• Tidak ada hasil yang ditemukan

t ipa 1008852 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t ipa 1008852 chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

88

Feri Noperman, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Inquiri Pada Topik Keanekaragaman Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Sikap Siswa SMA Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu pembelajaran

Group Investigation berbasis Inquiri pada konsep keanekaragaman tumbuhan

dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan sikap siswa kelas X. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan penalaran dan sikap

siswa antara kelas eksperimen yang mengalami pembelajaran Group Investigation

berbasis Inquiri Terbuka dengan siswa di kelas kontrol yang mengalami

pembelajaran Group Investigation berbasis Inquiri Terbimbing. Pembelajaran di

kelas eksperimen dapat meningkatkan penalaran dan sikap siswa lebih tinggi

daripada pembelajaran di kelas kontrol. Namun, hasil penelitian menunjukkan

bahwa rerata penguasaan konsep di kedua kelas belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Belum tercapainya KKM menunjukkan bahwa

siswa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasai

keterampilan-keterampilan berinquiri sebagai prasyarat keberhasilan siswa membangun konsep.

B. KETERBATASAN-KETERBATASAN

Penguasaan konsep oleh siswa yang belum mencapai KKM disebabkan oleh

beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini berupa:

1. sulitnya guru berinteraksi dengan siswa karena interaksi ini baru pertama kali

dilakukan.

(2)

89

Feri Noperman, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Inquiri Pada Topik Keanekaragaman Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Sikap Siswa SMA Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. kurang optimalnya guru mengarahkan aktivitas inquiri yang harus dilakukan

siswa.

3. kurangnya waktu investigasi yang dilakukan siswa karena jadwal pelajaran di

sekolah yang padat.

4. kurangnya sumber belajar yang up to date dan relevan, seperti buku teks

terbaru dan akses internet.

5. belum adanya data berupa jenis pertanyaan guru ketika sesi tanya jawab dan

jenis pertanyaan siswa ketika diskusi kelompok siswa.

6. belum adanya hasil pantauan terhadap aktivitas inquiri yang dilakukan siswa

di luar kelas.

7. belum adanya hasil pantauan terhadap kemajuan dan kendala yang dialami

siswa selama melaksanakan aktivitas inquiri.

C. SARAN

Penerapan pembelajaran berbasis inquiri membutuhkan prasyarat-prasyarat

tertentu agar hasilnya dapat optimal. Prasyarat pertama adalah guru harus

memiliki pemahaman dan pengalaman yang cukup dalam menerapkan

pembelajaran berbasis inquiri. Prasyarat kedua adalah siswa memiliki pengalaman

yang cukup dalam pembelajaran yang mengaktifkan proses kognitif tingkat tinggi

mereka. Untuk memenuhi prasyarat itu, sekaligus mengatasi

keterbatasan-keterbatan dalam penelitian ini, maka disarankan beberapa hal kepada guru

sebagai berikut:

1. Guru diharapkan meningkatkan frekwensi penerapan pembelajaran berbasis

(3)

90

Feri Noperman, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Inquiri Pada Topik Keanekaragaman Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Sikap Siswa SMA Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari inquiri yang sederhana menuju inquiri yang kompleks, yaitu dimulai dari

inquiri terstruktur, inquiri terbimbing, baru kemudian inquiri terbuka.

Penerapan secara bertahap ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

dan pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran inquiri. Penerapan

secara bertahap ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemandirian siswa

dalam belajar, serta membiasakan mereka mengaktifkan proses kognitif

tingkat tinggi. Pemahaman dan pengalaman guru tentang pembelajaran

inquiri serta kemandirian siswa dalam belajar dapat membuat proses

pembelajaran berbasis inquiri menjadi lebih efektif dan lebih efisien.

2. Guru hendaknya merencanakan tahap-tahap kegiatan pembelajaran secara

detil, tidak secara umum saja. Di dalam RPP, guru hendaknya mencantumkan

pengalaman belajar yang jelas untuk setiap indikator pembelajaran.

3. Guru hendaknya menetapkan waktu setiap tahapan atau setiap pengalaman

belajar secara ketat untuk mengefisienkan waktu pembelajaran.

4. Guru hendaknya merancang metode atau prosedur untuk memantau aktivitas

inquiri yang dilaksanakan siswa di luar sekolah, sehingga dapat mendata

kemajuan dan kendala yang dialami siswa selama melaksanakan proses

inquiri.

5. Guru dapat mengajukan pengadaan sumber dan media belajar yang lebih

kaya dan lebih variatif guna mendukung pembelajaran inquiri, seperti buku

teks terbaru, jaringan internet, serta komputer, untuk menambah sumber

belajar yang up to date.

6. Guru dapat mengoptimalkan sumber belajar alami berupa lingkungan alam di

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMBANGKIT ARGUMEN MENGGUNAKAN METODE SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI SISWA SMA. Universitas

Pemanfaatan Hutan Melalui Pembelajaran Biologi Terintegrasi Tipe Connected Meningkatkan.. Keterampilan Proses Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia |

berpikir kritis siswa. Kedua, sikap ilmiah siswa kelas eksperimen yang menerapkan. pembelajaran berbasis praktikum virtual pada konsep sistem sirkulasi

Kemampuan Penalaran Formal dan Lingkungan Pendidikan Keluarga Dikaitkan dengan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa..

PENINGKATAN LITERASI SAINS DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY PADA MATERI GERAK TUMBUHAN KELAS VIII. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA PADA KONSEP FAKTOR-FAKTOR YANG

Pembelajaran IPA terpadu berbasis literasi sains dan teknologi yang telah dikembangkan pada topik perubahan materi, dilakukan melalui beberapa tahap pembelajaran yaitu:

Analisis Keterlibatan Siswa dalam Penerapan E- learning Active-Flipped Classroom Berbasis Moodle dengan Tipe Group Investigation pada Materi Fungsi Siswa Kelas X