• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kabupaten Tangerang RP3KP PDF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kabupaten Tangerang RP3KP PDF"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia juga mempunyai fungsi yang strategis dalam peranan sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan rakyat ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat melalui pemenuhan kebutuhan papan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Sehingga dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor strategis dalam upaya pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, yang hasilnya langsung menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat. UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan bahwa pembangunan perumahan dan permukiman akan menjadi salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten.

Di lain pihak, walaupun masalah perumahan dan permukiman menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, pemenuhan akan rumah layak dalam lingkungan sehat menjadi kewajiban masyarakat sendiri dan Pemerintah dalam hal ini mempunyai tugas untuk menciptakan iklim pembangunan yang kondusif.

Seiring dengan perkembangan pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Tangerang (pasca pemekaran) yang membawa dampak pada pola pergeseran dalam pemanfaatan ruang, hal ini disebabkan wilayah di Kabupaten Tangerang sudah menjadi tujuan para pengguna ruang dalam pemanfaatannya, maka untuk mengantisipasi tersebut diperlukan suatu

(2)

sinkronisasi dan harmonisasi dalam mewujudkan Visi, Misi dan Tujuan Pengembangan Kabupaten Tangerang.

Salah satu peran strategis Pemerintah Pusat dalam upaya percepatan pembangunan perumahan adalah penyediaan berbagai kebijakan, norma, standar, panduan dan manual bagi daerah. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian kewenangan pemerintah pusat dan daerah, dimana urusan perumahan sudah merupakan urusan wajib pemerintah daerah.

Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman di Indonesia memasuki era baru yang ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Salah satu substansi dari undang-undang ini adalah pemerintah dan/ atau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah bagi Masyarakat Berpengahasilan Rendah (selanjutnya disebut MBR).

Agar penyelenggaraan pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman berjalan optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, maka diperlukan suatu pedoman umum yang mengakomodasi berbagai kepentingan dan dapat mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang di kawasan permukiman perkotaan, bahkan yang diprediksi bakal terjadi pada periode tertentu.

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan Perumahandan Kawasan Pemukiman dan dalam upaya percepatan pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman yang berkelanjutan di Kabupaten Tangerang maka dibutuhkan suatu dokumen perencanaan pembangunan strategis terkait pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Dokumen yang dimaksud adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Tangerang.

Dokumen Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Tangerang merupakan turunan dari RTRW yaitu suatu produk rekayasa yang dapat dijadikan acuan bagi kebijakan dan pengendalian pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan pemukiman. Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan pemukiman harus dilakukan oleh pemerintah daerah secara akomodatif, aspiratif dan transparan. Konsepsi pembangunan dan pengembangan perumahan dan pemukiman suatu wilayah harus direncanakan secara matang untuk kurun waktu 5 (lima) tahunan sebagai acuan baku bagi semua stakeholder dan masyarakat pemanfaat.

(3)

sebagai acuan dalam penyiapan program dan arahan dalam pembangunan perumahan dan permukiman di daerahnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka saat ini diperlukan adanya suatu kegiatan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (P3KP) Kabupaten Tangerang.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (P3KP) Kabupaten Tangerang ini dimaksudkan untuk:

1. Mengidentifikasi permasalahan perumahan dan pemukiman, yang meliputi :

a. Permasalahan yang penting dan genting (pemberian ijin lokasi, pemberian perijinan yang melebihi daya dukung lingkungan, pertumbuhan permukiman kumuh);

b. Permasalahan yang perlu diantisipasi (review terhadap peruntukan kawasan, penetapan fungsi kawasan non perumahan yang berkembang menjadi kawasan perumahan atau sebaliknya, penetapan negative list terhadap kawasan terlarang, penetapan daya dukung lahan yang mengalami degradasi);

c. Permasalahan lain (masalah sektoral, masalah lintas publik, dan masalah yang dipecahkan secara terkoordinasi melalui forum kota/local).

2. Tersedianya data dasar perumahan dan pemukiman yang diperhitungkan sehingga masih dapat digunakan (valid) dan mudah dikelola sampai 5 tahun mendatang.

3. Teridentifikasinya pokok-pokok permasalahan perumahan dan pemukiman (eksisting dan prediksi)

4. Terdefinisinya sasaran dan kebijakan daerah dalam pemenuhan kebutuhan sektor Perumahan dan Kawasan Pemukiman secara terintegrasi dan sistematis;

5. Terwujudnya pedoman dan arahan terkait Perumahan dan Kawasan Pemukiman dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman; dan

(4)

BAB II PELAKSANAAN

2.1 Landasan Hukum

1. Undang – undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Undang – undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

3. Undang – undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

4. Undang – undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Undang – undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

6. Undang – undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

7. Undang – undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman

8. Keppres No. 63 Tahun 2003 tentang BKP4N.

9. Keppres No. 75 Tahun 1993 tentang Pengelolaan Tata Ruang Nasional.

10. Keppres No.33 Tahun 1994 tentang Badan Kebijakan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Nasional

11. Keppres No.22 Tahun 2006 tentang Koordinasi Percepatan Pembangunan Rumah Susun.

12. Inpres No.5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pemukiman yang Berada Diatas Tanah Negara.

13. Peraturan Pemerintah No.80/96 tentang Kasiba/ Lisiba.

14. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.28 Tahun 2002.

15. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 31/Permen/M/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri.

16. Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman No. 09/KPTS/M/IX/1999 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman.

(5)

2.2 Lingkup Pekerjaan, Lokasi Pekerjaan, Data Dan Fasilitas Penunjang Serta Alih

Pengetahuan

A. Lingkup Pekerjaan dan Lokasi Pekerjaan:

1. Menyusun Data dan Informasi tentang kondisi perumahan dan kawasan permukiman yang diharapkan dapat diterima oleh berbagai elemen masyarakat dan pemerintah. 2. Mengidentifikasi permasalahan perumahan dan pemukiman, yang meliputi :

a. Permasalahan yang penting dan genting (pemberian ijin lokasi, pemberian perijinan yang melebihi daya dukung lingkungan, pertumbuhan permukiman kumuh);

b. Permasalahan yang perlu diantisipasi (review terhadap peruntukan kawasan, penetapan fungsi kawasan non perumahan yang berkembang menjadi kawasan perumahan atau sebaliknya, penetapan terhadap kawasan terlarang, penetapan daya dukung lahan yang mengalami degradasi);

c. Permasalahan lain (masalah sektoral, masalah lintas publik, dan masalah yang dipecahkan secara terkoordinasi melalui fórum kota/lokal).

3. Tersedianya data dasar perumahan dan pemukiman yang diperhitungkan sehingga masih dapat digunakan (valid) dan mudah dikelola sampai 5 tahun mendatang.

4. Teridentifikasinya pokok-pokok permasalahan perumahan dan pemukiman (eksisting dan prediksi).

Metode penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (P3KP) Kabupaten Tangerang ini disusun secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan dengan Perumahan dan Kawasan Pemukiman di Kabupaten Tangerang.

Rencana pembangunan dan pengembangan sekurang-kurangnya terdiri dari rencana sebagai berikut :

a. Rumusan Visi dan Misi pembangunan dan pengembangan Perumahan dan pemukiman Kabupaten Tangerang

b. Rencana Pengembangan Kawasan permukiman baru c. Rencana Peningkatan Kualitas kawasan pemukiman d. Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus

(6)

B. Lokasi Pekerjaan

(7)

C. Data dan Fasilitas Penunjang

1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :

a. Laporan dan Data

Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta fotografi (bila ada) b. Ruangan kantor (bila ada)

c. Staf pengawas dan pendamping, (pengguna jasa akan mengangkat petugas direksi pekerjaan atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas dan pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultasi.

d. Fasilitas lain yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila ada).

2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa

Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

D. Alih Pengetahuan

Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf pengguna jasa.

2.3 Organisasi Pelaksana Kegiatan

A. TENAGA AHLI (PROFESIONAL STAFF)

1. Ketua Tim/Ahli Perencanaan Wilayah Kota

(8)

2. Ahli Lingkungan

Adalah lulusan Sarjana S1 Teknik Lingkungan Perguruan tinggi Negeri /swasta yang mempunyai pengalaman minimal 3 Tahun dibidang Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

3. Ahli Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

Berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 Tahun untuk Sarjana S1 Teknik Sipil dengan diutamakan yang berpengalaman di bidang Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

4. Ahli Arsitektur

Adalah lulusan Sarjana S1 Teknik Arsitek Perguruan tinggi Negeri /swasta yang mempunyai pengalaman minimal 3 Tahun dibidang Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

B. TENAGA PENDUKUNG a. Surveyor/Juru Ukur

Surveyor/Juru Ukur disyaratkan minimal memiliki pendidikan D3 mempunyai pengalaman minimal 3 (tiga) tahun serta memiliki kemampuan dan pengalaman sebagai Tenaga Surveyor/Juru Ukur, yang mempunyai tugas pokok :

 Membantu team khususnya pada tugas survey pemetaan dan pengukuran

 Membantu team dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya yang berkaitan

dengan pemetaan dan pengukuran.

b. Staf Pendukung lainnya sesuai kebutuhan : Tenaga Lokal mempunyai tugas pokok :

 membantu Tim Surveyor dalam melaksanakan survey topografi dan pengukuran.

Sekretaris/Administrasi Kantor mempunyai tugas pokok :

 Membantu menyiapkan surat-menyurat mengenai pelaksanaan pekerjaan;  Membantu pembuatan laporan keuangan;

 Mengarsipkan laporan-laporan dan dokumen penting lainnya.

Operator Komputer mempunyai tugas pokok :  Membantu pembuatan surat-meyurat;  Membantu pembuatan laporan-laporan;

(9)

 Membantu penggandaan laporan dan dokumen lainnya;  Menjaga kebersihan kantor.

2.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (P3KP) Kabupaten Tangerang ini diperkirakan 90 (Sembilan puluh) hari kalender.

2.5 Hasil Yang Diharapkan

(10)

BAB III PELAPORAN

3.1 Metode Evaluasi

Pedoman kriteria dan standar yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di Indonesia atau spesifik dilokasi pekerjaan pada saat ini. Dalam penerapannya harus dipertimbangkan untung-rugi, kemudian sistim operasi dan pemeliharaan sesuai dengan kondisi sosial budaya, aspirasi dan keinginan masyarakat setempat serta pemerintah daerah, tepat guna dan biaya konstruksi yang aman dan efisien.

Konsultan harus bertanggung-jawab penuh atas hasil pekerjaan. Apabila dikemudian hari didapatkan ketidak mantapan mutu hasil desain ini, maka konsultan harus bersedia untuk memperbaikinya.

3.2 Sistem Pelaporan

Hasil akhir kegiatan berupa analisa data dan desain Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Tangerang yang telah dibahas melalui Rapat-rapat dengan instansi dan pihak-pihak terkait dan harus dilaporkan selambat-lambatnya 90 (Sembilan puluh) hari kalender atau setelah SPMK, laporan diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku dilengkapi dengan foto dokumentasi dan seluruh laporan serta pendukung hasil kegiatan disalin kedalam softcopy dalam bentuk CD-R (Compact Disk) dan merupakan dokumen yang harus diserahkan kepada pengguna jasa.

3.3 Lain-Lain

a. Sewaktu-waktu konsultan dapat dipanggil oleh pemberi tugas untuk mengadakan diskusi atau memberikan penjelasan tentang hasil kerja atau yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

(11)

c. Konsultan diharuskan untuk mendiskusikan substansi pekerjaan ini dengan Direksi pekerjaan dan Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tangerang.

d. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh konsultan.

e. Hal-hal yang harus tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan ini akan dijelaskan dalan acara penjelasan pekerjaan.

Kabupaten Tangerang, Agustus 2012

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TANGERANG

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu penelitian yang orang lain yang terlibat ketika individu ingin dilakukan oleh Young (2007) menunjukkan bermain, 8) berkaitan dengan tindakan illegal, bahwa

Penulis pun berusaha untuk banyak bertanya dan belajar dengannya bagaimana cara memvisualkan suatu pengalaman atau rasa ke dalam karya dua dimensi, membuat sebuah konsep, dan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ginting, Sekarwarna, Sukandar di wilayah kerja puskesmas Barusjahe Sumatera Utara bahwa ada pengaruh ibu yang bekerja

Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok padi sebesar 1,40 persen, sedangkan turunnya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi

Keterangan: KGH = Kemajuan genetik harapan i = Intensitas seleksi, 10% = 1.76 h2 = Heritabilitas σp = Simpangan baku fenotip µ = Nilai rata-rata Kriteria kemajuan genetik harapan

[r]

Pertimbangan juga harus diberikan kepada tujuan penting lain dari desain pekerjaan: untuk memenuhi tanggung jawab sosial organisasi untuk orang-orang yang bekerja di dalamnya

Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk mengamati permasalahan yang diberikan dan menggambarkan jarak yang diminta pada buku masing-masing serta menuliskan