• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KABUPATEN LUWU - DOCRPIJM 1480655266Bab IV Profil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROFIL KABUPATEN LUWU - DOCRPIJM 1480655266Bab IV Profil"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IV - 1

BAB IV

PROFIL KABUPATEN LUWU

4.1 Geografi dan Kondisi Wilayah

Kondisi geografis Kabupaten Luwu sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayahnya. Secara umum luas wilayah Kabupaten Luwu kurang lebih 3.000,25 Km2 dan secara administrasi pemerintahan terdiri atas 21 wilayah Kecamatan dengan jumlah Kelurahan/Desa sebanyak 227 ditambah 2 unit permukiman transmigrasi. Berdasarkan posisi dan letak geografinya Kabupaten Luwu berada pada koordinat 2º 34’ 45” - 3º 30’

30” Lintang Selatan dan 120º 21’ 15” - 121º 43’ 11” Bujur Timur dari kutub Utara dengan patokan posisi propinsi sulawesi selatan dengan demikian posisi kabupaten Luwu berada pada bagian utara dan timur propinsi Sulawesi selatan.

Kedudukan Kabupaten Luwu sesuai letak geografis cukup strategis, menempati posisi silang jalur transportasi darat dan poros trans sulawesi. Letak yang strategis tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk memacu pembangunan.

Kabupaten Luwu dalam kebijaksanaan pembangunan Propinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai bagian sub wilayah pengembangan bagian Utara dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Luwu Utara dan Kota Palopo  Sebelah Selatan : Kabupaten Wajo dan Sidenreng Rappang  Sebelah Timur : Teluk Bone

 Sebelah Barat : Kabupaten Enrekang dan Tana Toraja

Daerah Kabupaten Luwu terbagi dua wilayah sebagai akibat dari pemekaran Kota Palopo; yaitu wilayah Kabupaten Luwu bagian selatan yang terletak sebelah selatan Kota Palopo dan wilayah yang terletak di sebelah utara Kota Palopo. Karena kondisi daerah yang demikian maka dibentuklah sebuah Badan Pengelola yang disebut Badan Pengelola Pembangunan Walmas (BPP Walmas), hal ini pula yang mengakibatkan Kabupaten Luwu menjadi bagian dari batas di sebelah utara dan sebelah selatan.

Disebelah Timur wilayah Kabupaten Luwu dibatasi dengan Teluk Bone, adapun kecamatan yang berbatasan dengan Teluk Bone adalah Kecamatan Larompong, Larompong Selatan, Suli, Belopa, Kamanre, Belopa Utara, Ponrang, Ponrang Selatan, dan Bua. Dari sembilan kecamatan yang berbatasan dengan Teluk Bone tersebut

terdapat sebanyak 44 desa/kelurahan yang di klasifikasikan sebagai daerah pantai, selebihnya sebanyak 182 desa/kelurahan adalah desa/kelurahan bukan pantai.

Adapun luas Kabupaten Luwu menurut wilayah kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Luas Wilayah dan Banyaknya Kecamatan Di Kabupaten Luwu Tahun 2012

No Kecamatan Luas

Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2010

(2)

IV - 2

Gambar 1

(3)

IV - 3

4.2 Demografi

4.2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Luwu selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Luwu diketahui bahwa rata-rata pertambahan penduduk dalam empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2008-2012 sebanyak 4.754 jiwa per-tahun. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2009 – 2012 mengalami peningkatan sebesar 1,01 persen, dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya sebesar 318.219 jiwa.

Secara umum, jumlah penduduk terbesar pada tahun 2012 terdapat di Kecamatan Bua sebanyak 31,527 Jiwa sedangkan penduduk jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Latimojong sebesar 5,558 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Rinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Luwu Tahun 2013

No KECAMATAN Jumlah Penduduk Jumlah KK

2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012

Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2013.

4.2.2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Secara umum, jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih besar jika dibandungkan dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki. Pada Tahun 2012, jumlah penduduk perempuan berjumlah 171.505 jiwa sedangkan jumlah penduduk berjumlah 167.102 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilikat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Luwu Tahun 2013

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Larompong 9,551 9,626 19,177

(4)

IV - 4

4.2.3 Persebaran dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk terus bertambah setiap tahunnya tersebar tidak merata di berbagai kecamatan di Kabupaten Luwu. Tahun 2011 jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bua yaitu sebesar 9,31 persen dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Latimojong sekitar 1,64 persen penduduk. Sementara jika dilihat dari kepadatan penduduk per km2, Kecamatan Lamasi merupakan daerah terpadat yaitu 487,42 penduduk per kilo meter persegi (km2) dengan luas wilayah hanya 1,4 persen dari luas kabupaten Luwu, sementara yang paling rendah kepadatannya terdapat di kecamatan Latimojong yaitu hanya 11,78 penduduk per kilometer persegi (km2) dengan luas wilayah 15,6 persen dari luas kabupaten Luwu.

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk, Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Dirinci berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Luwu Tahun 2013

No KECAMATAN Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2013.

4.2.4 Jumlah Penduduk miskin

Jika ditinjau dari tingkat ekonomi, maka secara umum jumlah keluarga miskin

masih tersebar merata di seluruh kecamatan. Dari data tahun 2012

menunjukkan, jumlah keluarga miskin terbesar terdapat di Kecamatan Lamasi

sebanyak 1.909 Keluarga sedangkan jumlah keluarga miskin terkecil terdapat di

Kecamatan Suli Barat sebanyak 96 Keluarga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

table berikut.

Tabel 4.4

Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan Di Kabupaten Luwu, 2012

(5)

IV - 5

4.3 Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Luwu memiliki tingkat kemiringan diatas 40% dengan luas wilayah sekitar 197.690,77 Ha atau 65,89% dari luas wilayah Kabupaten Luwu, sedangkan wilayah dengan kemiringan 0 - 8% dengan luas 42.094,88 Ha atau 14,03%, kemiringan 8 - 15% memiliki luas 29.696,28 Ha atau 9,90%, kemiringan 15 - 25% memiliki luas 8.245,50 Ha atau 2,75% dan 25 - 40% memiliki luas 22.297,60 Ha atau 7,43%. Secara umum, Kabupaten Luwu berada pada ketinggian berkisar antara 0

– 2000 mdpl. 4.4 Geohidrologi

Kabupaten Luwu dialiri 11 (sebelas) sungai besar, sungai terpanjang adalah Sungai Lamasi sepanjang 69 KM yang melewati Kecamatan Walenrang Barat, Walenrang dan Lamasi. Sedangkan sungai terpendek sepanjang 12 KM adalah Sungai Kandoa di Kecamatan Bua. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Luwu

No. Sungai Panjang (KM) Daerah Aliran

1 Sungai Lamasi 69 Kec. Walenrang Barat, Walenrang,

Lamasi

2 Sungai Makawa 36 Kec. Lamasi Timur

3 Sungai Bua 13 Kec. Bua

4 Sungai Pareman (Noling) 73 Kec. Bupon, Ponrang, Ponrang

Selatan dan Kec. Kamanre

5 Sungai Bajo 44 Kec. Bajo Barat, Bajo dan Kec.

Belopa

6 Sungai Suli 30 Kec. Suli Barat dan Kec. Suli

7 Sungai Larompong 13 Kec. Larompong

8 Sungai Tembo'e 25 Kec. Larompong Selatan

9 Sungai Rantebelu 15 Kec. Larompong

10 Sungai Sampano 17 Kec. Larompong Selatan

11 Sungai Kandoa (Balambang)

12 Kec. Bua

Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2013

Untuk air tanah dalam, maka sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih dan air minum dalam bentuk sumur terbuka dan sumur bor (artesis).

4.5 Geologi

Ditinjau dari kondisi geologi Kabupaten Luwu, maka diketahui bahwa di wilayah utara kabupaten dan di bagian timur hingga selatan yang berbatasan dengan

Kabupaten Toraja, Toraja Utara dan Enrekang memiliki formasi Batuan Terobosan (granit, granodiorit, riolit, diorit, dan aplit), Batuan gunung api Lamasi (lava andesit, basal, breksi gunung api, batu pasir, dan batu lanau setempat mengandung felsdpatoid, umumnya terkloritkan dan terkersitkan, umumnya diduga Oligosen karena menindih Formasi Toraja (Tets yang berumur Eosen), Formasi Latimojong (batu sabak, kuarsit, filit, batu pasir kuarsa malih, batu lanau malih dan pualam setempat, batu lempung malih).

Sedangkan di daerah dataran rendah yang berada dijalur pesisir Kabupaten Luwu, dari Larompong, Suli, Belopa, Ponrang dan Kecamatan Bua serta daerah pesisir sekitarnya, terdiri atas Batuan Gunung api Baturape-Cindako (pusat erupsi), Batuan gunung api Lamasi (lava andesit, basal, breksi gunungapi, batupasir, dan batulanau, setempat mengandung felsdpatoid, umumnya terkloritkan dan terkersitkan,: umumnya diduga Oligosen karena menindih Formasi Toraja (Tets yang berumur Eosen), Endapan aluvium dan Pantai (kerikil, pasir, lempung, lumpur, batugamping koral).

4.6 Klimatologi

(6)

IV - 6

Grafik 4.6.

Grafik Curah Hujan Tahunan di beberapa Kecamatan di Kabupaten Luwu.

Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2013

4.7 Sosial dan Ekonomi

4.7.1 Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Secara umum, struktur tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Luwu pada Tahun 2012, di dominasi oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan tamat SD sebanyak 75.048 jiwa, tidak menamatkan SD sebanyak 62.924 jiwa dan yang menamatkan pendidikan SLTP sebanyak 49.338 jiwa. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Pendidikan Yang Ditamatkan di KabupatenLuwu, 2012

Pendidikan Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2013

4.7.2 Perkembangan jumlah penduduk miskin

Perkembangan jumlah penduduk miskin dari periode waktu Tahun 2010 – 2012 mengalami peningkatan. Pada Tahun 2010, jumlah penduduk miskin sebesar 16.171 jiwa sedangkan pada Tahun 2012 sebesar 16.670 jiwa. Selegkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Perkembangan Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan Di Kabupaten Luwu, Tahun 2010 - 2012

NO Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin

1 Larompong 693

Sumber : Kabupaten Luwu Dalam Angka Tahun 2013

90

CURAH HUJAN TAHUNAN DI BEBERAPA KECAMATAN KABUPATEN LUWU

mm

(7)

IV - 7

4.7.3 Perkembangan PDRB kabupaten/kota

Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada potensi dan sumber daya alam yang dimiliki, dan kemampuan daerah itu. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Luwu untuk meningkatkan roda perputaran perekonomian daerah ini.

Total PDRB Kabupaten Luwu pada tahun 2012 atas dasar berlaku mencapai nilai sebesar 5.030.495,95 (juta rupiah). PDRB Kabupaten Luwu terhadap PDRB Sulawesi Selatan pada tahun yang sama mempunyai kontribusi yang relatif besar. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Luwu pada kurun waktu 2010-2012 berturut-turut sebesar 6,95 persen, 7,47 persen, dan 7,49 persen. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Luwu 7,97 persen, yaitu dari angka PDRB sebesar 1.817.943,58 (juta rupiah) pada tahun 2011 menjadi 1.954.090,35 (juta rupiah) tahun 2012.

Sektor ekonomi yang paling tinggi laju pertumbuhan pada tahun 2012 adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan angka pertumbuhan sebesar 17,19 persen dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan 35.924,78 (juta rupiah) pada tahun 2011 menjadi 42.100,66 (juta rupiah) pada tahun 2012, selanjutnya sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih dengan laju pertumbuhan pada tahun 2012 sebesar 16,89 persen dengan nilai PDRB sebesar 5.201,77 (juta rupiah).

Sektor selanjutnya yang berada pada peringkat ketiga adalah sector Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dimana pertumbuhannya sebesar 12,42 persen dengan nilai PDRB sebesar 55.436,13 (juta rupiah). Kemudian peringkat selanjutnya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 12,01 persen dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan 236.576,25 (juta rupiah).

Peringkat berikutnya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dimana tercatat laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 9,72 persen dengan nilai PDRB sebesar 20.255,05 (juta rupiah). Selanjutnya Bangunan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,40 persen, diikuti sektor Pertanian sebesar 7,60 persen, sektor Jasa-Jasa sebesar 2,67 persen, dan terakhir sektor Industri Pengolahan dengan pertumbuhan ekonominya sebesar 1,81 persen.

Tabel 4.8

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Luwu (Juta Rupiah), 2010-2012

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012

1 PERTANIAN 1,850,037.78 2,151,037.38 2,500,663.94

a. Tanaman Bahan Makanan 416,869.66 433,166.25 486,087.55 b. Tanaman Perkebunan 930,625.15 1,070,043.57 1,192,279.48 c. Peternakan dan Hasil-Hasil 63,520.29 72,781.76 82,802.13 d. Kehutanan 22,995.89 25,509.39 28,224.56 e. Perikanan 416,026.78 549,536.42 711,270.22

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 28,075.20 34,419.20 40,162.16

a. Minyak dan Gas Bumi - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - c. Penggalian 28,075.20 34,419.20 40,162.16

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 266,232.00 279,998.25 295,222.09

a. Industri Migas - - - 1. Pengilangan Minyak - - - 2. Gas Alam Cair - - - b. Industri Tanpa Migas 266,232.00 279,998.25 295,222.09

1. Makanan, Minuman & Tambakau 12,808.57 14,605.31 16,220.67 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 1,615.24 1,973.15 2,393.58 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 234,613.81 242,670.82 255,262.56 4. Kertas dan Barang Cetakan 451.31 491.53 533.90

a. Perdagangan Besar & Eceran 409,650.86 513,118.15 599,840.29 b. Hotel 895.27 1,302.09 1,449.50 c. Restoran 4,535.77 5,262.85 6,066.09

(8)

IV - 8

a. Angkutan 47,736.92 62,112.52 74,619.40 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya

44,346.43

61,215.65

73,674.77 3. Angkutan Laut 2,575.92 - - 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - 5. Angkutan Udara 110.89 107.48 83.97 6. Jasa Penunjang Angkutan 703.67 789.39 860.66 b. Komunikasi 17,940.36 21,727.98 27,247.20 1. Pos & Telekomunikasi 17,940.36 21,727.98 27,247.20 2. Jasa Penunjang Komunikasi - - -

8 KEU., PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 92,940.57 106,279.29 123,314.80

a. Bank 42,998.00 49,504.45 56,719.21 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 1,544.41 1,961.96 2,241.57 c. Jasa Penujnang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 47,466.81 54,178.40 63,581.47 e. Jasa Perusahaan 471.35 634.48 772.55

9 JASA-JASA 729,626.30 850,436.78 987,992.02

a. Pemerintahan Umum 724,092.41 843,724.41 979,118.25 1. Adm., Pemerintah & Pertahanan 453,908.67 532,386.99 572,583.77 2. Jasa Pemerintah Lainnya 270,183.73 311,337.42 406,534.48 b. Swasta 5,533.90 6,712.38 8,873.77 1. Sosial Kemasyarakatan 3,274.26 3,795.97 4,973.21 2. Hiburan & Rekreasi 159.58 213.28 268.59 3. Perorangan & Rumah Tangga 2,100.05 2,703.12 3,631.96

PRODUK DOMESTIK BRUTO 3,717,632.93 4,351,150.40 5,030,495.95

Gambar

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Banyaknya Kecamatan Di Kabupaten Luwu Tahun 2012
Tabel 4.2.
Tabel 4.4 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Menurut Kecamatan Di Kabupaten Luwu, 2012
Tabel 4.5.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk domain yang digunakan dalam simulasi seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2, domain komputasi pada bagian inlet diberikan ruangan berbentuk kubus untuk

Dalam proses pelatihan dan pengembangan yang diadakan pun bersifat religious, diadakannya secara rutin seperti melaksanakan pengajian secara rutin setiap 2 minggu sekali

BERE : Dipakai oleh laki-laki (dan isterinya) untuk panggilan anak laki-laki dan perempuan dari saudara perempuannya, untuk menantu laki-laki dari saudara perempuannya (IBEBERE),

Negara hukum saja tidak akan cukup, karena hukum bisa diciptakan dengan cara mengabaikan nilai-nilai demokrasi; sementara demokrasi saja juga tidak akan cukup,

MA dalam 14 hari sejak Permohonan didaftar (ps 12 ayat 4) didaftar (ps 12 ayat 4) MA wajib pelajari MA wajib pelajari Permohonan dan Permohonan dan tetapkan hari tetapkan hari

Molekul – molekul yang diadsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga mudah untuk diganti

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah, menciptakan guru yang dapat menerapkan metode pembelajaran BCCT pada siswa, membantu guru dalam penyampaian materi

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan penerapan teknik two stay two stray dengan Multimedia untuk meningkatkan pembelajaran IPS tentang