• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI SISTEM INFORMASI,

KEMAMPUAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI, UKURAN ORGANISASI,

PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN KOMPLEKSITAS TUGAS

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(STUDI EMPIRIS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI)

Putu Mila Wirayanti

[1]

,Desak Nyoman Sri Werastuti

[1]

, Edy Sujana

[2]

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {milawira@yahoo.com,weras_tuti@yahoo.com,

ediesujana_bali@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi pemakai sistem informasi akuntansi, kemampuan pemakai sistem informasi akuntansi, ukuran organisasi, dan program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang di moderasi oleh kompleksitas tugas baik secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini mengambil lokasi di PT PLN(Persero) Distribusi Bali. Populasi penelitian yaitu karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali dan sampel yang diambil yaitu keuangan, bagian SDM & Org, bagian distribusi, serta bagian perencanaan. Sampel yang digunakan sebanyak 58 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diukur menggunakan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, dan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan menggunakan SPSS.

Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa (1) partisipasi pemakai sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, (2) kemampuan pemakai sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, (3) ukuran organisasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi , (4) program pelatihan dan pendidikan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dan hasil pengujian secara simultan variabel moderasi menunjukkan bahwa partisipasi pemakai, kemampuan pemakai sistem informasi dan ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan dimoderasi kompleksitas tugas berpengaruh terhadap kinerja SIA.

Kata kunci : SIA, partisipasi pemakai SIA, kemampuan pemakai SIA, ukuran organisasi,program pelatihan dan pendidikan, dan kompleksitas tugas

Abstract

This present study was aimed at identifying the partial and simultaneous impact of the participation of the accounting informational system users, the organizational size, the training and educational program on the performance of the accounting informational system moderated by the complexity of tasks.

The study was conducted at PT PLN (Persero) of Bali Distribution. The population of the study included all the employees of PT PLN (Persero) of Bali Distribution, and the sample included those who were employed at the Finance Department, the Human Resources Department, the Distribution Department, and the Planning Department, totaling 58 respondents. The data were collected through questionnaire measured using the likert scale.

(2)

The data were analyzed using the validity test, reliability test, normality test, classical assumption test, multiple regression test, and Moderated Regression Analysis (MRA) through SPSS.

The result of the study showed that (1) the participation of the informational system users contributed to the performance of the accounting information system, (2) the ability of the informational system users affected the performance of the accounting information system, (3) the organizational size affected the performance of the accounting informational system, (4) the training and educational program affected the performance of the accounting informational system. The simultaneous resting result of the moderating variable showed that the participation of the users, the ability, the organizational size and the training and educational program moderated by the complexity of tasks contributed to the performance of the accounting informational system.

Keywords: Accounting informational system, participation of the accounting information system users, the organizational size, the training and educational program, complexity of tasks

PENDAHULUAN

Berkembangnya teknologi yang

sangat pesat untuk saat ini, sangatlah

berpengaruh terhadap perkembangan

terhadap SIA. Dulu Sistem Informasi Akuntansi menggunakan cara manual saja, tetapi saat ini perusahaan beralih dengan menggunakan bantuan komputer. Dengan menggunakan komputer informasi yang akan disajikan akan menjadi lebih tepat, cepat dan akurat.

Pengaruh komputer sangat besar bagi perusahaan dalam hal sistem informasi, dan pengambilan keputusan manajemen. SIA dirancang untuk mengatur arus dan

pengelolaan data akuntansi dalam

perusahaan sehingga data keuangan yang ada dalam perusahaan dapat bermanfaat

dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan, baik bagi pihak manejman maupun pihak lain di luar perusahaan. Sebagai akibat dari perubahan lingkungan luar perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menyajikan informasi baru yang diperlukan oleh manajemen dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu : dapat dipercaya, akurat dan tepat.

Oleh karena itu, apabila terdapat adanya keusangan dari sistem informasi (khususnya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap

dimulai dengan perencanaan sistem,

perancangan sistem dan diakhiri dengan

pengoperasian sistem. Keberhasilan

sebuah perusahaan dalam mencapai

tujuannya dan memenuhi kebutuhan

masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer perusahaan di

dalam melaksanakan pertanggung

jawabannya. Kinerja mengarah pada tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode tertentu.

Sistem informasi akuntansi (SIA) menjadi sangat penting bagi perusahaan karena SIA dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat melalui

kepuasaan pemakai Sistem Informasi

Akuntansi dan pemakaian Sistem Informasi itu sendiri (Almilia Luciana dan Irmaya, 2010).

Di era globalisasi ini telah

berkembang perusahaan kelas dunia yaitu perusahaan yang telah mencapai standar tinggi dan telah mengalami perubahan fundamental dari bentuk serta manajemen tradisional. Hal ini dapat dicapai dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP) (Sudirman,2011).

PT. PLN (Persero) Distribusi Bali, adapun sistem yang digunakan sebelum

menggunakan Sistem Enterprise Resource

Planning (ERP) adalah Sistem Informasi Pegawai (SIPEG) yang terdapat dibagian

SDM, Sistem Informasi Manajemen

Keuangan (SIMKEU) terdapat dibagian Keuangan, dan Sistem Material (SIMAT) terdapat dibagian Logistik. Sistem-sistem tersebut 3 masih belum bisa terintegrasi dengan pusat, dengan kata lain Sistem

Informasi Pegawai ini masih belum

(3)

kantor pusat tidak bisa mengontrol atau mengambil data yang diperlukan secara online, sehingga ketika pengirimkan data harus dilakukan secara manual. Oleh karena itu Perusahaan Listrik Negara ingin melakukan penyeragaman sistem. Akan tetapi setelah digunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planing) yang diterapkan dalam 3 proses bisnis yaitu:

Sumber Daya Manusia (Human Resource),

Keuangan (Financial Management) dan

Pergudangan (Material Management).

Setelah sistem diterapkan,

manajemen perlu mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau tidak. Dalam hal penerapan suatu sistem yang digunakan dalam perusahaan akan ada 2 hal yang dihadapkan kepada perusahaan, yakni antara perusahaan berhasil atau kegagalan dalam penerpan sistem. (Delone dan Raymond dalam

Komara,Acep 2005). Pengukuran

keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi manajemen untuk mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Menurut Wibowo (2007:67)

menyatakan kinerja merupakan suatu

proses tentang bagaimana pekerjaan

berlangsung untuk mencapai hasil kerja.

Ada faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja keberhasilan sistem

informasi akuntansi yaitu partisipasi

pemakai sistem informasi akuntansi,

kemampuan pemakai sistem akuntansi, ukuran organisasi, program pelatihan dan pendidikan (Komara Acep,2005). Sebuah organisasi juga dituntut untuk konsiten dalam menyelesaikan tugasnya. Tugas yg dibebankan sesuai dengan kemampuan mereka ataupun dibidang mereka. Dengan demikian tugas-tugas yang diselesikan sesuai dengan bidang dan kemampuan akan mempengaruhi kinerja (Cecilia dan Gundono dalam Nugerahmawati, 2013).

Banyak penelitian membuktikan

bahwa faktor individu atau perilaku

berpengaruh terhadap keberhasilan

teknologi informasi karena tanggapan user terhadap sistem sangatlah berpengaruh

terhadap kerberhasilan sistem.

Ketidakpuasaan pengguna seringkali

menimbulkan masalah dan penolakan bagi

sistem yang baru. Keterlibatan pemakai terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasaan pengguna (Komara Acep, 2005). Berdasarkan hal tersebut diatas, hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut :

H1 : Variabel partisipasi pemakai sistem

informasi berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Pemakai sistem informasi akuntansi

yang memiliki kemampuan dimana

kemampuan tersebut didapatkan dari suatu program pelatihan atau pendidikan dan

pengalamannya dapat meningkatkan

kemampuannya untuk menggunakan

sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Kemampuan pemakai

sistem informasi berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Rusmiati, 2012). Sehingga hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut :

H2 : Variabel kemampuan pemakai sistem

informasi berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Ukuran organisasi perusahaan yang semakin besar dengan dukungan sumber daya yang besar akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehinga pemakai akan merasa puas dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang ada. Menurut Hartono, Jogiyanto (2007) ukuran

organisasi merupakan faktor yang

mempengaruhi kebutuhan informasi,

semakain besar organisasi semakin banyak informasi yang dibutuhkan.

Sehingga dari hasil pernyataan tersebut dapat dirumuskan hipotesis:

H3: Variabel ukuran organisasi berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Program pelatihan dan pendidikan sangan penting, dimana dengan program pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa

mendapatkan kemampuan untuk

mengindentifikasikan persyaratan informasi

mereka dan kesungguhan serta

keterbatasan sistem informasi dan

kemampuan ini dapat mengarah pada

peningkatan kinerja (Montazemi 1988

dalam Komara, Acep 2005). Kinerja sistem informasi akan semakin tinggi bila program

(4)

pelatihan dan pendidikan diperkenalkan (Luciana dan Irmaya, 2010). Sehingga dari hasil pernyataan tersebut dapat dirumuskan hipotesis:

H4 : Variabel program pelatihan dan

pendidikan berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Partisipasi pemakai, kemampuan pemakai, ukuran organisasi dan program pelatihan yang dimoderasi kompleksitas tugas berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi (Sulastrini, 2012). Sehingga

penulis ingin menguji kembali variabel tersebut, sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Variabel partisipasi pemakai sistem

informasi, kemampuan pemakai

sistem informasi, ukuran organisasi

dan program pelatihan yang

dimoderasi kompleksitas tugas

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali. Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan keuangan, SDM & Org, distribusi, dan perencanaan sistem. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali. Sumber data yang digunakan yaitu sumber primer yang berasal dari kuesioner dan sumber data skunder yang berupa penjelasan atau gambaran umum organisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan keuangan, SDM & Org, distribusi, dan perencanaan sistem. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode

nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:84). Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah

keseluruhan dari karyawan PT PLN

(Persero) Distribusi Bali sebanyak 58 orang. Teknik pengumpulan data berupa

kuesioner. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner adalah skala likert 5 sesuai dengan pengukuran yang telah dikembangkan oleh penelitian terdahulu.

Pengujian instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reabilitas. Uji validitas ini digunakan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini kuisioner memenuhi persyaratan validitas. Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji reabilitas. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang konsisten dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2013). Item-item

pertanyaan atau pernyataan dapat

dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha (α) >0,60 (Ghozali, 2006:42).

Kemudian, uji asumsi klasik dengan melakukan: (1) uji normalitas data. Uji normalitas data dengan menggunakan uji

statistik non-parametrik Kolmogorov

Smirnov (K-S) dapat dilakukan dengan melihat nilai Asymp Sig yang lebih besar dari 0,05 maka data tersebut memenuhi syarat normalitas; (2) uji multikolinearitas, dalam uji multokolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas. Pengujian multikolinearitas ini

menggunakan variance inflation factor apabila nilai nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas; (3) uji

heteroskedastisitas, penelitian ini

menggunakan metode uji Glejser

menentukan gejala heteroskedastisitas

variabel-variabelnya. Guna memastikan

apakah ada gejala heteroskedastisitas,

maka dapat dilihat dari Probabilitas

signifikansinya > 0,05 maka model regresi

tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas; dan (4) uji autokorelasi, uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson. Ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari table pengambilan keputusan Uji Durbin-Watson.

(5)

Langkah selanjutnya dilakukan uji koefisien regresi untuk menguji hipotesis yang terdiri dari uji regresi berganda, dan MRA (Moderated Regression Analysis). Uji interaksi (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (Murniati, 2013:95). analisis korelasi pearson, uji t yaitu ,uji F dan koefisien determinasi (R2).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58 karyawan. Sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati kuisioner yang telah disebar diisi semuanya. Dari seluruh kuisioner yang kembali, semuanya dapat digunakan dalam tahap analisis, karena

semua butir pertanyaan diisi oleh

responden.

Karakteristik responden dalam

penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, timgkat pendidikan, lama bekerja, dan bagian pada perusahaan. responden terdiri dari 25 (43,10%) responden pria dan wanita terdiri dari 33 (56,90%) responden. Umur responden terdiri dari yang berumur 20- 25 tahun terdiri dari 6 responden (10,34%), berumur 25-30 tahun terdiri dari 20 responden (34,48%), berumur 30 – 40 tahun terdiri dari 18 (31,04%) responden, berumur >40 tahun terdiri dari14 responden

(24,14%). Latar belakang pendidikan

responden untuk jenjang pendidikan

SMA/SMK/Sederajat sebanyak 20

responden (34,48%), untuk jenjang

pendidikan Diploma terdiri dari 13

responden (22,41%), untuk jenjang

pendidikan S1 terdiri 25 responden

(43,10%). Dilihat dari lamanya responden bekerja terdiri dari yang bekerja <2 tahun terdiri dari 9 responden (15,51%), yang bekerja 2-3 tahun terdiri dari 6 responden (10,34%), yang bekerja 4-5 tahun terdiri dari 10 responden (17,24%), yang bekerja 5-6 tahun terdiri dari 14 responden (24,14%) dan yang bekerja >7 tahun terdiri dari19 responden (32,76%). Selain itu

responden juga terdiri dari bagian

Keuangan sebanyak 20 responden

(34,48%), bagian SDM & Org sebanyak 15 Responden (25,86%), bagian Distribusi

sebanyak 12 responden (20,70%), dan

bagian Perencanaan 11 responden

(18,97%).

Uji validitas dihitung dengan

menggunakan korelasi pearson dan setelah

dilakukan pengukuran dengan SPSS 19.00.

Setiap butir pertanyaan kuisioner dikatakan valid jika tingkat signifikan, yaitu bernilai > 0,05.

Uji reliabilitas semua variabel

memiliki alpha cronbach lebih besar dari 0,70. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

instrumen partisipasi pemakai SIA,

kemampuan pemakai SIA, ukuran

organisasi, program pelatihan dan

pendidikan, kinerja SIA, dan kompleksitas tugas dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

dependen dan independen keduanya

menpunyai distribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2006). Hasil uji normalitas

menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,720 dan signifikan pada 0,677 Oleh karena nilai signifikansi (0,677) > α

(0,05) maka artinya data residual

berdistribusi normal.

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali, 2011). Hasil pengujian multikolinearitas menunjukan nilai tolerance

sebagai berikut: (1) variabel partisipasi pemakai SIAi memiliki nilai tolerance 0,252 yang lebih besar dari 0,10 serta nilai

Variance Inflation Factor (VIF) 3,964 yang lebih kecil dari 10; (2) variabel kemampuan pemakai SIAi memiliki nilai tolerance 0,278 yang lebih besar dari 0,10 serta nilai

Variance Inflation Factor (VIF) 3,597 yang lebih kecil dari 10; (3) variabel ukuran organisasi memiliki nilai tolerance 0,144 yang lebih besar dari 0,10 serta nilai

Variance Inflation Factor (VIF) 6,933 yang lebih kecil dari 10; (4) variabel program pelatihan dan pendidikan memiliki nilai

tolerance 0,136 yang lebih besar dari 0,10 serta nilai Variance Inflation Factor (VIF)

7,331 yang lebih kecil dari 10. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi

(6)

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2011). Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser, menunjukkan menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05 atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Uji autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson. Hasil uji Durbin-Watson menunjukkan nilai D-W yaitu 1,523 tingkat signifikansi 5 % dan nilai n = 58 serta k = 4 sehingga diperoleh du = 1,7259. Oleh

karena itu, nilai D-W lebih kecil dari du (1,725) dan kurang dari (4 – du) = 4 – 1,725 = 2,274, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif antar residual. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel tergantung, baik secara parsial maupun

simultan. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kinerja sistem

informasi akuntansi. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi pemakai SIA(X1), kemampuan

pemakai SIA (X2), ukuran organisasi (X3),

dan program pelatihan dan pendidikan (X4).

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 19 for Windows, analisis regresi berganda ditampilkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 62.180 2.589 24.017 .000

partisipasi pemakai SIA .193 .079 .183 2.446 .018 .252 3.964

kemampuan pemakai SIA

.256 .105 .174 2.439 .018 .278 3.597

ukuran organisasi 1.053 .243 .430 4.340 .000 .144 6.933

program pelatihan dan pendidikan

.622 .274 .232 2.272 .027 .136 7.331

a. Dependent Variable: kinerja SIA (Sumber: data primer diolah, 2015)

Persaamaan regresi variabel

dependen dan independen dari tabel 4.16 di atas adalah: Y= 62,180+ 0,193X1 +

0,256X2 + 1,053X3+0,622X4+e

Nilai konstanta sebesar 66,180

menyatakan bahwa jika variabel

independen (partisipasi pemakai SIA (X1),

kemampuan pemakai SIA (X2), ukuran

organisasi (X3), dan program pelatihan dan

pendidikan (X4) dianggap nol maka variabel

dependen kinerja manajerial (Y) adalah sebesar 66,180.Koefisien regresi partisipasi pemakai SIA sebesar 0,193 berarti bahwa

apabila terdapat penambahan partisipasi pemakai SIA sebesar 1 satuan, maka kinerja SIA akan meningkat sebesar 0,193. Koefisien regresi kemampuan pemakai SIA sebesar 0,256 memiliki arti bahwa jika terdapat penambahan komitmen organisasi sebesar 1 satuan, maka kinerja SIA akan meningkat sebesar 0,256. Koefisien regresi ukuran organisasi sebesar 1,053 memiliki arti bahwa jika terdapat penambahan ukuran orgaisasi sebesar 1 satuan, maka kinerja SIA akan meningkat sebesar 1,053.

(7)

pelatihan dan pendidikan sebesar 0,622 memiliki arti bahwa jika terdapat program pelatihan dan pendidikan sebesar 1 satuan, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat sebesar 0,622.

Hasil uji F diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05yang artinya bahwa terdapat pengaruh partisipasi pemakai sistem informasi, kemampuan

pemakai sistem informasi, ukuran

organisasi dan program pelatihan dan pendidikan dimoderasi oleh kompleksitas tugas terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

Moderated Regrression Analysis (MRA) Untuk menguji pengaruh variabel

pemoderasi digunakan Moderated

Regression Analysis (MRA).

Nilai r adalah 0,924 menurut pedoman interpretasi koefisien korelasi, angka ini termasuk ke dalam korelasi yang “sangat kuat” karena ada pada interval 0,80–1,000. Hal ini menunjukan bahwa

partisipasi pemakai sistem informasi,

kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi, program pelatihan dan

Uji F

Menurut Gozhali (2011: 98), Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variable independen

berpengaruh terhdap variabel dependen.

Uji interaksi (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear

dimana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi

(Ghozali,2011:223). Variabel moderating disini yaitu kompleksitas tugas. Besarnya

pengaruh atau kontribusi pengaruh

partisipasi pemakai sistem informasi,

kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dengan kompleksitas tugas sebagai variabel moderating.

pendidikan dengan kompleksitas tugas berpengaruh sangat kuat terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Adjusted R square adalah 0,924 atau 92,4% artinya pengaruh variabel

partisipasi pemakai sistem informasi,

kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan dengan kompleksitas tugas Tabel 2. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 932.956 9 103.662 78.220 .000a

Residual 63.613 48 1.325

Total 996.569 57

a. Predictors: (Constant), X4_XM, partisipasi pemakai SIA, kemampuan pemakai SIA, kompleksitas Tugas, ukuran organisasi, program pelatihan dan pendidikan, X2_XM, X3_XM, X1_XM

b. Dependent Variable: kinerja SIA

Table. 3

Koefesien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .968a .936 .924 1.151

a. Predictors: (Constant), X4_XM, partisipasi pemakai SIA, kemampuan pemakai SIA, kompleksitas Tugas, ukuran organisasi, program pelatihan dan pendidikan, X2_XM, X3_XM, X1_XM

b. Dependent Variable: kinerja SIA

(8)

sebagai moderating terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT.PLN Distribusi Bali sebesar 92,4% sisanya sebesar 7,6 % dipengaruhi oleh faktor lain.

PEMBAHASAN

Pengaruh Partisipasi Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa partisipasi pemakai SIA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dengan nilai koefisiensi b1 dari variabel

partisipasi pemakai sistem informasi

akuntansi bernilai positif yaitu 0,193. Nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa

partisipasi pemakai sistem informasi

akuntansi memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Tingkat partisipasi akan mempengaruhi kesuksesan sistem, dimana partisipasi pemakai dapat meningkatkan kinerja sistem informasi (Choe 1996 dalam Srimindarti dan Puspitasari 2010). Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa

partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa apabila pemakai

sistem diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi,

baik secara langsung maupun tidak

langsung berarti informasi yang mereka peroleh dapat terpenuhi, sehingga mereka cukup mengenal system informasi yang

dioperasikan (Nugerahmawati, 2013).

Dengan berpartisipasi, pemakai dapat

memberikan informasinya dan dapat

memperbaiki pemahaman pemakai tentang sistem, sehingga sistem informasi yang dikembangkan akan dapat digunakan oleh para pemakai (Rusmiati, 2012).

Pengaruh Kemampuan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa partisipasi pemakai SIA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja system informasi akuntansi dengan nilai koefisiensi

b1 dari variabel kemampuan pemakai

system inormasi akuntansi bernilai positif yaitu 0,256. Nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin

lama pemakai menggunakan sebuah

sistem informasi akan meningkatkan

kepuasaan pemakai karena akan

meningkatkan pula kemampuannya dalam memanfaatkan sistem informasi yang ada.

Hal ini sesuai dengan teori yang

diungkapkan Robbins (2008:45)

kemampuan pemakai dapat dilihat dari bagaimana pemakai sistem menjalankan sistem informasi akuntansi yang ada.

Pengaruh Ukuran Organisasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa partisipasi pemakai SIA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja system informasi akuntansi dengan nilai koefisiensi b1 dari variabel ukuran organisasi bernilai

positif yaitu 1,053. Nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin

besar ukuran organisasi akan

meningkatkan kepuasan pemakai

dikarenakan adanya hubungan yang positif

antara ukuran organisasi dengan

kepuasaan pemakai sistem informasi. Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa partisipasi pemakai SIA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja system informasi akuntansi dengan nilai koefisiensi b1 dari variabel program pelatihan dan

pendidikan bernilai positif yaitu 0,622. Nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sistem informasi akan lebih tinggi jika

program pelatihan dan pendidikan

diperkenalkan dan kesuksesan

penggunaan sistem sangat tergantung pada teknologi itu sendiri dan tingkat keahlian individu yang mengoperasikannya.

Kegiatan pelatihan ditunjukkan untuk

(9)

pengguna sistem. Selain itu dengan adanya kegiataan pelatihan dan pendidikan dapat membangun rasa percaya diri dari user

sehingga mengantisipasi timbulnya

kecemasan dan penolakan dari pengguna terhadap sistem baru.

Pengaruh Partisipasi Pemakai, Kemampuan Pemakai, Ukuran Organisasi dan Program Pelatihan dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dengan Komplekstitas Tugas Sebagai Variabel Moderating.

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa partisipasi pemakai, kemampuan pemakai, ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dengan komplekstitas

tugas sebagai variabel moderating

berpengaruh positif. Dengan menggunakan analisis varian (Anova) maka didapatkan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Acep Komara(2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh secara

simultan partisipasi pemakai sistem

informasi, kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja system informasi akuntansi bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

perusahaan yang memiliki program

pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memilki program pelatihan dan pendidikan.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan

terhadap partisipasi pemakai sistem

informasi, kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi, dan program pelatihan dan pendidikan yang dimoderasi

oleh kompleksitas tugas pada

PT.PLN(Persero) Distribusi Bali, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Partisipasi pemakai sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali karena variabel partisipasi pemakai sistem informasi memiliki tingkat signifikansi 0,018 yang lebih kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu tingkat partisipasi akan mempengaruhi kesuksesan sistem, dimana partisipasi pemakai dapat meningkatkan kinerja sistem informasi. (2) Kemampuan pemakai sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali karena variabel partisipasi pemakai sistem informasi memiliki tingkat signifikansi 0,018 yang lebih kecil dari α = 0,05. Oleh sebab itu semakin lama pemakai menggunakan

sebuah sistem informasi akan

meningkatkan kepuasaan pemakai karena akan meningkatkan pula kemampuannya dalam memanfaatkan sistem informasi

yang ada sehingga akan dapat

meningkatkan kinerja sistem informasi. (1) Ukuran Organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali karena variabel partisipasi pemakai sistem informasi memiliki tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Karena semakin besar ukuran organisasi maka akan semakin tinggi tingkat kepuasaan pemakai dalam pemakaian sistem karena

jika ada kesulitan pengguna sistem

informasi oleh salah satu pihak dapat dibantu untuk dipecahkan oleh pihak lain sehingga akan mempengaruhi kepuasaan pengguna informasi dan didalam organisasi yang besar akan didukung oleh sumber daya yang memadai sehingga akan mampu

meningkatkan kinerja. (4) Program

pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali karena variabel partisipasi pemakai sistem informasi memiliki tingkat signifikansi 0,027 yang lebih kecil dari α = 0,05.

Dengan pelatihan dan pendidikan,

pengguna bisa mendapatkan kemampuan

untuk mengidentifikasi persyaratan

informasi mereka dan kesungguhan serta

keterbatasan sistem informasi dan

kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja. (5) Hasil pengujian

secara simultan menunjukan bahwa

(10)

kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi, dan program peltihan

dan pendidikan berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dengan dimoderasi oleh kompleksitas tugas pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

Dengan menggunakan analisis varian

(Anova) maka didapatkan tingkat

signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis bermaksud memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan, diantaranya: (1) Inti dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, dimana peneliti hanya meneliti empat faktor saja yaitu partisipasi pemakai sistem, kemampuan pemakai sistem, ukuran organisasi dan program

pelatihan dan pendidikan dan

menambahkan kompleksitas tugas sebagai variabel moderating. Peneliti ini hanya meneliti 4 faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem akuntansi, pada peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor lain yang tidak penulis teliti terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. (2) Penelitian ini mengambil objek yang terbatas yaitu PT.PLN (Persero) Distribusi Bali. Pada penelitian berikutnya perlu dilakukan pengamatan dengan objek yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Irmaya

Briliantine. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Siduarjo. Skripsi.

Universitas STIE Perbanas

Surabaya .

Bodnar, George H. & Hopwood, William S,

2006, Accounting Information

System, Upper saddle River, New

Jersey Ninth Edition: Pearson

Education inc.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan

Penerbit Universitas

Diponegoro.

Hall, James A. 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Indriantoro, Nurdan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Ismaya, Sujana. 2006. Kamus Akuntansi.

Bandung: CV PustakaGrafika.

Kumala Sari. 2012. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

Komara, Acep. 2005. Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Skripsi. Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Nugerahmawati, Astuti. 2013. Pengaruh

Partisipasi Pemakai Sistem Informasi dan Kemampuan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dengan Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Universitas Pasundan Bandung. Robbins, P. Stephen and Judge, A.

Timothy. 2009. Prilaku Organisasi.

(11)

Sudirman.2010. Pengaruh Implementasi Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) Terhadap KualitasI nformasi. Skripsi Universitas Tadulako.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.

Cetakan ke-18. Bandung: CV

Alfabeta.

Sulastrini. 2012. Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dengan Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada PT PLN (PERSERO) Distribusi Area Bali Utara). Skripsi Universitas Pendidikan Ganesha. Wibowo.2007. Manajemen Kinerja. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I