• Tidak ada hasil yang ditemukan

bismillahirrahmanirrahim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bismillahirrahmanirrahim"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 0476/Pdt.G/2015/PA.Sit

bismillahirrahmanirrahim

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai Talak yang diajukan oleh :

PEMOHON, umur 45 tahun, agama Islam, pendidikan STM., pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, sebagai PEMOHON/TERGUGAT REKONVENSI ;

M E L A W A N

TERMOHON, umur 31 tahun, agama Islam, pendidikan S.1 PENDIDIKAN., ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, sebagai TERMOHON/PENGGUGAT KONVENSI;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara;

Setelah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta para saksi;

TENTANG DUDUK PERKARA DALAM KONVENSI

Bahwa, Pemohon dalam surat permohonannya bertanggal 17 Maret 2014, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Situbondo Nomor : 0476/Pdt.G/2015/PA.Sit., tanggal 17 Maret 2014 mengajukan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 05 Pebruari 2014, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo dengan Akta Nikah Nomor : 0017/008/II/2014, tanggal 05 Pebruari 2014, dengan status Pemohon duda cerai dan Termohon janda cerai;

(2)

2. Bahwa setelah menikah tersebut Pemohon dan Termohon hidup bersama dalam rumah tangga sebagai suami-istri selama sekitar 1 tahun 1 bulan dan terakhir bertempat tinggal di rumah Termohon, telah melakukan hubungan layaknya suami-istri (ba’da dukhul) telah mempunyai 1 (satu) orang anak laki-laki, yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari;

3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam keadaan rukun dan tenteram, namun sejak 10 hari yang lalu rumah tangga Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan percekcokan disebabkan :

a. Termohon meninggalkan rumah tanpa ijin Pemohon dengan membawa anak hasil perkawinan yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari; b. Termohon meninggalkan Pemohon tanpa ijin dengan membawa barang

berupa kasur, peralatan dapur dll, dibawa dengan mobil;

c. Pemohon kalau disehati / diberitahu selalu melawan kepada Pemohon sebagai suaminya dan meninggalkan rumah;

4. Bahwa akibat peristiwa tersebut kemudian Pemohon pergi meninggalkan tempat tinggal bersama yang hingga sekarang telah pisah rumah selama 10 hari dan selama itu kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

5. Bahwa percekcokan rumah tangga Pemohon dan Termohon pernah diusahakan damai, akan tetapi tidak berhasil dan kini Pemohon sudah tidak mempunyai harapan untuk dapat hidup rukun lagi membina rumah tangga bersama Termohon;

6. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut Pemohon telah menderita lahir dan batin dan Pemohon tidak sanggup lagi meneruskan berumah tangga dengan Termohon, dan oleh karenanya Pemohon memilih jalan terbaik yaitu dengan perceraian ini ;

7. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini ; Berdasarkan alasan dan dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Bapak Ketua Pengadilan Apama Situbondo segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

(3)

PRIMER :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberikan izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON);

3. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon; SUBSIDER :

Mohon pengadilan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa, pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon hadir di persidangan, dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar rukun kembali, tetapi tidak berhasil, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) PERMA Nomor 01 Tahun 2008, maka Pemohon dengan Termohon harus menempuh upaya mediasi terlebih dahulu. Akan tetapi setelah Pemohon dengan Termohon menempuh upaya tersebut dengan mediator ILZAM LUTHFI, SH., ternyata usaha tersebut tidak berhasil (gagal), sebagaimana laporan mediator, tanggal 27 April 2015;

Bahwa, oleh karena usaha damai tidak berhasil, maka selanjutnya dibacakanlah surat permohonan Pemohon, dan Pemohon menyatakan tetap dengan dalil-dalil permohonannya;

Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon di persidangan memberikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya Termohon mengakui seluruh dalil permohonan Pemohon;

Bahwa, Termohon menyatakan bahwa Termohon tidak mau bercerai dengan Pemohon, karena kasihan dengan anak-anaknya dan kalau Pemohon tetap akan menceraikan Termohon, maka Termohon mengajukan tuntutan sebagai berikut :

- Nafkah madliyah sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah); - Nafkah iddah sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah); - Mut’ah sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah);

(4)

Bahwa, terhadap tuntutan Termohon Tersebut, Pemohon mengajukan jawaban sebagai berikut :

- Bahwa Pemohon tidak sanggup membayar nafkah madliyah;

- Pemohon sanggup memberikan uang mu’at sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);

- Pemohon sanggup memberikan uang nafkah anak sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) perbulan;

Bahwa, selanjutnya untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti-bukti berupa :

1. Surat

Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 0017/008/II/2014, tanggal 05 Pebruari 20140, yang dikeluarkan oleh PPN/KUA Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, telah dicocokkan dengan aslinya dan bermeterai cukup, diberi tanda (P.1);

2. Saksi-saksi

2.1. Saksi bernama SAKSI P, umur 50 tahun, agama Islam, di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah ibu kandung Pemohon;

- Bahwa hubungan Pemohon dan Termohon adalah hubungan sebagai suami istri yang telah kumpul sekitar 1 tahun 1 bulan dan telah dikaruniai 1 (satu) orang anak yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun lagi, karena keduanya sering cekcok dan bertengkar yang disebabkan oleh Termohon kalau dinasehati oleh Pemohon suka melawan kepada Pemohon dan akhirnya Termohon pulang ke rumah orang tuanya yang hingga sekarang telah pisah sekitar 10 hari lamanya ;

- Bahwa selama pisah tempat kediaman bersama tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

(5)

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga pernah mengusahakan damai antara Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil; 2.2. Saksi bernama SAKSI P, umur 37 tahun, agama Islam, di bawah

sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah teman oleh Pemohon ;

- Bahwa hubungan antara Pemohon dengan Termohon adalah hubungan suami istri yang telah kumpul 1 tahun1 bulan lamanya, dan telah dikaruniai 1 (satu) orang anak yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun lagi, keduanya sering cekcok dan bertengkar, yang disebabkan oleh Pemohon yang mempunyai hutang kepada saksi II (SAKSI P), sehingga Pemohon menjual rumahnya seharga Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), akhhirnya Termohon pergi meninggalkan temapt ke diaman bersama pulang ke rumah orang tuanya ;

- Bahwa selama pisah tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga pernah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil; Bahwa, atas keterangan saksi-saksi tersebut, Pemohon dan Termohon menyatakan tidak keberatan;

Bahwa, untuk menguatkan dalil bantahannya Termohon mengajukan 2 orang saksi, sebagai berikut :

1. Saksi bernama SAKSI T, umur 59 tahun, agama Islam di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan termohon, karena saksi adalah ibu kandung Termohon;

(6)

- Bahwa hubungan antara Pemohon dan Termohon adalah hubungan suami istri yang telah kumpul sekitar 1 tahun 1 bulan lamanya dan telah dikaruniai seorang anak yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari; - Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah

tidak rukun lagi, karena keduanya sering cekcok dan bertengkar tentang masalah rumah tangga dan akhirnya Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya sejak kelahiran anaknya;

- Bahwa sejak pisah tempat kediaman bersama tersebut kedu belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa pihak keluarga telah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil;

2. Saksi bernama SAKSI T, umur 48 tahun, agama Islam di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah tetangga Termohon;

- Bahwa hubungan antara Pemohon dengan Termohon adalah hubungan suami istri yang telah kumpul sekitar 1 tahun 1 bulan lamanya dan telah dikaruniai seorang anak yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari; - Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah

tidak rukun lagi, ketika datang ke rumah orang tua/ibu kandung Termohon, Pemohon dan Termohon bertengkar karena ada masalah rumah tangga, kemudian termohon pergi meninggalkan tempat tinggal bersama yang hingga sekarang telah pisah sejak kelahiran anak mereka;

- Bahwa selama pisah tempat tinggal bersama tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa pihak keluarga telah berusaha merukunkan pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil;

(7)

Bahwa, selanjutnya antara Pemohon dan Termohon telah terjadi replik dan duplik yang pada pokoknya masing-masing menyatakan tetap dengan jawaban dan alasannya;

Bahwa, Pemohon dan Termohon memberikan kesimpulan akhir yang pada pokoknya tetap pada dalil-dalil dan pendiriannya masing-masing serta mohon putusan atas perkara ini;

Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan, ditunjuk kepada hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan yang merupakan satu kesatuan dan dianggap telah dimuat dalam putusan ini;

TENTANG PERTIBANGAN HUKUM DALAM KONVENSI

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon pokoknya sebagaimana yang telah dikemukakan di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar berbaik kembali, tetapi tidak berhasil, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat ( l ) PERMA Nomor 1 Tahun 2008, Pemohon dengan Termohon telah melakukan upaya damai secara maksimal melalui mediasi dengan mediator ILZAM LUTHFI, SH., akan tetapi tidak berhasil (gagal), sebagaimana laporan mediator tanggal 20 April 2015;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah meneliti berkas perkara, dan ternyata telah memenuhi syarat formil untuk diadili;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P.1) dan keterangan 2 (dua) orang saksi harus dinyatakan terbukti Pemohon dan Termohon adalah suami-istri sah, menikah pada tanggal 05 Pebruari 2014, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo dan belum pernah bercerai;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah bahwa sejak 10 hari yang lalu rumah tangga Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan percekcokan yang disebabkan :

(8)

a. Termohon meninggalkan rumah tanpa ijin Pemohon dengan membawa anak hasil perkawinan yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari;

b. Termohon meninggalkan Pemohon tanpa ijin dengan membawa barang-barang berupa kasur, peralatan dapur dal lain-lain, dibawa dengan mobil; c. Termohon kalau dinasehati/diberitahu selalu melawan kepada Pemohon

sebagai suaminya dan meninggalkan rumah;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan atau dalil-dalil permohonan Pemohon tersebut, Termohon di persidangan memberikan jawaban secara lisan yang pada pakoknya telah membenarkan sebagian dan membantah sebagian dalil permohonan Pemohon tersebut;

Menimbang, bahwa dalil yang dibantah oleh Termohon adalah tidak benar kalau Termohon pergi manggalkan rumah/tempat kediaman bersama tanpa izin Pemohon, dan yang bernar adalah Termohon pergi meninggalkan rumah karena diusir oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa dari keterangan para saksi yang diajukan oleh Pemohon dapat disimpulkan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagi, karena sejak 2 (dua) bulan yang lalu sudah sering cekcok dan bertengkar yang disebabkan oleh Termohon yang selalu curiga dan cemburu kepada Pemohon tanpa alasan yang jelas dan akhirnya Pemohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama yang hingga sekarang telah pisah sekitar 2 (dua) bulan lamanya dan selama pisah tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing, meskipun pihak keluarga pernah berusaha merukunkan keduanya, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah sedemikian rupa dan amat sulit untuk dapat disatukan serta tidak ada harapan keduanya akan hidup rukun lagi dalam satu rumah tangga, dan menceraikan keduanya dianggap lebih maslahat dari pada membiarkan keduanya hidup terkatung-katung dalam suasana rumah tangga yang penuh kemelut, maka

(9)

dengan ketentuan pasal 19 haruf ( f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, jo. pasal 116 huruf ( f ) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 38/K/AG/1990 tanggal 22 Agustus 1991 menyatakan unsur pokok dalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1975 adalah sejauh mana retaknya hubungan rumah tangga (merriage break down) antara kedua pihak berperkara, bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Oleh karena itu menurut Majelis Hakim perihal penyebab terjadinya perselisihan dan percekcokan antara Pemohon dengan Termohon tidak perlu dipertimbangkan ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim merasa perlu mengetengahkan pendapat ahli hukum Islam yang diambil sebagai pendapat sendiri, yang terdapat dalam Kitab Madaa Hurriyatuz Zaujaini fit Thalaaq Juz I halaman 83 yang berbunyi :

Artinya : “Islam memilih lembaga talak/cerai, ketika rumah tangga sudah dianggap goncang serta dianggap sudah tidak bermanfaat lagi nasehat/perdamaian dan hubungan suami istri menjadi tanpa ruh (hampa), sebab meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu suami istri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya yang bertentangan dengan semangat keadilan”.

Menimbang, bahwa Pemohon telah berketetapan hati untuk menceraikan Termohon karena tidak mungkin rukun kembali dengan Termohon, dan memperhatikan pula firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : “Dan jika mereka ( suami) telah berketetapan hati untuk menceraikan istri (talak), maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui”.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan Pemohon dapat dikabulkan dan mengizinkan kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Situbondo ;

(10)

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 84 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-unang Nomor 50 Tahun 2009, jo. Surat Ketua Mahkamah Agung RI., tanggal 22 Oktober 2002 Nomor 28/TUADA-AG/X/2002, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Situondo untuk mengirimkan salinan penetapan Ikrar Talak perkara ini kepada PPN/KUA yang wilayahnya meliputi tempat tinggal kedua belah pihak dan dilangsungkan pernikahannya guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

DALAM REKONVENSI

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya sebagaimana dikemukakan di atas ;

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam konvensi dikutip kembali sebagai pertimbangan dalam rekonpensi sepanjang berkaitan ; Menimbang, bahwa Penggugat yang menuntut nafkah madliyah/lampau untuk selama 2 (dua) bulan sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah), dengan perhitungan sejak permohon cerai ini diajukan ke Pengadilan pada bulan Maret 2015 hingga perkara ini diputus bualan Mei 2015;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat tersebut, Tergugat menyatakan tidak sanggup, dengan tidak mengemukakan alasan yang jelas, dan Majelis Hakim berpendapat meskipun Tergugat tidak mengemukakan alasannya dapat disimpulkan bawah Tergugat yang tetap mempertahankan dalil permohonnanya pada pint 3, yang beranggapan bahwa Penggugat Rekonvensi/Termohon yang pergi meninggalkan rumah tanpa seizin Pemohon/Tergugat Rekonvensi tidak berhak mendapatkan nafkah dari Pemohon/Tergugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa meskipun Tergugat telah menyatakan ketidak sanggupannya untuk memberikan nafkah madliyah sebagaimana tersebut di atas, namun perlu juga dipertimbangkan bahwa kepergian Termohon/Penggugat Rekonvensi tersebut bukan atas kemauan sendiri, melainkan karena diusir oleh Pemohon/Tergugat Rekonvensi, maka dalam hal ini Majelis Hakim secara ex officio menetapkan sendiri bersaran nominal

(11)

nafkah madliyah tersebut sebesar Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah), dengan pertimbangan bahwa Tergugat yang berkerja wiraswasta tersebut dipandang cukup mampu membayar nafkah madliyah tesebut;

Menimbang, bahwa nafkah seorang suami terhadap istrinya adalah suatu kewajiban yang telah ditetapkan oleh syara’, apabila seorang suami tidak memenuhi kewajiban tersebut, maka nafkah tersebut adalah sebagai hutang yang wajib dibayar oleh suami kepada istrinya meskipun telah lewat waktu, pertimbangan ini dikuatkan pula dengan pendapat ahli hukum Islam yang termaktub dalam Kitab Syarqawy ‘alat tahrir juz II halaman 308 yang berbunyi : Artinya : “Semua nafkah menjadi gugur sebab kadaluarsa, kecuali nafkah istri,

bahkan menjadi hutang yang harus ditanggung oleh suami”;

Menimbang, Penggugat menuntut nafkah iddah kepada sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah), dalam hal ini Pemohon/Tergugat Rekonvensi sama-sekali tidak menyatakan ketikak sanggupannya mmbayar nafkah iddah tersebut, dan pertimbangan ini sebagaimana pertimbangan pada nafkah madliyah tersebut di atas, bahwa Termohon yang pergi meninggalkan tempat kediaman bersama tidak berhak pula mendapatkan nafkah iddah dan dalam hal ini Majelis Hakim secara ex officio menetapkan sendiri nakah iddah tersebut sama besar perbulannya sebagaimana nafkah madliyah di atas, yaitu sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), sehingga menjadi sebesar Rp 600.000,00 x 3 bulan = Rp 1.800.000,00 (satu juta delapan ratus ribu rupiah), dan Tergugat Rekonvensi dipandang cukup mampu membayar nafkah iddah tersebut;

Menimbang, bahwa Penggugat menuntut mut’ah berupa uang sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah), dan Tergugat telah menyatakan kesanggupannya memberikan mut’ah berupa uang kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan oleh karena antara tuntutan Penggugat Rekonvensi dan kesanggupan Tergugat Rekonvensi tidak menemui kesepakatan dan oleh karena perceraian ini adalah semata-mata atas kehendak Tergugat, sementara Penggugat Rekonvensi tidak menghendaki adanya perceraian, maka dalam hal ini Majelis Hakim

(12)

kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah), dan Tergugat Rekonvensi dipandang cukup mampu membayar uang mut’ah tersebut;

Menimbang, bahwa uang mut’ah sebagaimana tersebut di atas adalah sangat logis, mengingat seorang istri yang dijatuhkan talak atasnya menanggung beban moral di tengah-tengah masyarakat dengan menyandang predikat seorang janda, oleh karena itu untuk meringankan beban moral tersebut seorang istri harus diberikan mut’ah sebagai pemberian terakhir dan sekaligus sebagai penggembira;

Menimbang, bahwa pertimbangan tersebut di atas dikuatkan pula dengan firman Allah SWT., sebagaimana tersebut di bawah ini :

1. Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 241, yang berbunyi :

Artinya : “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh

suaminya) mut’ah (pemberian) menurut yang ma’ruf”.

2. Al Qur’an Surah Al Ahzab ayat 49, yang berbunyi :

Artinya : “Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pepberian dan lepaskanlah mereka secara baik”.

Menimbang, bahwa Penggugat juga menuntut Tergugat agar memberikan nafkah atau biaya hidup kepada seorang anak yang lahir dari perkawinan Penggugat dan Tergugat bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari, untuk setiap bulan sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan terhadap tuntutan tersebut Rergugat Rekonvensi telah menyatakan kesanggupannya sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa oleh karena tidak ada kesepakatan yang dicapai tentang nafkah seorang anak tersebut, dan dalam hal ini Majelis Hakim menetapakan sendiri dengan berpedoman kepada kelayakan dan kepatutan biaya hidup seorang anak dan dengan mengukur kepada kemampuan Tergugat yang bekerja secara wiraswasta, minimal sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan, hingga anak tersebut dewasa/mandiri;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 105 huruf ( c ) Kompilasi Hukum Islam, dalam hal terjadi perceraian “biaya pemeliharaan ditanggung oleh

(13)

hukum Islam yang terdapat dalam Kitab I’anatut tholibin Juz IV halaman 99 yang berbunyi :

Artinya : “Anak yang masih mempunyai ayah dan ibu, nafkahnya menjadi

kewajiban ayahnya”.

Menimbang, bahwa semua yang telah ditetapkan oleh Majelis Hakim sebagaimana yang tersebut dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas akan dicantumkan dalam amar putusan perkara ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka gugatan Penggugat dapat dikabulkan;

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka biaya perkara ini seluruhnya dibebankan kepada Pemohon/Tegugat sesuai ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009;

Menimbang, bahwa hal-hal yang tidak dipertimbangkan dalam putusan ini dinyatakan dikesampingkan;

Mengingat Undang-undang dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta Hukum Syar’i yang berhubungan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I DALAM KONVENSI

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (YULIATIN HASANAH binti ACMAD MUNIR) di depan sidang Pengadilan Agama Situbondo ;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Situbondo, menyampaikan salinan penetapan ikrar talak perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah meliputi tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta wilayah dilaksanakan pernikahan Pemohon dan Termohon, guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

DALAM REKONVENSI

(14)

2. Menghukum kepada Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi, berupa :

2.1. Nafkah madliyah sebesar Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah);

2.2. Nafkah iddah sebesar Rp 1.800.000,00 (satu juta delapan ratus ribu rupiah);

2.3. Uang mut’ah sebesar Rp 5000.000,00 (lima juta rupiah);

4.4. Nafkah seorang anak dari hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK KANDUNG, umur 10 hari, minimal sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus puluh ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa/mandiri;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Membebankan biaya perkara ini kepada Pemohon sebesar Rp. 391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

Demikian dijatuhkan putusan ini di Situbondo pada hari Senin, tanggal 18 Mei 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 29 Rajab 1436 Hijriah, oleh Drs. RAMLI, MH., sebagai Hakim Ketua Majelis, MAWARDI, S.Ag. M.Hum., dan HIRMAWAN SUSILO, SH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan ini dibacakan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dihadiri oleh para Hakim Anggota dan dibantu oleh M. NIDZAM FICKRY, SH., sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh Pemohon/kuasa hukumnya dan Termohon;

Hakim Anggota I, Hakim Ketua,

MAWARDI, S.Ag., M.HUM. Drs. RAMLI, MH. Hakim Anggota II,

HIRMAWAN SUSILO, SH.

(15)

M. NIDZAM FICKRY, SH. Perincian Biaya Perkara :

1. Biaya Pendaftaran :Rp 30.000,- 2. Biaya ATK Perkara :Rp 50.000,- 3. Biaya Panggilan :Rp 300.000,- 4. Redaksi :Rp 5.000,- 5. Materai :Rp 6.000,- --- Jumlah Rp 391.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Sa matandang apartment sa Doroteo Jose, kumatok siya at nagtanong tungkol sa babaeng nagngangalang Misi Cruz na kumuha kay nobya niyang si Ligaya, ngunit isang lalaki ang nagbukas

Koefisien Konsentrasi Regional dapat dihitung berdasarkan output wilayah, yakni PDRB. Berdasarkan nilai PDRB Provinsi Riau, maka dapat dihitung nilai KKR-nya. KKR adalah

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa wafer pakan komplit berbasis ampas sagu dengan penambahan urea menunjukkan nilai tertinggi dari pada perlakuan dengan penambahan tepung

Badan inklusi terdapat lipid, glikogen, besi (Fe) dan Seng (Zn). Makroglia disebut juga sebagai astroglia. Sel ini secara embriologis berasal dari ektoderm yang termasuk

PERTAMA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh unit kerja di lingkungan Arsip

Diberitahukan kepada Jemaat bahwa akan dilayankan Sakramen Perjamuan Kudus pada hari Minggu, 2 Juli 2017 dalam ibadah pkl. Bertempat di gereja Pembina Pdt. 3) Bagi warga Sidi

Kegiatan pembiasaan dalam penanaman nilai karakter kearifan lokal di SMA Muhammadiyah Kasongan beragam, bisa di dalam kelas maupun di luar kelas, seperti yang dijelaskan

Faktor suggestologi, memaksimalkan modaliti otak, teknik simbolik yang disediakan oleh pendekatan quantum learning adalah merupakan faktor mengapa pendekatan ini