• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembangkit PLTD Seuneubok terletak pada titik koordinat N : ,0 dan E :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembangkit PLTD Seuneubok terletak pada titik koordinat N : ,0 dan E :"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PT.PLN (persero) Area Meulaboh telah mengoperasikan unit pembangkitan PLTD Seuneubok yang terletak di Jalan Iman Bonjol, Desa Seuneubok,Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat atau sekitar ± 4 Km arah Barat Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat. Seacara geografis, unit pembangkit PLTD Seuneubok terletak pada titik koordinat N : 4°10′18,0 dan E : 0960 06’ 52,4. PLTD Seuneubok ini berada di Desa Seuneubok Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, dengan luas batas wilayah adalah sebagai berikut : (profil PLTD Seuneubok Meulaboh, 2015).

Sebelah Utara : Desa Lapang Sebelah Selatan :Desa Suak Ribee Sebelah Barat :Desa Drien Rampak Sebelah Timur : Desa Suak Raya

PLTD Seuneubok merupakan unit pembangkit Area Meulaboh, yang secara manajemen PLTD berada di bawah koordinasi PT PLN (Persero) Area Meulaboh, tetapi sistem manajemen keseluruhan berada di bawah pengawasan PT PLN (Persero) wilayah Aceh, PLTD Seuneubok berdiri di atas area ± 11.200 m2 yang terdiri dari bangunan utama dan penunjang pembangkit.

Unit pembangkit PLTD Seuneubok bergerak pada bidang pembangkit tenaga listrik berjenis pembangkit tenaga diesel yang bertujuan untuk memenuhi

(2)

kebutuhan listrik di Meulaboh dan sekitarnya. Kegiatan PLTD Seuneubok ini telah dimulai sejak tahun 1986 yang operasionalnya berada di bawah tanggung jawab Manager Area Meulaboh. Sejalan dengan kebutuhan listrik di Meulaboh dan sekitarnya, maka PLTD Seuneubok dibantu peralatan pembangkit dengan pola sewa (PLTD Rental). PLTD Seuneubok memiliki 8 (Delapan) unit mesin pembangkit jenis diesel dengan daya terpasang 21.362 kW dan daya mampu 11.900 kW. PLTD Seuneubok memiliki 2 pembangkit yaitu PLN dan sewa, dimana PLN terdiri dari 12 orang operator dan 1orang hard, sedangkan sewa terdiri 30 orang (ProfilPLTD Seuneubok Meulaboh, 2015).

4.2Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehat taun kerja (SMK3) pada PLTD Seuneubokyang telah dilaksanakan pada tanggal 25 Februari s/d 07 Maret 2016 dengan menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan utama dan informan pendukung. Informan utama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penanggung jawab sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada PLTD Seuneubok(IU) dan informan triangulasi adalah karyawan pada PLTD Seuneubok sebanyak 3 orang (IT1, IT2 dan IT3).

Adapun hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama dan informan triangulasitentang penetapan kebijakan K3, perencanaan, pelaksanaan penerapan program, pelaksanaan pengukuran dan evalusai program, tinjauan ulang terhadap penerapan program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada PLTD Seuneubokadalah sebagai berikut:

(3)

4.2.1Informan Utama

4.2.1.1 Penetapan Kebijakan K3

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU) mengenaiproses penerapan kebijakan K3 pada PLTD Seuneubok yaitu sesuai peraturan yang telah dikeluarkan dan sesuai dengan yang diatur dan dikeluarkan oleh perusahaan, dimulai dari dibentuknya lembaga keselamatan dan kesehatan kerja(K3), dibentuknya kebijakan K3 dan sampai dilaksanakan dilapangan, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

“Sesuai yang sudah diatur atau sesuai peraturan yang telah dikeluarkan, kami disini mempunyai yang namanya safety is number one yaitu keselamatan adalah yang utama, seperti contohnya ada berkerja di ketegangan tinggi, memakai perlindungan ketegangan yang tinggi, dan bekerja di ketegangan kebisingan, memakai perlindungan kebisingan, disini proses kebijakan K3 dilakukan dimulai dari dibentuknya lembaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dibentuknya kebijakan K3 dan sampai dilaksanakan dilapangan, jadi kami proses pelaksanaannya”.

Sementara itu hasil wawanacara dengan informan utama (IU) mengenai siapa yang dilibatkan dalam penetapan kebijakan K3 yaitu Manajemen dan tim panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3), seperti cuplikan

indepth interview berikut ini :

“Disini dalam penetapan kebijakan K3, ya manajemen, dan tim tim panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3), sudah ada timnya, maka saya bilang tadi, timnya itu dimana, ya ada di area/lapangan”.

(4)

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU) tentangproses penerapan kebijakan K3 pada PLTD Seuneubokdapat disimpulkan sesuai peraturan yang telah dikeluarkan dan yang sudah diatur oleh perusahaan, dimulai dari dibentuknya lembaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dibentuknya kebijakan K3 dan sampai dilaksanakan dilapangan, dalam proses penerapan dilibatkan yaitu manajemen dan tim panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3).

4.2.1.2Perencanaan K3

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU) mengenai proses penyusunan perencanaan K3 yang dilakukan dalam identifikasi bahaya pengendalian resiko pada kegiatan yang ada yaitu sudah ada manajemen resiko, yaitu ada teknisi dan non teknisi maupun K3, untuk penyusunan adalah sebelum melakukan pekerjaan, sudah merencanaan program pekerjaan dengan mengeluarkan profil resiko yang disetujui oleh tim manajemen, dengan melibatkan tim manajemen resiko dan manajemen, seperti cuplikan

indepth interview berikut ini :

“Kami ada nama manajemen resiko, jadi manajemen resiko bukan hanya berbaur K3 saja, tapi kami disini ada teknisi dan non teknisi, maupun K3, proses penyusunan ada namanya enterpress risk management atau tim manajemen resiko yang ada di area, setiap pekerjaan ada profil pekerjaan,didalam resiko ini ada mitigasi (upaya yang dilakukan untuk memperkecil resiko), dalam hal ini resiko tidak bisa dihilangi, tapi bisa diperkecil, maka setiap melakukan

(5)

pekerjaan, maka pekerja harus diwajibkan memakai alat safety, dalam penyusunan perencanaan K3 melibatkan tim manajemen resiko dan manajemen”.

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU) tentang proses penyusunan perencanaan K3 yang dilakukan dalam identifikasi bahaya pengendalian resiko pada kegiatan yang ada dapat disimpulkan sudah ada manajemen resiko, yaitu ada teknisi dan non teknisi maupun K3, untuk penyusunan adalah sebelum melakukan pekerjaan, sudah merencanaan program pekerjaan dengan mengeluarkan profil resiko yang disetujui oleh tim manajemen, agar dalam mengatasi resiko yang ada mapun dalam menjaga pekerja dengan melibatkan tim manajemen resiko dan manajemen.

4.2.1.3 Pelaksanaan Penerapan Program

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU) mengenai perusahaan dalam pelaksanaan penerapan program rencana K3 di perusahaan ini yaitu dilakukan dengan memenuhi target setiap perusahaan, dengan melibatkan seluruh unsur yang ada didalam perusahaan dan tim P2K3, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

“setiap perusahaan pasti ada target, kami mempunyai terget dalam K3, ketika terjadi kecelakaan pada saat kerja, maka kami dinilai atau diberikan nilai mines (-), jadi kami/perusahaan sangat mengutamakan yang namanya K3, salah satunya contoh melakukan simulasi kebakaran dalam 3 bulan sekali, menyediakan rambu-rambu kecelekaan, maka disini yang dilibatkan adalah seluruh unsur yang ada didalam perusahaan dan tim P2K3”.

(6)

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU) tentangproses pelaksanaan penerapan program rencana K3 yang dilakukan dapat disimpulkan inpeksi dilakukan dengan cara kerjasama antar tim, dengan memantau kinerja K3 dilapangan, dengan memenuhi target setiap perusahaan, dengan melibatkan seluruh unsur yang ada didalam perusahaan dan tim P2K3.

4.2.1.4 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU) mengenaiproses inspeksi pengujian dan pemantauan kinerja K3 yang dilakukan yaitu dilakukan evaluasi terkait K3 yang ada diperusahaan dan dilakukan inspeksibaik APD dan tabung APAR (Tabung Pemandam), dan evaluasi yang dilakukan perbulan diakumulasikan dalam setahun seperti perbulan, pertriwulan, semester, dan tahunan, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

“pengujian dan pemantauan kinerja K3 kita mengadakan evaluasi pada PT. PLN area Meulaboh dan unit-unit sejauh mana penerapan SMK3 berjalan, Disini kami melakukannya perbulan diakumulasi dalam setahun, dimana perbulan, pertriwulan, semester, dan tahunan, untuk infeksi yang dilakukan yaitu APD dan tabung apar”.

Sementara itu hasil wawanacara dengan informan utama (IU) mengenai proses catatan K3 yaitu ada dilakukan dan P2K3 yang melakukan proses catatannya, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

(7)

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU) mengenaiproses pengadaan audit SMK3 yaitu dilakukan antar unit PLN, unit yang dipandu oleh tim P2K3, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

“Kami yang lakukan untuk audit K3, kami melakukan antar unit PLN, melakukan antar unit yang dipandu oleh tim P2K3”.

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU) tentangproses inspeksi pengujian dan pemantauan kinerja K3 yang dilakukan dapat disimpulkan dilakukan evaluasi terkait K3 yang ada diperusahaan dan dilakukan inspeksi baik APD dan tabung apar, dan evaluasi yang dilakukan perbulan diakumulasikan dalam setahun seperti perbulan, pertriwulan, semester, dan tahunan. Proses catatan K3 yaitu ada dilakukan dan P2K3 yang melakukan proses catatannya, dan proses pengadaan audit SMK3 yaitu dilakukan antar unit PLN, unit yang dipandu oleh tim P2K3.

4.2.1.5 Tinjauan Ulang terhadap Penerapan Program

Hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan utama (IU) mengenaiproses yang dilakukan dalam tinjuan ulang terhadap penerapan kebijakan K3 yaitu ada dilakukan rapat bulanan yang dilakukan oleh tim P2K3, rencana kerja dalam satu minggu serta ada apa dengan hasil yang dicapai minggu yang lalu, dengan melibatkan tim P2K3, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

“Nah, kami disini ada rapat bulanan P2K3 rencana kerja dalam satu minggu serta ada apa dengan hasil yang dicapai minggu yang lalu yang dilibatkan tim P2K3 untuk persetujuannya tetap manajemen”.

(8)

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan utama (IU) tentangproses yang dilakukan dalam tinjuan ulang terhadap penerapan kebijakan K3 dapat disimpulkan ada dilakukan rapat bulanan yang dilakukan oleh tim P2K3, rencana kerja dalam satu minggu serta ada apa dengan hasil yang dicapai minggu yang lalu, dengan melibatkan tim P2K3.

4.2.2 Informan Triangulasi 4.2.2.1 Penetapan Kebijakan K3

Hasil wawancara dengan informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3)tentang ketentuan penetapan kebijakan K3dalam perusahaan yaitu prosesnya penerapan K3 yang dimulai dari dibentuknya lembaga K3, dan peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemen K3,sudah ada ketentuan dalam kebijakan K3, disini ada penetapan organisasi pada setiap posisi yang tersedia, ada tersedianya anggaran, selain itu ada juga yang bertanggung jawab dalam K3,seperti cuplikan

indepth interview berikut ini :

IT1 : Emmh...Setahu saya dan tenaga kerja lainnya, bahwa di peruasahan ini

sudah ada ketntuan dalam kebijakan ee..K3, disini ada penetapan organisasi pada setiap posisi yang tersedia, ada tersedianya anggaran, selain itu ada juga yang bertanggung jawab dalam ee... K3.

IT2 : Untuk kebijakan K3 ada personil sendirinya, ada penetapan pada posisi

masing-masing, karena ketentuannya sudah dikeluar oleh peruasahan, dan sudah diterapkan oleh manajemen K3

IT3 : Prosesnya penerapan K3 yang dimulai dari dibentuknya lembaga K3,

(9)

Sementara hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3)bahwa penempatan organisasi sudah diatur oleh manajemen K3, pada setiap posisi yang diperlukan,seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : untuk penempatan oragniasa K3, itu sudah ada posisi masing-masing lah,

seperti untuk lapangan ya udah ada petugasnya, dan posisi lainnya. IT2 : posisi oganisasi itu, setahu kami itur oleh manajemen.

IT3 : Ya, disini sudah ada posisi masing-masing, ada ada lokasi penempatannya

menurut kemampuan masing-masing.

Selain itu hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang peran serta dalam pengurus kebijakan K3 yaitu petugas manajemen K3 dan tim P2K3, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : Petugas yang berwewnang di manajemen perusahaan ini

IT2 : Ya manajemen lah, juga ada tim P2K3

IT3 : tim manajemen perusahaan.

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan

triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentangproses penerapan kebijakan K3 pada PLTD Seuneubokdapat disimpulkandimulai dari dibentuknya lembaga K3, dan peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemen K3,sudah ada ketentuan dalam kebijakan K3, disini ada penetapan organisasi pada setiap posisi yang tersedia, ada tersedianya anggaran, selain itu ada juga yang bertanggung jawab dalam K3dan dilibatkan petugas manajemen K3 dan tim P2K3 dalam pengurus kebijakan K3.

(10)

Hasil wawancara dengan informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) bahwa pada perusahan memiliki manajemen resiko, penyusunan dilakukan melalui profil kerjaan yang dibuat oleh manajemen, dengan menetapkan memakai alat pelindung diri dalam bekerja, dalam penyusunan melibatkan tim manajemen resiko, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : Kami disini ada manajemen resiko, maka menajemen yang

melakukan/mengendalikan resiko

IT2 : Setau saya disini ada manajemen resiko, ya mereka yang menyusun

melalui profil pekerjaan, serta menerapkan aturan dalam bekerja yang benar

IT3 : Ya, disini dilbatkan manajen resiko, ya mereka yang menyusun maupun

mengendalikan resiko yang ada, kami pun harus punya kesadaran dalam menjaga diri.

Sementara hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) bahwa penjelasan pengurus dalam peraturan perundang-undangan dan persyaratan kepada setiap tenaga kerja yaitu dapat di mengerti oleh setiap tenaga kerja, dan aturan yang diberlakukan berjalan lancar dan terkendali, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : Alhamdulillah lancar dan aman, dari segi peraturan yang diberlakukan

menurut perudang-undangan yang berlaku dipusat.

IT2 : Dari segi penyampaian yang ada, kami bisa terima dan terlaksana aman

IT3 : Ya penjelasannya dapat diterimsa, baik dari segi peraturan, kami nyaman

(11)

Selain itu hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang anggota yang dilibatkan dalam perencanaan SMK3 yaitu petugas manajemen K3 dan tim P2K3, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : Petugas yang berwewenang di manajemen perusahaan ini, seperti yang saya

katakan tadi, sebelumnya IT2 : manajemen lah serta tim P2K3

IT3 : tim manajemen, dan petugas K3

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan

triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses penyusunan perencanaan K3 yang dilakukan dalam identifikasi bahaya pengendalian resiko pada kegiatan yang ada dapat disimpulkanpada perusahan memiliki manajemen resiko, penyusunan dilakukan melalui profil kerjaan yang dibuat oleh manajemen, dengan menetapkan memakai alat pelindung diri dalam bekerja, dalam penyusunan melibatkan tim manajemen resiko, dan setiap tenaga kerja dapat di mengerti dalam penjelasan peraturan perundang-undangan, dan aturan yang diberlakukan berjalan lancar dan terkendali, serta dilibatkan petugas manajemen K3 dan tim P2K3 dalam perencanaan SMK3.

4.2.2.3Pelaksanaan Penerapan Program

Hasil wawancara dengan informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang perusahaan menyediakan sumber daya manusia, sarana dan dana yang memadaiyaitu untuk sarana aman, dana tergantung dari petugas yang mengelola, serta tenaga tercukupi,seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

(12)

IT1 :Disini kami, untuk SDM nya, kami sudah ada pengelolanya, untuk tenaga

kerja cukup, dana yang diperlukan perusahaan semua yang atur.

IT2 : SDM ee...cukup-cup aja disini, karena anggarannya tidak ada masalah,

hanya saja, kami sebagai bawaannya ini harus bisa bekerja semaksimal mungkin, dengan melihat K3 yang sudah diatur oleh manajemen.

IT3 : Emhh...Aman dan lengkap, tidak ada masalah.

Sementara hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) bahwa identifikasi kompetensi kerja dalam manajemen perusahaanyaitu dengan mengadakan atau melaksanakan pelatihan pada tenaga kerja, seperti cuplikan

indepth interview berikut ini :

IT1 : kami disini ada dilakukan pelatihan setiap program yang mau dilakukan,

seperti dalam proses pengendalian mesin, kami harus mengikuti pelatihan dulu.

IT2 : untuk kompetensi kami ada dilaksanakan pelatihan oleh perusahaan

IT3 : ada pelatihan yang dilaksanakan oleh peruasahan.

Selain itu hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang anggota yang dilibatkan dalam pelaksanaan SMK3yaitu petugas manajemen K3 dan tim P2K3, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : Petugas yang berwewnang di manajemen perusahaan ini, seperti yang saya

katakan tadi, sebelumnya

IT2 : manajemen lah eemmhh....serta tim P2K3

(13)

Hasil wawancara dengan informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses penerapan SMK3 dalam perusahaanyaitu dari manajemen K3 memberikan arahan dan peraturan yang sudah disepakati oleh tim lainnya yang berwenang di K3, dengan menyampaikan hasil dan aturan yang ada kepada tenaga kerja, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 :Untuk proses penerapan K3, kami harus mengikutiaturan yang ada, dimana

manajemen sudah menyampaikan aturan yang ada, ee...dan harus ditaati. IT2 : Emmhh...sudah ada aturan yang berlaku

IT3 : manajemen K3 menerapkan peraturan yang ada khususnya K3, dan tenaga

harus mengikuti aturan tersebut, untuk menjamin dan menjaga kesehatan tenaga kerja.

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan

triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentangperusahaan menyediakan sumber daya manusia, sarana dan dana yang memadaidapat disimpulkan untuk sarana aman, dana tergantung dari petugas yang mengelola, serta tenaga tercukupi, identifikasi kompetensi kerja dengan mengadakan atau melaksanakan pelatihan pada tenaga kerja dengan melibatkan petugas manajemen K3 dan tim P2K3, danproses penerapan SMK3 dari manajemen K3 memberikan arahan dan peraturan yang sudah disepakati oleh tim lainnya yang berwenang di K3, dengan menyampaikan hasil dan aturan yang ada kepada tenaga kerja.

(14)

4.2.2.4Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

Hasil wawancara dengan informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses inspeksi pengujian dan pemantauan yang dilakukan yaitu dilakukan pengecekan atau evaluasi yang berhubungan dengan K3, serta dilakukan pencatatan pemeriksaan yang sedang berlangsung, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 :disini ada pengecekan atau eveluasi K3, jadi petugas K3 selalu mengecek

ulang apa yang sudah dilakukan, seperti halnya, jika perkejaan sudah selesai maka petugas K3 selalu mencatat, apa ada terjadi kendala mau kejadian lainnya.

IT2 : untuk inspeksieemmhh...ada dilakukan pengecekan dan ada cacatan yang

dilakukan oleh tim manajemen.

IT3 : ada lah, seperti ada catatan yang dilaksanakan dalam proses pemantauan

K3 oleh tim manajemen.

Sementara hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3)tentangperalatan dan metode pengujian yang ada di perusahaaan yaitu ada tersedia, dan pengujian dengan cara rapat perbulan, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : untuk alat ada tersedia, jika pengujian disini ada dilakukan rapat

perbulanan, dan apa berhasil dilaksanakan

IT2: alatnya sudah tersedia, pengujiannya tim manajemen P2K3 yang

(15)

IT3 : tim Manajen yang melakukan, kami sebagai karyawan hanya mengikuti apa

yang harus dilaksanakan.

Selain itu hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses pengadaan audit SMK3 yaitu dilakukan audit antar unit PLN yang di laksanakan oleh tim manajemen dan petugas K3 yang ada dilapangan, seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : seperti disini ada tim dari tim PLN Calang berkeja sama dengan tim PLN

Meulaboh, begitu kami sering lakukan pengadaan audit. IT2 : ada pelaksanaan antar unit.

IT3 : kami disini sudah ada koordinator lapangan yang melaksanakannya.

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses inspeksi pengujian dan pemantauan yang dilakukan dapat disimpulkan dengan pengecekan atau evaluasi yang berhubungan dengan K3, serta dilakukan pencatatan pemeriksaan yang sedang berlangsung, peralatan dan metode pengujian yang ada di perusahaaan yaitu ada tersedia, dan pengujian dengan cara rapat perbulan, serta proses pengadaan audit SMK3 yaitu dilakukan audit antar unit PLN yang di laksanakan oleh tim manajemen dan petugas K3 yang ada dilapangan.

4.2.2.5Tinjauan Ulang terhadap Penerapan Program

Hasil wawancara dengan informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses tinjuan ulang terhadap tujuan, sasaran dan kinerja K3 yaitu tim manajemen

(16)

melakukan rapat bulanan dengan tim Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 :setahu saya selama bekerja disini, ee...ada dilakukan rapat pada akhir bulan,

setelah terlaksanakannya program yang ada.

IT2 : yaalada dilakukan rapat olek tim manajemen dan tim P2K3

IT3 : ada rapat bulanan.

Sementara hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses yang dilakukan dalam tinjuan ulang dari evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3 yaitu ada dilakukan pencatatan hasil dari terlaksana program,seperti cuplikan indepth interview berikut ini :

IT1 : tim manajemen melakukan catatan hasil penerapan kebijakan K3

IT2: ada dilakukan pencatatan oleh tim manajemen K3

IT3 : setiap pekerjaan yang kami lakukan selalu ada pencatatan pada setiap

pekerjaan yang ada.

Selain itu hasil wawancara dari informan triangulasi(IT1, IT2 dan IT3) tentang proses tinjuan ulang dari hasil temuan audit SMK3 yaitu dilakukan perbaikan ulang jika ada terdapat kesalahan dan catatan hasil, seperti cuplikan

indepth interview berikut ini :

IT1 : ada perbaikan ulang

IT2 : tim manajemen melakukan perbaikan ulang

IT3 : Ada dilakukan perbaikan ulang.

Hasil pendapat dalam wawancara mendalam dengan para informan

(17)

dan kinerja K3 dapat disimpulkan tim manajemen melakukan rapat bulanan dengan tim Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), proses yang dilakukan dalam tinjuan ulang dari evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3 yaitu ada dilakukan pencatatan hasil dari terlaksana program, serta proses tinjuan ulang dari hasil temuan audit SMK3 dilakukan perbaikan ulang jika ada terdapat kesalahan dan catatan hasil.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Penetapan Kebijakan K3

Berdasarkan hasil dari penelitian maka proses penerapan kebijakan K3 pada PLTD Seuneubok sesuai peraturan yang telah dikeluarkan dan yang sudah diatur oleh perusahaan, dimulai dari dibentuknya lembaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dibentuknya kebijakan K3 dan sampai dilaksanakan dilapangan, dalam proses penerapan dilibatkan yaitu manajemen dan tim panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3).

Berdasarkan hasil diatas maka peneliti berpendapat bahwa proses pererapan kebijakan pada PLTD Seunebok sudah sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dibentuk oleh manajemen K3 dan sudah dijalankan dengan baik, berdasarkan jawab yang dipaparkan oleh responden, serta untuk pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) sudah berjalan dilapangan.

Sama halnya dengan penelitian Azmi (2008) hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan komitmen dan kebijakan tim manajemen terhadap K3 sudah

(18)

baik sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dibentuk oleh manajemen K3 pada PT. Wijaya Karya Betton Sumatera Utara.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat sebagai bentuk komitmen untuk mematuhi peraturan dan persyaratan lingkungan serta keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait sesuai dengan Permenaker PER.05/MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dengan melakukan komitmen dan kebijakan K3 yang digunakan sebagai usaha pencegahan pencemaran lingkungan dan perbaikanlingkungan secara berkelanjutan dan berkomitmen untuk melakukan usaha pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan melalui perbaikan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) secara berkelanjutan (Ramli, 2009).

Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis, pengamanan tempat, mesin, peralatan dan lingkungan kerja wajib diutamakan. Namun kadang-kadang risiko terjadinya kecelakaan masih belum sepenuhnya dapat dikendalikan, sehingga digunakan alat pelindung diri. Ketentuan mengenai alat pelindung diri diatur oleh peraturan pelaksanaan Undang-undang No. 1 tahun 1970 yaitu instruksi Menteri tenaga kerja No. Ins. 2/M/BW/BK/1984 tentang pengesahan alat pelindung diri (Suardi, 2005).

4.3.2 Perencanaan

Berdasarkan hasil dari penelitian makaproses penyusunan perencanaan K3 yang dilakukan dalam identifikasi bahaya pengendalian resiko pada kegiatan PLTD Seunebok sudah ada manajemen resiko, yaitu ada teknisi dan non teknisi

(19)

maupun K3, untuk penyusunan adalah sebelum melakukan pekerjaan, sudah merencanakan program pekerjaan dengan mengeluarkan profil resiko yang disetujui oleh tim manajemen, agar dalam mengatasi resiko yang ada mapun dalam menjaga pekerja dengan melibatkan tim manajemen resiko dan manajemen. Berdasarkan hasil yang didapat maka peneliti berpendapat bahwa untuk perencanaan sudah dilakukan dengan baik dari segi indentifikasi bahaya, pengedalian resiko pada kegiatan dan sudah ada manajemen resiko, serta sudah ada teknisi K3.

Senada dengan penelitianSyartini (2010) mendapatkan hasil bahwa proses identifikasi bahaya dilakukan oleh supervisor masing - masing departemen kemudian hasil identifikasi bahaya tersebut diserahkan kepada wakil sekretaris P2K3 agar dilakukan penilaian risiko dari bahaya yang mungkin timbul di masing-masing departemen. Hasil penilaian risiko tersebut, maka pihak K3 dapat memberikan solusi atau langkah pengendalian dari bahaya yang ada sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja.

Menurut Permenaker No. 05/Men/1996 lampiran 1 poin 2 menerangkan bahwa perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko. Usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akan lebih berhasil apabila pihak manajemen menyingkirkan masalah-masalah yang ada pada perusahaan sedini mungkin.

4.3.3 Pelaksanaan Penerapan Program

Berdasarkan hasil dari penelitian makaproses pelaksanaan penerapan program K3 pada PLTD Seunebok yang dilakukan dengan cara kerjasama antar

(20)

tim, dengan memantau kinerja K3 dilapangan, dengan memenuhi target setiap perusahaan, dengan melibatkan seluruh unsur yang ada didalam perusahaan dan tim P2K3, serta dengan pengecekan atau evaluasi yang berhubungan dengan K3, serta dilakukan pencatatan pemeriksaan yang sedang berlangsung, peralatan dan metode pengujian yang ada di perusahaaan yaitu ada tersedia, dan pengujian dengan cara rapat perbulan, serta proses pengadaan audit SMK3 yaitu dilakukan audit antar unit PLN.

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka peneliti berpendapat bahwa untuk pelaksanaan penerapan program yang ada di PLTD Seunebok seudah berjalan dengan baik yaitu terlihat dari segi kerja sama antar tim, serta ada dilakukan pemantauan dari manajemen K3 dilapanagan, serta ada pengecekan ulang kegiatan, serta ada dilakukannya evaluasi.

Hasil ini sejalan dengan Billy Wuon (2013), medapatkan hasil penerapan SMK3 diperusahaan yang sudah dilakukan dalam perlindungan keselamatan para pekerja yaitu berupa pengadaan sejumlah alat pelindung diri sebagai upaya teknis pencegahan kecelakaan kerja.

Permenaker No. 05/Men/1996 lampiran 1 disebutkan dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus menunjukkan personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan, meliputi :

1. Jaminan Kemampuan :

(21)

Pihak perusahaan telah berusaha dengan menyediakan sumber daya manusia yang berpotensi dengan melakukan tes sebelum masuk kerja. Sarana dan dana yang memadai juga dipersiapkan utuk proses produksi supaya berjalan lancar. Uraian tersebut berarti pihak perusahaan telah menerapkan jaminan kemampuan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Integrasi

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Terbukti dengan angka kecelakaan kerja menurun di perusahaan ini.

c. Tanggung jawab dan tanggung gugat

Struktur organisasi P2K3 yang berfungsi menjalankan sistem manajemen ini sekaligus mengawasinya telah melakukan tanggungjawabnya sesuai dengan tugas yang telah diberikan pada masing-masing orang.

d. Konsultasi, motivasi, dan kesadaran.

Pihak perusahaan melakukan konsultasi dengan perwakilan dari pekerja agar diperoleh hasil yang seimbang antara pihak perusahaam dengan pekerja sehingga pekerja termotivasi untuk melakukan hasil dari konsultasi tersebut dengan kesadaran masing-masing pekerja.

(22)

e. Pelatihan dan kompetensi kerja

Pihak perusahaan belum melakukan pelatihan bagi seluruh pekerja. Pelatihan hanya diberikan pada pekerja yang ditunjuk menjadi anggota dalam suatu organisasi.

4.3.4Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

Berdasarkan hasil dari penelitian makaproses pemantauan dan evaluasi kinerja K3PLTD Seunebok dilakukan evaluasi terkait K3 yang ada diperusahaan dan dilakukan infeksi baik APD dan tabung APAR (Tabung Pemadam) , dan evaluasi yang dilakukan perbulan diakumulasikan dalam setahun seperti perbulan, pertriwulan, semester, dan tahunan. Proses catatan K3 yaitu ada dilakukan dan P2K3 yang melakukan proses catatannya, dan proses pengadaan audit SMK3 yaitu dilakukan antar unit PLN, unit yang dipandu oleh tim P2K3.

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka peneliti berpendapat bahwa untuk pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sudah dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari inspeksi yang dilakukan setiap tahunnya serta dilakukan pencatatan K3 oleh P2K3 serta proses pengadaan audit SMK3 antar unit PLN.

Sama dengan hasil Firdaus (2011) bahwa hasil wawancara menjelaskan perusahaan melakukan evaluasi terhadap SMK3 setiap setahun sekali, adapun hasil evaluasi tersebut tidak didukung dengan adanya dokumen ataupun dokumentasi dari pihak perusahaan mengenai tindakan evaluasi tersebut.

Menurut Ramli (2009) Inspeksi dan Pengujianyaitu :

1. Pihak perusahaan melakukan inspeksi setiap waktu agar kerusakan pada sistem kerja dapat segera diperbaiki.

(23)

2. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah melakukan audit secara berkala setiap 3 bulan sekali untuk melihat apakah hasil inspeksi dan langkah pengendalian yang telah dilakukan tersebut masih berfungsi dengan baik.

3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Hasil temuan dari pelaksanaan inspeksi dan audit didokumentasikan dan digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan. Berdasarkan Permenaker NO. 05/Men/1996 Pasal 12 Bab IV, dalam rangka menilai semua potensi bahaya potensial dalam sistem kegiatan operasi perusahaan, perusahaan perlu melakukan audit SMKyaitu pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan dengan pengaturan yang direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan.

4.3.5Tinjauan Ulang terhadap Penerapan Program

Berdasarkan hasil dari penelitian makaproses yang dilakukan dalam tinjauan ulang terhadap penerapan kebijakan K3 PLTD Seunebok ada dilakukan rapat bulanan yang dilakukan oleh tim P2K3, rencana kerja dalam satu minggu serta ada apa dengan hasil yang dicapai minggu yang lalu, dengan melibatkan tim P2K3, serta proses tinjauan ulang dari hasil temuan audit SMK3 dilakukan perbaikan ulang jika ada terdapat kesalahan dan catatan hasil.

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka peneliti berpendapat bahwa untuk tinjauan ulang terhadap penerapan program sudah aturaan yang ada dena

(24)

sudah berjalan dengan baik terlihat dari kegiatan rapat bulanan yang dilakukan tim P2K3, serta ada rencana kerja yang dilakukan sebelum sebelum kegiatan berlangsung serta ada audit perbaikan ulang terhadap kesalahan yang ada.

Sama halnya dengan penelitian Syartini (2010) bahwa pihak keselamatan dan kesehatan kerja PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang telah melakukan tinjauan ulang dari hasil perbaikan yang telah dilakukan kemudian pihak perusahaan melakukan peningkatan berkelanjutan agar produktivitas perusahaan meningkat.

Menurut Ramli (2009) Tinjauan ulang Sistem Manajemn K3 di perusahaan ini meliputi :

1. Evaluasi terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Tujuan, sasaran , dan kinerja keselamatan dankesehatan kerja.

3. Hasil temuan audit Sistem Manajemn Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

4. Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan : a. Perubahan peraturan perundangan.

b. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar.

c. Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi. d. Pengalaman yang didapat dari insiden keselamatan dan kesehatan kerja e. Pelaporan.

Referensi

Dokumen terkait

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Selain itu, tidak adanya pengawasan secara langsung mengenai absensi karyawan, dan bagan alir sistem penggajian pada Perum BULOG Cabang Surabaya Selatan yang tidak

selanjutnya, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat mengubah paradigma di masyarakat tentang daun putri malu sebagai tanaman semak belukar menjadi tanaman obat

belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan

Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan enzim fosfolipase A di dalam plasma semen kambing PE pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan kambing PE yang dilaporkan

 Uji coba dengan insert DB sama dengan yang diatas, Gambar yang menjadi query (acuan informasi) adalah ikan cupang dengan nama file 39.jpg, hasilnya adalah capture seperti

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Implementasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 Tentang Pendirian Rumah Ibadah di