• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada peserta didik.1

Proses belajar mengajar memerlukan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik. Model pembelajaran yang sangat cocok dan menarik serta mampu membangkitkan kreatifitas peserta didik pada pembelajaran saat ini, salah satunya adalah model pembelajaran tematik. Model pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) dari beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang saling

1 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2002), hlm 6.

(2)

terkait dari beberapa mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usia peserta didik. 2

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipelajarinya.3

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan pembelajaran tematik, antara lain: Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh, peserta didik mudah memusatkan perhatian karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama, peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama, pembelajaran tematik melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep, serta dapat menghemat

2 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana, 2004), hlm.

40

3 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA &

(3)

waktu karena beberapa mapel dikemas dalam suatu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan.4

Pembelajaran tematik juga mengadopsi prinsip belajar PAKEM pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga pembelajaran tematik membantu kreatifitas siswa. Kegiatan kreatifitas dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja dan tidak perlu mahal. Lingkungan alam dan budaya yang beragam dapat dimanfaatkan untuk melakukan berbagai wisata yang menghasilkan karya kreatif dan memperkaya pengalaman anak dengan lingkungan yang dapat menunjang pengembangan kreatifitas anak dan merencanakan serta melaksanakan program kreatif.5

Hasil obervasi sementara, diketahui bahwa di MI Salafiyah Sengon Subah Batang pembelajaran tematik sudah dimulai dan peneliti mencoba melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Pembelajaran tematik yang dilakukan di sekolah tersebut memiliki beberapa tema antara lain: kebersamaan, lingkungan hidup, dan makhluk hidup. Diketahui pula bahwa peserta didik mempunyai kreatifitas antara lain dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, dapat memahami pelajaran, serta dapat membuat permainan dalam kelas. Hal ini tidak lepas dari peran guru dalam mengajarkan pembelajaran tematik khususnya tema

4

Akbar Sa’dun, Penerapan Model Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tema Lingkungan di Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang

(Malang: Lemlit UM, 2007), hlm. 17.

5 Hasan Langgulung, Kreatifitas dan Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al Husna,

(4)

kegiatan, karena di dalamnya terdapat pembelajaran tentang pengelolaan kelas.6

Dari penjelasan latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk mengkaji lebih lanjut dan mengadaan penelitian karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Tematik Dalam Mengembangkan Kreatifitas Peserta Didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang”. Adapun alasan yang menjadikan tertarik untuk membahas dan mengambil judul ini adalah:

1. Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh.

2. Di samping itu, pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

3. Dari hasil observasi sementara yang dilakukan diketahui bahwa pembelajaran tematik, membantu siswa dalam memahami dan menerapkan

6

(5)

sebagian mapel yang memiliki kesamaan dalam suatu tema sehingga menjadikan suasana pembelajaran tersebut lebih menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang?

2. Bagaimana kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang? 3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan

pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang?

Agar terhindar dari kesalahpahaman dan kerancuan pengertian serta maksud judul penelitian, maka perlu diuraikan maksud istilah tersebut:

1. Penerapan

Penerapan adalah pengenaan; perihal mempraktikkan.7 2. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.8

7 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), hlm. 935.

8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. I, hlm.

(6)

3. Kreatifitas

Kata kreatifitas berasal dari Bahasa Inggris “creative” yang berarti

membuat atau menciptakan.9 Sedangkan kreatifitas adalah usaha untuk membuat atau menciptakan sesuatu hal yang baru yang belum pernah ada supaya mendapat suatu kepandaian tertentu.10 Kreatifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan anak untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, kemampuan anak untuk memahami pelajaran, serta kemampuan anak untuk membuat permainan dalam kelas.

4. Peserta didik

Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan.11 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peserta didik adalah peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

Dari penegasan istilah di atas, dibatasi wilayah kajian kepada penelitian tentang adanya penerapan dari pendekatan pembelajaran tematik dalam pengembangan kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

9 Winkel W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia, 2002),

hlm. 163.

10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), hlm.23

11 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik (Bandung:

(7)

1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

2. Untuk mengetahui kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut : 1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pemikiran tentang pembelajaran tematik terhadap pengembangan kreatifitas peserta didik.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah tentang sistem dan metodologi pembelajaran yang bervariasi yang dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

b. Bagi orang tua peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk turut serta mengembangkan kreatifitas anak dengan baik.

(8)

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teoretis dan Penelitian yang Relevan

Sutirjo dan Istuti dalam bukunya yang berjudul Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayu Media, bahwa pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.12

Lebih lanjut Sutirjo mengatakan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran tematik, guru harus menyusun silabus tematik berdasar jaring tema yang telah dibuat. Menyimak panduan penyusunan silabus dinyatakan bahwa silabus yang dibuat oleh guru atau kelompok guru harus pula memuat penilaian atau sistem penilaiannya

Menrutu Hasan Langgulung, menjelaskan bahwa yang membedakan orang kreatif dan orang tidak kreatif adalah kadar kelenturan (flexibility) yang ada pada pribadinya yang menjadikan ia orang bebas dan mandiri. Jadi kebebasan, kemandirian dan kelenturan adalah ciri-ciri terpenting yang membedakan pribadi orang kreatif dari orang-orang lain.13

Menurut Yumaini Mainuddin, kreatifitas merupakan kegiatan mental yang berproses dalam tahapn-tahapan. Dalam proses ini terjadi

12 Sutirjo dan Istuti, S.M., Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004

(Malang: Bayu Media, 2005), hlm. 19.

13 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna,

(9)

interaksi antara tiga rana kejiwaan (rana kognitif, afektif, psikomotorik (keterampilan) dan pada suatu saat dapat memunculkan kreatifitas.14

Sedangkan Subekti dalam bukunya yang berjudul Kurikulum: Pengantar untuk Kurikulum Kreativ dan Praktik Sesuai Perkembangan, menyatakan bahwa salah satu ciri penilaian dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi adalah dilakukannya penilaian terhadap keberhasilan peserta didik pada setiap Kompentensi Dasar (KD), kemudian hasil penilaian dianalisis serta ditindak lanjuti. Oleh karena itu program (sistem) penilaian hasil belajar disusun per KD dengan mengaitkan KD dari beberapa mapel. Sebagai tolok ukur untuk pencapaian kompetensi, maka guru dapat berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan dari KD. Penilaian dapat dilaksanakan selama proses belajar dan akhir belajar dari suatu kompetensi. Oleh sebab itu guru yang mengelola pembelajaran tematik juga harus menyiapkan perangkat penilaian dari beberapa KD yang berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan dari kompentensi dasar beberapa mapel tersebut.15

Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran

Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar, menjelaskan bahwa

pedoman penilaian di SD yang diterbitkan oleh Depdiknas, menyatakan bahwa dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi (SK), penilaian hasil

14 Yumaini Mainuddin, Kurikulum Untuk Abad Ke-21 (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 43. 15 Subekti, Kurikulum: Pengantar untuk Kurikulum Kreativ dan Praktik Sesuai

(10)

belajar dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.16

Skripsi milik Akbar Sa’dun yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Tema Lingkungan di Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang,

menjelaskan bahwa guru kelas 1 dan kelas 2 SD agar menggunakan model-model tematik hasil penelitian ini untuk pembelajaran di kelas 1 dan kelas 2 SD. Di samping itu, tidak semua model pembelajaran dapat diujicobakan secara optimal sesuai wilayah ujicoba yang direncanakan. Ada beberapa sekolah yang tidak dapat menyelesaikan seluruh model yang ditargetkan karena dianggap mengganggu praktik pembelajaran sehari-hari di sekolah. Untuk itu di sarankan kepada peneliti lanjutan agar dapat melanjutkan mengujikan model-model yang telah dikembangkan ini disamping di kota-kota di wilayah Jatim yang belum terjangkau ujicoba ini, juga di kota-kota luar propinsi Jawa Timur.17

Skripsi Istichanah yang berjudul Peran Guru Dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak (Studi Kasus Di TK Islam Salafiyah Pekalongan), menjelaskan bahwa Peran guru dalam meningkatkan kreatifitas anak di TK Islam Salafiyah Pekalongan, antara lain: guru berperan sebagai korektor dan evaluator terhadap kreatifitas anak, guru berperan sebagai inspirator

16 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Tim Pengembang PGSD.

2002. Pembelajaran Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar (Jakarta: Depdikbud, 2007), hlm. 17

17 Akbar Sa’dun, “Penerapan Model Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tema Lingkungan di Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang”,

(11)

dan informator terhadap kreatifitas anak, guru berperan sebagai motivator dan demonstrator terhadap kreatifitas anak, serta guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing terhadap kreatifitas anak. Dengan adanya peran-peran tersebut diharapkan kreatifitas anak dapat terus bertambah, karena kreatifitas anak adalah sebagian hasil dari tolok ukur keberhasilan guru dalam mengajarkan pembelajaran di TK Islam Salafiyah Pekalongan.18

Skripsi karya Puji Astuti yang berjudul “Peran Guru dalam Menciptakan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Sragi”, disebutkan bahwa guru memiliki peranan

yang strategis dalam menciptakan belajar mandiri, yaitu guru dapat melatih siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan baik dari guru maupun dari buku paket secara teratur dan terkontrol. Guru sangat berperan dalam membantu anak didiknya agar menjadi anak yang mandiri, aktif, kreatif, dan percaya diri19

Skripsi karya Leiza D.Y.A yang berjudul “Peranan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi

Kasus Di MTs Negeri Slawi –Tegal)”, disebutkan bahwa guru mempunyai

peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa terutama pendidikan agama Islam. Seorang guru bukan hanya sebagai

18 Istichanah, “Peran Guru Dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak (Studi Kasus Di TK

Islam Salafiyah Pekalongan)”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), hlm. 9.

19 Puji Astuti, “Peran Guru dalam Menciptakan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Sragi”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam

(12)

pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi ia harus bisa menjadi suri teladan bagi anak didiknya, khususnya sebagai guru agama, harus bisa memberikan contoh-contoh yang baik bagi anak didik, agar menjadi anak yang mulia.20

Dalam penelitian ini hendak difokuskan pada permasalahan tentang penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian yang peneliti merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 2. Kerangka berpikir

Berdasarkan kajian teoretis di atas maka dapat dibangun kerangka berfikir bahwa pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Peserta didik diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.

Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mapel. Sehingga mereka akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang

20 Leiza D.Y.A, “Peranan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam (Studi Kasus di MTs Negeri Slawi –Tegal)”, Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2008), hlm. 10.

(13)

dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan peserta didik sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, pemisahan mapel tidak begitu jelas, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh.

Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki peserta didik sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Hasil nyata akan didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini diharapkan akan berdampak pada kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya. Dengan pembelajaran tematik yang ada pada peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang diharapkan kreatifitas peserta didik bertambah.

(14)

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapa dibuat bagan sebagai berikut:

Berdasarkan bagan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah mengelola pembelajaran tematik diawali dengan menginventarisir tema dan dipilih dari tema yang palign sederahana, dekat dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan hubungan antar mata pelajaran, kompetensi dasar dan indikator yang disatukan dalam sebuah tema. Kalender tematik dibuatkan setelah matik, kalender tematik berisi informasi tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu mempelajari silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sekaligus penilaiannya.21

21 Daryanto, Siap Menyongsong Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hlm.

93.

Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan

Menetapkan KD dan Indikator yang akan dipadukan

Menginventarlisir teman yang akan digunakan

Menyusun matrik

Menyusun kalender tematik

Merancang pembelajaran

(15)

F. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari:

a. Pendekatan penelitian

Penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang analisisnya tidak menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.22 Penelitian ini menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.

b. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang mana penelitian dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya yaitu di MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Penelitian lapangan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.23 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Deskriptif analitik, bertujuan untuk menggambarkan data tentang penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

22 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5. 23 Kartini Kartono, Pengantar Metodoloiogi Research Sosial (Bandung: Penerbit Alumni,

(16)

2. Sumber data penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga sumber data yang digunakan terdiri dari dua (2) yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data utama yang langsung berhubungan dengan pembahasan judul skripsi, yakni kepala sekolah, guru dan peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data penunjang dari data utama yang ada relevansinya dengan pembahasan dan sub bahasan, yakni buku-buku kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan teknik pengumpulan data secara tepat yang relevan dengan jenis data yang akan digali adalah merupakan langkah penting dalam suatu kegiatan penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data di mana diadakan pengamatan secara langsung.24 Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang bentuk kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

(17)

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data melalui tanya jawab dan bercakap-cakap secara lisan.25 Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas terpimpin dengan hasil yang akurat, pertanyaan-pertanyaan dapat ditambah dan atau dikurangi, tanpa mengganggu kelancaran jalannya wawancara. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, serta untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan meneliti bahan-bahan yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, raport, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.26 Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang profil MI Salafiyah Sengon Subah Batang, meliputi: tinjauan historis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, peserta didik, sarana dan prasarana.

25Ibid, hlm. 74. 26

(18)

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan dianalisa. Analisa data tersebut merupakan temuan-temuan di lapangan.27

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan metode deskriptif analisis untuk mendapatkan suatu simpulan mengenai penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Metode deskriptif analisis adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan subyek dan obyek penelitian (seseorang lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya, kemudian dicoba diadakan penegasan dan analisa sehingga nantinya akan membentuk dalam rumusan teori baru atau memperkuat teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori bukan merumuskan teori. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data meliputi: pengumpulan data, penyusunan data, penyajian atau penggaran data, penganalisaan terhadap data dan penarikan kesimpulan. 28

27 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003), hlm. 4.

28 Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung,: CV. Alfabeta, 2008),

(19)

G. Sistematika Penelitian Skripsi

Adapun secara rinci sistematika penelitian skripsi tersebut sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian Skripsi.

Bab II Pembelajaran Tematik dan Kreatifitas Peserta Didik, berisi dua sub bab. Bagian pertama tentang Pembelajaran Tematik: Pengertian Pembelajaran Tematik, Karakteristik Pembelajaran Tematik, Manfaat Pembelajaran Tematik, Rambu-rambu Pembelajaran Tematik, Implikasi Pembelajaran Tematik, Langkah-langkah Menyiapkan Pembelajaran Tematik, dan Penilaian Pembelajaran Tematik. Bagian kedua Kreatifitas Peserta Didik, meliputi: Pengertian Kreatifitas, Pentingnya Kreatifitas, Ciri-ciri Kreatifitas, Permainan dan Kreatifitas, Faktor-faktor Penunjang dalam Pengembangan Kreatifitas Anak, Kendala dalam Pengembangan Kreatifitas Anak, dan Peranan Guru dalam Menumbuhkan Kreatifitas Anak.

Bab III Pembelajaran Tematik dan Kreatifitas Peserta Didik DI MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Bagian pertama tentang Profil MI Salafiyah Sengon Subah Batang meliputi: Sejarah Berdiri, Letak Geografis, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta didik, serta Keadaan Sarana dan Prasarana. Bagian kedua tentang penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang. Bagian ketiga tentang kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah

(20)

Sengon Subah Batang. Bagian keempat tentang faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

Bab IV Penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, meliputi: Analisis penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang, Analisis kreatifitas peserta didik di MI Salafiyah Sengon Subah Batang, dan Analisis faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan pembelajaran tematik dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik MI Salafiyah Sengon Subah Batang.

Referensi

Dokumen terkait

Tanggungjawab Perhimpunan ialah:-.. i) Menentukan kaedah-kaedah peraturan organisasi. ii) Menentukan dasar-dasar pokok bagi menjalankan rancangan dan kegiatan Majlis. iii) Menerima

 Tiap perwakilan kelompok melakukan share screen secara bergiliran dan menampilkan video rekaman produk disenfektan dan pompa disenfektan yang dibuat secara

Konsolidasi demokrasi di Kota Medan, salah satunya ditandai oleh partisipasi politik para warga kota yang memiliki hak pilih dalam setiap pemilihan pejabat publik

Dibandingkan dengan basil analisis kimia tahun sebelumnya tabun 2002 OOn2003 (Table 2 dan 3), maka basil analisis kimia sumur kontrol (sumur hor) dibagian bamt dan timur kolarn

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan

di Proponsi Riau dan serta mangcu kepada data yang masuk Pemerintah Propinsi Riau dan dinas terkait sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa sengketa lahan antara

Hospital Miri dan PKRC di daerah Miri 2 KLUSTER NANSANG TUGONG, PAKAN Kluster Komuniti  Kluster komuniti melibatkan penduduk di sebuah rumah panjang yang terletak

Pola regangan yang terjadi untuk kayu Sengon, Meranti dan Kamper mulai dari keluar oven hingga tercapai Kadar Air Keseimbangan memiliki pola yang serupa yaitu bagian