• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari implikasi masa depan atas pembelian tersebut (Rook, dalam Podoshen dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari implikasi masa depan atas pembelian tersebut (Rook, dalam Podoshen dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Perilaku Pembelian Impulsif Online

Perilaku pembelian impulsif sebagai perilaku pembelian berdasarkan adanya objek stimulus yang dapat memunculkan perasaan gembira, senang dan hasrat yang kuat untuk membeli sehingga menghalangi setiap pertimbangan bijaksana dari implikasi masa depan atas pembelian tersebut (Rook, dalam Podoshen dan Andrzejewski, 2012). Perilaku ini merupakan bagian dari keputusan pembelian yang dibuat spontan pada saat berada di dalam toko dan tanpa tujuan terlebih dahulu (Cobb dan Hoyer dalam Semuel, 2007; Engel dan Blackwell dalam Japarianto, 2011). Pembelian impulsif dipandang sebagai keputusan irasional karena lebih memberikan pengalaman emosional kepada konsumen (Thomson et al. dalam Semuel, 2007). Berdasarkan definisi dari para ahli yang telah dipaparkan sebelumnya, dijelaskan bahwa perilaku pembelian impulsif merupakan perilaku pembelian suatu produk tanpa melalui proses perencanaan, diputuskan dalam waktu yang relatif singkat dan berdasarkan persepsi subjektif, serta melibatkan pengalaman emosional konsumen.

Adanya perilaku pembelian impulsif dapat diketahui dari beberapa hal, yaitu : adanya spontanitas saat berbelanja, langsung berbelanja setelah melihat suatu barang, membeli sekarang berpikir belakangan, merasa terpacu untuk terus membeli, serta sering tidak sadar barang apa saja yang sudah dibeli (Rook dan Fisher dalam Sun dan Wu, 2012).

(2)

12 2.1.2 Kecanduan Internet

Menurut Santika (2011) Internet merupakan suatu sistem jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani para pengguna di seluruh dunia. Internet pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1960an antara beberapa komputer untuk melakukan pertukaran informasi akademis dan militer. Sekarang internet bukan hal yang asing lagi, melalui internet manusia menjadi lebih mudah dapat berbagi gambar, berita, suara, video, dan kombinasinya dengan manusia lainnya di seluruh dunia selama masih berada di dalam jangkauan (terkoneksi) internet.

Kecanduan yang di artikan oleh masyarakat sering kali didefinisikan sebagai kondisi yang berlebihan, ketergantungan pada suatu zat, tidak terkontrol kebiasaan, atau praktek tertentu, apabila dihentikan akan menyebabkan reaksi emosional, mental, atau fisiologis yang parah (Mosby dalam Byun et al., 2009). Berdasarkan pemaparan yang telah di jelaskan sebelumnya mengenai pengertian internet dan kecanduan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecanduan internet merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa senang dalam waktu yang lebih lama untuk berada dalam kondisi terkoneksi internet dan akan memberikan reaksi negatif yang besar apabila koneksinya dihentikan atau terganggu (Winatha, 2013)

Di dalam penelitian Mueller et al. (2011), suatu kecanduan internet ditandai dengan adanya penggunaan internet berlebihan, keluhan dari orang sekitar saat menggunakan internet, online melewati waktu yang seharusnya,merasa risau ketika tidak dapat mengakses internet. Ciri-ciri kecanduan internet yang dipaparkan oleh Mueller et al. (2011) merupakan hasil pengadopsian indikator

(3)

13

penentu kecanduan internet milik Young (1998), yang juga telah digunakan pada penelitian oleh Winatha, 2013, Sun dan Wu, 2011, Zsolt et al.(2008), Jang et al. (2008), Lin et al. (2009)

2.1.3 Daya Tarik Promosi

Promosi merupakan teknik-teknik komunikasi yang penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix), yang memiliki tujuan untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan baik itu berupa produk maupun jasa. Promosi merupakan cara untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan baik secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual (Kotler, 2005:510). Promosi juga merupakan usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran serta sebagai teknik yang dirancang untuk menjual produk (Simamora, dalam kurniawan dan kunto, 2013; Nurmasarie dan Sri, 2013).

Suatu produk yang ingin dikenal oleh masyarakat, harus dipromosikan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan promosi. Menurut Kotler (2005:263), teknik-teknik komunikasi pemasaran yang dilakukan adalah bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari periklanan (advertising) merupakan pemasaran komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan produk yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menarik para konsumen untuk mau membeli. Promosi penjualan (sales promotion) merupakan pemasaran langsung antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengenalkan secara langsung suatu produk dan membentuk pemahaman pelanggan sehingga mau untuk mencoba atau bahkan langsung

(4)

14

membelinya. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relations) merupakan upaya komunikasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, dan keyakinan tentang suatu produk, dan pemasaran langsung (direct selling) merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk merangsang respon yang bisa diukur.

Menurut penelitian yang dilakukan Karbasivar dan Yarahmadi (2011) daya tarik promosi dapat diketahui dengan beberapa hal yaitu : produk gratis dapat menjadi alasan bagi saya untuk melakukan pembelian, saya membeli barang dengan harga diskon, jika saya melihat harga diskon saya cenderung untuk melakukan pembelian tak berencana. Ciri-ciri daya tarik promosi yang dipaparkan oleh Karbasivar dan Yarahmadi (2011) juga telah digunakan pada penelitian Kurniawan dan Kunto (2013), Hadjali et al. (2012), Nurmasarie dan Sri (2013). 2.1.4 Kepemilikan Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan fasilitas yang disediakan oleh bank penerbit yang digunakan untuk menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran, dengan tujuan memberikan kemudahan-kemudahan kepada nasabahnya dalam melakukan transaksi. Pemegang kartu (card holder) disebut sebagai nasabah yang namanya tertera dalam kartu tersebut dan yang berhak menggunakannya untuk berbagai keperluan transaksi. Kartu kredit juga merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran (Budisantoso dan Triandaru, 2006:254).

(5)

15

Hasibuan (2002:321) menyatakan bahwa kartu kredit adalah suatu sistem dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus atau secara angsuran pada saat jatuh tempo. Berdasarkan definisi diatas dapat dijelaskan bahwa kartu kredit merupakan alat yang dapat mempermudah transaksi yang dapat menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Penggunaan kartu kredit dirasakan lebih aman dan praktis untuk segala keperluan seperti untuk bepergian dan juga dapat digunakan untuk segala kegiatan secara internasional (Park dan Burns, 2005).

Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit melibatkan berbagai pihak yang saling berkepentingan. Masing-masing pihak terikat perjanjian baik mengenai hak maupun kewajibannya. Pihak yang terlibat ini pada akhirnya akan membentuk suatu sistem kerja kartu kredit sendiri. Dalam sistem kerja kartu kredit ada 2 pihak yang terlibat, yaitu : Bank atau perusahaan pembiayaan bank sebagai penerbit dan pembayar, pedagang (merchant), sebagai tempat belanja, dan tempat lainnya dimana bank mengikat perjanjian (Phau dan Woo, 2008).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2012) jika memiliki kartu kredit konsumen cenderung melakukan pembelian produk dengan menggunakan kartu kredit sampai batas maksimum, menggunakan kartu kredit untuk melakukan segala macam pembelian, menjadi tidak peduli dengah harga ketika menggunakan kartu kredit, dan selalu membayar tagihan kartu kredit saya setiap bulan. Ciri-ciri jika memiliki kartu kredit ini juga telah digunakan pada penelitian Phau dan Woo (2008), Park dan Burns (2005).

(6)

16 2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Hubungan Kecanduan Internet dengan Perilaku Pembelian Impulsif Online

Kecanduan internet menjadikan seseorang hampir selalu terhubung dengan internet. Membuat seseorang lebih terbuka serta akan sangat mudah memperoleh berita ataupun informasi. Kemudahan dalam memperoleh informasi serta memiliki waktu yang lama untuk browsing ketika kecanduan internet akan mengurangi kemampuan dalam kontrol diri dan mendorong seseorang melakukan pembelian impulsif online (Costa dan Laran dalam Mesiranta, 2003; Vohs dan Faber, 2007; Zhang dan Shrum, 2008). Pengaruh positif antara kecanduan internet terhadap perilaku pembelian impulsif online sebelumnya telah dibuktikan pada peneltian yang dilakukan oleh Sun dan Wu (2011) yang menyatakan bahwa orang yang kecanduan internet atau sering berada di depan internet maka orang tersebut akan cenderung melakukan pembelian impulsif karena banyaknya promosi-promosi.

Winatha (2013) menyatakan bahwa kecanduan internet berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif online karena orang yang sering berada di depan internet akan membuat orang sering melihat promosi yang dilakukan oleh para peneyedia jasa perbelanjaan dan akan membuat orang cenderung melakukan impulsif online. Oleh karena itu dapatlah dirumuskan hipotesis pertama, yakni:

H1 : Kecanduan internet secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif online.

(7)

17

2.2.2 Hubungan Daya Tarik Promosi dengan Perilaku Pembelian Impulsif Online

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi kosumen untuk mau menggunakan produk yang dipasarkan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan omzet penjualan. Selain itu promosi juga merupakan alat komunikasi informasi penjualan dan pembelian yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut. Menurut Saladin dan Yevis (dalam Kurniawan dan Kunto, 2013). Pengaruh positif antara daya tarik promosi terhadap perilaku pembelian tanpa rencana secara online sebelumnya telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Karbasivar and Yarahmadi (2011) yang menyatakan bahwa daya tarik promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif online karena dengan promosi yang menarik dari produsen akan membuat konsumen lebih cepat dalam melakukan impulsif online.

Kurniawan et al. (2013) menyatakan bahwa daya tarik promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif online karena saat promosi gencar dilakukan oleh penyedia jasa online, maka konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan impulsif online. Hadjali et al. (2012) menyatakan bahwa promosi yang gencar akan membuat setiap pengunjung situs perbelanjaan online

cenderung akan melakukan pembelian secara impulsif. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Daya Tarik Promosi secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif online.

(8)

18

2.2.3 Hubungan Kepemilikan Kartu Kredit dengan Perilaku Pembelian Impulsif Secara Online

Kartu kredit merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran (Budisantoso dan Triandaru, 2006:254).

Saleh (2012) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap positif terhadap perilaku pembelian impulsif karena semakin besar limit kartu kredit konsumen, maka lebih cenderung konsumen tersebut melakukan pembelian impulsif. Penelitian Park dan Burn (2005) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif secara online karena semakin besar limit dari kartu kredit, maka semakin besar kemungkinan orang untuk melakukan pembelian impulsif.

Phau dan Woo (2008) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif karena pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana dan oleh sebab itu biasanya konsumen tidak memegang uang kontan sehingga menggunakan alat pembayaran lain untuk melakukan transaksi, seperti kartu kredit. Oleh karena itu dapatlah dirumuskan hipotesis ketiga, yakni:

H3 : Kepemilikan Kartu kredit secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif secara online.

Referensi

Dokumen terkait

Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk

3.5 Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll)

1) Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan Supermarket Madinah Syariah berlokasi pada tempat yang mudah dijangkau. Tidak ada responden

Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat lima produk wakaf yang disalurkan oleh Global Wakaf melalui lima kantor cabang di seluruh Indonesia, dengan adanya variasi

Mit der Erhöhung kann gesagt werden, dass das Modell Konzept Satz wirksam für die Verwendung bei der Verbesserung der Ergebnisse Sätze in writing skills class XI IPA 7

Hasil multivariat menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan dengan kepatuhan diet hipertensi dengan nilai P value 0,011 dan responden dengan pengetahuan rendah

Asas Umum Pemerintahan yang baik sesuai Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme

Mulia, 2012), 29.. Hal ini terjadi karena salah dalam pola asuh sejak kecil, atau karena pergaulan yang salah. Untuk jenis yang pertama ini, penanganannya bukan dengan cara