HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH
DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD
PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Endang Wahyuningsih
NIM: 11110023
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (STAIN) SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikorelasi dan dipeerbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Endang Wahyuningsih
NIM : 11110023
Jurusan : Tarbiyah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN SALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI
KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Desenber 2014
Pembimbing
Siti Rukhayati, M.Ag. NIP. 197704032003122003
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ENDANG WAHYUNINGSIH
NIM : 11110023
Jurusan : Tarbiah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 11 Desember 2014
Yang menyatakan,
PERSEMBAHAN
Skipsi ini Penulis mempersenbahkan untuk:
1. Buat kedua orang tua tercinta (Bapak Suranto dan Ibu Sumarti) yang telah
membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta
memberikan dukungan do’a dan nasehat.
2. Buat adik ku ( Dek Guruh dan Dek Sukma) yang selalu menghibur dan
pemberi semangat.
3. Buat kakakku tersayang (Mbak Barid) dan buat teman-teman
seperjuanganku di kamar Khansa (Kak Novi, Kak Lela, Kak Umi ) yang
selalu membantuku dan menginspirasi setiap saat.
4. Buat kakak ku (Mas Syamsul Ainulhaq ) yang telah memotivasi untuk
terus maju dan berjuang.
5. Buat adik ku (dek Guruh dandek Sukma) yang selalu menghibur dan
pemberi semangat.
6. Buat teman-teman Ma’had Putri Kembangarum(Fajar, Ana Soraya, Irma, dkk).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014”
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para
pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rasul utusan Allah untuk
membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang
modern ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014”
Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan penulis
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penilis mengucapkan terima kasih yang
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Rasimin. M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI) STAIN Salatiga.
3. Siti Rukhayati M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik dan
pembingbing skripsi yang telah membimbing dan memberi pengarahan
sampai terselsainya penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ali Zamroni dan Ibu Imafaza, selaku pengasuh Ma’had STAIN Salatiga
5. Semua Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
memberi bekal pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.
6. Keluarga besar ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga
7. Ayah dan Ibu tersayang yang telah mengasuh, mendidik, serta memotivasi
kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikanya diterima disisi Allah
SWT.
Skripsi ini masih jauh darri sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini
dapat berguna bagi penulis khususnya serrta para pembaca pada
Salatiga, 10 Desember
2014
Penulis
ENDANG
WAHYUNINGSIH
MOTTO
َْبِْىْذُي ِتاَنَسَْلْا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًفَلُزَو ِراَهَّ نلا َِفََرَط َةلاَّصلا ِمِقَأَو
َنيِرِكاَّذلِلىَرْكِذ َكِلَذ ِتاَئِّيَّسلا
Artinya: Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)
dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan-perbuatan-perbuatan yang buruk.
ABSTRAK
Wahyuningsih, Endang. 2014. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan
Perilaku Sosial Santri Ma‟had Putri Kembangarum STAIN
Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Keaktifan salat berjamaah dan perilaku sosial santri ma’had.
Penilitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014, Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana keaktifan salat berjamaah santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?, dan (2) bagaimana perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?, serta (3) adakah hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?.
Penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner sebagai instruman penelitian guna mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini juga menggunakan metode angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN LOGO ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Melakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Penelitian ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional... 7
G. Metode Penelitian...11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Perilaku Sosial Ma’ahad Putri Kembangarum ... 18
1. Pengertian Keaktifan Salat Berjamaah ... 18
2. Dasar Hukum Salat Berjamaah ... 19
3. Hukum Salat Berjamaah... 20
4. Syarat- Syarat Salat Berjamaah... ... 21
5. Salat yang Disunnahkan Berjamaah... .... 26
6. Anjuran Dalam Salat Berjamaah... ... 26
7. Hikmah Salat Berjamaah... ... 29
B. Perilaku Sosial ... 36
1. Pengertian Perilaku Sosial ... 36
2. Contoh Perilaku Sosial ... 38
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial...39
4. Faktor- Faktor Pembentuk Perilaku Sosial... . 42
5. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial ... 44
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga ... 47
1. Profil Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga ... 47
2. Visi dan Misi... 49
3. Santri ... 50
5. Pengajaran ... 50
6. Kepengasuhan ... 51
7. Kesantrian ... 51
8. Fungsi dan Tujuan ... 51
9. Fasilitas Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga . 52 10..Jenis-jenis Kegiatan Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga. ... 55
a. Kegiatan Harian... 55
b. Kegiatan Mingguan ... 56
c. Kegiatan Bulanan ... 56
d. Kegiatan Tahunan ... 56
e. Jadwal Pelajaran Ma’had Mahasiswa Kembanarum STAIN Salatiga ... 57
11.Daftar Responden... . 62
B. Data Hasil Penelitian... .. 63
1. Data Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga... ... 63
2. Data Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga... ... 65
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan... ... 69
B. Analisis Uji Hipotesis... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran-saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Sarana dan Prasarana Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 57
TABEL 3.2 Jenis-Jenis Kegiatan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 58
TABEL 3.3 Jadwal Kegiatan Mingguan Santri Ma’had Putri
Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 59
TABEL 3.4 Kegiatan Bulanan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 60
TABEL 3.5 Kegiatan Tahunan Santri Ma,had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 60
TABEL 3.6 Jadwal Pelajaran Santri Ma’had Putri Kembbangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 61
TABEL 3.7 Daftar Nama Responden... 66
TABEL 3.8 Data Angket Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 68 TABEL 3.9 Data Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri
Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 39
TABEL 4.1 Hasil Angket Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum Tahun 2014... 73 TABEL 4.2 Tingkat Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri
Kembangarum STAIN Salataiga Tahun 2014... 76
TABEL 4.3 Nilai Kualifikasi Variabel Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 77
TABEL 4.4 Hasil Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 78
TABEL 4.6 Nilai Kualivikasi Rata-Rata Variabel Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 82 TABEL 4.7 Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah (Variabel X )
Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga... ... 83
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shalat merupakan ibadah yang paling penting diantara ibadah lainnya.
Ia adalah fondasi utama dalam bangunan amal seseorang , karena perintah
shalat merupakan satu-satunya yang diperoleh Rasulullah dari Sidrotul
Muntaha langsung darin Allah, setelah kembali dari rihlah samawiyah yaitu
isro’ dan mi’roj (Nugroho dan Danusiri, 2012:10)
Shalat tidak boleh menjadi sesuatu yang remeh bagi kaum muslimin
atau hanya menjadi rutinitas saja, karena salat mempunyai makna yang begitu
besar terhadap kehidupan. Tujuan dari shalat itu sendiri adalah untuk
mengingat Allah serta berhubungan langsung dengan-Nya (Kurniawan,
2005:33), sehingga melaksanakan sholat harus didasari dengan niat yang
ikhlas.
Shalat itu sangat penting dalam menumbuhkan perilaku sosial pada
santri. Hal ini diterangkan dalam firman Allah :
َيِعِشاَْلْا ىَلَعلاِإ ٌةَيرِبَكَل اَهَّ نِإَو ِةلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب اوُنيِعَتْساَو
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
Manfaat shalat berjamaah diantaranya adalah untuk belajar berdisiplin
dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam
dalam semua takbir atau gerakannya dalam shalat, dan tidak mendahuluinya,
memperlambat diri darinya, bersamaan dengannya atau berlomba-lomba
denganya (Musbikin, 2007:51)
Di dalam salat berjamaah, tampak sekali nilai-nilai kebesaranya. Hal
ini, sangat penting sekali untuk ditumbuhkan dalam lingkungan, baik itu di
masyarakat maupun keluarga. Selain terdapat nilai perilaku sosial, masih
banyak sekali keutamaan yang terkandung dalam shalat berjamaah.
Rasulluah saw bersabda:
menyetorkanhapalan kepada Malik dari Nafi‟dari ibnu Umar, bahwa Rasulluah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: „shalat jama‟ah
lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian “ (muslim, T.T :122)
Banyaknya keutamaan yang terkandung shalat berjamaah, sudah
seharusnya bagi umat muslim khususnya santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga ini untuk menjalankan ibadah tersebut. Namun, ternyata
mungkin tidak mengetahui dan kurang meyakini hikmah yang terkandung
dalam hsalat berjamaah itu sendiri.
Shalat subuh, mahrib dan isyak berjamaah yang menjadi salah satu
kegiatan keagamaan di ma’had putri kembangarum harusnya bisa menjadikan hal yang positif bagi para santrinya, karena dengan adanya kegiatan tersebut
diharapkan mampu membuat para santri semakin aktif dalam melaksanakan
shalat berjama’ah. Meskipun kegiatan ini sudah menjadi peraturan ma’had dan pelaksanaanya mutlak untuk dilakukan, namun santri yang mengikuti
kegiatan ini ternyata belum bisa semuanya, masih ada beberapa santri yang
menyepelekan kegiatan tersebut dengan tidak menghadiri hsalat berjamaah
dan memilih bersenda gurau dengan teman-temannya.
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan (Poerwadarminta, 2008: 511).Menurut Skinner, seperti yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner
ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus– Organisme – Respon.
Sosial adalah hubungan dengan orang lain (Poerwadarminta, 2008:
708).Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam
Perilaku sosial adalah perilaku yang didapatkan (acuered behavior).
Perilaku tidak ada sejak manusia lahir, melainkan dibentuk melalui sosialisasi
(Shibutani, 1986). Perilaku terbentuk berdasarkan respons terhadap keinginan
dan harapan (norma) orang lain terhadaap dirinya.(Siahaan, 34: 2009)
Ma’had mahasiswa di kampus, diharapkan menjadi satu nilai lebih
dalam membimbing dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam
proses belajarnya selama di kampus, sehingga kegiatan di ma’had tersebut
dapat menunjang dan mencapai kesuksesanya, menyiapkan bekal bagi mereka
dalam menghadapi kemajuan globalisasi, serta membantu memecahkan
berbagai persoalan di dimasyarakat sesuai dengan bidang keahlian mereka
masing-masing.
Manfaat dari banyaknya kegiatan keagamaan yang diselenggarakan
oleh Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga ini adalah dengan
keaktifan santrinya dalam melaksanakan kegiatan keagamaannya, hususnya
dalam hal shalat berjamaah. Di samping aktif dalam shalat berjamaah, santri
di ma’had ini juga terlihad disiplin dalam kegiatan belajarnya, meskipun
masih ada beberapa siswa yang kurang memiliki kedisiplinan. Hal ini terbukti
dengan jarangnya santri yang ikut berjamaah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
secara mendalam tentang “HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT
BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD
B. Rumusan Masalah
Sebagai mana penjelasan diatas, maka rumusan masalah penelitian
dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 ?
2. Bagaimanakah perilkaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?
3. Adakah hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku
sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun
2014?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengatahui keaktifan sHalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 ?
2. Untuk mengatahui perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?
3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan shalat berjama;ah dengan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan “jawaban sementara” atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian
(Mardalis, 2002:48).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hiipotesis kerja
atau hipotesis alternatif, yang disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatrakan
adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok (Arikunto, 2010:112).
Hopotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku
sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014”.
E. Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca
mengenai pentingnya keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku
sosial
2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada Ma’had, khususnya bagi pengasuh untuk lebih meningkatkan nilai-nilai
3. Bagi penulis sendiri, sebagai aplikasi dari sebagian ilmu yang telah
penulis terima dan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan
wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.
F. Definisi Operasional
Sebelum penulis mengutarakan lebih lanjut, maka penulis tegaskan
istilah-istilah dalam judul diatas sebagai berikut:
1. Keaktifan Shalat Berjamaah
a. Keaktifan
Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta,
1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseoarang
dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, khususnya dalam
melaksanakan salat berjamaah.
Shalat menururt istilah bahasa adalah doa. Menurut istilah
(ahli fiqih) berarti: perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang tertentu (Idris dan
Ahmadi, 1994:33).
Berjamaah, diambil dari kata jamaah yang berasal dari
bahasa Arab, yang berarti kumpulan atau mengumpulkan. Dalam
fiqih, Shalat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara
bersama-sama. (Aunullah, 2008:190).
Jadi, berdasarkan difinisi di atas keaktifan shalat berjamaah
adalah suatu kegiatan melakukan ibadah salat yang dilaksanakan
secara bersama-sama.
c. Indikator Keaktifan Shalat Berjamaah
Keaktifan shalat berjamaah ini, bisa dijadikan indikator
sebagai berikut:
1) Melaksanakan shalat berjamaah setiap hari (Musbikin, 2007:59).
2) Melaksanakan shalat berjamaah dengan ikhlas (Musbikin,
2007:53).
3) Melaksanakan shalat berjamaah meskipun sibuk (Numair,
4) Tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah (Salim,
2007:97).
5) Segera datang ke masjid atau musala ketika mendengar adzan
(Musbikin, 2007:308).
6) Mengingatkan teman untuk shalat berjamaah (Musbikin,
2007:32).
7) Melaksanakan shalat berjamaah dengan membaca bacaan shalat
dengan baik (Musbikin, 2007:158).
8) Memperhatikan kerapatan saf ketika shalat berjamaah (Numair,
2005:124).
9) Mengenakan pakaian yang rapi ketika shalat berjamaah
(Musbikin, 2007:137).
10) Membaca doa setelah shalat berjamaah (Shiddieqy, 2001:69).
2. Perilaku Sosial
a. Perilaku Sosial
Perilaku adalah melakukan suatu langkah atau tindakan
(Poerwadaminta, 2006:1141). Sosial adalah segala sesuatu mengenai
Jadi berdasarkan definisi di atas perilaku sosial merupakan
suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk
menjamin keberadaan manusia (Ibrahim, 2001)
b. Indikator Perilaku Sosial
Perilaku sosial ini, bisa dijadikan indikator sebagai berikut:
1) Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.
2) Taat peraturan di masyarakat
3) Sopan dalam berbicara.
4) Memaafkan kesalahan orang lain
5) Menjenguk teman atau kerabat yang sakit
6) Tidak melakukan perbuatan anarkis.
7) Tolong menolong sesama
8) Menahan amarah (Bimo Walgito, 2003: 128)
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang
menekankan analisannya pada data-data nimeric (angka) yang diolah
dengan metode statistika (Azwar, 1998:5).
Penelitian ini dilaksanakan di Ma’had Putri Kembangarum STAIN
Salatiga. Waktu penelitian ini sekitar 3 bulan, milai bulan Juli 2014
sampe dengan bulan September 2014.
3. Populasi dan Sample
a. Populasi
Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian (Bungin, 2006:99). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 dengan jumlah 150 santri.
b. Sample
Sample adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi
jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka subjek dapat di ambil
antara 10-15 % atau lebih (Arikunto, 2006:20). Dari sini penulis
mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi, yaitu 30
santri.
Dalam mengambil sampai, penulis menggunakan Random
Sampling (pengambilan sampel secara acak). Teknik sampling ini
dalam pengambilan sampelnya dengan “mencampur” subjek-subjek
di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan
subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel
(Arikunto, 2006:134).
Adapun cara pengambilan sampel subjek disesuaikan
dengan besar populasi dan banyaknya sampel yang dibutuhkan.
4. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini ada
dua variabel, yaitu:
a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebes (X) yang mempengaruhi
variabel lain. Dalam hal ini variabel X-nya adalah keaktifan salat
berjamaah.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel tergantung (Y) yang dipengaruhi
oleh variabel lain. Dalam hal ini variabel Y-nya adalah perilaku
5. Metode Pengumpulan Data
a. Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data
melalui formulir-formulir yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang
untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang
diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67).
b. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan-pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
diselidiki (Mustofa, 2007:56).
Dalam hal ini, penulis menggunakan observasi langsung,
yaitu pengamatan dan pencatatan yang di lakukan terhadap objak di
tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi
berada bersama objek yang diselidiki.
c. Wawancara
Interview yang sering disebut dengan wawancara ataua
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan
responden untuk melengkapi data-data yang diperoleh di Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat
kabar, notulen, aganda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 188).
Dengan metode dokumentasi, penulis gunakan untuk
mendapatkan gambaran umum tentang ma’had, arsip-arsip dan
data-data santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.
6. Instrumen Penelitian
Instruman yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket.
Dalam penelitian ini, angket yang penulis persiapkan ada dua,
yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana keaktifan salat
berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun
2014 dan angket yang kedua untuk mengetahui bagaimana perilaku
sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.
Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap
paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk
menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pertanyaan dari
Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keaktifan Shalat Berjamaah
Santri Ma’had Putri STAIN Salatiga tahun 2014
No Indikator Jumlah soal Item soal
1. Melaksanakan shalat berjamaah setiap
hari
1 1
2. Melaksanakan shalat berjamaah
dengan ikhlas
1 2
3. Melaksanakan shalat berjamaah
meskipun sibuk
atau aula ketika mendengar adzan
1 5
6. Mengingatkan teman untuk shalat
berjamaah
1 6
7. Melaksanakan shalat berjamaah
dengan membaca bacaan salat dengan
baik
1 7
8. Memperhatikan kerapatan saf ketika
shalat berjamaah
1 8
9. Mengenakan pakaian yang rapi ketika
hsalat berjamaah
1 9
10. Membaca doa setelah shalat
berjamaah
1 10
Tabel 1.2 Kisi-Kisi Intrumen Angket Perilaku Soaial Santri Ma’had
No Indikator Jumlah Soal Aitem soal
4. Memaafkan kesalahan
orang lain
2 5
5. Menjenguk teman atau
kerabat yang sakit
1 6,7
6. Tidak melakukan perbuatan
anarkis
1 8
7. Tolong menolong sesama 1 9
8. Menahan amarah 1 10
7. Analisis Data
Di dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian
kemiudian penulis menganalisis dengan analisis dengan analisis
kuantititatif / analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan yaitu suatu tahap dalam mengelompokkan data
yang ada dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan
pengolahan sepenuhnya.
Analisis pendahuluan ini menggunakan tektik analisis data dengan
P=
x 100%
Keterangan:
P : Angka presentasi.
F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya.
N : Jumlah frekuensi atau banyaknya indifidu.
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis adalah untuk menguji hipotesis dengan cara
mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik yang
manggunakan rumus product moment. Adapun rumus product
momentadalah sebagai berikut:
√
Keterangan:
X = Keaktifan Salat Berjamaah
Y = Kedisiplinan Balajar Siswa
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
∑y = Jumlah nilai variabel y
X2 = Kuadrat dari variabel x
Y2 = Kuadrat dari variabel y
xy = Produk dari variabel x dan y
N =Jumlah individu yang diteliti
c. Analisis Lanjut
Mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (rₒ) dengan nilai
r rapat pada tabel (rt). Dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika rxy lebih besar dari pada rₒ (rxy> rₒ) maka hasilnya signifikan.
2) Jika rxy lebih kecil dari pada rₒ (rxy< rₒ) maka hasilnya tidak signifikan.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulis dan pembahasan maka perlu
penulis menyusun langkah-langkah sistematis:
1. Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman lembar berlogo,
halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, dan
halaman dartar tabel, serta daftar lainya.
Bagian ini menguraikan isi skripsi yang terdiri dari beberapa bab, yaitu:
BAB I: Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan Teori. Menjelaskan secara rinci tentang
keaktifan shalat berjamaah dan perilaku sosial.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian. Berisikan tentang gambaran
umum Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 dan
uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel.Kajian ini meliputi sejarah
singkat, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan
pengasuh dan santri, keadaan sarana prasarana, daftar responden serta
penyajian data hasil penelitian.
BAB IV : Analisis data dan pembahasan, meliputi analisis
pendahuluan, analisis uji kompetensi, dan analisis lanjut.
BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Bagian ini terdiri atas daftar pustara, lampiran-lampiran dan daftar
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keaktifan Shalat Berjamaah
1. Pengertian Keaktifan Shalat Berjamaah
Keaktifan shalat berjamaah merupakan gabungan dari beberapa
kata yang mempunyai arti kata tertentu, yaitu: keaktifan, shalat dan
berjamaah.
Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta,
1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseorang dalam
melaksanakan sesuatu kegiatan, khususnya dalam melaksanakan shalat
berjamaah.
Shalat menurut istilah bahasa berarti doa. Menurut istilah (ahli
fiqih) berarti: perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dengan syarrat-syarat yang tertentu (Idris dan Ahmadi,
1994:33).
Adapun pengertian jamaah disini yaitu berasal dari bahasa Arab
jama‟ah, yang berarti kumpulan atau mengumpulkan (Aunullah, 2008: 190), sedangakan shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan
bersama-sama dengan paling sedikitnya adalah imam dan seorang
Jadi, pengertian keaktifan shalat berjamaah menururt penulis
adalah suatu kegiatan melakukan ibadah shalat yang dilaksanakan secara
bersama-sama.
2. Dasar Hukum Shalat Berjamaah
Dasar hukum salat berjamaah terdapat dalam Al Quran, Allah
SWT berfirman dalam Quran surat An Nisa ayat 102 :
ُمَُلَ َتْمَقَأَف ْمِهيِف َتْنُك اَذِإَو
(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datanggolongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu
Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (QS. An-nisa : 102)
Secara tegas, ayat ini menunjukkan kewajiban shalat berjamaah
meskipun di saat perang. Pada saat persng tengah berkecamuk, kita diberi
keringanan untuk shalat sendiri sesuai dengan kemampuan, baiaksambil
berjalan maupun menaiki kendaraan, baiak menghadap kiblat atau tidak.
Maka suci Allah, sesungguhnya kewajiban shalat tidak dapat ggugur
dengan alasan apapun, meskipun seorang muslim saat itu berada di ujung
kematian (Numair, 2005:107). Hal ini firman Allah dalam Quran Surat
Al Hijr ayat 99 :
ُيِقَيْلا َكَيِتْأَي َّتََّح َكَّبَر ْدُبْعاَو
Artinya: “dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr : 99)
Dengan demikian, seorang muslim tidak boleh meninggalkan
shalat berjamaah kecuali ada udzur dan halangan.
3. Hukum Shalat Berjamaah
Mengenal hukum hsalat berjamaah, terjaadi ikhtilaf diantara para
ulama. Khusus mengenai shalat jumat, semua ulama sepakat bahwa
Ulama Mazhab Hnafi dan Mazhab Maliki berpandangan bahwa
hukum shalat berjamaah dalam shalat fardu selain jumat adalah sunnah
muakad bagi laki-laki yang balig, berakal, merdkadan mampu
menghadirinya tanpa kesulitan yang sangat. Adapun Mazhab Syafi’i
menyatakan bahwa shalat berjamaah adalah fardu kifayah bagi laki-laki
yang balig, merdeka dan bukan musafir. Dengan demikian, dalam suatu
kawasan harus didirikan setidaknya satu shalat berjamaah di tempat
umum seperti masjid sehingga tampak adanya syiar (tanda aktivitas
keagamaan) Islam. Sementara itu, Mazhab Hambali berpendapat bahwa
berjamaah dalam shalat fardu hukunya adalah fardu ain bagi orang yang
tidak memiliki udzur. Namun demikian, berjamaah bukanlah syarat
sahnya salat (Aunullah, 2008 : 192).
4. Syarat-syarat shalat Berjamaah
Shalat berjamaah dapat dilakukan minimal oleh dua orang, yaitu
terdiri dari imam dan makmum. Semakin banyak jumlah peserta shalat
jamaah, maka akan disukai Allah (Numair, 2005:110).
a. Syarat-Syarat Imam
Seseorang boleh dijadikan imam jima memiliki syarat-syarat
sebagaia berikut:
1) Fasih dalam membaca ayat-ayat Al Qur’an. 2) Mengerti sunnah-sunnah Rosul.
4) Jika ada beberapa orang yang setara keilmuannya, utamakan
yang lebih tua.
5) Berdiri peling depan.
6) Laki-laki (perempuan hanya boleh hanyan lebih mengimani
perempuan.
7) Tidak sedang bermakmum kepada yang lain. (Iskandar dan
Ubaidillah, 2011:83).
Beberapa hal lian yang harus diperhatikan adalah:
1) Anak kecil boleh menjadi Imam jika lebih pandai dalam hal
membaca Al Quran. Adapun jika ada orang dewasa yang lebih
pandai, maka anak kecil tersebut tidak boleh menjaadi imam.
Hal ini dimaksudkan menghindari perbedaan pendapat ulama
mengenai sahnya anak kecil menjadi imam.
2) Wanita tidak sah menjadi imam kecuali dagi wanita dirumah.
3) Orang yang tidak memenuhi kelayakanmenjadi imam terbaik
dapat menjadi imam (meskipun orang terbaik itu ada dalam
jamaah). Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Abu Bakar
ketika menjadi Imam sementara Rasullah SAW (manusia
terbaik) menjadi makmumnya.
4) Orang yang bertayamum boleh menjadi Imam bagi makmum
yang berwudu. Sebagaimana yang terjadi ketika para sahabat
perang Dzatus-Salasil, dan Rosulullah SAW tidak mengingkari
salat mereka.
5) Musafir (orang yang dalam perjalanan) boleh menjadi Imam
bagi orang yang tidak musafir sebagaimana Rosulullah SAW
saat safar menjadi imam bagi masyarakat Makkah.
6) Jika makmum seorang diri, maka ia berdiri di sebelah kanan
Imam. Demikian juga jika seorang perempuan yang sendirian
bermakmum kepada imam perempuan. Jika makmum terdiri
dari dua orang, maka mereka terdiri dibelakang Imam Jika
terdapat banyak makmum laki-laki dan perempuan, maka para
lelaki berdiri di belakang imam, sementara para perempuan
berdiri di belakang jamaah laki-laki. Jika makmum terdiri dari
orang laki-laki (meskipunanak kecil) dan seorang perempuan,
maka makmum lelaki tersebut berdiri di sini kanana imam,
sementara makmum perempuan berdiri di belakang keduanya.
7) Pembatas atau penutup (sutrah) yang digunakan oleh imam juga
merupakan pembatas bagi makmum yang berdiri tepat
dibelakang imam. Untuk itu, jika imam telah menyediakan lagi
(yang khusus untuk mereka).
8) Jika saat shalat imam terimgat bahwadia belum wudu, atau
tiba-taba dia berhadas, mimisan (mengeluarkan darah dari hidung)
berdarah atau mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa
makmum untuk menggantikan posisinya guna meneruskan
shalat, semantara dia sendiri belum keluar dari shalat jamaah.
9) Seorang imam disunnahkan untuk tidak memperlambat salatnya,
kecuali dalam rakaat pertama, jika orang yang terlambat ikut
jamaah masih diharapkan dapat menyusul.
10) Orang yang tidak disenangi (jamaahnya) makruh untuk menjadi
imam, jika hal itu disebabkan alasan syar‟i (bukan karena alasan pribadi). Hal ini bagi sebagian orang dianggap telah
mengganggu kekhusyukan dan ketenangan shalat.
11) Disunnahkan bahwa makmum yang dekat dengan imam adalah
orang-orangyang berilmu dan mulya.
12) Imam dan makmum disunnahkan meratakan saf dan
merapatkannnya sehingga tampak lurus. (Numair,
2005:118-124).
Hal ini menunjukkan bahwa untuk menajdi imam (pemimpin)
memerlukan syarat-syarat tertentu atau kualifikasi tertentu, namun
hal ini tidak diperlukan bagi makmum (Haryanto, 2007 : 123).
b. Syarat-syarat makmum
Makmum terbagi menjadi dua, yaitu makmum muwaffiq dan
makmum masbuq. Makmum muwaffiq yaitu orang yang cukup untuk
membaca Al-Fatikhah bersama imam, sedangkan makmum
untuk membaca Al-Fatikhah beserta imam (Abdurrohman & Bakhri,
2006:148).
Berikut ini adalah beberapa syarat sah menjadi makmum dan
mendapatkan pahala saat shalat berjamaah, yaitu:
1) Makmum harus berniat mengikuti imam.
2) Makmum harus mengikuti imam dalam segala gerakan.
3) Mengetahui gerak-gerik pekerjaan imam, baik dengan
mendengar suaranya atau suara mubalighnya, maupaun melihat
sendiri gerakanya atau di depannya.
4) Berada dalam satu tempat, seperti di satu rumah atau masjid.
Namun sebagian ulama tidak menyaratkanya. Hal ini hanya
sunnah karenayang penting dia mengatahui gerak-gerik
perpindahan imam.
5) Tidak ada pembatas atau penghalang antara imam dan makmum.
6) Makmum tidak boleh mendahului imam.
7) Tempat berdiri makmum harus dibelakang imam, ukuran jarak
bagi orang yang shalat berdiri adalah tumitnya, sedangkan untuk
yang duduk adalah pinggulnya.
8) Tata cara pelaksanaan shalat makmum dan imam sama.
9) Laki-laki tidak boleh bermakmum kepada perempuan.
10) Makmum qori (fasih bacaan Fatihahnya) tidak boleh
bermakmum kepada imam yang ummi (yang tidak bagus bacaan
Orang yang datang kemasjid sementara shalat masih
berlangsung, maka ia wajib segera ikut bersama imam
bagaimanapun posisi imam saat itu, baik sedang rusak, sujud, duduk
ataupun berdiri.
Seorang makmummendapat satu rekaat jika mendapatkan
rukuk bersama imam sebelumimammengangkat kepalanya. Ketika
imam salam, maka makmum harus menyempurnakan rakaat yang
imam salam, maka makmum harus menyempurnakan rakaat yang
tertinggal (Numair, 2005:126-127).
5. Shalat yang Disunnahkan Berjamaah
Ada 6 salat yang disunnahkan berjamaah, yaitu sebagai berikut:
a. Shalat maktubah (shalat fardu 5 waktu)
b. Shalat dua hari raya (Idul fitri dan Idul Adha)
c. Shalat kusuf (gerhana matahari dan bulan)
d. Salat istisqa (minta hujan)
e. Shalat tarawih dan witir pada bulan Ramadan.
f. Shalat jenazah (Abdurrohman & Bakri, 2006:148-149).
6. Anjuran Dalam Shalat Berjamaah
Berikut ini adalah beberapa anjuran dalam melaksanakan shalat
a. Mandi
Mandi adalah salah satu hal yang dianjurkan sebelum
melaksanakan shalat berjamaah. Hal ini bertujuan agar salat yang
dikerjakan bisa khusuk dan tidak mengganggu jamah yang lainnya
akibat bau keringat dari tubuh kita. Selain itu, mandi juga membuat
tubuh menjadi bersih dari berbagai kotoran dan najis (Musbikin,
2007:100).
b. Menggosok gigi
Menggosok gigi atau membersihkan mulut adalah anjuran
bagi siapa saja yang hendak melaksanakan shalat berjamaah, sebab
bila mulut tidak dibersihkan dan berbau menyengat, maka dapat
mengganggu konsentrasi shalat, baik dirinya sendiri maupun jamaah
yang lainnya (Musbikin, 2007:115)
c. Memakai pakaian yang sebaik-baiknya
Allah SAW memerintahkan kepada setiap orang yang ingin
melaksanakan shalat agar memakai pakaian yang sebaik-baiknya.
Tujuan utama orang yang akan melaksanakan shalat adalah untuk
menghadap Allah SAW. Oleh sebab itu, tidaklah pantas bila
seseorang menghadap Allah SAW dengan menggunakan pakaian
yang tidak baik atau tidak bersih (Musbikin, 2007:137).
ىَوْقَّ تلا ُساَبِلَو اًشيِرَو ْمُكِتآْوَس يِراَوُ ي اًساَبِل ْمُكْيَلَع اَنْلَزْ نَأ ْدَق َمَدآ ِنَِب اَي
َنوُرَّكَّذَي ْمُهَّلَعَل َِّللَّا ِتاَيآ ْنِم َكِلَذ ٌرْ يَخ َكِلَذ
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A‟raf : 26)
d. Memakai harum-haruman
Memakai harum-haruman dalam shalat berjamaah
diharapkan bisa mempengaruhi jiwa, sehingga menghantarkan
seseorang untuk menggapai kekhusyukan. Sebab dengan bau harum,
akan bisa menghilangkan bau keringat yang tak jarang bisa
menggunakan jamaah lain (Musbikin, 2007:139).
e. Menjaga Kesopanan
Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan lebih dari satu
orang. Karena itu agar shalat yang dilakukan bissa mengantarkan
pada kesempurnaan dan kekhusyukan, maka antara jamaah yang satu
dengan yang lain harus terjalin hubungan yang baik, salah satu
caranya adalah dengan menjaga kesopanan (Musbikin, 2007:153).
Mengerjakan shalat di awal waktu merupakan amal kebaikan
yang paling utama, mendirikan bukti keimanan kepada Allah.
Sementara itu, mengabaikan shalat akan mengundang kemurkaan
Allah (Salim, 2007:97). Maka setelah kita mendengar azan, kita
harus menuju ke masjid atau musala untuk segera melaksanakan
shalat berjamaah.
g. Melaksanakan shalat berjamaah di masjid
Salah satu keutamaan shalat berjamaah adalah dengan
melaksanakannya di masjid. Sebab, shalat berjamaah merupakan
ibadah yang didalamnya terkandung unsur kebersamaan yang sangat
kuat. Didalamnya terkandung suatu peluang yang besar untuk saling
berkenalan dan bersatu diantara muslimin (Musbikin, 2007:12).
h. Berdoa setelah shalat berjamaah
Hal yang kita lakukan setelah shalat berjamaah adalah
berdoa. Duduklah meskipun sejenak untuk berzikir dan berdoa
sebagai tandagembira dan bersenang hati atas kesempatan
bermunajat kepada Allah SAW (Shiddieqy, 2001:69).
7. Hikmah Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah terdapatbanyak hikmah atau manfaat bagi umat
beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diambil umat Islam dari shalat
berjamaah:
a. Mematuhi Perintah Allah
Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 43:
اوُميِقَأَو
َيِعِكاَّرلا َعَم اوُعَكْراَو َةاَكَّزلا اوُتآَو َةلاَّصلا
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”(QS. Al-Baqarah : 43 )
b. Membersihkan Hati
Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al Ankaabut ayat 45:
ِنَع ىَهْ نَ ت َةلاَّصلا َّنِإ َةاَّصلا ِمِقَأَو ِباَتِكْلا َنِم َكْيَلِإ َيِحوُأ اَم ُلْتا
َنوُعَ نْصَت اَم ُمَلْعَ ي َُّللَّاَو ُرَ بْكَأ َِّللَّا ُرْكِذَلَو ِرَكْنُمْلاَو ِءاَشْحَفْلا
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut :45 )
c. Menghapus Dosa
َْبِْىْذُي ِتاَنَسَْلْا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًفَلُزَو ِراَهَّ نلا َِفََرَط َةلاَّصلا ِمِقَأَو
ِتاَئِّيَّسلا
َنيِرِكاَّذلِل ىَرْكِذ َكِلَذ
Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Huud : 114)
d. Menyehatkan Hubungan Rumah Tangga
Bagi mereka yang terpaksa tidak bisa menjalankan shalat
berjamaah di masjid atau di mushala, mereka bisa melaksanakan
shalat berjamaah di rumah bersama-sama dengan istri ataupun
putra-putri mereka. Dengan menjalankan salat berjamaah bersama-sama
keluarga, tentunya akan semakin menambah erat hubungan rumah
tangga (Musbikin, 2007:19).
e. Melatih Kepedulian Sosial
Diantara rahasia shalat berjamaah adalah melatih diri untuk
selaku peka terhadap segala persoalan riil yang ada di lingkungan
kita. Sebab dengan rajin menjalankan berjamaah di masjid atau di
musala, maka kita akan bisa mengenal dan mendapatkan informasi
atau bahkan mengetahui keadaan orang-orang yang ada di lingungan
kita (Musbikin, 2007:32).
Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bisa
menuju kedalam kebaikan, contohnya kita mengajak tetangga atau
teman untuk melaksanakan salat berjamaah berssama-sama.
Allah SAW berfirman dalam Quran Surat Al Maidah ayat 2:
ََّللَّا اوُقَّ تاَو ِناَوْدُعْلاَو ِْثْلإا ىَلَع اوُنَواَعَ ت لاَو ىَوْقَّ تلاَو ِِّبْْلا ىَلَع اوُنَواَعَ تَو
ِباَقِعْلا ُديِدَش ََّللَّا َّنِإ
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah : 2)
f. Melatih disiplin dan berfikir positif
Diantara manfaat shalat berjamaah adalah untuk belajar
berdisiplin dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu
mengikuti imam dalam sumua takbir atau gerakanya dalam shalat,
dan tidak mendahuluinya, memperlambat diri darinya, bersamaan
dengannya atau berlomba-lomba dengannya (Musbikin, 2007:51).
Selain melatih siakp disiplin, shalat berjamaah juga bisa
menumbuhkan khasiat dalam dalam berpikiran positif. Sebab orang
yang sering berjamaah akan merasa bahwa dia hidup di dunia ini
tidak semndirian. Tapi masih ada orang lain yang bisa diajak untuk
berbagi pengalaman dan diajak bertukar pikiran untuk mengatasi
Allah SAW berfirman dalam Quran Surat An Nisa ayat 103: dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. An-Nisa : 103) katanya; aku menyetorkanhapalan kepada Malik dari Nafi‟dari ibnu
Umar, bahwa Rasulluah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: „shalat jama‟ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian “ (muslim, T.T :122)
h. Menyehatkan fisik dan psikis
Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat shalat berjamaah
bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh, baik dari segi fisik maupun
psikis:
Menjalankan shalat harus dilandasi dengan niat yang iklas
ini, insya Allah shalat lebih mudah untuk mencapai
kesempurnaannya. Ikhlas yang dimaksud disini adalah beramal
tanpa maksud lain kecuali taqarrub kepada Allah
(Musbikin,2007:53).
Dari sudut pandang kesehatan, keiklasan atau kepasrahan
ternyata mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat bagi
kesembuhan sebuah penyakit. Orang yang pasrah adalah orang
yan memosisikan dirinya pada kondisi kosong. Hal ini mereka
yang pasrah adalah orang yang hanya bersandarkan kepada
Allah SAW semata. Dia tidak menduakan dengan yang lainnya.
Shalat yang ia lakukan hanyalah tertuju kepada Allah SAW
sehingga dengan demikian, antara dia dengan Allah tidak ada
lagi pemisahnya. Karena begitu dekat, maka doannya mudah
dikabulkan (Musbikin, 2007:286).
2) Mendapatkan rasa kebersamaan
Dalam kehidupan sehari-heri, kita dianjurkan untuk
menjalankan shalat berjamaah. Shalat yang dilakukan secara
berjamaah, disamping mempunyai pahala yang lebih banyak
dari pada shalat sendiri,juga mempunyai nilai sosial atau
kebersamaan. Didalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan
ini jangan sekali-kali membuat orang merasa tersisihkan
(Musbikin, 2007:59).
3) Mendapatkan Rasa Diperhatikan
Seseorang yang merada tidak diperhatikan atau diacuhkan
oleh keluarganya, masyarakat atau lingkungan dimana ia berada
sering mengalami gangguan atau guncangan jiwa. Bahkan tidak
sedikit mereka yang stres, depresi dan berkhir dengan bunuh
diri. Kondisi seperti itu tentunya membawa akibat buruk bagi
kesehatan fisik orang yang mengalaminya. Karena itu,
menjalankan shalat berjamaah samgat penting sekali untuk
menghindari adanya perasaaan tidak diperhatikan oleh keluarga,
manyarakat oleh keluarga, masyarat ataupun lingkungan di
sekitar (Musbikin, 2007:43).
4) Nilai Terapi Dari Suara Imam Yang Keras
Salah satu diantara manfaat bagi kesehatan yang bisa
diperoleh ketika menjalankan shalat berjamaah adalah nilai
terapi yang bersal dari suara bacaan imam yang dikeraskan
(jahr). Hal ini membawa pengaruh positif bagi fisik maupun
psikis. Bagi sang imam yang membacannya akan menyebabkan
terlepas sehingga tekanan darahdan kadar stres berkurang.
Begitu pula saat melafalkan surat Al Fatihah dan ayat-ayat Al
Quran tersebt bisa menciptakan keseimbangan seluruh area
tubuh (Musbikin, 2007:158).
Secara psikis, mendengarkan bacaan imam yang
melafalkan surat Al Fatihah dan surat-surat Al Quran yang lain
dalam shalat berjamaah akan membuat salat tidak terasa jenuh.
Meskipun mungkin sang imam membacanya dengan cukup
panjang, shalat yang dikerjakan tidak terasa jenuh. Meskipun
mungkin sang imam membacanya dengan cukup panjang, shalat
yang dikerjakan tidak membuat lelah dan sebaliknya malah
terasa mengasikkan (Musbikin, 2007:162).
5) Nilai Terapi Shalat Berjamaah Di Masjid
Masjid merupakan salah satu tempat yanag cocok untuk
kegiatan-kegiatan semacam pengobatan atau penyembuhan
penyakit, karena mengandung energi positif. Energi-energi
positif itu berasal dari orang-orang yang sering menggunakan
masjid sebagai tempat derdoa ataupun shalat. Energi seperti
itulah yang akan terus membekas disekeliling ruangan (dalam)
masjid (Musbikin, 2007:2000).
Dari penjelasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa
yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
umat islam.
B. Perilaku Sosial
1. Pengertian Perilaku Sosial
Perilaku adalah melakukan suatu langkah atau tindakan, sedangkan
sosial adalah segala sesuatu mengenai kemasyarakatan (Poerwadaminta,
2006:1141). Perilaku sosial adalah cara berbuat atau menjalankan sesuatu
sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia (Poerwadarminta,
1976:553).
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang
merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia Ibrahim
(2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup
sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan
memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan
diantara satu orang dengan yang lain. Artinya bahwa kelangsungan
hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam
kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling
menghormati, tidak mengganggu hak orang lain serta toleran dalam
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli
Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons
antara orang yang di nyartakan dengan hubungan timbal balik antar
pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap
orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku
itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan,
atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang
merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara
yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerjasama, ada orang
yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementinglan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak
lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin
mencari untung sendiri. dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku sosial
adalah tingkah laku pada manusia tidak timbul dengan sendirinya namun
akibat dari adanya rangsangan atau pengaruh yang datangnya dari luar,
sehingga apabila pengaruh yang mengenainya itu pengaruh baik, maka
baik pula apa yang dikerjakan dan sebaliknya apabila pengaruh buruk
yang dia dapatkan maka buruk pula yang dikerjakan. Dari penjelasan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan perilaku sosial adalah
suatu usaha atau proses yang dilakukan dalam rangka membangun,
membina, dan menyempurnakan serta menanamkan nilai-nilai sosial.
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat ditunjukkan oleh sikap
bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial
dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang
terhadap objek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah
laku yamg dinyatakan terhadap salah satu objek sosial (W.A. Gerungan,
1978: 151-152).
Berbagai bentuk perilaku sosial seseoarang pada dasarnya
merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika
seseoarang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan
berkelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.
2. Contoh Perilaku Sosial
Menurut Walgito gimo (2003 : 128) contoh perilaku sosial adalah
sebagai berikut :
a. Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.
Harus mengabdikan potensi yang kita miliki terhadap masyarakat,
seperti : fikiran, tenaga dan materi yang ada pada diri kita.
b. Taat peraturan di masyarakat, bangsa dan negara.
Kita wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan demi menjaga
keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.
c. Sopan dalam berbicara.
Kehormatan seseorang adalah mereka yang mampu menjaga
d. Memaafkan kesalahan orang lain.
Kebesaran hati seseorang bercermin pada sikap dan perilaku
seseorang dalam memaafkan kesalahan orang lain.
e. Menjenguk teman atau kerabat yang sakit.
Kebahagiaan orang sakit hanyalah do’a dari orang lain, dan obatnya
adalah ketika dijenguk orang lain.
f. Tidak melakukan perbuatan anarkis.
Bagian terbaik dari seseorang adalah kebaikan, “ janganlah baik
dkamu melakukan hal-hal yang tidak baik dalam masyarakat “.
g. Tolong-menolong sesama.
Kehidupan seseorang tidak harus menjadi yang terbaik, namun
berusaha sebaik-baiknya bagi orang lain.
h. Menahan amarah.
Kemarahan tidak menyelesaikan masalah, tetapi akan menimbulkan
masalah yang baru, jika hati dibekali dengan amarah maka hati kita
akan dipenuhi rasa dendam terhadap orang lain, lain halnya
kesabaran akan meredam hawa nafsu kita terhadap tindakan, karena
kunci segala sesuatu adalah kesabaran.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, antara lain:
a. Faktor internal (faktor dari dalam)
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari
dalam dirinnya, sikap, serta nafsu. Faktor intrenal ini dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.
Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif
biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual
serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya.
Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang
berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan afektif yang
berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang
merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia serta kemampuan kognitif yang merupakan aspek
volosional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.
Begitu banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.
Ketika faktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang
baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan
menimbulkan perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang
bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar)
Faktor eksternal adalah faktor yang bersal dari luar diri
seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah
dan masyarakat akan mempengaruhi perilaku sosial seorang
individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan
sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan adanya
reinforcement (hukum dan hadiah) yang ada dalam komunitas
tersebut. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat
berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor
ekonomi individu.
Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik
pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang
tidak kondusif akan menimbulkan perilaku yang buruk sebagai
bentuk perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim
dan cuaca juga mempengaruhi perilaku seseorang. Di sini perilaku
timbul sebagai wujud penyesuaian diri terhadap cuaca yang sedang
berlangsung.
Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini
merupakan faktor penting dalam perilaku seseorang. Keadaan
ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan orang lain.
Seseorang melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya mesti
dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang
yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi melakukan
kebutuhan yang terus mendesak.
Faktor eksternal yang selanjutnya yaitu adanya hadiah dan
hukuman. Hukuman ataupun hadiah alan menjadi pendorong yang
sangat kuat dalm perilaku manusia. Seseorang akan selalu
berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya
hukuman juga akan menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku
sosial manusia. Dengan adanya hukuman dan hadiah maka seseorang
akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia dalm
kehidupannya.
Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang
mempenguruhi perilaku sosial manusai. Baik faktor lingkungan atau
dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman)
mempengaruhib pengaruh yang sangat cukup seknifikan terhadap
perilaku sosial. Perilaku yang timbul dan juga bermacam-macam
sesuai dengan faktor mana yang menyebabkan dan mempengaruhi
Perilaku baik danperilaku buruk dapat timbul karena faktor-faktor
tersebut. Untuk perilaku baik tentu tidak menimbulkan masalah.
Namun, untuk perilaku buruk tentu akan mempengaruhi kehidupan
Perilaku sosial terdiri dari dua macam yaitu perilaku sosial
yang negatif dan perilaku sosial yang positif. perilaku sosial yang
negatif terdiri dari perilaku yang menuimpang yang tidak sesuai
dengan aturan dan norma yang berlaku baik norma masyarakat, adat
istiadat dan agama.
Perilaku sosial yang positif terdiri dari perilaku sosial dalam
lingkungan keluarga dan perilaku sosial dalam lingkungan
masyarakat.
4. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama
yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang
memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan
berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun
dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan
orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh
perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting
sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku
sosial siswa karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar
dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan
pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan
berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon
pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi
pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan
terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki
dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang
siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses
dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap
aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang
akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan
benar.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku
sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai
atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku
sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat
yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
d. Latar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu
terjadi.
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu
mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam
Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang terpenting
adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap
anak.
5. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial
Hubungan keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri
ma’had sangat erat sekali terutama dalam masalah waktu. Waktu
merupakan rangkaian saat momen, kejadian, batas awal dan akhir
peristiwa. Waktu itu adalah salah satu dari titik sentral kehidupan,
seseorang yang menyia-nyaiakan waktu pada hakekatnya dia sedang
mengurangi makna kehidupanya. Nilai-nilai yang terkandung didalam
waktu akan menjadi alat pemicu dirinya untuk menampilkan wajah
seseoarang yang berdisiplin dengan waktu (Tasmara, 2001:156).
Salat berperan sangat penting dalam menumbuhkan disiplin dan
sikap mental yang kuat bagi yang selalu mengerjakannya dengan baik.
Hal ini sebagaimana yang diterangkan pada firman Allah dalm Quran
Surat Al Baqoroh ayat 45.
َيِعِشاَْلْا ىَلَعلاِإ ٌةَيرِبَكَل اَهَّ نِإَو ِةلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب اوُنيِعَتْساَو
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.
Salah satu manfaat shalat berjamaah adalah untuk belajar