SYUKUR DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA PADA KESEHATAN
MENTAL DI MASA PANDEMI
Inti Istiqomah1, & Aniq Azhan2
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Islam telah mengajarkan tentang bagaimana konsep bersyukur dalam kehidupan sehari hari. Syukur dapat membantu dalam mengatasi setiap masalah sulit seperti di masa pandemi Covid-19 ini. Pandemi Covid-19 memberikan dampak kesehatan mental yang rendah di masyarakat.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode narrative review atau studi literatur.
Artikel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kesesuaian konteks penelitian yang sedang dilakukan. Artikel dipilih melalui proses penentuan pertanyaan penelitian, pencarian literatur, analisis referensi, dan merumuskan hasil.
Tujuan: Studi literatur ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana implikasi syukur terhadap kesehatan di masa pandemi.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rasa syukur yang tinggi membuat kesehatan mental yang positif. Kemudian syukur memiliki pengaruh terhadap penurunan emosi negatif (stres dan depresi) dan meningkatkan emosi positif (mampu meningkatkan kepuasan hidup, hubungan sosial, dan menciptakan lingkungan yang positif). Kemudian bersyukur juga dapat memberikan perasaan bahagia, damai dan tenang.
Kata Kunci: Kesehatan Mental, Syukur, Emosi Positif, Emosi Negatif ABSTRACT
Background: Islam has taught about the concept of gratitude in everyday life.
Gratitude can help overcome all the problems during the Covid-19 pandemic.
The Covid-19 pandemic has had a low mental health impact on society.
Methods: This study uses the method of narrative review or literature study. The articles in this study were selected based on the suitability of the context of the research being conducted. Articles were selected through a process of determining research questions, searching the literature, analyzing references, and formulating results.
Objectives: This literature study is intended to find out how the implications of gratitude for health during a pandemic.
Result: Based on the results of the study, it was found that high gratitude makes positive mental health. Then gratitude affects decreasing negative emotions (stress and depression) and increasing positive emotions (able to increase life satisfaction, social relationships, and create a positive environment). Then gratitude can also describe feelings of happiness, peace, and calm.
1. PENDAHULUAN
Islam telah mengajarkan tentang bagaimana konsep syukur yang dapat kita jumpai dalam al-qur’an dan hadis.
Bersyukur menjadi suatu hal yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari. Karena dengan bersyukur kita bisa mendapatkan pahala dan manfaat kebaikan pada diri kita. Menurut penelitian Sarnoto12, ucapan Alhamdulillah adalah simbol dari perwujudan syukur dan merupakan bagian dari nilai-nilai ajaran islam yang dipraktekkan dalam keseharian. Watkins18 mengemukakan emosi kebersyukuran ini merupakan hal yang dialami seseorang ketika mereka merasakan hal-hal baik terjadi dalam hidup mereka, dan mereka mengakui bahwa orang lain secara umum bertanggung jawab atas manfaat ini.
Individu menjadi bersyukur ketika merenungkan “kebaikan” yang telah terjadi pada suatu waktu di masa lalu, dan sebagian lain menjadi bersyukur ketika mereka menyadari manfaat yang mereka dapatkan secara konsisten dari bersyukur ini. Menurut Al Ghazali14 syukur merupakan tindakan manusia dengan melakukan hal-hal yang disukai Allah SWT atas nikmat yang ia peroleh.
Menurut Akmal dan Masyhuri1 dalil yang menyebutkan tentang syukur salah satunya adalah “Barangsiapa mengenai dunia ia memandang kepada orang yang berada di bawahnya dan mengenai agama ia memandang kepada orang yang di atasnya, niscaya ia ditulis Allah SWT sebagai orang yang sabar dan syukur.
Dan barangsiapa mengenai dunia ia memandang kepada orang yang berada di atasnya dan mengenai agama ia memandang kepada orang yang di
bawahnya, niscaya ia tidak ditulis oleh Allah sebagai orang yang sabar dan bersyukur” (HR. At-Tirmidzi).
Menurut Takdir16 kemampuan bersyukur adalah salah satu bentuk dari kecerdasan spiritual yang akan membantu seseorang memiliki kekuatan dalam menghadap berbagai persoalan dalam kehidupan, termasuk menghadapi kenyataan adanya pandemi covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia, sehingga kemampuan bersyukur akan membuat manusia tegar dalam situasi apapun sebagai bentuk keyakinan kepada Allah SWT yang Maha kuasa. Seperti yang dikatakan oleh penelitian Febriani dkk.6 bahwa kesehatan mental masyarakat selama pandemi mengalami penurunan. Contohnya anak dan remaja tidak bisa bermain, sekolah dan berinteraksi bersama dengan teman sebayanya sehingga memicu mudah cemas, takut dan mudah marah6.
Badan kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai keadaan sejahtera di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, sehingga dapat mengatasi tekanan yang normal dalam kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya7. Kesehatan mental tidak kalah penting dari kesehatan fisik. Karena dalam mewujudkan kesehatan secara menyeluruh maka kesehatan mental juga menjadi salah satu aspek terpenting3. Kemudian penelitian yang dilakukan Ayuningtyas dan Rayhani3 juga mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan menyadari potensi mereka, mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif,
dan berkontribusi pada komunitas mereka. Kemudian kesehatan mental dari perspektif Islam menurut penelitian Ariadi2 merupakan suatu kemampuan diri individu dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah narrative review atau studi literatur sebagai desain penelitiannya, dimana penelitian ini mengutamakan penelusuran studi pustaka seperti dari sumber Jurnal, e-book, Al- quran atau Hadist mengenai syukur dan kesehatan mental. Peneliti juga melakukan penelusuran terhadap hasil penelitian dari jurnal-jurnal yang sudah pernah ada untuk menjawab pertanyaan penelitian, dari hasil rujukan literatur yang digunakan untuk menambah pemahaman atau mengidentifikasi terkait pembahasan syukur.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam Al-qur’an makna syukur identik dengan kata hamdalah, yakni sebuah ucapan terimakasih yang dimanifestasikan dalam bentuk perbuatan dan ucapan sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya (Takdir, 2018). Syukur dalam pandangan Ar-Raqib Al-Isfahani dibagi menjadi tiga yaitu syukur dengan hati (syukr bil-qalb), syukur dengan lisan (syukr bil-lisan) dan syukur dengan anggota tubuh yang lain (syukr sair al-jawarih)17.
Menurut Ghazali Syukur dengan menggunakan hati adalah niat untuk
berbuat baik dan menyembunyikan kebaikan bagi semua makhluk.
Sedangkan ucapan syukur secara lisan adalah menunjukkan rasa syukur kepada Allah dengan memuji Allah. Sedangkan syukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat Allah untuk beribadah dan menjaga diri dari melakukan kemaksiatan. Syukur kedua mata itu untuk menutupi segala keburukan dari orang lain. Syukur dari kedua telinga itu untuk menutupi segala keburukan yang didengar dari umat Islam lainnya. Dengan demikian, mensyukuri nikmat Allah dengan perbuatan dan lisan adalah menunjukkan keridhaan Allah yang telah diperintahkan13.
Rasa syukur yang ideal mengandung empat unsur dalam diri manusia yaitu hati, ucapan, pikiran, dan perbuatan. Arti dari rasa secara umum adalah perasaan, seperti rasa sakit, yang berarti rasa sentuhan, rasa bukan hanya perasaan tetapi juga berkaitan dengan karakter dasar suatu zat atau keberadaannya13. Seseorang yang memiliki rasa syukur di dalam hatinya akan memiliki beberapa sifat, perilaku yang akan tercermin dari dalam dirinya.
Menurut Aziz, dkk.5 syukur yaitu suatu keadaan seseorang yang merasakan senang dan puas terhadap sesuatu yang diterimanya, kemudian syukur memunculkan hal yang berkaitan dengan psikologi positif untuk menguatkan atau meningkatkan kesehatan mental. Seorang yang dikatakan memiliki kesehatan mental itu baik, jika individu tersebut memperoleh tingkat kesejahteraan psikologis yang baik dan tingkat mengalami stress yang rendah.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardianti dkk.8 ditemukan hasil bahwa individu yang memiliki rasa syukur yang tinggi juga memiliki
kesehatan mental yang positif. Pada penelitian Aziz, dkk.5 menjelaskan hasil dari alasan kenapa syukur itu dapat meningkatkan kesehatan mental di lokasi tempat kerja, adalah karena dengan bersyukur dapat menurunkan rasa bosan atau jenuh yang akan berakibat mengalami stress oleh para pekerja dan dapat memperoleh kepuasan disaat bekerja. Bersyukur ditimbulkan dari hasil emosi positif dan hal yang menyenangkan, sehingga dapat lebih mudah memperoleh situasi yang sejahtera secara psikologi. Kemudian dampak dari bersyukur dapat mendorong seseorang untuk memiliki perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial dan berdampak positif untuk lebih mudah diterima secara sosial atau baik5.
Rasa syukur yang dimiliki oleh nabi adalah contoh untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.15 Kebersyukuran merupakan salah satu aspek dari kesejahteraan pada masyarakat Indonesia, dimana rasa syukur mengacu pada reaksi emosional positif terhadap bantuan dari orang lain, bantuan untuk diri sendiri atau untuk apa yang telah dicapai seseorang.9 Penelitian Manita dkk.9 juga diketahui bahwa kebersyukuran dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan individu . Kemudian perilaku syukur merupakan bentuk kecerdasan spiritual yang dapat memberikan energi agar kita memperoleh ketenangan dan kedamaian17. Seseorang yang membiasakan hidup syukur menandakan mereka sedang menyelaraskan pikiran dan perasaannya agar dapat menerima dengan semua kehendak ilahi yang memberikan rahmat, karunia,dan hidayah kepada umatnya.17 Menurut hasil analisis penelitian Putri dkk. (2021) syukur memiliki pengaruh terhadap penurunan emosi negatif (stres dan depresi) dan
meningkatkan emosi positif (mampu meningkatkan kepuasan hidup, hubungan sosial, dan menciptakan lingkungan yang positif). Intervensi syukur memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental sehingga intervensi ini dapat diintegrasikan perawat ke dalam proses penyusunan tindakan keperawatan.
Menurut Wood4, bersyukur yaitu dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis, rasa bersyukur sebagai bentuk kepribadian individu tersebut dalam berpikir positif dan menjadi lebih baik.
Selain itu dengan bersyukur dapat mempengaruhi hal yang positif terkait kepuasan hidup, kebahagiaan atau gairah hidup. Kemudian dengan bersyukur ini ada hubungan negatif dari rasa dengki atau timbul depresi, jadi semakin tinggi tingkat dalam bersyukur maka semakin rendah timbul rasa dengki maupun rasa depresi. Emmons mengatakan bahwa dengan seseorang bersyukur suatu bentuk ekspresi kebahagiannya dan berhubungan dengan well-being, rasa syukur berbeda dengan emosi negatif seperti rasa cemas, rasa marah, dan rasa cemburu. Seseorang yang memiliki rasa bersyukur akan terlihat disaat menghadapi permasalahannya dan sikap keharmonisan untuk dirinya maupun lingkungan tersebut.4
Bersyukur adalah suatu hal yang membentuk emosi dan perasaannya, yang akan berproses menjadi sikapnya, sifat moral, kebiasaan, sifat kepribadian, dan kemudian dapat mempengaruhi individu dalam menanggapi dan bereaksi kepada suatu hal dari situasi tersebut, karena dari rasa syukur akan menimbulkan perasaan terimakasih dari hasil yang positif maupun berkah yang telah didapatkan pada dirinya sampai sekarang.4 Oleh karena itu individu yang memiliki rasa syukur tinggi dapat
berpengaruh pada kesejahteraan psikologisnya, namun sebaliknya jika individu tidak memiliki rasa syukur dapat mengalami gangguan kesejahteraan psikologis, sehingga kurang mampu dalam penilaian kognitif dan afektif terhadap kehidupannya yang.4
4. KESIMPULAN
Berdasarkan studi literatur diperoleh kesimpulan bahwa individu yang memiliki rasa syukur yang tinggi maka memiliki kesehatan mental yang positif.
Kemudian syukur memiliki pengaruh terhadap penurunan emosi negatif (stres dan depresi) dan meningkatkan emosi positif (mampu meningkatkan kepuasan hidup, hubungan sosial, dan menciptakan lingkungan yang positif). Intervensi syukur memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental sehingga intervensi ini dapat diintegrasikan perawat ke dalam proses penyusunan tindakan keperawatan. Kemudian bersyukur juga dapat memberikan perasaan bahagia, damai dan tenang.
5. SARAN
Saran dari penelitian ini adalah agar kedepannya lebih memperdalam lagi tentang bagaimana konsep syukur dapat di implementasikan di masa pandemi sesuai dengan al-quran dan hadist.
Kemudian semoga sumber rujukan bisa lebih diperkaya lagi untuk menunjang penelitian selanjutnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kami sebagai peneliti mengucapkan kepada IMAMUPSI UII yang telah memberikan wadah untuk dapat melaksanakan penelitian ini.
Selanjutnya semoga kegiatan ini bisa
berlanjut, agar dapat mengembangkan penelitian di bidang Psikologi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Akmal., & Masyhuri. (2018).
Konsep syukur (gratefulnes).
Jurnal komunikasi dan pendidikan islam, 7 (2), 1 - 22.
2. Ariadi, P. (2013). Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam.
Syifa’medika, 3(2). 118-127.
3. Ayuningtyas, D., & Rayhani, M.
(2018). Analisis situasi kesehatan mental pada masyarakat di indonesia dan strategi penanggulangannya. Jurnal ilmu kesehatan Masyarakat, 9(1), 1–
10.
4. Aisyah, A., & Chisol, R. (2018).
Rasa syukur kaitannya dengan kesejahteraan psikologis pada guru honorer sekolah dasar.
Jurnal proyeksi, 13 (2), 109 – 122.
5. Aziz, R., Wahyuni, E. N., Wargadinata, W. (2017).
Kontribusi bersyukur dan
memaafkan dalam
mengembangkan kesehatan mental di tempat kerja. Jurnal psikologi dan kesehatan mental, 2 (1), 33 - 43.
6. Febriani, A., Putri, Y. A., & Ayuni, S. (2021). Kesehatan mental masyarakat selama pandemi covid-19: Literatur review. Riset informasi kesehatan, 10(1), 43–
50.
https://doi.org/10.30644/rik.v8i2.5 18
7. Fuad, I. (2016). Menjaga kesehatan mental perspektif Al- Qur ‟ an dan Hadits. Journal An-
9. Manita, E., Mawarpury, M., Khairani, M., & Sari, K. (2019).
Hubungan Stres dan Kesejahteraan ( Well-being ) dengan Moderasi Kebersyukuran.
Gadjah mada journal of psychology, 5(2), 178–186.
https://doi.org/10.22146/gamajop.
50121
10. Nursi, B. S. (2016). Misteri puasa, hemat, dan syukur. Jakarta : Risalah Nur Press.
11. Putri, P. R., Nurrahima, A., &
Andriany, M. (2021). Efek syukur terhadap kesehatan mental : A systematic review. Jurnal ilmiah kesehatan, 14(1), 58–66.
12. Sarnoto, A. Z. (2021, Mei 5).
Syukur dalam al-qur’an dan implikasinya pada pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Prosiding prosiding seminar nasional kurikulum merdeka belajar-kampus merdeka berbasis integrasi keilmuan di masa adaptasi kebiasaan baru, 176- 182.
13. Saputri, M. M. (2021). Javanese
sufism: Ki Ageng
Suryamentaram’s gratitude concept in the book of kawruh jiwa. Journal of sufism and psychotherapy, 1 (1), 1 - 15.
14. Shobihah, I. F. (2014).
Kebersyukuran (upaya membangun karakter bangsa melalui figur ulama). Jurnal dakwah, 15 (2), 383 - 406.
15. Syam, Y. H. (2009). Sabar dan syukur bikin hidup lebih bahagia.
Yogyakarta : Penerbit Mutiara Merdeka.
16. Takdir, M. (2017). Kekuatan terapi syukur dalam membentuk pribadi yang altruis: Perspektif psikologi qur’ani dan psikologi positif.
Jurnal studia insania, 5(2), 175- 198.
https://doi.org/10.18592/jsi.v5i2.14 17. Takdir, 93 M. (2018). Psikologi
syukur : Perspektif psikologi qur'ani dan psikologi positif untuk
menggapai kebahagiaan sejati (authentic happiness). Jakarta : Penerbit PT Elex Media komputindo.
18. Watkins, P. C. (2013). Gratitude and the good life: Toward a psychology of appreciation.
Springer Science & Business Media.