Naskah ini diajukan dalam rangka mengikuti program My Teacher My Hero dalam rangkaian Indonesia Digital Learning 2016
OLEH:
DEDI SASMITO UTOMO, M.Pd NIP 198304062009011008 LINK: 1. https://goo.gl/ZKki0S 2. https://goo.gl/BEKCE2 3. https://goo.gl/KgpYX0 4. https://goo.gl/vleRCB
PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 KRAS
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan naskah dengan judul ”Bersahabat Dengan Sampah.” Naskah ini diajukan sebagai syarat mengikuti ajang My Teacher My Hero dalam rangkaian Indonesia Digital Learning 2016 yang diselenggarakan oleh PT. Telkom Indonesia.
Naskah ini disusun untuk menggambarkan kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar, baik di sekolah, masyarakat, maupun di sekitar rumah siswa. Naskah ini merupakan sedikit sumbangsih saya sebagai guru IPA yang mana salah satu materinya terdapat pembahasan tentang lingkungan. Dalam penyusunan naskah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa hormat dan terimakasih setulus-tulusnya kepada:
1. Kepala SMK Negeri 1 Kras yang telah memberikan perizinan, fasilitas, dan kesempatan untuk mengadakan penelitian di sekolah ini.
2. Anak-anak siswa kelas XII TKJ 2 yang turut membantu dan bersedia untuk dijadikan responden.
3. Para bapak dan ibu penjual di kantin sekolah serta toko-toko kecil di sekitar sekolah yang bersedia untuk mengumpulkan sampah plastik gelas air mineral.
Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan pada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan naskah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya, penulis menyadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna. Kritik, saran, dan pemikiran yang membangun kiranya penulis terima dengan senang hati.
Harapannya, semoga naskah ini dapat diterima sebagai bagian untuk ikut serta dalam mengembangkan pembelajaran abad 21 khususnya mata pelajaran IPA.
Kediri, 30 April 2016 Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran IPA, khususnya pada materi lingkungan di SMK sebenarnya termasuk kajian yang menarik. Namun demikian, selama ini metode penyampaian masih belum mengimplementasikan tujuan pembelajaran yang sebenarnya. Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran, materi lingkungan masih disampaikan secara konvensional. Artinya, pembelajaran masih disampaikan dengan metode ceramah yang kurang dapat mendorong siswa untuk aktif.
Seharusnya, setiap pembelajaran dapat mendorong siswa untuk aktif. Siswa yang aktif dalam pembelajaran merupakan gambaran dari keberhasilan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mujiono (2006: 236) bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar.
Materi lingkungan sebagai bagian dari pembelajaran IPA seharusnya dapat memberikan pengalaman belajar berkaitan dengan metode dan sikap ilmiah. Akan tetapi, pembelajaran tentang lingkungan masih berkutat dengan penguasaan konsep, fakta-fakta, dan prinsip-prinsip. Akibatnya, siswa hanya sebagai objek yang pasif dalam menerima materi. Padahal, Holmes (dalam Sayekti, 2012) menyatakan bahwa pembelajaran mengenai lingkungan adalah yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan kepada siswa.
Materi ajar dalam pembelajaran lingkungan dapat menentukan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, materi ajar yang baik akan menunjang pembelajaran yang efektif. Hal ini ditegaskan Prastowo (2011: 23) yang menyatakan bahwa materi ajar memiliki kontribusi yang besar bagi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Sebagai contoh, saat ini permasalahan lingkungan khususnya sampah plastik sudah mencapai titik yang berat. Hal ini disebabkan plastik tidak dapat didaur ulang secara alami. Plastik-plastik tersebut akan menumpuk dan menjadi sampah. Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan cara penanganan yang salah seperti dibakar atau ditanam di dalam tanah. Bahkan ada juga yang dibuang begitu saja di sungai-sungai.
Kondisi demikian juga terjadi di SMK Negeri 1 Kras dan juga lingkungan sekitarnya. Penanganan sampah plastik masih menggunakan cara-cara yang tidak ramah terhadap lingkungan seperti: dibakar, ditanam, bahkan dibuang di sungai. Sebagai bahan
yang tidak dapat diuraikan, penanganan sampah plastik dengan cara-cara tersebut akan merusak kesehatan lingkungan. Jika ditanam akan merusak kesehatan dan kesuburan tanah, jika dibakar akan menyebabkan polusi udara, dan jika dibuang di sungai akan mengotori air di sepanjang aliran sungai tersebut.
Penanganan sampah plastik harus menggunakan cara-cara yang ramah terhadap lingkungan. Penanganan sampah plastik yang populer selama ini adalah dengan 3R, yakni
reuse, reduce, dan recycle (Surono, 2013). Reuse adalah memakai berulang kali barang-barang yang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai. Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik.
Sebagai generasi abad 21, penanganan sampah plastik tidak hanya cukup pada pola 3R. Seharusnya, sampah dapat menjadi barang yang bermanfaat bahkan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat. Seperti diungkapkan Syukrul (2011) bahwa saat ini muncul inovasi baru yang disebut 3R++, yakni pengelolaan sampah yang bisa memberikan nilai tambah (benefit) baru bagi masyarakat.
Atas dasar tersebut, pengetahuan terhadap penanganan sampah plastik secara ramah lingkungan wajib diketahui oleh siswa. Tidak hanya itu, yang dibutuhkan siswa saat ini adalah kompetensi penanganan sampah-sampah tersebut secara arif dan bijaksana. Penanganan sampah plastik yang tepat guna, yakni sampah yang dapat dimanfaatkan dan berguna bagi masyarakat. Dengan demikian, keberadaan sampah bukan lagi sebagai masalah tetapi dapat sebagai sahabat bagi semuanya.
B. Rencana Program
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rencana pembelajaran untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran inkuiri. Pemilihan model pembelajaran inkuiri dirasa tepat karena dasar penerapannya berawal dari identifikasi masalah di lingkungan sekitar.
C. Pelaksanaan
Pembelajaran ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016 dengan menggunakan model inkuiri. Adapun tahap-tahapannya sebagai berikut:
NO Tahap Aktivitas Siswa Aktivitas Guru Hasil
1 Observasi untuk menemukan masalah Siswa melakukan observasi di lingkungan Guru menyajikan kejadian-kejadian atau Sajian gambar melalui slide
sekolah dan sekitarnya mengenai kondisi sampah
fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah projector sampah-sampah yang menjadi objek pengamatan
2 Merumuskan masalah Siswa mengajukan
berbagai cara penyelesaian permasalahan terkait penanganan sampah plastik
Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya
Berbagai ide terutama
mengenai recycle gelas plastik bekas air mineral
3 Mengajukan hipotesis Hipotesis penanganan sampah plastic bekas, yakni recycle gelas plastic bekas air mineral menjadi keranjang gelas air mineral
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya Hipotesis penanganan sampah plastic bekas, yakni recycle gelas plastic bekas air mineral menjadi keranjang gelas mineral 4 Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau cara lain)
Melakukan perancangan dan analisis kebutuhan atas bahan dan biaya untuk membuat keranjang gelas air mineral
Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalh, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat
Rancangan dan analisis kebutuhan atas bahan dan biaya untuk membuat keranjang gelas air mineral
5 Melaksanakan
eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)
Melakukan penyusunan dan pembuatan gelas bekas air mineral menjadi keranjang
Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi
Kerangka keranjang gelas air mineral
6 Melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan create produk
Siswa melakukan create atas produk berupa keranjang gelas air mineral
Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data
Keranjang gelas air mineral
7 Analisis data Siswa melakukan analisis
terkait produk yang telah diciptakan
Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan suatu konsep
Keranjang gelas air mineral
8 Penarikan kesimpulan dan penemuan
Siswa membuat laporan mengenai produk yang telah diciptakan dan mempresentasikan kepada yang lainnya
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.
Laporan dan Keranjang gelas air mineral
D. Hasil
Hasil pembelajaran ini berupa produk yang dihasilkan dari bekas gelas air mineral. Produk tersebut berupa keranjang gelas air mineral. Selain itu, proses pembuatan keranjang gelas air mineral ini dapat disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan demikian, program ini dapat bermanfaat untuk penanggulangan sampah, terutama dari bahan plastik. Manfaat yang lain, produk ini bernilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan penghasilan masyarakat. Adapun foto-foto kegiatan ini dapat dilihat seperti di bawah ini.
a. Pencarian bahan dasar (gelas bekas plastik air mineral)
c. Pembuatan keranjang gelas air mineral (saat di rumah)
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatchan, Ahmad & Dasna, wayan. 2009. Metode Penelitian Tindakan kelas. Malang: Jengala Pustaka utama
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press
Sayekti, I. Candra. 2012. Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Analisis dan Sikap Siswa. Surakarta: Pascasarjana UNS. Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893, Vol. 1, No. 2, 2012, hal 142 – 153.
Surono, B. Untoro. 2013. Berbagai Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak. Yogyakarta: Universitas Janabadra, Jurnal Teknik Vol.3 No.1/April 2013.
Syukrul. 2011. Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Mandiri. Jakarta: Sustaining Partnership.