PENERAPAN LESSON STUDY DAN PEMBERIAN
PENGALAMAN LANGSUNG DI SEKOLAH PADA
MAHASISWA PESERTA “TEACHING SENIOR HIGH
SCHOOL MATHEMATICS IN ENGLISH”
Cholis Sa’dijah
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
Abstrak. Penelitian ini mengkaji penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah pada mahasiswa peserta Teaching Senior High School Mathematics in English. Disamping itu, penelitian ini juga mengkaji unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program bilingual yang memprogram matakuliah ini pada Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptip. Sebelum dan sesudah pelaksanaan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah, masing-masing individu mahasiswa diberi tugas merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris dan diukur unjuk kerjanya dalam merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris. Hasil penelitian ini menunjukkan unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika SMA berbahasa Inggris, sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah meningkat tetapi mempunyai kriteria sama yaitu berkategori sangat baik
Kata kunci: lesson study,pengalaman langsung di sekolah, teaching senior high school mathematics in English
Mata kuliah Teaching Senior High School Mathematics in English (TSHME) merupakan salah satu mata kuliah yang diprogram oleh mahasiswa program bilingual pada Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Salah satu isi perkuliahan ini adalah mahasiswa merancang pembelajaran matematika SMA berbahasa Inggris. Biasanya, setelah mahasiswa menyusun perangkat pembelajaran matematika berbahasa Inggris, mahasiswa akan praktek simulasi di kampus saja, tetapi dalam penelitian ini, diterapkan Lesson Study, mahasiswa tidak hanya praktek simulasi di kampus, tetapi mahasiswa diberi pengalaman langsung di sekolah dalam praktek menerapkan perangkat pembelajaran yang sedang dikembangkan. Hal ini berdasarkan penelitian Sa’dijah (2009) yang menyarankan bahwa mahasiswa perlu mempunyai pengalaman langsung di sekolah dalam membelajarkan matematika berbahasa Inggris. Lesson study (LS) diterapkan dalam penelitian ini dikarenakan pengalaman peneliti sebagai dosen pendamping LS dan kajian teori bahwa LS sesuai diterapkan dalam pelaksanaan perkuliahan ini. (Sa’dijah, 2010)
Sebagaimana diketahui, dalam LS dilakukan serangkaian kegiatan Plan-Do-See (Fernandez & Yoshida, 2004). Dalam penelitian ini LS dilakukan sebagai berikut. Pada tahap “plan” mahasiswa menyusun perangkat pembelajaran matematika SMA berbahasa Inggris secara kelompok kecil secara kooperatif. Hasil perangkat pembelajaran yang disusun secara kelompok kecil dipresentasikan untuk memperoleh masukan dari kelompok lain, kemudian dilakukan revisi. Sebelum diimplementasikan dalam kelas, perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian disimulasikan di kampus. Hasil dari simulasi
di kampus, juga dilakukan revisi pada perangkat pembelajaran yang telah disusun. Selanjutnya mahasiswa mempunyai kesempatan mempraktekkan langsung di sekolah pada tahap “do”. Pada tahap “do” ini ada mahasiswa yang berperan sebagai guru model, ada yang berperan sebagai observer murid, ada yang berperan sebagai observer guru, ada yang berperan sebagai perekam data (menggunakan kamera, dan video kamera). Hasil observasi dan rekaman ini juga digunakan sewaktu tahap “see”. Pada tahap “see”, mahasiswa yang berperan sebagai guru model menyampaikan kesannya sewaktu praktek membelajarkan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun. Dalam tahap ini dibahas hasil pengamatan kegiatan belajar siswa menggunakan instrumen pedoman observasi yang telah disepakati pada tahap “plan”. Hasil tahap ini digunakan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran, yang tentu saja digunakan sebagai bahan revisi perangkat pembelajarana yang telah disusun.
Tujuan penelitian ini sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan bagaimana penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah pada mahasiswa peserta “Teaching Senior High School Mathematics in English”; (2) Mengkaji unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris, sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah.
Penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian Sa’dijah (2009). Sa’dijah melakukan penelitian tentang unjuk kerja mahasiswa dalam membelajarkan matematika SMP berbahasa Inggris berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dari hasil penelitian tersebut dikemukakan perlunya mahasiswa memperoleh pengalaman langsung di sekolah dalam membelajarkan matematika berbahasa Inggris.
Mata kuliah “Teaching Senior High School Mathematics In English” (TSHME) ini berkode MAP 468, 3 sks, 4 js, disajikan pada semester VI. Tujuan perkuliahan ini adalah bahwa mahasiswa mampu membelajarkan matematika di SMA dalam bahasa Inggris. (Sa’dijah, 2010)
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptip (Creswell, 2008). Sebagaimana telah dikemukakan di depan, penelitian ini mendeskripsikan penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah pada mahasiswa peserta “Teaching Senior High School Mathematics in English”. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa di satu kelas peserta TSHME tahun 2009/2010.
Sebelum dan sesudah pelaksanaan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah, masing-masing individu mahasiswa diberi tugas menyusun rancangan pembelajaran matematika berbahasa Inggris dan diukur unjuk kerjanya dalam merancang pembelajaran matematika dalam bahasa Inggris. Untuk instrumen pertama digunakan pedoman observasi dan catatan lapangan untuk mendeskripsikan pelaksanaan penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah pada mahasiswa peserta mata kuliah ini. Untuk instrumen kedua, yaitu untuk mengetahui unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris, sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah digunakan instrumen dengan indikator sebagai berikut.
Instrumen rubrik unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris yang dikembangkan Sa’dijah (2009) indikatornya sebagai berikut: (a) kesesuaian dengan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan tujuan pembelajaran (b) penerapan model pembelajaran (termasuk langkah-langkah kegiatan pendahuluan, inti: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, serta penutup), (c) penggunaan multimedia TIK termasuk alat peraga, (d) pengembangan perangkat asesmen, dan (e) penggunaan bahasa (penulisan). Masing-masing indikator berbobot sama. Indikator rubrik unjuk kerja mahasiswa yang merupakan revisi dari instrumen tersebut yang digunakan dalam penelitian ini selanjutnya disebut indikator A, B, C, D, dan E, yang secara rinci sebagai berikut. (A) Kesesuaian dengan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, dan tujuan pembelajaran, dan kebenaran isi (materi/konsep matematika). (B) Kesesuaian penerapan model pembelajaran (termasuk kebenaran dan kelengkapan langkah-langkah kegiatan pendahuluan, inti: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, serta penutup). (C) Kemampuan pengembangan multimedia termasuk pemilihan media/ alat peraga yang menunjang pembelajaran. (D) Kemampuan mengembangkan perangkat asesmen, termasuk kesesuaian
asesmen dengan indikator, tujuan, dan model pembelajaran. (E) Kemampuan menggunakan bahasa tulis, termasuk grammar, vocab, mathematics terms, dan kemampuan menulis.Untuk silabus, indikator kedua yang dimaksud adalah kesesuaian dan kelengkapan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator. Sedang indikator yang ketiga yang dimaksud adalah kesesuaian dan kelengkapan materi pembelajaran dan sumber belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.PENERAPAN LESSON STUDY DAN PEMBERIAN PENGALAMAN LANGSUNG DI SEKOLAH PADA MAHASISWA PESERTA “TEACHING SENIOR HIGH SCHOOL MATHEMATICS IN ENGLISH”.
Berikut dikemukakan penerapan lesson Study dan Pemberian Pengalaman Langsung di Sekolah pada Mahasiswa Peserta “Teaching Senior High School Mathematics in English, yaitu pada tahap Plan ke-1, Do ke-1, See ke-1, Plan ke-2, Do ke-2, dan See ke-2.
PLAN KE-1
Pada waktu “plan” mahasiswa menyusun draft rancangan pembelajaran matematika SMA berbahasa Inggris. Draft tersebut dibahas dalam kelas untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diharapkan mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika berbahasa Inggris. Rancangan pembelajaran tersebut juga disimulasikan dalam kelas. Sesudah simulasi dilakukan refleksi sebagai bahan untuk merevisi rancangan pembelajaran yang berupa perangkat pembelajaran (lesson plan, worksheet, hand out, media, asesmen, dan skenario pembelajaran.
DO KE-1
Pada waktu “do” yaitu pada waktu praktek membelajarkan matematika berbahasa Inggis, ada mahasiswa yang berperan sebagai guru, observer dan perekam data. Beberapa catatan tentang aktivitas mahasiswa selama pelaksanaan “do” di sekolah sebagai berikut.
Dalam tahap ini mahasiswa yang berperan sebagai tim guru juga melakukan observasi pada siswa selama pembelajaran berlangsung, Pelaksanaan lesson study ini direkam sebagai bahan refleksi..Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas lima siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selanjutnya dikemukakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua pengamat pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan form laporan “lesson learned”.
SEE KE-1
Dalam tahap see, dilakukan refleks berdasarkan beberapa catatan observasi selama tahap “do” dan dari laporan “lesson learned”.
PLAN KE-2
Sesudah melakukan refleksi pada tahap see ke-1 pada Lesson Study ke- 1 maka diputuskan melakukan Plan ke-2 sebagai berikut. (a) Menggunakan RPP, media, instrumen, dan model pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan hasil tahap “See 1”. (b) Merevisi “hand-out” siswa dengan menyusun kembali materi disesuaikan dengan alokasi waktu. Merevisi Lembar Kerja siswa (LKS) yaitu mengurangi banyak problem disesuaikan dengan alokasi waktu. (c) Menyusun kembali kegiatan pembelajaran, disesuaikan dengan alokasi waktu tahap “do ke-2” yaitu 65 menit untuk semua kegiatan. (d) Menyiapkan pelaksanaan LS kedua sehingga lebih baik daripada LS yang pertama. (e) Mengeset kembali posisi guru
model, observer siswa, observer guru, tim dokumentasi, visitor, guru dan dosen di kelas, disesuaikan dengan kondisi kelas.
DO KE-2
Guru model, observer siswa, observer guru, tim dokumentasi, visitor, guru dan dosen hadir di kelas sesuai jadwal. Beberapa catatan pada tahap “do ke-2” sebagai berikut. Observer students observe focus on specific students during the lesson. The number of students who are observed is 4 students with the details: an observer observes two students and each of the other two observers observes one student. In general, the observation for the students’ activity are as follows. (a) The class that was been the object of the research is XI Science VI. (b) The number of students at this class is 31 students but two students are absent. (c) The students started their activities at 7.30 a.m. (d) The main activity was begun at 7.45 a.m. (e) The closing activity was begun at 8.25 a.m.(f) The instructional was ended at 8.30 a.m.
Dalam tahap ini selama pembelajaran berlangsung guru model (2 mahasiswa) juga melakukan asesmen tentang kegiatan siswa baik secara individu maupun kelompok, Di samping itu team observer siswa mencermati kegiatan yang dilakukan siswa secara rinci selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai bahan refleksi. Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas empat siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut ini gambar foto kegiatan pada tahap “Do” di sekolah. Gambar 1 berikut memperlihatkan situasi sewaktu siswa berdiskusi kelompok mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Gambar 1. Situasi Sewaktu Siswa Berdiskusi Kelompok Mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Gambar 2 berikut memperlihatkan situasi sewaktu guru model sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan dalam diskusi kelompok.
Gambar 2. Situasi Sewaktu Guru Model Sebagai Fasilitator yaitu Memfasilitasi Siswa yang Mengalami Kesulitan dalam Diskusi Kelompok
Gambar 3 berikut memperlihatkan situasi observer siswa sewaktu melakukan pengamatan pada kegiatan siswa.
Gambar 3. Observer of student observes students’ activities
Selain observer siswa dan observer guru yang dalam hal ini diperankan oleh mahasiswa peserta matakuliah ini, dalam kegiatan ini juga hadir 2 visitor dari sekolah lain. Berikut ini dikemukakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh visitor, yaiyu sebagai berikut. (a) The teachers did the procedure well. (b) Teacher should manage the time so that we can do the instruction optimally. (c) The teacher did the instruction well, both in mathematics concept and English. Teacher can express her idea in English. (d) Teacher’s voice should be higher volume, because the students are noisy.(e) The visitor saw some students did not pay attention to the lesson. (f) Sometimes if there are some students who overacting, teacher can ask them to come in front of the class and explain the answer of the assignments to their friends.
SEE KE-2
Beberapa catatan pada tahap “See ke-2” sebagai berikut. (a) The lesson study did complete optimal. Some students didn’t concentrate to the lesson since they would hold other examination after the lesson. (b) Teacher could be able to manage the class, conduct the class such that the students can concern to the material, give motivation, and make an enjoy full learning. (c) Teacher could be responsive to the some
characteristics of students. (d) Before opening the class, the teacher has to allocate 5 minutes to prepare the media. (e) In teaching mathematics for bilingual class, the usage of English is not absolute used along the time. Sometimes, teacher can poses question or teach the material by using mother language (Indonesian) in order to keep students understanding about the material.
B. UNJUK KERJA MAHASISWA DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBAHASA INGGRIS, SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN LESSON STUDY DAN PEMBERIAN PENGALAMAN LANGSUNG DI SEKOLAH
Berikut dikemukakan pengkajian terhadap unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika berbahasa Inggris, sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah, berdasarkan lima indikator A, B, C, D, dan E sebagaimana disebutkan di atas.
Tabel Unjuk Kerja Mahasiswa dalam Merancang Pembelajaran Matematika Berbahasa Inggris, Sebelum dan Sesudah Penerapan Lesson Study dan Pemberian Pengalaman Langsung di Sekolah pada Tiap Indikator A, B, C, D, dan E.
Inisial Nama Indikator Rata-rata
A B C D E DV Sebelum 3,70 3,70 3,70 4,00 3,70 3,76 Sesudah 4,00 4,00 3,70 3,70 4,00 3,88 DW Sebelum 3,70 3,70 3,70 3,70 4,00 3,76 Sesudah 3,70 4,00 4,00 4,00 4,00 3,94 LS Sebelum 3,70 3,70 3,70 3,70 4,00 3,76 Sesudah 3,70 4,00 3,70 4,00 4,00 3,88 HF Sebelum 3,70 3,70 3,70 4,00 3,70 3,76 Sesudah 3,70 3,70 4,00 4,00 4,00 3,88 AY Sebelum 3,70 3,70 3,70 3,70 4,00 3,76 Sesudah 3,70 3,70 3,70 4,00 4,00 3,82 YG Sebelum 3,70 3,70 4,00 4,00 4,00 3,88 Sesudah 4,00 3,70 4,00 4,00 4,00 3,94 FL Sebelum 3,70 3,70 3,70 3,70 4,00 3,76 Sesudah 3,70 3,70 3,70 4,00 4,00 3,82 LK Sebelum 3,70 3,70 3,70 3,70 4,00 3,76 Sesudah 4,00 3,70 3,70 4,00 4,00 3,88 SL Sebelum 3,70 3,70 3,70 3,70 4,00 3,76 Sesudah 3,70 3,70 3,70 4,00 4,00 3,82 AR Sebelum 4,00 3,70 3,70 4,00 4,00 3,88 Sesudah 4,00 3,70 4,00 4,00 4,00 3,94 AN Sebelum 3,70 4,00 3,70 3,70 3,70 3.76 Sesudah 3,70 4,00 3,70 4,00 4,00 3,88 JW Sebelum 3,70 4,00 3,70 3,70 3,70 3,76 Sesudah 4,00 4,00 3,70 3,70 3,70 3,82 RY Sebelum 4,00 3,70 3,70 3,70 4,00 3,82 Sesudah 4,00 3,70 4,00 4,00 4,00 3,94
Rata-rata
Sebelum 3,75 3,75 3,72 3,80 3,94 3,79 Sesudah 3,82 3,82 3,82 3,96 3,97 3,88
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa rata-rata skor mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika SMA berbahasa Inggris, sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah pada tiap indikator A, B, C, D, dan E. adalah meningkat tetapi mempunyai kriteria sama yaitu sangat baik, hal ini juga dapat digambarkan dalam diagram batang sebagaimana terlihat pada Gambar 5 berikut.
.
Gambar 5. Unjuk Kerja Mahasiswa dalam Merancang Pembelajaran Matematika Berbahasa Inggris, Sebelum dan Sesudah Penerapan Lesson Study dan Pemberian Pengalaman Langsung di Sekolah pada Tiap Indikator A, B, C, D, dan E.
PENUTUP
Dalam makalah ini telah dibahas penerapan lesson Study dan Pemberian Pengalaman Langsung di Sekolah pada Mahasiswa Peserta “Teaching Senior High School Mathematics in English, yaitu pada tahap Plan ke-1, Do ke-1, See ke-1, Plan ke-2, Do ke-2, dan See ke-2. Dari hasil kajian di atas dapa dikemukakan bahwa unjuk kerja mahasiswa dalam merancang pembelajaran matematika SMA berbahasa Inggris, sebelum dan sesudah penerapan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah pada tiap indikator A, B, C, D, dan E. adalah mempunyai kriteria sangat baik, walaupun jika dicermati skor sesudah pelaksanaan lesson study dan pemberian pengalaman langsung di sekolah lebih tinggi daripada sebelumnya.
RUJUKAN
Lewis, C., Perry, R., Hurd, J., & O’Connel, M.P. (2006). Teacher collaboration: Lesson study comes of age in North America. Tersedia pada
http://www.Lessonresearch.net/LS_06Kappan.pdf.
Roy, R. (2008). Active learning. Mathematics Teaching. 211, 36-36. Diakses 20 Oktober 2009 dari Academic Research Library (ID Dokumen: 1864856581) Sa’dijah, C. (2006). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Beracuan
Konstruktivisme untuk Siswa SMP. Mathedu Jurnal Pendidikan Matematika. 1 (2): 111-122. Sa’dijah, C. (2009). “Unjuk Kerja Mahasiswa Peserta ‘Teaching Junior Secondary
Mathematics In English’ dalam Membelajarkan Matematika Berbahasa Inggris Berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi” dalam Jurnal
3,55 3,6 3,65 3,7 3,75 3,8 3,85 3,9 3,95 4 A B C D E SEBELUM SESUDAH
Pendidikan dan Pembelajaran, 16(2): 171-179. Malang: LP3 UM.
Sa’dijah, C. (2010). “Aktivitas dan Respon Calon Guru dalam Penerapan Lesson
Study pada Pembelajaran Matematika Berbahasa Inggris di SMA Negeri 3 Malang”, disajikan pada Seminar Nasional Lesson Study di Malang pada 9 Oktober 2010.
Yoshida, M. (2002). Developing Effective Use of the Blackboard through Lesson Study.http://www.rbs.org/lesson_study/confenrence/2002/paper/Yoshida_bl acboard.shtml.
Zane, T. (2009). Performance Assessment Design Principles Gleaned from
Constructivist Learning Theory (Part 2). Tech Trends, 53( 3), 86-94. Diakses 20 Oktober 2009 dari Academic Research Library (ID Dokumen: 1796217141)