19
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan Lahan Penelitian Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP). Waktu penelitian selama 3 bulan, dari bulan Juni – Agustus 2020.
3.2 Desain Penelitian
3.2.1 Susunan Penelitian
Penelitian ekstrak bioherbisida daun mangga kweni (Mangifera odorata Griff) dengan 2 faktor :
Faktor I konsentrasi bioherbisida :
K0 : Tanpa bioherbisida (kontrol) 0%
K1 : Bioherbisida ekstrak daun mangga kweni 20%
K2 : Bioherbisida ekstrak daun mangga kweni 40%
K3 : Bioherbisida ekstrak daun mangga kweni 60%
Faktor II jenis daun mangga kweni (Mangifera odorata Griff):
S1 : Daun Segar S2 : Daun Kering
Tabel 3.1 Susunan Penelitian
K0 K1 K2 K3
S1 K0S1 K1S1 K2S1 K3S1
S2 K0S2 K1S2 K2S2 K3S2
20 3.2.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah Faktorial 4 x 2 dengan ulangan 3x.
Uraiannya sebagai berikut
Jumlah plot : 24 plot Jumlah taraf : 8 taraf Jumlah ulangan : 3 ulangan Jumlah sampel/plot : 10 sampel Jumlah unit seluruhnya : 240 gulma
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan model linear adaftif sebagai berikut:
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + ρk + εijk
Keterangan :
Yijk = Hasil Pengamatan ulangan ke-i dari faktor I pada ulangan ke-j dari faktor II dan ulangan ke-k
μ = Nilai tengah umum
ρk = Pengaruh taraf ke-k dari faktor Kelompok
αi = Pengaruh konsentrasi bioherbisida daun mangga kweni ke-i βj = Pengaruh jenis daun mangga ke-i
(αβ)ij = Pengaruh pemberian konsentrasi bioherbisida daun mangga kweni ke-i dan perlakuan pemberian jenis daun mangga kweni ke-j εijk = Galat percobaan pada ulangan ke-i yang mendapatkan perlakuan
pemberian konsentrasi bioherbisida daun mangga kweni ke-j dan perlakuan pemberian jenis daun mangga kweni pada taraf ke-k Pengujian parameter disusun pada daftar sidik ragam dan dilakukan uji Duncan’s new Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5% dan 1%
(Gaspersz, 1991).
21 3.3 Bahan dan Peralatan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun mangga kweni (Mangifera Odorata Griff) segar dan kering, rimpang gulma teki (Cyperus rotundus), aquades, tanah, dan etanol 96%.
Alat yang digunakan adalah polibag ukuran 20 cm x 15 cm, cangkul, meteran, ember, gelas ukur, deregen, stik, papan label, alat tulis, amplop coklat, timbangan analitic, oven, parang dan mesin penggiling tepung.
3.4 Tahapan Penelitian 1) Persiapan areal
Areal penelitian akan dilaksanakan di lahan kampus STIPAP Medan.
Langkah awal dalam penelitian ini adalah :
a. Lahan dibersihkan dari rerumputan untuk mempermudah melakukan perawatan dan pengukuran.
b. Kemudian, membuat plot – plot tanam dengan ukuran 0,5 m x 0,2 m dan jarak dari plot 1 ke plot sebelahnya 0,5 m. Dengan 240 seluruh sampel gulma dan dalam 1 plot terdapat 10 gulma, maka luas areal yang digunakan seluas 12,75 m2 (5,1 m x 2,5 m).
2) Persiapan dan pembuatan media tanam
Media tanam terdiri dari tanah top soil yang sudah di ayak, tanah dimasukkan kedalam polibag ukuran 20 cm x 15 cm . Lalu diamkan selama 3 hari agar tanah di dalam poibag dapat menyatu dan padat.
3) Perkecambahan gulma
Rimpang gulma teki (Cyperus rotundus) sebanyak 2 biji disemaikan kedalam polibag, jumlah polibag keseluruhan adalah 250 polibag. Kemudian dilakukan penyiraman 2 x sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari hingga tanah basah. Kemudian biarkan gulma tumbuh. Setelah 20 hari, lalu pilih gulma yang memiliki ukuran yang sama pada masing-masing polibag.
22 4) Pembuatan bioherbisida
Pembuatan ekstrak daun mangga kweni (Mangifera Odorata Griff) dengan cara meserasi. Serasah daun mangga yang digunakan sebanyak 5 kg berat basah dan 5 kg berat kering. Kemudian serasah daun mangga dicuci dengan air hingga bersih dan dikeringkan tanpa terkena cahaya matahari secara langsung selama 14 hari. Setelah daun kering lalu dipotong kecil-kecil menggunakan parang kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling tepung.
Setelah halus, didapat 3 Kg daun segar dan 3 Kg daun kering. Serbuk daun mangga kweni segar sebanyak 1,3 Kg dan daun mangga kweni kering 1,3 Kg masing-masing direndam (meserasi) dengan menggunakan larutan etanol 96% sebanyak 10 liter untuk daun mangga kweni segar dan 10 liter untuk daun mangga kweni kering. Kemudian serbuk dan etanol 96% dimasukkan ke dalam ember, lalu direndam selama 5 hari dan diaduk sekali dalam sehari selama 10 menit dengan menggunakan sendok kayu.
Setelah 5 hari, rendaman tersebut disaring ke dalam ember yang kosong, dan didapat hasil meserasi sebanyak 7 liter daun mangga kweni segar dan 7 liter daun mangga kweni kering . Kemudian hasil meserasi tersebut dilakukan pemetakan larutan dengan menggunakan rotary evaporator. Sehingga hasil ekstrak yang didapatkan sebanyak 1,6 liter ekstrak daun mangga kweni segar dan 1,6 liter ekstrak daun mangga kweni kering.
5) Aplikasi bioherbida
Umbi rumput teki yang sudah disemaikan selama 20 hari diberikan bioherbisida daun mangga kweni pada permukaan tanah dalam polibeg sebanyak 40 ml dengan konsentrasi 20% yaitu dengan mencampurkan 240 ml larutan bioherbisida ditambah 960 ml air, 40% yaitu dengan mencampurkan 480 ml larutan bioherbisida ditambah 720 ml air, dan 60% yaitu dengan mencampurkan 720 ml larutan dan 480 ml air. Aplikasi bioherbisida dengan menggunakan gelas ukur 100 ml. Waktu aplikasi bioherbisida dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00 sampai 09.00 WIB.
23 3.5 Pengamatan dan Indikator
a. Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan gulma teki ladang (Cyperus rotundus) dilakukan 20 hari setelah aplikasi ekstrak daun mangga kweni (Mangifera Odorata Griff) dengan interval waktu 5, 10, 15 dan 20 hari setelah aplikasi.
b. Analisis Kadar Alelopati Ekstrak Daun Mangga Kweni
Analisis kadar alelopati ekstrak daun mangga kweni (Mangifera odorata Griff) dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam Hayati, Fakultas Metamatika dan Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
c. Parameter Pengamatan 1. Tinggi gulma
Pengukuran tinggi batang dilakukan pada bagian batang yang berukuran paling besar dan panjang, dimulai pengukuran dengan menggunakan tusuk gigi yang ditusukkan ke dalam tanah dan disisakan 1 cm dari permukaan tanah. Kemudian gulma diukur mulai dari ujung tusuk gigi hingga ke ujung gulma tertinggi. Pengukuran dilakukan 4 kali yaitu pada hari ke 5, 10, 15 dan 20 hari setelah aplikasi ekstrak daun mangga kweni (Mangifera odorata Griff) basah dan kering.
2. Panjang akar
Pengukuran akar dilakukan pada hari ke 20 setelah aplikasi ekstrak daun mangga kweni (Mangifera odorata Griff). Akar dibersihkan dari tanah yang menempel diakar dengan cara membokar gulma dari polibag kemudian gulma beserta tanah yang menempel direndam di ember yang berisi air agar proses pemisahan tidak mematahkan akar pada gulma. Kemudian akar gulma diukur mulai dari pangkal hingga ujung akar yang terpanjang.
24 3. Berat basah
Penimbangan berat basah dilakukan setelah selesai dari proses pengukuran panjang akar yaitu pada hari ke 20. Penimbangan gulma meliputi akar, batang dan daun. Kemudian gulma ditimbang menggunakan timbangan digital.
4. Berat Kering
Setelah selesai menimbang berat basah, gulma dimasukkan kedalam amplop berwarna coklat yang telah diberi beberapa lubang disetiap sisinya dan diberi identitas berdasarkan konsentrasi dan ulangan yang dilakukan, kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 1 x 24 jam dengan suhu 80°C. Setelah kadar air sudah hilang atau gulma dalam keadaan kering kemudian gulma dikeluarkan dari dalam amplop dan di timbang menggunakan timbangan digital.
25 3.6 Bagan dan Alur Penelitian
Mulai
Perkecambahan Gulma Persiapan dan Pembuatan Media
Tanam Persiapan Areal
Pembuatan Bioherbisida Ekstrak daun
Mangga
Pemelihaaan Gulma Aplikasi Bioherbisida Ekstrak Daun
Mangga
Pengamatan
Laporan Penelitian Pengolahan Data
Selesai
26 3.7 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
Juni Juli Agustus September
1 Persiapan Areal
2
Persiapan dan Pembuatan Media Tanam
3 Perkecambahan Gulma
4 Pembuatan Bioherbisida 5 Seleksi Gulma
6 Aplikasi Bioherbisida 7 Pengamatan 8 Analisa Data
9
Penyusunan Laporan Penelitian 10 Seminar