• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUAS KABUPATEN DONGGALA MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012 NO KECAMATAN LUAS (Km) PERSENTASE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LUAS KABUPATEN DONGGALA MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012 NO KECAMATAN LUAS (Km) PERSENTASE"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL KABUPATEN/KOTA

4.1. KABUPATEN DONGGALA

4.1.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Donggala

Kabupaten Donggala adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah

yang wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat Daya dan melebar dari arah

Barat ke Timur, dan sebagian besar berada di daratan Pulau Sulawesi.

Kabupaten Donggala terletak di sebelah selatan Teluk Tomini, dengan

jarak sekitar 220 kilometer dari Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, Palu. Letak

astronomisnya antara 1Ā°06' dan 2Ā°12' Lintang Selatan (LS) dan antara 120Ā°05' dan

120Ā°52' Bujur Timur (BT). Luas daratan Kabupaten Donggala setelah terpisah

dengan Kabupaten Tojo Una-una diperkirakan sekitar 8.712,25 Km2 atau 12,81 persen

dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah. Bila dibandingkan dengan luas daratan

kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala menempati

urutan keempat. Panjang Wilayah Kabupaten Donggala dari ujung barat sampai ujung

timur diperkirakan kurang lebih 86,2 Km jaraknya. Lebarnya dari utara ke selatan

dengan jarak kurang lebih 130 Km.

Dilihat dari posisinya dipermukaan bumi letak Wilayah Kabupaten Donggala

secara umum terletak di kawasan hutan dan lembah pegunungan. Dan kawasan lainnya

terletak pada pesisir pantai yang sebagian terletak di perairan Teluk Tomini dan Teluk

Tolo. Secara geologis wilayah Kabupaten Donggala terletak pada deretan

pegunungan lipatan, yakni Pegunungan Fennema dan Tineba di bagian barat,

Pegunungan Takolekaju di bagian barat daya, Pegunungan Verbeek di bagian tenggara,

Pegunungan Pompangeo dan Pegunungan Lumut di bagian timur laut. Adapun

(2)

Bab IV -106106

- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini dan Provinsi Sulawesi Utara.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi

Moutong.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten

Morowali.

Luas Kabupaten Donggala menurut kecamatan Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL

LUAS KABUPATEN DONGGALA MENURUT

KECAMATAN TAHUN 2012

2 PAMONA BARAT 272,16 3,12

3

5 PAMONA UTARA 614,61 7,05

6 PAMONA TIMUR 701,95 8,06

7 LORE SELATAN 569,49 6,54

8 LORE BARAT 428,2 4,91

9 LORE UTARA 864,61 9,92

10 LORE TENGAH 976,37 11,21

11 LORE TIMUR 423,87 4,87

(3)

13 DONGGALA PESISIR

(4)

Bab IV -108108

14

DONGGALA PESISIR

SELATAN

563,06 6,46

15

DONGGALA PESISIR

UTARA

623,47 7,16

16 DONGGALA KOTA 12,8 0,15

17

DONGGALA KOTA

SELATAN 27,62 0,32

18

DONGGALA KOTA

UTARA 20,04 0,23

19 LAGE 401,43 4,61

TOTAL 8712,25 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Donggala, Tahun 2013

Untuk mengetahui ibukota kecamatan dan banyaknya kelurahan di

(5)

TABEL

IBUKOTA KECAMATAN DAN BANYAKNYA

KELURAHAN

2 PAMONA BARAT Meko 5

3

PAMONA

TENGGARA Korobono 9

4

PAMONA

PUSALEMBA Sangele 7 + 3 Kel

5 PAMONA UTARA Sulewana 7 + 3 Kel

6 PAMONA TIMUR Taripa 12

7 LORE SELATAN Gintu 8

8 LORE BARAT Lengkeka 6

9 LORE UTARA Wuasa 7

10 LORE TENGAH Doda 8

11 LORE TIMUR Maholo 4

12 LORE PEORE Watutau 5

13 DONGGALA

(6)

Bab IV -110110

(7)

SELATAN

18

DONGGALA KOTA

UTARA Lawanga 6 (Kel)

19 LAGE Tagolu 14

TOTAL 156

Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka, Tahun 2013

4.4.1 Gambaran Demografi Kabupaten Donggala

Jumlah penduduk kabupaten Donggala pada Tahun 2013 sebanyak 236,051

Jiwa yang terbagi atas 122,171 laki-laki dan 113,880 perempuan. Sedangkan pada

Tahun

2012 jumlah penduduk Kabupaten Donggala mencapai 226.389 jiwa. Jumlah ini

merupakan hasil proyeksi penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) Tahun

2010. Jumlah penduduk laki-laki Pada Tahun 2012 mencapai 117.667 jiwa,

sementara jumlah penduduk perempuan 108.722 jiwa. Jika di bandingkan Tahun

2011 jumlah penduduk Kabupaten Donggala bertambah bertambah 6,23 persen atau

sebanyak 13.293 jiwa. Pesatnya pertambahan penduduk menunjukan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Donggala.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan

penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk tercatat 26 jiwa/KmĀ²,

dengan luas wilayah Kabupaten Donggala 8.712,25 KmĀ². Kecamatan Donggala Kota

merupakan daerah yang memiliki penduduk terpadat yaitu 1.712 jiwa/KmĀ² dengan luas

area 12,8 KmĀ², sementara Kecamatan Lore Tengah memilki penduduk terjarang sekitar

4 jiwa/KmĀ² dengan luas area 976,37 KmĀ².

Berdasarkan kepadatan penduduk pada tingkat kecamatan dapat dilihat

sebagian besar penduduk terpusat di ibukota kabupaten yaitu sebesar 9,68 persen

dengan 21.910 jiwa, diikuti Kecamatan Donggala Pesisir sebesar 9,61 persen dengan

(8)

Bab IV -112112

dengan jumlah penduduk 19.880 jiwa. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Donggala

Tahun

(9)

penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki masih lebih dominan dari penduduk

perempuan. Demikian juga terjadi pada tingkat kecamatan, terkecuali Kecamatan

Donggala Kota Selatan, jumlah laki-laki lebih sedikit daripada penduduk

perempuan. Sex ratio terbesar terdapat di di Kecamatan Lore Timur yaitu sebesar

121.

Sementara jumlah rumah tangga di Kabupaten Donggala sekitar 54.036 rumah

tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa.

Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan Donggala Kota, sekitar 5.037

rumah tangga. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya cenderung sama,

wilayah ibukota tetap menjadi tujuan utama pendatang dari luar kabupaten, meskipun

beberapa wilayah Kabupaten Donggala merupakan daerah tujuan transmigrasi.

Untuk lebih jelas mengenai gambaran kependudukan di Kabupaten

Donggala dapat dilihat pada tabel indikator kependudukan berikut.

TABEL

INDIKATOR KEPENDUDUKAN KABUPATEN

DONGGALA TAHUN 2013

URAIAN TAHUN 2012

Penduduk (Jiwa) (Tahun 2013) 236,051

Pertumbuhan Penduduk (%) 9,68

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 26

Sex Ratio (%) 108

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 54,036

Rata-rata ART (Jiwa/KK) 4,19

% Penduduk Menurut Kelompok Umur

% Usia (0-14) Tahun 30,95

% Usia (15-64) Tahun 64,43

% Usia > 65 Tahun 4,62

(10)

Bab IV -114114

4.4.2 Gambaran Geologi Kabupaten Donggala

Geologi tanah dataran Kabupaten Donggala terdiri dari bahan-bahan antara lain

: Alluvium Coastal Deposits, Kambuno Granite, Lake Deposits, Formasi Latimojong,

Meta Limestone, Formasi Napu, Komplek Pompangeo, Formasi Donggala, Formasi

Puna, Serpentinite Rocks, Tineba Volcanics, Formasi Tomata.

Berdasarkan hubungan geologi tersebut, terdapat Sumberdaya Mineral di

Kabupaten Donggala yang terbagi dalam tiga satuan Sumberdaya Mineral, antara lain :

1. Sumberdaya Mineral Kecamatan Lore Tengah,

Tampak singkapan Basal di daerah Torire dengan intensitas kekar (joint) yang

cukup intensif sumberdaya tereka 30.266.454,47 m3. Lempung Hijau sumberdaya 405.000 m3. Kegunaanya untuk genteng tahan api dan pembuatan porselin. Tampak zona alterasi pada daerah mineralisasi pada batuan andesit

Blok Hanggira Lore Tengah sumberdaya tereka 108.066.737.08 m3. Singkapan andesit yang sebahagian telah lapuk menjadi soil berwarna coklat kehitaman

daerah Bariri Lore Tengah.

Granit merupakan jenis batuan beku dalam (intrusif), yang terbentuk akibat

proses pembekuan magma yang bersifat asam dimana kandungan SiO2 > 66%,

Kecamatan Lore Tengah meliputi daerah Lempe, Hanggira, Doda. Kemudian

emas (Au) dan mineral ikutannya, yaitu dari hasil ubahan batuan samping

sebagai host rock yang dilalui oleh larutan sisa magma (larutan hidrothermal),

yang diterobos oleh batuan beku granitā€“granodiorit sebagai heat source. Indikasi

logam emas dan mineral berasosiasi dengan batuan lelehan yang bersifat

andesitik/basaltik (Formasi Tineba). Indikasi keterdapatan logam emas (Au)

dengan mineral ikutannya menempati daerah dengan morfologi pegunungan dan

sungai (Spoor dan rige). Dengan sumberdaya Hipotetik / terindikasi 2500-4000

(11)

2. Sumberdaya Mineral Kecamatan Lore Selatan,

Pada Kecamatan Lore Selatan ini terdapat singkapan batuan andesit dan

Granodiorit pada bagian Selatan. Genesa Kaolin merupakan masa batuan yang

tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah dan pada

umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi

hidrous aluminium silikat, Secara genetis, kaolin yang terdapat pada daerah

penelitian dapat terbentuk akibat proses hidrotermal alterasi pada batuan yang kaya

akan feldspar, mineral-mineral potas aluminium silika dan feldspar diubah

menjadi kaolin. Proses kaolinisasi berada pada kondisi tertentu, sehingga

elemen-elemen silika, aluminium, oksigen, dan hidrogen akan mengalami

perpindahan. Kaolin di daerah penelitian ditemukan di Desa Bomba (jalan poros

Tentenaā€“ Gintu) Kecamatan Lore Selatan, dengan dimensi singkapan Tinggi +

150 m, Panjang + 500 m, dengan penyebaran relatif timur laut ā€“ barat daya,

menempati daerah-daerah dengan morfologi pegunungan. Sumberdaya tereka

141.750 m3/368.550 ton. Secara genetis pasir silika (kuarsa) ini terbentuk dari

hasil lapukan batuan beku granit yang kemudian tertransport oleh media air dan

terendapkan pada daerah-daerah lereng/slope (alluvial fan), setempat dijumpai

pula pada bagian kelokan/meander sungai (point bar) maupun pada saluran

sungai (channel bar). Pasir silika (kuarsa) yang merupakan endapan lereng

(alluvial fan) dijumpai di Kecamatan Lore Selatan Desa Lelio, Kolori, dengan

penyebaran relatif timur-barat, dengan dimensi singkapan Panjang + 200 meter

dan Tinggi + 5 meter, secara keseluruhan luas penyebaran pasir silika (kuarsa)

di Kecamatan Lore Selatan mencapai 100 ha. (SD Tereka 2.415.000 m3.

3. Sumberdaya Mineral Kecamatan Pamona Barat,

Dari hasil penelitian dan pemetaan yang dilakukan, dijumpai berbagai jenis

bahan galian golongan C berupa Lempung, Pasir Silika, Marmer, Sekis, Sirtu.

Sedangkan untuk bahan galian golongan A dan B tidak dijumpai adanya indikasi

(12)

Bab IV -116116

4.4.3 Gambaran Klimatologi Kabupaten Donggala

Keadaan iklim di Kabupaten Donggala dikenal dengan iklim hujan tropis,

karena pada bagian Utara wilayah ini dilalui oleh garis Khatulistiwa. Berdasarkan

pengamatan melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Kasiguncu, Donggala Tahun 2012 secara umum rata-rata suhu udara

maksimum/minimum berada pada 32.06 oC dan 23.23 oC. Jika dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya suhu udara di Kabupaten Donggala rata-rata tidak banyak

mengalami perubahan.

Kelembaban udara di Kabupaten Donggala selama Tahun 2012 rata-rata

berkisar antara 73-84 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan kelembaban udara

Tahun

2011 rata-rata berkisar antara 72-84 persen. Rata-rata penyinaran matahari setiap bulan

sejak lima tahun terakhir berkisar antara 40-78 persen, kemudian pada Tahun

2012 penyinaran matahari terendah sekitar 40 persen pada Bulan juli dan tertinggi pada

Bulan Nopember yaitu sekitar 78 persen.

Menurut catatan curah hujan dari Badan Metereologi dan Geofisika

Kabupaten Donggala bahwa rata-rata jumlah curah hujan selama Tahun 2008-2012

relatif rendah setiap tahunnya, dimana setiap bulan selama periode tersebut berkisar

antara

49ā€“834 mm. Pada Tahun 2012 curah hujan tertinggi terjadi Bulan Februari yakni 834

mm yang terjadi selama 15 hari. Sedangkan terendah adalah 188,2 mm selama 15

hari yang terjadi Bulan Agustus. Dari pengamatan ini berdasarkan klasifikasi dari

MEN-MOHR bahwa selama Tahun 2012 keadaan curah hujan relatif tinggi, dari 12

bulan, tidak terdapat bulan kering. Pada umumnya kecepatan angin rata-rata selama

lima tahun terakhir (2008-2012) berkisar antara 1-6 knot/jam, dan pada Tahun 2012

rata-rata antara 2-4 knot/jam. Kecepatan angin maksimum setiap bulan pada Tahun

2012 berkisar antara 10-23 knot, keadaan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan

keadaan tahun sebelumnya.

(13)

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kasiguncu menurut bulan Tahun

(14)

Bab IV -118118

TABEL

RATA-RATA PARAMETER CUACA PADA BADAN METEOROLOGI,

KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) KASIGUNCU MENURUT BULAN

DI KABUPATEN DONGGALA

JANUARI 31,5/23,5 - 84 51 378,5 2 70

PEBRUARI 31,7/23,9 - 84 53 834 3 20

MARET 32,0/23,2 - 83 52 292,6 2 20

APRIL 32,1/23,3 - 82 64 339,6 2 340

MEI 32,6/22,9 - 82 66 422,4 2 340

JUNI 32,1/23,1 - 81 44 335,5 2 340

JULI 32,1/22,7 - 79 40 197,5 3 20

AGUSTUS 32,7/22,7 - 73 70 188,2 4 250

SEPTEMBER 31,8/23,3 - 81 71 327,9 2 20

OKTOBER 32,2/23,2 - 78 71 306,2 3 20

NOPEMBER 32,0/23,4 - 81 78 200,8 3 20

DESEMBER 31,9/23,5 - 82 72 411,2 2 20

RATA-RATA 32,06/23,23 - 80,8 61 352,9 3 340

Sumber : Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kasiguncu, Donggala, Tahun 2013

4.4.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Donggala

Pada sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah, melihat tingkat

pendayagunaan tenaga pendidik pada Tahun Ajaran 2012 menunjukkan bahwa beban

tenaga pengajar di tingkat Sekolah Dasar rata-rata seorang guru menghadapi 13

murid. Pada tahun 2012, jumlah guru mencapai 2.251 orang, mengalami kenaikan

sebesar 0,49 persen dari tahun sebelumnya. Untuk SLTP rata-rata seorang guru

menghadapi 12 pelajar, sedangkan pada jenjang SMU beban guru menghadapi murid

(15)

rata-rata menghadapi 7 pelajar. Jika dilihat dari jenjang pendidikan, pada Tahun

2012, beberapa jenjang pendidikan mengalami penambahan jumlah guru dibandingkan

Tahun 2011, sementara jumlah murid mengalami kenaikan, kecuali untuk jenjang

pendidikan sekolah menengah atas dan kejuruan . Tingkat efisiensi penggunaan dan

kecukupan sarana pendidikan dalam melakukan proses belajar mengajar yang diukur

dari rasio jumlah murid terhadap sekolah. Pada Tahun Ajaran

2012 ditingkat Sekolah Dasar rata-rata murid sebanyak 126 orang setiap sekolah,

tingkat SLTP baik Negeri dan Swasta masing-masing mencapai rata-rata 207 dan 72

pelajar setiap sekolah.

Hal ini dikarenakan perbandingan jumlah sekolah menengah pertama swasta

jumlah nya jauh berbeda dengan sekolah negeri, begitu juga denga jumlah muridnya.

Sedangkan untuk jenjang SMU dan SMK masing-masing mencapai 300 dan 156 siswa

setiap sekolah. Pemerataan jumlah sekolah pada masing-masing kecamatan baru

pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah dasar, sementara

untuk sekolah menengah atas masing terdapat pada kecamatankecamatan tertentu dan

sebagian besar terpusat di ibukota kabupaten.

Pendidikan merupakan pondasi yang fundamental dalam pembangunan mutu

modal manusia. Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari

beberapa indikator, antara lain yaitu: Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama

Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).

Perkembangan capaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Donggala

cenderung meningkat, yakni dari 97,94% pada Tahun 2011 menjadi 97,97% pada

Tahun 2012, sementara Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) pada Tahun 2011

sebesar 8,78 tahun meningkat menjadi 8,80 tahun pada Tahun 2012.

Selanjutnya capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Donggala

selama periode Tahun 2011-2012 adalah sebagai berikut:

- APK SD/Mi cenderung meningkat dari 101,36% pada Tahun 2011 menjadi

(16)

Bab IV -120120

- APK SMP/MTs cenderung meningkat dari 103,14% pada Tahun 2011 menjadi

103,28% pada Tahun 2012.

- APK SMA/SMK/MA cenderung meningkat dari 50,38% pada Tahun 2011

menjadi 65,38% pada Tahun 2012.

Gambaran Capaian Indikator Bidang Pendidikan di Kabupaten DonggalaTahun

2010-2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL

CAPAIAN INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN

DI KABUPATEN DONGGALA TAHUN

2010-2012

NO INDIKATOR

PENDIDIKAN

TAHUN

2010 2011 2012

1 Angka Melek Huruf (%) 97,90 97,94 97,97

2 Rata-rata Lama Sekolah

(tahun) 8,76 8,78 8,80

3 APK (%)

APK SD/Mi 107,16 101,36 103,60

APK SMP/MTs 90,29 103,14 103,28

APK SMA/SMK/MA 80,08 75,88 75,95

4 APM (%)

APM SD/Mi 92,71 88,06 91,58

APM SMP/MTs 74,70 69,30 69,30

APM SMA/SMK/MA 49,33 50,38 65,38

Sumber : Profil pada Buku Kabupaten Donggala Dalam Angka, 2013

Pembangunan bidang kesehatan, pemerintah telah melakukan upaya

(17)

khususnya pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Disamping itu

(18)

Bab IV -122122

disertai dengan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada Tahun 2012

peserta vaksinasi yang tersebar di 19 kecamatan rata-rata mencapai 4.470 orang naik

dibanding Tahun 2011 dengan rata-rata 3.949 orang. Peserta Vaksinasi tersebut

terdiri dari anak balita, anak wanita kelas VI SD serta Ibu Hamil (Bumil). Pada

Tahun 2012 data vaksinasi merupakan realisasi pelaksanaan. Salah satu ciri daerah

tidak tertinggal adalah mudahnya akses kesehatan. Berdasarkan undang-undang

dasar setiap masyarakat memiliki hak yang sama untuk kesehatan.

Akses kesehatan yang murah dan terdekat serta mudah dijangkau penduduk

pedesaan adalah Puskesmas. Kelengkapan sarana dan prasarana, serta tenaga medis

di Puskesmas merupakan jaminan kesehatan untuk masyarakat ekonomi menengah

ke bawah. Pada Tahun 2012 dari 19 kecamatan yang seluruhnya telah memiliki

Puskesmas memiliki 28 dokter umum, 7 Dokter Gigi. Hal ini menunjukan tenaga medis

mampu memberikan pelayanan prima. Sementara itu, bidan desa yang bisa dikunjungi

setiap waktu oleh masyarakat mencapai 130 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan

dibandingkan Tahun 2011. Berdasarkan data yang tersedia di rumah sakit jumlah

terdapat beberapa penyakit yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Adapun penyakit

Referensi

Dokumen terkait

Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu

Bagaimana dengan upaya nadzir dalam mengelola dan mengembangkan tanah wakaf di Badan Wakaf Hidayatullah, sebagaimana telah di uraikan dalam hasil penelitian dalam

Di dalam bahasa Arab dikenal istilah dzawq lughawy (cita rasa bahasa). Suatu ujaran bisa saja benar secara nahwy tapi belum tentu benar secara dzawqy. Kemampuan

Pengaruh Variasi Ragi terhadap Persen Yield pada Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang.. (Deviana Aditya Putri, 2016 : 45 halaman, 12 tabel, 18 gambar,

Nilai F hitung eā€ F tabel (2,46), hal ini berarti bahwa kompetensi sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual, sistem informasi manajemen daerah,

Potensi Inovasi: Karya Tari Bedaya Sangga Buwana merupakan hasil pengembangan dari tari bedaya yang sudah ada, diantaranya pengembangan dalam garap pola lantai, rias dan busana,

Seksi Kerja Sama dan Informasi Keamanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian

Setelah di lakukan analisis, dalam menentukan konteks pengguna yang berhubungan langsung dengan pengguna sesungguhnya a, dalam hal ini adalah wawancara yang dapat