Experimental Investigation on the Effect of Web Opening Dimension on the
Behavior of RIC Hybrid Deep T-Beam Subjected to Pure Torsion
Ade Lisantono1)
M. Sahari Besari2)
Ridwan Suhud3)
Biemo W. Soemardi4)
Abstract
An experimental study was conducted to investigate the effect of web opening dimension on the behavior of rein-forced concrete hybrid deep T-beam subjected to pure torsion. Four reinforced concrete hybrid deep T-beams were tested under pure torsion, where the three beams with different dimension of circular web opening and the other beans without opening as a reference beam. The testing program and experimental results are presented. The results show that dimension of circular web opening with diameter more than 100 mm significantly reduces the cracking and ultimate torque. It is also shown that the angle of crack inclination with respect to the longitudinal axis of the beam increases with the increase of web opening dimension.
Keywords : Reinforced concrete hybrid deep T-beams, web opening dimension, crack pattern, cracking torque, ultimate torque,
angle of twist.
Abstrak
Suatu studi eksperimental telah dilakukan untuk meneliti pengaruh dimensi bukaan pada perilaku balok tinggi-T hybrid beton bertulang yang dikenai torsi murni. Empat balok diuji dibawah beban torsi murni, dimana tiga balok mempunyai dimensi bukaan yang berbeda dan satu balok tanpa bukaan sebagai tolok ukur. Program pengujian dan hasil-hasilnya disajikan dalam makalah ini. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa dimensi bukaan dengan diameter lebih dari 100 mm secara signifikan mengurangi kekuatan torsi pada saat retak dan saat maksimum. Hasil eksperimental juga menunjukkan bahwa sudut kemiringan retak terhadap sumbu memanjang balok meningkat dengan meningkatnya dimensi bukaan.
Simulasi Perhitungan Tebal Selimut Beton Minimum
terhadap Perubahan Jarak Bangunan dari Garis Pantai
Agus Santosa Sudjono1)
Abstrak
Masalah serangan dari klorida biasanya muncul ketika ion klorida dari luar masuk ke beton. Pada umumnya, sumber dari ion klorida adalah air laut yang bersetuhan dengan beton. Tetapi, klorida juga dapat berada di permukaan beron dalam bentuk tetesan uap air laut yang sangat halus (berasal dari penguapan yang terjadi di laut dan dibawa oleh angin) atau dalam bentuk debu yang kemudian menjadi basah karena embun. Klorida dalam bentuk itu dapat terbang sampai lebih 2km dari garis pantai. Karena itu, studi analisis ini bertujuan untuk mengetahui tebal ,selimut beton dan W/C yang optimal terhadap perubahan jarak bangunan dari garis pantai.
Kata-kata kunci: tebal selimut beton, ion klorida, korosi, kerusakan beton. Abstract
The problem of chloride attack arises usually when chloride ion ingress from outside to concrete. Generally, the source of chloride ion' is sea water in contact with concrete. However, chloride can also be deposited on the surface of concrete in the form of air borne very fine droplets of sea water (rose from the sea by evaporation and carried by wind) or of air borne dust which subsequently become wetted by dew. The air borne chloride can travel greater than 2km from beach line. Therefore, the purpose of
this analysis study is to know optimal concrete cover and W/C minimum toward change of the distance of building from beach line.
Pengaruh Beban Berulang terhadap Lobar Retak Pelat Beton Satu Arah
dengan Pendekatan Mekanika Retakan
Agoes Soehardjono M1)
IGP Raka2)
Priyo Suprobo2)
Abstrak
Masalah lebar retak merupakan hal yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Rumusan yang ada masih menunjukkan penyebaran yang lebar dan pengaruh beban berulang terhadap lebar retak dianggap belum memuaskan. Hal ini telah diungkapkan oleh beberapa peraturan international seperti Eurocode 2 dan ACI 318. Analisis tentang pengaruh beban berulang terhadap lebar retak pelat beton satu arah dengan pendekatan mekanika retakan akan mengamati pengaruh variasi tegangan baja, angka tulangan, dan beban berulang. Analisis tinggi retak awal (ξi) dan laju perambatan retak ξi= f(fc,N)) pada material komposit (beton bertulang) akan dibahas dalam menentukan lebar retak. Perhitungan lebar retak merupakan pengembangan rumusan hasil eksperimen (A. Carpinteri) dan peneliti lain dalam menentukan rumusan usulan. Studi parameter dilakukan terhadap pelat beton dengan memperhitungkan faktor intensitas tegangan KIC akibat kombinasi beban aksial / momen, dan hasilnya menunjukkan bahwa
parameter tegangan baja dan beban berulang merupakan parameter yang penting. Ternyata pada tegangan baja tertentu (fs/fy = 0. 6) dan beban berulang diatas nilai tertentu (N > 8.560.000 kali), beban berulang (N) mernpengaruhi lebar retak dengan fungsi logaritma pangkat (w = 0,1267 log 0,2495')sampai kondisi batas lelah (N = 10.000.000 kali).
Kata-kata kunci: beban berulang, laju perambatan retak, lebar retak. Abstract
The problem of crack width is the case that must he observed further. The formula available still shows wide scatter and the effect of repealed loading to crack width regarded that it has not satisfied vet. This case has been expressed by some international rules such as Euro code 2 and ACI 318. The analyze about the effect of repeated loading to crack width on one-way slab with fracture mechanic approach will observe the effect of the variation of the steel stress, the reinforcement ratio and the repeated loading. The analyze of the initial crack depth (ξ) and the crack growth rate (ξ = f(fs,N)) on composite material (reinforced concrete) will be discussed to determine the crack width. The crack width calculation is the development of the result of experiment (A. Carpinteri) and other observer to determine proposed formula Parameter study is done to the concrete slab by calculating the stress intensity factor KIC: due to the axial moment load combination, and the result shows that the steel stress and the repeated loading parameter are the
important parameter. In fact in the steel stress (fc/fv = 0,6) and the repeated loading above certain value (N > 8.360.000 times), the repeated loading effect the crack width with power logarithmic function (w - 0,1267 log 0,24954)until fatigue limit state (V = 10.000.000
times).
Simulasi Dampak Peningkatan Demand terhadap Energi Listrik dalam
Pemodelan Pengoperasian Waduk Kaskade
Iwan K. Hadihardaja1)
Eva Vannya Martha2)
Indratmo Soekarno1)
Abstrak
Peningkatan kebutuhan (demand) terutama air baku non irigasi pada dewasa ini relatif tidak dapat terkendali secara sistemik dalam kerangka tata ruang. Hal ini antara lain disebabkan oleh pertumbuhan kegiatan ekonomi yang mendorong arus urbanisasi yang sangat cepat dan terpusat pada suatu wilayah tertentu. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang merupakan wilayah hidrologis yang mendukung keberlanjutan sumber air relatif tetap dan bahkan berkurang dari waktu ke waktu akibat pengembangan DAS yang tidak berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, dalam rangka pemanfaatan sumber air secara optimal pada suatu DAS berkaitan dengan sistem pengoperasian waduk untuk menenuhi kebutuhan energi listrik dan air baku perlu diwaspadai dampak peningkatan kebutuhan tersebut terhadap keberlanjutan layanan energi listrik sesuai dengan target perencanaan pembangunan suatu waduk. Dalarn pemodelan ini dilakukan penelitian apakah dampak tersebut sangat signifikan terutama selama periode musirn kering. Disamping itu, juga dilakukan simulasi analisa trade off antara kepentingan produksi energi listrik dan pemenuhan kebutuhan air baku dan irigasi untuk periode musim kering, normal dan basah untuk rnengetahui tingkat layanan masing-masing kepentingan. Studi kasus penelitian ini dilakukan di Waduk Kaskade Citarum (Saguling, Cirata dan Jatiluhur), Jawa Barat. ,analisa ini akan rnenghasilkan keluaran prioritas tingkat layanan masing-masing kepentingan berkaitan dengan produksi energi listrik dan pemenuhan kebutuhan berdasarkan target masing-masing energi dan kebutuhan tersebut. Model tersehut diselesaikan dengan Programa Non Linier (PNL) dengan metode Generlized Reduced Gradient (GRG) berdasarkan skenario memaksimalkan energi dengan perubahan prosentasi total kebutuhan air baku (20%1), 40%1), 60%L, 80%D, 100%D, 110%D) dan irigasi dengan pola (pattern) kebutuhan yang sama yang harus dipenuhi. Hasil simulasi dan pemodelan menunjukkan hahwa peningkatan kebutuhan dihilir akan dapat memberikan penurunan energi yang relatif signifikan terutama pada musirn kering.
Kata-kata kunci: pengoperasian waduk kaskade, model optimasi programa non linter, simulasi trade off. Abstract
Increase of demand especially for raw water of non irrigation at this time is relatively uncontrollable. systematically in spatial.
framework. This is because of the economic growth that stimulates urbanization rapicly and centralized in certain region. River basin as the hidrology region that support the sustainability of water resource is relatively constant and decrease from lime to time affected by the river basin development without considering environmental aspect. Therefore, in order to utilize water resource for meeting energy and water demand, it is necessary to consider both interests in which the demand increase may affect the energy production and influence the sustainability of services for both interests based on the targets of the reservoir development. In this research, the model is developed in order to see the effect and the live! of significancy especially during dry period. On the other hand, the
simulation has been carried out to analyze the trade off between energy production and water demand (irrigation and non irrigation) during dry period. This study is carried out in Cascade Citarum Reservoir (Saguling, Cirata and Jatiluhur) in Citarum River Basin, West Java. Level of service will he the output of the trade off analysis between the interests of the energy production and water demand based on the each target. The model is solved by using Non Linear Programming (NLP) with Generalized Reduced Gradient (GRG) Method based on the the scenario of maximizing energy within different water demand (20%D, -I0%D, 60%D, 80%D, 100%D, I10%D). The result of simulation model shows that the demand increase would affect the decrease of energy production and it is relatively significant especially during the dry period.