27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada metode kualitatif, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, dimana hasil dari penelitian ini berupa uraian atau penjelasan tentang temuan preferensi lembaga keuangan syariah dalam menyalurkan zakat melalui enam pendekatan.
Kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena hasil temuan yang dilakukan penulis akan diuraikan berupa kalimat yang menjelaskan hasil penelitian tersebut (Leksono, 2013). Pada metode kuantitatif, penelitian ini menggunakan skala likert 1-5 pada pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuesioner. Skala likert digunakan dalam penelitian ini karena memiliki keakuratan lebih tinggi dibanding dengan pilihan berganda (multi choices) dan dapat melihat seberapa besar kecenderungan responden dalam menjawab suatu pertanyaan (Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 2020).
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini, menggunakan enam variabel dan 20 indikator. Variabel yang digunakan adalah replikasi dari penelitian sebelumnya terkait preferensi perusahaan swasta dan BUMN dalam membayarkan zakatnya. Variabel dan indikator tersebut merupakan expert judgment sebagai hasil dari grup diskusi terarah (FDG) yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Strategi Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS). Variabel dan indikator dari Puskas BAZNAS ini telah melewati uji validitas dan reliabilitas sehingga tidak dilakukan uji serupa pada penelitian ini.
Namun pada penelitian ini penulis menambah dua variabel yakni lembaga penyaluran zakat dan pelaporan keuangan lembaga zakat dengan tujuh indikator. Kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas tujuh
indikator ini. Hasil uji menunjukan dua dari tujuh indikator tersebut tidak memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas sehingga hanya tersisa lima indikator.
Berikut hasil uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan SPSS 22:
Gambar 3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Variabel preferensi lembaga penyaluran zakat merupakan faktor yang cukup menentukan bagi muzakki dalam menyalurkan zakatnya. Lembaga zakat swasta dan bentukan pemerintah terus berusaha meningkatkan kinerjanya untuk meraih kepercayaan muzakki (Rahmayanti, 2014).
Studi lain menunjukan bahwa pengelolaan zakat oleh lembaga zakat baik swasta maupun pemerintah berada pada tingkat efisiensi yang beragam (M. S.
Anwar et al., 2019). Hasil ini mengindikasikan muzakki mungkin memiliki tingkat kepercayaan yang beragam terhadap lembaga pengelola zakat. Pada variabel lembaga penyaluran zakat terdapat tiga indikator yakni:
1) Lembaga Zakat yang Dibentuk Oleh Pemerintah (BAZNAS)
BAZNAS merupakan satu-satunya lembaga zakat yang dibentuk oleh pemerintah dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah, berdasarkan keputusan Presiden RI No.8 Tahun 2001 BAZNAS memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional (Batubara, 2017).
2) Lembaga Zakat yang Dibentuk Oleh Masyarakat (LAZ)
Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang dibentuk atas swadaya masyarakat dan bertugas untuk mencari, mengumpulkan, mendistribusikan, dan mengelola zakat infaq
dan sedekah (Batubara, 2017). LAZ yang resmi terdaftar di Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan pengelolaan zakat ada 34 OPZ (Badan Amil Zakat Nasional, 2022).
3) Tanpa Melalui Lembaga Zakat
Menyalurkan zakat secara lansgung kepada muzakki dengan kata lain tanpa melalui lembaga zakat manapun tidaklah dilarang dalam hukum islam selama tidak ada dalil yang melarangnya (Yusfa et al., 2020).
Penyebab muzakki lebih memilih langsung menyalurkan zakatnya ke mustahik dikarenakan kurangnya kepercayaan muzakki terhadap lembaga zakat didaerahnya dan kurang menyadari ataupun memahami ketentuan- ketentuan zakat (Yusfa et al., 2020).
Variabel berikutnya yaitu preferensi pelaporan keuangan lembaga zakat.
Variabel ini cukup krusial karena pelaporan keuangan lembaga zakat terkait erat dengan isu transparansi dan akuntabilitas lembaga pengelola zakat (Andriani et al., 2021). Penelitian lain menyatakan bahwa lembaga zakat harus melaporkan penyaluran dana zakat dan pengelolaannya untuk meningkatkan kepercayaan muzakki (Nurhasanah, 2018). Varibel ini memuat dua indikator, yakni:
1) Laporan Keuangan Lembaga Zakat yang Penyusunan dan Pelaporannya Sesuai PSAK 109 dan Dipublikasikan Secara Luas Disertai Dengan Laporan Kegiatan Aktivitas Penyaluran Dana Secara Aktif dan Rinci 2) Laporan Keuangan Lembaga Zakat yang Penyusunan dan Pelaporannya
Sesuai PSAK 109 yang Telah Dilakukan Pengauditan dan Dipublikasikan Secara Luas Disertai Dengan Laporan Kegiatan Aktivitas Penyaluran Dana Secara Aktif dan Rinci
Tabel berikut menunjukan keseluruhan variabel dan indikator penelitian.
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian
NO VARIABEL NO INDIKATOR
1
Preferensi Media Sosialisasi &
Kampanye
1 Surat elektronik 2 Talkshow/event
3 Media sosial/poster/video pendek 4 Website
2 Preferensi Kanal Pembayaran
5 Secara langsung/tunai 6 Rekening/va
7 Layanan penjemputan 3
Preferensi Layanan Konsultasi
8 Sambungan telpon 9 Surat elektronik 10 Tatap muka
4
Preferensi Benefit Pembayaran Zakat
11 Penyertaan logo perusahaan pada event
12 Penyertaan logo patuh zakat pada produk perusahaan
13 Sinergi program sosial 14 Peluang networking 15 Pengurangan pajak
5
Preferensi Lembaga Penyaluran Zakat
16 Lembaga zakat pemerintah (baznas)
17 Lembaga zakat masyarakat 18 Tanpa lembaga apapun
6
Preferensi Pelaporan Keuangan Lembaga Zakat
19
Sesuai psak 109 dan laporan aktivitas secara aktif dan terperinci
20
Sesuai psak 109 yang telah diaudit dan laporan aktivitas secara aktif dan terperinci
Sumber: Survei Penelitian Puskas Baznas (2021)
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data kualitatif dan kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer dan data sekunder. Data perimer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan (Sugiarto, 2017).
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen (Sugiarto, 2017).
1. Data Primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden yakni BUS dan UUS, Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah, Koperasi Syariah dan BMT dengan menggunakan angket/kuesioner dan wawancara.
2. Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku referensi, dokumen-dokumen atau website lembaga yang berhubungan dengan penelitian seperti data statistik dari Otoritas Jasa Keuangan dan data statistik dari Kementrian Koperasi dan UMK Republik Indonesia.
D. Populasi dan Sampel
Populasi responden dalam penelitian ini yakni lembaga keuangan syariah di wilayah Banjarmasin dan Banjarbaru. Teknik penentuan sampel responden dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel responden berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
Pada tahapan penentuan awal kriteria responden diklasifikasikan ke dalam dua kategori yakni Institusi Keuangan Perbankan Syariah dan Institusi Keuangan Non Bank Syariah. Kriteria kedua yakni objek penelitian yang berada di wilayah Kota Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Otoritas Jasa Keuangan Regional IX Kalimantan bahwa data awal BUS termasuk UUS di wilayah Kota Banjarmasin berjumlah 19, di wilayah Banjarbaru berjumlah 3 dan di wilayah Martapura berjumlah 4. Selanjutnya, data awal Asuransi Syariah di wilayah Kota Banjarmasin berjumlah 6, di wilayah Banjarbaru dan Martapura berjumlah 0. Selanjutnya, data awal Pegadaian Syariah di wilayah Kota Banjarmasin berjumlah 5, di wilayah Banjarbaru berjumlah 1 dan Martapura berjumlah 1. Lanjut, menurut data dari kementrian koperasi dan UMK Republik Indonesia terdapat 21 Koperasi Syariah termasuk BMT namun dari 21 data yang didapat ternyata ada 10 Koperasi Syariah yang sudah tidak beroperasi lagi. Untuk wilayah Banjarbaru dan Martapura dalam penelitian ini responden dibatasi kepada BUS saja. Kriteria terakhir yakni objek bersedia untuk dijadikan narasumber dalam penelitian. Berikut data Objek dalam penelitian ini :
Tabel 3.2 Data Objek Penelitian
No Jenis LKS Nama LKS
1
BUS
Bank Syariah Indonesia
2 Mega Syariah
3 Muamalat
4 UUS CIMB Niaga Syariah
5 Sinarmas Syariah
6 BPRS Berkah Gemadana 7 Asuransi
Syariah
Takalful Keluarga
8 Prudential
9 Pegadaian Syariah
KC Pegadaian
10 UP Sultan Adam
11 Up Kertak Baru
12
Koperasi Syariah
Kopsyah Dakwah
13 KJKS Cangkal Bacari
Barataan
14 KJKS Amanah Dana
Insani
16 BMT BMT UGT Nusantara
Sumber: diolah penulis E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menyebarkan angket/kuesioner skala likert 1-5, yaitu berupa beberapa pertanyaan yang jawabannya diukur dengan skor 1 hingga 5 (sangat tidak setuju hingga sangat setuju) kemudian akan diambil nilai rata-rata skala pada setiap pertanyaan. Berikut keterangan skor angket skala likert:
Tabel 3.3 Keterangan Skor Kuesioner Skor Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju
3 Netral 4 Setuju
5 Sangat Setuju Sumber: diolah penulis
Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dilakukan secara online dan offline. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari LKS yang berada di wilayah Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah penyusunan data, sebagai berikut:
1. Mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan penyaluran zakat perusahaan oleh lembaga keuangan syariah di Indonesia
2. Mengidentifikasi informasi tentang data statistik lembaga keuangan syariah. Adapun data yang diidentifikasi, sebagai berikut:
a. Jumlah kantor Perbankan Syariah dan IKNBS di Indonesia
b. Jumlah kantor Perbankan Syariah dan IKNBS di Kota Banjarmasin c. Jumlah kantor Perbankan Syariah di Kota Banjarbaru
d. Jumlah kantor Perbankan Syariah di Kabupaten Banjar
3. Menyebarkan kuesioner kepada responden dan mengumpulkan data serta menganalisis hasil data.
4. Membuat kesimpulan mengenai Preferensi Lembaga Keuangan Syariah Dalam Menyalurkan Zakat