• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Medis - RIANA SAFITRI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Medis - RIANA SAFITRI BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian

Stroke adalah gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena yang dapat sembuh sempurna,sembuh dengan cacat,atau kematian (Junaidi,2012).

Stroke (gangguan peredaran darah otak) merupakan salah satu masalh neurologis yang paling sering dihadapi oleh dokter ahli penyakit dalam beberapa aspek terapi stroke (emboli,trombosis,perdarahan) masih bersifat kontroversial. Bab ini mengetengahkan suatu dasar pendekatan dan garis besar modalitas terapi terhadap penderita stroke yang telah diterima secara umum (Howard L.Weiner,2001).

Stroke adalah merupakan penyakit yang menyerang siapapun dengan kejadian sangat mendadak dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologi utama di indonesia(Tarwoto,2007).

2. Etiologi

Brunner & Suddart,(2002) menjelaskan stroke biasanya di akibatkan dari salah satu dari emapt kejadian :

a) Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher),

6

(2)

b) Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain),

c) Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak), dan

d) Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak)

3. Tanda dan gejala

Serangan awal stroke umumnya berupa gangguan kesadaran,tidak sadar, bingung, sakit kepala, sulit konsentrasi, disorientasi, atau dalam bentuk lain. Gangguan kesadaran dapat muncul dalam bentuk lain berupa perasaan ini tidur, sulit mengingat, penglihatan kabur, dan sebagainya (Junaidi,2012). 4. Patofisiologi

Otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang deawasa.otak menerima 20% dari curah jantung dan memerlukan sekitar 20% pemakain oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya.otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasala dari metabolisme oksidasi glukosa.jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah adalah konstan.metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu,tanpa ada masa istirahat (Sylvia. Price,1995).

(3)

suplay darah ke otak untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan glikosa sedangakn mekanisme / usaha sendiri dalam menjaga keseimbangan. Misalnya jika terjadi hipoksemia otak maka pembuluh darah otak akan mengalami vasodilatasi (Tarwoto,2007).

5. Anatomi dan fisiologi

Gambar 2.1

Serebri terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakanvoluntar. Lobus parietalis yang berperan pada kegiatan memproses dan mengintregasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatandan menyadari sensasi warna. Serebelum terletak didalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh durameter yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior

(4)

serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagi pusat refleks yang mengkoordinasi dan meperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatankontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medulaoblongata, pons, dan mesenfalon (otak tengah).

(5)

Penyakit

Obesitas Merokok Lansia Hipertensi

Lemak dan

(penyempitan pembuluh darah)

Hemisfer kiri Hemisfer kanan

Hemiparesis

(6)

7. Manisfestasi klinis

Stroke adalah penyebab paling umum (Brunner,2002). Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat di manifestasi klinis sebagai disartria, disfasia, afasia atau apraksia.

Disartria, kesulitan bicara yang di tunjukan dengan bicara yang sulit di mengerti di sebabkan oleh paralysis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.

Disfasia atau afasia, bicara defektif atau kehilangan bicara yang terutama ekspresif dan reseptif. Afasia ekspresi (afasia Broca’s) adalah ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri sendiri secara verbal. Afasia resptif (afasia wernicke’s) ketidakmampuan untuk mengerti kata-kata yang di bicarakan. Gabungan afasia ekspresif di sebut afasia global. Apraksia, ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang di pelajari sebelumnya seperti terlihat ketika klien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya namun tidak berhasil. Gangguan persepsi merupakan ketidak mampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Disfungsi persepsi pada pasien stroke antara lain dapat terjadi disfungsi persepsi visual,gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori.

(7)

Pada awal serangan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralysis dan hilang atau menurunnya refleks tendon dalam hal ini muncul kembali, peningkatan tonus disertai dengan spastisitas pada ekstermitas yang terkena.

8. Klasifikasi

• Klasifikasi stroke berdasarkan keadaan patologis a. Stroke iskemia

Iskemia terjadi akibat suplay darah ke jaringan otak berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau sebagian pembuluh otak darah otak. Hampir 80% pasien stroke merupakan stroke iskemik. Penyebab stroke iskemia adalah karena trombosis,emboli dan hypoperfusi global. Trombosis merupakan penyebab stroke yang paling sering, biasanya berkaitan dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis. Stroke karena emboli biasanya berasal dari suatu trombosis dalam jantung, juga berasal dari plak aterosklerosis sinus karotikus atau arteri karotis interna. Pada stoke karena hypoperfusi global biasanya disebabkan karena cardiac arrest dan embolis pulmonal.

b. Stroke hemoragik

Stroke yang terjadi karena perdarahan subarachnoid,mungkin disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak tertentu. biasanya terjadi pada saat pasien melakukan aktifitas atau saat aktif, namun juga pada kondisi istirahat.

(8)

• Klasifikasi stroke berdasarkan penyakit a. Transient Iskemic Attack (TIA)

Merupakan gangguan neurologi fokal yang timbul secara tiba-tiba dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Gejala yang muncul akan hilang secara spontan dalam waktu kurang dari 24 jam. b. Progresif (sroke in evolution)

Perkembangan stroke terjadi berlahan-lahan sampai akut, munculnya gejala makin memburuk. Proses progesif beberapa jam sampai beberapa hari.

c. Stroke lengkap (stroke complete)

Gangguan neurologik yang timbul sudah menetap atau permanen, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan perbaikan. (Tarwoto,2007).

9. Komplikasi

- Hipertensi / hipotensi - Kejang

- Peningkatan tekanan intrakarnial (TIK) - Kontraktur

- Tonus otot abnormal - Trombosis vena - Malnutrisi - Aspirasi

(9)

10. Penatalaksanaan

a. Kendalikan hipertensi

b. Pertimbangkan konsultasi bedah saraf c. Perdarahan intraserebral

- Obati penyebabnya

- Turunan TIK yang menetap - Tindakan bedah

11. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan radiologi

1. CT-scan 2. Foto thorax

b. Pemeriksaan laboratorium 1. Fungsi lumbal

2. Pemeriksaan darah rutin 3. Pemeriksaan kimia darah 4. Pemeriksaan darah lengkap

B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian

Menurut Doengoes (2000) data fokus pada pasien stroke hemoragik adalah : a. Wawancara

1) Data subyektif

(10)

- Pernyataan pasie apakah merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan

- Pernyataan pasien apakah merasa mudah lelah,susah untuk beristirahat

- Pengertian pasien tentang penyakitnya 2) Data obyektif

- Tanda-tanda peningkatan TIK - Gangguan tingkat kesadaran

- Orientasi terhadap tempat,waktu dan orang b. Data fokus

1) Aktivitas

DS : Adanya kesulitan dan kelemahan

DO : Gangguan tonus otot (flaksid, spastis) dan kelemahan umum 2) Sirkulasi

DO : Perubahan tekanan darah (hipertensi arterial, nadi : frekuensi dapat bervariasi karena adanya ketidakstabilan fungsi jantung / kondisi jantung, obat-obatan, efek stroke pada pusat vasomotor)

3) Integritas Ego

DS : perasaan tidak berdaya

DO : Kesulitan untuk mengekspresikan diri 4) Eliminasi

(11)

DO : Inkontinensia kandung kemih 5) Makanan/cairan

DS : Mual, muntah perubahan selera DO : Muntah proyektil

6) Neurosensori

DS : Sakit kepala, akan sangat berat denagn adanya perdarahan intraserebral

DO : Ektermitas : kelemahan / paralisis (kontralateral pada semua jenis stroke)

7) Nyeri/kenyamanan

DS : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda (karena arteri karotis terkena)

DO : Gelisah, wajah menyeringai, tidak bisa istirahat 8) Interaksi sosial

DO : masalah bicara ketidakmampuan untuk berkomunikasi 2. Fokus intervensi

a. Pengertian

Perubahan perfusi jaringan merupakan suatu penurunan jumlah oksigen yang mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler (Nanda, 2007).

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berisiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan (Nanda,2012).

(12)

Perubahan perfusi jaringan serebral merupakan suatu penurunan jumlah oksigen yang mengakibatkan untuk memeliharan jaringan pada tingakat kapiler (Wilkinson,2007).

b. Batasan karakteristik

- Perubahan status mental - Perubahan perilaku - Perubahan respon motorik - Kesulitan menelan

- Kelemahan ekstermitas atau kelumpuhan - Ketidaknormalan dalam berbicara

c. Faktor yang berhubungan

- Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen - Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah - Keracunan enzim

- Gangguan pertukaran - Hipervolemia

- Hipoventilasi

- Gangguan transpor oksigen melalui alveovar dan membran kapiler - Gangguan aliran arteri

- Gangguan aliran vena

(13)

NOC : circulation

- TD sistolik, diastolic dalam rentang yang diharapkan - Menunjukan fungsi sensimotor kranial yang utuh - Mempunyai fungsi autonomik yang utuh

- Mempunyai pupil yang sebanding dan reaktif - Terbebas dari kejang

- Tidak mengalami sakit kepala NIC : peningkatan perfusi serebral

- Kaji adanya diplopia, nigtamus, penglihatan kabur, dan sakit kepala - Kaji tingkat kesadaran dan orientasi

- Monitor adanya peningkatan TIK - Monitor tanta-tanda vital tiap jam

- Monitor perubahan ukuran, bentuk, kesimetrisan dan reaktivitas pupil - Monitor reflek korneal, batuk dan muntah

- Monitor tonus otot,pergerakan motorik

- Kaji adanya parestesi : mata rasa dan kesemutan - Monitor balance cairan

- Berikan pengobatan sesuai hasil kolaborasi sesuai hasil kolaborasi diuretik, obat dan cairan untuk meningkatkan volume intravaskuler, dan untuk mempertahankan perfusi serebral yang adekuat

- Lakukan pemeriksaan penunjang sesuai hasil kolaborasi.

Gambar

Gambar 2.1 Serebri terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan
Gambar 2.2: Pathways Stroke (sumber: Doenges, 2000; Prince & Wilson, 1995; Smeltzer &           Smeltzer, 2002) Ketidakefektifan Perfusi Jaringan..., RIANA SAFITRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012

Referensi

Dokumen terkait

Pada DPPKAD Kota Gorontalo masih terdapat beberapa sumber daya manusia yang kurang memahami cara menggunakan teknologi informasi, hal ini merupakan sebuah masalah

In this research, the writer has decided to limit the topic only “The Inf luence of Using Scrabble Game for Improving Students’ Vocabulary Mastery at the Fifth Grade

Jane Austen’s Criticism on Marriage Motivation in the early Nineteenth Century England through the Main Character, Elizabeth Bennet, in Austen’s Pride and Prejudice..

pekeria non-produksi pada industri kimia di Indonesia tegar untuk turun: kenaikan produktivitas pekerja diikuti kenaikan upah nominal, tetapi penurunan produk- tivitas

Wicaksono, (2015), berjudul”Hubungan faktor predisposing (tingkat pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan) kader dengan keaktifan kader pada kegiatan posyandu di desa

[r]

From a series of research methodology, analysis and discussion design of a system that has been done then it can be drawn the conclusion, has produced an application

Dengan demikian, hasil pembahasan penelitian didapat hasil yang akurat, menemukan hal baru, atau memperkuat dan membantah hasil penemuan sebelumnya, Analisis data