• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH

DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD

PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Endang Wahyuningsih

NIM: 11110023

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (STAIN) SALATIGA

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikorelasi dan dipeerbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Endang Wahyuningsih

NIM : 11110023

Jurusan : Tarbiyah

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN SALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI

KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 11 Desenber 2014

Pembimbing

Siti Rukhayati, M.Ag. NIP. 197704032003122003

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ENDANG WAHYUNINGSIH

NIM : 11110023

Jurusan : Tarbiah

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 11 Desember 2014

Yang menyatakan,

(5)

PERSEMBAHAN

Skipsi ini Penulis mempersenbahkan untuk:

1. Buat kedua orang tua tercinta (Bapak Suranto dan Ibu Sumarti) yang telah

membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta

memberikan dukungan do’a dan nasehat.

2. Buat adik ku ( Dek Guruh dan Dek Sukma) yang selalu menghibur dan

pemberi semangat.

3. Buat kakakku tersayang (Mbak Barid) dan buat teman-teman

seperjuanganku di kamar Khansa (Kak Novi, Kak Lela, Kak Umi ) yang

selalu membantuku dan menginspirasi setiap saat.

4. Buat kakak ku (Mas Syamsul Ainulhaq ) yang telah memotivasi untuk

terus maju dan berjuang.

5. Buat adik ku (dek Guruh dandek Sukma) yang selalu menghibur dan

pemberi semangat.

6. Buat teman-teman Ma’had Putri Kembangarum(Fajar, Ana Soraya, Irma, dkk).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014”

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para

pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rasul utusan Allah untuk

membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang

modern ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014”

Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan penulis

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penilis mengucapkan terima kasih yang

(7)

1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Rasimin. M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) STAIN Salatiga.

3. Siti Rukhayati M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik dan

pembingbing skripsi yang telah membimbing dan memberi pengarahan

sampai terselsainya penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ali Zamroni dan Ibu Imafaza, selaku pengasuh Ma’had STAIN Salatiga

5. Semua Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

memberi bekal pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.

6. Keluarga besar ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga

7. Ayah dan Ibu tersayang yang telah mengasuh, mendidik, serta memotivasi

kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat

terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikanya diterima disisi Allah

SWT.

Skripsi ini masih jauh darri sempurna, maka penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini

dapat berguna bagi penulis khususnya serrta para pembaca pada

(8)

Salatiga, 10 Desember

2014

Penulis

ENDANG

WAHYUNINGSIH

(9)

MOTTO

َْبِْىْذُي ِتاَنَسَْلْا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًفَلُزَو ِراَهَّ نلا َِفََرَط َةلاَّصلا ِمِقَأَو

َنيِرِكاَّذلِلىَرْكِذ َكِلَذ ِتاَئِّيَّسلا

Artinya: Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)

dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya

perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan-perbuatan-perbuatan yang buruk.

(10)

ABSTRAK

Wahyuningsih, Endang. 2014. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan

Perilaku Sosial Santri Ma‟had Putri Kembangarum STAIN

Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci : Keaktifan salat berjamaah dan perilaku sosial santri ma’had.

Penilitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014, Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana keaktifan salat berjamaah santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?, dan (2) bagaimana perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?, serta (3) adakah hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?.

Penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner sebagai instruman penelitian guna mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini juga menggunakan metode angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LOGO ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Melakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional... 7

G. Metode Penelitian...11

(12)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembinaan Perilaku Sosial Ma’ahad Putri Kembangarum ... 18

1. Pengertian Keaktifan Salat Berjamaah ... 18

2. Dasar Hukum Salat Berjamaah ... 19

3. Hukum Salat Berjamaah... 20

4. Syarat- Syarat Salat Berjamaah... ... 21

5. Salat yang Disunnahkan Berjamaah... .... 26

6. Anjuran Dalam Salat Berjamaah... ... 26

7. Hikmah Salat Berjamaah... ... 29

B. Perilaku Sosial ... 36

1. Pengertian Perilaku Sosial ... 36

2. Contoh Perilaku Sosial ... 38

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial...39

4. Faktor- Faktor Pembentuk Perilaku Sosial... . 42

5. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial ... 44

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga ... 47

1. Profil Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga ... 47

2. Visi dan Misi... 49

3. Santri ... 50

(13)

5. Pengajaran ... 50

6. Kepengasuhan ... 51

7. Kesantrian ... 51

8. Fungsi dan Tujuan ... 51

9. Fasilitas Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga . 52 10..Jenis-jenis Kegiatan Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga. ... 55

a. Kegiatan Harian... 55

b. Kegiatan Mingguan ... 56

c. Kegiatan Bulanan ... 56

d. Kegiatan Tahunan ... 56

e. Jadwal Pelajaran Ma’had Mahasiswa Kembanarum STAIN Salatiga ... 57

11.Daftar Responden... . 62

B. Data Hasil Penelitian... .. 63

1. Data Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga... ... 63

2. Data Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga... ... 65

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan... ... 69

B. Analisis Uji Hipotesis... 79

(14)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran-saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Sarana dan Prasarana Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 57

TABEL 3.2 Jenis-Jenis Kegiatan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 58

TABEL 3.3 Jadwal Kegiatan Mingguan Santri Ma’had Putri

Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 59

TABEL 3.4 Kegiatan Bulanan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 60

TABEL 3.5 Kegiatan Tahunan Santri Ma,had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 60

TABEL 3.6 Jadwal Pelajaran Santri Ma’had Putri Kembbangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 61

TABEL 3.7 Daftar Nama Responden... 66

TABEL 3.8 Data Angket Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 68 TABEL 3.9 Data Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri

Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 39

TABEL 4.1 Hasil Angket Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum Tahun 2014... 73 TABEL 4.2 Tingkat Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri

Kembangarum STAIN Salataiga Tahun 2014... 76

TABEL 4.3 Nilai Kualifikasi Variabel Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 77

TABEL 4.4 Hasil Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014... 78

(16)

TABEL 4.6 Nilai Kualivikasi Rata-Rata Variabel Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 82 TABEL 4.7 Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah (Variabel X )

Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga... ... 83

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Shalat merupakan ibadah yang paling penting diantara ibadah lainnya.

Ia adalah fondasi utama dalam bangunan amal seseorang , karena perintah

shalat merupakan satu-satunya yang diperoleh Rasulullah dari Sidrotul

Muntaha langsung darin Allah, setelah kembali dari rihlah samawiyah yaitu

isro’ dan mi’roj (Nugroho dan Danusiri, 2012:10)

Shalat tidak boleh menjadi sesuatu yang remeh bagi kaum muslimin

atau hanya menjadi rutinitas saja, karena salat mempunyai makna yang begitu

besar terhadap kehidupan. Tujuan dari shalat itu sendiri adalah untuk

mengingat Allah serta berhubungan langsung dengan-Nya (Kurniawan,

2005:33), sehingga melaksanakan sholat harus didasari dengan niat yang

ikhlas.

Shalat itu sangat penting dalam menumbuhkan perilaku sosial pada

santri. Hal ini diterangkan dalam firman Allah :

َيِعِشاَْلْا ىَلَعلاِإ ٌةَيرِبَكَل اَهَّ نِإَو ِةلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب اوُنيِعَتْساَو

Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,

(18)

Manfaat shalat berjamaah diantaranya adalah untuk belajar berdisiplin

dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam

dalam semua takbir atau gerakannya dalam shalat, dan tidak mendahuluinya,

memperlambat diri darinya, bersamaan dengannya atau berlomba-lomba

denganya (Musbikin, 2007:51)

Di dalam salat berjamaah, tampak sekali nilai-nilai kebesaranya. Hal

ini, sangat penting sekali untuk ditumbuhkan dalam lingkungan, baik itu di

masyarakat maupun keluarga. Selain terdapat nilai perilaku sosial, masih

banyak sekali keutamaan yang terkandung dalam shalat berjamaah.

Rasulluah saw bersabda:

menyetorkanhapalan kepada Malik dari Nafi‟dari ibnu Umar, bahwa Rasulluah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: „shalat jama‟ah

lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian “ (muslim, T.T :122)

Banyaknya keutamaan yang terkandung shalat berjamaah, sudah

seharusnya bagi umat muslim khususnya santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga ini untuk menjalankan ibadah tersebut. Namun, ternyata

(19)

mungkin tidak mengetahui dan kurang meyakini hikmah yang terkandung

dalam hsalat berjamaah itu sendiri.

Shalat subuh, mahrib dan isyak berjamaah yang menjadi salah satu

kegiatan keagamaan di ma’had putri kembangarum harusnya bisa menjadikan hal yang positif bagi para santrinya, karena dengan adanya kegiatan tersebut

diharapkan mampu membuat para santri semakin aktif dalam melaksanakan

shalat berjama’ah. Meskipun kegiatan ini sudah menjadi peraturan ma’had dan pelaksanaanya mutlak untuk dilakukan, namun santri yang mengikuti

kegiatan ini ternyata belum bisa semuanya, masih ada beberapa santri yang

menyepelekan kegiatan tersebut dengan tidak menghadiri hsalat berjamaah

dan memilih bersenda gurau dengan teman-temannya.

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan

atau lingkungan (Poerwadarminta, 2008: 511).Menurut Skinner, seperti yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner

ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus– Organisme – Respon.

Sosial adalah hubungan dengan orang lain (Poerwadarminta, 2008:

708).Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam

(20)

Perilaku sosial adalah perilaku yang didapatkan (acuered behavior).

Perilaku tidak ada sejak manusia lahir, melainkan dibentuk melalui sosialisasi

(Shibutani, 1986). Perilaku terbentuk berdasarkan respons terhadap keinginan

dan harapan (norma) orang lain terhadaap dirinya.(Siahaan, 34: 2009)

Ma’had mahasiswa di kampus, diharapkan menjadi satu nilai lebih

dalam membimbing dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam

proses belajarnya selama di kampus, sehingga kegiatan di ma’had tersebut

dapat menunjang dan mencapai kesuksesanya, menyiapkan bekal bagi mereka

dalam menghadapi kemajuan globalisasi, serta membantu memecahkan

berbagai persoalan di dimasyarakat sesuai dengan bidang keahlian mereka

masing-masing.

Manfaat dari banyaknya kegiatan keagamaan yang diselenggarakan

oleh Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga ini adalah dengan

keaktifan santrinya dalam melaksanakan kegiatan keagamaannya, hususnya

dalam hal shalat berjamaah. Di samping aktif dalam shalat berjamaah, santri

di ma’had ini juga terlihad disiplin dalam kegiatan belajarnya, meskipun

masih ada beberapa siswa yang kurang memiliki kedisiplinan. Hal ini terbukti

dengan jarangnya santri yang ikut berjamaah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui

secara mendalam tentang “HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT

BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD

(21)

B. Rumusan Masalah

Sebagai mana penjelasan diatas, maka rumusan masalah penelitian

dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 ?

2. Bagaimanakah perilkaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?

3. Adakah hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku

sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun

2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengatahui keaktifan sHalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 ?

2. Untuk mengatahui perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?

3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan shalat berjama;ah dengan

(22)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan “jawaban sementara” atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian

(Mardalis, 2002:48).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hiipotesis kerja

atau hipotesis alternatif, yang disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatrakan

adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua

kelompok (Arikunto, 2010:112).

Hopotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku

sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014”.

E. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca

mengenai pentingnya keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku

sosial

2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada Ma’had, khususnya bagi pengasuh untuk lebih meningkatkan nilai-nilai

(23)

3. Bagi penulis sendiri, sebagai aplikasi dari sebagian ilmu yang telah

penulis terima dan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan

wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

F. Definisi Operasional

Sebelum penulis mengutarakan lebih lanjut, maka penulis tegaskan

istilah-istilah dalam judul diatas sebagai berikut:

1. Keaktifan Shalat Berjamaah

a. Keaktifan

Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta,

1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseoarang

dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, khususnya dalam

melaksanakan salat berjamaah.

(24)

Shalat menururt istilah bahasa adalah doa. Menurut istilah

(ahli fiqih) berarti: perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang tertentu (Idris dan

Ahmadi, 1994:33).

Berjamaah, diambil dari kata jamaah yang berasal dari

bahasa Arab, yang berarti kumpulan atau mengumpulkan. Dalam

fiqih, Shalat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara

bersama-sama. (Aunullah, 2008:190).

Jadi, berdasarkan difinisi di atas keaktifan shalat berjamaah

adalah suatu kegiatan melakukan ibadah salat yang dilaksanakan

secara bersama-sama.

c. Indikator Keaktifan Shalat Berjamaah

Keaktifan shalat berjamaah ini, bisa dijadikan indikator

sebagai berikut:

1) Melaksanakan shalat berjamaah setiap hari (Musbikin, 2007:59).

2) Melaksanakan shalat berjamaah dengan ikhlas (Musbikin,

2007:53).

3) Melaksanakan shalat berjamaah meskipun sibuk (Numair,

(25)

4) Tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah (Salim,

2007:97).

5) Segera datang ke masjid atau musala ketika mendengar adzan

(Musbikin, 2007:308).

6) Mengingatkan teman untuk shalat berjamaah (Musbikin,

2007:32).

7) Melaksanakan shalat berjamaah dengan membaca bacaan shalat

dengan baik (Musbikin, 2007:158).

8) Memperhatikan kerapatan saf ketika shalat berjamaah (Numair,

2005:124).

9) Mengenakan pakaian yang rapi ketika shalat berjamaah

(Musbikin, 2007:137).

10) Membaca doa setelah shalat berjamaah (Shiddieqy, 2001:69).

2. Perilaku Sosial

a. Perilaku Sosial

Perilaku adalah melakukan suatu langkah atau tindakan

(Poerwadaminta, 2006:1141). Sosial adalah segala sesuatu mengenai

(26)

Jadi berdasarkan definisi di atas perilaku sosial merupakan

suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk

menjamin keberadaan manusia (Ibrahim, 2001)

b. Indikator Perilaku Sosial

Perilaku sosial ini, bisa dijadikan indikator sebagai berikut:

1) Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.

2) Taat peraturan di masyarakat

3) Sopan dalam berbicara.

4) Memaafkan kesalahan orang lain

5) Menjenguk teman atau kerabat yang sakit

6) Tidak melakukan perbuatan anarkis.

7) Tolong menolong sesama

8) Menahan amarah (Bimo Walgito, 2003: 128)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif

dengan jenis penelitian korelasional.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang

menekankan analisannya pada data-data nimeric (angka) yang diolah

dengan metode statistika (Azwar, 1998:5).

(27)

Penelitian ini dilaksanakan di Ma’had Putri Kembangarum STAIN

Salatiga. Waktu penelitian ini sekitar 3 bulan, milai bulan Juli 2014

sampe dengan bulan September 2014.

3. Populasi dan Sample

a. Populasi

Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran

penelitian (Bungin, 2006:99). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 dengan jumlah 150 santri.

b. Sample

Sample adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi

jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka subjek dapat di ambil

antara 10-15 % atau lebih (Arikunto, 2006:20). Dari sini penulis

mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi, yaitu 30

santri.

Dalam mengambil sampai, penulis menggunakan Random

Sampling (pengambilan sampel secara acak). Teknik sampling ini

dalam pengambilan sampelnya dengan “mencampur” subjek-subjek

di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan

(28)

subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel

(Arikunto, 2006:134).

Adapun cara pengambilan sampel subjek disesuaikan

dengan besar populasi dan banyaknya sampel yang dibutuhkan.

4. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini ada

dua variabel, yaitu:

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebes (X) yang mempengaruhi

variabel lain. Dalam hal ini variabel X-nya adalah keaktifan salat

berjamaah.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel tergantung (Y) yang dipengaruhi

oleh variabel lain. Dalam hal ini variabel Y-nya adalah perilaku

(29)

5. Metode Pengumpulan Data

a. Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data

melalui formulir-formulir yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang

untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67).

b. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan-pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

diselidiki (Mustofa, 2007:56).

Dalam hal ini, penulis menggunakan observasi langsung,

yaitu pengamatan dan pencatatan yang di lakukan terhadap objak di

tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi

berada bersama objek yang diselidiki.

c. Wawancara

Interview yang sering disebut dengan wawancara ataua

kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

(30)

Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan

responden untuk melengkapi data-data yang diperoleh di Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data

mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat

kabar, notulen, aganda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 188).

Dengan metode dokumentasi, penulis gunakan untuk

mendapatkan gambaran umum tentang ma’had, arsip-arsip dan

data-data santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.

6. Instrumen Penelitian

Instruman yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket.

Dalam penelitian ini, angket yang penulis persiapkan ada dua,

yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana keaktifan salat

berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun

2014 dan angket yang kedua untuk mengetahui bagaimana perilaku

sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.

Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap

paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk

menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pertanyaan dari

(31)

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keaktifan Shalat Berjamaah

Santri Ma’had Putri STAIN Salatiga tahun 2014

No Indikator Jumlah soal Item soal

1. Melaksanakan shalat berjamaah setiap

hari

1 1

2. Melaksanakan shalat berjamaah

dengan ikhlas

1 2

3. Melaksanakan shalat berjamaah

meskipun sibuk

atau aula ketika mendengar adzan

1 5

6. Mengingatkan teman untuk shalat

berjamaah

1 6

7. Melaksanakan shalat berjamaah

dengan membaca bacaan salat dengan

baik

1 7

8. Memperhatikan kerapatan saf ketika

shalat berjamaah

1 8

9. Mengenakan pakaian yang rapi ketika

hsalat berjamaah

1 9

10. Membaca doa setelah shalat

berjamaah

1 10

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Intrumen Angket Perilaku Soaial Santri Ma’had

(32)

No Indikator Jumlah Soal Aitem soal

4. Memaafkan kesalahan

orang lain

2 5

5. Menjenguk teman atau

kerabat yang sakit

1 6,7

6. Tidak melakukan perbuatan

anarkis

1 8

7. Tolong menolong sesama 1 9

8. Menahan amarah 1 10

7. Analisis Data

Di dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian

kemiudian penulis menganalisis dengan analisis dengan analisis

kuantititatif / analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan yaitu suatu tahap dalam mengelompokkan data

yang ada dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan

pengolahan sepenuhnya.

Analisis pendahuluan ini menggunakan tektik analisis data dengan

(33)

P=

x 100%

Keterangan:

P : Angka presentasi.

F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya.

N : Jumlah frekuensi atau banyaknya indifidu.

b. Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis adalah untuk menguji hipotesis dengan cara

mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik yang

manggunakan rumus product moment. Adapun rumus product

momentadalah sebagai berikut:

Keterangan:

X = Keaktifan Salat Berjamaah

Y = Kedisiplinan Balajar Siswa

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

(34)

∑y = Jumlah nilai variabel y

X2 = Kuadrat dari variabel x

Y2 = Kuadrat dari variabel y

xy = Produk dari variabel x dan y

N =Jumlah individu yang diteliti

c. Analisis Lanjut

Mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (rₒ) dengan nilai

r rapat pada tabel (rt). Dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika rxy lebih besar dari pada rₒ (rxy> rₒ) maka hasilnya signifikan.

2) Jika rxy lebih kecil dari pada rₒ (rxy< rₒ) maka hasilnya tidak signifikan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulis dan pembahasan maka perlu

penulis menyusun langkah-langkah sistematis:

1. Bagian Awal

Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman lembar berlogo,

halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, dan

halaman dartar tabel, serta daftar lainya.

(35)

Bagian ini menguraikan isi skripsi yang terdiri dari beberapa bab, yaitu:

BAB I: Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan

penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : Landasan Teori. Menjelaskan secara rinci tentang

keaktifan shalat berjamaah dan perilaku sosial.

BAB III : Laporan Hasil Penelitian. Berisikan tentang gambaran

umum Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 dan

uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel.Kajian ini meliputi sejarah

singkat, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan

pengasuh dan santri, keadaan sarana prasarana, daftar responden serta

penyajian data hasil penelitian.

BAB IV : Analisis data dan pembahasan, meliputi analisis

pendahuluan, analisis uji kompetensi, dan analisis lanjut.

BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian Akhir

Bagian ini terdiri atas daftar pustara, lampiran-lampiran dan daftar

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keaktifan Shalat Berjamaah

1. Pengertian Keaktifan Shalat Berjamaah

Keaktifan shalat berjamaah merupakan gabungan dari beberapa

kata yang mempunyai arti kata tertentu, yaitu: keaktifan, shalat dan

berjamaah.

Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta,

1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseorang dalam

melaksanakan sesuatu kegiatan, khususnya dalam melaksanakan shalat

berjamaah.

Shalat menurut istilah bahasa berarti doa. Menurut istilah (ahli

fiqih) berarti: perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri

dengan salam dengan syarrat-syarat yang tertentu (Idris dan Ahmadi,

1994:33).

Adapun pengertian jamaah disini yaitu berasal dari bahasa Arab

jama‟ah, yang berarti kumpulan atau mengumpulkan (Aunullah, 2008: 190), sedangakan shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan

bersama-sama dengan paling sedikitnya adalah imam dan seorang

(37)

Jadi, pengertian keaktifan shalat berjamaah menururt penulis

adalah suatu kegiatan melakukan ibadah shalat yang dilaksanakan secara

bersama-sama.

2. Dasar Hukum Shalat Berjamaah

Dasar hukum salat berjamaah terdapat dalam Al Quran, Allah

SWT berfirman dalam Quran surat An Nisa ayat 102 :

ُمَُلَ َتْمَقَأَف ْمِهيِف َتْنُك اَذِإَو

(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang

golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu

(38)

Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (QS. An-nisa : 102)

Secara tegas, ayat ini menunjukkan kewajiban shalat berjamaah

meskipun di saat perang. Pada saat persng tengah berkecamuk, kita diberi

keringanan untuk shalat sendiri sesuai dengan kemampuan, baiaksambil

berjalan maupun menaiki kendaraan, baiak menghadap kiblat atau tidak.

Maka suci Allah, sesungguhnya kewajiban shalat tidak dapat ggugur

dengan alasan apapun, meskipun seorang muslim saat itu berada di ujung

kematian (Numair, 2005:107). Hal ini firman Allah dalam Quran Surat

Al Hijr ayat 99 :

ُيِقَيْلا َكَيِتْأَي َّتََّح َكَّبَر ْدُبْعاَو

Artinya: “dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr : 99)

Dengan demikian, seorang muslim tidak boleh meninggalkan

shalat berjamaah kecuali ada udzur dan halangan.

3. Hukum Shalat Berjamaah

Mengenal hukum hsalat berjamaah, terjaadi ikhtilaf diantara para

ulama. Khusus mengenai shalat jumat, semua ulama sepakat bahwa

(39)

Ulama Mazhab Hnafi dan Mazhab Maliki berpandangan bahwa

hukum shalat berjamaah dalam shalat fardu selain jumat adalah sunnah

muakad bagi laki-laki yang balig, berakal, merdkadan mampu

menghadirinya tanpa kesulitan yang sangat. Adapun Mazhab Syafi’i

menyatakan bahwa shalat berjamaah adalah fardu kifayah bagi laki-laki

yang balig, merdeka dan bukan musafir. Dengan demikian, dalam suatu

kawasan harus didirikan setidaknya satu shalat berjamaah di tempat

umum seperti masjid sehingga tampak adanya syiar (tanda aktivitas

keagamaan) Islam. Sementara itu, Mazhab Hambali berpendapat bahwa

berjamaah dalam shalat fardu hukunya adalah fardu ain bagi orang yang

tidak memiliki udzur. Namun demikian, berjamaah bukanlah syarat

sahnya salat (Aunullah, 2008 : 192).

4. Syarat-syarat shalat Berjamaah

Shalat berjamaah dapat dilakukan minimal oleh dua orang, yaitu

terdiri dari imam dan makmum. Semakin banyak jumlah peserta shalat

jamaah, maka akan disukai Allah (Numair, 2005:110).

a. Syarat-Syarat Imam

Seseorang boleh dijadikan imam jima memiliki syarat-syarat

sebagaia berikut:

1) Fasih dalam membaca ayat-ayat Al Qur’an. 2) Mengerti sunnah-sunnah Rosul.

(40)

4) Jika ada beberapa orang yang setara keilmuannya, utamakan

yang lebih tua.

5) Berdiri peling depan.

6) Laki-laki (perempuan hanya boleh hanyan lebih mengimani

perempuan.

7) Tidak sedang bermakmum kepada yang lain. (Iskandar dan

Ubaidillah, 2011:83).

Beberapa hal lian yang harus diperhatikan adalah:

1) Anak kecil boleh menjadi Imam jika lebih pandai dalam hal

membaca Al Quran. Adapun jika ada orang dewasa yang lebih

pandai, maka anak kecil tersebut tidak boleh menjaadi imam.

Hal ini dimaksudkan menghindari perbedaan pendapat ulama

mengenai sahnya anak kecil menjadi imam.

2) Wanita tidak sah menjadi imam kecuali dagi wanita dirumah.

3) Orang yang tidak memenuhi kelayakanmenjadi imam terbaik

dapat menjadi imam (meskipun orang terbaik itu ada dalam

jamaah). Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Abu Bakar

ketika menjadi Imam sementara Rasullah SAW (manusia

terbaik) menjadi makmumnya.

4) Orang yang bertayamum boleh menjadi Imam bagi makmum

yang berwudu. Sebagaimana yang terjadi ketika para sahabat

(41)

perang Dzatus-Salasil, dan Rosulullah SAW tidak mengingkari

salat mereka.

5) Musafir (orang yang dalam perjalanan) boleh menjadi Imam

bagi orang yang tidak musafir sebagaimana Rosulullah SAW

saat safar menjadi imam bagi masyarakat Makkah.

6) Jika makmum seorang diri, maka ia berdiri di sebelah kanan

Imam. Demikian juga jika seorang perempuan yang sendirian

bermakmum kepada imam perempuan. Jika makmum terdiri

dari dua orang, maka mereka terdiri dibelakang Imam Jika

terdapat banyak makmum laki-laki dan perempuan, maka para

lelaki berdiri di belakang imam, sementara para perempuan

berdiri di belakang jamaah laki-laki. Jika makmum terdiri dari

orang laki-laki (meskipunanak kecil) dan seorang perempuan,

maka makmum lelaki tersebut berdiri di sini kanana imam,

sementara makmum perempuan berdiri di belakang keduanya.

7) Pembatas atau penutup (sutrah) yang digunakan oleh imam juga

merupakan pembatas bagi makmum yang berdiri tepat

dibelakang imam. Untuk itu, jika imam telah menyediakan lagi

(yang khusus untuk mereka).

8) Jika saat shalat imam terimgat bahwadia belum wudu, atau

tiba-taba dia berhadas, mimisan (mengeluarkan darah dari hidung)

berdarah atau mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa

(42)

makmum untuk menggantikan posisinya guna meneruskan

shalat, semantara dia sendiri belum keluar dari shalat jamaah.

9) Seorang imam disunnahkan untuk tidak memperlambat salatnya,

kecuali dalam rakaat pertama, jika orang yang terlambat ikut

jamaah masih diharapkan dapat menyusul.

10) Orang yang tidak disenangi (jamaahnya) makruh untuk menjadi

imam, jika hal itu disebabkan alasan syar‟i (bukan karena alasan pribadi). Hal ini bagi sebagian orang dianggap telah

mengganggu kekhusyukan dan ketenangan shalat.

11) Disunnahkan bahwa makmum yang dekat dengan imam adalah

orang-orangyang berilmu dan mulya.

12) Imam dan makmum disunnahkan meratakan saf dan

merapatkannnya sehingga tampak lurus. (Numair,

2005:118-124).

Hal ini menunjukkan bahwa untuk menajdi imam (pemimpin)

memerlukan syarat-syarat tertentu atau kualifikasi tertentu, namun

hal ini tidak diperlukan bagi makmum (Haryanto, 2007 : 123).

b. Syarat-syarat makmum

Makmum terbagi menjadi dua, yaitu makmum muwaffiq dan

makmum masbuq. Makmum muwaffiq yaitu orang yang cukup untuk

membaca Al-Fatikhah bersama imam, sedangkan makmum

(43)

untuk membaca Al-Fatikhah beserta imam (Abdurrohman & Bakhri,

2006:148).

Berikut ini adalah beberapa syarat sah menjadi makmum dan

mendapatkan pahala saat shalat berjamaah, yaitu:

1) Makmum harus berniat mengikuti imam.

2) Makmum harus mengikuti imam dalam segala gerakan.

3) Mengetahui gerak-gerik pekerjaan imam, baik dengan

mendengar suaranya atau suara mubalighnya, maupaun melihat

sendiri gerakanya atau di depannya.

4) Berada dalam satu tempat, seperti di satu rumah atau masjid.

Namun sebagian ulama tidak menyaratkanya. Hal ini hanya

sunnah karenayang penting dia mengatahui gerak-gerik

perpindahan imam.

5) Tidak ada pembatas atau penghalang antara imam dan makmum.

6) Makmum tidak boleh mendahului imam.

7) Tempat berdiri makmum harus dibelakang imam, ukuran jarak

bagi orang yang shalat berdiri adalah tumitnya, sedangkan untuk

yang duduk adalah pinggulnya.

8) Tata cara pelaksanaan shalat makmum dan imam sama.

9) Laki-laki tidak boleh bermakmum kepada perempuan.

10) Makmum qori (fasih bacaan Fatihahnya) tidak boleh

bermakmum kepada imam yang ummi (yang tidak bagus bacaan

(44)

Orang yang datang kemasjid sementara shalat masih

berlangsung, maka ia wajib segera ikut bersama imam

bagaimanapun posisi imam saat itu, baik sedang rusak, sujud, duduk

ataupun berdiri.

Seorang makmummendapat satu rekaat jika mendapatkan

rukuk bersama imam sebelumimammengangkat kepalanya. Ketika

imam salam, maka makmum harus menyempurnakan rakaat yang

imam salam, maka makmum harus menyempurnakan rakaat yang

tertinggal (Numair, 2005:126-127).

5. Shalat yang Disunnahkan Berjamaah

Ada 6 salat yang disunnahkan berjamaah, yaitu sebagai berikut:

a. Shalat maktubah (shalat fardu 5 waktu)

b. Shalat dua hari raya (Idul fitri dan Idul Adha)

c. Shalat kusuf (gerhana matahari dan bulan)

d. Salat istisqa (minta hujan)

e. Shalat tarawih dan witir pada bulan Ramadan.

f. Shalat jenazah (Abdurrohman & Bakri, 2006:148-149).

6. Anjuran Dalam Shalat Berjamaah

Berikut ini adalah beberapa anjuran dalam melaksanakan shalat

(45)

a. Mandi

Mandi adalah salah satu hal yang dianjurkan sebelum

melaksanakan shalat berjamaah. Hal ini bertujuan agar salat yang

dikerjakan bisa khusuk dan tidak mengganggu jamah yang lainnya

akibat bau keringat dari tubuh kita. Selain itu, mandi juga membuat

tubuh menjadi bersih dari berbagai kotoran dan najis (Musbikin,

2007:100).

b. Menggosok gigi

Menggosok gigi atau membersihkan mulut adalah anjuran

bagi siapa saja yang hendak melaksanakan shalat berjamaah, sebab

bila mulut tidak dibersihkan dan berbau menyengat, maka dapat

mengganggu konsentrasi shalat, baik dirinya sendiri maupun jamaah

yang lainnya (Musbikin, 2007:115)

c. Memakai pakaian yang sebaik-baiknya

Allah SAW memerintahkan kepada setiap orang yang ingin

melaksanakan shalat agar memakai pakaian yang sebaik-baiknya.

Tujuan utama orang yang akan melaksanakan shalat adalah untuk

menghadap Allah SAW. Oleh sebab itu, tidaklah pantas bila

seseorang menghadap Allah SAW dengan menggunakan pakaian

yang tidak baik atau tidak bersih (Musbikin, 2007:137).

(46)

ىَوْقَّ تلا ُساَبِلَو اًشيِرَو ْمُكِتآْوَس يِراَوُ ي اًساَبِل ْمُكْيَلَع اَنْلَزْ نَأ ْدَق َمَدآ ِنَِب اَي

َنوُرَّكَّذَي ْمُهَّلَعَل َِّللَّا ِتاَيآ ْنِم َكِلَذ ٌرْ يَخ َكِلَذ

Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A‟raf : 26)

d. Memakai harum-haruman

Memakai harum-haruman dalam shalat berjamaah

diharapkan bisa mempengaruhi jiwa, sehingga menghantarkan

seseorang untuk menggapai kekhusyukan. Sebab dengan bau harum,

akan bisa menghilangkan bau keringat yang tak jarang bisa

menggunakan jamaah lain (Musbikin, 2007:139).

e. Menjaga Kesopanan

Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan lebih dari satu

orang. Karena itu agar shalat yang dilakukan bissa mengantarkan

pada kesempurnaan dan kekhusyukan, maka antara jamaah yang satu

dengan yang lain harus terjalin hubungan yang baik, salah satu

caranya adalah dengan menjaga kesopanan (Musbikin, 2007:153).

(47)

Mengerjakan shalat di awal waktu merupakan amal kebaikan

yang paling utama, mendirikan bukti keimanan kepada Allah.

Sementara itu, mengabaikan shalat akan mengundang kemurkaan

Allah (Salim, 2007:97). Maka setelah kita mendengar azan, kita

harus menuju ke masjid atau musala untuk segera melaksanakan

shalat berjamaah.

g. Melaksanakan shalat berjamaah di masjid

Salah satu keutamaan shalat berjamaah adalah dengan

melaksanakannya di masjid. Sebab, shalat berjamaah merupakan

ibadah yang didalamnya terkandung unsur kebersamaan yang sangat

kuat. Didalamnya terkandung suatu peluang yang besar untuk saling

berkenalan dan bersatu diantara muslimin (Musbikin, 2007:12).

h. Berdoa setelah shalat berjamaah

Hal yang kita lakukan setelah shalat berjamaah adalah

berdoa. Duduklah meskipun sejenak untuk berzikir dan berdoa

sebagai tandagembira dan bersenang hati atas kesempatan

bermunajat kepada Allah SAW (Shiddieqy, 2001:69).

7. Hikmah Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah terdapatbanyak hikmah atau manfaat bagi umat

(48)

beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diambil umat Islam dari shalat

berjamaah:

a. Mematuhi Perintah Allah

Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 43:

اوُميِقَأَو

َيِعِكاَّرلا َعَم اوُعَكْراَو َةاَكَّزلا اوُتآَو َةلاَّصلا

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”(QS. Al-Baqarah : 43 )

b. Membersihkan Hati

Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al Ankaabut ayat 45:

ِنَع ىَهْ نَ ت َةلاَّصلا َّنِإ َةاَّصلا ِمِقَأَو ِباَتِكْلا َنِم َكْيَلِإ َيِحوُأ اَم ُلْتا

َنوُعَ نْصَت اَم ُمَلْعَ ي َُّللَّاَو ُرَ بْكَأ َِّللَّا ُرْكِذَلَو ِرَكْنُمْلاَو ِءاَشْحَفْلا

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut :45 )

c. Menghapus Dosa

(49)

َْبِْىْذُي ِتاَنَسَْلْا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًفَلُزَو ِراَهَّ نلا َِفََرَط َةلاَّصلا ِمِقَأَو

ِتاَئِّيَّسلا

َنيِرِكاَّذلِل ىَرْكِذ َكِلَذ

Artinya: Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Huud : 114)

d. Menyehatkan Hubungan Rumah Tangga

Bagi mereka yang terpaksa tidak bisa menjalankan shalat

berjamaah di masjid atau di mushala, mereka bisa melaksanakan

shalat berjamaah di rumah bersama-sama dengan istri ataupun

putra-putri mereka. Dengan menjalankan salat berjamaah bersama-sama

keluarga, tentunya akan semakin menambah erat hubungan rumah

tangga (Musbikin, 2007:19).

e. Melatih Kepedulian Sosial

Diantara rahasia shalat berjamaah adalah melatih diri untuk

selaku peka terhadap segala persoalan riil yang ada di lingkungan

kita. Sebab dengan rajin menjalankan berjamaah di masjid atau di

musala, maka kita akan bisa mengenal dan mendapatkan informasi

atau bahkan mengetahui keadaan orang-orang yang ada di lingungan

kita (Musbikin, 2007:32).

Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bisa

(50)

menuju kedalam kebaikan, contohnya kita mengajak tetangga atau

teman untuk melaksanakan salat berjamaah berssama-sama.

Allah SAW berfirman dalam Quran Surat Al Maidah ayat 2:

ََّللَّا اوُقَّ تاَو ِناَوْدُعْلاَو ِْثْلإا ىَلَع اوُنَواَعَ ت لاَو ىَوْقَّ تلاَو ِِّبْْلا ىَلَع اوُنَواَعَ تَو

ِباَقِعْلا ُديِدَش ََّللَّا َّنِإ

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah : 2)

f. Melatih disiplin dan berfikir positif

Diantara manfaat shalat berjamaah adalah untuk belajar

berdisiplin dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu

mengikuti imam dalam sumua takbir atau gerakanya dalam shalat,

dan tidak mendahuluinya, memperlambat diri darinya, bersamaan

dengannya atau berlomba-lomba dengannya (Musbikin, 2007:51).

Selain melatih siakp disiplin, shalat berjamaah juga bisa

menumbuhkan khasiat dalam dalam berpikiran positif. Sebab orang

yang sering berjamaah akan merasa bahwa dia hidup di dunia ini

tidak semndirian. Tapi masih ada orang lain yang bisa diajak untuk

berbagi pengalaman dan diajak bertukar pikiran untuk mengatasi

(51)

Allah SAW berfirman dalam Quran Surat An Nisa ayat 103: dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. An-Nisa : 103) katanya; aku menyetorkanhapalan kepada Malik dari Nafi‟dari ibnu

Umar, bahwa Rasulluah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: „shalat jama‟ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian “ (muslim, T.T :122)

h. Menyehatkan fisik dan psikis

Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat shalat berjamaah

bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh, baik dari segi fisik maupun

psikis:

(52)

Menjalankan shalat harus dilandasi dengan niat yang iklas

ini, insya Allah shalat lebih mudah untuk mencapai

kesempurnaannya. Ikhlas yang dimaksud disini adalah beramal

tanpa maksud lain kecuali taqarrub kepada Allah

(Musbikin,2007:53).

Dari sudut pandang kesehatan, keiklasan atau kepasrahan

ternyata mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat bagi

kesembuhan sebuah penyakit. Orang yang pasrah adalah orang

yan memosisikan dirinya pada kondisi kosong. Hal ini mereka

yang pasrah adalah orang yang hanya bersandarkan kepada

Allah SAW semata. Dia tidak menduakan dengan yang lainnya.

Shalat yang ia lakukan hanyalah tertuju kepada Allah SAW

sehingga dengan demikian, antara dia dengan Allah tidak ada

lagi pemisahnya. Karena begitu dekat, maka doannya mudah

dikabulkan (Musbikin, 2007:286).

2) Mendapatkan rasa kebersamaan

Dalam kehidupan sehari-heri, kita dianjurkan untuk

menjalankan shalat berjamaah. Shalat yang dilakukan secara

berjamaah, disamping mempunyai pahala yang lebih banyak

dari pada shalat sendiri,juga mempunyai nilai sosial atau

kebersamaan. Didalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan

(53)

ini jangan sekali-kali membuat orang merasa tersisihkan

(Musbikin, 2007:59).

3) Mendapatkan Rasa Diperhatikan

Seseorang yang merada tidak diperhatikan atau diacuhkan

oleh keluarganya, masyarakat atau lingkungan dimana ia berada

sering mengalami gangguan atau guncangan jiwa. Bahkan tidak

sedikit mereka yang stres, depresi dan berkhir dengan bunuh

diri. Kondisi seperti itu tentunya membawa akibat buruk bagi

kesehatan fisik orang yang mengalaminya. Karena itu,

menjalankan shalat berjamaah samgat penting sekali untuk

menghindari adanya perasaaan tidak diperhatikan oleh keluarga,

manyarakat oleh keluarga, masyarat ataupun lingkungan di

sekitar (Musbikin, 2007:43).

4) Nilai Terapi Dari Suara Imam Yang Keras

Salah satu diantara manfaat bagi kesehatan yang bisa

diperoleh ketika menjalankan shalat berjamaah adalah nilai

terapi yang bersal dari suara bacaan imam yang dikeraskan

(jahr). Hal ini membawa pengaruh positif bagi fisik maupun

psikis. Bagi sang imam yang membacannya akan menyebabkan

(54)

terlepas sehingga tekanan darahdan kadar stres berkurang.

Begitu pula saat melafalkan surat Al Fatihah dan ayat-ayat Al

Quran tersebt bisa menciptakan keseimbangan seluruh area

tubuh (Musbikin, 2007:158).

Secara psikis, mendengarkan bacaan imam yang

melafalkan surat Al Fatihah dan surat-surat Al Quran yang lain

dalam shalat berjamaah akan membuat salat tidak terasa jenuh.

Meskipun mungkin sang imam membacanya dengan cukup

panjang, shalat yang dikerjakan tidak terasa jenuh. Meskipun

mungkin sang imam membacanya dengan cukup panjang, shalat

yang dikerjakan tidak membuat lelah dan sebaliknya malah

terasa mengasikkan (Musbikin, 2007:162).

5) Nilai Terapi Shalat Berjamaah Di Masjid

Masjid merupakan salah satu tempat yanag cocok untuk

kegiatan-kegiatan semacam pengobatan atau penyembuhan

penyakit, karena mengandung energi positif. Energi-energi

positif itu berasal dari orang-orang yang sering menggunakan

masjid sebagai tempat derdoa ataupun shalat. Energi seperti

itulah yang akan terus membekas disekeliling ruangan (dalam)

masjid (Musbikin, 2007:2000).

Dari penjelasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa

(55)

yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup

umat islam.

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian Perilaku Sosial

Perilaku adalah melakukan suatu langkah atau tindakan, sedangkan

sosial adalah segala sesuatu mengenai kemasyarakatan (Poerwadaminta,

2006:1141). Perilaku sosial adalah cara berbuat atau menjalankan sesuatu

sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia (Poerwadarminta,

1976:553).

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang

merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia Ibrahim

(2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup

sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan

memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan

diantara satu orang dengan yang lain. Artinya bahwa kelangsungan

hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam

kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling

menghormati, tidak mengganggu hak orang lain serta toleran dalam

(56)

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli

Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons

antara orang yang di nyartakan dengan hubungan timbal balik antar

pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap

orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku

itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan,

atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang

merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara

yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerjasama, ada orang

yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementinglan

kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak

lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin

mencari untung sendiri. dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku sosial

adalah tingkah laku pada manusia tidak timbul dengan sendirinya namun

akibat dari adanya rangsangan atau pengaruh yang datangnya dari luar,

sehingga apabila pengaruh yang mengenainya itu pengaruh baik, maka

baik pula apa yang dikerjakan dan sebaliknya apabila pengaruh buruk

yang dia dapatkan maka buruk pula yang dikerjakan. Dari penjelasan

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan perilaku sosial adalah

suatu usaha atau proses yang dilakukan dalam rangka membangun,

membina, dan menyempurnakan serta menanamkan nilai-nilai sosial.

Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat ditunjukkan oleh sikap

(57)

bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial

dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang

terhadap objek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah

laku yamg dinyatakan terhadap salah satu objek sosial (W.A. Gerungan,

1978: 151-152).

Berbagai bentuk perilaku sosial seseoarang pada dasarnya

merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika

seseoarang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan

berkelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.

2. Contoh Perilaku Sosial

Menurut Walgito gimo (2003 : 128) contoh perilaku sosial adalah

sebagai berikut :

a. Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.

Harus mengabdikan potensi yang kita miliki terhadap masyarakat,

seperti : fikiran, tenaga dan materi yang ada pada diri kita.

b. Taat peraturan di masyarakat, bangsa dan negara.

Kita wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan demi menjaga

keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.

c. Sopan dalam berbicara.

Kehormatan seseorang adalah mereka yang mampu menjaga

(58)

d. Memaafkan kesalahan orang lain.

Kebesaran hati seseorang bercermin pada sikap dan perilaku

seseorang dalam memaafkan kesalahan orang lain.

e. Menjenguk teman atau kerabat yang sakit.

Kebahagiaan orang sakit hanyalah do’a dari orang lain, dan obatnya

adalah ketika dijenguk orang lain.

f. Tidak melakukan perbuatan anarkis.

Bagian terbaik dari seseorang adalah kebaikan, “ janganlah baik

dkamu melakukan hal-hal yang tidak baik dalam masyarakat “.

g. Tolong-menolong sesama.

Kehidupan seseorang tidak harus menjadi yang terbaik, namun

berusaha sebaik-baiknya bagi orang lain.

h. Menahan amarah.

Kemarahan tidak menyelesaikan masalah, tetapi akan menimbulkan

masalah yang baru, jika hati dibekali dengan amarah maka hati kita

akan dipenuhi rasa dendam terhadap orang lain, lain halnya

kesabaran akan meredam hawa nafsu kita terhadap tindakan, karena

kunci segala sesuatu adalah kesabaran.

(59)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, antara lain:

a. Faktor internal (faktor dari dalam)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari

dalam dirinnya, sikap, serta nafsu. Faktor intrenal ini dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif

biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual

serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya.

Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang

berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan afektif yang

berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang

merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang

diketahui manusia serta kemampuan kognitif yang merupakan aspek

volosional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan

bertindak.

Begitu banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.

Ketika faktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang

baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan

menimbulkan perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang

bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan

(60)

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar)

Faktor eksternal adalah faktor yang bersal dari luar diri

seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah

dan masyarakat akan mempengaruhi perilaku sosial seorang

individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan

sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan adanya

reinforcement (hukum dan hadiah) yang ada dalam komunitas

tersebut. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat

berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor

ekonomi individu.

Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik

pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang

tidak kondusif akan menimbulkan perilaku yang buruk sebagai

bentuk perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim

dan cuaca juga mempengaruhi perilaku seseorang. Di sini perilaku

timbul sebagai wujud penyesuaian diri terhadap cuaca yang sedang

berlangsung.

Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini

merupakan faktor penting dalam perilaku seseorang. Keadaan

ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan orang lain.

Seseorang melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya mesti

dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang

(61)

yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi melakukan

kebutuhan yang terus mendesak.

Faktor eksternal yang selanjutnya yaitu adanya hadiah dan

hukuman. Hukuman ataupun hadiah alan menjadi pendorong yang

sangat kuat dalm perilaku manusia. Seseorang akan selalu

berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya

hukuman juga akan menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku

sosial manusia. Dengan adanya hukuman dan hadiah maka seseorang

akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku.

Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia dalm

kehidupannya.

Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang

mempenguruhi perilaku sosial manusai. Baik faktor lingkungan atau

dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman)

mempengaruhib pengaruh yang sangat cukup seknifikan terhadap

perilaku sosial. Perilaku yang timbul dan juga bermacam-macam

sesuai dengan faktor mana yang menyebabkan dan mempengaruhi

Perilaku baik danperilaku buruk dapat timbul karena faktor-faktor

tersebut. Untuk perilaku baik tentu tidak menimbulkan masalah.

Namun, untuk perilaku buruk tentu akan mempengaruhi kehidupan

(62)

Perilaku sosial terdiri dari dua macam yaitu perilaku sosial

yang negatif dan perilaku sosial yang positif. perilaku sosial yang

negatif terdiri dari perilaku yang menuimpang yang tidak sesuai

dengan aturan dan norma yang berlaku baik norma masyarakat, adat

istiadat dan agama.

Perilaku sosial yang positif terdiri dari perilaku sosial dalam

lingkungan keluarga dan perilaku sosial dalam lingkungan

masyarakat.

4. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama

yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :

a. Perilaku dan karakteristik orang lain

Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang

memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan

berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun

dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan

orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh

perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting

sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku

sosial siswa karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar

dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.

(63)

Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan

pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan

berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon

pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi

pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan

terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki

dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang

siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses

dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap

aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang

akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan

benar.

c. Faktor lingkungan

Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku

sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai

atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku

sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat

yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.

d. Latar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu

terjadi.

Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu

mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam

(64)

Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang terpenting

adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap

anak.

5. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial

Hubungan keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri

ma’had sangat erat sekali terutama dalam masalah waktu. Waktu

merupakan rangkaian saat momen, kejadian, batas awal dan akhir

peristiwa. Waktu itu adalah salah satu dari titik sentral kehidupan,

seseorang yang menyia-nyaiakan waktu pada hakekatnya dia sedang

mengurangi makna kehidupanya. Nilai-nilai yang terkandung didalam

waktu akan menjadi alat pemicu dirinya untuk menampilkan wajah

seseoarang yang berdisiplin dengan waktu (Tasmara, 2001:156).

Salat berperan sangat penting dalam menumbuhkan disiplin dan

sikap mental yang kuat bagi yang selalu mengerjakannya dengan baik.

Hal ini sebagaimana yang diterangkan pada firman Allah dalm Quran

Surat Al Baqoroh ayat 45.

َيِعِشاَْلْا ىَلَعلاِإ ٌةَيرِبَكَل اَهَّ نِإَو ِةلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب اوُنيِعَتْساَو

Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.

Salah satu manfaat shalat berjamaah adalah untuk belajar

Gambar

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen  Angket Keaktifan Shalat Berjamaah
Tabel 3.1  Sarana dan Prasarana Ma’had Putri Kembangarum
Tabel 3.2 Jadwal kegiatan Kegiatan Harian Ma’had Putri
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Mingguan Santri Ma’hat Putri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi. dan korelasi dengan langkah-langkah sebagai

Pada beberapa tahap penggunaan model Contextual Teaching and learning (CTL) guru mulai membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal,

Tujuan dari kegiatan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah merancang dan membuat sistem penjualan online ( web-store ) untuk Rodalink sebagai alternatif bagi

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diselesaikan adalah “m embangun suatu Aplikasi Pengolahan Data Pelatihan Peserta Usaha pada Bidang

lembaga keuangan, memiliki peranan yang sangat penting dalam

Apabila terjadi penempatan karyawan yang kurang tepat, maka akan dapat menimbulkan turunnya semangat kerja sehingga berdampak negatif bagi perusahaan dalam mencapai hasil

dalam kegiatan organisasi atau perusahaan untuk dapat memberikan hasil kerja.. (output), dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk

Proksi dari intergovernmental revenue dalam penelitian ini menggunakan perbandingan antara total dana perimbangan dengan total pendapatan.. Intergovernmental revenue diukur