• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tatap muka ke 4&5

PokokBahasan: PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

1. Tujuan Intruksional Umum

Mengerti cara - cara menilai sperma Mengerti sperma yang baik dan buruk

2. Tujuan Intruksional Khusus

Mampu melaksanakan penilaian sperma

Mampu membedakan sperma yang baik dan buruk

3. Uraian Materi

Evaluasi sperma secara makroskopis meliputi volume., wama, bau, pH, konsistensi. Secara mikroskopis diamati mengenai motilitas dan konsentrasi spermatozoa. Secara bakteriologis diamati mengenai abnormalitas dan secara khemis ateu fisis diamati jumlah persentase spermatozoa hidup atau yang mati.

Volume sperma dipengaruhi oleh bangsa temak, umur, berat tubuh, pakan kesehatan, besar scrotum, frekuensi ejakulasi dll. Volume sperma pada sapi domba, kambing dan unggas mempunyai volume yang sedikit namun dengan konsentrasi yang tinggi. Sperma kuda dan babi mempunyai volume yang banyak dengan konsentrasi yang rendak Warna sperma biasanya seperti susu atau fcrem keputih - putihan, kekuning - kuningan karena pengaruh riboflavin. Warna kemerah - merahan, kehijau-hijauan, kecoklat - coklatan menunjukkan bahwa sperma mengalami kelainan. Bau sperma biasanya spesifik dengan pH sperma mendekati netral (6,2 - 7,4),

Adapun fconsistensi sperma dapat diketahui dengan melihat atau menggoyangkan sperma dalam tabung reaksi, konsistensi kental apabik geraknya lambat. Konsistensi sperma (misalnya pada sapi) juga berkaitan dengan warna sperma, dengan mengetahui warna sperma (normal) dapat memprediksikan konsentrasi spermatozoa, yaitu:

(2)

Kental atau warna krem : 1000- 2000 juta spermatozoa / ml Encer atau keruh : 500 - 600 juta, spermatozoa / ml Cair atu agak keruh : 100 juta spermatozo / ml

Jernih : kurang dari 50 juta spermatozoa/ml Motilitas spermatozoa dapat diamati dengan meneteskan satu tetes sperma Segar (undiluted semen) diatas obyek glas lalu diamati dibawah mikroskop, Motilitas akan ditunjukkan dengan adanya gerakan searah, cepat, tampak seperti awan gelap. Motilitas sebaiknya diamati pada suhu 37 °C, rendah tingginya motilitas sangat tergantung jumlah spermatozoa hidup dalam sperma tersebut. Motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh beberapa hal:

Suhu lingkungan, suhu dingin akan menghambat motilitas sedangkan suhu panas meningkatkan motilitas

Zat kimia, urine, dan kotoran yang niencemari sperma dapat menurunkan motilitas

Ejakulat pertama sesudah istirahat lama, biasanya banyak spermatozoa yang mati sehingga motilitasnya rendah

Disamping dengan melihat gerakan massa tersebut, motilitas dapat juga dilihat secara individu, yaitu dengan mengencerkan terlebih dahulu sperma tersebut denganbahan pengencer, lalu diamati dibawah mikroskop. Motilitas spermatozoa dapat aktif progessif, circula, retreat, oscillatoris dll.

Penilaian kualitas sperma berdasarkan gerakan massa spermatozoa adalah

Sangat baik (+++) bila terjadi gelombang besar, tampak gelap tebal, aktif dan cepat berpindah. Keadaan ini diperkirakan mengandung 76-100 % spermatozoa progresif

Baik(++) gelombang tipis, kecil, jarang, kurang jelas, dan lamban gerakannya. Diperkirakan mengandung 51-75% spermatozoa motil Sedang (+) tidak ada gerakan gelombang, gerakan individu aktif dan

progresif. Diperkirakan mengandung 25 -50 % spermatozoa motil

Buruk (neerospermia) bila hanya sedikit atau tidak ada gerakan individu Dipefkirakatt kaiidunganspermatozoa <25% motil

(3)

Konsentarsi spermatozoa adalah banyaknya spermatozoa dalam satu mililiter sperma. Konsentrasi spermatozoa dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu dengan:

Menggunakan Haemocytometer

Metode Nefelmeter (photoelectric calorimeter) Metode Spermiodensimeter

Menghitung konsentrasi spermatozoa dengan menggunakan haemocytometer, caranya seperti menghitung sel darah merah (eritrosit). Dengan menggunakan alat haemocytometer, spermatozoa dihitung pada lima kotak arah diagonal atau empat kotak ditiap sudut dan satu kotak ditengah, hasil perhitungan tersebut dikalikan dengan 10 juta sama dengan konsentrasi spermatozoa I ml.

Metode Nefelmeter, dengan alat ini berprinsip bahwa cahaya yang melalui suatu larutan atau cairan akan dirubah menjadi arus listrik yang dapat diukur dengan alat galvanometer. Caranya adalah satubagian sperma ditambah dengan 40 bagian larutan penyanggah natrium sitrat kemudian dimasukkan pada tabung khusus pada nefelmeter kemudian hasilnya dapat dibaca pada piringan nefelmeter. Besarnya konsentrasi spermatozoa adalah merupakan kebalikan dari refleksi cahaya atau arus yangterjadijadi semakin besar konsentrasinya semakin kecil arus listrik yang terjadi.

Menghitung konsentrasi spermatozoa dengan metode Spermiodensimeter dapat dilakukan dengan menambahkan tetes demi tetes sperma pada tabung reaksi yang telah diisi dengan 10 ml NaCl fisiologis sampai terjadi kekeruhan, sehingga bagian belakang skala tabung tidak dapat dilihat lagi. Ada berapa tetes sperma yang diperlukan ? Besarnya konsentrasi spermatozoa dapat dilihat pada tabel yang tersedia Konsentrasi spermatozoa dipengaruhi oleh bangsa teraak, umur, suhu, lingkungan besar testes, pakan dan frekuensi ejakulasi.

Menghitung jumlah spermatozoa yang hidup/mati dapat dilakukan dengan cara membuat preparat apus atau pewarnaan differensial. Caranya sperma segar (undiluted} satu tetes ditambah dengan 2-3 tetes zat wama eosin, kemudian dicampur sampai homogen lalu dibuat preparat apus yang tipis saja dan dipanakan diatas api selama kuarng lebih satu menit sambil digerak-gerakan sehingga kering merata. Kemudian periksa dibawah

(4)

mikroskop dengan perbesaran 45 x, maka spermatozoa yang telah mati sebelum dibuat preparat berarti akan tampak lebih gelap karena lebih menyerap zat warna, sedangkan spermatozoa yang masih hidup saat dibuat preparat akan berwarna terang atau lebih terang dari pada yang mati.

Perhitungan persentase jumlah spermatozoa yang hidup / mati dapat dihitung dengan mengambil sampel 100-200 spermatozoa dalam beberapa obyek pengamatan Dengan preparat apus tersebut dapat pula diamati bentuk - bentuk abnormalitas spermatozoa, baik abnormalitas primer maupun sekunder. Abnormal primer adalah bentuk abnormalitas spermatozoa sebagai akibat adanya gangguan testikuler(tubulus seminiferus ), contohnya: kepala kecil, kepala besar, kepala piriformis, kepala dua, ekor dua, bagian tengah dan ekor melingkar dan pertautan abaxial. Abnormal sekunder adalah bentuk abnormal spermatozoa yang terjadi setelah spermatozoa meninggalkan epithel kecambah pada tubulus seminiferus atau karena kurang matangnya spermatozoa didalam epididymis dapat pula disebabkan oleh pengaruh pendinginan atau pemanasan. Contohnya: kepala dan ekor terputus, leher berbelit, immature.

Uji kualitas sperma secara khemis/physis 1. Resistensi terhadap 1% NaCl.

Ambil sperma sebanyak 0,02 - 0,05 ml dan masukkan kedalam tabling erlenmeyer, tambahkan 10ml 1% NaCl kemudian periksa dibawah mikroskop, bila masih ada gerakan spermatozoa tambahkan 10 ml NaCl lalu periksa dibawah mikroskop. Penambahan terus dilakukan hingga tidak ada gerakan spermatozoa lagi (sudah mati). Nilai resistensi dihitung dengan mengetahui perbandingan antara volume NaCl yang digunakan dengan dengan volume sperma yang dipakai. Oleh karena itu semakin banyak volume NaCl yang digunakan semakin baik kualitas sperma. Nilai resistensi sperma sapi berkisar antara 500 sampai dengan 20.000, namun demikian bila nilai resistensi telah mencapai 3000 atau lebih maka sperma tersebut telah memenuhi syarat untuk dapat diproses lebih lanjut dan digunakan untukEB.

(5)

2. Resistensi terhadap dingin (cold shock)

Ambil 1 - 2 ml sperma kemudian masukkan kedalam tabung reaksi dan masukkan kedalam air es selama 10 menit. Kemudian ambil satu tetes sperma tersebut lalu tambahkan 2-3 tetes methilen blue (eosin) dan buatiah preparat apus amati dibawah mikroskop dan hitung berapa sel spermatozoa yang mati / hidup hasil perhitungan bandingkan dengan persentase spermatozoa hidup / mati tersebut akibat terjadinya cold shock.

Uji kualitas sperma dengan pemeriksaan secara biologis / biochemist

Untuk pemeriksaan biologis / biochemis dilakukan percobaan Dehidrogenisasi atau reduksi dari methilen blue. Caranya: Ambil 0,2 ml sperma segar lalu tambahkan 0,8ml kunmg telur sitrat(l:4)ditaruhdidalam tabling reaksi kecil, lalu tambahkan 0,1 methylene blue 0,05 %. Campuran tersebut lalu ditutup dengan minyak mineral 1 tetes, kemudian dimasukkan kedalam water bath (46,5 °C). Kemudian catat berapa lama waktu yang diperlukan hingga warna birunya hilang ? Dalam percobaan ini methylene blue akan kehilangan warna biru tuanya karena diredusir olehadanya ion Hidrogen pada molekul tersebut Zat yang teredusir adalah tepung berwarna putih yang disebut leucomethylene. Semakin cepat warna biru hilang berarti sperma semakin banyak mengandung spermatozoa yang hidup, Mengapa demikian? Karena spermatozoa yang hidup akan mengadakan aktivitas dehidrogenase dan menghasilkan ion hidrogen yang akan mereduksi methylene blue sehinga warnanya hilang. Sperma yang baik kualitasnya biasanya perubahan warna tersebut memerlukan waktu kurang lebih 3 menit atau lebih.

(6)

Bagian - bagian 1. Galeacapitis 2. Acrosome 3. Nucleus 4. Proximal centriole 5. Mitochondria 6. Axial filament 7. Helix 8. Ring centriole J&entuk-bentuk spermatozoa a. Sapi b. Domba c. Kuda d. Babi e. Tikus f. Ayam 4. Latihan - latihan

a. Bagaimanakah volume, warna, bau, pH sperma pada berbagai ternak ? b. Bagaimanakah gerakan sperma yang baik itu ?

c. Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi spermatozoa ? Jelaskan ! d. Apakah yang dimaksud dengan abnormal primer itu ? berikan tigacontoh

5. Rangkuman singkat

Penilaian kualitas sperma sangat perlu dilakukan, untuk menentukan kualitas sperma yang baik. Penilaian meliputi pengamatan secara

bagian spermatozoa (elektron mikroskop) terdiri dari:

Proximal centriole

Ring centriole

bentuk spermatozoa pada berbagai species hewan:

latihan

Bagaimanakah volume, warna, bau, pH sperma pada berbagai ternak ? Bagaimanakah gerakan sperma yang baik itu ?

Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi spermatozoa ? Jelaskan ! yang dimaksud dengan abnormal primer itu ? berikan tigacontoh

Rangkuman singkat

Penilaian kualitas sperma sangat perlu dilakukan, untuk menentukan kualitas sperma yang baik. Penilaian meliputi pengamatan secara

1

(elektron mikroskop) terdiri dari:

species hewan:

Bagaimanakah volume, warna, bau, pH sperma pada berbagai ternak ?

Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi spermatozoa ? Jelaskan ! yang dimaksud dengan abnormal primer itu ? berikan tigacontoh

Penilaian kualitas sperma sangat perlu dilakukan, untuk menentukan kualitas sperma yang baik. Penilaian meliputi pengamatan secara

(7)

makroskopis, mikroskopis, secara khemis / fisis maupun secara bacteriologis. Untuk pejantan yang sudah baik, terutama perlu diamati kengenai volume, motilitas dan konsentrasi spermatozoa sebelum digunakan untuk IB.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data penulis menyimpulkan bahwa membangun karakter dari masjid dapat diambil beberapa karakter seperti; kepribadian yang mampu menciptakan rasa

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, alasan menggunakan pendekatan ini karena untuk menjawab masalah penelitian, data yang di cari peneliti berupa

Biomassa merupakan total berat dari suatu populasi. Total biomassa dipengaruhi berat rata-rata individu dan jumlah populasinya. Sehingga pertumbuhan biomassa

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti yang dilakukan oleh pengabdi melalui kerjasama antara institusi pendidikan dengan institusi kesehatan, salah satunya dengan

Realitas dalam karya sastra dapat dipahamkan pada alamat (ayat) Tuhan, di mana diungkapkan bahwa keindahan sepenuhnya milik Tuhan, baik dari ciptaannya manusia.Semua

Dosen-dosen Program Magister Manajemen Universitas Mercu Buana, terima kasih banyak telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis hingga

Pada grafik – grafik tersebut menunjukan bahwa nilai RMS yang paling rendah, dan Peak - Peak yang paling tinggi, ini berarti kondisi pompa injeksi masih dapat

Pemberian materi tentang Bullying dilakukan dengan penyampaian isi kandungan UU No 35 tahun 2014 yang disesuaikan dengan kebutuham peserta diskusi dan sosialisasi hukum,