TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh :
WIDIHASTO NIM : 025114023
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
FINAL PROJECT
Presented As Partial Fulfillment Of The Requitments
To Obtain The Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering
By :
WIDIHASTO
Student Number : 025114023
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA : ALLAH SWT
Ayah dan Bunda Tercinta atas segalanya
Mba` Ninuk dan Dek Tiwik yang selalu memberiku kasih sayang Belahan hatiku Nusi Meirina atas cinta dan kesetiaan.
MOTTO
Kita boleh menyerah dalam menghadapi sesuatu, Tapi kita tidak boleh putus asa.
(Penulis)
Dibalik penderitaan dan kesedihan yang mendalam, Ada cahaya yang akan membawa kita menuju kebahagiaan.
(Penulis)
Bekerja keraslah dan kerahkan semua kemampuan, Tuk masa depan yang baik.
(Penulis)
Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap ini menggunakan komputer sebagai pengendali dan penampil waktu yang ditempuh oleh pembalap.
Piranti ini menggunakan dua buah sensor. Satu sensor diletakkan pada garis start/finish, satu sensor diletakkan pada tikungan menjelang finish. Piranti juga menggunakan tiga buah led sebagai indikator. Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap menggunakan program visual basic.
Piranti ini telah diimplemantasikan dan dilakukan pengujian untuk mengamati kinerja hasil perancangan yang telah dibuat. Pengukur lap ini dapat mengukur jumlah lap dan waktu tiap lap serta waktu terbaik selama 5 putaran dengan rata – rata galat pengukur waktu lap ini adalah 2,2 %.
Kata kunci : Road Race, Lap, Visual Basic.
use to control and display the time measure of total lap and time every lap.
This hardware use two sencor. Two positions censor are in start or finish line and in curve before finish. This hardware use three Led as indicator. Measurer of total laps and time every laps use visual basic as programme.
This hardware has implemented and tested for observing the performances. This tools can measure total laps, time every laps, and best time for five laps with average error 2.2 %.
Keywords : Road Race, Lap, Visual Basic.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT dan Muhammad SAW
sebagai Rosul-Nya atas segala karunia dan kemudahan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya sesuai dengan yang
diharapkan. Skipsi ini diberi judul : Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap
Dalam Latihan Road Race Berbasis PC.
Skipsi ini ditulis bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas
Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil-hasil yang penulis.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Greg. Heliarko Sj, S.S., B.S.T., M.A., M.Sc. selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu B. Wuri Harini, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing I dan Ibu
Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing II yang telah
bersedia memberikan ide, saran, bimbingan, dan waktu untuk penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir.
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan
bimbingan kepada penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Djito dan seluruh karyawan/wati sekretariat Fakultas Teknik
Universitas Sanata Dharma.
6. Cintaku Nusi Meirina yang telah memberikan dorongan untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua cinta, kasih sayang,
perhatian dan kesetiaan yang telah diberikan dengan tulus.
7. Eyang Ngawi atas semua petunjuknya.
8. Teman-teman mahasiswa elektro khususnya angkatan 2002.
9. Teman-teman di Kos Nusantara : Ucok, Dhiki, Randi, Chandra, Lendut,
Alan, Niman, Manok, Morda, Darma, Tanthok, Asing, Pak Edi sekeluarga,
Angga dan Nia atas menjadi teman mencari inspirasi.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, terima kasih
atas semua kebaikan dan ketulusannya.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu segala kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat diharapkan agar penulis dapat lebih maju dan lebih baik.
Akhirnya penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Dan kiranya Allah SWT membalas kebaikan kepada semua yang telah
diberikan kepada penulis sampai saat ini. Sekian dan terima kasih.
Yogyakarta, September 2007
Penulis
Widihasto
Halaman Judul………...……….. i
Halaman Persetujuan………...……… iii
Halaman Pengesahan………... iv
Halaman Persembahan………...……….. v
Halaman Pernyataan Keaslian Karya……….. vi
Intisari………...………vii
Abstract……… viii
Kata Pengantar………...……….. ix
Daftar Isi………...………xi
Daftar Gambar………...……….. xiv
Daftar Tabel………...……….. xvi
Daftar Lampiran………...……… xvii
BAB I PENDAHULUAN………...……… 1
1.1 Judul………...……….…. 1
1.2 Latar Belakang………...……….. 1
1.3 Perumusan Masalah………...……….. 2
1.4 Batasan Masalah………...………... 2
1.5 Tujuan Penelitian………...……….. 3
1.6 Manfaat Penelitian………...……….3
1.7 Metodologi Penelitian………...………. …..3
BAB II DASAR TEORI ………5
2.3 Port Paralel………..……….………….. …..7
2.3.1 Mode Port Paralel ………9
2.4 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic………10
2.5 Sensor………. …..11
2.5.1 Fototransistor……….……….. 11
2.5.2 Led Infra Red……….……….. 12
2.6 LED Indikator……….. 13
2.7 Pengkondisi Sinyal……….. 13
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DAN PERANGKAT KERAS ……….……….. 15
3.1 Alur Perancangan……….……... 15
3.2 Perancangan Perangkat Keras……….. 15
3.2.1 Rancangan Led Indikator………...16
3.2.2 Rancangan Sensor Mulai dan Sensor Start/Finish ………..17
3.2.3 Rancangan Pengondisi Sinyal dengan Komputer ………... 20
3.2.4 Rancangan Led Indikator dengan Komputer………21
3.3 Perancangan Perangkat Lunak………. 22
3.3.1 Algoritma Program……….. 22
3.3.2 Rancangan Form Awal……… 25
BAB IV PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN……….…….. 28
4.1 Sketsa Alat…….………. 28
4.2.2 Data Keluaran IC……….……… 30
4.3 Proses Kerja Alat………. 31
4.4 Data Pengamatan Pengukur Waktu Lap……….. 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 42
5.1 Kesimpulan……….. 42
5.2 Saran……….……... 42
DAFTAR PUSTAKA………. 43
LAMPIRAN
Gambar 2.1. Port Paralel 25 pin……….……….. 8
Gambar 2.2 Bentuk Fisik Fototransistor………... 12
Gambar 2.3 Bentuk Fisik Led Infra Red……….. 13
Gambar 2.4 Rancangan Rangkaian Pengkondisi Sinyal……….. 14
Gambar 3.1 Rancangan Diagram Blok Alur Rangkaian……….. 15
Gambar 3.2 Rancangan Lintasan Road Race……….……….. 16
Gambar 3.3 Rancangan Led Indikator………... 17
Gambar 3.4 Rancangan Sensor……… 18
Gambar 3.5 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 1)………...………. 21
Gambar 3.6 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 2)……… 21
Gambar 3.7 Rancangan Led Indikator dengan Port Paralel………... 22
Gambar 3.8 Rancangan Flowchart Program………... 23
Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Awal Program………... 25
Gambar 3.10 Rancangan Form Utama……… 26
Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Help………... 27
Gambar 4.1 Bentuk Alat………... 29
Gambar 4.2 Tampilan Awal Program………... 31
Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama……… 32
Gambar 4.4 Tampilan Setelah Command Button Mulai Ditekan……… 32
Gambar 4.5 Tampilan Setelah Sensor 1 (mulai) Terhalang………... 33
Gambar 4.6 Tampilan Setelah Sensor 2 (start/finish) Terhalang……… 34
Tabel 2.1 Bit Register Port Paralel DB25………..………. 8
Tabel 4.1 Data Keluaran Sensor………...……... 29
Tabel 4.2 Data Keluaran IC………...……….. 30
Tabel 4.3 Data Pengamatan Waktu Awal……… 35
Tabel 4.4 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 1)………. 36
Tabel 4.5 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 2)………. 36
Tabel 4.6 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 3)………. 37
Tabel 4.7 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 4)………. 37
Tabel 4.8 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 5)………. 38
Tabel 4.9 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 6)………. 38
Tabel 4.10 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 7)………... 39
Tabel 4.11 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 8)………... 39
Tabel 4.12 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 9)………... 40
Tabel 4.13 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 10)………... 40
Lampiran I Rangkaian Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap
Dalam Latihan Road Race Berbasis PC
Lampiran II Program Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap
Dalam Latihan Road Race Berbasis PC
Lampiran III Data Sheet Led Infra Red
Lampiran IV Data Sheet Fototransistor QSD122
Lampiran V Data Sheet SN74LS14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap dalam Latihan Road Race
Berbasis PC
1.2 Latar Belakang
Perkembangan dunia otomotif semakin maju, baik pada mobil maupun
motor. Banyak fitur baru yang tercipta untuk memudahkan para pengguna.
Perkembangan yang pesat terjadi terutama pada dunia balap. Dengan adanya
penambahan fitur baru ataupun teknologi baru, pembalap diharapkan mampu
untuk menjadi yang terbaik dan tercepat dalam dunia balap. Di Indonesia pada
khususnya dunia balap otomotif baik drag race maupun road race mengalami
kemajuan pesat. Banyak event yang menyelenggarakan perlombaan kecepatan
ini.
Dengan melihat perkembangan ini, maka penulis akan menciptakan alat
pengukur waktu tiap lap dalam latihan road race berbasis PC, sehingga tiap
putaran yang dilakukan pembalap akan tercatat dan akan ditampilkan dengan
menggunakan PC. Dengan menggunakan alat ini, waktu yang ditempuh
1.3 Perumusan Masalah
Bagaimana membuat alat pengukur waktu tiap lap dengan menggunakan
program Visual Basic yang dihubungkan dengan sensor melalui port paralel.
1.4 Batasan Masalah
Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap pada latihan road race ini
memiliki batasan – batasan masalah sebagai berikut :
1. Simulasi road race menggunakan 1 (satu) mobil mainan.
2. Menggunakan 3 (tiga) buah led.
• Led kuning sebagai tanda pemanasan (warm up) lap.
• Led hijau sebagai tanda waktu mulai dihitung.
• Led merah sebagai tanda putaran terakhir dan perhitungan waktu.
3. Menggunakan 2 (dua) buah sensor.
• Sensor perhitungan waktu diletakkan pada garis start/finish.
• Sensor mulai diletakkan sebelum sensor perhitungan waktu.
4. Sensor menggunakan Infrared.
5. Perangkat keras dan perangkat lunak dihubungkan melalui port
parallel.
6. Program akan menampilkan jumlah 5 lap, waktu tiap – tiap putaran
dalam 5 lap serta waktu tercepat yang telah ditempuh selama 5 lap.
7. Menggunakan Visual Basic 6.0.
1.5 Tujuan Penelitian
Membuat alat untuk mengukur jumlah lap dan waktu tiap – tiap
lap pada latihan road race dengan menggunakan program Visual Basic
selama 5 putaran.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Memberikan kemudahan dalam pengukuran jumlah lap dan waktu tiap
lap, serta waktu tercepat dalam 5 (lima) lap.
2. Dapat menghasilkan ketelitian waktu tiap lap dengan baik.
1.7 Metodologi Penelitian
Penulisan laporan tugas akhir ini berdasarkan atas hasil penelitian yang
telah dilakukan selama pembuatan perangkat lunak dan perangkat keras.
Adapun sistematika penelitian yang dilakukan :
1. Mencari referensi untuk penulisan tugas akhir.
2. Merancang sensor untuk dikoneksikan dengan komputer
menggunakan port parallel.
3. Membuat plant perangkat keras yang berukuran kecil yang
digunakan untuk melakukan perhitungan.
4. Melakukan pengambilan data dari plant yang telah dibuat.
5. Melakukan penulisan proposal penulisan tugas akhir.
6. Mengimplementasikan pengukur dari sensor dengan komputer
7. Melakukan pengujian akhir hardware dan software.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Road Race
Road Race merupakan olahraga kendaraan bermotor darat, atau yang biasa
disebut dengan balap motor. Pada kejuaraan ini, kendaraan bermotor (sepeda
motor) dikendarai dengan kecepatan tinggi yang dilakukan di dalam sebuah
lintasan pacu aspal yang tertutup.
Balap sepeda motor dapat dilaksanakan dalam suatu “Arena Tertutup”
(Closed Circuit) atau satu titik ke titik lainnya. Balap motor yang berstatus
tingkat “NASIONAL” harus diadakan di sirkuit yang memenuhi semua
ketentuan atau standar yang ditetapkan oleh Peraturan Peraturan Ikatan Motor
Indonesia (PP.IMI). Ketentuan atau standar sirkuit untuk balap motor tingkat
lokal atau daerah, dapat ditetapkan oleh pengelola daerah IMI yang
bersangkutan, dengan tetap berpegang teguh pada pedoman yang ditetapkan
oleh PP.IMI.
Adapun ketentuan-ketentuan didalam road race adalah sebagai berikut :
Lintasan :
1. Panjang lintasan minimal 1,2 km (1 putaran)
2. Lebar lintasan minimum 6 meter
3. Jalur lurus harus dipisah dengan ban atau karung dengan tinggi 60 cm.
5. Lintasan lurus tidak lebih dari 400 meter dihitung dari corner atau
tikungan terakhir sebelum lintasan lurus sampai dengan tikungan
berikut setelah lintasan lurus tersebut.
6. Jarak tempuh lomba di Kejurnas :
A. Kelas – kelas Utama :
i. Babak penyisihan dan semi final : 10 km.
ii. Babak Final/Race 1 dan 2 : 20 km.
B. Super Sport 600 cc :
Sama dengan jumlah lap pada kejuaraan Asia.
7. Jarak tempuh lomba dapat ditoleransi sebesar 5 % up.
Susunan Posisi Start.
Posisi Start disusun miring (eselon) sebagai berikut :
1. Baris Pertama : 4
2. Baris kedua : 4
3. Baris ketiga : 4
4. Baris keempat : 4
Posisi Start 1 (Pole Position) berada di sisi yang berlawanan dengan arah
tikungan pertama.[1]
2.2 Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0
Perangkat lunak yang akan digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0.
Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat
merupakan event-driven programming (pemrograman terkendali kejadian)
artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa event
(kejadian) tertentu (tombol diklik, menu dipilih, dan lain sebagainya). Ketika
event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (procedure event) akan
dijalankan.[2]
2.3 Port Paralel
Port paralel umumnya digunakan untuk mengatur printer. Tetapi sekarang
ini banyak periferal yang dapat dikoneksikan dengan port paralel. Port paralel
memiliki level tegangan TTL logika tinggi dan logika rendah ( “1” dan “0”).
Tegangan logika rendah (“0”) berkisar antara 0 volt sampai dengan + 0,8 volt,
sedangkan pada logika tinggi (“1”) berkisar antara + 2,4 volt sampai dengan +
5 volt. Arus- arus yang masuk dan keluar pada jalur port paralel bervariasi,
berkisar antara 4mA sampai dengan 20 mA. Maka bisa menggunakan driver
atau muka buffer untuk merancang suatu alat yang akan dikoneksikan dengan
menggunakan port paralel dengan kebutuhan arus yang lebih besar pada alat
yang akan dikoneksikan tersebut. Port paralel yang memiliki jumlah pin
sebanyak 25 buah adalah port paraleldengan mode konektor DB25.
Terdapat 3 jalur pada konektor DB25 diantaranya :
1. Jalur Control, yaitu digunakan untuk mengontrol periferal.
2. Jalur Status, yaitu digunakan untuk menerima sinyal status yang
dikirimkan periferal ke komputer.
Gambar 2.1. Port Paralel 25 pin
Ketiga bagian jalur – jalur tersebut dihubungkan dengan register – register
internal. Jalur control dihubungkan dengan register control, jalur status
dihubungkan dengan register status, dan jalur data dihubungkan dengan
register data.
Tabel 2.1. Bit Register Port Paralel DB25
No Pin Nama Sinyal Direction Register Komplemen 1 Strobe In/Out Control bit 0 Ya
2 Data 0 Out Data bit 0 Tidak
3 Data 1 Out Data bit 1 Tidak
4 Data 2 Out Data bit 2 Tidak
5 Data 3 Out Data bit 3 Tidak
6 Data 4 Out Data bit 4 Tidak
7 Data 5 Out Data bit 5 Tidak
8 Data 6 Out Data bit 6 Tidak
9 Data 7 Out Data bit 7 Tidak
10 Ack In Status bit 6 Tidak
11 Busy In Status bit 7 Ya
12 Paper-Out/Paper-End In Status bit 5 Tidak 13 Select In Status bit 4 Tidak 14 Auto-Linefeed In/Out Control bit 1 Ya 15 Error/Fault In Status bit 5 Tidak 16 Initialize In/Out Control bit 2 Tidak 17 Select-Paper/Select-In In/Out Control bit 3 Ya
18 - 25 Ground Gnd - -
Pada setiap register memiliki 8 bit, tetapi tidak semua bit yang terhubung ke
jalur konektor DB25. Contohnya pada register bit C4, C5, C6, C7 serta pada
register bit S0, S1 dan S2 tidak dihubungkan dengan pin pada konektor DB25.
2.3.1 Mode Port Paralel
Adapun mode – mode port paralelyaitu :
1. Standard Parallel Port ( SPP )
2. Bidirectional Parallel Port ( BPP )
3. Enhanced Parallel Port ( EPP )
4. Extended Capability Port ( ECP )
Standard Parallel Port ( SPP )
Pada mode SPP jalur data hanya dapat diperlakukan sebagai output, jalur
control sebagai input/output sedangkan jalur status sebagai input.
Bidirectional Parallel Port ( BPP )
Merupakan standard parallel port yang memiliki fasilitas bidirectional,
yang biasa juga disebut dengan PS/2 Parallel Port. Pada mode ini jalur data
bisa dipergunakan sebagai input maupun sebagai output, jalur control sama
dengan mode SPP sebagai input/output begitu juga dengan jalur status sebagai
input.
Enhanced Parallel Port ( EPP )
Pada mode ini jalur data dapat dipergunakan sebagai input maupun output,
jalur control sebagai output dan jalur status sebagai input. Pada mode ini jalur
data dihubungkan dengan data register dan address register. Transfer data
EPP lebih cepat dibandingkan dengan standard parallel port. Pada EPP
terdapat 5 register tambahan, 2 register didefinisikan (address register dan
Extended Capability Port ( ECP )
Pada mode Extended Capability Port ( ECP ) memiliki kecepatan transfer
data yang sama dengan Enhanced Parallel Port ( EPP ).
Keunggulan Extended Capability Port ( ECP ) :
- Menggunakan FIFO ( First In First Out, merupakan teknik pengolahan
data yang mana data yang pertama masuk adalah data yang pertama
keluar ) buffer untuk menerima maupun mengirim data.
- Memiliki RLE ( Run Length Encoding ) yang dapat melakukan
kompresi data.
- Menghasilkan sinyal handshake yang lebih baik dari mode EPP.
- Dapat menggunakan DMA channels untuk melakukan transfer data.
Keunggulan – keunggulan tersebutlah yang membuat mode ini dapat berjalan
lebih baik dibandingkan dengan mode EPP. Mode ECP juga memiliki fasilitas
– fasilitas untuk mendukung berjalannya mode SPP, mode BPP dan mode EPP
yang dapat diatur di dalam Extended Control Register ( ECR ).[3]
2.4 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic
Visual Basic tidak dapat mengakses hardware secara langsung dalam
sistem operasi Windows, maka semua permintaan pengaksesan hardware
harus melalui Windows. Program eksternal untuk melakukan pengaksesan
hardware secara langsung pada program dengan menggunakan file DLL
File DLL harus dideklarasikan kedalam Visual Basic, pendeklarasiannya
sebagai berikut :
Public Declare Function Inp Lib ʺinpout32.dllʺ _
Alias ʺInp32ʺ (ByVal PortAddress As Integer) As Integer
Public Declare Sub Out Lib ʺinpout32.dllʺ _
Alias ʺOut32ʺ (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)
File DLL juga harus diletakkan dalam direktori //windows/system atau
diikutkan dalam satu folder program yang dibuat. Sintak penulisan di dalam
Visual Basic untuk masukan (input) atau keluaran (output) sebagai berikut :
Untuk masukan : Inp [Alamat_Port]
Untuk keluaran : Out [Alamat_Port], [Nilai]
2.5 Sensor
Sensor adalah piranti yang mendeteksi perubahan yang dihasilkan oleh
media yang diukur. Sensor yang digunakan dalam piranti ini adalah
Fototransistor dan Led Infra Red. Fototransistor sebagai penerima dan Led
Infra Red sebagai pengirim(pemancar).
2.5.1 Fototransistor
Fototransistor merupakan piranti peka cahaya yang aktif bila menerima
cahaya dari luar. Piranti ini hanya memiliki 2 buah pin, yaitu pin emiter dan
pin kolektor. Sedangkan arus basis pada fototransistor dihasilkan dari
banyak cahaya yang ditangkap oleh piranti tersebut, semakin besar arus yang
dihasilkan. Gambar 2.2 menunjukkan bentuk dari Fototransistor
Gambar 2.2 Bentuk Fisik Fototransistor
2.5.2 Led Infra Red
Led Infra Red merupakan piranti yang bisa digunakan sebagai sumber
cahaya. Fototransistor dapat mendeteksi sumber cahaya dari Led Infra Red.
Fototransistor akan aktif apabila mendapat cahaya dari Led Infra Red. Bentuk
fisik Led Infra Red ditunjukkan pada gambar 2.3.
2.6 LED Indikator
an dioda yang dapat memancarkan cahaya.
R =
Led merupak
Iled Vcc
……… (2.1)
Gambar 2.4 Rancangan Rangkaian Led Indikator
2.7 Pengondisi Sinyal
berfungsi agar keluaran dari sensor dapat dibaca port
R 1 =
Pada bagian ini
paralel dan dalam kondisi low (0) atau high (1).
If Vf
Vcc )
( −
……… (2.2)
R c =
Ic Vce
Vcc )
( −
Gambar 2.5 Rancangan Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Gambar 2.5 merupakan rangkaian pengondisi sinyal, dan inverter yang
dikemas dalam IC SN74LS14. Port paralel dapat membaca logika high (1)
atau low (0) dari keluaran (Vout), tegangan 0 V sampai dengan + 0,8 V untuk
BAB III
PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
DAN PERANGKAT LUNAK
.
3.1 Alur Perancangan
Alat yang dirancang ini terdiri dari sensor, pengondisi sinyal dan komputer. Sensor terdiri dari Led Infra Red yang mengirim cahaya dan diterima fototransitor. Pengondisi sinyal yang digunakan dihubungkan dengan
inverter yang dikemas dalam IC, keluaran IC dihubungkan dengan komputer dengan menggunakan port paralel, dan penampil menggunakan Visual Basic 6.0. Diagram blok dalam perancangan pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap road race ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
Sensor Pengondisi Sinyal PC
Gambar 3.1 Rancangan Diagram Blok Alur Rangkaian
3.2 Perancangan Perangkat Keras
mulai untuk mengaktifkan led hijau sebagai tanda putaran berikutnya akan mulai dihitung dan sensor start/finish untuk memulai perhitungan waktu serta selasai.
Sensor 2 Sensor 1
L
I
N
T
A
S
A
N
Interface Db25
LED
Gambar 3.2 Rancangan Lintasan Road Race
3.2.1 Rancangan Led Indikator
Rangkaian led indikator terdapat 3 led. Menandakan awal melintasi lintasan untuk led kuning, mulai perhitungan waktu untuk led hijau serta led
Gambar 3.3 Rancangan Led Indikator
Arus maksimum led untuk dapat menyala maksimal Iled = 20 mA. Pada
perancangan ini digunakan arus led Iled = 11 mA dengan Vcc port paralel = 5
V, maka besarnya R :
R =
Iled Vcc
……… (2.1)
R =
mA V
11 5
= 454,54 Ω
Pada pasaran nilai resistor 454,54 Ω tidak ada, maka R yang digunakan adalah 470 Ω.
3.2.2 Rancangan Sensor Mulai dan Sensor Start/Finish
Rangkaian sensor mulai dan sensor start/finish yang dipasang pada garis
start untuk sensor start/finish dan pada tikungan akhir untuk sensor mulai akan mulai aktif atau menghitung jumlah lap dan waktu tiap lap untuk sensor
sensor ini adalah Led Infra Red. Pada perancangan ini digunakan sebagai sumber cahaya adalah Led Infra Red.
Penerima cahaya dari Led Infra Red adalah fototransistor yang pada rancangan perangkat keras ini digunakan fototransistor dengan tipe QSD122. Sinar dari Led Infra Red yang mengenai atau diterima oleh fototransistor akan menjadi IB (arus basis). Dengan ini maka kolektor-emiter akan terhubung (on),
karena resistor kolektor-emiter akan menjadi sangat kecil atau mendekati nol (0). Keadaan kolektor-emiter terbuka (off), bila fototransistor tidak mendapatkan cahaya yang dipancarkan oleh infrared, yang menyebabkan resistansi kolektor-emiter menjadi besar dan dikarenakan tidak adanya arus pada basis dan tegangan pada kaki emitter sama dengan ground.
B
Arus maju maksimum dioda infra merah If = 100mA dan tegangan maju dioda infra merah Vf = 1,6 volt (data sheet infra-red devices). Pada perancangan ini digunakan arus maju dioda infra merah If = 10mA. Nilai Vcc diberikan sebesar 12 V untuk mendapatkan output sebesar 5 V, maka dapat dihitung besarnya R1 :
R1 =
Pada pasaran nilai resistor 1040 Ω tidak ada, maka R1 yang digunakan
adalah 1000 Ω.
Saat infra merah memancarkan cahaya (on) dan phototransistor menerimanya, maka akan menghasilkan arus Ib. Arus Ib ini menyebabkan tegangan antara kolektor dan emiter kecil (VCE ≈ 0). Agar keluaran
phototransistor dapat maksimal maka phototransistor dibuat dalam keadaan saturasi. Tegangan VCE pada keadaan saturasi adalah 0,4 volt. Arus pada
kolektor IC = 1 mA (data sheetphototransistor QSD122). Besar hambatan Rc
dapat dihitung :
Pada pasaran nilai resistor 11600 Ω tidak ada, maka Rc yang digunakan adalah 12000 Ω.
Kaki kolektor dari fototransistor dihubungkan dengan IC SN741LS14. Keluaran dari IC dihubungkan dengan port paralel. Sensor start/finish ini sebanyak 1 buah yang terlekat pada garis finish yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi jumlah lap dan waktu yang ditempuh tiap putaran. Sensor mulai ini sebanyak 1 buah yang terletak di akhir tikungan.
3.2.3 Rancangan Pengondisi Sinyal dengan Komputer
Alat pengukur road race dengan menggunakan sensor dari Led Infra Red
dan fototransistor sebagai penerima menggunakan komputer sebagai tampilan dan program Visual Basic 6.0 sebagai program yang digunakan. Interface dari sensor menuju ke komputer menggunakan port paralel, di mana keluaran dari sensor dihubungkan dengan IC SN74LS14 supaya output yang keluar dari sensor dapat diterima oleh komputer. Port paralel sendiri mempunyai 25 pin yang dapat dipakai. Di mana pin no 2 sampai dengan pin no 9 dapat digunakan sebagai output data, pin no 10 sampai dengan pin no 17 dapat digunakan sebagai input data, dan pin 18 sampai dengan pin 25 sebagai
ground.
VCC
Gambar 3.5 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 1) dengan Port Paralel
VCC
Gambar 3.6 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 2) dengan Port Paralel
3.2.4 Rancangan Led Indikator dengan Komputer
VB1
Gambar 3.7 Rancangan Led Indikator dengan Port Paralel
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Pada perancangan perangkat lunak ini, berdasarkan pada input yang menuju ke komputer atau output dari sensor yang dikirim ke komputer akan ditampilkan oleh komputer dengan menggunakan program Visual Basic 6.0.
3.3.1 Algoritma Program
Pada program ini, komputer akan menampilkan jumlah lap, waktu tiap lap
serta waktu tercepat yang ditempuh pembalap (best time). Komputer akan mendapat input dari sensor melalui port paralel. Susunan dari sistem ini adalah suatu algoritma.
Pada menu awal akan tertampil Command Button masuk, command button
tersebut akan berfungsi untuk masuk ke form utama. Form utama ini
command button mulai akan ditekan, maka led warna kuning akan on. Led
dan diberikan satu kali putaran awal (waktu belum dihitung). Setelah pembalap melakukan satu kali putaran awal, maka program memerintahkan untuk membaca sensor (1), apakah pembalap telah melintasi sensor tersebut. Apabila pembalap telah melintasi sensor tersebut, maka led hijau akan on, dan waktu akan mulai dihitung bila pembalap telah melintasi garis start (sensor 2).
Program akan menanyakan apakah pembalap telah melintasi sensor
start/finish, sensor yang terlekat di garis start. Apabila pembalap telah melintasi sensor start/finish maka waktu yang telah ditempuh pembalap selama melakukan satu kali putaran lintasan akan disimpan dan ditampilkan didalam labelLAP 1. Setelah pembalap melintasi sensor start/finish, program akan secara otomatis mereset waktu timer dan program akan melakukan perhitungan kembali dengan waktu awal nol dan pembalap akan melakukan perputaran didalam lintasan sebanyak lima kali putaran. Waktu yang dihasilkan pembalap akan disimpan dan ditampilkan didalam labelLAP 2, bila pembalap melalukan perputaran pada lap 2. LabelLAP 3 akan berisikan waktu yang telah dihasilkan pembalap selama melintasi perputaran lintasan yang ke tiga. Label LAP 4 akan berisikan waktu yang telah dihasilkan pembalap selama melintasi perputaran lintasan yang ke empat. Label LAP 5 akan berisikan waktu yang telah dihasilkan pembalap selama melintasi perputaran lintasan yang ke lima. Ketika pembalap akan melakukan perputaran yang ke lima, maka led merah akan on, led merah disini untuk menandakan perputaran terakhir yang ditempuh pembalap dan pembalap akan berhenti melakukan perputaran lintasan. Bila pembalap telah melakukan perputaran lintasan sebanyak lima kali, program akan membaca waktu yang telah dihasilkan pembalap dari LAP 1 sampai dengan LAP 5, dan waktu tersebut akan dibandingkan. Waktu pada lap berapa yang paling kecil, dan waktu hasil perbandingan tersebut akan disimpan dan akan ditampilakan didalam label
maka tekan command button lagi dan semua catatan waktu yang tertampil dan disimpan oleh program akan dihapus dan program dapat digunakan lagi. Bila tidak ingin melakukan pembalap tidak ingin melakukan perputaran lintasan lagi, maka tekan command button keluar program akan keluar. Didalam menu utama terdapat command button bantuan, bila command button bantuan ditekan maka akan tertampil cara menggunakan program. Command button
kembali ini untuk kembali ke menu awal. 3.3.2 Rancangan Form Awal
Program yang digunakan dalam perancangan ini adalah Visual Basic 6.0. Dimana visual basic sebagai pengukur dari sensor, dan ditampilkan.
Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Awal Program
menghitung waktu tiap lap selama 5 lap dan waktu tercepat yang telah ditempuh oleh pembalap. Seperti gambar 3.10.
Gambar 3.10 Rancangan Form Utama
Pada gambar 3.10 merupakan tampilan program untuk mengetahui waktu tempuh pembalap. Dimana pada tampilan ini tersedia lap 1 sampai dengan lap
5 serta waktu terbaik (best time) yang telah ditempuh. Pada tampilan ini
command button MULAI berfungsi untuk memulai menjalankan program. Bila command button ini ditekan maka led warna kuning akan on, menandakan pembalap telah diperbolehkan untuk melintasi lintasan. Led
berfungsi untuk menghitung ulang perhitungan waktu yang telah ditempuh oleh pembalap, dan waktu yang telah ditempuh sebelumnya oleh pembalap akan dihapus, serta waktu tercepat yang ditempuh pembalap akan terhapus pula. Command button BANTUAN berisikan tentang cara menggunakan program, seperti pada gambar 3.11. Sedangkan command button KELUAR berfungsi untuk mengakhiri atau keluar dari program.
Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Help
BAB IV
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menganalisis hasil dari data pengamatan dan pembahasan atas perancangan pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap dalam latihan road race berbasis PC, yang berupa pengujian dari perangkat keras serta perangkat lunak. Pengamatan perangkat keras meliputi tegangan keluaran dari sensor saat terhalang serta saat tidak terhalang dan pengamatan perangkat lunak meliputi cara kerja Visual Basic serta waktu yang dicatat oleh program.
4.1 Sketsa Alat
Sketsa alat pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap ini dapat dilihat pada gambar 3.2 menggunakan 1 buah jalur lintasan. Led indikator terdiri dari 3 buah led. Led kuning sebagai indikator mulai melintasi lintasan, led hijau sebagai indikator mulai perhitungan serta led merah sebagai indikator selesai perhitungan (putaran terakhir). Sensor yang digunakan sebanyak 2 buah. Sensor 1 (mulai) terletak pada akhir tikungan serta sensor 2 (start/finish)
Gambar 4.1 Bentuk Alat
4.2 Pembahasan Perangkat Keras
Perangkat keras yang terdiri dari sensor dan inverter yang dikemas dalam IC, menghasilkan tegangan keluaran yang akan dijadikan masukan komputer melalui port paralel.
4.2.1 Data Keluaran Sensor
Sensor start/finish dan sensor mulai mempunyai 2 keadaan, keadaan terhalang (sensor on) dan keadaan tidak terhalang (sensor off). Setiap keadaan menghasilkan tegangan keluaran yang berbeda.
Tabel 4.1 Data Keluaran Sensor
Pada saat keadaan sensor 1 tidak terhalang maka tegangan yang dihasilkan adalah 0,5 V, pada saat terhalang tegangan menjadi 4,18 V. Sensor 2 menghasilkan tegangan sebesar 0,6 V saat tidak terhalang dan 4,15 V saat terhalang. Dari tegangan yang diperoleh dari sensor, akan dijadikan tegangan masukan IC.
4.2.2 Data Keluaran IC
Tabel 4.2 Data Keluaran IC
Keadaan Sensor 1 Sensor 2 Logika Port Paralel Terhalang 0,8 Volt 0,7 Volt 0
Tidak Terhalang 2,55 Volt 2,5 Volt 1
Pada keluaran IC yang mendapat masukan dari sensor, keluaran sensor 1 sebesar 2,55 V saat tidak terhalang dan 0,8 V saat terhalang. Sensor 2 menghasilkan tegangan keluaran sebesar 2,5 V saat tidak terhalang, dan menghasilkan 0,7 V saat terhalang. Keluaran dari IC akan diolah untuk masukan komputer yang akan diproses oleh program Visual Basic.
4.3 Proses Kerja Alat
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara kerja dari peralatan pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap ini :
1. Proses kerja alat ini diawali dengan menghubungkan hardware dengan catu daya, sehingga alat siap untuk dijalankan.
2. Setelah catu daya dihubungkan lalu jalankan program Visual Basic maka akan tertampil menu awal program seperti gambar 4.2.
Gambar 4.2 Tampilan Awal Program
3. Tekan tombol command button masuk, maka program akan menampilkan menu utama perhitungan waktu (Gambar 4.3). Menu utama terdiri dari
Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama.
4. Setelah menu utama tertampil, tekan command button mulai maka led
kuning akan on (Gambar 4.4) menandakan program telah berjalan dan pembalap telah memulai melintasi lintasan dan menempuh 1 kali putaran pemanasan (waktu belum dihitung).
5. Setelah pembalap melintasi lintasan dan melakukan putaran pemanasan, maka pembalap akan memotong sensor 1 (mulai) dan led hijau akan on
dan led kuning off (Gambar 4.5) menandakan perhitungan waktu akan mulai bila pembalap memotong sensor 2 (start/finish).
Gambar 4.5 Tampilan Setelah Sensor 1 (mulai) Terhalang
Gambar 4.6 Tampilan Setelah Sensor 2 (start/finish) Terhalang
7. Bila pembalap telah melakukan putaran sebanyak 4 kali, maka led merah akan on, dan led hijau akan off. Menandakan pembalap akan melakukan putaran lintasan untuk yang terakhir (Gambar 4.7).
8. Bila pembalap telah selesai melakukan putaran sebanyak 5 kali, maka waktu terbaik (best time) dari 5 kali putaran tersebut akan tertampil di dalam text waktu terbaik (Gambar 4.8).
Gambar 4.8 Tampilan Waktu Terbaik
4.4 Data Pengamatan Pengukur Waktu Lap
Pengamatan waktu yang dilakukan terhadap pengukuran waktu lap ini dengan cara membandingkan waktu pada alat dengan waktu pada stopwatch
standar (handphone – HP). Dari hasil pengamatan tersebut diambil beberapa sampel waktu. Hal ini dimaksudkan agar dapat melihat ketepatan penghitungan waktu yang dilakukan oleh alat.
Tabel 4.3 Data Pengamatan Waktu Awal
Alat Ukur Waktu Awal Sensor (program) 00:00:00:00
Data pengamatan waktu awal dilakukan dengan secara bersamaan mengaktifkan alat ukur (sensor program dengan stopwatch). Waktu yang dihasilkan kedua alat ukur sama.
Pengambilan data alat dimulai pada saat pembalap mulai melintasi garis
start. Saat pembalap melintasi garis start, stopwatch dihidupkan dan dimatikan saat memasuki garis finish.
Tabel 4.4 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 1)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) % LAP 1 00:00:05.04 00:00:04.93 00:00:00.11 2,1 LAP 2 00:00:05.01 00:00:04.89 00:00:00.12 2,3 LAP 3 00:00:05.05 00:00:04.92 00:00:00.13 2,5 LAP 4 00:00:05.00 00:00:04.90 00:00:00.10 2,0 LAP 5 00:00:05.03 00:00:04.88 00:00:00.15 2,9
Selisih rata-rata =
Tabel 4.5 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 2)
Selisih rata-rata =
Tabel 4.6 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 3)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) % LAP 1 00:00:05.01 00:00:04:94 00:00:00.07 1,3 LAP 2 00:00:05.03 00:00:04:89 00:00:00.14 2,7
LAP 3 00:00:05.01 00:00:04:93 00:00:00.08 1,5 LAP 4 00:00:05.00 00:00:04:93 00:00:00.07 1,4 LAP 5 00:00:05.04 00:00:04:96 00:00:00.08 1,5
Selisih rata-rata =
Tabel 4.7 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 4)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) % LAP 1 00:00:05.05 00:00:04:93 00:00:00.12 2,3 LAP 2 00:00:05.02 00:00:04:95 00:00:00.07 1,3 LAP 3 00:00:05.07 00:00:04:91 00:00:00.16 3,1 LAP 4 00:00:05.05 00:00:04:91 00:00:00.14 2,7 LAP 5 00:00:05.08 00:00:04:94 00:00:00.14 2,7
% rata-rata =
Tabel 4.8 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 5)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) % LAP 1 00:00:05.10 00:00:04:96 00:00:00.14 2,7 LAP 2 00:00:05.06 00:00:04:95 00:00:00.11 2,1 LAP 3 00:00:05.08 00:00:04:95 00:00:00.13 2,5 LAP 4 00:00:05.05 00:00:04:97 00:00:00.08 1,5 LAP 5 00:00:05.07 00:00:04:96 00:00:00.11 2,1
Tabel 4.9 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 6)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) % LAP 1 00:00:05.14 00:00:04:96 00:00:00.18 3,5 LAP 2 00:00:05.10 00:00:04:97 00:00:00.13 2,5 LAP 3 00:00:05.09 00:00:04:95 00:00:00.14 2,7 LAP 4 00:00:05.07 00:00:04:96 00:00:00.11 2,1 LAP 5 00:00:05.09 00:00:04:96 00:00:00.13 2,5
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) % LAP 1 00:00:05.12 00:00:04:97 00:00:00.15 2,9 LAP 2 00:00:05.10 00:00:04:97 00:00:00.13 2,5 LAP 3 00:00:05.09 00:00:04:97 00:00:00.12 2,3 LAP 4 00:00:05.11 00:00:04:99 00:00:00.12 2,3 LAP 5 00:00:05.14 00:00:04:98 00:00:00.16 3,1
Tabel 4.11 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 8)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) % LAP 1 00:00:05.12 00:00:04:96 00:00:00.16 3,1 LAP 2 00:00:05.16 00:00:04:99 00:00:00.17 3,2 LAP 3 00:00:05.10 00:00:04:97 00:00:00.13 2,5 LAP 4 00:00:05.13 00:00:04:99 00:00:00.14 2,7 LAP 5 00:00:05.12 00:00:04:98 00:00:00.14 2,7
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) % LAP 1 00:00:05.15 00:00:04.99 00:00:00.16 3,1 LAP 2 00:00:05.12 00:00:05.00 00:00:00.12 2,3 LAP 3 00:00:05.16 00:00:04.98 00:00:00.18 3,4 LAP 4 00:00:05.19 00:00:04.97 00:00:00.22 4,2 LAP 5 00:00:05.16 00:00:04.97 00:00:00.19 3,6
Tabel 4.13 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 10)
No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) % LAP 1 00:00:05.15 00:00:04.96 00:00:00.19 3,6 LAP 2 00:00:05.17 00:00:04.95 00:00:00.22 4,2 LAP 3 00:00:05.14 00:00:04.95 00:00:00.19 3,6 LAP 4 00:00:05.18 00:00:04.97 00:00:00.21 4,0 LAP 5 00:00:05.14 00:00:04.99 00:00:00.15 2,9
Σ SelisihRata-rata =
Selisih waktu antara perhitungan menggunakan program dengan stopwatch
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perancangan yang dilakukan maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Galat pengukur waktu lap ini adalah 2,2 %, dengan jumlah selisih rata –
rata waktu adalah 0,12 detik.
2. Pengukur waktu ini dapat meningkatkan ketelitian bagi pembalap dalam
mencatat waktu putaran.
5.2 Saran
Sehubungan alat ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mencoba untuk
memberikan saran-saran bagi pengembangan yang lebih lanjut agar dapat
menjadi lebih baik, yaitu :
1. Media pengiriman informasi dari sensor tidak lagi menggunakan kabel
melainkan tanpa kabel.
2. Tampilan akan lebih baik bila tidak ada batasan putaran. Sehingga
pembalap dapat melakukan putaran melintasi sirkuit sebanyak mungkin.
3. Ketelitian waktu akan lebih baik bila ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ikatan Motor Indonesia, 2006, “Peraturan Balap Motor”, Penerbit IMI,
Yogyakarta.
[2] B. Wuri. H. dan Petrus Setyasadi, 2001, “Pemrograman Orientasi Obyek”,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
[3] Retna Prasetia dan Catur Edi Widodo, 2004, “Interfacing Port Paralel dan
Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0”, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
[4] Windra Swastika, 2006, “Resep Visual Basic”, Penerbit Dian Rakyat,
Jakarta.
[5] LPKBM MADCOMS, 2005, “Panduan Pemrograman dan Referensi
Kamus Visual Basic 6.0”, Penerbit Andi, Yogyakarta.
[6] http : //www.vbcode.com, 20107, “Source Code VB” diakses tgl.20-04-2007
[7] http : //www.beyandlogic.org/spp/. diakses tgl.20-04-2007
Dim WaktuLap1, WaktuLap2, WaktuLap3, WaktuLap4, WaktuLap5 As Integer Dim TotalTenthDetik, TotalDetik, TenthDetik, Detik, menit, Jam As Integer
Dim Detik1, Menit1, Detik2, Menit2, Detik3, Menit3, Detik4, Menit4, Detik5, Menit5 As Integer
Dim Jaml, Jam2, Jam3, Jam4, Jam5 As String
Private Sub CmdHelp_Click() 'Bantuan Frminfo.Show
End Sub
Private Sub CmdReset_Click() 'Lagi Unload Me
End Sub
Private Sub CmdStart_Click() 'Start
Out Val(&H378), 1 'Led Kuning On led1.FillColor = &HFFFF&
End Sub
Private Sub Command2_Click() Text9.Text = Text9.Text + 1 End Sub
Private Sub END_Click() 'Keluar Program End
End Sub
Private Sub Form_Activate() 'Pembaca Input Parallel Port Text9.Text = "0"
For i = 1 To 150000 If i Mod 10 = 0 Then Timer4 = DoEvents End If
Next i
For a = 1 To 200000 If a Mod 10 = 0 Then Timer2 = DoEvents End If
Next a
For c = 1 To 2500000 If c Mod 10 = 0 Then Timer1 = DoEvents End If
Next c
End Sub
Private Sub Form_Load() 'Pemberian Nilai Awal BestTime = 0
BestTime1 = 0 BestTime2 = 0 BestTime3 = 0 BestTime4 = 0 End Sub
Private Sub Timer1_Timer() 'Perhitungan Timer Awal
If Text7.Text = "126" Then
TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60
If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If
menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then
Menit1 = "0" & menit End If
Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then
Jam1 = "0" & Jam End If
Text2.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" End If
End Sub
End Sub
Private Sub Timer3_Timer() 'Best Time If WaktuLap1 < WaktuLap2 Then
BestTime1 = WaktuLap1
BestTime = BestTime4
If BestTime = WaktuLap1 Then Text7.Text = Inp(Val(&H379))
End Sub
End If
Private Sub Timer6_Timer() If Text7.Text = "62" Then Text9.Text = Text9.Text + 1 End If
End Sub
Private Sub Timer7_Timer() 'Pengaktif Timer If Text9.Text = "1" Then
Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = False Timer10.Enabled = False Timer11.Enabled = True Else
Timer5.Enabled = False Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = False Timer10.Enabled = False Timer11.Enabled = False Timer3.Enabled = True End If
If Timer10.Enabled = True Then Out Val(&H378), 4
led3.FillColor = &HFF& 'Led Merah On If Text7.Text = "62" Then
Private Sub Timer9_Timer() 'Perhitungan Lap 3 If Text7.Text = "62" Then
TotalTenthDetik = -1 If Text7.Text = "62" Then
WaktuLap4 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik End If
End Sub
Private Sub Timer11_Timer() 'Perhitungan Lap 5 If Text7.Text = "62" Then
TotalTenthDetik = -1 End If
If Text7.Text = "126" Then
TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60
If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If
menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then
Menit1 = "0" & menit End If
Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then
Jam1 = "0" & Jam End If
Text6.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" WaktuLap5 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik
End If End Sub
Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _
Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
1 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
D Operation From Very Slow Edges
D Improved Line-Receiving Characteristics
D High Noise Immunity
description
Each circuit functions as an inverter, but because of the Schmitt action, it has different input threshold levels for positive-going (VT+) and negative-going (VT–) signals.
These circuits are temperature compensated and can be triggered from the slowest of input ramps and still give clean, jitter-free output signals.
ORDERING INFORMATION
TA PACKAGE† ORDERABLE
PART NUMBER
TOP-SIDE MARKING
PDIP N Tube SN7414N SN7414N PDIP – N Tape and reel SN74LS14DR LS14 SOP – NS Tape and reel SN7414NSR SN7414 SSOP – DB Tape and reel SN74LS14DBR LS14
Tube SN5414J SN5414J
CDIP J Tube SNJ5414J SNJ5414J CDIP – J
Tube SN54LS14J SN54LS14J –55°C to 125°C Tube SNJ54LS14J SNJ54LS14J
CFP W Tube SNJ5414W SNJ5414W CFP – W
Tube SNJ54LS14W SNJ54LS14W LCCC – FK Tube SNJ54LS14FK SNJ54LS14FK
† Package drawings, standard packing quantities, thermal data, symbolization, and PCB design guidelines are available at www.ti.com/sc/package.
Copyright 2002, Texas Instruments Incorporated PRODUCTION DATA information is current as of publication date.
Products conform to specifications per the terms of Texas Instruments standard warranty. Production processing does not necessarily include testing of all parameters.
Please be aware that an important notice concerning availability, standard warranty, and use in critical applications of Texas Instruments semiconductor products and disclaimers thereto appears at the end of this data sheet.
SN5414, SN54LS14 . . . J OR W PACKAGE
NC – No internal connection VCC
SN54LS14 . . . FK PACKAGE (TOP VIEW)
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
2 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
logic diagram (positive logic)
1A
2A
3A
4A
5A
6A
1Y
2Y
3Y
4Y
5Y
6Y 1
3
5
9
11
13
2
4
6
8
10
12
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
3 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
schematic
’14
GND Output Y 100 Ω
VCC
6 kΩ
Input A
GND Output Y
VCC
20 kΩ
Input A
’LS14
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
4 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
absolute maximum ratings over operating free-air temperature (unless otherwise noted)†
Supply voltage, VCC (see Note 1) . . . 7 V
† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, and functional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is not implied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.
NOTES: 1. Voltage values are with respect to network ground terminal.
2. The package termal impedance is calculated in accordance with JESD 51-7
recommended operating conditions
SN5414 SN7414
UNIT
MIN NOM MAX MIN NOM MAX UNIT
VCC Supply voltage 4.5 5 5.5 4.75 5 5.25 V IOH High-level output current –0.8 –0.8 mA IOL Low-level output current 16 16 mA TA Operating free-air temperature –55 125 0 70 °C
electrical characteristics over recommended operating free-air temperature range (unless otherwise noted)
‡ For conditions shown as MIN or MAX, use the appropriate value specified under recommended operating conditions. § All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
5 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Figure 1)
PARAMETER (INPUT)FROM (OUTPUT)TO TEST CONDITIONS
SN5414
SN7414 UNIT
PARAMETER (INPUT) (OUTPUT) TEST CONDITIONS
MIN TYP MAX
MIN NOM MAX MIN NOM MAX UNIT
VCC Supply voltage 4.5 5 5.5 4.75 5 5.25 V IOH High-level output current –0.4 –0.4 mA
IOL Low-level output current 4 8 mA
TA Operating free-air temperature –55 125 0 70 °C
electrical characteristics over recommended operating free-air temperature range (unless otherwise noted)
PARAMETER TEST CONDITIONS† SN54LS14 SN74LS14 UNIT
PARAMETER TEST CONDITIONS†
MIN TYP‡ MAX MIN TYP‡ MAX UNIT
VT+ VCC = 5 V 1.4 1.6 1.9 1.4 1.6 1.9 V
† For conditions shown as MIN or MAX, use the appropriate value specified under recommended operating conditions. ‡ All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.
§ Not more than one output should be shorted at a time, and duration of the short-circuit should not exceed one second.
switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Figure 2)
PARAMETER FROM TO TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT
PARAMETER
(INPUT) (OUTPUT) TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT
tPLH
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
6 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION
FOR 2-STATE TOTEM-POLE OUTPUTS (see Note B)
NOTES: A. CL includes probe and jig capacitance. B. All diodes are 1N3064 or equivalent.
C. Waveform 1 is for an output with internal conditions such that the output is low except when disabled by the output control. Waveform 2 is for an output with internal conditions such that the output is high except when disabled by the output control. D. S1 and S2 are closed for tPLH, tPHL, tPHZ, and tPLZ; S1 is open and S2 is closed for tPZH; S1 is closed and S2 is open for tPZL. E. All input pulses are supplied by generators having the following characteristics: PRR ≤ 1 MHz, ZO ≈ 50 Ω; tr and tf ≤ 7 ns for Series
54/74 devices and tr and tf ≤ 2.5 ns for Series 54S/74S devices.
F. The outputs are measured one at a time with one input transition per measurement.
S1 SETUP AND HOLD TIMES Timing
ENABLE AND DISABLE TIMES, 3-STATE OUTPUTS
1.5 V 1.5 V
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
7 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION
FOR 2-STATE TOTEM-POLE OUTPUTS (see Note B)
NOTES: A. CL includes probe and jig capacitance. B. All diodes are 1N3064 or equivalent.
C. Waveform 1 is for an output with internal conditions such that the output is low except when disabled by the output control. Waveform 2 is for an output with internal conditions such that the output is high except when disabled by the output control. D. S1 and S2 are closed for tPLH, tPHL, tPHZ, and tPLZ; S1 is open and S2 is closed for tPZH; S1 is closed and S2 is open for tPZL. E. Phase relationships between inputs and outputs have been chosen arbitrarily for these examples.
F. All input pulses are supplied by generators having the following characteristics: PRR ≤ 1 MHz, ZO ≈ 50 Ω, tr ≤ 1.5 ns, tf ≤ 2.6 ns. G. The outputs are measured one at a time with one input transition per measurement.
S1 SETUP AND HOLD TIMES Timing
ENABLE AND DISABLE TIMES, 3-STATE OUTPUTS
1.3 V 1.3 V
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
8 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’14 CIRCUITS†
T+
Positive-Going Threshold V
oltage
Negative-Going Threshold V
oltage
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
9 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’14 CIRCUITS†
Figure 6
780
760 800 820 840
DISTRIBUTION OF UNITS
Relative Frequency of Occurence
740 Positive-Going Threshold Voltage, VT+
Negative-Going Threshold Voltage, VT–
4.5
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
10 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’LS14 CIRCUITS†
Figure 10
740 780 800 820
DISTRIBUTION OF UNITS
Relative Frequency of Occurence
720
99% ARE ABOVE
735 mV
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
11 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’LS14 CIRCUITS†
Figure 14
THRESHOLD VOLTAGES AND HYSTERESIS vs
V Positive-Going Threshold Voltage, VT+
Negative-Going Threshold Voltage, VT–
Hysteresis, VT+ – VT–
Figure 15
SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002
12 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
TYPICAL APPLICATION DATA
TTL System
CMOS
Sine-Wave Oscillator
TTL System Interface for Slow Input Waveforms
330 Ω
Input
Multivibrator
0.1 Hz to 10 MHz
Open-Collector Output
Input Output
Pulse Stretcher
Pulse Shaper Input
Output
VT– VT+
VT– VT+
Input
Output
Threshold Detector
VT+ Input
any product or service without notice. Customers should obtain the latest relevant information before placing orders and should verify that such information is current and complete. All products are sold subject to TI’s terms and conditions of sale supplied at the time of order acknowledgment.
TI warrants performance of its hardware products to the specifications applicable at the time of sale in accordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are used to the extent TI deems necessary to support this warranty. Except where mandated by government requirements, testing of all parameters of each product is not necessarily performed.
TI assumes no liability for applications assistance or customer product design. Customers are responsible for their products and applications using TI components. To minimize the risks associated with customer products and applications, customers should provide adequate design and operating safeguards.
TI does not warrant or represent that any license, either express or implied, is granted under any TI patent right, copyright, mask work right, or other TI intellectual property right relating to any combination, machine, or process in which TI products or services are used. Information published by TI regarding third–party products or services does not constitute a license from TI to use such products or services or a warranty or endorsement thereof. Use of such information may require a license from a third party under the patents or other intellectual property of the third party, or a license from TI under the patents or other intellectual property of TI.
Reproduction of information in TI data books or data sheets is permissible only if reproduction is without alteration and is accompanied by all associated warranties, conditions, limitations, and notices. Reproduction of this information with alteration is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for such altered documentation.
Resale of TI products or services with statements different from or beyond the parameters stated by TI for that product or service voids all express and any implied warranties for the associated TI product or service and is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for any such statements.
Mailing Address:
Texas Instruments Post Office Box 655303 Dallas, Texas 75265