• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontekstual, Permutasi dan Kombinasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontekstual, Permutasi dan Kombinasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

*Noer Lailiyatul Fitria adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, 2013.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PERMUTASI DAN KOMBINASI MENGGUNAKAN MASALAH

KONTEKSTUAL Noer Lailiyatul Fitria* Universitas Negeri Malang E –mail : wietzeuy@yahoo.com

Pembimbing : (I) Drs. Dwiyono, M.Pd, (II) Drs. Sukoriyanto, M.Si. Abstrak: Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi permutasi dan kombinasi untuk siswa kelas XI menggunakan masalah kontekstual yang valid. Prosedur yang dilakukan dalam mengembangkan LKS ini yaitu menerapkan 4 tahap menurut Suhartono,yaitu: (1) Tahap Analisis Situasi Awal, (2) Tahap Pengembangan LKS, (3) Tahap Penulisan LKS, (4) Tahap Penilaian LKS. Hasil pengembangan berdasarkan validasi ahli diperoleh persentase aspek kontekstual 84%, aspek praktis 79% dan aspek efektif 83%. Hasil persentase masing-masing aspek telah memenuhi standar yang ditentukan, yaitu 70%. Sehingga LKS yang dikembangkan telah memenuhi aspek kontekstual, praktis, dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil dan hasil validasi ahli, LKS yang dikembangkan dapat dinyatakan valid. Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontekstual, Permutasi dan Kombinasi

Dalam mempelajari matematika, siswa harus memahami dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Mempelajari matematika tidak hanya bergantung pada apa yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada bagaimana matematika itu diajarkan atau bagaimana siswa belajar. Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses

komunikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Maka dari itu guru sebagai pendidik harus mampu memberikan suatu alternative pembelajaran bagi siswanya agar dapat memahami konsep-konsep yang diajarkan. Guru perlu menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang diperoleh di sekolah untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, siswa perlu diberi kesempatan dan fasilitas untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika dan mengikuti kegiatan belajar mengajar guru di MAN 1 Sidoarjo , pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut masih pembelajaran konvensional. Dimana siswa menjadi pasif pada saat proses belajar mengajar. Siswa hanya

mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru dan mengerjakan soal-soal. Untuk materi peluang, kebanyakan siswa masih banyak mengalami kesulitan

(2)

pada saat siswa diberikan soal yang berkaitan dengan permutasi dan kombinasi, siswa masih bingung harus menyelesaikan dengan kombinasi atau permutasi.

Selain itu, berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa siswa MAN 1 Sidoarjo , penulis melihat kurang optimalnya penggunaan buku paket sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. Siswa diminta guru untuk banyak mengerjakan soal dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS yang digunakan, isinya juga masih berupa rangkuman materi, contoh soal dan latihan soal. Latihan soal cenderung memiliki tipe yang sama dari soal

sebelumnya bahkan ada yang mengulang soal sebelumnya. Hal ini diakui siswa sendiri sangat membosankan jika harus menyelesaikan soal yang diberikan. Beberapa siswa juga mengatakan kurang memahami maksud materi dan soal-soal yang disajikan dan terkadang malas mengerjakan seluruh latihan karena salah satu alasannya penyajian LKS yang monoton dan kurang menarik. Padahal bahan ajar merupakan salah satu hal yang mendukung proses belajar mengajar. Tanpa adanya bahan ajar, siswa dapat mengalami kesulitan untuk memahami materi jika hanya mengandalkan penjelasan dari guru saja.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran(Nurhadi, 2004:31) yakni: kontruktivisme

(contructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic- assessment).

Pembelajaran kontekstual menurut Abdullah (2008 :3) dapat menciptakan kebermaknaan pengalaman belajar dan dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Pembelajaran kontekstual secara praktis menjanjikan peningkatan minat (ketertarikan) belajar siswa dari berbagai latar belakang serta meningkatkan partisipasi siswa dengan mendorong secara aktif dalam memberikan kesempatan kepada mereka untuk menerapkan pemahaman pengetahuan, mengkoneksikan dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka peroleh sehingga dapat

meningkatkan pemecahan masalah matematik di kehidupan sehari-hari. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa di dalam penerapan pembelajaran kontekstual, guru harus dapat merencanakan pengajaran yang dapat menciptakan pembelajaran matematika yang bermakna bagi kehidupan siswa agar mereka dapat menerapkan pengetahuan yang mereka kontruksi untuk menyelesaikan masalah matematika atau di luar matematika.

Dalam pembelajaran kontekstual, siswa mempelajari konsep-konsep matematika yang dikaitkan dengan kehidupan lingkungan kesehariannya, dan dampak dari pengambilan ruang lingkup lingkungan sekitar ini akan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap watak, sikap, dan pola pikir serta kemampuan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. METODE

Pengembangan yang dilakukan menggunakan model pengembangan menurut Mbulu, Joseph dan Suhartono (2004, 89-90). Langkah-langkah dalam pengembangan LKS menurut Suhartono ada 4 tahap yaitu 1) Tahap Analisis

(3)

Situasi Awal, peneliti mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, 2) Tahap Pengembangan LKS, yang meliputi penentuan Kompetensi Dasar, penentuan alokasi waktu dan pengembangan isi LKS, 3) Tahap Penulisan LKS, meliputi penulisan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, penulisan permasalahan kontekstual, penyusunan perangkat evaluasi, dan penyusunan kelengkapan LKS, 4) Tahap Penilaian LKS, meliputi penyusunan lembar validasi dan angket siswa, validasi ke 3 validator, yaitu 1 dosen Matematika Universitas Negeri Malang dan 2 guru Matematika MAN 1 sidoarjo.

Validasi dan uji coba produk bertujuan untuk mendapatkan data akurat yang digunakan untuk melakukan revisi (perbaikan). Pada pengembangan LKS ini akan dilakukan validasi isi dan empirik.Validasi isi diperlukan penilaian dan tanggapan dari validator yaitu satu dosen Matematika dan dua guru Matematika. Kemudian dilakukan validasi empirik yaitu diuji cobakan pada perseorangan atau kelompok kecil (6 siswa MAN 1 Sidoarjo). Data yang diperoleh dari validator berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari saran, kritik dan tanggapan siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Sedangkan data kuantitatif berupa presentase penilaian pada lembar validasi dan angket siswa menggunakan sistem poin 1 sampai 4. Instrument yang digunakan dalam

pengembangan LKS ini berupa angket. Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang penilaian disertai tanggapan dari validator yang selanjutnya akan digunakan untuk revisi.

Hasil validasi berupa penilaian yang diberikan oleh validator dan siswa terhadap LKS yang dijadikan bahan pertimbangan untuk direvisi. Jik minimal 2 validator menyatakan hal yang sama dalam menanggapi/mengkritik LKS hasil pengembangan, maka saran, tanggapan atau kritik diterima. Jika validator berbeda-beda dalam menanggapi/mengkritik LKS hasil pengembangan, maka saran, tanggapan atau kritik perlu dipertimbangkan lagi atau tidak.

Tabel 1 Kriteria Penskoran untuk Pernyataan dalam Lembar Validasi dan Angket Siswa.

Penilaian

1 2 3 4

a. Skor 1 jika tidak setuju/ tidak menarik/ tidak jelas/ tidak mudah/ tidak sederhana/ tidak sesuai/ tidak lengkap/ tidak tepat/ tidak luas dan selanjutnya.

b. Skor 2 jika kurang setuju/ kurang menarik/ kurang jelas/ kurang mudah/ kurang sederhana/ kurang sesuai/ kurang lengkap/ kurang tepat/ kurang luas dan selanjutnya.

c. Skor 3 jika setuju/ menarik/ jelas/ mudah/ sederhana/ sesuai/ lengkap/ tepat/ luas dan selanjutnya.

d. Skor 4 jika sangat setuju/ sangat menarik/ sangat jelas/ sangat mudah/ sangat sederhana/ sangat sesuai/ sangat lengkap/ sangat tepat/ sangat luas dan selanjutnya.

(4)

Sedangkan untuk menentukan kevalidan LKS produk hasil pengembangan, digunakan teknik analisis data dengan formula sebagai berikut.

Keterangan:

p adalah prosentase tingkat kevalidan ∑ adalah jumlah jawaban penilaian. ∑ adalah jumlah jawaban tertinggi. Tabel 2 Jenjang Kualifikasi Kevalidan LKS

Prosentase (%) Tingkat Kevalidan Keterangan

Sangat Valid Tidak Revisi

Valid Tidak Revisi

Cukup Valid Tidak Revisi

Kurang Valid Revisi

Sangat Kurang Valid Revisi

Selain analisa data dari validator dan angket uji coba, peneliti juga menggunakan analisa dari hasil cek pemahaman setelah mengerjakan LKS. Terdapat 5 cek pemahaman pada LKS yang dikembangkan peneliti. Penilaian hasil akhir dari 5 cek pemahaman adalah sebagai berikut.

Nilai Akhir = Keterangan:

Total Nilai = Cek pemahaman 1 + Cek pemahaman 2 + Cek pemahaman 3 HASIL

Data diperoleh dari hasil validasi terhadap LKS dilakukan oleh 3 orang validator yang terdiri dari 1 dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang dan 2 Guru MAN 1 Sidoarjo. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 3 Data Penilaian LKS Materi Permutasi Kombinasi Berbasis Kontekstual untuk SMA Kelas XI

NO ASPEK KRITERIA

1 Kontekstual a. Mengangkat masalah sehari-hari yang dekat

dengan siswa 3 3 4

b. Menggunakan salah satu konteks dari personal

siswa, akademik, masyarakat, atau saintifik 4 3 4 c. Konteks yang digunakan di LKS sesuai dengan

konsep materi permutasi kombinasi 4 4 3

d. Mengkonstruk pengetahuan siswa terhadap konsep

(5)

e. Menekankan pemahaman dalam pemecahan

masalah , bukan rumus dan strategi khusus 3 3 4 f. Menekankan penalaran dalam pemecahan masalah,

bukan rumus dan strategi khusus 3 3 3

g. LKS memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengidentifikasi masalah dengan cara berbeda 4 3 3 h. LKS memberi kesempatan kepada siswa untuk

merumuskan masalah dengan cara berbeda 4 3 3 i. LKS memberi kesempatan kepada siswa untuk

mampu mentransformasikan masalah riil ke dalam masalah matematika

4 3 3

2 Praktis a. b. Sasaran LKS jelas yaitu siswa kelas XI Informasi yang disajikan dalam LKS jelas dan 3 4 4

mudah dipahami 4 3 3

c. Bahasa yang digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan 3 3 3

d. Penggunaan font (jenis dan ukuran) mampu

menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar 4 3 2 e. Penggunaan layout dan desain tampilan mampu

menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar 4 3 3 f. Layak digunakan guru dalam aktivitas belajar

matematika di kelas 3 2 3

3 Efektif

a. Sesuai dengan standar kompetensi yang telah

ditentukan 3 3 3

b. Sesuai dengan kompetensi dasar yang telah

ditentukan 4 3 3

c. Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan 4 3 4

d. Sesuai dengan kebutuhan siswa 4 2 4

e. Menambah wawasan dan pengetahuan siswa

tentang permutasi kombinasi 4 3 3

f. Memotivasi dan menimbulkan ketertarikan siswa

untuk belajar permutasi kombinasi 3 4 3

g. Memudahkan guru untuk menyampaikan materi

permutasi kombinasi 3 3 3

h. Memudahkan siswa untuk memahami konsep

permutasi kombinasi 4 3 3

Tabel 4 Data Hasil Cek Pemahaman Siswa Sebagai Subjek Uji Coba No Subjek Uji Coba Total Nilai Nilai Akhir

1 238 79,3 2 267,5 89,2 3 272 91 4 230 77 5 294 98 6 240,5 80,2 Keterangan:

Total Nilai = Cek pemahaman 1+ Cek pemahaman 2 + cek Pemahaman 3 Nilai Akhir =

(6)

Tabel 5 Data Penilaian Siswa Terhadap LKS Materi permutasi Kombinasi Berbasis Kontekstual untuk SMA Kelas XI

No Pernyataan

1 Saya mudah memahami informasi yang

terdapat pada LKS ini. 3 3 3 2 4 3

2 Saya mudah memahami apa yang

diperintahkan pada LKS ini. 4 3 4 3 3 3

3 Saya mudah memahami pernyataan yang

terdapat pada LKS ini. 3 3 3 3 4 4

4 LKS menimbulkan rasa keingintahuan

saya akan topik yang dipelajari. 4 4 4 4 4 4 5 LKS ini mendorong saya berinteraksi

dengan lingkungan. 4 4 3 3 4 4

6 LKS ini mendorong saya untuk membuat

kesimpulan secara runtut. 3 3 4 3 4 4

7 Saya senang belajar dengan LKS ini

karena tampilannya menarik 4 3 3 3 3 4

PEMBAHASAN

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan masalah kontekstual, yaitu masalah yang dekat dengan kehidupan siswa. adapun baagoan-bagian dari LKS yang dikembangkan antara lain: (1) investigasi, yang berisi tentang permasalahan sehari-hari yang mengantarkan siswa untuk mengkonstruksi konsep permutasi kombinasi. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat menemukan sendiri konsep yang dimaksud melalui pertanyaan-pertanyaan yang disajikan; (2) kesimpulan, berisi pernyataan siswa berkaitan dengan konsep yang telah dipelajari pada bagian investigasi; (3) cek pemahaman, berisi soal-soal untuk merefleksi pengetahuan dan kepahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan.

Penyajian data dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu penyajian data hasil validasi LKS dan penyajian data hasil uji coba kelompok kecil.

Penyajian data hasil validasi diperoleh dari lembar validasi. Sedangkan penyajian data hasil uji coba kelompok kecil diperoleh dari hasil pengerjaan LKS oleh siswa dan angket yang diisi oleh siswa uji coba.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 1 dosen Jurusan

Matematika Universitas Negeri Malang (pada tanggal 1 November 2012) dan 2 guru MAN 1 Sidoarjo (pada tanggal 2 November 2012 dan 3 November 2012) diperoleh hasil validasi yang ditampilkan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 di atas diperoleh persentase untuk masing-masing aspek adalah 84% untuk aspek kontekstual, 79% untuk aspek praktis, dan 83% untuk aspek efektif. Hasil persentase masin-masing aspek telah memenuhi standar yan ditentukan, yaitu 70%. Sehingga LKS yang dikembangkan telah memenuhi aspek kontekstual, aspek praktis dan aspek efektif dan dapat dinyatakan valid. Menurut kriteria validitas, LKS yang telah dikembangkan tidak perlu revisi.

Masing-masing validator juga memberikan saran dan kritiknya untuk perbaikan LKS. Saran dan kritik validator ditampilkan pada Tabel 6.

(7)

Tabel 6 Catatan/ Saran Validator Terhadap LKS Materi Permutasi

Kombinasi Menggunakan Masalah Kontekstual untuk SMA Kelas XI

No Nama Subjek Uji Kevalidan Catatan/ Saran 1 Drs. Askury, M.Pd Redaksi atau tulisan diperbaiki

2 Drs. Arjunaidi

 Bagus! Sudah sesuai dengan konsep permutasi kombinasi

 Isi cukup bagus tapi perlu penambahan soal-soal yang sederajat dengan soal UNAS atau soal SNMPTN

 Soal kurang beragam, tidak ada latihan soal bentuk pilihan ganda.

3 Aunillah, S.Pd, MM, M.Sc

 Penggunaan font dan ukuran kurang standart  Ada beberapa bahasa yang digunakan masih

kurang sesuai untuk tingkatan anak SMA. Misal kata kamu, harusnya dirubah menjadi kalimat berita/ perintah yang agak lebih halus

 Ada beberapa gambar yang terlalu besar

ukurannya (lampu), ini cocok untuk gambar anak TK/ SD

Pada Tabel 6 terdapat beberapa catatan dan saran yang diberikan masing-masing validator. Salah satu saran yang diberikan adalah afar memberikan masalah kontekstual yang lebih nyata. Oleh karena itu, revisi dilakukan berdasarkan pada catatan dan saran yang diberikan oleh validator, setelah itu langsung dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil.

Dengan menggunakan teknik analisis data hasil pengerjaan LKS siswa yang telah diuraikan pada metode dan berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa nilai keenam subyek uji coba memenuhi standr ketuntasan LKS yaitu lebih dari 76. Hal ini menunjukkan bahwa LKS dapat diterima siswa dan layak digunakan.

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan oleh 6 siswa MAN 1 Sidoarjo (pada tanggal 7 November 2012) diperoleh data uji coba dari hasil cek pemahaman siswa pada materi permutasi dan kombinasi setelah

mempelajari LKS yang diberikan. Data penilaian cek pemahaman 6 siswa tersebut ditampilkan pada Tabel 4. Dari Tabel tersebut, dapat dikatakan nilai cek

pemahaman ke 6 siswa uji coba sudah memenuhi SKM yang sudah ditentukan sekolah yaitu 76. Selain itu, analisis data dari angket siswa diperoleh persentase sebesar 87%. Menurut kriteria tersebut, LKS yang dikembangkan tidak perlu direvisi.

Lembar Kerja Siswa (LKS) hasil pengembangan dinyatakan valid, dan memenuhi aspek kontekstual, praktis, dan efektif, tetapi berdasarkan catatan dan saran dari validator. Terdapat beberapa perubahan yang dilakukan pengembang berdasarkan catatan dan saran dari validator.

Beberapa catatan dan saran yang diberikan oleh validator dapat dirangkum sebagai berikut:

 Redaksi dan penulisan diperbaiki

(8)

Catatan dan saran yang diberikan oleh validator digunakan untuk memperbaiki LKS yang dikembangkan selanjutnya LKS yang sudah direvisi diuji cobakan ke kelompok kecil.

KESIMPULAN

Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. Lembar Kerja Siswa juga berisi petunjuk dan langkah-langkah menyelesaikan tugas, baik tugas yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktik. LKS adalah kommponen yang membantu siswa dalam melakukan pendekatan dari suatu masalah menuju pemahaman konsep.

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa subjek uji coba dapat mengerjakan soal-soal pada cek

pemahaman dengan perolehan nilai yang sudah memenuhi SKM yang ditentukan oleh MAN 1 Sidoarjo, yaitu 76. Selain itu, berdasarkan hasil validasi ahli

diperoleh persentase aspek kontekstual 84%, aspek praktis 79% dan aspek efektif 83%. Hasil persentase masing-masing aspek telah memenuhi standar yang

ditentukan, yaitu 70%. Sehingga LKS yang dikembangkan telah memenuhi aspek kontekstual, praktis dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil dan hasil validasi ahli, LKS yang dikembangkan dapat dinyatakan valid.

Kelebihan LKS yang dikembangkan adalah sistematika penyajian materi yang diawali dengan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa.

Kemudian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri konsep tentang permutasi kombinasi. Selain itu, LKS yang dikembangkan memiliki tampilan yang menarik, sehingga siswa dimungkinkan senang untuk mempelajari LKS tersebut. Setiap sub materi baru pada LKS diberikan pengantar berupa permasalahan awal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi permutasi kombinasi.

Namun, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pengembangan LKS ini. Kekurangan tersebut yaitu pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada uji coba kelompok kecil, yaitu pada enam siswa kelas XI IPS MAN 1 Sidoarjo. Uji coba kelompok sedang dan kelompok besar belum dilakukan sehingga belum diketahui tingkat keefektifannya. Selain itu, dapat dimungkinkan muncul masalah lain dari pemanfaatan LKS yang dikembangkan bagi sebagian siswa. Siswa akan cenderung malas mempelajari LKS karena dengan tampilan yang menarik, siswa mungkin hanya akan melihat-lihat animasi di dalam LKS saja. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pada bagian soal cek pemahaman dapat dijadikan sebagai soal tes atau pekerjaan rumah bagi siswa. Kemudian jawaban siswa dapat dikumpulkan dan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

SARAN

Berdasarkan uraian di atas, berikut beberapa saran yang disampaikan oleh pengembang yaitu:

1. Diharapkan guru SMA dapat memanfaatkan LKS menggunakan masalah kontekstual ini sebagai alternatif bahan ajar pada materi permutasi kombinasi; 2. Diharapkan hasil pengembangan LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu

contoh atau bahan pertimbangan dalam mengembangkan LKS yang mengacu pada pendekatan kontekstual;

(9)

3. Pengembangan LKS menggunakan masalah kontekstual ini hanya terbatas pada peluang untuk materi permutasi kombinasi saja. Sehingga diharapkan dapat dikembangkan LKS menggunakan masalah kontekstual untuk materi peluang atau materi lainnya.

4. Pengembangan LKS ini hanya diuji cobakan pada kelompok kecil, sehingga disarankan untuk mengujicobakannya pada kelompok sedang maupun besar untuk mengetahui tingkat keefektifan LKS yang dikembangkan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdul Wahab. 2008. Analisis Kemampuan Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, (Online), 5 (1): 1-12,

(journal.ung.ac.id/filejurnal/MSVol4No1/MSVol4No1_7.pdf), diakses 20 September 2012.

Anggraeni, Suryaning. 2006. Pengembangan Bahan Ajar Statistika dengan Pendekatan Realistik untuk Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP). FMIPA UM: Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program S1 UM

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SMA/MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Devi Swaningrum. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan

Komputer dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Permutasi dan Kombinasi di Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang Firdausi, Nurul. 2011. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Materi Kesebangunan

dan Kekongruenan pada Kelas IX SMP dengan Pendekatan Kontekstual. Skripsi tidak diterbitkm. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Jumadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya. Makalah

disajikan dalam Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004, Madrasah Aliyah DIY, Jateng, Kalsel di FMIPA UY Th 2003. (Online), (staff.uny.ac.id/system/files/…/jumadi…/pembelajaran-kontekstual.pdf), diakses 20 Juni 2012.

Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SD. Disertasi tidak dipublikasikan.Surabaya. UNESA

Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang Mas.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sukmaningrum, Hasti. 2008. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Menggunakan Media Komik dengan Pendekatan Realistik pada Materi Keliling dan Luas Persegi Panjang Kelas VII SMP. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

FMIPA Universitas Negeri Malang.

Suyitno, Amin, dkk. 1997. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA Unnes.

Tim Penulis. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

Trianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group

(11)

Wardhani, Sri.2004. Pembelajaran Matematika Kontekstual di SMP. Makalah disajikan dalam Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Jejang Dasar Tingkat Nasional, PPPG Matematika Yogyakarta, 10-23 Oktober.

Gambar

Tabel 3 Data Penilaian LKS Materi Permutasi Kombinasi Berbasis  Kontekstual untuk SMA Kelas XI
Tabel 4 Data Hasil Cek Pemahaman Siswa Sebagai Subjek Uji Coba  No  Subjek Uji Coba  Total Nilai  Nilai Akhir
Tabel 5 Data Penilaian Siswa Terhadap LKS Materi permutasi Kombinasi  Berbasis Kontekstual untuk SMA Kelas XI
Tabel 6  Catatan/ Saran Validator Terhadap LKS Materi Permutasi

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 61 - KKPR Penilai/Pemberi Rekomendasi KKPR adalah profesi perencana wilayah dan kota yang bersertifikat dan terdaftar di kementerian ATR dan memiliki surat penunjukan

Desain Antar Muka Sistem Informasi Perpustakaan Lintas Sekolah ( Cross School Library) ini dapat digunakan oleh beberapa pengguna diantaranya Admin Perpustakaan setiap

Dalam hal ini metode nalar ta’lili digunakan sebagai pisau analisis untuk memahami makna dan hikmah yang terkandung pada ketiga hadits di atas tentang larangan dua akad jual

Demikian juga hasil penelitian pada ayam petelur menunjukkan bahwa penggunaan tepung kunyit sebagai imbuhan pakan tidak nyata menyebabkan perubahan konsumsi ransum, tetapi

Sumber daya manusia dalam pelaksanaan Kebijakan Pemerintah dalam Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Temanggung dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

Berikut ini merupakan total Kredit Bermasalah dan total Kredit yang disalurkan selama 2 (dua) periode serta perhitungan NPL, adalah sebagai berikut : a.

Hasil pengujian hipotesis mayor dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara self-efficacy akademik dan trait kepribadian

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Abid Rohmanu, M.H.I. Kata Kunci: Inovasi Kepala Madrasah