• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS POKOK DAN FUNGSI A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS POKOK DAN FUNGSI A."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Struktur Organisasi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, dengan tugas dan fungsi pokok sebagai berikut:

A.1. Tugas Pokok

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai tugas Melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan azaz Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

Tugas pokok tersebut dijabarkan secara lebih rinci ke dalam masing-masing unsur organisasi yaitu Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang Tanaman Pangan, Bidang Hortikultura, Bidang Prasarana dan sarana Pertanian, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Sedangkan Uraian Tugas dari masing- masing adalah sebagai berikut : Tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura/Kepala Dinas adalah :

a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultutura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

c. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan peningkatan produksi serta pengembangan tanaman pangan.

(2)

d. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan peningkatan produksi serta pengembangan hortikultura.

e. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

f. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi pengembangan usaha, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

g. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian unit pelaksana teknis

h. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesekretariatan.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai bidang tugas dan tanggungjawab.

Tugas Sekretariat adalah melakukan koordinasi penyusunan program dan rencana kegiatan Dinas,mengelola urusan keuangan, mengelola urusan ketatausahaan, rumahtangga dan perlengkapan serta mengelola urusan administrasi kepegawaian.

Tugas Bidang Tanaman Pangan adalah melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengendalian, pemantauan dan evaluasi kegiatan peningkatan produksi dan pengembangan tanaman pangan.

Tugas Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian adalah melaksanakan pembinaan, kerjasama, pemantauan dan evaluasi kegiatan pengembangan sarana produksi dan kelembagaan petani, pengelolaan lahan dan perluasan areal.

Tugas Bidang Hortikultura adalah melaksanakan pembinaan kerjasama pemantauan dan evaluasi kegiatan peningkatan produksi dan pengembangan hortikultura dan koordinasi peramalan dan pengamatan hama pengganggu, pengendalian organisme pengganggu, karantina pertanian dan penyiapan sarana perlindungan.

Tugas Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil adalah melaksanakan pembinaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi

(3)

kegiatan pengembangan pasca panen, pengolahan, pemasaran dan mutu hasil pertanian serta pembinaan usaha dan kemitraan.

Tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih adalah melaksanakan penilaian kultivar dan klon, penilaian dan penetapan pohon induk tanaman hortikulura tahunan, sertifikasi benih, analisa dan pengawasan mutu benih.

Tugas UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah melaksanakan pengamatan, peramalan, pengendalian organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan pemantauan dampak penggunaan pestisida pada tanaman pangan dan hortikultura.

Tugas Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah melaksanakan produksi benih, pengembangan teknologi serta informasi perbenihan.

Tugas Balai Alat dan Mesin Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah melaksanakan pelayanan bengkel, penerapan, pengembangan dan rekayasa teknologi alat mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

A. 2. Fungsi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

c. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, dan peningkatan produksi serta pengembangan tanaman pangan.

d. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, dan peningkatan produksi serta pengembangan hortikultura.

(4)

e. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi kegiatan pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

f. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi pengembangan usaha, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; g. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian unit pelaksana teknis;

pengelolaan kegiatan kesekretariatan. h. Pengelolaan Kegiatan Kesekretariatan

(5)

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Tahun 2011-2015

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011-2015 disusun sebagai penjabaran dari RPJM Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011-2015.

Proses pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) yang telah berlangsung sampai dengan tahun 2012 telah menghasilkan berbagai kemajuan, walaupun masih terdapat berbagai masalah dalam dinamika pembangunan pertanian TPH tersebut baik bersifat internal maupun eksternal.

A.1. Visi dan Misi : Visi :

Visi yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2011 – 2015 adalah “Terwujudnya Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan yang

Maju, Berdaya Saingdan Berbasis Sumberdaya Lokal”

Misi :

Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang diemban oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut :

a. Mewujudkan Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan b. Meningkatkan daya saing.

c. Mengembangkan Sistem dan Usaha Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk mendukung peningkatan kesejahteraan petani.

A.2. Tujuan dan sasaran pembangunan pertanian TPH adalah : A.2.1. Tujuan

Tujuan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah :

(6)

a. Meningkatkan Produksi TPH minimal 15% (3% per tahun) untuk memenuhi kebutuhan Pangan masyarakat.

b. Meningkatkan Efisiensi Pengolahan Hasil TPH 5% (rata-rata 1% per tahun).

c. Meningkatkan sentra / kawasan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura Rata-rata 1.57%

A.2.2. Sasaran

Sasaran pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah :

a. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan b. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Hortikultura

c. Meningkatnya Mutu Hasil tanaman pangan dan Hortikultura d. Berkembangnya sentra/kawasan agribisnis Tanaman

Pangan dan Hortikultura.

A.3. Kebijakan dan Program : A.3.1. Kebijakan

A.3.1.1. Kebijakan dalam peningkatan produksi produktifitas Tanaman Pangan melalui :

- Peningkatan Penggunaan Benih Unggul bermutu/bersertifikat

- Peningkatan Pemberdayaan kelembagaan pertanian - Peningkatan Penerapan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT)

- Pengembangan sarana, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan Perluasan areal

(7)

- Pengembangan pengolahan, mutu hasil dan pemasaran.

- Pengamanan dan pengawalan tanaman dari gangguan OPT dan DFI

- Pengembangan produksi benih Tanaman Pangan - Pengembangan pengawasan dan sertifikasi benih

Tanaman Pangan.

- Pengembangan Alsintan Tanaman Pangan

- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas, stakeholder dan petani.

A.3.1.2. Kebijakan dalam peningkatan produksi produktifitas Hortikultura melalui :

- Penggunaan Benih Unggul bersertifikat

- Pengembangan Kawasan sentra produksi Hortikultura.

- Pengembangan mutu produk dan pemasaran - Penerapan GAP/SOP, dan regristrasi Kebun - Pemasyarakatan produk hortikultura.

- Pengembangan pengelolaan lahan, pengelolaan air dan Perluasan areal Hortikultura.

- Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (GHP, GMP).

- Pengamanan dan pengawalan tanaman dari gangguan OPT dan DFI

- Pengembangan produksi benih Hortikultura

- Pengembangan pengawasan dan sertifikasi benih Hortikultura.

- Pengembangan Alsintan Hortikultura - Peningkatan investasi

A.3.1.3. Kebijakan dalam peningkatan SDM pertanian melalui : - Peningkatan peran petani agar mampu merespon

(8)

- Peningkatan pembentukan kelompoktani, gabungan kelompoktani dan management kelompoktani

- Peningkatan SDM ditujukan kepada petani, pelaku usaha dan aparatur pembina.

A.3.2. Program :

A.3.2.1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan/ Program Peningkatan Produksi Pertanian, Perkebunan dengan kegiatan pokok :

1. Pengelolaan Produksi Padi 2. Pengelolaan Produksi Palawaija

3. Pengembangan perbenihan dan perlindungan tanaman pangan

4. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan.

5. Penguatan Perlindungan/proteksi Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DFI.

6. Pengelolaan Sistem Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan

7. Pengembangan Data, Perencanaan dan Monev Tanaman Pangan

8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya bidang Tanaman Pangan.

A.3.2.2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura

Berkelanjutan/ Program Peningkatan Produksi Pertanian,Perkebunan/Program

Pengembangan Penerapan teknologi Pertanian , dengan kegiatan pokok :

(9)

1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan.

2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Aneka Tanaman Berkelanjutan.

3. Pengembangan perbenihan dan Perlindungan hortikultura

4. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Hortikultura.

5. Penguatan Perlindungan/proteksi Tanaman Hortikultura dari Gangguan OPT dan DFI.

6. Pengelolaan Sistem Sertifikasi dan Pengawasan Benih Hortikultura

7. Pengelolaan Data dan Perencanaan serta Monev Hortikultura

8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya.

A.3.2.3. Program Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor

Hasil Pertanian/ Program Peningkatan

Pemasaran Hasil Produksi Pertanian,

Perkebunan , dengan kegiatan Pokok :

1. Pengembangan Penanganan Pasca Panen, Pengolahan, Mutu dan Standardisasi Pertanian 2. Pengembangan Pemasaran

3. Pengembangan Pembinaan usaha dan Kemitraan Usaha

4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

(10)

A.3.2.4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian/ Program

Peningkatan Produksi Pertanian,

Perkebunan/Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, perkebunan/ Program Peningkatan Pengelolaan lahan dan Perluasan Areal Pertanian.

1. Pengembangan Pengelolaan Lahan dan Perluasan Areal Pertanian.

2. Pengelolaan Air Untuk Pertanian

3. Pengembangan Sarana Produksi dan Kelembagaan Pertanian

4. Mekanisasi Pertanian

5. Pengembangan Alsintan pertanian

6. Penetapan dan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Cadangan Lahan Pertanian Berkelanjutan

7. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

B. Penetapan Kinerja

B.1. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Berdasarkan Dokumen Penetapan Kinerja antara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan dengan Gubernur Kalimantan Selatan maka Kinerja yang ingin dicapai pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

(11)

Guna mendukung capaian Penetapan Kinerja diatas diselenggarakan dengan 3 (tiga) Program rutin dan 4 (empat) program Pembangunan dengan jumlah anggaran APBD Provinsi Rp. 49.994.105.600,-yang terdiri dari Dinas Pertanian TPH sebesar Rp. 29.958.547.100,- Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) sebesar Rp. 7.718.200.000,- Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) sebesar Rp. 2.573.313.500,- Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) sebesar Rp. 7.460.568.500,- dan Balai Alat dan Mesin Pertanian (Balai Alsintan) Rp. 2.264.045.000,-

B.2. Program dan Kegiatan

Rincian Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura beserta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) nya adalah sebagai berikut :

(12)

1. Program Peningkatan Pengelolaan Lahan dan Perluasan Areal Pertanian, dengan kegiatan :

a. Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan lahan 2. Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan kegiatan:

a. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi b. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Palawija

c. Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan

d. Fasilitasi Pengembangan Data Statistik dan informasi TPH

e. Peningkatan Koordinasi Perencanaan Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Pembangunan TPH

f. Peningkatan Pengawalan dan Pengamanan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)

g. Peningkatan Pengawasan dan sertifikasi Benih TPH (BPSB) h. Sertifikasi bibit Unnggul Pertanian (BPSB)

i. Pengembangan Penyediaan Benih Bermutu TPH (Balai Benih) j. Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan Air k. Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan Lahan

l. Pembinaan dan pengembangan Kelembagaan dan Sarana Produksi m. Pengembangan Kawasan Buah-buahan

n. Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Sayuran dan Aneka Tanaman

o. Pembinaan dan Pengembangan Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura.

p. Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Alat dan Mesin Pertanian. q. Pengembangan Teknologi Alat dan Mesin Pertanian.

r. Gelar Teknologi Alat dan Mesin Spesifik Lokasi s. Operasional Bengkel alsin

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dengan kegiatan: a. Pembinaan dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian

(13)

4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian, dengan kegiatan :

a. Pengembangan Pasca Panen dan Pengolahan hasil TPH b. Promosi Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah

(14)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Indikator Kinerja Sasaran TA. 2013

Berdasarkan Angka ramalan II yang telah ditetapkan oleh BPS Pusat dan Kementerian Pertanian pada Tahun 2013 ini secara umum Kinerja pada dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura tidak mencapai sasaran. Realisasi Kinerja sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

A.1. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Berdasarkan Rencana Strategis Tahun 2011 – 2015 pencapaian kinerja Produksi Tanaman Pangan sampai dengan tahun 2013 atau tahun ketiga ini belum tercapai untuk tanaman pangan realisasdi s/d tahun 2013 sebesar 94.61%, dengan Produksi komoditas padi baru mencapai 90.86%, Produksi Jagung 81.98%, produksi Kedelai 70.17%, Produksi Kacang Tanah 59.24%, produksi Kacang Hijau 46.43%, Produksi Ubi Kayu 78.14%, dan Produksi Ubi Jalar 42.64%. Apabila dibanding dengan capaian tahun 2012 produksi Tanaman Pangan menurun dengan realisasi 88.89% atau turun sebesar (11.11%) , sedangkan bila dibanding dengan sasaran capaiannya sebesar 93.90 % atau kurang 6.10%. Produksi ke tujuh komoditas tanaman pangan tidak tercapai sasarannya. Pencapaian Masing- masing komoditas tanaman pangan adalah sebagai berikut.

A.1.1 Padi

Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Padi berdasarkan Angka Ramalan II BPS capaian tahun 2013 dibanding Renstra sebesar 90.86% atau masih kurang sebesar 9.14% yang akan di capai selama 2 tahun lagi.

capaian dibanding tahun 2012 sebesar 95.43 % . Yaitu mencapai 1.990.787 ton, atau menurun sebesar 4.57%.

(15)

Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 95.75% atau kurang 4.25%.

Tidak berhasilnya pencapaian produksi Padi diakibatkan oleh : 1. Tidak tercapainya luas tanam tahun 2013 dibandingkan

dengan sasaran tahun 2013 sebesar 95.41% atau kurang sebesar 23.914 Ha, hal ini diakibatkan oleh anomali iklim yang pada musim biasa pada musim tanam April September pada lahan lebak bisa tanam optimal, sedangkan pada tahun ini keadaan berbeda yaitu adanya musim kemarau basah sehingga hujan masih turun sampai dengan bulan september yang mengakibatkan lahan lebak terutama di kabupaten Hulu Sungai Utara, Tapin dan hulu Sungai Selatan mengalami genangan yang mengakibatkan petani tidak bisa menanam. Berkurangnya luas tanam terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Utara kurang 14.023 Ha, Tapin kurang 5.689 Ha dan HSS kurang 3.782 Ha.

2. Alih fungsi lahan terutama di lahan padi ladang yang beralih ke perkebunan terutama karet dan kelapa sawit, alih fungsi ini banyak terjadi di Kabupaten Kota baru, Kabupaten Banjar, HSS dan HST.

Pencapaian kinerja komoditas padi dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Padi Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke satu diatas kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Produksi padi di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

(16)

Sedangkan secara Nasional Kalimantan Selatan berada di nomor 11 dibawah Provinsi Banten (Produksi 2.046.832 Ton).

A.1.2 Produksi Jagung

Kinerja Produksi Jagung berdasarkan Angka Ramalan II BPS tahun 2013 dibandingkan dengan RENSTRA belum tercapai yaitu baru mencapai 81.98% atau sebesar 104.401 Ton. Apabila dibanding tahun 2012 menurun sebesar 4.57 %. Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya 90.38% atau kurang 9,62%.

Tidak tercapainya produksi Jagung ini diakibatkan oleh :

1. Luas tanam mengalami penurunan terutama di lahan lebak yaitu Kab. Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Tabalong hal ini disebabkan pertanaman di bulan Mei – Agustus yang biasa tanam jagung di lahan sawah rawa lebak tidak bias tanam karena kondisi lahan masih tergenang kekurang tanam. Penurunan luas tanam jagung ini sebesar 3.396 Ha atau 9.45%

2. Penurunan luas panen terutama di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu yang disebabkan oleh banyaknya yang di panen muda karena harga lebih menguntungkan.

(17)

Produksi Jagung Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke Dua dibawah kalimantan Barat, disusul Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Produksi Jagung di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

Secara Nasional Produksi Jagung di Provinsi kalimantan Selatan di urutan ke 18 dibawah Provinsi Sulawesi Barat (Produksi 121.232 Ton)

A.1.3 Produksi Kedelai

Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Kedelai berdasarkan Angka Sementara BPS capaian dibanding dengan RENSTRA belum tercapai yaitu baru mencapai 70.17% atau sebesar 3.609 Ton. Bila dibanding dengan tahun 2012 mencapai 93.50% atau turun sebesar 6.50% Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 75.02% atau kurang sekitar 24.98%.

Tidak tercapainya produksi kedelai ini ini diakibatkan oleh :

1. Penurunan Luas tanam dan Luas panen yang diakibatkan petani tidak tertarik lagi untuk membudidayakan kedelai karena hasil yang diterima petani rendah, hal ini diakibatkan persaingan harga dengan kedelai import, dimana kedelai kita harga lebih tinggi akan tetapi kualitas kalah dibanding dengan kedelai import.

2. Penurunan Luas Tanam di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tabalong yang disebabkan oleh lahan di lebak pada bulan Juni – Agustus masih terendam yang mengakibatkan tidak bisa tanam kedelai pada daerah tersebut

(18)

Pencapaian kinerja komoditas Kedelai dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Kedelai Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke satu disusul kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Produksi Kedelai di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

Secara Nasional Produksi Kedelai di Provinsi kalimantan Selatan di urutan ke 16 dibawah Provinsi Sulawesi Tenggara (Produksi 3.717 Ton).

A.1.4 Produksi Kacang Tanah

Indikator Kinerja Produksi Kacang Tanah berdasarkan Angka Sementara BPS bila dibandingkan dengan RENSTRA belum tercapai, capaian baru 59.24%, bila dibanding dengan capaian Tahun 2012 capaiannya sebesar 89.12 %. atau turun sebesar 10.88%. Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 63.12% atau kurang sekitar 36.88 %.

Tidak tercapainya produksi Kacang Tanah ini diakibatkan oleh :

Penurunan luas tanam yang turun hampir pada semua Kabupaten yang disebabkan adanya alih fungsi lahan ke perkebunan yaitu sawit dan karet dan sebagian kacang tanah yang ditanam di bawah lahan

(19)

perkebunan sudah tidak bias lagi ditanami karena lahan sudah tertutup kanopi tanaman perkebunan.

Pencapaian kinerja komoditas Kacang Tanah dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Kacang Tanah Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke satu disusul kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Produksi Kacang Tanah di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

Secara Nasional Produksi Kacang tanah di Provinsi kalimantan Selatan di urutan ke 11 dibawah Provinsi Sumatera Barat (Produksi 11.641 Ton).

A.1.5 Produksi Kacang Hijau

Indikator Kinerja Produksi Kacang Hijau berdasarkan Angka Sementara BPS Tahun 2013 dibanding dengan Sasaran RENSTRA belum tercapai yaitu baru mencapai 46.43% atau masih kurang 53.57%, apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 sebesar 93.48 %. atau menurun sebesar 6.52%. Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 49.47% atau kurang 40.53%.

(20)

1. Luas panen Kacang Hijau berdasarkan ARAM II 2013 mencapai 727 ha jika dibandingkan dengan ATAP tahun 2012 (787 ha) turun sebesar 7,62 % (60 ha) hal ini diakibatkan turunnya luas tanam terutama di Kabupaten, Tanah Laut, dan Kotabaru karena adanya alih fungsi lahan ke perkebunan (sawit dan karet)

Pencapaian kinerja komoditas Kacang Hijau dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Kacang Hijau Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke satu disusul Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Produksi Kacang Hijau di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

Secara Nasional Produksi Kacang Hijau di Provinsi kalimantan Selatan di urutan ke 17 dibawah Provinsi Sulawesi Tengah (Produksi 847 Ton)

A.1.6. Produksi Ubi Kayu

Indikator Kinerja Produksi Ubi Kayu berdasarkan Angka Ramalan II BPS capaian tahun 2013 dibanding dengan Sasaran RENSTRA produksi belum tercapai baru mencapai 78.14% atau masih kurang sebesar 21.86%, apabila dibanding dengan ATAP tahun 2012 capaiannya sebesar 102,55%. atau meningkat sebesar 2.55%.

(21)

Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 83.22% atau kurang 16.78%.

Walaupun dibanding dengan tahun 2012 produksi ubi kayu meningkat akan tetapi bila dibanding dengan sasaran tahun 2013 yang harus dicapai maka sasaran tersebut tidak tercapai. Tidak tercapainya produksi Ubi Kayu ini diakibatkan oleh :

1. Luas panen Ubi Kayu berdasarkan ARAM II 2013 mencapai 5.254 ha jika dibandingkan dengan ATAP tahun 2012 (5.862 ha) turun sebesar 10,37 % (608 ha) yang diakibatkan penurunan luas tanam terutama di Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar dan Tanah Laut karena pabrik tepung tapioka di Kabupaten Tanah Laut sudah tutup sehingga petani kurang berminat untuk usaha ubi kayu. Pencapaian kinerja komoditas Ubi Kayu dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Ubi Kayu Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke Dua dibawah kalimantan Barat . Produksi Ubi Kayu di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

Secara Nasional Produksi Ubi Kayu di Provinsi kalimantan Selatan di urutan ke 16 dibawah Provinsi Maluku (Produksi 94.224 Ton)

(22)

A.1.7. Produksi Ubi Jalar

Indikator Kinerja Produksi Ubi Jalar berdasarkan Angka Ramalan II BPS capaian Tahun 2013 dibanding dengan Sasaran RENSTRA baru mencapai 42.64% atau masih kurang 57.36%. apabila dibandingkan dengan capaian ATAP tahun 2012 sebesar 70.05 %. atau menurun sebesar 29.95%. Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 45.41% atau kurang 54.59%.

Tidak Tercapainya produksi Ubi Jalar ini diakibatkan oleh :

1. Luas panen Ubi Jalar berdasarkan ARAM II 2013 mencapai 1.238 ha jika dibandingkan dengan ATAP tahun 2012 (1.644 ha) turun sebesar 24,70 % (406 ha) terutama di Kabupaten Tanah Laut dan. Kotabaru yang disebabkan oleh yang ditanam tumpang sari dengan lahan karet sudah tidak bisa tanam karena tajuk menutupi lahan.

Pencapaian kinerja komoditas Ubi Jalar dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Ubi Jalar Secara regional Kalimantan, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke satu diatas kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Produksi Ubi Jalar di Pulau Kalimantan tersaji sebagai Berikut :

Secara Nasional Produksi Ubi Jalar di Provinsi Kalimantan Selatan di urutan ke 24 dibawah Provinsi Aceh (Produksi 13.882 Ton)

(23)

A.2. Sasaran : Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Hortikultura

Kinerja Produksi dan Produktivitas Hortikultura Tahun 2013, Berdasarkan Angka SP Hortikulura capaian produksi tahun 2013 dibanding dengan RENSTRA mencapai 75,71% masih kurang 24.29%, bila dibanding dengan sasaran, realisasinya sebesar 80.15 %, atau kurang 19.85%. Sedangkan bila dibanding dengan realisasi tahun 2011 capaiannya sebesar 90.02% atau menurun 9,98%

Untuk Capaian Kinerja Produksi masing- masing komoditas adalah sebagai berikut :

A.2.1 Produksi Sayuran

Produksi Sayuran berdasarkan Angka SP Tahun 2013, capaian Tahun 2013 dibanding Renstra sebesar 80,27 persen atau masih kurang 19,73%, jika dibanding sasaran tahun 2013 sebesar 83.68%. atau masih kurang 16.32%. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 realisasinya mencapai 100.01% atau meningkat 0.1%.

Tidak tercapainya produksi Sayuran diakibatkan oleh : Penurunan luas tanam di daerah sentra sayuran yaitu Hulu Sungai Selatan, Tapin dan Hulu Sungai Tengah, yang diakibatkan musim penghujan yang masih turun sampai dengan bulan September sehingga penanaman sayuran di daerah lebak tidak bisa optimal.

Pencapaian kinerja komoditas Sayuran dapat dilihat pada tabel berikut :

(24)

A.2.2. Produksi Jeruk

Produksi Jeruk berdasarkan Angka SP Tahun 2013, capaiannya dibanding Sasaran Renstra sebesar 83.41% atau masih kurang 16.59% dibanding tahun 2012 capaiannya sebesar 88.20%. atau menurun sebesar 11.80%.

Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 90.13% atau kurang 9.87%.

Tidak tercapainya produksi jeruk ini diakibatkan oleh :

Adanya turunnya Luas Panen terutama di Kabupaten Barito Kuala, yang diakibatkan musim hujan yang terus menerus sehingga mempengaruhi pembuahan jeruk kurang optimal. Pencapaian kinerja komoditas Jeruk dapat dilihat pada tabel berikut :

A.2.3 Produksi Pisang

Produksi Pisang berdasarkan Angka Survei Pertanian Tahun 2013, capaiannya dibanding dengan sasaran RENSTRA baru mencapai 59.18% atau masih kurang 40.82%, bila dibanding tahun 2012 sebesar 91.25% atau menurun sebesar 8.75%. Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 61.90% atau kurang 38.10%.

Tidak tercapainya sasaran ini diakibatkan oleh :

Tidak tercapainya luas panen, hal ini diakibatkan masih banyaknya lahan pisang yang bekas terkena penyakit bakteri, belum optimal diremajakan karena petani masih takut terkena bakteri. Sehingga luas pertanaman belum pulih. Terutama di Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar.

Pencapaian kinerja komoditas Pisang dapat dilihat pada tabel berikut :

(25)

A.2.4 Produksi Durian

Produksi Durian berdasarkan Angka Survei Pertanian Tahun 2013 bila dibandingkan dengan sasaran RENSTRA baru mencapai 99.13%, bila dibanding tahun 2012 sebesar 76.40%. atau menurun sebesar 23.60%.

Sedangkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 realisasinya mencapai 103.28% atau melebihi 3.28%.

Peningkatan Produksi ini diakibatkan oleh :

Peningkatan produktivitas yang disebabkan Iklim pada tahun ini optimal untuk berbuahnya durian yaitu dengan penyerbukan bunga durian yang optimal sehingga bunga banyak yang jadi, dan bimbingan teknis budidaya durian. Pencapaian kinerja komoditas Durian dapat dilihat pada tabel berikut :

A.3. Sasaran : Meningkatnya Mutu Hasil tanaman pangan dan Hortikultura

Berdasarkan kesepakatan Kinerja antara Gubernur Kalimantan Selatan dengan kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Rencana Kinerja Tahun 2013, sasaran angka kehilangan hasil padi tahun 2013 adalah sebesar 10,82. Sedangkan angka kehilangan hasil mencapai 7,46. Dengan capaian kinerja 131.05%.

(26)

Capaian Kinerja ini didukung dengan kegiatan pengembangan pasca panen berupa pembinaan dan pengadaan power tresher di semua kabupaten, terpal, mesin pengering padi, dan lantai jemur.

Untuk randemen beras ditingkat penggilingan padi dari target 64% tercapai 65,38%. Dengan capaian 102.16%, tercapainya sasaran ini didukung oleh kegiatan bantuan alat pengggilingan padi untuk penggilingan padi yang sudah tua.

A.4. Sasaran : Berkembangnya sentra/kawasan agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura .

Sentra/kawasan agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura mencakup komoditas Padi, dan Hortikultura (Jeruk, pisang durian dan sayuran). Luas Tanam Padi tahun 2013 (496.852 Ha) dibanding dengan RENSTRA (531.760 Ha) capaiannya sebesar 93.44% atau kurang 6.66% sedangkan bila dibanding dengan sasaran tahun 2013 (520.766 Ha) sebesar 95.41 % atau masih kurang 4.59%. Bila dibanding dengan realisasi tahun 2012 (511.641 Ha) mencapai 97.11%, tidak tercapainya kinerja luas pertanaman padi diakibatkan oleh musim penghujan yang berkepanjangan sehingga lahan lebak tidak dapat ditanami.

Kinerja luas tanam padi dapat dilihat pada tabel berikut :

Sedangkan untuk pengembangan Kawasan Hortikultura dari sasaran Tahun 2013 sebesar 140 ha realisasinya 140 Ha atau 100%

B. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan

Secara umum kegiatan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan, baik pada Dinas dan UPTDnya mendapatkan alokasi Anggaran sebesar Rp. 49.994.105.600,- realisasi

(27)

keuangan lebih dari 90% dan realisasi fisik 99%, Anggaran dan realisasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 29.958.547.100,- ralisasi keuangan sebesar 90,44%, dengan realisasi fisik kegiatan 95%. Kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan adalah pengembangan jeruk, karena terjadinya anomali iklim petani tidak sempat membuat tukungan dan tidak tersedianya bibit jeruk bebas CVPD karena indikasi bibit yang beredar terserang CVPD. Pengadaan bibit durian Mantoala tidak dapat dilaksanakan karena harga bibit yang naik tinggi jadi pagu anggaran tidak mencukupi. Upah tenaga kerja pemeliharaan jaringan irigasi sepanjang 1 km tidak dapat diserap oleh kelompok tani sinar bahagia desa Murung Raya Kupang Kecamatan Babirik Kabupaten HSU karena lokasi tergenang.

Untuk realisasi anggaran dan kegiatan selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

2. Balai Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura (BBTPH), dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.460.568.500,- realisasi keuangan 95.17% sedangkan realisasi fisiknya 100%, semua kegiatan terealisasi atau dilaksanakan, penyerapan anggaran tidak tercapai 100% karena adanya penghematan pelaksanaan kontrak.

Untuk realisasi anggaran dan kegiatan selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

3. Balai Proteksi tanaman pangan dan Hortikultura (BPTPH) dengan alokasi anggaran pada tahun 2013 sebesar Rp. 7.718.200.000,- dengan realisasi keuangan 91.33% dan realisasi fisiknya 100%. Realisasi kegiatan tidak mencapai 100% karena adanya pengadaan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu belanja bahan kimia dan alat standard pestisida karena pengadaan alat ini harus indent dulu di Jakarta karena peralatannya sangat spesifik.

Untuk realisasi anggaran dan kegiatan selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

(28)

4. Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih Tanaman pangan dan Hortikultura (BPSBTPH), alokasi anggaran tahun 2013 sebesar Rp. 2.573.313.500,- dengan realisasi keuangan 92.89% dan realisasi fisik 100%.

Untuk realisasi anggaran dan kegiatan selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

5. Balai Alat dan Mesin Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura (Balai Alsintan), dengan alokasi anggaran tahun 2013 sebesar Rp. 2.264.045.000,- realisasi keuangan 95.17% dan realisasi fisik 100%. Untuk realisasi anggaran dan kegiatan selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

C. Penghargaan Tingkat Nasional Yang diterima oleh Pelaku dan stake Holder Sub Sektor Tanaman pangan dan Hortikultura :

Pada tahun 2013 terdapat kelompoktani, Mantri Tani dan kelompok UPJA di Kalimantan Selatan yang mendapatkan penghargaan tingkat Nasional yang diserahkan oleh Presiden di Istana Negara, kelompok tersebut adalah : 1. Kelompok Tani Padi Usaha Bersama I, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Sebagai juara harapan II, Penghargaan Kelompok Tani Berprestasi. 2. Aidi Royansyah, SP Mantri Tani Kabupaten Banjar Peringkat II Nasional

sebagai Mantri Tani berprestasi.

3. Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Tanjung Lestari, Kabupaten Barito Kuala. Peringkat III UPJA berprestasi

(29)

BAB IV P E N U T U P

A. Kesimpulan

Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran yaitu Produksi Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tahun 2013 pada tahun ke II RPJMD ini berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013 untuk Tanaman Pangan dan Hortiklutura, sebagai berikut :

Padi :

Produksi dibanding sasaran sebesar 2.079.103 ton, realisasinya 1.999.787 ton atau terealisasi 95.75 %. Sasaran tahun ke II RPJMD dan RENSTRA belum tercapai, guna mencapai target RENSTRA dan sasaran perlu didukung dengan program dan kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan padi, seperti penyediaan benih bermutu oleh BPSBTPH dan Balai Benih, terkendalikannya Hama dan Penyakit tanaman oleh BPTPH, Optimasi Lahan oleh Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, SLPTT, Bantuan benih, bantuan pupuk dll oleh Bidang Tanaman Pangan.

Jagung :

Produksi dibanding sasaran tahun 2013 realisasinya 90.38%, jadi sasaran RENSTRA tahun ke Dua dan Sasaran belum tercapai, guna mencapai sasaran dimaksud maka perlu dilaksanakan kegiatan pengembangan jagung, pengembangan Alsintan, pengendalian Hama dan penyakit Tanaman jagung oleh BPSB, Penyediaan benih Unggul/ hibrida jagung oleh BPSB dan Balai Benih.

Kedelai :

Produksi dari sasaran tahun 2013 terealisasi 75.02%, berdasarakan RENSTRA Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura tahun ke II dan sasaran tahun 2013, produksi kedelai ini tidak tercapai atau kurang Sebesar 24.98%, jadi pada tahun 2014 seharusnya produksi meningkat 27.98% untuk

(30)

mencapai sasaran dimaksud maka perlu dilaksanakan kegiatan yang mengarah ke kedelai baik dari sisi sarana dan prasarana, sistem budidaya dan sistem pasca panen serta pemasaran hasil melalui jaminan harga produksi kedelai.

Kacang Tanah :

Produksi tahun 2013 dibanding dengan sasaran tercapai 63.12%, masih kurang 36,88% untuk mencapai sasaran tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 produksi harus meningkat 39.88% dari tahun 2013. Agar hal tersebut dapat tercapai maka perlu dilaksanakan kegiatan yang mendukung peningkatan produksi kacang Tanah pada daerah sentra.

Kacang Hijau :

Produksi tahun 201 3dibanding dengan sasaran 2013, mencapai 49.37 % atau kurang 50.63%. Oleh sebab itu untuk mencapai Renstra pada tahun empat perlu peningkatan produksi kacang hijau sebesar 53.63% . Hal ini memerlukan kerja keras, terutama dengan melakukan motivasi kepada petani agar mau menanam kacang hijau, sedangkan pemerintah/Dinas menstabilkan harga sehingga keuntungan petani dalam budidaya kacang hijau menguntungkan. juga perlu dukungan kegiatan untuk pengembangan kacang hijau di daerah sentra mulai dari sarana dan prasarana, sistem budidaya, panen dan pasca panen, serta pemasaran hasil.

Ubi Kayu :

Produksi ubi kayu tahun 2013 dibanding dengan sasaran tahun 2013 mencapai 83.22 % atau masih kurang sebesar 16.78%, sedangkan untuk mencapai tahun keempat RENSTRA maka harus meningkatkan produksi sebesar 19,78%, dengan tidak operasionalnya perusahaan tepung Tapioka maka diperlukan program dan kegiatan yang mendukung pengembangan ubi kayu terutama pada perluasan areal tanaman ubikayu serta mengembangkan ubi kayu untuk konsumsi seperti ubikayu kristal.

(31)

Ubi Jalar :

Produksi ubi kayu tahun 2013 dibanding sasaran mencapai 90.64%, atau kurang 9.36% sedangkan untuk mencapai sasaran tahun 2014 atau RENSTRA tahun ke empat perlu peningkatan produksi 12.36%, untuk mencapai hal tersebut maka perlu pengembangan ubi jalar, terutama di luar daerah lebak agar apabila terjadi musim penghujan terus menerus maka produksinya dapat di jaga.

Sayuran :

Dibandingkan dengan sasaran realisasinya sayuran mencapai 83.68 %. Atau masih kurang 24.32%. sasaran RENSTRA dan Tahun 2013 belum tercapai.untuk mencapai RENSTRA tahun ke empata tau sasaran tahun 2014 maka perlu peningkatan produksi 27.32 % dari tahun 2013. Maka perlu ditempuh dengan pengembangan sayuran di daerah sentra seperti pengembangan cabe di kab Tapin dan Kota Banjarbaru, pengembangan Bawang Merah di Kabupaten HSS, Tapin dan Banjarbaru.

Jeruk :

Realiasi Produksi dari sasaran sebesar 90.13 %. Atau masih kurang 9.87%. Jika dibandingkan dengan target tahun ketiga RPJMD pencapaian kinerja tidak tercapai. Guna Mencapai produksi pada tahun 2014 perlu peningkatan produksi sebesar 12.87% dibanding tahun 2013. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilaksanakan pengembangan jeruk di daerah sentra seperti Tapin, Barito Kuala dan Banjar.

Pisang :

Realisasi Produksi dibandingkan sasaran sebesar 61.90 %, atau kurang 38.10%. Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan pada tahun 2014 maka perlu meningkatkan produksi sebanyak 41.10 persen dari tahun 2013 hal ini cukup berat, dikarenakan Karen adanya kompetitif penggunaan lahan di daerah lahan kering dengan perkebunan. Sehingga diperlukan upaya khusus

(32)

seperti jaminan pemasaran pisang, bimbingan teknologi budidaya pisang, dan pengendalian OPT yang lebih intensif.

Durian :

Capaian Produksi dari sasaran tahun 2013 sebesar 103.28 % atau melebihi dari sasaran tahun ke tiga RPJMD sebesar 3,28. Sehingga untuk mencapai produksi pada tahun 2014 dan Renstra perlu mempertahankan produksi tersebut dengan bimbingan sistem budidaya.

B. Tindak Lanjut

RENSTRA Dinas tinggal 2 tahun lagi, sedangkan hasil yang dicapai masih banyak yang belum tercapai, Guna tercapainya sasaran RENSTRA maka perlu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun mendatang di tujukan untuk sasaran yang belum dicapai :

1. Perlu kegiatan terobosan untuk mencapai produksi yang belum tercapai, Perencanaan kegiatan di prioritaskan untuk mencapai target/sasaran pada Renstra yang belum tercapai, diharapkan dengan alokasi dana dan kegiatan yang cukup, agar target/sasaran tersebut dapat dipenuhi.

2. Target tersebut dapat ditempuh dengan Peningkatan Produktivitas dan Penambahan Luas Tanam.

3. Untuk penambahan luas tanam ditempuh terutama dengan peningkatan indeks pertanaman melalui optimalisasi lahan, penyediaan Alsintan, Pengembangan Saluran Irigasi, Jalan Usaha Tani, dll.

4. Peningkatan produktivitas melalui Pengembangan system perbenihan dengan memperdayakan UPTD Balai Benih TPH, Balai Sertifikasi Benih TPH guna meningkatkan produktivitas, perbaikan teknologi budidaya (Sistem tanam Sawit dupa, Jajar legowo, SLPTT), Pengendalian OPT melalui pengembangan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gereja sebenarnya dalam pengertian secara umum adalah persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dari kegelapan kepada terang

a Dengan menggunakan pensil, buat garis empat persegi-panjang berukuran 1 cm x 2 cm di atas kaca atau cawan Petri plastik berukuran 15 mm x 100 mm atau di atas gelas sediaan;

Penugasan penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Barang Di Laut Tahun Anggaran 2021 sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA dituangkan dalam perjanjian

bahwa mekanisme kegiatan pencocokan dan penelitian sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 76 Tahun 2014 tentang Prosedur dan Administrasi Pencocokan dan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tingkat pengetahuan pasien TB Paru berdasarkan jenis kelamin yang memiliki pengetahuan baik paling banyak adalah

Jadi post partum sectio caesaria atas indikasi pre eklamsia adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu dimana kelahiran janinnya dilakukan dengan

Pada bulan Mei hingga Juni 2014 penulis melaksanakan penelitian skripsi di sungai belumai kabupaten Deli Serdang dengan judul “Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk di

(2) Izin Lokasi yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diberikan kepada perusahaan atau Badan Hukum yang sudah mendapat persetujuan penanaman modal sesuai