• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1200707 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1200707 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Feriska Trinanda, 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk hidup yang dalam melaksanakan fungsi

kehidupan tidak akan pernah lepas dari pendidikan. Dalam Kunandar (2010, hlm.

1) kualitas pendidikan Indonesia masih sangat rendah hal ini dibuktikan oleh

minimnya kompetensi yang dimiliki yang membuat belum siap untuk masuk ke

dunia kerja, hal ini diperparah dengan maraknya jual beli gelar dan ijazah.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat (1) yang menyatakan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Sejalan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan juga

memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia kearah yang lebih baik. Peningkatan mutu pendidikan juga dapat

dilakukan dengan beberapa hal diantaranya melaksanakan wajib belajar 9 tahun,

meningkatkan penyediaan pendidikan keterampilan dan kewirausahaan,

meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme guru hingga

meningkatkan kualitas kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran dalam

membentuk karakter dan kecakapan hidup.

Sains menurut Depdiknas (2003, hlm. 15) merupakan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan

Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar.

Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sains

merupakan suatu proses kegiatan untuk mempelajari alam melalui kerja ilmiah

untuk menghasilkan pemahaman konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum

(2)

Feriska Trinanda, 2016

Mata pelajaran IPA di SD dan Madrasah Ibtidaiyah menurut Depdiknas

(2003, hlm. 27) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Sains dalam

kehidupan sehari-hari dan berfungsi untuk dapat melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi.

Dalam Samatowa (2010, hlm. 3) ada empat penggolongan alasan mengapa

IPA diajarkan di sekolah dasar, yakni: a. bahwa IPA berfaedah pada suatu bangsa

kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar, b. apabila diajarkan menurut cara

yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan

kesempatan berpikir kritis, c. bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan

yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran

yang bersifat hapalan belaka, d. mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai

pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak

secara keseluruhan.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

(7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian

pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan

keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan

kekuasaan Pencipta-Nya.

Oleh karena itu pembelajaran IPA harus benar-benar dilakukan dengan

(3)

Feriska Trinanda, 2016

berdasarkan pendapat di atas, IPA merupakan dasar teknologi yang dapat

mengajarkan berfikir kritis dengan pembelajaran yang menggunakan percobaan

serta dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Agar tercipta

pembelajaran yang utuh, maka peneliti merencanakan untuk melakukan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Dalam Daryanto (2014, hlm. 51) pembelajaran dengan pendekatan

saintifik adalah proses proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar

peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menentukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Dalam Hosman (2014, hlm. 36) tujuan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya

kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa. (2) Untuk membentuk kemampuan

siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. (3) Terciptanya

kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu

kebutuhan. (4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. (5) Untuk melatih siswa

dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. (6)

Untuk mengembangkan karakter siswa.

Dalam Samatowa (2010, hlm. 52-53) konsep diartikan sebagai sesuatu

yang diterima dalam pikiran, atau suatu gagasan yang umum atau abstrak. Dalam

Anderson dan Kartwohl (2015, hlm. 100) juga menjelaskan bahwa terdapat tujuh

indikator pemahaman konsep yaitu menafsirkan, mencontohkan,

mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan

menjelaskan.

Observasi pada pembelajaran IPA, secara umum siswa kelas IVA ini

memang cenderung membutuhkan perlakukan khusus dalam kegiatan belajar

mengajarnya, Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa pemahaman konsep

siswa cinderung rendah. Dimana siswa hanya bisa pada dua indikator pemahaman

konsep yaitu mengklasifikasikan dan merangkum. Akan tetapi pada indikator

tersebut juga belum begitu tercapai dengan maksimal. Hal ini juga sesuai dengan

(4)

Feriska Trinanda, 2016

sangat kurang terhadap pemahaman konsep dan juga membutuhkan banyak

bimbingan serta penjelasan.

Dari hal-hal di atas jika disimpulkan pemahaman konsep yang rendah

karena dalam pembelajaran siswa hanya bersifat sebagai objek yang hanya

menerima pengetahuan baru, bukan sebagai subjek aktif yang berusaha mencari

pengetahuan baru. Lemahnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa juga

ditandai dengan hasil evaluasi siswa yang rendah. Hal ini juga diperkuat dengan

data awal yang berupa hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa dari 30 siswa

yang mampu untuk mencapai KKM hanya 14 orang atau hanya sebesar 46,67%.

Sedangkan 16 orang atau 53,33% siswa lainnya mendapat nilai dibawah KKM.

Hal ini juga dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru. Dari hasil observasi yang dilakukan dan penuturan guru

bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran belum

menggunakan pendekatan saintifik melainkan hanya merupakan pembelajaran

konvensional.

Dalam hal ini dengan pendekatan yang digunakan oleh guru membuat

siswa kurang diberi kesempatan untuk mengoptimalkan panca indera yang ia

miliki khususnya dalam hal mengamati. Dan dalam hal mengumpulkan data,

dalam hal ini guru hanya menggunakan buku paket yang tersedia tanpa adanya

praktik yang menyebabkan pengetahuan dan konsep yang diperoleh siswa belum

maksimal. Serta dalam hal mengomunikasikan, siswa yang dipilih guru hanyalah

siswa yang itu-itu saja. Dalam hal ini siswa yang pintar saja. Sehingga tidak

memberikan kesempatan bagi siswa yang lain untuk mengomunikasikan hasil

yang telah mereka peroleh. Berdasarkan observasi di atas adalah maka aspek

pendekatan yang akan ditingkatkan adalah aspek mengamati, mengumpulkan data

dan mengomunikasikan.

Hal ini diakibatkan dari penggunaan metode konvensional yang

dikembangkan guru terhadap penggunaan yang bersifat verbal dengan berpusat

kepada guru, sehingga siswa hanya menerima materi pembelajaran dari guru

bukan siswa yang aktif membangun pengetahuan.

Berdasarkan tanya jawab yang peneliti lakukan kepada siswa didapat

jawaban ketika hasil tes yang mereka peroleh mendapat nilai “dibawah KKM”

(5)

Feriska Trinanda, 2016

memperhatikan guru saat mengajar, serta pembelajarannya membosankan dan

kurang menarik.

Sejalan dengan yang dikemukakan di atas, seluruh tahapan pada

pendekatan saintifik sangat mendukung untuk meningkatkan pemahaman konsep

pada pembelajaran IPA. Dimana pada pembelajaran saintifik mengandung unsur

5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi serta

mengomunikasikan. Akan tetapi pengajaran IPA yang paling tepat untuk

anak-anak usia sekolah dasar harus diperhatikan berdasarkan tingkatan kognitif siswa.

Adapun kelebihan pendekatan saintifik ini adalah 1) Berpusat pada siswa,

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam menkonstruksi konsep, hukum

atau prinsip, 3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam

merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi

siswa, 4) Dapat mengembangkan karakter siswa. Serta dengan kegiatan 5M ini

siswa bisa aktif dalam pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,

mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Sehingga dengan

pendekatan ini siswa bisa lebih memahami konsep dalam pembelajaran IPA

karena pembelajaran dilakukan oleh siswa secara langsung bukan transfer

pengetahuan dari guru ke siswa.

Dengan kelebihan pendekatan saintifik ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa. Dengan demikian peneliti mengusulkan judul

“Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Pemahaman konsep IPA di

Sekolah Dasar”.

Penelitian ini penting untuk segera diatasi, sebab apabila tidak segera

diatasi diduga dan dikhawatirkan siswa akan mengalami miskonsepsi dan tidak

akan memahami konsep pada pembelajaran IPA selanjutnya. Serta siswa akan

mengalami hambatan dalam beberapa indikator yang masih sangat lemah tersebut.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah umum pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan

pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan

saintifik (5M) di kelas IV SD”. Adapun rumusan masalah khusus pada penelitian

(6)

Feriska Trinanda, 2016

1. Bagaimana perencanaan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

IPA?

2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik

pada pemahaman konsep IPA kelas IV?

3. Bagaimana pemahaman konsep siswa kelas IV SD setelah penerapan

pendekatan saintifik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum pada penelitian ini adalah “mengetahui sejauh mana

pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap pemahaman konsep IPA kelas

IV Sekolah Dasar.” Sedangkan tujuan penelitian khusus yang ingin diketahui

berdasarkan penelitian ini adalah

1. Mengetahui perencanaan pendekatan saintifik yang akan dilaksanakan.

2. Mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik.

3. Mengetahui perkembangan pemahaman konsep siswa kelas IV SD (hasil

belajar) pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan saintifik

pada proses pembelajarannya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penerapan pendekatan saintifik ini akan membuat siswa aktif dalam

mencari hingga mengomunikasikan pengetahuannya. Hasil dari penelitian ini

digunakan sebagai metode alternatif dalam pelajaran IPA sehingga siswa

memiliki kemampuan yang lengkap sesuai dengan pendekatan saintifik.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini nantinya akan memberikan pengetahuan dalam penggunaan

pendekatan saintifik untuk meningkatkan pemahaman konsep. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :

a. Bagi Siswa

Dapat membantu siswa agar mereka memiliki pemahaman konsep yang utuh,

sehingga hasil belajar siswa meningkat melalui kegiatan pembelajaran yang

(7)

Feriska Trinanda, 2016 b. Bagi Guru

Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memilih pendekatan, model dan

metode pembelajaran yang sesuai dan efektif serta menyenangkan. Sebagai

alternatif pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam upaya

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu pendekatan yang bisa

diterapkan pada proses belajar IPA disekolah untuk meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Dewata (2015) Kualitas auditor (independensi auditor dan kompetensi auditor) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, artinya

Adapun rancangan fitur pada penelitian ini adalah pengelolaan data siswa dan guru, jadwal pelajaran, pengumuman akademik, rekap absensi siswa, tugas, latihan dalam

Hasil penelitian menunjukkan isolat A dan B memberikan zona hambat yang sama terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan pada bakteri Escherichia coli isolat A menunjukkan

Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya petani yang berusaha di bidang persusuan sapi perah antara lain adalah (S WASTIKA et al., 2000): (1) adanya jaminan dan

3) Ujian tertutup disertasi atau ujian disertasi dapat dilangsungkan bilamana telah dihadiri oleh ketua penguji dan anggota penguji, yang terdiri atas minimal satu

(1) analisis, aktivitas analisis dilakukan untuk mendapatkan data-data dengan cara wawancara serta observasi mengenai keadaan sistem yang sedang berjalan di lokasi kasus

Dari grafik scatterplot diatas dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut: (1) Apa signifikansi nilai-nilai keteladanan Rasulullah dalam kitab Ar-Rosul al- Mu‟allim wa Asalibuhu