 6 sebagai berikut:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor- sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Prioritas tersebut di atas terbagi menjadi sub agenda prioritas ke- 9 (sembilan) yaitu mengembangkan kapasitas perdagangan nasional.

Dalam mendukung Nawa Cita, arah kebijakan perdagangan dalam negeri

(8)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 7

dalam lima tahun ke depan sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2025 adalah adalah “Meningkatkan Aktivitas Perdagangan Dalam Negeri yang Lebih Efisien dan Berkeadilan”.

Agenda Prioritas Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mempunyai peranan penting antara lain:

x Ketersediaan stok/pasokan dan stabilitasasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting

x Peningkatan daya saing usaha di dalam negeri x Peningkatan daya saing UMKM

x Peningkatan infrastruktur perdagangan x Tindak lanjut dan rencana aksi di daerah

Rencana kerja mengacu pada pembangunan jangka panjang nasional 2020-2025 dengan amanat untuk membangun keseimbangan antara pembangunan perdagangan dalam negeri dan luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 8/M- DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat Pengunaan dan Pemasaan Produk Dalam Negeri sebagai pelaksana teknis di bawah Ditjen PDN berubah nomenklaturnya menjadi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.

Perubahan nomenkaltur menjadi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri merupakan semangat transformasi ke arah yang lebih baik.Satker Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri memiliki tanggung jawab untuk menjalankan amanat memberikan bantuan akses pemasaran bagi pedagang mikro kecil dan menengah dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Adapun tugas Dit.

Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, dan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan usaha dagang kecil menengah dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dit. Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri menjalankan fungsi untuk menetapkan kebijakan bidang pengembangan UMKM dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Fungsi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri pada praktiknya mengalami keterkaitan secara terintegrasi dengan unit dan instansi/lembaga lainnya. Integrasi tersebut sebagai wujud profesionalisme kerja dengan instansi/lembaga terkait.

Peran Strategis Organisasi

Transparansi dan akuntabilitas sebagai bagian dari elemen reformasi birokrasi merupakan prasyarat pokok tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan transparan (clean and good

(9)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 8

governance). Penyusunan LAPKIN berdasarkan siklus 1 tahun anggaran berjalan yang secara lengkap memuat laporan yang membandingkan perencanaan dan hasil yang dicapai dalam program/kegiatan yang ada di Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri. LAPKIN Direktorat penting dalam rangka mengukur tingkat pencapaian serta kinerja Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dalam melaksanakan program/kegiatan selama tahun 2020.

Penyusunan LAPKIN berdasarkan Inpres No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Permenpan No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan dan Kepmendag No. 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor.8/M-DAG/PER/2/2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, menyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, dan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan usaha dagang kecil menengah dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri.

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri sebagai salah satu perangkat pemerintah di bawah Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) memiliki peranan strategis dan menjadi bagian sangat penting bagi pemerintah pusat dalam menumbuhkan iklim usaha UMKM di Indonesia.

Sementara fungsi lainnya, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri melakukan pembinaan UMKM dalam sektor perdagangan serta gencar melakukan kegiatan dalam upaya mensosialisasikan tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri yang dilakukan oleh masyarakat, swasta, BUMN, dan pemerintah.

Dalam pelaksanaan kebijakan Dit. Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM agar dapat mandiri, berdaya saing tinggi, dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri sesuai dengan pencapaian target dan tujuan pembangunan perdagangan dalam negeri yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional , yaitu “Peningkatan

(10)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 9

penataan sistem distribusi nasional yang efisien dan efektif untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian berusaha, serta daya saing produk domestik”.

Ada 2 (dua) strategi pemberdayaan UMKM yang diarahkan kepada pembangunan kompetensi inovasi dan peningkatan akses usaha UMKM kepada sumber daya produktif, serta peningkatan kapasitas, kompetensi, dan produktivitas usaha dan strategi peningkatan penggunaan produk dalam negeri diarahkan melalui sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar dapat menggunakan produk dalam negeri. Kedua strategi tersebut diharapkan dapat lebih berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama pada peningkatan kinerja sektor perdagangan besar dan eceran. Di sisi lainnya, masyarakat makin tersadar dan meningkat dalam penggunaan produk dalam negeri.

Prinsip Good Corporate Governance di setiap Instansi Pemerintah

Dalam rangka melaksanakan good corporate governance, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan terarah sehingga penyelenggaraan program pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Peraturan Presiden RepubliK Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam peraturan tersebut, pemerintah mewajibkan setiap unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang disampaikan kepada pimpinan, lembaga pengawasan, penilai akuntabilitas serta disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan.

Penyusunan LAPKIN Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2018 sesuai implementasi dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor: 794/M-DAG/KEP/8/2015 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan Kementerian Perdagangan, dimaksudkan sebagai pemenuhan kewajiban pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun capaian dalam pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan pada Rencana Kinerja Tahunan

(11)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 10

dan Penetapan Kinerja Tahun 2018 sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja Dit. Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri di tahun mendatang.

Ada berbagai manfaat yang diperoleh dari penyusunan LAPKIN.

Salah satu manfaatnya, yaitu evaluasi yang dilakukan akan dapat menentukan besaran kinerja yang dihasilkan secara kuantitatif yang disajikan dalam besaran satuan jumlah atau persentase. Penyusunan LAPKIN juga bermanfaat untuk mengukur efektivitas serta efisiensi penggunaan dan penyerapan anggaran dalam pemberdayaan PMKM, meningkatkan aktivitas/kegiatan, serta meningkatkan efektivitas manajemen pelaksanaan kegiatan pemberdayaan PMKM dan penggunaan produk dalam negeri di Unit Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Direktorat

Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.

Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri memiliki tugas untuk melakukan penguatan produk dalam negeri dengan melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM di sektor perdagangan dalam bentuk fasilitasi, pemberian bantuan sarana usaha perdagangan maupun pemberian bimbingan teknis bagi pelaku yang difokuskan pada produk pelaku PMKM di berbagai daerah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 8/M-DAG/PER/2/2016 ditetapkan bahwa Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri merupakan bagian integral dari Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri mempunyai tugas:

“Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha dagang kecil menengah dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri”.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, Ditjen PDN menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan peningkatan di bidang pengembangan iklim usaha dan bimbingan teknis usaha dagang kecil dan menengah, fasilitasi usaha dan pemasaran usaha dagang kecil menengah, pengembangan produk lokal dan pencitraan produk dalam negeri;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan iklim usaha dan

(12)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 11

bimbingan teknis usaha dagang kecil dan menengah, fasilitasi usaha dan pemasaran usaha dagang kecil menengah, pengembangan produk lokal dan pencitraan produk dalam negeri;

3. Pelaksanaan penyiapan penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan iklim usaha dan bimbingan teknis usaha dagang kecil dan menengah, fasilitasi usaha dan pemasaran usaha dagang kecil menengah, pengembangan produk lokal dan pencitraan produk dalam negeri;

4. Pelaksanaan penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan iklim usaha dan bimbingan teknis usaha dagang kecil dan menengah, fasilitasi usaha dan pemasaran usaha dagang kecil menengah, pengembangan produk lokal dan pencitraan produk dalam negeri;

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 8/M-DAG/PER/2/2016, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri terdiri atas 4 (empat) Sub Direktorat dan Sub Bagian Tata Usaha. Berikut ini adalah struktur organisasi yang mendukung untuk menjalankan tugas dan fungsi

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri terdiri dari:

1. Sub Direktorat Pengembangan Produk Lokal;

2. Sub Direktorat Sarana Dan Iklim Usaha MKMP;

3. Sub Direktorat Peningkatan P2DN;

4. Sub Direktorat Peningkatan Akses Pasar;

5. Subbagian Tata Usaha.

(13)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 12

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Penggunan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Sumber data: http://paspeg.kemendag.go.id

Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri ketika menjalankan tugas dan fungsinya didukung oleh para pegawai.

Adapun pegawai Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri berjumlah 39 (tiga puluh Sembilan ribu) orang. Pegawai Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri terdiri atas pejabat struktural dan fungsional. Komposisi pegawai tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Pegawai yang berlatar pendidikan S2 sebanyak 18 orang, sementara S1 sebanyak 17 orang, dan D3 sebanyak 1 orang, serta pendidikan SMA sebanyak 4 orang .

Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah, nomenklatur jabatan fungsional umum diartikan sebagai Jabatan Pelaksana. Dalam Permen PANRB itu disebutkan, jabatan Pelaksana aparatur sipil negara dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja. Sementara kedudukan jabatan struktural

(14)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 13

bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (Eselon IV/b) hingga yang tertinggi (Eselon I/a). Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri memiliki pegawai dengan latar belakang pendidikan yang mendukung kinerja satker. Jika dilihat dari kelompok jabatan, pegawai yang ada di jabatan struktural berjumlah 14 orang. Sementara kelompok jabatan jabatan pelaksana sejumlah 25 orang.

Tabel berikut akan memberikan gambaran mengenai jumlah SDM Direktorat P3DN berdasarkan kelompok jabatan.

Tabel 1

Jumlah SDM Berdasarkan Kelompok Jabatan Dit. Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri

Golongan dan pangkat pegawai pada Dit. Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri yang terbanyak adalah Penata Muda Tingkat I (III b) berjumlah 12 orang, sementara pangkat Pengatur dan Pengatur Muda masing-masing sebanyak 1 orang. Lebih lengkapnya, perhatikanlah gambar diagram batang berikut.

C. Isu Strategis Organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2020

Pemberdayaan UMKM di Indonesia

Optimisme peningkatan ekonomi di Indonesia dihadapi pada tantangan masuknya era pasar tunggal ASEAN Economic Community (AEC), dimana sektor UMKM dan informal mempunyai peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia dimana

No Kelompok Jabatan Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Struktural Eselon II S2 1

Eselon III S2 4

S1 0

Eselon IV S2 8

S1 1

Subtotal 14

2 Fungsional Pelaksana S2 5

S1 16

D3 1

SMA 4

Subtotal 25

Total 39

(15)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 14

setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan dan menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM

Pada saat ini secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, antara lain: (a) keterbatasan kemampuan untuk akses pasar dan perluasan pangsa pasar, (b) terbatasnya akses informasi yang terkait peningkatan daya saing produk UMKM (c) kurangnya akses dan kemampuan dalam mengoptimalisasi peluang teknologi yang ada, (d) keterbatasan terhadap akses pembiayaan dari lembaga keuangan bank/non bank, serta (e) kualitas sumberdaya manusia pengelola organisasi dan manajemen yang rendah, sehingga dapat menghambat daya saing UKM.

Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri senantiasa berupaya memberikan solusi serta memfasilitasi permasalahan dan hambatan yang dialami oleh UMKM dalam menghadirkan produk dalam negeri yang berdaya saing.

Salah satu sasaran utama pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri adalah pemberdayaan UMKM khususnya yang bergerak di Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Perkembangan perekonomian global turut memberikan dampak terhadap semakin banyaknya produk impor yang masuk dengan harga yang kompetitif. Kondisi tersebut dikaitkan dengan Indonesia sebagai negara dengan potensi pasar domestik yang cukup besar. Implikasinya, Indonesia menjadi daya tarik sehingga mendorong beberapa negara produsen untuk memasarkan produknya di Indonesia. Keadaan ini harus disikapi oleh Pemerintah melalui kebijakan yang melindungi produk milik UMKM kita khususnya yang belum memenuhi kriteria standardisasi.

Keberadaan pelaku UMKM sebagai produsen produk dalam negeri sangatlah diperlukan karena terbukti sebagai motor penggerak perekonomian kerakyatan yang berperan besar dalam penciptaan wirausaha muda baru serta pemanfaatan sumber daya alam dari Indonesia dalam kreasi dan inovasi produk dalam negeri. Untuk mendukung hal tersebut, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri berupaya untuk mendukung jalannya roda perekonomian rakyat melalui keberpihakan terhadap penggunaan produk dalam negeri, baik di tingkat domestik maupun internasional. Salah satu kebijakan penting yang dijalankan oleh Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dalam Peningkatan Penggunaan Produk Dalam

(16)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 15

Negeri adalah dengan mendorong masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri dalam aktivitas keseharian.

Dari sisi penyedia produk dalam negeri, para pelaku UMKM sebagai produsen produk tersebut, harus bisa menampilkan citra produk Indonesia yang berkelas dan memiliki nilai tambah yang patut dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendongkrak penggunaan produk-produk dalam negeri dalam mengahadapi perdagangan bebas regional maupun internasional, baik melalui penerapan berbagai macam regulasi teknis dan tata niaga untuk pengamanan pasar dalam negeri, serta program- program promosi seperti kampanye cinta produk dalam negeri, sosialisasi produk dalam negeri maupun pameran-pameran.

Pemerintah juga mengajak kepada semua pihak agar terus memberikan dukungan untuk meningkatkan daya saing melalui optimalisasi penggunaan produk dalam negeri dengan menjaga kualitas dan standar. Program peningkatan penggunaan produk dalam negeri merupakan pilihan tepat dalam menjaga ketahan perekonomian Indonesia dalam menghadapi kondisi krisis finansial ekonomi global yang mengakibatkan terpukulnya sejumlah negara dalam konsumsi barang.

(17)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 16

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis Ditjen PDN menjadi acuan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri untuk mewujudkan tercapainya visi Kementerian Perdagangan, yaitu Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat Yang Berkeadilan. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri telah menyusun RENSTRA 2020-2025 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025 yang disusun sebagai implementasi pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri selama periode 2020-2025. Arah ini merupakan pedoman dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan. Dalam upaya mencapai sasaran yang diinginkan, perlu adanya misi dan visi guna mendukung pembangunan nasional yang terkait langsung dengan sektor perdagangan antara lain, yaitu perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan.

Visi dan Misi Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025 dimana Direktorat Penggunaan Dan Pemasaran Produk Dalam Negeri mengacu pada visi dan misi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri adalah sebagai berikut.

1. Visi

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Sementara visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri salah satu unit Eselon II mempunyai Visi Mewujudkan UMKM yang kreatif, mandiri dan berdaya saing dan produk domestik yang berdaya saing tinggi.

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong maka misi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:

x Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

(18)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 17

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

x Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

x Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hokum;

x Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;

x Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;

x Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;

x Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;

x Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Sejalan dengan itu untuk mewujudkan Visi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri juga ditetapkan Misi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, yaitu:

x Meningkatkan pemberdayaan masyarakat pedesaan dan ekonomi lokal agar bertumbuh wirausaha baru yang mandiri secara ekonomi berbasis potensi daerah;

x Mewujudkan iklim usaha dan kebijakan yang sehat dan berkeadilan guna mengembangkan usaha dagang pelaku UMKM;

x Memberdayakan pelaku UMKM lebih kreatif yang berorientasi pasar;

x Memperluas perdagangan produk UMKM di pasar dalam negeri secara koordinatif, partisipatif, dan terpadu dari pemangku kepentingan UMKM;

x Melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan produk dalam negeri.

Rencana Strategis Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2020-2025 merupakan penjabaran dokumen perencanaan tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Direkorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri. Program dan kegiatan tersebut berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran strategis.

Rencana Startegis disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi selama melakukan pemberdayaan UMKM dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri selama lima tahun ke depan.

Dalam mendukung pencapaian rencana strategis tersebut, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri telah

(19)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 18

menjabarkan visi dan misi yang dituangkan dalam berbagai kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di lingkungan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri. Saat melaksanakan program pemberdayaan UMKM, terdapat sejumlah tantangan strategis yaitu:

x Aspek Hukum, sebagian besar usaha kecil di sektor perdagangan belum memiliki perizinan usaha sehingga sulit memperoleh akses pembiayaan melalui perbankan. Selain itu, masih banyak produk hukum atau peraturan-peraturan yang belum sepenuhnya mendukung iklim usaha yang kondusif bagi UMKM.

x Aspek Permodalan, sulitnya UMKM memperoleh modal usaha dari perbankan atau lembaga keuangan mikro lainnya menyebabkan UMKM masih bergantung kepada permodalan mandiri atau pinjaman dari rentenir, sehingga berakibat pada tersendatnya proses produksi UMKM.

x Aspek Input Bahan Baku, masalah terbesar yang dihadapi UMKM dalam pengadaan bahan baku adalah mahalnya harga bahan baku, terbatasnya ketersediaan bahan baku serta jarak distribusi bahan baku yang relatif jauh.

x Aspek Teknologi dan Produksi, kapasitas UMKM dalam berproduksi masih belum mencapai potensi yang optimal, karena masih terbatasnya penguasaan teknologi dan infrastruktur yang kurang mendukung.

x Aspek Manajemen dan Sumber Daya manusia, belum adanya pembagian tugas yang jelas dalam organisasi perusahaannya, serta lemahnya penguasaan teknologi, manajemen, dan akuntansi/keuangan.

x Aspek Pasar dan Pemasaran, sebagian besar UMKM masih belum mengetahui potensi pangsa pasarnya secara optimal dan masih banyak kesulitan dalam upaya memasarkan produk-produknya.

x Aspek Pasar Global, pelaku usaha UMKM di Indonesia harus siap dalam era persaingan usaha antara pelaku usaha luar negeri dengan Pelaku Usaha Lokal sebagai dampak dari globalisasi perdagangan dan mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

(20)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 19

1. Tujuan

Sebagai penjabaran dari visi dan misi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, maka tujuan yang ingin dicapai pada periode 2020-2025 adalah sebagai berikut :

a. Jumlah Pelaku UMKM yang Memperoleh Fasilitasi Peningkatan Kualitas Produk dan Kapasitas Usaha;

b. Jumlah Pelaku UMKM yang Melakukan Kemitraan;

c. Jumlah Masyarakat yang Tersosialisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri;

d. Jumlah Pelaku UMKM Pangan Nusa yang dilakukan Monev;

e. Indeks Kualitas Layanan Teknis dan Administrasi Unit Kerja.

2. Sasaran

Sasaran dalam jangka panjang, Perencanaan Strategis Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2017 mengacu pada Rencana Strategis Jangka Panjang Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2020-2025 dengan sasaran program yaitu:

Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri menetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya Kapasitas dan Kewirausahaan Pelaku UMKM serta Penggunaan Produk Dalam Negeri.

b. Terwujudnya Dukungan Layanan Teknis Dan Administrasi Yang Berkualitas.

Untuk menelaah tingkat pencapaian sasaran, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri melalui Program

“Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri” mengimplementasikannya dalam kegiatan “Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri”, dan menetapkan indikator-indikator kinerja sasaran utama, yaitu sebagai berikut:

a. Jumlah Pelaku UMKM yang Memperoleh Fasilitasi Peningkatan Kualitas Produk dan Kapasitas Usaha. Melalui indikator ini kita dapat mengetahui seberapa jauh perkembangan ataupun keberhasilan pelaku usaha binaaan setelah mengikuti pembinaan ataupun workshop/bimtek dari Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.

(21)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 20

b. Jumlah Pelaku UMKM yang Melakukan Kemitraan. Indikator ini

sebagai salah satu upaya mempertemukan pelaku usaha dengan toko/ritel modern dalam rangka menjadikan PMKM sebagai pemasok barang pada toko/ritel modern.

c. Jumlah Masyarakat yang Tersosialisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri. Indikator ini sebagai bentuk pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sektor Perdagangan difokuskan pada Pedagang Kaki Lima (PKL).

d. Jumlah Pelaku UMKM Pangan Nusa yang dilakukan Monev

e. Indeks Kualitas Layanan Teknis dan Administrasi Unit Kerja.

Pencapaian indikator ini dilakukan melalui kegiatan Promosi Produk Unggulan Daerah.

Indikator kinerja sasaran utama tersebut di atas dilaksanakan guna mendukung para PMKM binaan agar lebih maju dan siap dalam menghadapi pasar bebas dan berdaya saing di pasar dalam negeri, terlebih pasar luar negeri.

3. Kebijakan

Untuk mencapai sasaran sebagaimana telah diuraikan diatas, ditetapkan beberapa kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain:

a. Undang Undang Nomor 7 Tahun 2014 Pasal 73 ayat 1 dan 2 tentang Perdagangan;

b. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah;

c. Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

d. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil;

e. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47 Tahun 2016 terkait Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri;

f. Permendag Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

(22)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 21

g. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor

Kep-08/M.Ekon/03/2009 tentang Logo dan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Aku Cinta Indonesia (Menteri Perdagangan sebagai Koordinator Pelaksana Harian dalam penggunaan logo Aku Cinta Indonesia);

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025 arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri dititikberatkan kepada “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya”.

Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri merumuskan langkah fokus prioritas yang dijabarkan dalam 11 (sebelas) prioritas pembangunan perdagangan dalam negeri yang dilakukan selama 5 (lima) tahun. Salah satu prioritas dari Prioritas Pembangunan Perdagangan Dalam Negeri yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2025 adalah “Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainya serta mengembangkan kapasitas perdagangan nasional.”

Dalam Prioritas Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri tersebut, didukung dengan 11 (sebelas) kegiatan prioritas. Adapun Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri mengemban tugas untuk mendukung prioritas yang telah ditetapkan yaitu pemberdayaan dagang kecil menengah dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri yang merupakan kegiatan prioritas kedelapan dan kesembilan.

4. Program

Dengan memperhatikan arahan kebijakan di atas sebagai unit Eselon II di lingkungan Ditjen PDN program utama Direktorat Penggunan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, yaitu

a. Jumlah Pelaku UMKM yang Memperoleh Fasilitasi Peningkatan Kualitas Produk dan Kapasitas Usaha;

b. Jumlah Pelaku UMKM yang Melakukan Kemitraan;

(23)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 22

c. Jumlah Masyarakat yang Tersosialisasi Penggunaan Produk Dalam

Negeri;

d. Jumlah Pelaku UMKM Pangan Nusa yang dilakukan Monev;

e. Indeks Kualitas Layanan Teknis dan Administrasi Unit Kerja.

Direktorat P3DN diharapkan mampu menjadi solusi adanya tantangan strategis UMKM di Indonesia yang banyak mencakup aspek- aspek strategis dan perlu dilakukan penguatan di sektor perdagangan dalam negeri khususnya perdagangan masyarakat ekonomi ASEAN.

Seperti Bagan dibawah ini:

Gambar 2. Peta Strategi Ditjen PDN

(24)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 23

B. Rencana Kinerja

Tahunan

Untuk menelaah tingkat pencapaian sasaran, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri melalui Program

“Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri” mengimplementasikannya dalam kegiatan “Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri”.

Selanjutnya, Direktorat Penggunan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri indikator-indikator kinerja sasaran utama, yaitu:

Tabel 2

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2020

¾ Indikator kinerja output yang diperoleh Meningkatnya omzet PMKM Binaan.

Kegiatan tersebut kemudian lebih dijabarkan lagi dalam bentuk sub kegiatan di Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri sebagai berikut.

1. Jumlah Pelaku UMKM yang Memperoleh Fasilitasi Peningkatan Kualitas Produk dan Kapasitas Usaha

Dari indikator ini, kita dapat mengetahui seberapa jauh perkembangan ataupun keberhasilan PMKM setelah mengikuti pembinaan ataupun workshop/bimtek dari Dit. P3DN. Para pelaku usaha/PMKM ditargetkan meningkat omzetnya setelah mengikuti kegiatan. Pada tahun 2020 target 2900 PMKM dapat terealisasi sebesar 4002 PMKM Adapun kegiatan pendukung yang dimaksud adalah dengan Melaksanakan Forum Bisnis Kemitraan UMKM

¾ Indikator kinerja output yang diperoleh yaitu mendorong kemitraan antara PMKM dengan Toko/Ritel Modern.

(25)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 24

2. Jumlah Pelaku UMKM yang Melakukan Kemitraan

Sebagai salah satu upaya mempertemukan pelaku PMKM dengan ritel modern dalam rangka menjadikan PMKM sebagai pemasok tetap toko modern. Kegiatan pendukung sebagai berikut:

a. FGD Penguatan Produk UMKM dan Akses Pemasaran b. Forum Bisnis Produsen dengan UMKM

c. Melaksanakan Bimbingan Teknis Pengembangan Produk UMKM d. Melaksanakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas

Manajemen SDM Pelaku Usaha

e. Pendampingan Pengembangan Produk UMKM

f. Pendampingan Kapasitas Manajemen SDM Pelaku Usaha g. Sosialisasi Pengelolaan Portal Etalase Produk Indonesia

h. Penyelenggaraan /Partisipasi Pameran di Daerah Provinsi/Kab./Kota

i. Fasilitasi Bantuan Sarana Usaha Perdagangan.

3. Jumlah Masyarakat yang Tersosialisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri

Target total jumlah bantuan sarana usaha perdagangan kepada 2000 pelaku usaha dan terealisasi sebanyak 2041 pelaku usaha. Hal tersebut dapat tercapai dari target yang ditentutan dengan memberikan program/kegiatan kepada Pelaku Usaha, antara lain:

a. Publikasi ACI di berbagai Media

b. Kampanye penggunaan Produk Dalam Negeri pada kiegiatan kemasyarakatan

c. Sosialisasi P3DN kepada anak didik dan generasi muda dan/atau masyarakat

d. FGD upaya membangun Nasionalisme Penggunaan Produk Dalam Negeri.

¾ Indikator kinerja output yang diharapkan adalah tersosialisasinya produk dalam negeri dengan capaian sebesar 91,85%.

4. Jumlah Pelaku UMKM Pangan Nusa yang dilakukan Monev

Sasaran Kegiatan ini untuk Meningkatkan Kapasitas dan Kewirausahaan Pelaku UMKM serta Penggunaan Produk Dalam Negeri. Dengan program dan kegiatan yang dilakukan berupa Promosi Sehat Nusantara.

(26)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 25

5. Indeks Kualitas Layanan Teknis dan Administrasi Unit Kerja

Dit. P3DN berupaya memfasilttasi pelaku PMKM dengan memberikan kesempatan kepada PMKM untuk memasarkan produknya pada Promosi Produk Unggulan Daerah. Kegiatan ini dalam rangka menjadikan PMKM meningkatkan kualitas pelayanan teknis dan administrative dalam unit kerja. Kegiatan pendukung sebagai berikut:

a. Layanan Sarana dan Prasarana Internal b. Layanan Dukungan Manajemen Satker c. Layanan Perkantoran

¾ Target Indikator kinerja output yang diperoleh yaitu terfasilitasinnya 80% PMKM pada kegiatan peningkatan kualitas layanan dengan capaian 75,99% sesuai dengan penilaian WTA ditingkat Eselon I . pencapaian tersebut di pengaruhi dengan adanya Efisiensi layanan perkantoran saat Pandemi Covid-19.

(27)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 26

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian IKU Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri di Tahun 2018

Bentuk implementasi dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan dan Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, maka Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri telah menetapkan 2 (dua) Sasaran Kegiatan dengan 7 (tujuh) Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2020 di lingkungan Kementerian Perdagangan.

Indikator Kinerja Utama Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri sebagai acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2020. Pencapaian indikator kinerja utama Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri diwujudkan dalam upaya meningkatkan kinerja UMKM dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri di Indonesia.

Dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan, program dan kegiatan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri menunjukan hasil yang cukup baik di setiap target pada seluruh IKU.

Pencapaian tersebut terlihat dari realisasi seluruh IKU Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri di atas 100%.

Adapun capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri tahun 2020 dapat dirinci pada tabel 4 sebagai berikut:

(28)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 27

Tabel 3

Capaian Indikator Kinerja Utama Dit. P3DN Tahun 2020

Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian kinerja Indikator Kinerja (IK) Unit Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dapat tercapai

‘’Sangat Baik’’ dari 5 (lima) IK yang ada memperoleh capaian sesuai target. Berikut Penjelasan lebih rinci mengenai Analisis dan Evaluasi capaian Kinerja Unit Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

SASARAN I

Meningkatnya Kreativitas, Kapasitas dan Kompetensi Pelaku Usaha Perdagangan serta Penggunaan Produk Dalam Negeri

Kementerian Perdagangan c.q. Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri melakukan kegiatan pemberdayaan UMKM. Pada tahun 2020, kegiatan diarahkan untuk mendorong peningkatan produktivitas usaha mikro dalam rangka meningkatkan kapasitas PMKM sehingga menjadi pelaku usaha yang berdaya saing tinggi. Daya saing diimplementasikan melalui perbaikan kemasan produk bagi PMKM serta pemasaran secara online. Upaya-upaya tersebut di atas diharapkan dapat meningkatkan peran PMKM dalam mewujudkan pemerataan pembangunan, penanggulangan kemiskinan, dan penguatan daya saing perekonomian nasional.

(29)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 28

Tabel 4

Capaian Sasaran I dan II Tahun 2020-2025

Sumber data: Dit. P3DN

IK-1. JUMLAH PELAKU UMKM YANG MEMPEROLEH FASILITASPENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN KAPASITAS USAHA

Pada tahun 2020, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri menargetkan 2900 PMKM yang mengalami peningkatan omzet. Indikator ini mendefinisikan omzet itu seluruh yang didapat dari hasil penjualan selama jangka waktu tertentu. Dimana para pelaku PMKM diharapkan dapat menaikkan omzet penjualan setelah dilakukannya pendampingan kepada PMKM melalui beberapa kegiatan Dari target 300 PMKM yang omzetnya meningkat, telah terealisasi sebesar 361 PMKM naik dari tahun lalu.

Tabel 5

Capaian IK-1 Tahun 2020

Sumber data: Dit. P3DN

(30)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 29

Ada beberapa program/kegiatan yang mendukung tercapainya IK-1, yaitu dengan melaksanakan Forum Bisnis kemitraan UMKM.

Tabel 6

Realisasi IK-1 Tahun 2020

Agar lebih lengkapnya, marilah kita simak penjelasan tujuan kegiatan pendukung tercapainya IK-1 sebagai berikut, untuk meninggkatkan omzet perlu dilakukan pendampingan kepada pelaku PMKM kegiatan pendukung ini antara lain pelaksanaan Bimtek dan partisipasi pameran serta pendampingan untuk PMKM Adapun kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk PMKM ke pasar yang lebih luas serta membangun kesadaran Pedagang Mikro Kecil Menengah (PMKM) akan pentingnya pemasaran produk sehingga produk lebih dikenal dipasaran sehingga mampu meningkatkan nilai tambah produk yang berpengaruh kepada Omzet. Para PMKM yang telah mengikuti kegiatan Pendampingan Pengembangan PMKM yang diselenggarakan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, perlu mendapat pembinaan yang terus-menerus kepada PMKM, terutama dalam peningkatan kualitas kemasan dan membangun brand yang kuat.

Untuk mencapai hal tersebut, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri telah melakukan beberapa kegiatan yang mendukung

NO SASARAN KEGIATAN

INDIKATO R KINERJA KEGIATA

N

TARGE

T REALISASI KEGIATAN PENDUKUNG

(1) (2) (3) (4) (5)

KEGIATA N PANGAN AWARDS DAN BIMTEK

PARTISIPA SI PAMERA

N

(6) (7)

Meningkatny a kreativitas, kapasitas, dan kompetensi UMKM perdagangan serta

penggunaan produk dalam negeri

Jumlah Pelaku Usaha Binaan yang meningka t

omzetnya

300 361 301 60

(31)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 30

indikator kinerja PMKM mitra binaan yang omzetnya meningkat, seperti bimbingan teknis dan pameran. Jumlah PMKM binaan tahun sebelumnya yang omzetnya meningkat, realisasi naik menjadi 361 semula 305 PMKM. Di banding tahun 2018, Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri berhasil merealisasikan target seperti kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Capaian IK-1 Tahun 2018 INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

TARGET

2017 REALISASI % CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Pelaku Usaha Binaan yang meningkat Omzetnya

300 305 102%

Sumber data: Dit. P3DN

Jika dilihat dari perbandingan kinerja target semula 200 PMKM pada Tahun 2016 menjadi 300 pada Tahun 2017-2020 hal ini dikarenakan sudah banyak pelaku PMKM yang dibina oleh Ditjen PDN c.q Dit. P3DN sehinga jumlah tersebut secara proposional relevan dengan peningkatan target, sementara capaian sebesar 305 pelaku PMKM pada tahun 2018 dan 361 pada tahun 2020 yang meningkat omzetnya karna telah dilakukannya evaluasi melalui penyebaran koesioner terhadap pelaku UKM yang telah dilakukan tersebut. Evaluasi dilakukan pada akhir tahun dengan memilih sample pelaku UKM yang memiliki kemungkinan peningkatan omzet yang besar dan meningkat.

Dengan capaian kinerja tahun 2020, Dit. P3DN berhasil meningkatkan capaian kinerja. Berdasarkan data, capaian IK-1 dari tahun 2015 sampai 2020 selalu mengalami kenaikan. Dengan demikian keberhasilan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri dalam mewujudkan capaian ini tidak terlepas dari berbagai kegiatan dan tentunya kerja sama dari berbagai pihak terkait. Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri telah mengadakan beberapa kegiatan pembinaan, baik workshop ataupun bimtek. Sebagai contoh, Subdirektorat Pengembangan Produk Lokal menyelenggarakan Bimbingan teknis penguatan prodak, Partisipasi Pameran serta kegiatan pendukung seperti pendampingan bagi PMKM.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di beberapa daerah yang diikuti oleh PMKM pangan dan non pangan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, ada beberapa pelaku usaha/PMKM yang berhasil tergabung untuk menjadi anggota Toko Online

(32)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 31

Shop di Marketplace. Selain itu, para pelaku usaha/PMKM juga berhasil dalam mengembangkan kualitas kemasan produk dan pengetahuan SDM juga menjadi lebih baik dengan adanya bimbingan teknis sumber daya manusianya. Kenaikan omzet yang dihimpun berdasarkan kuisioner dan form isian yang disebar ke para pelaku usaha/PMKM yang telah mengikuti kegiatan. Daerah yang menjadi sebaran data yaitu Yogyakarta dengan nilai kenaikan omset ada 49 PMKM, Tangerang ada 50 PMKM yang naik omzetnya, bandung dengan kenaikan omzet 60 PMKM, semarang 73 PMKM yang mengalami kenaikan, kebumen ada 19 kenaikan omzet, dengan jumlah pelaku usaha 100 peserta setiap kota,disini dilakukan pengumpulan data terhadap para pelaku usaha/PMKM yang telah mengikuti program dan kegiatan di tahun 2020.

Selain karena upaya aktif dari Dit. P3DN dalam melakukan pembinaan kepada PMKM, kenaikan ini juga didukung oleh adanya respon yang baik dari Dinas terkait dan pelaku usaha/PMKM yang berpartisipasi pada kegiatan Pendampingan PMKM , dan bimbingan teknis. Selain kegiatan bimtek guna mendukung IK -1 juga adanya bentuk partisipasi pameran yang diikuti oleh PMKM seperti malang expo dengan jumlahKenaikan Omzet.

Tabel 8

Capaian IK-1 Tahun 2020

Kegiatan Pameran dan Bimtek Kota

Jumlah Pelaku PMKM Yang Meningkat

Omzetnya

Great sale solo Solo 7

Jashfest JCC 4

Balikpapan Fair Kalimantan Timur 3

Hargarnas JCC 6

Yogya Expo Yogyakarta 2

Malang Citi Malang 3

Gelar Produk UKM Nusantara JCC 5

Cirebon festival Cirebon 10

Hari Koperasi Nasional JCC 4

Mall To Mall Surabaya 5

Festifal Coffe Toraja 13

Golpex JCC 2

Sibolga Expo Sibolga 3

Padang Fair Padang 3

(33)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 32

Bimtek PMKM Bandung 60

Semarang 73

Yogyakarta 49

Tangerang 50

Kebumen 19

UKM Pangan Awards Jakarta 40

Tabel 9

Capaian Kinerja pada Target Jangka Menengah Tahun 2015-2019

Dari tabel diatas dilihat bahwa capaian jumlah pelaku usaha binaan yang meningkat omztnya melebihi target dimana angka capaian di tahun 2015-2019 diatas 100% dengan realisasi sebesar 116,%131,5%,150%,152,5%,120,3%, dari tahun 2018 ke 2020 secara persentase turun karna adanya penambahan target dari 200 menjadi 300 dengan demikian target pertumbuhan th 2020 sebesar 1100 dengan realisasi sampai th 2020 adalah 1461 maka capaiannya jumlah pelaku usaha binaan yang meningkat omzetnya adalah 132,8%, di dalam pelaksanaan bimtek para PMKM di dampingi mulai dari pengembangan prodak hingga pemasaran prodak dan ini mempengaruhi pada hasil prodak yang dihasilkan sehingga mempengaruhi juga pada tingkat omzet yang diterima. Berikut ini beberapa kegiatan dan dokumentasi yang mendukung IK - I adalah:

(34)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 33

a. Pelaksanaan Bimbingan Teknis

Gambar 3. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Sumber data: Unit Dit. P3DN

Gambar 4. Pelaksanaan Partisipasi Pameran Sumber data: Unit Dit. P3DN

(35)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 34

IK-2. JUMLAH PELAKU UMKM YANG MELAKUKAN KEMITRAAN

Dit. P3DN telah melaksanakan kegiatan Temu (Kemitraan) yaitu Suatu kegiatan yang dilaksanakan diberbagai kota atau daerah dengan tujuan untuk menaikan para pelaku usaha untuk lebih baik dengan harapan produk mereka lebih dikenal di pasaran, dalam pelaksanaan kegiatan ini selalu di targetkan agar pelaku usaha bisa bergabung dengan Ritel Modern seperti Lottemart, superindo, alfamart, indomart, carrfour, tranSMART, gaint, superindo, pelaksanaan kegiatan ditahun 2020 ada di 5 kota antara lain di, semarang, Sidoarjo, malang, gorontalo. Pada kegiatan ini, Unit Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri mempunyai target setiap tahunnya sebnyak 150 PMKM yang dapat bergabung dan berkerjasama dengan ritel modern sesuai dengan target jangka menengah yang ada di renstra Ditjen PDN pada kegiatan ini unit berupaya memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha/PMKM dengan beberapa ritel modern. Tujuannya agar para pelaku usaha/PMKM dapat bergabung dan bermitra dengan ritel modern.

Dengan target 150 PMKM yang bermitra dengan toko/ritel modern di tahun 2020, Direktorat P3DN berhasil melebihi target tersebut. Adapun realisasi IK-2 sebanyak 262 PMKM yang terdiri atas PMKM non Pangan dan PMKM pangan. Data disajikan pada tabel 9 berikut.

Tabel 10

Capaian IK-2 Tahun 2018-2020

Sumber data: Unit Dit. P3DN

Berdasarkan data di atas, perlu disampaikan juga bahwa semakin banyaknya pelaku PMKM yang semakin serius dalam mengembangkan produknya terutama PMKM pangan. Selain itu, kenaikan realisasi di pengaruhi oleh adanya kegiatan seperti pelaksanaan temu usaha. Kegitan tersebut sebagai kesempatan sekaligus menjadi salah satu inisiatif untuk menjaring produk PMKM untuk bermitra dengan retail modern. Pelaksanaan kegiatan tersebut berdasarkan dengan pemilihan daerah pelaksanaan yang berbeda beda tiap tahunnya. Sebagai pembelajaran dari pelaksanaan pemilihan lokasi memang memiliki peranan penting karena tidak semua lokaso memiliki ritel untuk dipertemukan dengan pelaku UKM.

(36)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 35

Tabel 11

Daftar Realisasi IK – 2 Tahun 2018

Sumber data: Unit Dit. P3DN

Tabel 12

Daftar Realisasi IK-2 Tahun 2020

Sumber data: Unit Dit. P3DN

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai realisasi turun 33 PMKM dibanding tahun sebelumnya dikarenakan pada tahun sebelumnya dilakukan di lima kota dan di tahun 2020 hanya di empat kota, dalam pelaksanaan kegiatan baik di daerah ataupun di propinsi kota, dihadiri setidaknya 150 pelaku PMKM baik dari PMKM pangan dan Non pangan, dari setiap pelaksanaan kegiatan tidak semua PMKM yang mengikuti dapat masuk dan berkerjasama dengan Ritel Modern, namun harus melewati penilaian terlebih dahulu. Pada tahun ini realisasi cukup tinggi 196.6% pada tahun 2020. Pada tahun 2020 telah dilaksanakan di 4 kota yaitu semarang,sidoarjo, malang,Gorontalo.

Berikut ini bentuk kegiatan dan dokumentasi yang mendukung IK-2 adalah:

(37)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 36

a. Pelaksanaan Kemitraan

Gambar 5. Temu Usaha bertujuan mencapai kemitraan antara pelaku usaha/PMKM

IK-III. JUMLAH MAYARAKAT YANG TERSOSIALISASI PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI

Pada tahun 2020 terget PMKM mitra binaan yang difasilitasi berjumlah 2000 dengan realisasi sebesar 2054 atau 171% upaya dilakukan guna mendukung sektor Menengah kebawah seperti memberikan fasilitasi pameran dan bantuan kemasan hingga bantuan saraana usaha serta pemb;inaan dan workshop dan bimtek untuk pelaku PMKM

IK-IV. JUMLAH PELAKU UMKMPANGAN NUSA YANG DILAKUKAN MONEV

Dalam rangka meningkatkan peran dan potensi usaha kecil menengah khususnya pedagang kaki lima warung tradisional, toko kelontong dan/atau gerai produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perlu adanya fasilitasi/pemberian bantuan sarana usaha berupa peralatan usaha yang dibutuhkan guna mendukung operasionalisasi warung tradisional, toko kelontong dan gerai produk UMKM yang lebih efektif dan efisien. Bantuan sarana usaha ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan pelaku usaha warung tradisional, toko kelontong dan/atau gerai produk UMKM untuk berkembang serta bersaing secara sehat dan tertib dengan mengdepankan kesehatan dan keamanan konsumen dan mendorong pengembangan ekonomi rakyat di daerah tertinggal/perbatasan serta mendukung program prioritas dan sinergi antar kementerian/Lembaga dalam pembinaan dan pemberdayaan UMKM lokal, regional, dan nasional. Pada IK-3, realisasi Tahun 2020

(38)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 37

sebanyak 12.043 unit berupa tenda dagang 1600, peralatan freezer box 250, gerobak dagang tipe 1 sebanyak 1750, gerobak tipe 2 sebanyak 1820, rombong sepeda motor=2750, coolbox 70lt 1500, coolbox 195 Lt 2000, warung 373.

Realisasi Ik-3 dihitung berdasarkan realisasi pengadaan bantuan sarana usaha perdagangan Tahun Anggaran 2020. Adapun jumlah bantuan yang didistribusikan kepada masyarakat berdasarkan wilayah per kabupaten/kota dijabarkan pada lampiran. Capaian Ik-3 tahun 2020 melebihi target yang ditetapkan.

Beberapa penyebab nya, diantaranya pagu anggaran bantuan sarana usaha perdagangan yang cenderung meningkat tiap tahunnya sehingga jumlah unit realisasi ikut mengalami peningkatan. Perbandingan realisasi pelaksanaan bantuan dari tahun 2017-2018 Program/kegiatan terkait Bantuan Sarana Usaha Perdagangan yang dilakukan Dit. P3DN pada tahun 2018 telah rampung dilaksanakan. Lebih jelasnya berikut kami sampaikan dokumentasi dan uraian unit bantuan sarana usaha perdagangan, pada tahun 2018 dengan target IK-3 sebanyak 2.800 Unit.

Tabel 13

Capaian Kinerja pada Target Jangka Menengah Tahun 2020-2025

Sumber data: Unit Dit. PPPDN

Tabel 14

Daftar Peralatan sarana usaha Tahun 2018

Sumber data: Unit Dit. PPPDN

(39)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 38

Tabel 15

Capaian IK-3 Tahun 2020

Sumber data: Unit Dit. P3DN

Berikut ini adalah beberapa dokumentasi pelaksanaan pendistribusian bantuan sarana usaha perdagangan tahun 2020.

a. Pendistribusian Bantuan Peralatan Warung

Gambar 6. Bantuan sarana usaha Sumber data: Unit Dit. P3DN

IK-V. INDEKS KUALITASLAYANAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI UNIT KERJA

Pola konsumsi ialah kebutuhan manusia baik dalam bentuk benda maupun jasa yang dialokasikan selain untuk kepentingan pribadi juga keluarga yang didasarkan pada tata hubungan dan tanggung jawab yang dimiliki yang sifatnya terelisasi sebagai kebutuhan primer dan sekunder. Pola konsumsi merupakan

(40)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 39

susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pola konsumsi ialah berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang yang merupakan ciri khas suatu kelompok masyarakat. Pola konsumsi juga dapat diartikan sebagai tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang berkaitan erat dengan kehidupan kebudayaan masyarakat, dimana tanggapan aktif yang ada bisa dalam bentuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder. Secara umum maksud analisis pola konsumsi masyarakat ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum pola konsumsi masyarakat baik Pemetaan Pola Konsumsi Penggunaan Produk Dalam Negeri 2018. Kelompok makanan maupun bukan makanan. Adapun maksud dan tujuan analisis pola konsumsi masyarakat ini adalah:

a. Untuk mengumpulkan data sekunder untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat perubahan-perubahan indikator ekonomi.

b. Memberikan masukan terhadap arah kebijakan pengembangan produk dalam negeri seiring dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.

c. Sebagai referensi data dalam melakukan kajian mendalam terhadap pola konsumsi masyarakat indonesia.

Upaya pemerintah secara berkesinambungan dalam memantau perkembangan dan perubahan pola konsumsi masyarakat perlu didukung oleh seluruh komponen, baik produsen selaku pelaku bisnis yang menyediakan produk dan jasa maupun konsumen. Hubungan antara ketersediaan produk dan jasa dan pola konsumsi masyarakat akan menggambarkan pertumbuhan dan perubahan indikator-indikator perekonomian Indonesia baik mikro maupun makro.

Kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga merupakan nilai konsumsi rumah tangga yang dikurangi dengan nilai konsumsi yang dipenuhi oleh barang yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian untuk menghitung besaran kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga adalah dengan menggunakan pendekatan rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Cara penghitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

dimana:

g : rasio penggunaan barang produksi dalam negeri terhadap pengeluaran rumah tangga

(41)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 40

Ibk : nilai impor barang konsumsi

Krt : nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga 100 : sebagai faktor pengali persen

Dengan demikian, penghitungan nilai rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran adalah 1 dikurangi dengan hasil nilai impor barang konsumsi dibagi dengan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga dikalikan 100 persen. Nilai impor barang konsumsi bersumber pada data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Adapun yang termasuk barang konsumsi dalam pengertian ini adalah termasuk:

1. Produk makanan/minuman (belum diolah) untuk rumah tangga;

2. Produk makanan/minuman (olahan) untuk rumah tangga;

3. Bahan bakar dan pelumas (olahan) 4. Mobil penumpang;

5. Alat angkutan bukan untuk industri;

6. Barang konsumsi tahan lama (produk farmasi, peralatan listrik, dll);

7. Barang konsumsi setengah tahan lama (alas kaki, pakaian jadi, dll) 8. Barang konsumsi tidak tahan lama (sabun, kosmetik, dll); dan 9. Barang konsumsi lain yang tidak diklasifikasikan.

Impor barang konsumsi tahun 2018 senilai USD 34.362,6 juta dengan kurs tengah USD tahun 2018 Rp 14.246,43 (sumber BI), maka nilai impor barang konsumsi Rp 489,5 Triliun, Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga menggunakan nilai PDB berdasarkan pengeluaran yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik dengan memfokuskan pada nilai pengeluaran rumah tangga. Nilai pengeluaran konsumsi nasional tahun 2018 senilai Rp 8.269,8 Triliun.

Melalui pendakatan tersebut, rasio atau nilai kontribusi produk dalam negeri pada konsumsi rumah tangga nasional tahun 2018 adalah sebesar 94,08%.

Dengan demikian, target Kontribusi Produk Dalam Negeri dalam Konsumsi Rumah Tangga sebesar 93,1% tercapai.

Tabel 16

Capaian IK-5 Tahun 2020

Sumber data: Dit. P3DN

(42)

LAPKIN DIT. P3DN 2020 41

Tabel 17

Capaian IK-4 Tahun 2020

Sumber data: Dit. P3DN

Program dan kegiatan lainnya terkait Penggunaan dan Kontribusi Produk Dalam Negeri dalam Konsumsi Rumah Tangga Nasional pada tahun 2020, salah satunya Kegiatan Menanamkan Kepedulian Penggunaan Produk Dalam Negeri Kepada Anak Didik dan Generasi Muda seperti pada dokumentasi berikut.

Gambar 7. Pelaksanaan Sosialisasi Pendidikan Sumber data: Dit. P3DN Tahun 2020

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Penggunan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri  Sumber data: http://paspeg.kemendag.go.id
Tabel  berikut  akan  memberikan  gambaran  mengenai  jumlah  SDM Direktorat P3DN berdasarkan kelompok jabatan
Gambar 3. Pelaksanaan Bimbingan Teknis  Sumber data: Unit Dit. P3DN
Gambar  5.  Temu  Usaha  bertujuan  mencapai  kemitraan  antara  pelaku  usaha/PMKM
+3

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum penelitian ini difokuskan untuk memeroleh suatu model pendekatan intervensi konseling yang efektif untuk meningkatkan perilaku altruistik siswa di

Hal-hal yang menjadi pertimbangan besar pelaksanaan program Home Care antara lain pertimbangan ekonomi dan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

Analisis yang dilakukan adalah menghitung komposisi jenis lamun, menghitung frekwensi jenis dan frekwensi relatif, menghitung kerapatan jenis dan kerapatan relatif,

Kandungan metil ester asam lemak dari masing-masing gajih celeng, babi, sapi, ayam dan kambing dikelompokkan dengan menggunakan kemometrika PCA dengan minitab 16.. HASIL

Terkait dengan putusan Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Pontianak, putusan tersebut haruslah juga mencerminkan rasa keadilan dan

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa media pembelajaran lcd proyektor dan motivasi belajar secara bersama memiliki hubungan yang cukup signifikan

Berdasarkan pemaparan di atas, dibutuhkan pembuktian lebih lanjut dengan melakukan eksperimen mengenai ³ Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung pada lokasi peledakan batuan andesit diterapkan untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak,